Bab 01. Dewa Abadi Membuat Kekacauan.
Delapan Batu Keabadian merupakan perwujudan dari Artefak Alami, yang dimiliki oleh God Of Beast. Karena Dewa Binatang tidak bisa mati berkat 8 Batu Keabadian, maka dia memutuskan untuk mengganti nama julukannya menjadi Dewa Abadi. Semenjak saat itu, nama Dewa Abadi semakin ditakuti oleh banyak kekuatan.
Dikarenakan bosan tidak ada lawan yang bisa membunuhnya, maka Dewa Abadi memutuskan untuk menyebarkan 7 Batu Keabadian ke Alam Fana yang disebut Bumi.
Saat ini, Dewa Abadi melayang di luar angkasa, sambil menatap jauh lokasi yang akan menjadi tempat ke tujuh Batu Keabadian. Setelah memastikan lokasinya, tiba-tiba dari dalam tubuhnya keluar tujuh Batu Keabadian.
Dari Alam Kudus, wilayah Observable Universe, ketujuh Batu Keabadian melesat ke arah planet Bumi dengan sangat cepat. Bumi berada di wilayah Local Interstellar, tepatnya berada di alam semesta Bima Sakti.
Ketujuh Batu Keabadian tersebut melewati Laniakea Super Cluster atau disebut Alam Suci, yang merupakan wilayah kekuasaan Kaisar Langit atau Jade Emperor, dan juga wilayah kekuasaan Maharaja Yaksa, Bapak Bangsa Asura.
Para Dewa dan Dewi melihatnya, mereka segera mengejar ketujuh Batu Keabadian yang selama ini menjadi incaran mereka, bahkan Kaisar Langit dan Maharaja Yaksa juga ikut mengejarnya.
Kaisar Langit yang digadang-gadang sebagai Celestial Court (Pengadilan Surga), melepaskan atribut kebesarannya hanya untuk mendapatkan tujuh Batu Keabadian. Akhirnya, muncul kembali sifat aslinya yang serakah.
Apalagi Maharaja Yaksa, yang semenjak dulu menginginkan Batu Keabadian, dia jelas tidak akan melepaskan kesempatan ini.
Antara atasan dan bawahan saling berlomba-lomba untuk mendapatkan ketujuh Batu Keabadian. Pertarungan di antara mereka tak terelakkan, di mana Kaisar Langit dan jajarannya melawan Maharaja Yaksa yang juga bersama bawahannya.
Laniakea Super Cluster pun menjadi bergejolak hebat akibat pertarungan para Dewa dan Asura. Akibat pertempuran hebat itu, luar angkasa muncul retakan spasial yang mampu menyedot apapun disekitarnya, retakan spasial itu seperti lubang hitam.
Sedangkan Dewa Abadi yang bernama Tian Zhi Shimo tersenyum melihat pertarungan mereka. Tiba-tiba muncul di samping kirinya seorang pria tua yang dikenal dengan sebutan God Of Partikel, kakeknya yang bernama Tian Ba.
God Of Partikel menghela napas berat melihat perbuatan cucunya yang selalu saja mencari sensasi dengan membuat kekacauan. Mendengar helaan napas kakeknya, Dewa Abadi bukannya meminta maaf atau menghentikan pertarungan Kaisar Langit dan Maharaja Yaksa, dia malah tertawa ringan.
"Lihat perbuatanmu kali ini... Tidak hanya bencana bagi Laniakea Super Cluster, tapi seluruh Alam Jagat Raya akan dimurnikan seperti semula!" tegur God Of Partikel saat melihat lubang hitam makin membesar.
Dari dalam lubang hitam keluar serat-serat petir, itu adalah Petir Semesta yang dulu pernah hampir memusnahkan Alam Jagat Raya. Kemunculan Petir Semesta menghentikan pertarungan antara Kaisar Langit dan Maharaja
Melihat itu, sontak membuat Kaisar Langit dan Maharaja Yaksa ketakutan setengah mati. Mereka berdua bersama bawahannya segera kembali ke wilayahnya masing-masing untuk menyelamatkan semua kehidupan sebanyak mungkin.
Karena Petir Semesta, permusuhan abadi dari dua penguasa Alam Suci akhirnya disudahi demi kemaslahatan kehidupan, mereka berdua beserta pasukannya bekerjasama untuk menyelamatkan jiwa sebanyak mungkin.
Sayangnya, Petir Semesta lebih cepat menghancurkan banyak planet, bintang dan satelit. Tidak hanya Laniakea Super Cluster saja yang terkena sambaran petir, Local Interstellar juga terkena amukan Petir Semesta.
Melihat itu, ekspresi wajah Dewa Abadi menjadi serius setelah melihat Petir Semesta mengamuk, dia baru menyadari kesalahannya. Niatnya ingin menghilangkan kebosanan tapi justru membuat kehancuran alam semesta.
"Kakek, sebenarnya aku tidak ada niatan untuk membuat kekacauan seperti ini ... Karena ini adalah perbuatanku, maka aku yang akan bertanggung jawab!" ucap Dewa Abadi dengan rasa penuh penyesalan.
God Of Partikel menggelengkan kepalanya sebagai bentuk ketidaktahuan akan jalan pikiran cucunya. Kejadian ini tidak hanya sekali atau dua kali telah dilakukan oleh Dewa Abadi, tapi kali ini tidak mudah untuk diatasi.
"Baiklah, Kakek hanya bisa membantu untuk melindungi Laniakea Super Cluster. Tapi...!" sahut God Of Partikel, tiba-tiba telapak tangan kanannya melepaskan pukulan berenergi ke arah punggung Dewa Abadi.
Merasakan niat membunuh God Of Partikel, Dewa Abadi segera berteleportasi dan muncul di kejauhan, dia sangat dekat dengan lubang hitam. Namun, Dewa Abadi terkejut melihat God Of Partikel telah berada di depannya dengan telapak tangan sudah di dadanya. Dia tidak menyangka pergerakan kakeknya lebih cepat, dan...
