NovelToon NovelToon

Dicerai Suami, Dibuang Keluarga, Disayang Suami Orang

DSDKDSO BAB 1

Dua minggu setelah pertemuannya dengan Nara, Gandhi Pradana akhirnya menerima perjodohan dengan gadis pilihan Mamanya, Mama Zara, yang bernama Salsa Bella.

Walau Gandhi tidak memiliki perasaan apa-apa pada Salsa, Gandhi tetap memperlakukan Salsa dengan baik, memberikan Salsa nafkah lahir dan batin demi Mama Zara yang ingin segera menimang cucu dari Gandhi dan Salsa.

Tapi sampai tiga bulan pernikahan Gandhi dan Salsa, Salsa tak kunjung hamil. Gandhi pikir mungkin memang belum rejekinya. Mama Zara yang awalnya menggebu-gebu ingin segera menimang cucu dari Gandhi juga tak lagi menggebu-gebu.

Mungkin karena Salsa adalah wanita pilihannya ditambah lagi orangtua Salsa adalah kolega bisnis orangtua Gandhi, makanya Mama Zara yang cerewet dan arogan tidak berani menekan Salsa.

Beda ceritanya kalau Salsa adalah wanita pilihan Gandhi sendiri, jangankan sudah tiga bulan, baru satu Minggu saja kalau Salsa belum hamil, mungkin Mama Zara akan menekan Salsa bahkan akan mengatai Salsa perempuan mandul.

Tapi ternyata pikiran Gandhi salah, yang membuat Salsa tak kunjung hamil sampai enam bulan pernikahan mereka karena ternyata Salsa menanam alat kontrasepsi di rahimnya.

Hal itu Gandhi ketahui secara tidak sengaja saat bertemu dengan temannya yang merupakan bidan di rumah sakit tempat Salsa memasang alat kontrasepsi. Kebetulan teman Gandhi itu bertugas membantu dokter obgyn yang memasangkan alat kontrasepsi di rahim Salsa.

Keributan pun terjadi, karena ternyata Salsa penganut hidup bebas tanpa status pernikahan dan tidak ingin memiliki anak. Salsa menikah dengan Gandhi juga karena terpaksa karena desakan orangtua Salsa.

Sudah tau Salsa seperti itu, tapi Gandhi tidak berani menceraikan Salsa karena sudah pasti Mama Zara akan mengamuk. Dan Salsa pun juga tidak mau menggugat cerai Gandhi dengan alasan orangtuanya.

Karena mereka sama-sama ada di jalan buntu, mereka pun memutuskan untuk pisah ranjang. Salsa bebas melakukan apa yang dia mau dan Gandhi pun juga bebas melakukan apa yang Gandhi mau.

Gandhi tidak pernah lagi memberikan nafkah batin untuk Salsa dan Salsa juga tidak pernah meminta nafkah batin pada Gandhi, karena hasrat sek.sual Salsa sudah terlampiaskan dengan orang lain. Tapi tidak dengan Gandhi, yang sampai detik ini bertahan tidak melampiaskan hasratnya pada wanita panggilan dan lebih memilih melampiaskan hasratnya sendiri.

Kedua orangtua mereka tidak tahu masalah rumah tangga mereka, Gandhi dan Salsa sama-sama menyembunyikan masalah rumah tangga mereka dari para orangtua. Yang para orang tua tahu rumah tangga anak-anak mereka sangat harmonis.

💋💋💋

Solo.

Rumah sakit.

Hari ini dokter kandungan sudah mengizinkan Yunda untuk pulang setelah satu Minggu Yunda berada di rumah sakit pasca melahirkan dengan operasi sesar.

Setelah menyelesaikan urusan administrasi, Rio, suami Yunda pun masuk ke kamar rawat Yunda di kelas tiga.

Padahal kondisi keuangan Rio bisa di bilang berkecukupan karena Rio memiliki lima toko pakaian dan toko pakaian Rio terbilang sangat laris. Tapi Rio malah menempatkan Yunda di kamar kelas tiga.

"Udah beres semuanya, Mas?" tanya Yunda begitu Rio masuk ke bangsalnya.

"Udah, ayo pulang!" jawab Rio ketus.

Mendengar jawaban Rio yang ketus di tambah lagi mukanya yang jutek, Yunda yakin kalau saat ini mood suaminya sedang buruk.

Yunda tak banyak bicara lagi, ia pun berdiri dari duduknya dengan susah payah dan hendak mengambil bayi perempuannya yang baru Yunda lahirkan di ranjang.

"Kamu bawa tas, biar aku yang bawa bayi-nya." ucap Rio.

"Tapi tas-nya kan berat Mas, aku mana bisa bawa yang berat-berat, kan jahitan aku belum kering." jawab Yunda.

"Siapa suruh melahirkan sesar! Udah sana bawa!" balas Rio lalu mengambil bayi mereka dari atas ranjang.

