NovelToon NovelToon

Tirai Kasih yang Terkoyak

Bab 01: Tragedi di Malam Pesta Ulang Tahun

“Kamu cantik sekali Angelina,” puji Rahmano pada kekasihnya ini.

“Huhh…jadi baru sekarang kamu sadar, masa sudah dua tahun pacaran kamu tak sadar!” sungut Angelina manja.

Rahmano tertawa dan kini dua sejoli ini bergandeng tangan, Rahmano dan Angelina sudah memutuskan setelah Angelina wisuda sarjana kedokteran, mereka akan melangsungkan pernikahan.

“Haiiii honeyyy…wuihh akhirnya kamu datang juga, sini ayo masuk, eh sorry ada ayank kamu, Rahman ayo masuk!” sambut Mira ramah, yang malam ini berpenampilan bak putri barbie, malam ini adalah ultahnya yang ke 22 tahun.

Bunyi house musik dan asap rokok langsung menyambut Angelina dan Rahmano saat masuk ke dalam pub mewah ini, merekapun berbaur dengan tamu-tamu lainnya, yang rata-rata di dominasi anak-anak muda seumuran mereka.

Angelina sebenarnya bukan orang yang hobby dugem, apalagi pesta hichgclass begini, karena ia sadar diri bukan orang kaya raya seperti Mira.

Tapi dia tak enak hati karena Mira adalah sahabat baiknya dan suka menolongnya, terutama soal finansial, karena Mira anak seorang pejabat sekaligus pengusaha.

Tiba-tiba Rahmano mendapat telpon dan diapun permisi keluar pub sebentar untuk menerima telponnya.

Tak sampai 10 menitan, Rahmano balik lagi dan menemui Angelina yang sedang ngobrol ringan dengan salah seorang temannya.

“Ange, aku harus pulang, ibuku mendadak pingsan dan kini sedang di bawa ke rumah sakit oleh adiku!”

“Oh ya…aku gimana, apa aku harus ikut, kan ibu sakit?” Angelina kebingungan, dia terpaksa agak nyaring bersuara, karena suara sangat bising oleh lagu-lagu dari seorang DJ terkenal.

“Tak usah, kamu di sini saja, tak enak dengan Mira, kalau ibu sudah baikan, aku akan balik lagi ke sini, sekalian jemput kamu!”

Angelina dan Rahmano berpisah, di depan pub dan setelah punggung Rahmano hilang, Angelina pun berbalik, saat itulah tanpa sengaja dia menabrak seseorang, gelas berisi minuman pun tumpah kena baju orang ini.

“Heiii perempuan, lihat-lihat kalau jalan,”

Bentakan kasar dari pria yang barusan di tabrak membuat Angelina kaget bukan main.

“Ma-maafff…saya tak sengaja!”

Angelina langsung pucat serta kaget setengah mati, karena bentakan ini sangat kasar oleh orang yang tak sengaja ia tabrak ini.

Lalu dengan terburu-buru Angelina mengibas-ngibaskan baju orang yang terkena tumpahan air minumannya.

“Ahh…sudah..sudah…mana bisa kering pakai tisu itu!” sentak pria ini masih marah.

Saat itulah keduanya saling bertatapan.

Si pria ini melongo melihat kecantikan Angelina, Angelina juga menatap kagum betapa tampannya pria muda ini, dengan tubuh tinggi kokoh.

Sayangnya…kasar dan wajahnya itu, bak wajah seseorang yang biasa melihat mangsa, terutama wanita-wanita cantik.

“Heiiii ada apa..kenapa Angelina..?”

Mira tiba-tiba datang dan menegur sahabat baiknya ini.

“A-anu Mir...aku tak sengaja menumpahkan minuman pada dia ini saat berbalik tadi!” sahut Angelina masih gugup, karena dia baru pertama di bentak seseorang, ayah ibunya pun termasuk Rahmano sangat lembut padanya.

“Ehh kamu Radin, ku pikir kamu tak datang!”

Tiba-tiba Mira malah langsung memeluk pria tampan ini, si pria ini justru menatap Angelina dengan tatapan bak kucing melihat anak tikus.

“Angelina, kenalkan ini Radin Sasmita…ssstt jangan dekat-dekat dengannya yaa, dia terlalu berbahaya bagi wanita-wanita cantik, dia ini sepupuku Ange!” seloroh Mira.

“Ohh Angelina namanya, baiklah tak apa, lupakan yang tadi yaa, sorry kalau aku tadi bentak kamu!”