Boom...
Dada bidang Dewa Abadi terkena serangan telapak tangan God Of Partikel, tubuhnya melesat ke arah lubang hitam. Seketika Petir Semesta berhenti saat Dewa Abadi telah tertelan oleh lubang hitam.
"Lebih baik kamu mati untuk selamanya agar Alam Jagat Raya terus berkembang dan damai!" gumam God Of Partikel dengan nada kesedihan yang mendalam.
God Of Partikel sudah lama menunggu Dewa Abadi membuat kesalahan fatal seperti saat ini, dia memanfaatkan kemunculan Petir Semesta untuk memusnahkan jiwa Dewa Abadi agar tidak lagi hidup.
Kemudian, God Of Partikel melihat Local Interstellar yang hampir musnah, lalu melihat Laniakea Super Cluster yang juga tidak luput dari kemarahan Petir Semesta. Demikian juga dengan Observable Universe yang ikut terkena dampak amukan Petir Semesta.
God Of Partikel mencari ketujuh Batu Keabadian, namun tidak menemukannya. Dia menganggap ketujuh Batu Keabadian telah di hancurkan oleh Petir Semesta.
"Mungkin ini sudah seharusnya terjadi. Semoga apa yang terjadi kali ini bisa membuat Alam Jagat Raya seimbang," ujar God Of Partikel setelah melakukan kehancuran yang dibuat oleh Dewa Abadi.
Kemudian, God Of Partikel kembali ke Alam Kudus untuk memobilisasi pasukannya yang berada di Kuil Alam Kudus, dia akan mulai menstabilkan situasi seluruh Alam Jagat Raya setelah kehancuran ini...
Ternyata Dewa Abadi belum mati, namun terluka sangat parah. Lukanya kali sulit untuk disembuhkan, sebab kekuatan God Of Partikel mengandung kekuatan Anti-Matter yang seperti racun ganas di tubuhnya. Saat ini dia berada di dalam Domain Universe Lightning.
"Tugasmu sudah selesai dan sesuai dengan kehendak-ku. Karena jasamu sebagai wakilku sesuai dengan rencana, maka akan kukabulkan 3 keinginanmu," ucap seseorang, dia adalah Petir Semesta yang memiliki wujud seperti serat-serat petir.
Dewa Abadi pernah bertemu sebanyak dua kali dengannya. Semenjak pertemuan itu, dia menjadi murid sekaligus wakil dari Universe Lightning. Tugas utamanya, yaitu untuk membantu Universe Lightning menghancurkan orang-orang yang memiliki kekuatan di bawah Ranah Tanpa Batas, dan juga menghilangkan kekuatan di atasnya.
Semua itu dilakukan demi keberlangsungan hidup bagi seluruh kehidupan di Alam Jagat Raya. Berbeda dengan God Of Partikel, di mana tujuannya ada maksud lain yang tersembunyi selama ini.
Dewa Abadi tersenyum sinis, sejujurnya dia sudah lelah menjalani kehidupan seperti ini, dia sudah kehilangan istri yang lebih dulu meninggalkannya karena faktor usia, anak-anaknya juga sama yang terlebih dahulu menutup mata. Karena itu, dia tidak lagi mencari pasangan Dao, sebab memiliki perasaan akan membuatnya mengalami kepedihan saat ditinggal mati.
"Guru, kenapa tidak memurnikan Observable Universe? Di sana kan banyak orang yang kuat melebihi kekuatan True Omega!" tanya Dewa Abadi sebelum menyebutkan apa saja yang diinginkannya.
Sebenarnya, Dewa Abadi dengan sengaja menerima pukulan God Of Partikel, seolah-olah dia kalah dalam hal kecepatan, padahal dia mampu menghindari dan melawan God Of Partikel. Saat ini tubuhnya memang sudah tidak bisa dipulihkan, tapi tidak dengan jiwanya yang masih akan terus hidup untuk selamanya.
"Karena Pengadilan Surga membutuhkan penasihat untuk membuat semuanya menjadi adil seadil-adilnya. Dewa dan Asura, harus tetap ada, untuk melambangkan Yin dan Yang. Tiga Alam juga sama, harus tetap ada untuk memelihara alam semesta. Apa keinginanmu? Katakan saja!" jelas Universe Lightning dan kembali bertanya.
The Three Realms. Semesta ini dibagi menjadi 3 alam, yaitu Alam Surga (The Heavens) dan Alam Bumi (The Mortal Realm), dan Alam Fana (The Earth).
The Heavens (天 tiān) – di mana Jade Emperor / Kaisar Langit memerintah sebagai kepala Celestial Court / Pengadilan Surga. Surga terbagi menjadi 9 lapisan.
The Mortal Realm (人界 Rénjiè) (人间 Rénjiān) – juga disebut dunia manusia.
The Earth (地 Dì) – berisi Dunia Kematian / Underworld (地狱 Dìyù) di kedalamannya. Underworld dikenal juga dengan nama the Netherworld (冥界 Míngjiè) / Neraka or the Yellow Springs (黄泉 Huángquán) / Dunia Kegelapan.
Nine Paths of Reincarnation. Dalam siklus reinkarnasi / reincarnation, dimungkinkan untuk terlahir kembali sebagai [1] Deva / Dewa, [2] Asura, [3] Manusia, [4] Hewan, [5] Hungry Ghost, [6] Makhluk yang Tersiksa di neraka / Hell, [7] Tumbuhan, [8] Materi, [9] Bakteri / virus.
Dewa dan Asura terlahir kembali di Alam Surga, Manusia dan Hewan terlahir kembali di Alam Fana, dan Hantu Lapar, Makhluk Neraka dan yang lainnya terlahir kembali di Alam Bumi. Tapi semua itu adalah simbiosis mutualisme, Manusia melawan Dewa, Dewa melawan Asura, Asura melawan Manusia.
