NovelToon NovelToon

Perubahan Sang Ibu Tiri

Bab 1

Seorang wanita terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit tidak ada seorang pun yang menjaga nya di dalam ruangan tersebut hingga tiba-tiba mata yang tadi nya tertutup kini terbuka perlahan.

"Dimana ini."gumam wanita itu memegang kepala nya yang terasa sakit.

"Aku masih hidup"ucap nya menepuk pelan pipi nya tak menyangka jika diri nya masih hidup.

"Ini mustahil bagaimana bisa aku hidup jelas-jelas aku kecelakaan dan mobil ku terlindas truk" ucap nya lagi tak percaya namun ia bersyukur juga karna masih hidup.

"Nona Zea sudah sadar"ucap dokter yang baru masuk ke dalam ruangan itu dengan senyum tipis membuat wanita itu bingung.

"Zea siapa orang nama ku Seyla"gumam nya pelan menggaruk pipi nya yang tidak gatal.

"Saya akan periksa nona sebentar"ucap dokter itu memeriksa gadis tersebut.

"Saya kenapa dok"tanya wanita itu setelah sadar jika tidak ada luka di tubuh nya.

"Nona jatuh dari tangga membuat nona tak sadarkan diri beruntung asisten rumah tangga nona membawa nona cepat ke sini"jelas dokter itu.

"Keadaan nona sudah jauh lebih baik malam ini nona istirahat saja dulu besok nona baru bisa pulang"sambung dokter tersebut.

"Terimakasih dok"ucap wanita itu.

"Kalau begitu saya keluar dulu nona jika butuh sesuatu nona bisa memanggil suster"ujar dokter itu sebelum pergi dari sana dan di angguki wanita tersebut.

"Ini sebenar nya kenapa kenapa katanya jatuh dari tangga"

"Jelas-jelas aku kecelakaaan di jalan pas mau pulang kenapa jadi nya jatuh dari tangga." Bingung tentu saja ia bingung kenapa bisa seperti itu.

Saat terdiam memikirkan apa yang terjadi pada diri nya entah ingatan siapa kini berputar di kepala nya membuat nya memegang kepala nya era.

"Sial kenapa sakit begini"ucap nya menahan sakit di kepala nya hingga akhir nya rasa sakit itu berhenti.

"Itu ingatan siapa?".

"Wahh seperti nya ada yang gak beres jangan-jangan benar aku sudah mati dan jiwa ku berpindah seperti novel-novel yang ku baca" ucap nya berdiri dari duduk nya segera ke kamar mandi untuk melihat wajah nya karna ia pernah membaca novel yang bertransmigrasi hampir sama persis dengan yang ia alami.

Aaaaa

Teriakan wanita itu menggema di kamar mandi setelah melihat wajah dan tubuh nya.

"Gila benar aku berpindah tubuh"ucap nya menatap kaca dengan pandangan tak percaya.

"Jika aku di tubuh ini lalu pemilik tubuh ini kemana"ucap nya dengan bingung dengan situasi dan kondisi yang ia alami.

"Njirr jadi tadi ingatan itu adalah ingatan pemilik tubuh ini"

"Masa aku menikah dengan duda mana anak nya udah remaja"

"Haiss malang sekali nasib ku sudah menikah mana sama duda beranak tiga dulu aku masih jomblo walaupun jomblo hidup ku tenang dan bahagia"

"Sudah lah Seyla terima saja nasib mu ini lagi pula kau kan bisa bercerai dari suami nya yang menikah kan dia bukan kamu sekarang pemilik tubuh ini kamu jadi bisa dong aku berbuat sesuka ku" ucap nya bicara sendiri di depan kaca.

Ia pun segera keluar dari dalam kamar mandi dan langsung tidur karna besok pagi ia akan keluar dari rumah sakit.

.....