Yunda menghela nafasnya kasar. Dengan berat hati, Yunda pun terpaksa membawa dua tas jinjing yang berukuran besar dan keluar dari kamar rawatnya.

💋💋💋

Bersambung...

DSDKDSO BAB 2

Perumahan Artha Permai.

Kini Rio dan Yunda sudah berada di rumah mereka. Ibu mertua Yunda, Ibu Marni dan Ratna, Kakak ipar Yunda sudah ada disana.

"Bu, Mbak." sapa Yunda.

Ibu Marni dan Ratna hanya membalas dengan senyuman sinis.

"Cepetan taro anak kamu, nanti bau tangan! Kalau udah bau tangan, siapa nanti yang ngurus rumah dan ngurus anak saya!" ucap Bu Marni.

"Iya Bu." jawab Yunda.

Yunda pun berjalan menuju kamar utama.

"Berapa biaya rumah sakitnya?" tanya Bu Marni pada Rio setelah Yunda berlalu dari hadapannya.

"Dua puluh juta lebih sama biaya kamar selama seminggu." jawab Rio dengan wajah kesal sambil duduk di sofa ruang televisi.

"Padahal kelas kamar yang diambil kelas tiga, tapi masih semahal itu, gimana kalau kelas satu apalagi VIP, jebol udah kantong Rio, Bu!" kata Rio lagi.

"Astaga, banyaknya! Emangnya Yunda gak punya asuransi dari pemerintah?" tanya Bu Marni dan di jawab dengan gelengan kepala oleh Rio.

"Gimana sih tuh istri kamu, dia bikin apa aja dirumah, masa bikin asuransi kesehatan aja gak bisa! Harusnya begitu tau hamil langsung di bikin! Kalau kayak gini kan nyusahin suami aja!" sahut Ratna.

"Kalau itu Rio emang larang dia bikin asuransi kesehatan Mbak, menurut Rio rugi lah buat asuransi kesehatan, bayar bulan-bulan tapi gak pernah di pake, terus pembayaran kita itu lari kemana semua?" jawab Rio.

"Lagian Rio pikir Yunda pasti bisa lahiran normal. Eh... gak taunya sesar. Coba kalau lahiran normal, paling juga sejuta-dua juta biaya yang keluar." lanjut Rio lagi.

"Kamu gak salah Yo, emang dasar istri kamu aja yang manja, gak tau ngeden! Teriak sakit lah, gak kuat lah, yang namanya ngelahirin yah emang sakit! Kalau gak mau sakit gak usah beranak!" timpal Bu Marni membela Rio.

"Udah yang di lahirin anak perempuan lagi!" lanjut Bu Marni.

"Udah lah Bu, Rio pusing. Rio mau balik ke toko dulu. Tolong bantu jaga Yunda yah." ucap Rio sambil berdiri dari duduknya.

"Eh... gak lah, males! Suruh aja mertua kamu dateng bantuin istri kamu!" tolak Bu Marni.

"Huh... nambah beban lagi kalau mertua Rio dateng ke sini!" balas Rio.

"Ya udah lah, gak usah kalau gitu, biar aja istri kamu urus dirinya dan anaknya sendiri! Kamu fokus aja cari uang." sahut Ratna.

"Iya bener kata Mbak mu, biar istri kamu urus dirinya sendiri sama anaknya, siapa suruh ngabisin uang suami sampe puluhan juta cuma buat ngelahirin doang!" timpal Bu Marni.

"Yun... Yunda!!!" teriak Rio memanggil Yunda yang ada di dalam kamar.

Di dalam kamar.

Yunda yang sedang menangis karena mendengar perkataan suami, mertua dan iparnya pun beranjak dari duduknya ditepi ranjang dan berjalan menuju pintu sambil menyeka air matanya.

"Iya Mas." jawab Yunda sambil berjalan menghampiri suaminya di ruang televisi.

"Lama benget sih!" omel Rio.

"Maaf Mas, lagi nyusuin." jawab Yunda.

"Aku ke toko dulu." pamit Rio.

"Tapi aku kan baru keluar dari rumah sakit Mas. Kalau aku-"

"Suami mu mau nyari uang buat gantiin uang persalinan kamu! Jadi kamu gak usah larang-larang suami kamu! Siapa suruh manja!" potong Bu Marni.

Yunda terdiam dan menundukkan wajahnya.

"Aku pergi." pamit Rio.

"Ayo Bu, Mbak, biar Rio anter Ibu sama Mbak dulu habis itu baru Rio ke toko." ucap Rio pada Ibu dan kakaknya.

Rio pun jalan lebih dulu keluar dari ruang televisi lalu disusul Bu Marni dan Ratna dari belakang.

Setelah suami, mertua dan iparnya keluar dari rumah, Yunda langsung menangis tanpa suara, bisa-bisanya suami, mertua dan iparnya tega meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Sakitnya jahitan operasi tak sesakit perlakuan suami, mertua dan iparnya saat ini.