Pria tampan ini mencoba ramah, lalu menyodorkan tangannya pada Angelina, agak ragu Angelina menerima uluran tangan Radin Sasmita. Hatinya masih terlalu kaget dengan bentakan tadi.

“Ayoo masuk ke dalam, acara mau mulai nih, eh si Rahmano pacar kamu di mana?” tanya Mira.

Sambil jalan Angelina menceritakan kenapa tunangannya itu pergi, Radin dari belakang mengikuti langkah kedua gadis cantik ini, pandangannya tak lepas dari punggung Angelina.

Radin Sasmita anak seorang crazy rich dan calon pewaris usaha besar milik papanya, yang beromset hampir 250 trliun, Mira adalah sepupunya, karena ibu Mira adik dari ayahnya, Rudi Sasmita.

Radin Sasmita bujangan berusia 27 tahun, sangat fuckboy dan arogan, dia lulusan sekolah London dan satu tahun yang lalu sudah jadi bos di perusahaan papahnya.

Walaupun berwajah tampan bak artis mengalahkan artis tampan Rezky Aditya, tapi kelakuan playboy dan arogannya sangat menonjol, dan ucapan Mira ada benarnya, dialah bujangan yang harus di hindari semua wanita baik-baik, atau berakhir kecewa.

“Hmm…cantik juga teman si Mira ini,” batin si fuckboy ini.

Angelina melihat sendiri bagaimana Radin bersikap sangat manis pada semua wanita-wanita cantik, bahkan tak segan berdansa dan berpelukan.

Angelina hanya angkat bahu dan tak memperdulikan ulah sepupu Mira ini, tuh dia juga tak kenal.

“Angelina…kok sendirian…masih marah ya tadi saya bentak, sekali lagi, maaf ya?” kagetlah Angelina, si fuckboy ini tiba-tiba mendekati dirinya.

“Tak apa..sudah ku maafkan, ya aku sendirian, tunanganku tadi pulang sebentar, nanti ke sini lagi!” sahut Angelina pendek.

“Ehhmm…ini minuman aku bawakan, biar enjoy, kita nikmati pestanya sepupuku ini yaa, aku sengaja lowongkan waktu, tak enak si bawel ini nelpon terus sejak minggu lalu!”

Pria kasar ini mulai bersikap manis.

“Maaf pa Radin, saya tak biasa minum alkohol…terima kasih!”

Radin tersenyum sinis melihat penolakan gadis cantik ini. saat melihat seorang waitress membawa minuman, Radin mengambil dua gelas dan menawarkan lagi pada Angelina.

“Ini bukan minuman beralkohol, ini wine...terima lah!”

Kali ini Angelina terpaksa menerima. Radin pun pergi dari hadapan Angelina, lalu dia mencari tempat duduk dan hanya melihat ratusan tamu undangan aseek bergoyang mengikuti irama house musik.

Angelina mulai tak betah, dia sadar ini bukan dunianya, mata ****** Radin terus menatapnya dari tadi, walaupun sedang berdansa dengan seorang wanita cantik, lelaki fuckboy ini sudah terpanah dengan kecantikan Angelina, dia tak peduli Angelina sudah bertunangan.

Angelina tak jadi keluar, saat Mira menariknya dan menawarinya minuman, Angelina tak kuasa menolak, dia terpejam karena baru pertama kali minum minuman beralkohol.

Satu gelas kecil ini berpindah ke perutnya, dalam hitungan menit, pandangannya mulai berubah, jalannya sempoyongan.

Radin langsung melepaskan pelukan seorang wanita cantik centil, dia buru-buru menahan tubuh Angelina dan memapahnya ke kursi.

“Minum ini, biar kamu tak goyang, ini minuman bikin seger!”

Angelina yang sudah mulai goyang tanpa pikir panjang langsung meneguk dan beberapa saat kemudian, kepalanya mulai melayang-layang.

“Kamu mau keluar, biar puyengnya berkurang?” tawar Radin.

Angelina menatap wajah pemuda tampan ini, lalu mengangguk lemah, akal sehatnya mulai tak jalan, pengaruh minuman beralkohol mulai mempengaruhinya.

“Mira aku bawa Angelina keluar dulu yaa, kasian dia pusing!”

“Oke Radin, Ange jangan di apa-apain yaa, dia sudah punya tunangan, dia itu anak baik!” pesan Mira, Radin langsung tertawa mendengar ucapan sepupunya ini.

