"Hosh! Hosh!" Suara napas terengah-engah mulai terdengar, Setelah tanpa sadar Gadis muda itu terbangun dalam keadaan yang sangat memprihatin kan. Ia hampir saja di gauli oleh seorang pria tua yang sangat gendut dan bau alkohol... Hal itu membuat gadis itu sangat jijik pada pria itu hingga ia pun memutuskan untuk kabur darinyam
"Tangkap dia! Hidup Atau mati!" Pekik Juan Lan.
Juan Lan adalah Seorang saodagar kaya di negara Z, pria tua yang memiliki enam istri itu memang sangat gemar bergonta-ganti pasangan setiap malamnya. Nampaknya malam ini ia mendapatkan sasaran yang salah. Ya, gadis malang tak bersalah itu rupanya baru ia nikahi beberapa jam yang lalu.
Nama wanita itu adalah Xin Mirai, Xin Mirai sendiri baru saja genap berusia dua puluh satu tahun, Ia adalah seorang dokter yang baru mendapatkan sertifikat kepala bedah di usia dini. Ia juga membuka klinik praktik untuk orang orang yang tak mampu. Tapi sayangnya ia malah jebak orang tua angkatnya hingga hendak di nodai pria tua di malam tersebut.
"Tangkap Dia!!" Pekik para anak buah Juan Lan. Tapi Xin Mirai sangat takut pada pria bernama Juan Lan itu hingga ia melarikan diri... Xin Mirai terlibat kejar kejaran dengan para body Guard Juan Lan.
"Ayo Mirai!! Kau bisa... Harus sembunyi jika tidak hancurlah masa depanmu!!" Bathin Mirai menyugesti dirinya sendiri.
Mirai enggan menoleh ke belakang, Ia hanya terus berlari lurus kedepan sejadi-jadinya untuk kabur dari kejaran para Bodyguard Juan Lan yang terdengar sangat garang dan tiada ampun.
"Berhenti nona! Kau sudah menjadi istri muda Tuan Juan! Jika kau bertindak gegabah, Maka kau akan menghancurkan kerjasama antara Kluargamu dan Tuan Juan" pekik para body guard Juan Lan.
"Masa bodoh! Aku tidak mau menikahi pria gendut yang bau itu" Pekik Mirai lantang seraya lari terengah engah.
Hosh! Berengsek! Tidak! Aku tidak mau menyerahkan kesucianku pada laki-laki tua ****** itu! Teganya Ayah dan ibu angkatku menikahkanku pada Pria hidung belang tak bertanggung jawab dan tua bangka seperti itu. Kenapa mereka tidak menikahkan Rou Ling saja! Bukankah Dia juga anaknya. Bathin Xin Mirai bergumam seraya terus berlari.
"Berhenti! Jangan biarkan kami bertindak lebih kasar lagi nona!!" Teriak para anak buah sang Pria tua bernama Juan itu.
Xin Mirai mulai terpojok, Ia mulai masuk jalan buntu. Akhirnya langkahnya benar-benar terhenti di sebuah sungai besar yang terlihat dalam.
DEGH!! Mirai mulai panik...
Sial! Aku sama sekali tidak bisa berenang. Jika aku melompat, aku juga akan mati... Jika aku menyerah, aku juga akan mati bunuh diri .. Tidak! Aku belum mau mati!! Bathin Mirai menggumam, Kini situasi Mirai gawat sekali...
"Hahahha, Bagus, Diamlah... Aku harus memanggil bosku untuk menjemputmu" Ucap para Boyguard Sang Bos besar .
"Cepat telpon Bos, Kita sudah membuatnya terpojok!" salah satu bodyguard Juan Lan pun mulai menelpon Juan Lan.
Setelah lama bercakap di telpon "Baik Ketua!" Balas Salah satu anak buahnya.
"Berengsek!" Pekik Mirai mencari celah untuk kembali kabur.
