"Irsyad mau ke mana. Kenapa kedua mata Mama harus ditutup seperti ini. Dan juga kenapa Mama harus berpenampilan yang cantik ada apa ini, Mama malah jadi makin penasaran " tanya Freya yang memang tak tahu apa yang akan anaknya lakukan.
Tadi baru saja Freya pulang kerja, tapi anaknya sudah menyuruhnya untuk berganti pakaiannya mengunakan gaun yang sudah disiapkan dan berdandan cantik.
Irsyad hanya tersenyum sambil menggandeng tangan Mamanya. Irsyad tak akan memberitahu Mamanya, kalau diberitahu tidak jadi kejutan dong "Nanti juga Mama tahu, pokoknya sekarang Mama harus ikut Irsyad ya. Pokoknya semua ini akan sangat membuat Mama senang dan bahagia. Bahkan Mama tak akan menyangka "
"Memangnya ada apa, memangnya ada perayaan apa sayang sampai-sampai mata Mama harus ditutup seperti ini. Ayolah berikan Mama sedikit bocoran Mama sudah sangat penasaran sekali sayang "
"Sebentar lagi kita sampai Ma, sini aku bantu buka penutup matanya ya"
Irsyad membukanya lalu menatap Mamanya dengan lekat "Tugas Irsyad sudah selesai. Mama tunggu seseorang dan dia akan datang kemari. Mama pasti akan senang kalau orangnya sudah datang. Dadah Mama aku menyayangimu"
Tanpa mendengarkan dulu jawaban Mamanya Irsyad langsung saja berlari "Anak itu ya dasar kadang-kadang Irsyad Irsyad, kamu membuat Mama penasaran saja"
Ponsel Freya tiba-tiba berdering, dengan cepat Freya mengangkat teleponnya. Saat tahu siapa orang yang menelpon itu. Padahal satu rumah tapi malah menelfon.
"Pasti ini adalah ulahmu kan sampai-sampai Irsyad harus ikut dalam rencanamu. Sebenarnya apa yang mau kamu lakukan sampai-sampai membuat taman rumah menjadi cantik seperti ini. Aku kaget saat melihat taman yang begitu indah ini "
"Benarkah secantik itu, tapi menurutku kamu yang lebih cantik. Aku bisa melihatmu dari sini dari kejauhan. Kamu begitu menawan sekali sampai aku terpukau. Pilihanku tak pernah salahkan"
Freya langsung mencari orang itu, tapi tidak ada. Tidak ada siapa-siapa hanya Freya saja sendiri "Benarkah kamu di sini, kurasa aku berdiam diri di sini sendirian. Kamu sedang mempermainkan aku"
"Aku mengawasi mu dari tadi sayang, aku di sini coba berjalan beberapa langkah lagi pasti kamu akan menemukanku. Aku tidak jauh berada dekat dengan kamu "
"Baiklah aku akan menuruti kata-katamu"
Freya dengan langkah cepat segera berjalan ke arah kolam renang, tapi tidak ada siapa-siapa. Saat Freya berbalik dia malah menabrak dada seseorang, saat Freya mendongak ternyata itu suaminya. Senyum Freya langsung terbit.
"Hemm, jadi kamu mau main petak umpet sama aku"sambil membelai dada suaminya.
Dimas hanya tersenyum dan menggenggam tangan istrinya yang nakal, lalu menciumnya dengan mata yang terus fokus menatap sang istri "Selamat ulang tahun Freya istriku yang cantik. Aku begitu menyayangimu dan mencintaimu aku sangat beruntung mendapatkan kamu "
Freya menutup mulutnya. Freya sampai lupa kalau sekarang ini adalah hari ulang tahunnya. Ya ampun kenapa bisa Freya lupa, mungkin karena terlalu memikirkan pekerjaannya yang di kantor yang menumpuk itu.
"Kamu ingat ulang tahunku, kita sudah menikah 10 tahun dan kamu masih ingat semuanya" Freya tak percaya suaminya ingat ulang tahunya. Freya sendiri saja tak ingat.
