"Akhhhh... To-tolong aku.. !! Siapa pun Tolong aku!!! " teriak Sakura dengan sekuat tenaga namun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.
"Tolong.. !! Tolong aku!! Siapapun aku mohon... ! " teriak nya lagi dengan linangan air mata.
Tenggorokan nya panas dan sakit, dadanya juga sesak seperti di himpit benda berat, seluruh tubuhnya sakit seperti di tusuk ribuan jarum hingga membuat ia menangis dalam diam karena tubuh nya tidak bisa di gerak kan.
"Dimana anakku?? Kenapa tidak ada suara tangisan nya?? Ya Tuhan, apa yang terjadi pada anakku?? Tolong aku Tuhan.. !! " ucap nya tanpa mengeluarkan suara.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekati ranjang tempat ia berbaring kesakitan. Sepertinya bukan hanya langkah satu orang tapi beberapa orang karena ia tidak bisa bangkit untuk melihat siapa yang datang.
"Wah, wah, wah... ! Putri Sakura ternyata sudah bangun?? Bagaimana keadaanmu Putri?? Apakah sakit nya sudah mulai terasa?? Hmmm, pasti sudah ya?? Hahahaha.... " ucap seorang wanita dengan dandanan mencolok mendekati Sakura yang masih berbaring di tempat tidur.
"Liliana.... !!! "
Sakura menggumamkan nama tersebut dengan wajah tidak percaya melihat Sahabatnya menertawakan keadaan nya.
"Ya Tuhan.. Apa yang terjadi?? Kenapa perasaan ku menjadi tidak enak seperti ini?? " batinnya dengan sorot mata penuh tanda tanya.
"Sayang.. !! Jangan berbelit-belit begitu?? Lihatlah wajahnya menjadi penasaran seperti itu?? Kau jangan membuat nya mati dalam penasaran seperti itu sayang?? " tegur Pangeran ketiga dengan lembut seraya mengusap pipi dengan tatapan penuh cinta.
"Pa-pangeran ketiga.. !! " ucap Sakura shock dengan gerakan mulutnya.
"Iya sayang ku.. ! Maafkan aku yang terlalu bahagia dengan keadaan ini! Ah... Aku bahagia sekarang karena penghalang kita untuk menguasai wilayah barat Airones akan mati sebentar lagi! Hahahaha... Aku mencintaimu suamiku! " jawab Liliana dengan tertawa bahagia sambil memberikan kecupan di bibir pangeran ketiga.
Sakura menangis dalam diam mendengar pembicaraan suami dan sahabatnya yang ternyata menjalin hubungan diam-diam di belakang nya selama.
Amarah nya menggelora meskipun semua anggota tubuh nya sakit dengan begitu hebat. Sorot mata nya memancarkan kemarahan yang besar pada pasangan yang memamerkan kemesraan mereka di hadapan nya tanpa rasa malu.
Liliana melihat ke arah Sakura yang menangis dan marah yang membuncah dari sorot matanya kembali tertawa sinis.
"Putri Sakura Ein Emeraldy yang terhormat! Kenapa wajah mu seperti itu?? Kau marah, kau sakit hati ya.. atau kau cemburu melihat suamimu bersamaku?? Sakura, Sakura! Kau memang perempuan bodoh! Kau pikir selama ini pangeran ketiga benar-benar mencintaimu hah!! Pangeran ketiga hanya mencintai ku! Kau hanyalah pion kami untuk maju dan menguasai pasukan khusus di bawah pimpinan ayahmu Duke Valliant de Airos! Kami berhubungan jauh sebelum kau jatuh cinta pada pangeran ketiga meskipun aku baru di jadikan selir saat kau hamil! Walaupun demikian, kami selalu berhubungan satu sama lainnya hingga saat ini! " ucap Liliana dengan tersenyum miring sembari berjalan mendekati ranjang Sakura.
"Biadab!!! " ucap Sakura dengan gerakan mulutnya.
"Hahahaha... ! Rasanya menyenangkan melihat mu tidak berdaya seperti ini! Silahkan marah karena kau tidak bisa berbuat apa-apa! Oh ya, satu lagi berita yang belum aku katakan padamu Sakura! Putri yang kau lahir kan sudah mati beberapa menit yang lalu, tidak hanya itu saja! Seluruh keluarga mu juga sudah mati saat kau melahirkan tadi oleh pembunuh bayaran yang di sewa suamiku! Bagaimana, seru bukan??? Hahahaha... " sahut Liliana lagi dengan tertawa kencang bersama pangeran ketiga Oscar Luiz Ein Emeraldy.