Itu terjadi karena secara alami dan juga untuk keseimbangan alam semesta dalam mencapai kedewasaan. Terlahir, lalu menjadi dewasa, dan menerima kematian merupakan siklus yang tidak bisa dihindarkan, hukum ini mutlak yang tidak bisa dihindari oleh siapapun di alam semesta.
Walaupun Dewa Abadi sesuai dengan namanya yang tidak bisa mati, tubuh atau fisiknya tetap saja bisa terluka dan hancur. Tapi sekali lagi, tidak dengan jiwanya. Jiwanya akan tetap terusan abadi, itu berkat Law Stone yang bersemayam di dalam jiwanya.
Dewa Abadi terdiam sejenak memikirkan perkataan gurunya. Melihat Dewa Abadi yang tidak berbicara, Universe Lightning teringat hal yang sangat penting daripada apapun.
"Aku tahu kamu sudah bosan menjalani kehidupan seperti ini, tapi ...," kata Universe Lightning dan berhenti berbicara, tiba-tiba serat-serat petir membentuk wujud seperti seseorang pria tua, hal ini pertama kali dilihat oleh Dewa Abadi.
"Tapi, jika kamu ingin hidupmu lebih berwarna dan berarti, aku ada misi yang sebenarnya tidak bisa kuatasi sendiri, dan membutuhkan kemampuanmu untuk mengatasinya. Apakah kamu bersedia?" lanjutnya dengan bertanya.
Universe Lightning tahu apa yang dipikirkan oleh Dewa Abadi. Dan, karena muridnya tidak segera mengutarakan keinginannya, maka dia berinisiatif untuk memancing semangat Dewa Abadi.
"Apa itu, Guru? Jika seru, saya dengan senang hati membantu Anda!" tanya Dewa Abadi yang kembali memiliki tujuan hidup.
"Kamu pasti tahu siapa itu Lord Dark Matter? Dark Matter ada dimana-mana, dan lambat laun mulai melahap materi jenis apapun. Hal ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi karena akan memusnahkan seluruh Alam Jagat Raya. Tidak hanya dimurnikan tapi dimusnahkan!" terang Universe Lightning dengan nada tegas.
Dewa Abadi mengangguk paham. Setelah keheningan sesaat, dia berbicara, "baik, saya menerima misi ini! Keinginan pertama, saya tidak ingin terikat dengan masa lalu, apapun itu. Sejujurnya, saya lelah dengan semua ini. Permintaan kedua, saya ingin berisitirahat sebelum menjalankan misi. Untuk ketiga, saya serahkan kepada Guru untuk memutuskan mana yang baiknya!"
Universe Lightning tertawa dengan permintaan muridnya yang konyol. Dewa Abadi menjadi cemberut karena ditertawakan.
"Jika Guru tidak sanggup, tidak perlu menjanjikan apapun kepada saya!" sungut Dewa Abadi.
"Baik, baik! Semua itu hal yang sangat mudah. Aku kira kamu menginginkan sesuatu yang lebih besar dari Observable Universe, tapi justru hal yang konyol. Sudahlah, semua permintaan itu hal sepele. Aku sudah menyiapkan apa yang terbaik untukmu!" sahut Universe Lightning.
Boom...
Tiba-tiba tubuh Dewa Abadi meledak tanpa bisa diketahuinya. Kemudian muncul jiwa Dewa Abadi yang tidak bisa mati, raut wajahnya menjadi sangat jelek karena tindakan gurunya yang tidak bilang-bilang sebelum bertindak.
"Guru yang tidak berguna!" protes Dewa Abadi, "seharusnya ngomong dulu, biar saya bisa mengambil pose hot atau gimana gitu!" lanjutnya.
Universe Lightning tidak marah, malah dia menertawakan muridnya. Tiba-tiba jiwa Dewa Abadi menjadi mengantuk yang tak tertahankan. Akhirnya, jiwa Dewa Abadi tertidur dengan melayang di dalam Domain Universe Lightning.
"Lucu kamu...! Beristirahatlah untuk sejenak. Saat kamu membuka mata, waktunya kamu menjalankan tugas dari awal. Tapi, misi kali ini tidak semudah yang kamu bayangkan! Guru akan selalu mengawasimu!" gumam Universe Lightning.
Kemudian, dia mengambil jiwa Dewa Abadi, lalu tubuhnya kembali seperti semula yang menjadi serat-serat petir.
Bab 02. Kekejaman Kaisar Xia.
Di Bumi.
Malam yang hening, angin berhembus dengan lembut. Malam yang begitu damai; ada yang beristirahat setelah seharian lelah beraktivitas, namun tidak sedikit penduduk setiap malam berburu binatang untuk dijual keesokan harinya.
Akan tetapi, kedamaian itu seakan-akan hanyalah sebuah mimpi. Malam itu, semua orang keluar dari kediamannya, para pemburu melihat ke langit. Mereka lihat ada batu meteor di luar angkasa menuju ke Bumi.
Sontak semua penduduk Bumi ketakutan, mereka melihat meteor yang akan jatuh ke Bumi, tidak hanya satu meteor saja yang akan menghantam bumi, tapi ada tujuh batu meteor.
Ketujuh meteor itu adalah Batu Keabadian, karena jarak antara Observable Universe dan Local Interstellar sangat-sangat jauh, sehingga ketujuh Batu Keabadian terbungkus materi-materi di luar angkasa.
Boom...
Dentuman keras ketika batu pertama yang disebut Root Power Stone menghantam Bumi hingga tercipta sebuah kawah besar. Setelah itu, dampak benturan tersebut menciptakan bencana alam, di mana tsunami setinggi 1.000 meter melaju dengan kecepatan tinggi, tanah juga bergelombang dan menggulung apapun yang dilewatinya.
