Disuatu ruangan tembak, seorang pemuda tampan sedang berfokus pada titik merah ditengah, dan...
DORRR!!!
Pemuda itu tersenyum saat tembakannya tepat sasaran,
“Yoshh, sekarang waktunya pulang, Mama pasti udah nunggu,” Monolog Pemuda itu
Pemuda itu pun berberes dan pergi.
.
.
.
“Mama, aku pulang,”
Seorang wanita berumur setengah abad kurang menatap putra tampannya yang baru datang,
“Mama, lihat, aku membelikan makan malam buat Mama,” Pemuda itu
Wanita itu menghela nafas, “Mama dengar dari Kakakmu jika kamu berkelahi lagi ya,” Wanita itu
“Kakak melaporkan itu ke Mama, huh kejamnya, padahal udah kusuap pakai album grup Koreanya,” Pemuda itu
“Aihh, sejak kita kabur kamu jadi sering berkelahi, kamu jangan melampiaskan kekesalanmu pada orang lain karena kamu kesal pada Ayahmu,” Wanita itu
“Aku bukan hanya kesal tapi marah pada orang itu, bisa-bisanya dia tinggal bersama Keluarga kita padahal dia tak ada hubungan darah dengan kita,”
“Tapi dia adik tiri dari Kakak Perempuan Pertamamu, Kenzie Ginanjar,”
Pemuda tampan yang adalah Kenzie Ginanjar, berusia 16 tahun, Putra Pertama Sera dan Julian, serta merupakan Pewaris Utama Keluarga Ginanjar itu melipat tangannya didepan dada dengan kesal,
“Bukan karena si Eknath saja, tapi anak-anak dia yang lain juga ikutan hadir, aku benar-benar muak saat mengingat hal itu, gara-gara mereka kita harus terpisah, Mama terpisah lagi dari Ayah dan aku terpisah dari Kedua Kakakku, Kak Serena dan Serlian, bahkan aku meninggalkan 5 adik kecil manisku disana,” Kenzie
Wanita yang adalah Sera itu menghela nafas,
“Kamu yang memilih ini kan, kenapa sekarang kamu yang mengomel??” Sera
“Aku tau, karena itu aku kesal, kenapa pula Ayah menerima orang itu dalam Keluarga kita, aku bahkan jadi tak bisa bertemu adik-adikku yang tertinggal di Rumah di Bali, sungguh menyebalkan,” Kenzie
“Ahhh anak ini, gak pernah berubah dari dulu. Tapi walau kamu begitu kukuh selama 3 tahun ini, kita harus segera kembali, tanpa Pamanmu Ezhar atau Ayahmu, kita tidak akan bisa bertahan hidup, ditambah, Mama harus segera operasi kan,” Sera
“Memang Ayah tau tentang penyakit Mama, ngak kan? Walau aku harus menjual tubuhku sekalipun, aku gak akan biarkan Mama bersama Pria yang sudah melupakan Istrinya demi wanita lain!!” Kenzie marah
“Mama tau, sepertimu, Mama juga gak mau ada orang asing di Keluarga kita, tapi setiap Manusia ada batasnya, sekarang ini, jika kamu gak mengeluarkan rasa egomu, kamu akan terpojok sendiri Kenzie. Kamu harus ingat ini baik-baik, ada saatnya manusia harus menundukkan kepalanya," Sera menasehati
Kenzie pun pergi,
“Anak itu gak pernah berubah ya, bisa-bisanya dia mau melawan Ayahnya sendiri,” Lirih Sera.
.
.
.