Tidak hanya mereka berdua, pelayan pribadi Liliana Delilah dan pelayan pribadi Sakura Lila yang di berikan Liliana dulu juga ikut tertawa bersama mereka berdua menertawakan Sakura yang menangis tidak bersuara.
"Kalian biadab! Bajingan! Kalian bukan manusia! Kalian iblis! " umpat Sakura dengan gerakan mulutnya mengutuk mereka yang menertawakan nasib Sakura.
"Jangan marah begitu istriku sayang!! Kami ini tidak jahat, tapi kau saja yang bodoh percaya begitu saja pada kami berdua! Aku tidak pernah mencintaimu sedikitpun! Yah, walaupun aku menyukai tubuhmu yang sempurna ini! Terimakasih sudah mencintai ku dengan sepenuh hati hingga aku bisa memiliki semua ini! Ayo sayang ku kita pergi dan merayakan kemenangan ini! Sudah saat nya kita mengumumkan kematian istri ku tercinta dan anak kami! " ucap pangeran ketiga dengan begitu santainya tanpa merasa bersalah sedikit pun.
"Iya sayang! Ayo kita pergi! Bye, bye Sakura sayang! Nikmati waktumu selagi ada karena racun yang di dalam tubuhmu sebentar lagi akan menyatu dengan aliran darah mu dan selamat tinggal! Sampaikan permintaan maafku pada keluarga mu di atas sana! Hahahaha.. !! " ucap Liliana dengan melambaikan tangan nya.
"Hu.. Hu... Hu... ! Apa salah ku selama ini Tuhan! Kenapa kau berikan aku nasib yang begitu menyedihkan seperti ini!Ayah, Ibu, Kak Vira, Kak Vian, maafkan Rara yang membuat kalian menjadi seperti ini! Rara menyesal mencintai bajingan seperti mereka!! Anakku yang malang! Maafkan Ibu yang tidak bisa mempertahankan mu di dunia ini! " batin Sakura menangis menyesali perasaan cinta nya yang membuat penderitaan pada keluarga nya.
"Ya Tuhan!!! Jika ini memang ketentuan dari mu untuk hidupku saat ini, tolong kabulkan permintaan terakhirku!! Izinkan aku terlahir kembali menjadi lebih kuat dan hebat untuk melindungi semua keluarga ku serta keturunannya dan membalaskan dendam ku pada mereka semua yang menyakiti ku!! Atau izinkan aku memanggil reinkarnasi ku di masa depan untuk mengubah takdir ini dan menyelamatkan semua keturunan keluarga ku! Kabulkan permintaan terakhirku Tuhan jika kau benar-benar ada!! " ucap Sakura sepenuh hati dengan gerakan bibirnya.
Bersamaan dengan gerakan bibir nya berhenti, berhenti pula napasnya pada tubuh nya. Roh Sakura melayang keluar dari tubuh nya dengan datangnya sebuah cahaya terang yang menyilaukan matanya.
"Anak ku Sakura!! Aku kabulkan permintaan mu dan ini adalah jiwa reinkarnasi mu di masa depan yang akan menempati raga mu mengubah takdir dirimu dan keluarga mu serta keturunanmu! Aku memberikan satu keistimewaan padamu dan janganlah kau sekali-kali menggunakan keistimewaan dari ku untuk kejahatan! Gunakan lah hal itu untuk menolong orang banyak! Meskipun dia dari masa depan kalian tetaplah satu orang karena jiwa mu yang sekarang akan aku ambil dan di tempatkan di Nirwana! Gunakan kesempatan kedua dari ku sebaik-baiknya Sakura!! Selamat menjalani kembali hidupmu yang baru!! " ucap cahaya itu pada jiwa Sakura yang lama.
Sebuah cahaya merah terbang dari arah tidak terduga dan melesat masuk ke dalam raga Sakura De Airos.
Wushhhh....
Mata itu terbuka dan mengejap nya berkali-kali karena menyesuaikan diri dengan suasana di sekelilingnya.
"Dimana aku???? "
Bersambung...
"Dimana aku??? Apa yang terjadi padaku?? " ucap nya dengan alis menyatu dan tampak bingung.