"Diamlah dengan tenang, Sebentar lagi suami tersayangmu akan datang ya..." Ucap Para anak buah tersebut
Sial! Aku belum mau mati! tapi aku juga tak bisa kabur lagi!! kenapa aku harus ada di posisi ini. Bagai mana ini... Ini sunggu sangat Gawat!!Bathin Xin Mirai.
***
Tak berselang lama setelah telpon di hubungkan dengan bosnya, Akhirnya bos besarpun mulai datang dengan menaiki mobil mersedes bens yang sangat mewah. Mobil anti peluru itu berhenti pas di depan Xin Mirai yang terpojok.
Pria tersebut mulai keluar memakai handuk kimono sisa malam itu.
"Sayang, Mari pulang bersamaku..." Ucapnya membujuk seraya merayu Xin Mirai .
"Berhenti! Jangan mendekat! Atau aku akan melompat!" Pekik Xin mirai memperingatkan, ia mulai mundur beberapa langkah ke batas ujung sungai.
"No! sayang, Ayo menurutlah, Aku sudah membayarmu sangat mahal untuk pernikahan kita ini" Jelas Sang pria mesum itu.
Mendengar bujukan pria itu membuat Xin Mirai ingin muntah.
Pria mesum. Dia berlaga manis dan romantis... Aku malah jijik mendengarnya. Perut buncit, tubuh pendek dan berwajah sangat jelek kau sungguh menijijikan. Oh tuhan apa yang harus aku lakukan? Bathin Mirai terpuruk.
"Kemarilah sayang, Biarkan aku menciummu ya..." Bibir pria tersebut mulai menjontor dan mendekat ke arah Mirai.
"Berhenti! Kubilang Berhenti!" Teriak Mirai seraya naik ke atas pagar pembatas dan hendak melompat.
"Apa! " Pekik Pria cabul tersebut.
"Jangan mendekat lebih dari satu inci lagi! Atau aku akan melompat" Jelas Mirai.
"Jangan sayang, Kita belum bersenag-senang malam ini, Setidaknya... biarkan aku mencicipi nikmatnya tubuhmu!" balas Sang Pria mesum itu.
"Berengsek! Jaga bicaramu! Aku bukanlah wanita malam! Aku adalah gadis baik-baik dari kluarga baik-baik!" Bantah Mirai pada Juan Lan.
"Hahahahha, Kluarga baik mana yang menjual anaknya pada pria beristri sepertiku... Sudahlah , Berhenti berkelit, Ayo pulang, Akan ku jelasakan apa itu malam pertama, Aku yakin aku sangat benar saat membayarmu mahal. Kau pasti masih perawankan?" Tambah Pria mesum tersebut. Kata-kata itu semaki membuat Mirai takut.
"Ayo... Kemarilah sayang!"
"Tidak! Lebih baik aku mati dari pada harus bersetubuh dengan pria cabul sepertimu!"
Mendengar ucapan itu, Juan mulai marah dan mengambil senapan di balik kimono malamnya.
"Mati katamu! Baik! Akan ku kabulkan!"
Apa! Pi-pistol?! gagap Mirai.
DOR!
Tembakan melesat cepat dan Jleb! Tembakan tersebut mendarat pas di dada kiri sang Wanita muda itu.
"Uuughh!" Mata Mirai terbelalak karna merasakan panas yang menusuk. Perlahan ia remas dada itu dan ia simak beberapa cucuran merah mulai tergambar di telapak tangannya.
"Da-darah!" Matanya jelas menatap darah itu.
"hahahahha bagaimana rasanya? Ini setimpal untuk ukuran pembangkang sepertimu!" Jelas Juan Terkekeh.
"Uhuk!" Mata mirai mulai rabun dan keseimbangannya hilang.
Iapun terjatuh ke dasar sungai yang dalam hingga kemudian tewas di tempat.
Tawa puas mengiringi nasib malang yang di alami gadis dua puluh satu tahun di abad dua puluh itu.
Ayah! Ibu... Tunggu pembalasanku... Jika aku bereingkarnasi, Maka aku akan menjadi seseorang yang kejam... Dan akan kembali menuntut balas pada kalian semua!