Ditaman kota, Kenzie mencoba menenangkan diri disana, Kenzie mencari tempat di sudut yang sepi, Kenzie terduduk di rerumputan dan angin sore berhembus lembut,
“Tabungan yang kupunya tinggal sedikit, apakah aku harus menjadi model lagi?? Tidak, Ayah akan tau keberadaanku jika aku jadi model, kalau jadi hacker, Mama akan marah karena aku mendapatkan uang dari menyabotase bank, jadi bodyguard akan merepotkan, aku gak mau terluka untuk orang asing, jika aku harus mati, itu harus demi Keluargaku,” Monolog Kenzie
Kenzie mengambil ponselnya dan melihat daftar kontak,
“Minta bantuan Paman Ezhar juga kagak guna, Paman Ezhar pasti akan memberitahu Ayah, jika Kakek, Kakek bisa tambah sakit, aku gak boleh nambah beban, hmmm... Kak Agus atau Kak Juna juga gak guna, masa minta bantuan ke para adik sih, aku sebagai Kakak gak punya harga diri lagi jika merepotkan adik-adiknya. Masa ke Olivia sih?? Ah ngak-ngak,” Kenzie
Kenzie tak sengaja melihat aplikasi pinjaman online,
“Mama akan memukulku jika tau aku pinjol. Arghhhhh, apa yang harus kulakukan,” Kenzie frustasi
Kenzie pun memilih pergi.
.
.
.
Di Bali, seorang gadis gembul menguap besar di ruang tamu, seorang pria tua datang dan mendekati gadis itu dengan bantuan pria paruh baya yang mendorong kursi roda pria tua itu,
“Kamu udah pulang kuliah, Serena?”
Gadis yang adalah Serena itu,
“Kakek, kenapa Kakek ada di luar?? Kakek bisa tambah sakit, gimana sih Paman Alan?? Paman seharusnya menjaga Kakek dengan baik tapi Paman membawa Kakek keluar kamar dan terkena udara kotor,” Serena
Alan meringis saat dimarahi oleh keponakannya,
“Jika bukan Kakekmu yang minta, Paman juga gak akan membawa Kakek keluar huh,” Alan
“Aihhh, Kakek, Kakek itu udah tua, duduk diam saja, Ayah bekerja untuk pengobatan Kakek, jadi Kakek jangan nyari penyakit lain, ngerti Kakek??” Serena mengomel
“Kamu dan Mamamu emang gak ada bedanya, demen banget ngomel, sebaiknya kamu ganti bajumu sana,” Suta
“Huh, Kakek selalu gak mau dengerin, bikin kesel deh,” Gerutu Serenap
Serena pergi sambil ngedumel,
“Pfft, Serena emang anaknya Sera, hanya Tuhan yang tau kenapa mereka berdua sangat persis,” Alan
“Kau sudah lupa Alan, gak hanya 1, tapi ada gadis lainnya yang gen sifat Sera menurun sempurna,” Suta
“KAKEKKKKKKKKKKKKKKKK,”
Suta dan Alan pun refleks menutup telinga mendengar teriakan dari anak perempuan berumur 7 tahunan,
“Oi, urusai* baka*,” Sontak Serena
*Urusai : Berisik (Terjemahan dari Bahasa Jepang)
*Baka : Bodoh (Terjemahan dari Bahasa Jepang)
Anak perempuan itu mendekat ke Kakek dengan berkacak pinggang,
“Kakek, Kakek itu masih sakit, istirahat yang banyak, Kakek udah tua, jangan banyak ngambil kerjaan,”
“Dimana sopan-santunmu pada Kakek, Fay,”
Suta dan Alan serta para anak yang lain menatap Julian yang baru datang setelah memarkir mobilnya,
“Julian, sudahlah, jangan terlalu keras pada Fay,” Suta
“Kakek yang udah tua aja pinter tapi Ayah malah bodo,” Fay
“Fay, sstt, gak boleh bicara kayak gitu,”
“Aku hanya bilang apa adanya, jika bukan karena orang tua itu, Mama gak akan pergi, aku gak salah apapun Kak Serlian,” Fay
“Iya, kamu gak salah, tapi bersikap sopanlah, kamu kan Peri kecil katanya, mana ada Peri kecil gak sopan, sudahlah, jangan bicara lagi, kamu harus mengerjakan PRmu kan, ayo ikut Kakak,” Serlian