Di lokasi lain, yang jauh dari jatuhnya Root Power Stone, batu kedua yang disebut Sacral Stone menghantam tanah. Dampaknya tidak jauh berbeda dengan yang pertama. Kemudian disusul dengan Batu Keabadian yang lainnya, jatuh satu per satu di tempat yang berbeda.
Batu Keabadian tersebut memporak-porandakan bumi, banyak memakan korban jiwa, manusia, binatang dan tumbuhan tidak lepas dari bencana.
Malam itu, semua kehidupan seperti hidup di dunia neraka. Teriakan kesakitan, tangisan terdengar dimana-mana, namun itu hanya sesaat, setelah itu keadaan menjadi hening. Hanya terdengar suara api membakar apapun, lalu diiringi dengan hembusan angin.
Namun setelah bencana itu, alam memiliki cara untuk memulihkan semuanya seperti sediakala. Bencana tujuh Batu Keabadian tersebut tercatat dalam sejarah peradaban manusia di bumi waktu itu, yang dikenal dengan sebutan Seven Calamities of Annihilation (Tujuh Bencana Pemusnahan).
10.000 tahun kemudian...
Seven Calamities of Annihilation, ternyata bencana pembawa berkah bagi kehidupan manusia di dunia, di mana setelah itu bermunculan orang-orang yang mampu berkultivasi hingga memiliki kekuatan.
Selain itu, berbagai ras baru juga terlahir di bumi, seperti Ras Naga, Ras Merak yang memiliki cabang, yaitu Ras Phoniex dan Ras Suzaku, dan masih banyak lagi ras-ras baru mendominasi di dunia, jumlahnya mencapai puluhan ribuan ras.
Lokasi jatuhnya ketujuh Batu Keabadian memberikan manfaat bagi kehidupan di Bumi, sehingga banyak orang merebutkan tujuh wilayah tersebut. Pertempuran sengit pun terjadi setiap hari antar kultivator kuat.
Karena keluhan dari orang-orang yang lemah sepanjang hari, God Of Partikel mendengar penderita mereka, dia baru tahu jika Batu Keabadian tidak hancur. Segera God Of Partikel memerintahkan Kaisar Langit dan Maharaja Yaksa untuk mendamaikan situasi di Bumi, dan juga menjaga Batu Keabadian.
Kaisar Langit dan Maharaja Yaksa tidak berani bersikap serakah saat mendapatkan perintah dari God Of Partikel, mereka berdua bersepakat untuk mengirimkan tujuh utusan dengan satu pemimpin yang membawahi enam dewa.
Utusan tersebut dikenal dengan sebutan Dewi Kedamaian, sedangkan bawahannya adalah Dewa Bumi, Dewa Laut, Dewa Surya, Dewa Kekayaan, Dewa Kebahagiaan, dan terakhir adalah Dewi Kasih.
Setelah turunnya utusan ke bumi, membuat situasi di Bumi menjadi damai. Ketujuh utusan tersebut membuatkan Pagoda sebagai tempat untuk Batu Keabadian agar tidak disalahgunakan maupun dicuri, tetapi siapapun bisa masuk ke dalam untuk berkultivasi.
Akan tetapi, kedamaian itu hanya dirasakan oleh penduduk bumi selama 100 tahun, dan situasi kembali kacau balau, di mana semua penghuni bumi mengira utusan telah kembali ke Alam Suci, sehingga para kultivator membentuk struktur pemerintahan yang bertujuan untuk menguasai wilayah.
Perebutan kekuasaan dan wilayah terus berlanjut hingga dari generasi ke generasi berikutnya. Anehnya, utusan dari Alam Suci tidak sekalipun terlihat, dan menyakinkan penghuni bumi jika mereka telah kembali ke Alam Suci.
Akhirnya berdiri; Kuil Shaolin, Kekaisaran, Kerajaan dan banyak perguruan bela diri, sekte, klan dan masih banyak lagi keorganisasian di bumi. Kemudian, bermunculan Ilmu-ilmu bela diri yang berasal dari Batu Keabadian yang bersemayam di dalam Pagoda.
Munculnya kitab bela diri dan teknik berkultivasi menjadi rebutan banyak kekuatan, sehingga setiap Pagoda di kuasai oleh 7 penguasa itu sangat dijaga ketat. Karena Batu Keabadian, ketujuh wilayah tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri dalam hal bidang bela diri dan teknik kultivasi.
Namun, ada satu orang yang berhasil menyatukan ketujuh teknik bela diri dan kultivasi yang menjadi keunggulan dari 7 Batu Keabadian, dia berasal dari marga Tian, Tian Sun namanya.
Kitab tersebut diberi nama oleh Tian Sun, yaitu Kitab Tujuh Lapis Langit yang isinya pengetahuan teknik bela diri, dan Kitab Pelangi Surga yang berisi tentang pengetahuan berkultivasi dengan cepat.
Sayangnya, karena kejeniusan Tian Sun dalam menyatukan ketujuh kitab bela diri dan kultivasi, maka tujuh penguasa berkoalisi untuk merebutnya, mereka bersepakat untuk membagikan salinan dari Kitab Tujuh Lapis Langit dan Kitab Pelangi Surga.
Saat ini, Klan Tian dikepung oleh 7 kekuatan, mereka berasal dari Kuil Shaolin (Kuil Atas Awan), Kuil Sembilan Kematian, Sekte Hitam Kelam, Kekaisaran Xia, Perguruan Langit Kesembilan, Perguruan Mata Dewa, dan masih banyak kerajaan-kerajaan serta beberapa klan ikut berpartisipasi demi mendapatkan dua kitab tersebut.