Tenggelam dan larut. Mirai mulai meninggal dalam rasa pemanasaran yang besar.
"Temukan mayatnya lalu cincang dan berikan pada buaya peliharaan ku" Jelas Juan Lan.
"Baik tuan!" Para anak buah Juan Lan pun mulai berkutat mencari jasad Xin Mirai.
Oke! Part satu End, tunggu Part berikutnya.. Jangan lupa komen kalau karya autor banyak yang typonya y para leader budiman... Kasih like nya ya agar autor semangat nulisnya ya.
To be continue...
***
"Hiks!! putri mahkota... Aaahhh! hiks hiks' tangisan yang begitu riuh membuat seseorang sedikit tersadar. Beberapa orang bicara dan sebagian tak percaya pada apa yang tengah mereka lihat.
Semuah suara gaduh itu berkumpul jadi dan mulai terdengar hiterus... Suara suara itu begitu bising hingga terasa menusuk-nusuk telinga seseorang yang kini masih tertidur pulas dalam sebuah kematian yang akan merenggutnya.
"Cepat siapkan kayu bakar yang lebih banyak, Kita harus segera mengkremasi jenasah sang Permaisuri sebelum pihak kerajaan lain datang kemari" Jelas Para pelayan.
Kayu bakar! Kremasi? Bukankah aku sudah tewas? Kenapa aku bisa mendengarkan suara suara bising ini? Tanya Mirai dalam hati. Ia tak bisa membuka matanya, yang ia rasakan hanyalah sebuah kegelapan yang tak bisa ia jelaskan.
"Permaisuri!! Aku tak menyangka kau akan meninggal setragis ini, Huhuhu...' bahkan usia mu baru saja menginjak dua puluh satu tahun' Tangis seorang perempuan begitu menyayat hati.
Pu-putri mahkota? Siapa yang wanita itu tangisi? Apakah aku sedang bermimpi dan berhalusinasi? Ataukah aku sedang menonton drama kolosal tentang kerajaan dinasti? Ahhh tidak mungkin... Bathin Mirai bergumam kembali.
"Cukup! Sekarang siapkan api untuk pembakaran!!!" semua pelayan termasuk kasim lekas menyalakan api dan kayu pun mulai terbakar.
Api! Oh tidak! Ini bukan mimpi, Rasanya sakit sekali. Bathin Mirai. Ia mulai berusaha bangun.
Kenapa ini? Ada apa denganku? Kenapa aku bisa merasakan suara kicauan burung dan merasakan panasnya api... apakah artinya aku belum meninggal! Oh tuhan, Ijinkan aku bangun, Sekali ini saja... Aku ingin hidup! Aku bahkan belum menyelesaikan tugas ku di dunia ini Bathin Mirai menggumam.
Mirai mulai berusaha membuka matanya. Sekuat tenaganya ia berusaha... Perlahan mata beratnya terbuka sesekali, Hingga mulai terbuka lebar saat retina matanya mengarah ke langit cerah siang itu. Ia menjerit "Huaaaaa!" Teriaknya melenting...
"Silau! " Ucap Mirai, Itulah kata pertama yang muncul seiring mata rabunya yang mulai menyimak keadaan.
Aku! Masih hidup?! Pekik Mirai dengan mata membulat sempurna. Tampaknya seseorang sadar jika Mirai belum mati dan menyeru para pelayan kremasi untuk menghentikan tindakan mereka.
"Tunggu! Ada suara di balik api itu!" Sang jendral perang lekas mengambil alih. Ia segera terbang menuju Kobaran api yang hendak menjalar ke pakaian Mirai.
"Pang lima Tian Fei! jangan bertindak gegabah! Kau bisa ikut mati nanti! Teriak Kaishar Ming. Sang pang lima perang itu terus terbang lurus dengan ilmu peringan tubuhnya lalu menghampiri panasnya api itu. Saat Jendal perang itu hendak meraih jenasah tersebut. Tiba-tiba keanehan mulai muncul... Mirai bangun dari kematian dan membuat Jendal Perang itu kaget "Aaah!! Putri Mahkota?"