Serlian membawa pergi Fay, Julian menghela nafas berat, Julian menatap anak laki-laki berusia 7 tahunan yang merupakan kembar tak identik Fay,
“Dimana kedua Kakakmu Azka dan Aksa?? Ayah lihat kamu pulang sendiri Kenzo,” Julian
“Apa peduli Ayah?? Ayah bahkan tak mencari Mama, Ayah urus aja para Kesayangan-kesayangan Ayah itu,” Kenzo
Kenzo pergi,
“Pfft uwahahahaha,” Alan tertawa terbahak-bahak
“💢💢💢,” Julian kesal
“Alan, jangan tertawa diatas penderitaan orang lain,” Suta
“Oiiii Ayahhh,”
Julian mendongak dan melihat Serena disana,
“Ada apa Seren??” Julian
“Aku sedang butuh uang, kirimin ya, banyakin ngasihnya, aku ada keperluan penting,” Serena
“Baiklah,” Julian
Tiba-tiba seorang gadis cantik datang,
“Kamu udah pulang, naiklah ke atas, aku sudah memesan pizza dan akan makan bersama saudari yang lain, kamu bergabunglah, Olivia,” Serena
Olivia, gadis yang diselamatkan Julian pun mendongak,
“Maaf Serena, hari ini aku ada les, aku pulang karena lupa bawa seragamnya,” Olivia
“Aigooo, kamu itu udah terlalu pintar Oliv, jangan ngejar Kenzie, dia pintarnya kelewatan, gak bisa dikejar sama iq normal kayak kita,” Serena
Pipi Olivia memerah, “Aku- Aku bukan ngejar Kenzie, aku memang ingin belajar aja, aku ingin masuk Universitas YGS, disanakan butuh kepintaran abnormal,” Olivia
“Jangan memaksakan dirimu Olivia, Paman gak masalah memasukanmu ke YGS jalur biasa, bahkan untukmu jalur bawah juga bisa kalau kamu gak mau Paman mengeluarkan banyak uang, Paman gak mau kamu sakit Olivia,” Julian
Olivia menggeleng, “Ngak Paman, jika masuk YGS dengan jalur prestasi, aku bukan hanya gratis kuliah tapi juga langsung dicarikan kerja,” Olivia
“Ahhh baiklah, jika kamu perlu sesuatu jangan sungkan minta ke Paman, atau ke Serena aja, kamu tau sendiri, Serena yang mengambil alih keuangan rumah ini,” Julian
"Iya Paman, aku mengerti, aku juga akan tetap menjaga kesehatan aku kok, jadi jangan khawatir Paman, hmm, kalau begitu aku permisi ke kamar dulu, aku harus mengambil yang ketinggalan," Olivia
Olivia pun pergi,
“Oi Ayah, Ayah lupa?? Keuangan rumah ini ada sama Serlian, dia yang ngatur, aku hanya minta buat jajan ke warung,” Serena
“Serena, kamu juga jangan bicara dari lantai 2, apalagi ada Kakek disini,” Julian
“Anak broken home itu bebas Ayah, peraturan dibuat hanya untuk dilanggar,” Serena
Serena pergi,
“Serena,” Julian
“Udahlah Julian, jangan teriak-teriak dari lantai 1 ke lantai 2 kayak Serena, semakin hari hubunganmu dengan anak-anak semakin retak, kau harusnya tau sendiri, gelas yang pecah gak akan seperti semula,” Suta
Julian duduk disofa dan menghela nafas,
“Ayah, Ayah juga tak memaafkan aku kan, Ayah sudah memperingatkanku dengan contoh nyata Kak Prayo dan Kak Rini, tapi aku tetap mengulang kesalahan yang sama,” Julian
“Mengeluh pun gak akan ada gunanya, seperti Kenzie katakan sebelumnya, kenapa kau tak nikahin Gladis dan kembali seperti 3 tahun dimana kau meninggalkan Sera,” Alan
“Kau sudah gila Alan? Aku tidak akan mau meninggalkan Sera, aku dan Sera memang belum menikah, tapi hubungan kami sudah terikat erat, aku tidak mau berpisah dari Sera,” Julian
“Jangan serakah Julian, Sera menurutimu karena Sera hanya menginginkan adik baru untuk ketiga anaknya, tapi gak disangka, semua anak yang dilahirkan darimu kembar semua dan membuat rumah ini jadi taman kanak-kanak, huh,” Gerutu Alan