"Tentu saja, mau kita sudah menikah 10 tahun 15 tahun 20 tahun. Aku akan terus ingat hari di mana lahirnya perempuan cantik dan yang selalu ada di sampingku, hidup bersamaku dan selalu membuatku selalu bahagia"
Dimas makin mendekatkan tubuhnya dan akan mencium istrinya, tapi Freya langsung mendorongnya dan berlari "Hei kau ingin bermain-main denganku Freya, aku ini suamimu ayo berikan ciumanmu itu untukku "
"Kejar aku, baru aku akan beri apa yang kamu mau, ayo kejar aku "
Freya memegang gaunnya yang panjang ini dan berlari meninggalkan suaminya. Tak butuh waktu lama Dimas langsung menangkap Freya. Dimas yang tidak mau lagi kehilangan istrinya atau sampai berlari lagi memeluknya dengan erat dan langsung mencium bibir sang istri.
Freya mengatur nafasnya saat bibir mereka sudah terlepas, sungguh suaminya ini tidak pernah berubah selalu romantis dan selalu saja bisa membuat Freya bahagia. Ini adalah salah satu yang membuat Freya tak pernah bosan dengan suaminya.
"Ayo kemari ikut denganku, kita tiup lilin dulu baru kita akan lanjutkan ke intinya"
Freya dan juga Dimas berjalan ke arah meja bundar yang ada di sana dan sudah ada sebuah kue berbentuk love. Lilin pun sudah menyala.
Freya menatap Dimas dengan bahagia, lalu Freya meniup lilinnya. Sebelumnya Freya sudah berdoa semoga saja pernikahannya ini akan selalu langgeng dan bahagia tidak ada gangguan dari manapun apalagi orang ketiga.
Freya selalu berdoa agar rumah tangganya selalu harmonis, selalu bahagia pokoknya tidak ada cobaan yang membuat Freya tidak bisa menghadapinya, apalagi kalau sampai datang orang ketiga Freya tidak akan pernah bisa menghadapi itu.
Baru saja selesai Freya meniup lilin tapi dia sudah merasakan ada sebuah krim yang menempel di wajahnya. Ternyata ulah suaminya Dimas, Freya yang tidak terima melakukan hal yang sama pada Dimas.
Mereka akhirnya bukan memakan kue itu tapi malah memainkannya, tapi Freya langsung memberhentikannya memotong kue dan menyuapi suaminya "Kue pertama untuk suamiku tercinta, kamu akan menjadi yang pertama terus dalam hidupku "
"Tentu itu harus untukku. Tidak untuk yang lain"
Kembali mereka berciuman, bahkan Dimas sampai menggendong istrinya untuk masuk ke dalam kamar, karena kamar mereka juga ada pintu sampingnya yang bisa langsung melihat ke taman jadi lebih memudahkan Dimas kan.
Memang sengaja Dimas melakukan itu, agar lebih mudah saja jika ingin berenang dengan sangat istri dan melakukan hal romantis.
Freya menatap kamarnya yang sudah dihias dengan bunga mawar, tempat tidurnya juga berserakan kelopak bunga mawar. Freya ingat seperti saat dulu malam pertamanya dengan Dimas seperti ini, tapi ini lebih mewah lagi bahkan ada foto-foto mereka bergantung dari pertama pacaran sampai hari ini, bahkan foto anaknya Irsyad yang baru lahir pun ada.
Suaminya ini memang benar-benar sudah bekerja keras untuk memberikannya kejutan. Freya harus membalas semua ini dengan sesuatu yang bisa membuat suaminya puas.
Dimas membaringkan Freya dengan perlahan. Dimas menindih sedikit tubuh Freya dan mengelus wajah Freya yang halus bagaikan kulit bayi " Aku mencintaimu dan aku tidak akan pernah menghianatimu sayang. Aku akan selalu setia dan akan selalu ada di sampingmu, aku berjanji itu "
Mereka berdua akhirnya melanjutkan ke sesi olahraga di tempat tidur. Mereka berdua menikmati malam ini dengan sangat intim dan juga romantis.