Radin lalu memapah tubuh Angelina, pria muda ini makin mabuk mencium harum dan lembutnya tubuh gadis yang ia papah ini.

Pria ini sudah tak ingat lagi peringatan sepupunya itu, otaknya yang sudah terpengaruh minuman keras dan harumnya tubuh Angelina membuat pikiran kotornya lebih dominan.

Radin kini membawa Angelina masuk ke sebuah kamar hotel mewah, karena pub ini merangkap hotel bintang 5, sesampai di kamar pria yang baru di kenalnya tersenyum licik dan tertawa kecil.

*****

BERSAMBUNG

Bab 02: Tirai yang Terkoyak

Setelah meletakan tubuh lunglai di ranjang, pemuda tampan ini kembali tersenyum puas, sambil melepas pakaiannya satu persatu, hingga polos.

“Hemm…saatnya kita terbang ke angkasa sayang…!”

Radin lalu melepas pakaian Angelina. “Wow…gila, perpeck sekalinya,” gumamnya tanpa sadar, walaupun setengah mabuk, tapi soal wanita Radin cepat nyadar.

Pemuda tampan ini  bak serigala melihat mangsa yan siap di cabik-cabik, melihat betapa sempurnanya tubuh Angelina.

Antara sadar dan tidak, Angelina merasakan seluruh tubuhnya di pegang pemuda ini.

“Ja..jangann...lakukan…to-tolong…aku wanita ba-baik-baik..!”

Suara Angelina lirih, tapi anehnya tangannya malah lunglai tak ada daya, Radin justru makin bersemangat, suara lirih itu bak lagu yang indah baginya!

Pikiran Angelina antara menolak dan menerima, apalagi saat pria ini sudah sangat jauh berbuat lebih.

Angelina bak melayang ke angkasa, ini sesuatu yang baru, karena dia dan Rahmano tunangannya tak pernah sampai sejauh ini. Mereka paling hanya kiss biasa dan itupun tak sampai melanggar norma-norma kesopanan.

Tapi malam ini, tanpa bisa di cegah, pria ini yang baru dikenalnya ini telah melampaui batas kesopanan, bahkan kadang cenderung kasar.

Namun, anehnya Angelina bak terlena dan sangat menikmati hal ini, seakan-akan dia menemukan hal yang baru bersama pria ini.

Malam ini bagi  bagi Angelina ini adalah malam jahanam yang merubah dirinya selamanya.

Usai itu, Radin Sasmita terdiam sesaat.

“Gila…ternyata perawan ternyata ni anak, kupikir….ahhh sudahlah!” gumamnya tanpa sadar.

Tapi pemuda tampan ini cuek, tanpa ada rasa kasian, karena otaknya masih dipengaruhi alkohol, dia langsung berpakaian dan dengan entengnya melempar dua gepukan uang dii atas kasur yang bernilai 20 juta. Lalu keluar dari kamar hotel ini dengan senyum penuh kemenangan.

Meninggalkan Angelina yang belum sadar sepenuhnya dari pengaruh minuman keras, hingga sampai paginya.

Angelina bangkit dari kasur…dia merasakan sesuatu yang lain di tubuhnya, sebagai seorang calon dokter kini ia paham apa yang terjadi.

“Jahanam bangsattttt…!” kutuk wanita malang ini sambil menghapus airmatanya.

Dia telah di perkosa seorang pria…dan ia ingat, pria itu adalah Radin Sasmita. Ia kini ditinggalkan seorang diri di kamar ini.

Pria pemerkosanya sudah pergi sejak tadi malam, meninggalkan ia seorang diri, dua butir titik airmata mengalir di pipinya.

“Bangsaattt kamu Radin Sasmita…!” batin Angelina tak pernah berhenti mengutuk perbuatan pria itu.

Saat ia melirik sprei ada bercak-bercak darah dan uang dua gepukan itu, Angelina tak kuasa menahan tangis.

“Aku akan melaporkan kamu ke polisi\, kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu ini\, anji*** kamu Radin…!” teriak batinnya lagi.

Semangat Angelina bangkit, hampir saja dia terjengkang dari kasur, karena berasa sakit di selangkangannya.

Angelina lalu mengambil ponsel nya dari tas nya dan memfoto bercak-bercak darah itu, bahkan gepukan uang itu.

Walaupun hati dan pikirannya kalut tak terkira, tapi Angelina bukan wanita bodoh, sangat pintar malah.