Julian memijat pelipisnya yang pening, namun tiba-tiba ada yang menarik kecil ujung jas Julian, Julian melihat ke bawah dan melihat seorang anak laki-laki usia 3 tahun,
“Bilal, kamu keluar menyambut Ayah hm, manisnya,” Julian
Julian menggendong batita itu,
“Gara-gara anak itu Kenzie jadi membawa pergi Sera, kenapa kau gak buat aja sih anak haram itu,” Alan
“Tutup mulutmu Alan, walau Bilal adalah karena jebakan Gladis, Bilal tetap putraku, Sera bahkan menerimanya, hanya saja Kenzie terlalu keras kepala dan membawa pergi Sera,” Julian
“Aihh sudahlah, jangan bahas itu lagi, sekarang kemana Ezhar, tumben belum pulang,” Suta
“Ezhar sedang memilihkan mobil yang cocok untuk Arya, kan sudah saatnya Arya punya mobil sendiri,” Julian
“Bukannya usia Arya masih belum boleh naik mobil,” Suta
“Gak papa Ayah, aku aja belajar naik mobil saat kelas 6 SD, Arya hanya akan berkendara di sekitar rumah aja kok, jika melebihi itu, aku sendiri yang akan menyita mobilnya. Oh ya, aku harus mengajarkan Serena dan Serlian naik mobil juga, sebelum itu aku harus menanyakan mobil yang mana yang mereka mau,” Julian
“Kenapa mau beli mobil lagi, mobil yang kamu beli sudah cukup banyak Julian, ingatlah kamu harus menjaga uangmu baik-baik,” Suta
“Aku mengerti Ayah, lagipula aku bekerja keras untuk anak-anak juga. Daritadi aku belum melihat Gemi, dimana Gemini??” Julian
“Menurutmu dimana lagi anak itu kalau ngak di kamarnya, Serena dan Serlian mungkin fotokopi Sera, tapi Gemini itu benar-benar kloning langsungnya Sera, anak itu pemalas sekali,” Alan
“Gemini kan masih kecil, biarkan Gemi berbuat semaunya,” Julian
Julian melihat jam,
“Aku harus mencari Azka dan Aksa, kedua anak itu akhir-akhir ini cukup memberontak,” Julian
“Kami pulang,”
Julian, Suta dan Alan melihat 2 pemuda kecil baru datang dalam keadaan berantakan, dengan dasi tak terpakai, seragam dikeluarkan dan kancing atas seragam tak dikancingi, dengan salah satu yang memakai jas smp dan satunya tidak memakai jas, namun keduanya memiliki kesamaan yaitu luka-luka di wajah tampan mereka,
“Kakek, kami pulang,”
“Kakek, aku membawakan mako kesukaan Kakek,”
Pemuda berjas itu memberikan satu kresek penuh mako,
“Azka, Aksa, kalian darimana saja? Kenapa wajah kalian babak belur begitu,” Julian
“Ayah berisik dah, terserah kami mau melakukan apa aja, kami aja gak ngelarang anak haram itu tinggal disini,” Ujar Azka
“Betul tuh, jadi kau juga jangan mengganggu kami, dasar orang tua,” Aksa
“💢💢💢, Azka-Aksa, dimana sopan-santun kalian, apa begitu cara bicara dengan orang tua?” Julian
“Maybe yes maybe no, memangnya kau orang tua kami hah??” Azka
“Sudahlah Azka, jangan dengerin orang tua itu ngomong apa,” Aksa
“Hm ya juga. Kak Seren tadi chat katanya dia beli pizza, ayo ke atas dan makan pizza,” Azka
“Yokayy,” Aksa
2 Kembar identik itu pun pergi,
“Azka-Aksa!!!!” Teriak Julian
“Julian sudah, jangan berteriak, atau Serena akan marah-marah lagi,” Suta
“Kau itu gak boleh terlalu keras, yang hanya bisa memukul mereka itu hanya Sera,” Alan
“Ahhh, Ayah, aku akan ke kamarku dulu,” Julian
Julian pergi dengan menggendong Bilal,
“Ayah, Ayah sebaiknya istirahat dikamar, suasana rumah tak baik untuk Ayah,” Alan
“Ya baiklah,” Suta
Suta pergi dengan bantuan Alan yang mendorong kursi rodanya.