Pagi hari pun tiba wanita cantik yang kini bernama Zea itu sudah bersiap akan pulang dari ingatan tubuh itu yang ia tempati Cellin gadis baik dan penyabar juga sedikit polos.

"Ck kalau aku jadi kau sudah cepat aku minggat dari rumah itu"gerutu Zea kesal mengingat kembali ingatan Zea yang asli.

Tok tok tok

"Masuk" jawab Cellin memasuk kan baju terkahir ke dalam tas menutup nya.

"Nona dokter mengatakan jika nona sudah di perbolehkan pulang hari ini"ucap wanita setengah baya itu dengan senyum tipis menatap Zea.

"Iya bik aku sudah tahu".

"Bibik menjemput ku?" tanya Zea.

"Benar nona"ucap bibi itu di angguki Zea.

"Kita langsung pulang nona"tanya bibi itu.

"Iya bi kita langsung pulang saja"jawab Zea segera mengangkat tas itu.

"Biar saya bawa nona"ucap bibi tersebut.

"Tidak usah bi saya bisa sendiri lagi pula ini tidak berat"ujar Zea tertawa pelan melangkah keluar dari dalam ruangan itu di ikuti bibi dari belakang yang heran karna biasa nya Zea yang dulu hanya diam dan menurut tidak pernah tertawa paling hanya senyum saja.

Mereka pun masuk ke dalam mobil dengan sopir yang sudah menunggu mereka di mobil hingga mobil tersebut meninggalkan rumah sakit.

"Bi nanti barang-barang saya pindah kan saja ke paviliun saya ingin tidur di sana saja"ujar Zea menatap keluar jendela.

"Nanti saya pindahkan nona tapi apa tidak masalah jika nona pindah"tanya bibi.

"Tidak sama sekali bi apa lagi yang harus di sembunyikan bibi tahu jelas bagaimana saya di rumah itu"ujar Zea membuat bibi itu terdiam.

"Baiklah jika nona ingin pindah"ujar bibi tersebut.

Setiba nya di rumah mewah tersebut Zea menghela nafas kasar segera masuk ke dalam rumah,Ia memperhatikan sekeliling rumah utama tersebut dimana Zea yang asli sama sekali tidak di anggap oleh suami dan anak-anak tiri nya.

Rumah tangga yang sudah berjalan setahun itu tidak ada arti nya untuk mereka saat Zea yang asli berjuang untuk mendapatkan sedikit perhatian mereka bahkan ia tidak pernah mengeluh sedikit pun jika anak-anak itu bersikap kasar pada nya dan mengatai nya. Sementara suami nya diam saja saat anak-anak nya seperti itu dan puncak nya dua hari yang lalu di mana Zea akan turun dari tangga tergelincir karna ada minyak di anak tangga pertama membuat nya terjatuh hingga ke anak tangga terakhir yang membuat nya meregang nyawa di gantikan dengan jiwa Seyla.

"Kau bodoh sekali Zea hanya karna janji kau menderita begitu jika aku jadi kau aku akan meninggalkan tempat ini dengan cepat"gumam Zea menatap ke lantai atas dengan sinis.

"Nona apa barang-barang nona di pindahkan sekarang"tanya bibi menghampiri Zea yang berdiri menatap tangga.

"Iya bi"ujar Zea berjalan mengikuti bibi tersebut menuju paviliun yang jarak nya tak terlalu jauh dari rumah utama.

"Taruh saja di sana bi biar aku yang merapikan nya"ujar Zea.

"Baik nona jika nona butuh sesuatu jangan sungkan memanggil bibi"ucap nya sebelum meninggalkan paviliun tersebut.

"Sudah cukup menjadi Zea yang baik hati sekarang berganti menjadi Zea yang tidak punya hati"ujar Zea terkekeh sendiri dengan ucapan nya itu.