Degh! Seluruh orang terbelalak saat menyaksikan ke anehan tersebut "Apa yang terjadi?" Tanya Mirai pada pria di hadapannya...
"Yang Mulia!" Pekik panglima perang itu dan segera meraih Mirai dari tumpukan api yang hampir membakar Mirai. Mirai di tarik ke angkasa dan terbang bersama sang pria penyelamatnya "Aahhhh!" pekik Mirai terpesona pada ketampanan Panglima perang kerajaan tersebut.
Dug dug! Dug Dug! Bagai mana Mirai tidak terpesona pada pang lima perang itu. Sebab selain gagah, wajah panglima sangatlah tampan dan berwibawa tinggi. Panglima itu bernama Tian Fey.
Ia memiliki dua bola mata hazel, Rambut panjang lurus dan tubuhnya yang wangi. Postur tubuh yang ideal dan propesional. Juga tangan yang kekar dan cepat... Wajah tampan nya sudah pasti membuat setiap kaum hawa tergoda. Oh tuhan apakah aku sedang bermimpi? Bagai mana ada pria tampan sepertinya mau menyelamatkan ku yang tak seberapa ini!" bathin Mirai menggumam.
"Pangeran!" Ucapnya, Kata itu muncul tiba-tiba hingga membuat seluruh orang menatap tajam ke arah Mirai.
"Huaaaaaaaa! Apa yang terjadi pada putri mahkota?" ribuan pasang mata menggelengkan kepalanya tak mengerti pada situasi itu.
TAPPP!! Mereka mulai sampai di dataran rendah dengan aman. Tapi Mirai masih memeluk Tian Fey.
"Maaf putri, Anda baru siuman... mohon berdiri" Ucap Tian Fei seraya menurunkan tubuh Mirai ke tanah.
"Aahhhh! Maaf!!" Mirai panik, ia pun mulai turun sendiri. Tapi tiba-tiba saat berusaha berdiri, Mirai mulai oleng "Aahhh!" pekik Mirai. Panglima lekas menangkap tubuh Mirai begitu romantisnya...
Sesaat tatapan Tian Fey dan Mirai terpaut beberapa menit.... "Apakah anda baik baik saja?" tanya Tian Fei.
Mirai mengangguk diam karna malu... Beberapa orang menghampiri Mirai dan memberinya selamat "Astaga! Sebuah ke ajaiban besar saat kau siuman di tengah ajalmu nak... Panglima, Bawa permaisuri ke Faviliunnya, Biarkan dia beristirahat" Ucap sang Ibu ratu senang.
Ke bangkitan Sang permaisuri dari ajalnya itu mulai menjadi buah bibir di seluruh kerajaan hingga semua kerajaan lain mengetahui hal tersebut.
.
.
Faviliun Loutus air...
"Loutus air? " Tanya Mirai.
Panglima yang sedari tadi menggendong Mirai pun merebahkan tubuh Mirai di atas sebuah matras beralaskan kayu dan berbantal keras.
"Aduh! Apa ini? Kenapa matrasnya keras?!" Pekik Mirai.
"Tidurlah yang mulia, Anda akan baik-baik saja setelah tabib memeriksa anda," Ucap Panglima perang formal. Ia mulai pamit dan melangkah mundur.
"Tunggu!" Panglima mulai terhenti.
"Ada yang ingin ku tanyakan, Tolong jelaskan , Sebenarnya... Aku ada di mana?" Tanya Mirai. Bingung
Panglima tersenyum ringan "Tentu saja anda ada di Kerajaan Ming" Singkatnya. Seketika Mirai terbelalak.
"Jangan bercanda! Tolong bicaralah yang jelas..." Bentak Mirai. Panglima perang tersenyum dan pamit " Sebaiknya beristirahatlah yang banyak. Anda mungkin sangat lelah... Sebentar lagi tabib akan datang" balasnya tak berkomentar apapun.