Freya memberikan servis yang begitu menakjubkan untuk Dimas. Sampai-sampai Dimas tak berhenti mendesah.
Freya sudah menyiapkan sarapan pagi. Freya pergi ke arah kamar anaknya yang masih tidur selalu saja seperti ini. Padahal kan harus sekolah Freya dengan perlahan membangunkan anaknya Irsyad anak satu-satunya.
Sebenarnya Freya ingin memberikan Irsyad adik, tapi kata Dimas lebih baik nanti saja. Katanya ingin lebih fokus pada Irsyad dulu dan Freya juga tidak masalah yang terpenting mereka sudah punya anak. Jadi itu bukan hal yang harus dibesar-besarkan dalam rumah tangganya.
Freya sudah mempunyai segalanya, hidupnya sudah lengkap. Mempunyai suami yang tampan, anak yang baik, Ibu mertua yang baik juga lalu apa yang harus Freya fikirkan lagi dalam hidup ini semuanya sudah lengkap di hidup Freya.
"Sayang Irsyad ayo bangun, kamu harus sekolah ini udah pagi ayo. Kamu harus segera bangun jangan tidur lagi nanti malah kesiangan "
"Hemm, nanti Mama 5 menit lagi ya Irsyad masih ngantuk, Irsyad ngantuk berat ini "
"Ga bisa sayang, 5 menit kamu itu bukan bener-bener 5 menit. Jadi sekarang ayo bangun siap-siap dan kita sarapan. Mama udah buat pasta makanan kesukaan kamu, bukannya kemarin kamu udah request kan sama Mama pengen sarapan sama pasta dan bekal dengan ayam bakar juga kan. Mama sudah menyiapkan semuanya ayo bangun "
Irsyad langsung bangkit dan matanya juga langsung terbuka. Freya malah tertawa melihat anaknya yang seperti itu, kalau tentang makanan Irsyad pasti langsung semangat dan bangun.
Freya mengacak rambut anaknya dengan gemas "Kamu ini kalau masalah makanan langsung aja bangun semangat kayak gini "
"Iya dong kalau masalah makanan Irsyad itu nomor satu. Apa lagi Mama yang masak, jadi semangat lagi kan Irsyad. Kenapa sih Mama ga buka restoran aja pasti akan banyak yang beli deh. Irsyad akan dukung Mama kok "
"Nanti Mama pikirkan dulu. Kita kan harus punya modal yang banyak. Jadi lebih baik sekarang kamu mandi siapkan buku-buku kamu dan nanti cepat ke meja makan. Mama sudah menyiapkan semuanya, Mama tunggu kamu juga ya sayang kita makan sama-sama"
"Baik Ma, aku sangat menyayangimu i love you Mama cantik "Irsyad mencium pipi Mamanya lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi.
"Love you too sayang"
Freya membereskan terlebih dahulu tempat tidur Irsyad dan mengambil pakaian kotor. Setelah itu Freya kembali ke meja makan untuk menyiapkan semuanya.
"Selamat ulang tahun menantu Mama yang cantik"
"Makasih Ma"
"Sama-sama sayang, ini kado dari Mama buat kamu. Semoga kamu suka ya dengan apa yang Mama beri"
Freya langsung mengambil kado itu dan memeluk Mama mertuanya dengan erat "Makasih Ma, padahal ga papa lo ga ngasih kado juga. Ucapan aja buat Freya tuh udah cukup" sambil melepaskan pelukannya.