Yunda pikir, setelah Yunda memberikan anak dan cucu untuk keluarga ini, suami dan mertua Yunda akan bersikap lebih baik padanya, tapi ternyata tidak.

💋💋💋

Bersambung...

DSDKDSO BAB 3

Pukul 23.00

Oweeeek... Oweeek... Oweeek...

Bayi perempuan yang belum di beri nama itu menangis sejadi-jadinya. Dia kelaparan karena ASI Yunda yang tidak banyak keluar.

"Aaargh... berisik banget sih tuh anak!" kesal Rio. Karena suara tangis anaknya, tidur Rio jadi terganggu, padahal yang menangis adalah anak kandungnya.

"Dia laper Mas." jawab Yunda yang sedang berusaha menenangkan bayi kecilnya dengan cara menimang-menimang.

"Yah susuin lah, gimana sih kamu!" bentak Rio.

"ASI aku belum keluar banyak, Mas, makanya dia laper." jawab Yunda.

"Mas, beliin susu formula dong Mas, yang kecilnya aja." pinta Yunda.

Mendengar itu Rio langsung menoleh ke arah Yunda.

"Apa barusan kamu bilang? Susu formula? Heh!!! Kamu tau kan harga susu formula itu berapa! Mahal Yunda! Tadi siang aku udah ngeluarin uang puluhan juta buat biaya rumah sakit kamu, sekarang kamu suruh aku ngeluarin duit lagi buat beli susu formula! Gak ada, gak ada!"

"Tapi ini kan anak kamu Mas, kok kamu perhitungan gitu sih Mas! Lagian gak seterusnya kok, cuma sampe ASI aku deres aja. Ayolah Mas, nanti anak kita dehidrasi, kalau dehidrasi nanti anak kita masuk rumah sakit." mohon Yunda.

Mendengar kata rumah sakit, otak Rio langsung hitung-hitingan. Rio pun bangkit dari tidurnya dan turun dari ranjang.

"Bener yah cuma sampe ASI kamu deres aja! Awas aja kalau sampai keterusan kamu kasih susu formula!" ucap Rio sambil menunjuk-nunjuk wajah Yunda.

"Iya Mas, bener." jawab Yunda.

Rio pun keluar dari dalam kamar lalu pergi membeli susu formula.

Sesampainya di mini market, Rio si suami perhitungan mencari susu formula dengan harga yang paling murah dan gram yang paling sedikit. Selain susu, sekalian Rio membeli sebungkus rokok yang harganya bahkan lebih mahal dari sekotak susu formula yang Rio beli untuk anaknya. Sangat miris memang!

Rumah.

Sementara di rumah, selagi Rio pergi membeli susu, Yunda sangat kelabakan mengurus bayinya.

"Sabar yah Nak, sebentar lagi Ayah pulang." ucap Yunda sambil menimang-nimang bayinya.

Syuuuur....

Bayi kecil itu pipis. Karena tidak memakai diapers, pipis bayi itu pun sampai membasahi baju Yunda.

Yunda cepat-cepat meletakkan bayinya di ranjang, dan itu membuat bayi kecil itu makin menangis.

"Cup... Cup... Cup, sebentar yah Nak, Ibu ambil dulu celana kamu." ucap Yunda lalu berlari menuju keranjang tempat pakaian bayi-nya.

Cukup lama Yunda mencari celana bayinya, maklum saja stok pakaian bayi hanya tiga lusin dan sejak dari rumah sakit sampai sekarang tidak ada yang mencuci pakaian kotor bayinya.

Tidak usah ditanya kenapa tidak di cuci, karena Rio tidak mau mencuci dan tidak mau juga membelikan diapers untuk anaknya.

"Udah gak ada yang bersih lagi. Pake ini aja deh." gumam Yunda sambil menarik kain lampin. Untungnya masih ada kain lampin yang bersih.

Tanpa memakaikan celana, Yunda hanya menutup bagian bawah bayinya dengan kain lampin.

Setelah menutup dengan kain lampin, Yunda kembali menggendong bayinya dan menyumpal mulutnya dengan gunung syusyu sebelah kiri. Bayi kecil itu diam, tapi hanya bertahan tidak sampai lima menit karena tidak ada ASI di dalamnya. Yunda pun memindahkan bayinya ke sebelah kanannya dan kembali menyumpal dengan gunung syusyu sebelah kanan. Sama seperti di sebelah kiri, gunung syusyu sebelah kanan juga belum terlalu banyak mengeluarkan ASI dan hasilnya tidak sampai lima menit, bayi kecil itu kembali menangis.

Yunda kembali menimang-nimang bayinya sambil mondar-mandir. Tidak usah ditanya bagaimana penampilan Yunda sekarang, yang pasti sangat kacau dan berantakan.

💋💋💋

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!