"Tunggu!"
SREET! pintu mulai tertutup.
Degh! Lagi-lagi Mirai terbelalak.
Ia simak sekeliling, dengan jantung berdetak cepat. Mirai berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi "Apa ini?' Tanyanya seraya menyentuh beberapa pintu kayu dengan balutan kertas menutupi setiap sudut kamarnya.
Iapun menusuknya dengan sebuah jari telunjuk untuk memastikan.
Jleb! Oh tidak, Mungkinkah aku sedang berhalusinasi? Ataukah aku sedang bermimpi, Sebaiknya aku tidur... sejenak agar otakku kembali encer dan aku tak bodoh lagi. Bathinnya mencoba menyugesti dirinya sendiri.
Plaaap
Baru saja menutup matanya tiba-tiba bayangan mengerihkan muncul. Bayangan itu terlihat buram namun Mirai tak bisa menghindar.
____ ____ ____
"Tidak! Lepaskan aku Putra mahkota!" Teriak sang pemilik tubuh.
"Kau tak pantas jadi permaisuriku! Kini kaupun harus mati!" Putra mahkota mengejar Permaisurinya hingga ke sebuah danau.
"Berhenti, Jangan sakiti aku!" Permaisuri mulai terdiam karena terpojok. Akhirnya putra mahkota yang terlihat samar itu mulai mendorongnya jatuh hingga tercebur.
"Tolong! Putra mahkota! Tolong aku...!" Teriak sang pemilik tubuh seraya meraih tangan putra mahkota.
"Hahahaha. Tolong katamu?" Putra mahkota mulai menghampiri istrinya dan menjambak rambutnya, Iapun mulai membenamkan kepala sang permaisuri itu beberapa kali hingga ia tiada di dalam air.
Setelah istrinya tewas, Putra mahkota mulai tertawa lepas " Lhahahahaha, Siapa yang akan tahu bahwa aku yang telah melenyapka mu, Kau adalah permaisuri ke limaku yang meninggal tragis di danau ini, Aku hanya perlu mencari dua lagi... Siapa mangsaku selanjutnya..." Jelas Sang putra mahkota.
Setelah tertawa lepas, Tiba-tiba sorot mata tajam sang putra mahkota mulai menatap Mirai dan menyodorkan tangannya ke arah batang leher Mirai untuk mencekiki mirai. "Tidak! Jangan bunuh aku!! Ini sangat menakutkan!!!" Mirai teriak kencang hingga membawanya bangun...
"Hosh hosh!! Apa itu tdi?? Apa itu... Kenapa aku merasa seseorang akan membunuhku??" tanya Mirai pada dirinya sendiri.
Setelah lama terbangun dari mimpinya, Mirai baru sadar jika ia memang tidak berhalusinasi... Mirai sudah bangun di masa lalu...
"Ini benar benar tidak mungkin..." bathih Mirai menggumam.
***
Mirai masih melamun karna takut pada mimpinya yang mengerihkan itu... Namun tiba tiba ada seseorang yang datang menemuinya di Faviliunnya...
"Putri mahkota... Putri Mio datang berkunjung" Teriak para dayang memperingarkan kedatangan putri dari kerajaan tersebut.
"Ahh. Ya silahkan masuk" balas Mirai, Mirai memang belum paham caranya tatak rama kerajaan, hingga ia bicara serampangan dan tak tahu aturan.
Ia lekas bangkit dari rebahannya dan lekas duduk di kursi kayu yang ada di kamar faviliunnya itu... Ia mulai membenahi ke adaannya dan metapihkan rambutnya yang sudah terlanjur acak acakan...
Seseorang pun mulai masuk lalu menghampiri Mirai yang kala itu duduk di kursi kayu, Wanita cantik dan anggun itu melangkah perlahan mengatur pijakannya... Itu adalah putri dari kerajaan Ming, ia adalah adik putra mahkota yang kini jadi suami Mirai.