Dengan langkah tersaruk-saruk, ia keluar dari kamar hotel ini, sesampai nya di lobby dia memanggil taksi dan minta di antarkan ke rumah sakit terdekat dan tujuanya melakukan visum di sana.

Dokter yang memvisumnya sampai melongo dan kaget, tapi tak berani bertanya, karena mata Angelina sembab dan bicaranya ketus.

Lalu tanpa banyak pikir lagi, Angelina pergi ke polisi setempat utnuk melaporkan kasus ‘pemerkosaan’ yang ia alami tadi malam.

Dua orang polisi yang menerima laporannya terbelalak.

“Radis Sasmita…memperkosa Anda...mustahil..?” sahut seorang polisi tak percaya, yang di dadanya bernama Yono dengan pangkat Bripda.

“Silahkan anda tak percaya, ini visum dan ini foto-fotonya, dan ini bukti uang 20 juta, dia telah memperlakukan aku bak wanita tuna susila. Kalau anda tak memproses, aku akan mempublis di media sosial, dan resikonya anda akan di pecat, karena tak memproses laporanku!” ancam Angelina dengan tatapan tajam.

Mata yang masih sembab, habis menangis, tapi di hadapan polisi ini Angelina bersikap tegar dan menunjukan dia bukan wanita yang lemah dan.

Semua polisi masih tak percaya, seorang wanita cantik, sangat cantik sekali, melaporkan Radin Sasmita, seorang carzy rich dengan kekayaan tak berseri.

Dengan tuduhan…memperkosa!

Dan bukti pun sangat komplet, foto-foto, uang 20 juta dan hasil visum dokter, ini benar-benar tak bercanda.

Polisi ini pun terdiam, lalu menatap seorang polwan yang ikut mendampingi ke dua polisi ini, dan si polwan yang simpati dengan Angelina langsung mengangguk.

Laporan di terima dan segera di proses!

*****

Tiga hari kemudian…!

Tiga polisi menatap wajah pemuda tampan yang menerima mereka di ruangan kerja mewahnya dan kini serius membaca surat yang mereka bawa.

“Jadi…aku mau di tangkap…karena tuduhan memperkosa seorang wanita bernama Angelina?” ceplos Radin seakan tak percaya.

Radin langsung melonggarkan dasinya yang serasa mencekik leher, tuduhan ini tak main-main, dan pastinya sangat memalukan, ia di tuduh memperkosa!

“Betul pa Radin, wanita ini telah melaporkan anda, dia punya bukti visum dan foto-fotonya, alat bukti lengkap pa Radin…maaf!”

Si polisi ini masih sopan, apalagi dia tahu siapa pemuda di depannya ini. Seorang yang biasa menggunakan kekuatan uangnya untuk menunjukan kuasanya.

“Bulshit…siapa sih wanita ini…!” sentak Radin berdiri dan masih kaget, tuduhan ini tentu saja sangat serius buat dirinya.

Kedua polisi ini terlihat sabar saja melihat Radin kini berjalan bolak balik di ruangan kerjanya yang mewah.

“Kalian tunggu sebentar!” Radin mencoba bernegosiasi, ketiga polisi ini mengangguk. Pria tampan ini ternyata menelpon seorang sahabatanya, dan ia pun berbicara singkat dan meminta sahabatnya itu datang segera.

“Darurat dan sangat memalukan, cepat kamu ke sini!” sentak Radin kesal.

Tak lama kemudian datang lah seorang pria yang juga pengacaranya. Sang pengacara sampai mau tertawa melihat tuduhan yang baginya tak masuk akal ini.

Seorang wanita mengaku telah di perkosa bosnya yang tampan, kaya raya dan sangat berkuasa ini.

“Seharusnya, wanita-wanita itulah yang memperkosa dia, ini hebat, siapakah wanita itu?” ceplos Cokro SH, sang pengacara sambil senyum-senyum sendiri, benar-benar sesuatu yang aneh dan tak masuk di akal baginya.

“Maaf pa Radin dan pa Cokro, kami tak banyak waktu, saat ini juga kami harap bapak berdua mau bekerja sama dengan kami, pa Radin akan kami tahan untuk pemeriksaan lebih lanjut!” seorang polisi berpangkat AKP kini berdiri dari kursinya diikuti dua rekannya.

Radin akhirnya pasrah, saat tangannya di borgol, dan ketika dia berjalan diiringi 3 polisi, semua pegawainya heboh bukan main.

Radin makin terperanjat, saat di halaman kantornya puluhan wartawan sudah menunggu nya.