Note: Sedikit cerita tentang Zea dan Seyla di bab 2 ya kak

Bab 2

Seyla gadis mandiri dan tangguh yang berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit terkenal di negara nya. Ia hidup sendiri menjadikan nya gadis yang kuat karna orang tua nya sudah meninggal saat ia akan masuk ke sekolah menengah atas. Saat ia pulang dari rumah sakit ia mengalami kecelakaaan cukup mengerikan karna ia mengambil jalan pintas agar cepat sampai di rumah nya namun naas ia kecelakaan.

Sama hal nya dengan Zea yang baru lulus kedokteran belum sempat bekerja ia harus menikah dengan duda yang kini jadi suami nya karna ia berjanji akan melakukan apapun pada wanita yang sudah menolong nya.

Wanita tersebut adalah ibu dari Bara yang tak lain suami nya sekarang beliau membantu biaya kuliah dan juga pengobatan ibu nya hingga ia lulus kuliah berbeda dengan ibu nya yang akhir nya meninggal. Saat wanita itu juga akan menghembuskan nafas terakhir nya ia meminta Zea menikah dengan Bara dan menjadi ibu untuk ketiga cucu nya karna ia percaya Zea dapat mengurus dan mendidik mereka.

Zea gadis penyayang dan baik hati tidak pernah marah seakan ia tidak bisa marah oleh karena itu ibu nya Bara menjadikan nya menantu.

"Zea yang baru telah tiba mari kita nikmati hidup ini sekali lagi"ujar Zea menatap kardus dan koper milik nya ia pun segera memasuk kan nya ke dalam kamar dan mulai menyusun nya ke dalam lemari satu persatu.

"Seperti nya aku harus mencari pekerjaan agar aku memiliki uang sendiri"gumam Zea menatap ijazah milik Zea yang asli di tangan nya.

"Ok besok aku akan mencari pekerjaan tidak peduli dengan mereka yang tidak mempedulikan ku"dengus Zea kesal sendiri.

Ia pun menghidup kan televisi untuk mengusir rasa kesal nya tersebut.

Sementara di rumah utama terdengar heboh karna anak-anak Bara sudah pulang sekolah.

"Bi Ani siapkan makanan ya teman-teman ku akan datang"ucap seorang remaja berteriak.

"Iya den"ucap bi Ani.

"Sebaik nya den Kevin,Kenan sama den Alvin ganti baju dulu bibi sudah siap kan makan siang"ujar bi Ani.

Ketiga nya mengangguk segera ke kamar mereka masing-masing karna besok masih memakai seragam tersebut.Sepuluh menit kemudian mereka pun turun kebawa untuk makan siang lebih dulu langsung duduk di kursi masing-masing mulai menyantap makanan mereka.

Sementara Zea juga yang sudah lapar keluar dari paviliun ke rumah utama untuk mengambil makanan tidak ada bahan makanan di sana jadi ia terpaksa ke rumah utama.

"Nona mau makan juga"tanya bi Ani.

"Iya bi aku sudah lapar"ujar Zea tersenyum tipis.

"Jangan makan dengan kami aku akan muntah jika melihat mu makan di depan ku"ketus salah satu pria itu memulai.

"Benar yang kakak Kenan katakan jangan makan bersama kami"ucap bocah kecil yang Zea tebak masih duduk bangku SD itu.

Zea hanya diam mendengar ocehan mereka berjalan ke dapur mengambil nasi dan lauk nya tak lupa ia mengambil bahan mentah untuk ia bawa ke paviliun agar ia tidak melihat bocah-bocah menyebalkan itu lagi.

"Aku kira kau sudah mati saat terjatuh dari tangga itu"ucap salah satu dari ketiga nya yang Zea tahu nama nya Kevin memang jarang bicara namun jika sekali bicara ucapan nya begitu tajam.

"Kau benar aku memang sudah mati namun aku hidup kembali"ujar Zea.