.
.
.
Malam harinya, di Jakarta tepatnya di tempat kost kecil, Kenzie baru datang setelah bekerja part time,
“Mama, aku pulang,” Kenzie
“Kenzie, akhirnya kamu pulang juga,”
“Eh? Kenapa Tante Audi dirumahku?? Mana Mama??” Kenzie
Audi, sahabat masa kecil Sera, terlihat sedang mengepak beberapa pakaian Sera,
“Itu- Mamamu di rumah sakit, Sera- dia akan melahirkan,” Audi
“APA??? Bagaimana bisa??? Mama bahkan gak bersama Papa,” Kenzie jelas terkejut
“Aku sama terkejutnya kayak kamu pas Sera menelepon, tapi jika kamu ke rumah sakit, mungkin itu akan menjelaskan segalanya,” Audi
“Aku akan pergi sekarang,” Kenzie
Kenzie pergi,
“Anak itu sama menakutkannya seperti Ayahnya,” Audi.
Sampai di rumah sakit, Kenzie langsung bertanya pada suster yang berjaga dimana ruangan Mamanya, saat sudah mengetahui, Kenzie langsung berlari ke sana, dan Kenzie sangat terkejut melihat seorang Pria yang persis seperti Ayahnya, Julian, sedang akan masuk ke ruangan Sera,
“Si-Siapa kau??” Kenzie
Pria itu menatap Kenzie dan lalu tersenyum,
“Aku Ayah Barumu, namaku Yohan,” Yohan.
.
.
.
“Bagaimana bisa Mama menyembunyikan hal sebesar inii?? Jadi, kau adalah adik kembar Ayah yang bernama Yohan,”
Kenzie menatap Yohan yang nampak santay,
“Yaa, 17 tahunan yang lalu, aku diusir dan baru kembali saat Mamamu meminta pada Si Si*lan Julian itu agar aku kembali,” Yohan
Yohan melirik Kenzie yang terdiam,
“Seharusnya aku gak memaki ya,” Yohan
Kenzie mengerti, “Kau jangan memperlakukanku seperti anak kecil yang harus dijauhkan dari kata makian,” Kenzie
“Yaa tapi kau anaknya Sera, Sera akan marah jika ada yang memaki didepan anaknya,” Yohan
“Tapi aku juga anak dari musuhmu kan?” Kenzie
“Anaknya Sera tetap anaknya Sera, mau siapa Ayahnya, selama itu anaknya Sera aku harus tetap berhati-hati,” Yohan
“Jadi, aku harus memanggilmu dengan sebutan apa?? Paman?? Ayah kecil sepertinya cocok, jika kau ingin disebut Ayah,” Kenzie
“Kalau kau bilang cocok berarti itu cocok, lagipula sebenarnya kau mempunyai 3 orang yang bisa disebut Ayah, pertama Ayah kandungmu Julian, kedua aku karena Sera telah melahirkan putri manisku, dan yang terakhir-” Yohan
“Ayahnya Kak Seren, Ayah Sean,” Kenzie
“Kau tau??” Yohan
“Tentu saja, Ayah Sean kembali saat Mama mengandung adik Azka-Aksa,” Kenzie
“Dia sangat jahat, bisa-bisanya dia menggunakan Sera sebagai bahan uji coba obat berbahaya, jika aku bertemu dengannya, aku akan menghajarnya habis-habisan,” Yohan
“Tidak perlu, lagipula Ayah Sean dilindungi Kak Seren,” Kenzie
“Aku baru kembali 2 tahun yang lalu, aku masih belum dapat semua informasi terbaru, jika bukan karena Sera aja, aku pasti masih ada di luar negeri,” Yohan