Gadis muda berpakaian indah itu duduk di depan Mirai dan mulai menyapa Mirai "Putri mahkota bagai mana kabar anda sekarang?" tanya Mio begitu ramah.
"Eh... Siapa ini? Cantik sekali dia bah seorang malaikat tak bersayap" Bathin Mirai mengumpat
"Putri mahkota... Apakah anda baik-baik saja?" tanya Mio.
Putri mahkota... Oh, aku berubah menjadi putri mahkota sekarang. Ia aku sedikit lupa... Bagai mana bisa kau seceroboh ini Mirai. Bahkan kau melupakan posisi penting mu di sini. Ingatlah kamu adalah putri mahkota Mirai yang baik hahahahaha... Semua bahkan memperhatikan dan mengkhawatirkanku. Bathin Mirai menggumam.
"S-saya baik baik saja..." Jawabnya singkat seraya menundukan wajahnya malu malu.
"Apakah ada yang terluka? Atau terbentur?" Tanya Mio khawatir.
"T-tidak aku baik baik saja... Hanya saja aku sedikit lupa pada banyak hal. Dan aku seperti asing di sini" jelas Mirai menatap Mio malu malu.
"Benarkah?" Mio Fei mulai menyentuh jidak Mirai dan memastikan bahwa Mirai memang tidak sakit.
"Kamu sedang apa" Mirai menjuhkan wajahnya dari Mio Fei.
"Putri mahkota, kamu tidak sakit kok... " Ujar Mirai.
"Aku memang tidak sakit kok..." Balas Mirai sedikit tak sopan.
"Apa mungkin karna tenggelam... Ah tidak tidak, Mungkin putri mahkota memang harus istirat sejenak..." ujar Mio.
"Begitu ya. Kalau begitu... aku mau tidur saja..." Mirai lekas melangkah ke matrasnya. Mirai menarik selimut lalu membenahi selimutnyam
"Anda harus banyak beristirahat putri mahkota" Mio mulai membantu membenahi selimut Mirai dengan lembutnya.
"Terimakasih..." ucap Mirai pada Mio.
"Ya. Tak masalah... Istirahatlah. Siapa tahu setelah anda istirahat anda akan kembali normal... Dan tak takut atau merasa asing lagi" Jelas Mio.
"Ya... Kamu benar. Semoga saja..." Bisik Mirai.
Tak berselang lama Mirai kembali terpekik "Oh ia, Jika boleh saya tahu, siapa anda?" tanya Mirai menatap intrents ke nanar Mio.
Mio pun terkejut "Astaga... Putri mahkota, Bagai mana anda tak mengenali saya? Saya adalah adik ipar anda... Mio Fei..." Jelasnya.
"Mio- Fei..." bisik Mirai mengingat dan sama sekali tak ingat apapun. Malah dahi Mirai mengerut tak karuan dan kepalanya pun sakit.
"Dasar kejam, ini pasti gara gara tercebur dalam air terlalu lama, baiklah... pasti anda sangat lelah. Jika demikian, Maka aku akan menyuruh beberapa dayang untuk memandikanmu..." Jelas Mio Fei.
"Kalau begitu. Aku pergi" Mio dan rombongan para dayang pun mulai pergi dari Faviliun mikik Mirai.
Sementara Mirai hanya bisa meringkup dibalik selimut dan hanya bisa terdiam memutar otaknya.
"Aku sungguh asing di sini. Tak ada seorang pun yang aku kenali... Tak ada yang perduli padaku. Apakah di dunia modern, Diriku yang saat itu malah sudah mati? Heh... Sekarang apa guna nya aku hidup di dunia itu, jika harus tertekan oleh pria gemuk jelek dan menjijikan seperti Tuan Juan Lan... Membayangkannya saja membuatku tidak bisa tidur dan muak. Semoga, di dunia entah berantah ini hidupku akan sedikit lebih baik" Mirai pun kembali memejamkan matanya. Ia hanya bisa waspada dengan situasi apa yang telah menunggunya di depan sana.