*****

BERSAMBUNG

Bab 03: Bikin Geger Satu Republik

 “Cokro, siapa yang ngundang wartawan…!” Radin terlihat panik, hingga langkahnya tertahan di pintu keluar lobby kantornya yang mewah ini.

Namun tiga polisi tetap mendorong tubuh kokohnya agar terus berjalan, menuju mobil patroli mereka.

Radin tak bicara sepatah katapun, dia juga menutupi wajahnya dengan kedua tangannya yang di borgol hingga masuk ke dalam mobil patroli.

Cokro kemudian yang jadi sasaran para wartawan untuk bertanya, Cokro dengan gaya santai bilang, tuduhan pemerkosaan itu hanya fitnah.

“Kami akan lapor balik buat si pembuat fitnah itu, tunggu tanggal mainnya!” ceplos Cokro dengan gaya tengilnya, lalu tersenyum dan penuh percaya diri.

Setelah mobil patroli polisi berlalu, satu kantornya, yakni PT Sasmita Jaya ikutan geger bukan main, bahkan seluruh pegawai antara percaya dan tidak tuduhan pemerkosaan ini.

“Masa iya…kok bisa…bagaimana kisahnya…siapa wanita yang berani melaporkan…?

Itulah pergunjingan hebat di kantor besar bertingkat 25 ini.

Bukan hanya satu kantor yang heboh, bahkan satu Indonesia ikutan geger bukan main, wajah tampan Radin Sasmita langsung jadi headline semua koran cetak dan online, juga TV Nasional.

Semua kaget dan hampir tak percaya, seorang pria sangat tampan, kaya raya dan berkuasa dan ayahnya salah satu dari 100 orang terkaya di Indonesia, di tuduh memperkosa seorang wanita.

Benar-benar sebuah berita besar dan hampir semua orang tak ada yang percaya.

Radin langsung di jebloskan ke dalam tahanan yang lumayan sesak, bercampur dengan para bromocorah lainnya.

Dalam mimpi sekalipun, pria tampan yang sejak kecil sudah sangat di manja ini tak pernah mengira akan begini nasibnya.

Beberapa tawanan menatap wajah tampannya dan juga baju yang ia kenakan saat ini, terang pakaian yang Radin kenakan bukan merek ecek-ecek.

“Kasus apa bung…nge-maling uang rakyat ya?” seorang tahanan bertanya padanya.

 Radin yang termenung menatap orang yang bertanya ini, lalu menggeleng.

“Aku di tuduh memperkosa seseorang…!” cetus Radin apa adanya.

“Apa….ha-ha-ha-ha…! Semua tahanan ikutan tertawa terbahak, tak percaya dengan pengakuan pemuda tampan perlente ini barusan.

Mereka mengolok-ngolok pemuda tampan ini, Radin terpaksa mendongkol dalam hati, dan membiarkan para tahanan ini terus menertawakannya sampai cape sendiri.

*****

Hingar bingar dan breaking news di TV dan media online bukannya meredakan kemarahan Angelina, wanita cantik yang kini mengurung di kamar kostnya hanya bisa menatap TV di kamarnya ini dengan pandangan berapi-api.

“Kamu harus di hukum berat Radin, bangsat sekali kamu…aku tak peduli siapapun kamu, aku siap malu, agar kamu dapat pembalasan setimpal,” gumam Angelina seorang diri.

Telponnya berbunyi, saat melihat yang menelpon Mira, Angelina tak mau mengangkatnya.

Hatinya masih sangat marah, malam jahanam yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya dan menimbulkan trauma di hatinya.

Malam itu mereka dapat undangan pesta ulang tahun Mira di sebuh pub mewah, sahabat Angelina yang satu angkatan, tapi beda jurusan.

Mira mengambil jurusan Ekonomi Bisnis dan mereka sudah bersahabat sejak SMU.

“Awas kalo kamu tak datang, kita putus pertemanan,” canda Mira saat memberi undangan.

Angelina hanya mahasiswi bea siswa dan tinggal di daerah, sejak ayahnya pindah tugas sebagai PNS ke Jakarta, ia dan keluarganya pindah boyongan ke Jakarta dan menempati rumah sederhana, kala Angelina baru lulus SMP.

Rahmano sudah di restui kedua ortu Angelina, pegawai sebuah perusahaan besar di Jakarta ini cinta mati dengan Angelina yang berwajah mirip artis Raisa ini, teduh, cantik dan elegan.