Pintu kamar terbuka dan masuk seseorang yang langsung berteriak histeris melihat majikan nya membuka mata.
"Ya Tuhan Nona!! Anda sudah sadar?? Terimakasih ya Tuhan!! Tunggu sebentar Nona, saya akan panggilkan Tuan Duke dan Duchess dulu!! " teriak pelayan tersebut dengan linangan air mata di pipinya.
Ia langsung berlari keluar kamar sambil berteriak memanggil majikannya untuk mengajarkan jika Nona nya sudah sadar.
"Siapa perempuan itu?? Kenapa ia memanggilku Nona dan menangis seperti ini!! Akh... Kepala ku sakit sekali!! Ada apa ini!! " gumamnya sembari meringis kesakitan dengan memegang erat kepalanya yang tiba-tiba berdenyut kencang.
Kilas balik apa yang ia alami di masa lalu dan perkataan cahaya saat jiwa nya keluar dari jasadnya masuk ke dalam pikiran nya seperti kaset video. Berbagai macam penderitaan yang ia alami serta keluarga menari di kepala hingga keadaan reinkarnasi nya di masa depan juga masuk ke dalam pikiran nya.
"Sakura Putri Dirgantara!! Jadi itu namaku di masa depan!! Berarti aku memasuki raga ku di masa lalu untuk mengubah takdir keturunan kami agar penderitaan ku di masa lalu tidak terulang kembali! Baiklah Sakura De Airos! Kita adalah jiwa yang sama meski jasad dan zaman yang berbeda! Kita akan mengubah takdir keluarga kita serta keturunan kita agar tetap jaya di masa depan!! " batinnya dengan penuh tekad dan semangat.
"Putriku sayang!! Kau sudah sadar Nak?? Oh Tuhan.. Terimakasih sudah membuat Putri ku sadar kembali!! " seru perempuan cantik yang masih tampak muda memasuki kamar Sakura dengan wajah kelegaan.
Perempuan cantik itu masuk bersama seorang laki-laki yang teramat tampan dengan wajah menangis haru. Tak lama sepasang anak usia sekitar 15 tahun juga memasuki kamar Sakura dengan menangis haru dan tersenyum bahagia melihat Sakura.
"Ayah, Ibu, Kak Vira, Kak Vian!! " ucap Sakura menangis bahagia bisa melihat orang-orang yang ia cintai kembali.
"Putriku sayang.. "
"Adikku sayang.. "
Mereka semua berhamburan memeluk tubuh Sakura yang duduk di atas ranjangnya dengan menangis bahagia. Tidak hanya mereka, para pelayan yang melihat pun ikut menangis bahagia Nona kesayangan mereka akhirnya sadar dari koma panjang nya.
Duke Valliant mencium hangat kening Sakura sambil menangis, begitu juga dengan Duchess Sabrina yang menciumi seluruh permukaan wajah Sakura saking bahagianya. Vira dan Vian tersenyum melihat tingkah kedua orang tuanya yang mana membuat wajah ikut Sakura merenggut sebel.
"Ibu... Wajah ku basah semua karena ciuman ibu!! " rengek Sakura dengan suara hampir menangis.
"Hahahaha.. !!Biarkan saja, Ibu terlalu bahagia kau sudah sadar sayang!! Maafkan Ibu yang lalai dalam menjaga mu Putri ku!! " jawab Duchess Sabrina terkekeh geli.
Ia bahkan mencubit gemes pipi chubby Sakura hingga membuat Sakura menjerit kesakitan. Semua orang yang ada di dalam kamar tersebut kompak tertawa melihat wajah masam Sakura yang sangat lucu bagi mereka.
"Kak senang karena kau sudah kembali di tengah-tengah kami Rara sayang! Kakak janji tidak akan membiarkan mu mengalami kejadian seperti ini lagi! Kakak akan menjaga mu sekuat tenaga agar kau baik-baik saja! " ucap Vira dengan menatap lembut adik bungsunya.
"Kakak.... " sahut Rara dengan menarik Vira ke dalam pelukan nya.
Mereka berdua berpelukan sambil menangis, Rara yang teringat akan kehidupan kakaknya di masa lalu saat ia masih bodoh menangis keras hingga membuat Vira menepuk pelan punggung nya seakan memberikan hiburan agar Rara tenang.