"Gak bisa dong. Mama harus memberi sesuatu yang berkesan buat kamu, pokoknya simpan barang ini ya sayang. Suami kamu mana kenapa dia belum kelihatan biasanya jam segini udah bangun "
"Dimas masih tidur Ma"
"Hemm, Mama mengerti kenapa Dimas masih tidur, rambut kamu basah semalam sudah basah-basahan ternyata "
"Mama bisa aja. Freya udah siapin sarapan. Mama sarapan dulu ya "
"Iya nanti bareng aja sama cucu Mama Irsyad, kita makan sama-sama ya. Ga papa deh ga ada Dimas dia kecapean udah begadang"
Freya tersenyum dan melangkah kemeja makan bersama Mama mertuanya "Wow kamu masak banyak makanan seperti ini Freya, kamu menyiapkannya dari jam berapa sayang"
"Iya Ma Irsyad minta menu spesial sama Freya, makanya Freya masak makanan kesukaan Irsyad Mama dan juga Dimas. Agar kalian bisa makan dengan enak hari ini, tapi hari-hari seterusnya juga kalian akan terus makan enak kok"
"Kamu memang hebat, ga salah Dimas pilih kamu "
"Pagi Nenek"
"Pagi Irsyad cucu Nenek yang paling tampan, sini duduk ini pastanya sudah Mama kamu buatkan. Ayo makan harus lahap ya"
"Tentu saja Nenek ini kan Mama yang buat, aku pasti akan suka sekali dan pasti akan menghabiskannya dengan sangat cepat sekali "
"Harus, kamu memang harus menghabiskannya Irsyad"
Irsyad menganggukan kepalanya dan segera memakan pasta itu. Irsyad langsung tersenyum dengan bahagia lalu mencium pipi Mamanya "Memang Mama paling pintar sekali, aku selalu suka dengan pasta ini. Pasta yang Mama buat dengan yang dibeli diluar sana sangat berbeda sekali. Punya Mama sangat enak sekali "
Kembali Irsyad melahap makanannya. Freya hanya bisa tersenyum melihat anaknya yang bahagia dan menikmati apa yang Freya buat. Dari dulu memang anaknya ini seperti ini tak pernah membuat Freya kecewa, apapun yang Freya masak mau itu enak ataupun tidak pasti anaknya akan memujinya.
Tapi kalau sekarang masakan Freya benar-benar enak. Kalau dulu kan masih belajar tapi sekarang sudah tahu takaran-takaran yang benar.
Freya mengantarkan anaknya sampai depan, "Ini bekal makannya jangan lupa dimakan ya, harus habis juga ya sayang nanti Mama akan buatkan lagi "
"Tentu saja Mama. Aku akan menghabiskan makanan ini aku pergi sekolah dulu ya Ma"
"Iya sayang hati-hati ya di jalannya, kalau ada apa-apa langsung hubungi Mama"
"Iya siap Mama"
Irsyad mengambil sepedanya dan segera pergi ke sekolah, Freya melambaikan tangannya pada anaknya. Freya melihat ponsel yang berdering ternyata ini dari bosnya.
"Halo selamat pagi Pak "
"Kamu ini masih di mana Freya, kamu lupa kalau sekarang ada meeting ?"
Freya menepuk jidatnya, Freya sampai lupa kalau hari ini ada meeting. Kenapa bisa lupa seperti ini ya ampun bagaimana. Pasti Freya akan habis dimarahi oleh bosnya ini.
"Maaf Pak aku akan berangkat sekarang, aku berangkat sekarang ke kantor."
"Baik aku tunggu 10 menit jangan sampai kamu telat. Kalau sampai telat kamu tahu konsekuensinya "
"Iya iya Pak iya saya pergi sekarang. Selamat pagi Pak"
Freya langsung mematikan teleponnya dan berlari masuk ke dalam rumah. Freya mengambil tasnya tapi dia berhenti dulu saat melihat suaminya yang masih terlelap. Dengan cepat-cepat Freya menghampiri suaminya dan mencium bibirnya sekilas dan kembali berlari keluar rumah "Mama Freya pergi dulu ya. Freya ada meeting Freya buru-buru"
Freya langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan cepat. Jangan sampai bosnya itu marah-marah lagi pada Freya. Sudah pusing kepala Freya ini mendengar ocehannya jangan sampai nanti Freya pingsan di sana.
Bosnya ini tidak ada hari tanpa marah-marah pasti saja setiap harinya itu ada suara teriakannya. Kadang Freya juga ingin keluar tapi Freya berfikir ulang kalau cari pekerjaan lagi akan susah apalagi diusianya yang sudah berkepala tiga.