Khususnya Perguruan Mata Dewa, yang merupakan tempat Tian Sun berguru, karena itu mereka mengetahuinya, dan menyebarkan informasi tentang Tian Sun yang berhasil menyatukan ketujuh teknik bela diri.
Dikarenakan Tian Sun tidak mau berbagi pencapaiannya kepada Perguruan Mata Dewa, maka pemimpin Perguruan Mata Dewa menyebarkan berita keberhasilan Tian Sun, sebab dia sendiri tidak mampu mengalahkannya apalagi merebut kedua kitab tersebut.
Tian Sun segera kembali ke klannya karena dikejar-kejar oleh banyak orang penting. Selama perjalanan menuju ke rumah untuk menyelamatkan keluarganya, dia mengalami banyak pertarungan dengan kultivator.
Tak terhitung jumlah luka di tubuhnya, tapi luka itu tidak dihiraukan saat mengingat putranya yang masih usia 1 tahun, serta istrinya yang cantik. Tian Sun berusaha sekuat tenaga untuk melawan semua musuhnya.
Saat ini, Tian Sun berhasil kembali ke kediamannya, namun musuhnya masih terus mengejar. Dan, anggota Klan Tian segera membantu Tian Sun dalam melawan mereka.
"Bawa pergi putra tunggal kita, biar aku yang menghadang mereka!" pinta Tian Sun kepada istrinya yang bernama Xia Junsu, lalu dia menggendong putranya yang bernama Tian Jun.
Secara diam-diam, Tian Sun menyelipkan cincin dimensi di jari telunjuk putranya tanpa diketahui Xia Junsu. Di dalam cincin dimensi tersebut berisi tentang apa yang dicari-cari oleh musuhnya. Kemudian, dengan kasih sayang, Tian Sun mencium kening putranya.
"Lebih baik, kamu serahkan saja apa yang mereka inginkan demi keutuhan keluarga kita!" pinta Xia Junsu sambil menahan air matanya.
"Percuma jika aku berikan! Mereka akan tetap menangkap kita sampai berhasil mempelajari Kitab Tujuh Lapis Langit dan Kitab Pelangi Surga!" jawab Tian Sun sambil menatap lekat wajah putranya yang sedang tertidur pulas, lalu dia melihat wajah istrinya.
"Tapi, merek--"
"Tidak ada alasan lagi, segera pergi! Dua muridku akan mendampingi kalian sampai situasi aman!" sela Tian Sun sebelum Xia Junsu membantahnya, lalu dia kembali mencium kening putranya, dan memberikan kepada istrinya.
Kedua murid itu adalah bersaudara dengan marga Tan, yang paling tua bernama Tan Cheng dan adiknya bernama Tan Wong. Mereka berdua telah menjadi murid selama 4 tahun ketika Tian Sun menjadi guru spiritual.
Xia Junsu mengendong putranya, kemudian memeluk suaminya. "Apapun yang terjadi, kita selalu menunggumu di tempat rahasia!" ucapnya sambil meneteskan air mata yang tak mampu ditahan lagi.
Kemudian, Tian Sun berbicara dengan istrinya secara pribadi selama satu batang dupa (30 menit). Setelah itu, dua murid Tian Sun mengawal Xia Junsu menuju ke tempat rahasianya di Pulau Misterius, tepatnya berada di tengah Laut Besar, lautan yang terkenal dengan keganasan penghuni di dalam air.
"Lindungi istri dan putraku dengan nyawa kalian!" perintah Tian Sun kepada kedua muridnya.
"Baik, Guru!" jawab Tan Cheng dan Tan Wong.
Xia Junsu masuk ke dalam gerbong kereta kuda sambil menggendong putranya, sedangkan Tan Bersaudara menjadi kusir, Tan Cheng menghentakkan tali pengikat kuda, dan membuat kuda berlari cepat.
Setelah melihat kereta kuda yang ditumpangi istri dan putranya, Tian Sun segera membantu anggotanya yang bertarung dengan musuh...
Sayangnya, jumlah musuh yang sangat banyak membuat Tian Sun dan anggotanya dikalahkan. Seperti dugaan Tian Sun, jika mereka tidak akan membunuhnya sebelum mendapatkan Kitab Tujuh Lapis Langit dan Kitab Pelangi Surga.
"Mulai saat ini, tidak ada lagi yang namanya marga Tian. Siapapun yang menggunakan marga Tian, maka dia adalah musuh bagi kita semua!" ucap Lin Zhaoyang Hong, pemimpin Perguruan Mata Dewa.
Karena Tian Sun yang tidak mau berbagi tentang penemuannya, maka Lin Zhaoyang Hong menyebarkan fitnah, bahwa marga Tian penganut aliran hitam.
Tian Sun yang dalam kondisi terluka parah, dimasukkan ke dalam peti mati yang terbuat dari besi. Kemudian, seluruh anggota marga Tian yang tidak berkultivasi dilepaskan, tapi harus merubah marganya. Jika tidak merubah marganya, maka dipastikan akan menjadi musuh semua orang.
Setelah itu, Lin Zhaoyang Hong memerintahkan murid-muridnya untuk membakar seluruh wilayah marga Tian hingga tidak menyisakan apapun...
Di tempat lain, kereta kuda yang ditumpangi oleh Xia Junsu dihadang beberapa orang. Mereka tidak lain adalah ayah dari Xia Junsu, Kaisar Xia, Xia Mo namanya.
Tan Cheng dan adiknya ternyata tidak mematuhi perintah Tian Sun, mereka dengan sengaja mengarahkan kereta kuda menuju ke tempat lain, mereka berdua mengkhianati gurunya dengan menerima suap dari Kaisar Xia.
Saat ini mereka berada di Lembah Naga Hitam, wilayah Kerajaan Lentera, yang dipimpin oleh seorang raja, Raja Yan Ju Long.