"Maafkan Rara Kak Vira! Rara bersumpah akan memberikan kebahagiaan untuk kakak mulai saat ini dan Rara tidak akan membiarkan kakak hidup bersama bajingan itu sampai kapanpun! Rara akan membuat kakak hidup bersama orang yang kakak cintai! " batin Rara dengan tangan terkepal penuh dendam.
Di masa lalu, Savira menikah di jodohkan oleh Duke karena usulan Sakura yang di hasut suaminya pangeran ketiga. Ia memutuskan kekasihnya karena baktinya pada sang ayah, tapi sayang kehidupan yang ia jalani membuatnya bagai di dalam neraka. Laki-laki yang menjadi suaminya selalu melakukan kekerasan fisik hingga membuat Vira selalu mengalami keguguran karena sering di siksa.
Hingga akhirnya ia juga mati di bunuh pembunuh bayaran bersama semua keluarga nya pada saat Sakura kesakitan dalam melahirkan.
Rara menghapus air matanya meskipun bahunya masih bergetar naik turun teringat akan kematian semua keluarga nya di masa lalu.
Ia mengepal kedua tangan nya di balik baju dengan dada berdetak kencang karena rasa amarah dan penuh dendam menyelimuti hati nya.
"Tanggal dan tahun berapa saat ini Betty?? " tanya Rara pada pelayan pribadi nya yang saat ini sedang menyiapkan air hangat untuk ia mandi.
"Tanggal 15 tahun ke 20 Kekaisaran Amoland Nona! " jawab Betty dari jauh.
"Hmmm.. Ternyata aku kembali 8 tahun sebelum bertemu bajingan itu! Kalau begitu saat ini usiaku masih 10 tahun ya.. ! Ayo Rara kita berjuang supaya menjadi kuat agar bisa mengalahkan bajingan dan kelompoknya dari dunia ini! " gumamnya dengan tersenyum menyeringai.
"Ayo Nona saya bantu mandi! " ucap Betty yang keluar dari kamar mandi.
"Tidak Betty, aku mau mandi sendiri! Meskipun usiaku baru 10 tahun aku sudah malu jika tubuhku di lihat orang lain termasuk dirimu! " tolak Rara secara halus pada pelayan pribadi nya itu.
"Ya ampun Nona!! Anda sungguh menggemaskan sekali!! Ya sudah kalau Nona malu, saya akan menyiapkan pakaian Nona saja! " seru Betty dengan wajah gemes pada Rara.
Rara pun bangkit dari ranjangnya berjalan memasuki kamar mandi, sedangkan Betty bergerak menuju lemari pakaian Rara mengambil baju yang akan Rara pakai.
"Nona ku tampak dewasa setelah bangun dari koma! Seperti melihat orang yang berbeda meski wajah nya sama! Semoga Nona selalu bahagia dan diberkati dewa! " gumamnya dengan pelan sesaat Rara hendak masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara itu di sebuah gang sempit, seorang pemuda tampan yang memakai penutup wajahnya sedang berkelahi dengan beberapa orang bersama pengawalnya. Satu persatu orang tersebut tumbang dengan leher hampir putus oleh sayatan pedang pemuda tampan tersebut.
"Bereskan semuanya Henry! Jangan sampai meninggalkan jejak yang bisa dilihat oleh rakyat sipil! Buang semua mayat ini ke hutan agar dimakan binatang buas! " perintah pemuda yang menutup sebagian wajahnya kecuali mata dengan nada dingin dan tegas.
"Baik yang Mulia.. !! " jawab pria tegap berambut pirang dengan penuh hormat.
"Setelah semua nya beres kita segera kembali ke istana sebelum paduka Raja mengetahui kita keluar! " ucap nya lagi sembari memasukkan pedang nya ke dalam sarung.
"Tentu saja yang Mulia Putra Mahkota! " jawabnya lagi dengan mengangguk patuh.
Bersambung...
Pagi ini Rara sudah siap tekad nya untuk meminta izin sang ayah untuk latihan bela diri. Ia akan turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya karena ia sudah di panggil Ibu nya agar cepat turun.
"Selamat pagi semuanya!! " seru Rara saat memasuki ruang makan menyapa semua keluarganya.
"Pagi sayang.. ! "
"Pagi dek... ! "
"Cup.. Cup.. Cup.. Cup.. ! Ciuman selamat pagi dari Rara yang cantik jelita untuk semuanya! " ucap nya lagi dengan ceria memberikan kecupan di pipi ayah ibu serta kedua kakaknya.