“Sepertinya Mama sangat menyukaimu Ayah Kecil,” Kenzie
“Aku tidak yakin, walau aku satu-satunya yang pernah berpacaran dengan Sera, tidak ada yang tau siapa yang ada di hati Sera, tapi mungkin kamu dan saudaramu yang lain adalah belahan hati Sera, jika aku ingin mendapatkan Sera kembali, hanya dengan mengambil hati kalian saja yang bisa membuatku memiliki Sera,” Yohan
“Andai Ayah Julian sepertimu, dia Ayah Kandungku, dia memiliki hubungan dengan Mama, tapi dia juga memiliki anak dengan orang lain,” Kenzie
“Kau bisa menganggapku sebagai Ayahmu,” Yohan
“Yaaa, pilihan Mama lah yang akan menjadi Ayahku yang sebenarnya,” Kenzie
Kenzie berdiri,
“Aku akan menemui Paman Axel, Mama koma pasti ada something wrong*, Ayah kecil tetaplah disini jaga Mama,” Kenzie
*Something Wrong (Bahasa Inggris ) : Sesuatu yang salah
Kenzie pergi, Yohan menatap Sera yang koma,
“Sera, tidak mau kah kamu merawat anak kita ini??” Lirih Yohan.
.
.
.
Malamnya...
Julian baru saja selesai menerima telepon yang membuatnya tercengang, Julian pun menemui Suta yang sedang berkumpul bersama Para Cucunya,
“Ayah, aku harus ke Jakarta sekarang juga,” Julian
“Eh? Kenapa??” Suta
“Iya Ayah, ajak kami juga dong,” Fay
“Besok kalian kan ada sekolah dan kuliah, dan Ayah pergi bukan untuk jalan-jalan, Ayah akan menjemput Mama kalian,” Julian
“SUNGGUH????!!!!!” Sontak semuanya
“Iya, walau, sepertinya Mama dalam keadaan koma saat ini,” Julian
“Ayah, apa yang terjadi pada Mama???” Serena
“Ayah, katakanlah sesuatu,” Fay
Julian hanya bisa terdiam, saat Julian merasakan tarikan kecil yang dilakukan seorang batita,
“Gemini,” Lirih Julian
“Ayah, Mama cakit??” Gemini
“Sebenarnya, Paman Axel menelepon, dia mengatakan jika Kenzie menghubunginya dan memintanya memeriksa Mama, namun Paman Axel ada di Bali, karena itu dia meminta Ayah membawa Mama kembali ke Bali secepatnya,” Julian
“Paman Axel hanya seorang dokter, kenapa Kak Ken tidak menelepon Ayah dari awal??” Aksa
“Seseorang yang memiliki harga diri tinggi seperti Mama kalian tidak akan pernah melirik orang yang ia benci walau apapun yang terjadi,” Celetuk Alan
“Pfft,” Serena
“Serena, Mamamu dalam kondisi tak sehat dan kamu masih bisa tertawa??” Julian
“Yaaa, mau bagaimana lagi, Mama dari awal sudah sakit tapi Kenzie membawa Mama pergi sehingga Mama tak dapat perawatan, siapa yang harus disalahkan?? Tentu saja Ayah,” Serena
“Jika bukan karena Ayah kandungmu maka Mama pasti masih normal Seren,” Julian
Serlian merasa suasana Serena menjadi berubah,
“A-Ayah, ada baiknya Ayah pergi sekarang dan bawa Mama kembali, aku akan mengurus sisanya disini,” Serlian menengahi
Julian pun pergi,