Rahmano punya posisi bagus, dia menjadi seorang asisten manejer dan pastinya masa depannya juga cerah, dan kelak bersanding dengan Angelina si calon dokter, benar-benar pasangan sepadan.

Rahmano walaupun tak terlalu ganteng, tapi berpembawaan tenang dan memiliki wibawa, inilah yang bikin Angelina luluh.

“Aku akan menemanimu datang ke pesta itu!”

Itulah ucapan Rahmano yang akhirnya membuat Angelina tanpa ragu datang. Namun, malam jahanam itu kini membuyarkan angan-angan Angelina.

Sejak geger kasus ini, Angelina melihat tak pernah mengangkat telpon Rahmano lagi, hatinya malu, kesal dan menyesali keputusannya hadir di acara itu.

Rahmano bahkan sudah 3X datang ke kosnya, tapi tak pernah mau ia temui, Angelina sangat malu bertemu tunangannya itu.

Tok..tok..tok…terdengar ketukan di pintunya.

“Ange, buka pintu…ini ibu Yana!”

Angelina kaget, Ibu Yana adalah ibu kost nya, tak enak hati juga Angelina lalu membuka pintunya kamar kosnya.

“Ada apa bu..?”

“Ange, kamu tak apa-apa nak…!” Ibu Yana trenyuh melihat kondisi anak kost nya yang dulu ceria dan humble. Tapi kini berwajah kuyu dan sepertinya kurang tidur, sejak kasus perkosaan ini meledak 5 hari yang lalu.

Kini lebih sering megurung diri di kamar dan hanya saat makan keluar kamar, Angelina juga tak kuliah sampai hari ini.

“Aku baik-baik saja bu…ada apa bu..?”

“Ange...ada tamu ingin bertemu denganmu..!”

Angelina kaget, tapi sesaat kemudian dia terdiam, lalu menggeleng kepala tanda tak mau bertemu siapapun saat ini.

“Ange…dia ngaku pengacara, namanya Cokro!”

“Aku tak mau bertemu siapapun saat ini bu!”

“Ange, orang yang bernama Cokro itu sudah 3X ke sini, temuilah, atau mau ibu temani?”

Angelina terdiam sesaat, setelah menimbang-nimbang, Angelina lalu berubah pikiran, namun ia menolak dengan halus di dampingi ibu kost nya ini.

Cokro adalah pengacara Radin Sasmita, ini yang ke empat kalinya dia datang ke kost Angelina.

Saat melihat Angelina mau menemuinya, Cokro sesaat melongo.

“Gila…ternyata cantik banget ni wanita yang di gagahi si bos, padahal tak pakai make up dan bajunya sederhana, malah jauh lebih cantik dari artis Raisa,” batin Cokro.

Cokro langsung memasang wajah ramah dan senyum, saat Angelina kini duduk di kursi tamu.

Kos-kosan Bu Yana adanya di belakang dan di depan adalah rumah sang ibu kos ini yang ada ruang tamunya, sehingga tak sembarangan lelaki bisa masuk ke kamar kost ini.

“Kenalkan…saya Cokro…pengacaranya pa Radin Sasmita!” Cokro menyodorkan tangannya, tapi Angelina diam saja.

“Langsung saja…apa maksud bapak ke sini?” ketus suara Angelina.

Angelina langsung saja bertanya dan tak suka basa-basi, kaget juga hati Cokro, wanita jelita ini langsung judes.

“Begini dek Angelina…saya di utus pa Radin…tujuannya adalah berdamai!”

Angelina langsung mengangkat wajahnya dan menatap tajam wajah Cokro, hingga pengacara muda ini kaget, tapi dia tetap berusaha tenang dan senyum.

“Hmm…setelah apa yang dia lakukan terhadap aku, lalu ingin berdamai, di mana letak hati nurani bapak sebagai pengacara dan si bangsat Radin Sasmita itu!” sentak Angelina dengan wajah marah dan mata memerah.

Cokro terperanjat, tak dia sangka wanita cantik ini berani bersuara begini, walaupun dalam hatinya Cokro juga memaklumi suasana kebatinan gadis jelita ini.

Setelah terdiam sesaat, Cokro lalu mengambil nafas dan kembali bicara dengan hati-hati.

“Dek Angelina…kalau memang adek mau pa Radin Sasmita bertanggung jawab, saya akan jamin dia pasti akan mau menikahi dirimu!”

“Tidak…siapa sudi mau jadi istri si bangsat itu!”

*****

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!