Mereka semua kaget dengan aksi Rara yang tidak pernah seperti itu termasuk para pelayan yang menyajikan makanan untuk mereka.
Namun Duke Valliant dengan cepat mengubah ekspresi nya agar Rara tidak tersinggung dengan mengedipkan matanya pada sang istri dan kedua anaknya yang lain.
"Oh manis nya! Apakah kau mengubah kebiasaan mu mulai hari ini adikku?? " ucap Vira dengan tersenyum lebar.
"Tentu saja kakak! Aku bahkan juga akan memberikan ciuman sebelum tidur untuk kalian semua! Sudah saat nya aku mengungkapkan rasa sayang ku kepada kalian semua dengan sebuah ciuman manis. Aku menyayangi dan mencintai kalian semua!! " jawab Rara tersenyum lebar namun matanya terlihat menyimpan kesedihan dan penyesalan.
"Ya Tuhan!! Kenapa di balik senyuman itu aku melihat suatu kesedihan yang begitu mendalam di mata adikku!! " batin Vira dengan dada penuh sesak.
Ia menghirup oksigen banyak-banyak untuk menetralisir perasaannya yang tiba-tiba menyesakkan dada. Vira kembali tersenyum lebar mendengar jawaban dari adik bungsu nya itu.
"Tentu saja adikku! Kau bebas melakukan nya kepada kami! Tapi kau tidak boleh melakukannya kepada sembarangan orang! Benarkan ayah, Ibu, Vian?? " sahut Vira lagi dengan meminta pendapat semua orang.
"Itu pasti! Aku akan menghajar orang itu jika kau juga memberikan ciuman meski di pipinya!! " ucap Vian dengan memperlihatkan kepalan tangan nya.
"Kakakmu benar sayang! Ayah juga akan memenggal kepala orang itu jika ia menerima ciuman dari Putri bungsu ayah! " sahut Duke Valliant juga dengan posesif nya.
Duchess Sabrina hanya geleng-geleng kepala melihat sikap posesif dua pria yang sangat ia cintai itu.
"Sudah, sudah! Ayo kita mulai sarapan nya! Lagian kan pagi ini kau akan bertemu Kaisar kan suamiku?? " lerai Duchess Sabrina sambil bertanya pada sang suami.
"Astaga.. Hampir saja aku lupa istriku! Terimakasih sudah mengingatkan! Ayo anak-anak kita makan dulu sarapan nya! Ayah mau bertemu Kaisar pagi ini jam 9! " ucap Duke Valliant dengan menepuk pelan jidat nya.
Semua anaknya mengangguk dan mereka semua memulai sarapan mereka pagi itu dengan tenang tanpa ada suara, yang ada hanya dentingan garpu dan sendok.
Setelah selesai sarapan, Duke Valliant segera menuju ruang kerjanya di susul sang istri yang ikut menemaninya menyiapkan apa saja yang ingin ia bawa ke istana.
Duke Valliant De Airos adalah sepupu Kaisar Maxime Drake Earl Emeraldy dari pihak Ibu nya karena ayahnya Kaisar terdahulu adalah anak tunggal. Kaisar terdahulu hanya punya seorang anak yaitu Kaisar sendiri meskipun punya selir selain permaisuri.
Otomatis Duke Valliant menjadi bangsawan yang berpengaruh kekuasaannya setelah Paduka Kaisar kerajaan Amoland. Kerajaan Amoland mempunyai empat bagian yaitu bagian utara, bagian selatan, bagian barat dan bagian timur.
Duke Valliant menguasai wilayah bagian barat yang berdekatan dengan bagian utara ibukota kerajaan Amoland. Beliaulah yang bertanggungjawab atas keadaan penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Berkat kepemimpinan Duke Valliant, penduduk bagian barat hidup sangat damai aman dan tentram. Mereka saling bantu membantu antara yang satu dengan yang lain tanpa ada perselisihan.
Tidak hanya itu, Duke Valliant mempunyai pasukan rahasia besutan ayahnya terdahulu dengan mendiang Kaisar sebelum Kaisar Maxime. Suatu pasukan khusus yang selalu menjaga keamanan kerajaan Amoland dari setiap wilayah. Hanya Duke Valliant lah yang bisa memimpin dan mengendalikan pasukan rahasia tersebut.