Sambil mengendong putranya, Xia Junsu berusaha melarikan diri. Tapi apalah daya jika dia seorang perempuan, maka dengan mudah ditangkap oleh Tan Cheng dan adiknya, apalagi bersama dengan bawahan ayahnya.
"Buat dia pingsan, dan buang anak haram itu ke Lembah Naga Hitam!" perintah Kaisar Xia kepada bawahannya.
"Biadab kamu!" bentak Xia Junsu yang tidak menduga ayahnya seperti ini, dia sudah tidak lagi menganggap Kaisar Xia sebagai seorang ayah yang baik.
Namun, sebelum Xia Junsu berniat untuk melompat ke Lembah Naga Hitam, Raja Yan Ju Long memukul tengkuk lehernya hingga pingsan. Kemudian, dia membuang cucunya yang masih berusia satu tahun ke dalam Lembah Naga Hitam.
Tian Jun yang menangis tidak membuat iba Raja Yan Ju Long. Bahkan sebelum membuangnya, dia masih menyempatkan diri untuk meludahi wajah cucunya. Sebegitu bencinya Kaisar Xia terhadap cucunya, itu dikarenakan Tian Sun yang menculik putrinya sehingga benih-benih cinta tertanam di hati mereka berdua.
Setelah membuang Tian Jun ke lembah, tiba-tiba dari langit terlihat sebuah benda yang mirip batu meteor. Kaisar Xia dan semua orang segera melarikan diri, mereka khawatir kejatuhan batu meteor.
Boom...
Ledakan hebat ketika batu meteor jatuh ke dalam Lembah Naga Hitam. Gelombang kejutnya mengenai semua orang yang terlambat menghindar. Untungnya saja mereka masih selamat, hanya mengalami luka-luka yang tidak terlalu serius.
"Dasar anak haram pembawa sial! Surga saja tidak menghendakinya!" umpat Kaisar Xia sambil memegang lengannya yang terluka.
"Yang Mulia, segera kita kembali, tempat ini sudah tidak layak untuk ditinggali lagi!" pinta Raja Yan Ju Long dengan hormat, dia juga terluka di bagian pinggang.
Setelah batu meteor jatuh, semua orang melihat api yang bercampur dengan racun, dan bisa dipastikan Lembah Naga Hitam tidak layak untuk dihuni oleh siapapun.
Kemudian, Kaisar Xia dan semua orang menuju ke Kerajaan Lentera. Sedangkan Xia Junsu sendiri tidak mengetahui nasib putranya, sebab dia saat ini sedang pingsan.
Di dasar Lembah Naga Hitam. Terlihat sebuah bola transparan melindungi seorang bayi. Bayi itu tidak lain adalah Tian Jun, dia tidak lagi menangis melainkan tertidur sangat pulas dan begitu damai.
Bola transparan tersebut mengeluarkan serat-serat listrik yang memasuki tubuh Tian Jun. Anehnya, Tian Jun tidak terlihat kesakitan, malahan dia tersenyum dan terkadang ingin menangis, seakan-akan sedang bermimpi.
Bola transparan tersebut tanpa henti mengalirkan serat-serat listrik ke dalam tubuh Tian Jun, hingga waktu berlalu dengan cepat...
Bab 03. Cao Tian Jun.
16 tahun telah berlalu, semenjak kejadian jatuhnya batu meteor di Kerajaan Lentera. Benua Timur makin hari makin subur, dan membuat banyak bermunculan orang-orang berbakat.
Seperti sejarah terdahulu, persaingan antar kultivator sering terjadi di mana-mana. Tidak hanya kultivator saja yang bersaing merebutkan sumber daya alam, murid antar perguruan dan Kuil Shaolin juga sering terjadi. Mereka saling menunjukkan kemampuan dengan bertarung, siapa yang terkuat dialah pemenangnya.
Nama Tian Sun sudah tidak lagi di ingat oleh siapapun, sebab nama tersebut dinyatakan tabu karena penganut aliran sesat. Peti mati yang terbuat dari besi disembunyikan di dalam Jurang Kematian, masih masuk ke dalam wilayah Kekaisaran Xia.
Sedangkan Xia Junsu dipenjarakan di dalam pagoda penjara yang dibuat secara khusus. Pagoda tersebut diberi nama Pagoda Penyesalan, yang diperuntukkan bagi kaum wanita yang dianggap memalukan bagi keluarga. Umumnya wanita yang dipenjara adalah perebutan suami orang lain, penyihir hitam dan lain sebagainya...
Di Benua Timur, kini semakin maju, banyak kapal angkasa berterbangan sebagai alat transportasi. Selain itu, banyak kapal angkasa yang dikhususkan untuk pertempuran.
Setiap kekuatan telah digolongkan, disebut dengan Tingkat Ranah Kultivasi. Kultivasi terbagi menjadi beberapa Ranah, tiap Ranah terbagi lagi menjadi 9 sub tingkat atau level.
Kultivasi dari ranah yang terendah hingga ranah tertinggi dinamakan sebagai berikut:
A. Earth Cultivation Stage;
Body Refining.
Foundation Establishment.
Golden Core.
Nascent Soul.
Soul Formation.
Body Integration.
Great Ascension.
Crossing Tribulation.
B. Immortal World Cultivation Stage;
Earth Immortal.
Celestial Immortal.
Profound Immortal.
Golden Immortal.
Great Principle Golden Immortal.
Supreme Immortal.
C. Divine World Realm cultivation Stage;
Deity.
True God.
Great God.
Heavenly God.
Golden God.
Profound God.
Ancient God.
D. Heavenly Cultivation Realm Stage;
God Warrior.
God General.
God Monarch.
God Emperor.
God Sovereign.
Supreme God.
Almighty God, dan seterusnya.
Setiap profesi juga memiliki nama dan peringkat, seperti profesi Alchemist, Formasi Array, Smelting (Pandai Besi), Beast Tamer (Penjinak Binatang), Tabib, Pelukis dan lain sebagainya. Setiap peringkat dibagi menjadi 4 tahap; rendah, menengah, atas dan puncak;
Beginner.