"Aku sudah terlalu baik pada kalian selama ini tapi tidak ada di antara kalian yang menghargai ku sedikit saja,,aku tahu jika aku bukan lah ibu kandung kalian namun aku juga bukan ibu tiri yang jahat"ujar wanita itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kesabaran ku sudah habis aku tahu jika kalian yang menaruh minyak itu di tangga untuk mencelaikai ku kalian berhasil bahkan sangat berhasil dan aku katakan pada kalian jika yang ada di depan kalian bukan lah lagi wanita yang dulu namun wanita yang berbeda yang tidak akan pernah melakukan hal yang dulu aku lakukan jadi terserah kalian mau berbuat apa aku tidak akan pernah peduli,, jangan mengusik ku maka aku pun tidak akan mengusik kalian"

"Selama ini aku selalu berharap akan menjadi ibu yang baik untuk kalian,,kalian lihat sendiri bagaimana aku berusaha tapi sekarang tidak anggap saja kita tidak mengenal satu sama lain bukan kah ini keinginan kalian dari dulu dan sekarang aku kabul kan"ujar Zea berlalu dari sana membawa makanan dan bahan mentah yang akan ia masak ke paviliun.

Sementara ketiga nya terdiam mendengar ucapan Zea yang panjang lebar tak hanya mereka seseorang yang tak lain juga Bara mendengar pembicaraan mereka ia pulang karna ada berkas yang tinggal.

"Dia membawa itu kemana bik"tanya Bara pada bik Ani.

"Nona pindah ke paviliun tuan setelah pulang dari rumah sakit nona meminta kami memindahkan barang-barang nya ke sana"ujar bi Ani.

Tanpa kata Bara berlalu dari sana menuju ruang kerja nya mengambil berkas yang ia perlukan setelah itu ia langsung pergi kembali.

Ke esokan hari nya Zea sudah rapi memakai baju biasa rencanya ia akan melamar pekerjaan di rumah sakit untuk ia bekerja karna tidak mungkin ia menggunakan terus uang Zea yang asli yang pasti nya akan habis jika ia tidak bekerja. Setelah memastikan semua syarat untuk lamaran nya sudah pas ia memasuk kan nya ke dalam tas.

Dengan senyum cerah ia keluar dari paviliun tak lupa mengunci nya, Zea berjalan melewati samping rumah utama tanpa mau lewat dari dalam rumah itu karna bagi nya setelah mengatakan apa yang ingin ia katakan ia tidak mau lagi menginjak kan kaki nya di dalam rumah itu.

"Nona mau kemana pagi-pagi begini"tanya bik Ani menatap heran ke arah Zea yang sudah rapi dan cantik.

"Jalan-jalan bik aku mungkin akan pulang malam jadi tolong jangan di kunci pintu nya bik"ujar Zea di angguki bik Ani.

"Iya non hati-hati"ucap bik Ani.

"Ok bik kalau begitu Zea pergi dulu udah ada taksi yang nunggu di depan"ujar Zea berjalan cepat keluar dari gerbang tersebut dan benar saja taksi sudah menunggu di sana dengan cepat ia masuk ke dalam.

"Ke rumah sakit xxx nona"tanya sopir tersebut.

"Iya pak"jawab Zea di angguki supir taksi tersebut segera melajukan mobil nya menuju rumah sakit yang di katakan oleh Zea.

Bab 3

Tiba di sana Zea turun dari dalam mobil dan akan langsung masuk ke dalam namun langkah nya terhenti karna baru saja ambulans berhenti tepat di depan nya. Terdengar suara berlarian dari dalam rumah sakit yang pasti nya Zea sudah tahu jika itu dokter dan suster.

Mereka segera mendorong brangkar tersebut masuk ke dalam di ikuti Zea dari belakang karna dapat ia lihat jika pasien itu harus segera di operasi untuk menghentikan pendaharan yang keluar dari dalam mulut pasien.

"Cepat hubungi dokter Yuni"ucap dokter itu panik.

"Dokter Yuni sedang istirahat dok seperti nya dokter Yuni sakit karna tadi hampir pingsan"ucap suster tersebut.