"Huh bosan! Ayah pergi ke istana, ibu juga ikut! Kak Vian latihan berpedang bersama Sir Nathaniel De Lucas! Kak Vira juga lagi belajar etika dengan Madam Alicia! Enaknya ngapain nya?? Coba aja badanku udah gede dan gak pendek gini, pasti enak kabur panjat pagar dan main sepuasnya ke pasar!! " keluh Rara dengan bertopang dagu di gazebo yang ada di taman samping kediaman Duke Valliant.
Ia duduk selonjoran dengan melihat kupu-kupu yang beterbangan di antara bunga yang satu ke bunga yang lainnya. Ia berkali-kali menghembuskan napasnya tanda ia benar-benar bosan.
"Kira-kira ayah masih lama gak ya pulang nya?? Aku harus membicarakan ini pada ayah secepatnya mumpung masih banyak kesempatan untuk aku melakukannya! Pokoknya aku harus bisa bela diri, berpedang, memanah dan berkuda sebelum usia ku 18 pesta debutante ku yang pertama! Aku harus kuat fisik dan mental sebelum berhadapan langsung dengan bajingan itu dan rombongan nya! " ucap nya lagi dengan wajah lesu.
"Mudah-mudahan ayah nanti gak marah saat aku meminta hal tersebut... ! " gumamnya lagi dengan pelan.
Lamunan nya terganggu dengan panggilan pelayan pribadi nya yang tiba-tiba datang mendekati gazebo.
"Nona, sudah waktunya Nona istirahat! Nona kan baru saja sembuh.. ! Ayo Nona kita kembali ke kamar! Saya tidak mau Nona sakit lagi kayak kemaren! Tuan Duke dan Duchess pasti sedih kalau Nona sakit kembali! " ucapnya berusaha membujuk Nona kecil mereka.
"Ah Betty! Kau menggagalkan lamunan serta khayalan ku! " sahut Rara dengan muka cemberut.
"Astaga Nona! Anda memang menggemaskan! Emang nya Nona ku yang berumur 10 tahun sedang melamunkan apa sih?? " ucap Betty dengan terkekeh geli dengar ucapan Rara.
"Aish kau memang gak asyik Betty! Kau terlalu kaku menikmati hidup ini! " sahut Rara sok menasehati Betty.
Bukannya marah, Betty malah tertawa kecil sembari menutup mulutnya dengan tangan melihat wajah Rara yang cosplay jadi orang dewasa.
"Ayo Nona kita masuk! Anda harus istirahat yang cukup agar tubuh anda selalu sehat! " ajak Betty keukeh dengan meraih tangan Rara.
Dengan wajah lesu dan langkah gontai, Rara mengikuti Betty masuk ke dalam kediaman Duke Valliant menuju kamarnya di lantai dua.
Sore harinya setelah mandi, Rara bergegas keluar menuju ruang kerja ayahnya.
"Sore paman Freddy! Apakah ayah ada di dalam?? " sapa Rara sopan dan ramah pada ajudan setia ayahnya.
"Sore juga Nona! Tuan Duke ada di dalam bersama Duchess Nona! Silahkan Nona masuk! " jawab Marquess Freddy De Beverly dengan tersenyum ramah.
"Terimakasih Paman!! " sahut Rara dengan wajah tersenyum bahagia.
Marquess Freddy dengan senang hati membukakan pintu agar Rara masuk tanpa kesusahan mendorong pintunya.
"Selamat sore ayah, ibu! Ada yang ingin Rara sampai kan kepada ayah! " sapa Rara dengan wajah ceria sembari memberikan ciuman di pipi kedua orang tuanya.
"Sore juga sayang! Duduk lah di sini! " jawab Duke dengan menepuk pelan sofa di sebelahnya.
Rara mengikuti permintaan ayahnya dan duduk di sebelah sang ayah.
"Nah, apa yang ingin kau sampaikan pada ayah mu Putri ku?? " tanya Duchess dengan membelai rambut panjang Rara.
"Eumm... Ayah, Rara ingin belajar berpedang, bela diri seperti Kak Vian!! Bolehkah Rara melakukan semua itu Ayah??? " jawab Rara dengan menatap mata sang ayah dengan mata kucing nya.
"Apa???? " teriak Duke kaget dengan permintaan sang anak.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!