Disciple.
Master.
Grand Master.
King.
Emperor.
Saint.
Fairy Continent.
Nature Fairies.
Sky Fairy
Earth God.
God of Nature.
Sky God.
The Golden God.
Spirit God.
Ancestral Gods.
Heavenly Soldier.
Heavenly General.
Heavenly King.
Heavenly Emperor.
Celestial Supreme
Sovereign God Alchemist.
Supreme Alchemist God.
Almighty God Alchemist, dan seterusnya.
Khusus untuk profesi sebagai penyihir, di mana memiliki peringkat sendiri dan berbeda dengan profesi lainnya. Ada 9 tingkat, tiap tingkatan terbagi menjadi 4 tahap; rendah, menengah, atas dan puncak.
Tingkatan penyihir sebagai berikut;
Beginner Level Magic.
Disciple Grade Magic.
Master Grade Magic.
Grand Master Grade Magic.
Ancestor Grade Magic.
Great Divination Magician.
Sacred-level Divination Witch.
The Great Soothsayer.
God Of Sorcery.
Dan masih banyak perubahan yang terjadi di Benua Timur, hal itu bermula semenjak meteor jatuh ke wilayah Kerajaan Lentera....
Saat ini, di Lembah Naga Hitam, ada seorang pria muda usia 17 tahun; wajahnya tampan rupawan, memiliki sepasang tanduk bercabang berwarna biru keunguan, rambutnya panjang berwarna putih, telinga runcing seperti peri, tinggi badan mencapai 190 cm, dan tubuhnya berotot.
Pria muda itu adalah Cao Tian Jun, alias Tian Jun. Dia berlutut di depan sebuah makam, makam gurunya yang bernama Tian Long. Tian Long lah yang menyelamatkannya ketika dibuang oleh Kaisar Xia.
Dikarenakan nama marga Tian dianggap keluarga aliran sesat, maka Tian Long menambahkan nama depan Tian Jun dengan marga Cao. Saat ini, namanya adalah Cao Tian Jun.
"Saatnya kamu mengenal dunia luar. Pergilah untuk mencari pengalaman!"
Perkataan gurunya selalu diingat oleh Cao Tian Jun sebelum meninggal dunia. Selama ini, dia tidak mengetahui dunia luar, hidupnya selalu berada di dalam lembah bersama gurunya.
Dengan enggan, akhirnya Cao Tian Jun keluar dari Lembah Naga Hitam. Seandainya Tian Long tidak meninggalkan dirinya, maka Cao Tian Jun tidak mau keluar dari Lembah Naga Hitam yang selalu memberikan kenyamanan.
"Guru, kenapa Anda meninggalkan saya? Saya tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini!" gumam Cao Tian Jun dengan nada sedih, dia melihat makam gurunya.
Tian Long tidak sedikitpun membicarakan tentang masa lalu Cao Tian Jun ketika masih bayi, dia hanya berkata jika kedua orang tuanya telah meninggal dunia akibat bencana. Oleh sebab itu, Cao Tian Jun mengganggap Tian Long adalah ayah kandungnya.
Cao Tian Jun mengusap air mata, lalu dia membungkuk sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada guru sekaligus ayahnya. Kemudian, dia keluar dari dalam Lembah Naga Hitam yang terkenal beracun.
Dengan tubuh bertelanjang dada dan hanya menggunakan kain untuk menutupi tubuh bagian bawah, dia telah berada di permukaan tanah dalam sekali lompatan. Cao Tian Jun melihat sekitarnya, dengan berbekal peta tua yang telah usang, dia pergi ke arah Kerajaan Lentera sesuai pesan gurunya.
Pertama-tama, Tian Long meminta Cao Tian Jun untuk membeli pakaian baru di kota terdekat, sebab selama ini hanya memakai pakaian dari kulit binatang...
Setelah Cao Tian Jun meninggalkan Lembah Naga Hitam, dari makam Tian Long keluar sinar. Sinar itu berubah menjadi seorang pria tua yang bertubuh seperti serat-serat petir, dia melihat kepergian Cao Tian Jun.
"Sesuai dengan permintaanmu... Mulai saat ini, kamu tidak lagi terikat dengan masa lalu. Semoga dikehidupan barumu ini, kamu tidak lagi bosan! Ingat, hancurkan Lord Dark Matter yang akan datang!" gumam Tian Long yang seakan-akan sedang berbicara kepada Cao Tian Jun yang sudah sangat jauh.
Ternyata Tian Long adalah Universe Lightning, guru dari Dewa Abadi. Dan, Tian Jun adalah Dewa Abadi yang terlahir dari rahim Xia Junsu, putra dari Tian Sun. Selama ini, Cao Tian Jun tidak mengingat apapun tentang masa lalunya sebagai seorang Dewa Abadi, seorang Dewa yang ditakuti oleh para penguasa di Laniakea Super Cluster.
Bahkan seorang Dewa Of Partikel harus memanfaatkan Bencana Petir Semesta untuk membunuh Dewa Abadi.
Misi Cao Tian Jun kali ini tidak sesederhana seperti sebelumnya, misinya untuk menghancurkan Dark Matter yang sangat berbahaya. Universe Lightning sendiri tidak mampu menghancurkan Materi Gelap, yang setiap hari menyerap energi disekitarnya.
Jika Lord Dark Matter tidak segera dihentikan, maka bencana akan terjadi di seluruh Alam Jagat Raya. Jika itu terjadi, bisa dipastikan tidak akan ada yang namanya alam semesta. Alam semesta akan kembali ke dalam ketiadaan, atau dalam keadaan kegelapan abadi. Hanya ada kegelapan tanpa cahaya untuk selamanya.