“Aku pun tak minta dilahirkan dari pria seperti itu,” Lirih Serena
“Serena, tidak apa, kamu adalah kesayangan Sera, hanya itu yang kamu harus tau,” Ujar Ezhar sambil mengelus kepala Serena
“Nah, sekarang waktunya kalian semua mengerjakan tugas sekolah, karena Monster Mommy akan pulang, jika kalian tak menyelesaikan PR, kalian yang akan diselesaikan,” Alan
“PR kami sudah selesai dari awal Paman,” Azka
“Benar, kami tidak seperti seseorang yang masih minta diajarkan oleh orang lain,” Ujar Aksa sambil menatap malas 2 saudara kembar lainnya
Anak kembar Julian dengan Gladis hanya bisa menunduk muram,
“Aksa, bukannya ada aturan jika tidak boleh membedakan saudara disini, Mama sendiri yang buat peraturan itu, ya kan Dafa-Farro??” Ujar Eknath
“Hei hentikan, jika kalian tak dihentikan, kalian bisa berkelahi, ada Kakek kalian disini, hormati Kakek kalian ini,” Ezhar
“Jika bukan karena Kakek, aku akan-“ Azka
“Kau akan apa hah?? Kau itu hanya dipandang karena Kakakmu Kenzie, jika Kenzie tak ada, Serlian pun tak punya kedudukan,” Eknath
“Kau!!” Teriak Azka
“Azka, hentikan, lihat Gemini ketakutan,” Serlian
Azka menatap Gemini yang bersembunyi di balik anak kedua Rini dan Ezhar yang bernama Rully, Azka dan Aksa mencoba menenangkan diri dan mendekat ke Gemini,
“Gemi, kita main di kamar Kakak yuk, Kakak punya mainan baru untukmu,” Azka manis
Gemini tidak berkutik,
“Kalau coklat kamu mau?? Kakak punya banyak coklat,” Aksa
“Coklat??” Gemini
2 Kembar itu mengangguk,
“Aku mau,” Gemini semangat
“Ayo kita ke kamar, Kakak akan berikan,” Azka
Gemini mengangguk dan Azka pun menggendong Gemini, mereka bertiga pun pergi,
“Nath, bisakah kau tak mencari masalah dengan Si Kembar A itu?? Sehari aja, sifat pengganggumu itu yang membuat Kenzie sangat membencimu,” Serena
“Hm?? Mereka yang mulai kan?? Aku hanya membela saudara beda Ayahku aja,” Eknath
“Sudah cukup, kalian sebaiknya kembali ke kamar, tanpa Sera, acara kumpul Keluarga hanya ada pertengkaran,” Alan
Eknath pun pergi seperti tak terjadi apapun,
“Beruntung ada Gemini, jika tidak siapa yang bisa menghentikan saudara kembar identik itu,” Arya
“Kalian lupa?? Azka dan Aksa yang meminta adik perempuan baru setelah Fay lahir, karena Kenzie yang selalu mendominasi Fay, mereka cemburu dan menginginkan adik perempuan lagi,” Juna
“Hehehe, keimutanku dan adik Gemi itu tanpa batas, ya kan Paman??” Fay ke Alan
“Tentu saja, keponakanku yang paling imut. Sekarang, kamu dan Kenzo tidur sana, kemungkinan besar besok kalian bisa bertemu Kakak Kenzie lagi,” Alan
“Sungguh???” Kenzo
“Iya, sekarang ke kamar kalian ya,” Alan
“Okee Paman, ayo Kenzo,” Fay
Fay dan Kenzo pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!