"Kalau begitu hubungi dokter Dimas untuk segera ke sini pasien harus segera di operasi"ucap dokter itu.

"Jika menunggu dokter itu pasien tidak akan selamat karna pasien harus segera di tangani kalau tidak pendarahan itu tidak akan berhenti"ujar Zea membuat mereka menoleh.

"Aku juga seorang dokter kebetulan sedang mencari pekerjaan di sini namun tidak sengaja melihat pasien yang seperti ini"jelas Zea .

"Anda sudah pernah bekerja"tanya dokter tersebut.

"Ya aku sebelum nya bekerja di rumah xxx di negara xx"jawab Zea.

"Kalau begitu saya meminta tolong untuk membatu"ujar dokter tersebut di angguki Zea.

Mereka pun segera memasuk kan pasien ke ruang operasi di bantu Zea,kini Zea sudah memakai pakaian lengkap untuk operasi dan memulai tugas nya sebagai dokter bedah. Dengan lihai tangan nya memegang pisau dan mulai membedah perut pasien untuk menghentikan pendarahan yang terjadi.

Hampir dua jam di dalam akhir nya selesai dan mereka keluar dari dalam membiarkan suster melanjutkan nya.

"Terimakasih sudah membantu nona"ucap dokter itu tersenyum tipis.

"Sama-sama aku hanya kebetulan di sini saja lagi pula bukan kah membantu pasien sudah kewajiban kita sebagai dokter"ucap Zea terkekeh melepaskan baju tersebut.

"Nona ingin melamar pekerjaan bukan"tanya dokter itu di angguki Zea.

"Jika ada lowongan di sini"ucap Zea.

"Aku akan membantu nona mari nona ikut dengan ku"ujar nya di angguki Zea.

"Panggil Zea saja seperti nya kita seumuran"ujar Zea.

"Memang nya berapa usia mu"tanya dokter itu.

"Dua puluh lima tahun"jawab Zea.

"Berarti aku lebih tua dua tahun dari mu aku sudah dua puluh enam tahun"ujar nya.

"Nama ku Alvina panggil Alvi saja"ujar Alvi di angguki Zea.

"Kita mau kemana"tanya Zea heran.

"Ke ruangan direktur"ujar Alvi.

"Yang benar saja kau membawa ku ke sana"ucap Zea.

"Tenang saja aku kenal direktur rumah sakit ini kau akan masuk ke sini saja"ujar Alvi.

Tok tok tok

"Masuk"ucap suara dari dalam.

"Ada apa Alvi"tanya suara lelaki dari dalam.

"Ini om teman Alvi mau melamar bekerja di sini baru saja dia ikut dengan ku operasi darurat"ujar Alvi langsung.

"Bukan nya kita tidak ada lowongan lagi"tanya pria paruh baya itu.

"Aku tau om tapi dokter bagian bedah aku rasa harus di tambah lagi"ujar Alvi.

"Dia ahli bedah om dia juga bekerja di rumah sakit xxx di negara xx sebelum pindah ke sini"tambah Alvi.

"Benar apa yang di katakan Alvi"tanya pria itu.

"Iya pak"jawab Zea mantap.

"Baiklah jika begitu taruh lamaran mu langsung ke sana katakan jika kamu dokter tambahan"ujar lelaki paruh baya tersebut.

"Terimakasih pak"ucap Zea dengan senyum mengembang akhir nya ia mendapatkan pekerjaan juga.

"Kalau begitu kami pergi dulu om"ujar Alvi menarik tangan Zea dari sana segera melakukan apa yang di katakan oleh om nya.

"Itu om ku adik dari mama ku maka nya aku berani begitu"ujar Alvi di angguki Zea.

"Apa aku langsung bekerja atau bagaimana"tanya Zea.