Para dayangpun mulai bergegas.
.
.
.
.
BEBERAPA MENIT KEMUDIAN...
Jadi putri mahkota tidak lah mudah... Mirai harus ekstrak hati hati dalam melangkah dan berbicara. Bahkan ia harus mandi juga memakai pakaiannya di bantu para dayang... Mereka membuat Mirai tidak nyaman dan cendereng malu juga canggung.
"Putri mahkota. Ayo segera naik ke permukaan... kami akan membantu anda berpakaian" Ujar kepala dayang yang menangani Mirai bernama Huang Qin.
Huaaaaa! Kenapa berpakaian saja harus di bantu para dayang. Aku kan malu... Ini adalah privasiku... Bagai mana aku bisa baik baik saja sekarang? Bathin Mirai uring uringan.
Meski sangat tertekan dan malu... Nyataya Mirai mulai selesai berpakaian rapi. Ia di dandani seacantik mungkin dengan tatanan rambutnya di penuhi hiasan indah penuh manik manik. Setelah itu pun Mirai segera pergi ke aula istana untuk mendapatkan pemeriksaan.
Aula istana...
"Oh, Putriku..." Ucap Perempuan paruh baya mulai berlari dan memeluk Mirai erat dan hangat.
Tunggu tunggu siapa dia? Oh ia aku lupa... Bukannya adalah seorang putri dari sebuah kerajaan yang entah berantah ini? Ohhh belarti aku terlahir menjadi adalah orang kaya dong. Hahahaha sampai jumpa lelah penat mencari cuan... Bathin Mirai menggumam.
GYUUUT! Pelukan erat di iringi ciuman pipi kanan dan kiri juga kening "Syukurlah dewa masih memberkatimu nak. Aku sungguh bahagia jika kamu bisa kembali menghirup udara segar lagi" Jelas wanita tersebut.
"Sekarang bagai mana perasaanmu?" sambung wanita paruh baya itu.
"Aku tidak bisa mengingat apapun" balas Mirai melisik sekeliling. Ia sungguh asing pada keadaan ruangan itu, malah ia pikir semua struktur bangunannya adalah terbuat dari kayu yang kokoh dan tua.
"Ohhh sayang sekali... Nenek janji, akan membuat kamu kembali mengingat jati dirimu ya sayang" Jelas Ibu Ratu.
Mirai hanya mengangguk angguk saja meski ia tak paham apapun tentang dunia asing itu. Namun... diantara kabar gembira yang sampai pada kluarga kerajaan tersebut... Seseorang tampak tak senang, Ia terduduk di singgahsananya tanpa secuil senyuman terkias sedikitpun dari wajahnya dan kesan sangat dingin melebihi gunung es di gunung Fuji.
Ya dia adalah putra mahkota yang bernama Si Fei Ming, yang tak lain dan tak bukan sebagai suami Mirai sendiri.
"Heh... Putri Hyorin selamat datang, aku pasti akan membunuh mu... Siapa suruh kau duduk di samping singgah sanaku" Bathin Si Fei Ming menggumam sinis.
***
Setelah di perikasa dengan seksama Mirai pun dinyatakan benar-benar sehat, Mirai mulai bisa berjalan-jalan di area istana tempat ia singgah. Di dampingi para dayang di belakang Mirai...
"Heeh akhirnya aku bisa kembali membuka mataku lagi. Meski aku bangun di dunia aneh atau apalah, yang penting aku bisa merasakan nikmatnya hidup.. Siapa tahu, aku bisa menemukan jodohku di sini" Bisik Mirai dalam hatinya sendiri.
"Putri... waktunya makan siang" Jelas Para dayang.
"Makan siang... Wah kebetulan aku sedang lapar" ucap Mirai mengelus perutnya yang memang sangatlah lapar.
"Jika demikian, tolong ikut bersama kami Putri..." Jelas seorang kepala dayang.
Mirai pun mulai mengikuti dayang yang tadi mengajaknya ikut bersamanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!