Akankah Cao Tian Jun alias si Dewa Abadi sanggup menyelesaikan misi ini?
Setelah Universe Lightning bergumam, dia tiba-tiba menghilang, dia kembali ke tempat asalnya yang berada di dalam kehampaan. Oleh Dewa Abadi disebut Domain Universe Lightning...
Akhirnya, Cao Tian Jun telah keluar dari wilayah Lembah Naga Hitam, dia menyembunyikan tanduknya agar tidak menarik perhatian banyak orang. Kini kulit di atas pelipisnya hanya terlihat dua lingkaran kecil yang tidak rata, ada sedikit tonjolan.
Selama bersama gurunya, dia hanya tahu berlatih, meningkatkan kekuatan, belajar meramu pil, membuat senjata dan lain sebagainya. Jika bosan, dia selalu mencari material tambang, seperti Emas, Batu Roh dan tanaman yang berunsur elemen racun.
Cao Tian Jun telah mempelajari semua isi Kitab Tujuh Lapis Langit yang terdiri dari beberapa skill mumpuni. Semua skill itu adalah gabungan dari beberapa kitab teknik bela diri yang telah disederhanakan. Hari-harinya dihabiskan hanya untuk berlatih.
Oleh karena itu, saat melihat dunia luar untuk pertama kali, dia sudah memiliki perasaan negatif; rasa takut jika wujudnya yang unik akan membuat orang menjauhinya. Cemas jika dunia barunya tidak senyaman di Lembah Naga Hitam.
Saat Cao Tian Jun baru keluar dari hutan terlarang, dia sudah diperhatikan oleh dua prajurit penjaga perbatasan Lembah Naga Hitam. Keluarnya Cao Tian Jun dari wilayah yang tidak layak huni jelas membuat prajurit keheranan, pasalnya, lembah tersebut dan hutan terlarang sangatlah beracun, tidak ada satupun manusia dan binatang yang bisa hidup berlama-lama.
"Siapa dia, apa kamu kenal dengannya?" tanya seseorang prajurit kepada rekannya.
"Tidak tahu... Dilihat dari penampilannya, dia orang miskin, mungkin berniat untuk bunuh diri tapi enggan!" jawabnya.
Akhirnya, para prajurit tidak menghiraukan Cao Tian Jun, sebab tidak sedikitpun mencurigakan. Mereka menganggap Cao Tian Jun seorang gelandangan, wajah tampannya tidak terlihat, sebab tertutup kotoran yang berasal dari residu racun.
Cao Tian Jun melihat ke arah pintu gerbang Kota Naga Hitam, di mana banyak orang mengantri masuk. Dia ingin masuk tapi takut, takut dengan situasi yang belum pernah dialami. Apalagi sudah banyak orang yang menatapnya dengan aneh.
"Kata guru, jika kamu berada di tempat baru, amati dulu situasi dan pelajari kebiasaannya agar mudah beradaptasi!" gumam Cao Tian Jun yang selalu mengingat perkataan gurunya. Dengan mengingat pesan gurunya, maka dia akan selalu mawas diri.
Cao Tian Jun melihat beberapa binatang terbang yang berbentuk aneh, tapi dimanfaatkan sebagai tunggangan, dia juga melihat kapal angkasa menurunkan penumpang di depan pintu gerbang Kota Naga Hitam.
"Minggir kamu!?" bentak seseorang kepada Cao Tian Jun yang menghalangi jalannya.
Cao Tian Jun melihat ke atas, ternyata ada kapal angkasa yang akan mendarat. Dia segera minggir, karena tempatnya berdiri merupakan lahan parkir kapal angkasa.
Lalu dia melihat beberapa wanita muda dan tua turun dari kapal angkasa. Melihat wanita adalah hal pertama kali baginya, dia melihat salah satunya wanita berdada besar yang berbeda dengannya.
"Gelandangan mesum!?" bentak seorang pria yang saat melihat tatapan mata Cao Tian Jun tertuju pada dada istrinya. Ternyata pria itu adalah Tan Wong, dan istrinya bernama Li Xinxin.
Saat ini, Tan Wong adalah seorang perwira menengah di Kerajaan Lentera, sedangkan Li Xinxin adalah seorang ahli Alkemis tingkat Disciple tahap menengah. Status mereka sangat terkenal di wilayah ini, berkat bantuannya dalam mengkhianati Tian Sun.
Oleh Raja Yan Ju Long, Tan Wong diberi jabatan sebagai Perwira Menengah Kerajaan Lentera. Tugasnya menjaga perbatasan wilayah Lembah Naga Hitam. Sedangkan Tan Cheng diberikan jabatan sebagai Nobel, dan memimpin Kota Naga Hitam.
Tan Wong langsung melepaskan pukulan kepada Cao Tian Jun. Namun, Cao Tian Jun lebih cepat bergerak mundur. Saat mundur, jarak mereka sudah terpaut 50 meter.
Sontak semua orang yang melihatnya terkejut, mereka tidak menyangka seorang gelandangan bisa memiliki kemampuan bergerak cepat seperti kilat. Saat Tan Wong akan menyerang lagi, dia dicegah oleh Li Xinxin dengan memegang tangannya.
"Jangan hiraukan gelandang seperti dia, itu sama saja merusak reputasi kita!" bisik Li Xinxin yang malas menanggapi Cao Tian Jun.
"Kamu benar! Ayo, kita masuk!" ucap Tan Wong sambil menggandeng tangan istrinya. Sebelum berjalan menuju ke pintu gerbang kota, dia meludah ke arah Cao Tian Jun.
Cao Tian Jun sedikit menggeser tubuhnya agar tidak terkena air ludah Tan Wong, setelah itu dia membatin, "apa salahku?"
Cao Tian Jun jelas yang tidak mengerti mengapa Tan Wong yang menyerangnya, padahal ini juga baru pertama kali bertemu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!