Freya datang ke kantor dengan ngos-ngosan, dia melihat atasannya sudah ada di hadapannya dengan wajah yang suram sekali. Pasti ujung-ujungnya Freya akan dimarahi juga kan.
Baiklah kita siapkan telinga dengan baik. Kita dengarkan suara merdu dari bosnya. Semoga saja bosnya ini tak berteriak saat memarahinya.
"Ayo cepat masuk sekarang, kita harus segera meeting Freya ini jam berapa "sambil menunjuk jamnya "Saya sudah bilang kan kamu harus datang ke kantor lebih awal, tapi kamu malah datang kesiangan seperti ini, kamu ini bagaimana "
Freya bernafas lega, karena ternyata bosnya ini marahnya biasa saja tak berteriak-teriak. Mungkin karena ada klien juga ya "Iya Pak saya minta maaf, sekali lagi saya minta maaf atas keteledoran saya ini"
"Baiklah untuk hari ini saya maafkan, karena baru pertama kali kamu seperti ini. Kalau sampai sekali lagi kamu telat lihat saja apa yang saya lakukan pada kamu "
Freya hanya bisa menganggukan kepalanya saja. Kalaupun dijawab nanti malah akan tambah panjang dan rumit. Freya mengikuti atasannya itu masuk ke dalam ruangan, memang sudah banyak orang di sana. Freya jadi malu sendiri.
Tatapannya juga langsung tertuju padanya. Freya hanya bisa meminta maaf pada mereka semua. Karena keterlambatannya ini.
...----------------...
Dimas meraba-raba sebelah tempat tidurnya tapi kosong tidak ada siapa-siapa, Dimas dengan perlahan membuka kedua bola matanya ternyata istrinya tak ada apakah istrinya bekerja. Padahal Dimas sudah cuti untuk merayakan ulang tahun istrinya, tapi istrinya malah bekerja.
Dimas dengan malas-malasan keluar dari dalam kamarnya dan menemui Ibunya yang sedang menonton televisi "Ma Freya bekerja ? "
"Iya Freya kerja, tadi buru-buru banget berangkatnya. Kayaknya dia telat deh kasian Freya "
Dimas mendudukkan bokongnya di samping Mamanya, lalu memijat kepalanya "Sudah jangan marah kan Freya berangkat kerja. Bukan keluar untuk main bersama temannya "
"Ya tapi kan kita sudah janji akan pergi tapi dia malah bekerja, kita sudah membuat kesepakatan tapi Freya malah lupa dan pergi bekerja "
"Kan bisa nanti malam, masih ada waktu banyak Dimas. Jangan memarahi istrinya karena masalah ini. Masih banyak waktu "
"Iya aku tahu aku mengerti Ma, aku tak akan memarahi menantu kesayangan Mama itu. Aku janji Mama bisa pegang janji aku"
Dimas melangkah pergi ke arah meja makan dan ternyata di sana sudah ada makanan kesukaannya. Senyum Dimas langsung terukir, ternyata istrinya tak lupa untuk memaksakannya makanan kesukaannya, dengan semangat Dimas makan masakan istrinya yang sangat enak ini.
...----------------...
Freya pulang dengan tergesa-gesa dia baru ingat kalau Dimas memintanya untuk cuti, tapi Freya malah lupa untuk meminta itu pada bosnya karena sedang banyak proyek yang harus mereka lakukan. Di sini Freya sebagai asisten jadi pekerjaannya memang kadang-kadang selalu saja menumpuk.
Kenapa Freya masih bekerja padahal sudah punya suami yang mapan, dia adalah seorang dokter muda itu karena Freya yang awalnya bosan di rumah. Apalagi Irsyad sudah besar dan mandiri dan Freya bosan sekali di rumah, jadi dia mencari kerja iseng-iseng ternyata diterima dan akhirnya berjalan sampai sekarang kan.
Ya bukannya Freya tidak bersyukur, hanya untuk menghabiskan waktu luangnya saja sih bekerja. Apa lagi suaminya itu dokter kan kadang suaminya itu pulang kadang tidak. Jadi kadang Freya suka bosan saja. Freya bekerja hanya untuk menghilangkan rasa bosannya itu.