"Besok saja nanti malam aku akan kirim kan jadwal mu sekarang mana nomor ponsel ku agar aku bisa memberi tahumu nanti"ucap Alvi yang langsung di berikan Zea nomor ponsel milik Zea yang asli.

"Terimakasih sudah membantu ku"ucap Zea.

"Santai saja lagi pula aku sudah melihat bagaimana hasil kerja mu tadi mana mungkin aku melepaskan dokter berbakat seperti mu"ujar Alvi.

"Ck jadi kau membantu ku karna itu"dengus Zea.

"Setengah iya setengah gak sih"ujar Alvi terkekeh.

"Sana pulang aku akan kerja kembali nanti malam aku akan mengirim kan jadwal mu"ucap Alvi.

"Baiklah sekali lagi terimakasih"ujar Zea di angguki Alvi.

Kedua nya pun berpisah di tengah jalan, Zea keluar rumah sakit dengan senyum mengembang karna ia bisa bekerja kembali.

"Enak nya sekarang kemana"gumam Zea bingung sendiri mau kemana karna ia pikir tadi ia akan mencari pekerjaan lama.

"Lebih baik aku beli baju untuk bekerja baju milik Zea banyak yang tidak sesuai selera ku"gumam Zea lagi dengan senyum cerah ia segera memesan taksi untuk ke mall membeli baju.

Zea yang dulu sederhana dan tidak tahu model berbeda dengan Zea yang sekarang yang modis namun sedikit bar-bar. Tiba di mall Zea segera membeli baju yang akan ia pakai untuk bekerja mulai besok juga tas dan sepatu. Lelah belanja dan lapar ia memutuskan untuk ke restoran sebelum pulang karna perut nya sudah meminta di isi.

"Cukup ramai"gumam Zea ia pun menatap sekeliling mencari kursi yang kosong.

Bukan nya mendapat kan kursi ia malah melihat Bara di sana bersama wanita yang entah siapa yang juga melihat nya.

"Ck dunia ini sempit sekali kenapa juga aku bertemu dengan manusia itu"gumam Zea akhir nya memilih pergi dari sana karna tidak ada kursi yang kosong menunggu orang selesai makan yang ada aku akan mati kelaparan,pikir nya.

Zea pun keluar dari dalam mall itu berjalan ke arah tempat makan tendaan di pinggir jalan depan mall tersebut.

"Pak saya pesan ayam penyet sama jus mangga"ucap Zea membaca menu yang ada di sana.

"Makan di sini non"tanya bapak tersebut.

"Iya pak"jawab Zea.

"Satu lagi untuk di bungkus ya pak"sambung nya.

"Ok non"ujar bapak tersebut segera memasak pesanan Zea.

Saat menunggu pesanan nya tiba Zea melihat anak-anak sekolah berjalan ke arah nya seperti nya mereka akan makan juga termasuk di antara nya ada Kevin dan Kenan juga.

"Pak kami pesan seperti biasa"ujar salah satu pemuda itu yang kini duduk di meja sebelah nya.

"Sebentar den"ucap bapak itu di angguki mereka.

"Selamat menikmati nona"ucap bapak itu meruh pesanan Zea di atas meja.

"Terimakasih pak"jawab Zea segera memakan nya.

Saat ia sedang menikmati makan siang nya ponsel nya tiba-tiba berdering membuat nya menghentikan makan nya.

"Ada apa Vi"tanya Zea setelah melihat siapa yang menelpon nya.

"Bisa kau ke rumah sakit sekarang ada operasi darurat aku tidak bisa sendiri menangani nya"ujar Alvi dari seberang sana.

"Aku akan ke sana"ujar Zea mematikan sambungan telpon nya ia dengan cepat minum dan mengambil uang di dompet nya.

"Pak ini saya bayar kembalian nya untuk bapak saja"ujar Zea meletak kan uang tersebut segera mengambil barang nya dan belari untuk menghentikan taksi semua itu tidak luput dari mata anak-anak remaja tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!