Karena memang sebelum menikah dengan Dimas Freya juga bekerja, sama jabatannya sebagai asisten di perusahaan ternama juga. Freya keluar kerja saat itu karena sedang mengandung Irsyad dan juga mau fokus mengurus Dimas.
Freya yang sudah sampai di rumah bergegas masuk ke dalam dan membuka pintu kamarnya, ternyata suaminya baru saja beres mandi. Freya mendekatinya dan memeluknya dari belakang tapi suaminya itu malah melepaskannya.
"Ayolah sayang jangan merajuk seperti ini, maafkan aku benar-benar lupa tentang cuti itu. Maafkan aku ya aku tak akan lupa lagi "
Dimas malah pergi begitu saja, setelah mengambil bajunya. Freya mengikutinya dari belakang Dimas mencari sesuatu dan Freya langsung melemparkannya ke arah Dimas, karena Freya sudah tahu kalau misalnya Dimas sudah mengenakan pakaiannya pasti dia akan mencari sisir dan benar saja kan.
"Jangan marah sayang ayolah bicara denganku, jangan seperti itu "kembali Freya mendekati suaminya dan menggenggam erat tangan suaminya itu.
"Padahal aku sudah cuti untukmu besok, aku tidak akan bekerja dan kita bisa menghabiskan waktu sama-sama. Tapi malah percuma kamunya aja ngambek sama aku kayak gini "
Tangan Freya langsung ditarik oleh suaminya, mereka terjatuh ke atas tempat tidur, Dimas tersenyum senang saat mendengar kalau istrinya akan cuti. Diusapnya wajah sang istri dan dikecupnya bibir yang selalu saja membuatnya candu "Benar kamu tidak berbohong, kamu benar-benar cuti kan ini bukan untuk menyenangkan hati aku aja kan sayang "
"Hemm, aku benar-benar cuti aku tidak berbohong, kita bisa melakukan hal romantis sekarang"
"Ya tadinya aku inginnya tadi sih, tapi kamu malah tinggalin aku kerja tega banget kan. Aku bangun kamu ga ada "
"Sekarang aku punya banyak waktu buat kamu, lalu apalagi ayo kita lakukan hal romantis yang kamu mau"
Dimas malam mencium bibir istrinya bertubi-tubi, sampai-sampai Freya kewalahan. Freya menghindar dari suaminya dan tertawa "Kamu ingin membuat aku tidak bernafas, hemm"
"Itu hukuman untuk kamu, karena kamu sudah lupa dengan apa yang aku katakan. Lebih baik kamu bersiap dan kita akan pergi"
"Ke mana, memangnya kita akan pergi kemana"
"Kita makan malam, tentu saja makan malam romantis. Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu sayang "
"Bagaimana dengan Irsyad dia harus ikut, aku juga pengen bawa Irsyad"
"Aku sudah berbicara dengan anakku yang tampan itu. Dia tidak mau ikut dan dia memberikan kita waktu untuk bersenang-senang dan hanya berdua sayang. Irsyad memang mengerti kalau kedua orang tuanya itu butuh waktu berdua "
Freya mendekati suaminya dan berkaca pinggang "Aku rasanya tidak percaya apakah benar Irsyad tidak mau ikut. Kenapa Irsyad tumbuh dengan cepat"
Dimas memeluk pinggang sang istri dan menundukan kepalanya "Aku berkata jujur, memang Irsyad tidak mau ikut sayang. Aku harus bagaimana, dia sudah besar makanya dia tidak mau ikut kita"
"Baiklah aku akan bersiap, kamu tunggu aku ya jangan kemana-mana"
Freya mencium kening suaminya dan melangkah pergi untuk bersiap, suaminya juga tidak menahannya karena mungkin mereka akan cepat-cepat pergi.
Freya tak sabar ingin melihat apa lagi yang akan suaminya berikan. Selalu saja ada kejutan, Freya bahkan mandi dengan cepat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!