Selamat! Membaca 🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🤗
Like, vote, komen dan beri ulasan serta bintang 5 🤗
Terima kasih 🙏
"Biar aku yang akan menggantikan kak Ibram untuk menjadi pengawal orang kaya itu,"ucap Elif memberi keputusan di tengah-tengah pembicaraannya dengan Rosalin dan Rika, orang tua dan Bibinya. Yang tengah membahas tentang lamaran Ibram untuk menjadi bodyguard penguasa sukses yang memiliki banyak musuh bernama Erdogan.
Satu minggu yang lalu, Ibram mengajukan dirinya untuk menjadi pengawal pribadi tuan Erdogan via online, dan hari ini ia mendapat panggilan untuk melakukan beberapa tes seleksi kelayakan sebagai seorang bodyguard tangguh yang pantas menjadi pengawal Tuan Erdogan.
Tapi naas, satu hari sebelum lelaki itu melakukan tes, ia mengalami sebuah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan dirinya koma dan tidak bisa melakukan apapun selain berbaring di ranjang Rumah Sakit.
Ekonomi yang sulit, ditambah lagi dengan biaya besar untuk pengobatan Ibram, membuat Elif harus melakukan sesuatu, dan ia tidak ingin membuang-buang kesempatan emas yang ada di depan mata.
Sudah berbulan-bulan lamanya ia sulit mendapat pekerjaan. Dan kali ini ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bekerja pada orang yang memiliki uang banyak.
"Apa kau yakin! Ini pekerjaan seorang pria,
Elif?"tanya Rosalin sedikit ragu kepada putrinya.
"Kenapa aku harus tidak yakin! Aku sama seperti kak Ibram, handal dalam ilmu bela diri."Yakin Elif.
"Tapi pekerjaan ini sangat berbahaya,"sahut Rika adik, dari Rosalin, yang juga mengkhawatirkan Elif jika harus bekerja sebagai seorang pengawal dengan resiko besar.
"Astaga! Untuk apa aku selama bertahun-tahun mempelajari ilmu bela diri jika tidak di manfaatkan, lagi pula kita sedang butuh uang kan?"
Rosalin dan Rika mengangguk secara bersamaan, mengiyakan apa yang jadi pertanyaan Elif.
Elif mendekat dan meraih kedua tangan Rosalin.
"Ibu jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Semua ini kita lakukan untuk kesembuhan Kak Ibram."
🌟🌟🌟🌟🌟
Keesokan harinya.
Elif tengah mempersiapkan diri untuk menuju kantor Erdogan, ia menatap dirinya di depan cermin dengan penampilan yang sangat berbeda dari kesehariannya, ia menggunakan setelan Jas dan celana bahan berwarna hitam, ia benar-benar sudah seperti pengawal yang profesional.
"Baiklah! Elif, mulai sekarang kau harus mengkosplay diri menjadi kak Ibram." Ujarnya sambil mengenakan Wig pendek. Yang ia gunakan untuk menutupi rambut panjangnya.
Ya, Elif memutuskan untuk menggunakan identitas Ibram, karena itu akan mempermudahnya mendapatkan pekerjaan ini, karena Erdogan sendiri tidak akan mungkin menerima seorang wanita sebagai ajudannya.
🌟🌟🌟🌟
Barisan manusia memenuhi ruangan luas yang telah di sediakan oleh tim penyeleksi Tuan Erdogan.
Di ruangan inilah, beberapa pria tangguh melakukan beberapa Tes, di mulai dari yang ringan sampai yang ekstrim.
Mata Elif terperangah, tenggorokannya serasa tercekik ketika menyaksikan seorang pria calon pengawal, harus bertanggung menghadapi pria bertubuh super besar dengan otot yang memenuhi seluruh tubuhnya.
"Ayo cepat! Kau hadapi dia!"
Ujar seorang pria yang menjadi panitia di pelaksanaan Tes kelayakan Bodyguard untuk Erdogan.
Sementara sang Tuan, tengah duduk anteng seperti anak kecil yang tengah menonton serial Upin dan Ipin, sambil senyum-senyum sendiri ketika melihat tingkah lucu bocah kembar itu, tapi Erdogan bukan senyum-senyum karena adegan lucu, justru ia tersenyum karena Scene yang cukup ekstrim di sana, dan itu benar-benar sangat menghiburnya.
"Maaf Tuan, saya menyerah!"ucap pria yang baru saja di adu dengan pria bertubuh seperti raksasa itu, mengangkat kedua tangannya dengan wajah yang sudah babak belur.
"Ganti!"
Dan kata itulah yang sudah beberapa kali keluar dari mulut Erdogan, ketika calon pengawalnya menyerah.
"Astaga! Apa aku juga harus melawan orang itu! Dia sudah seperti Hulk, sangat kuat dan beringas,"ucap Elif dalam hatinya.
Sudah 30 calon yang menunjukkan kemampuannya pada Erdogan, tapi hanya 1 saja yang lolos seleksi, sisanya harus berkunjung ke Rumah Sakit.
"Sekarang! Giliran kau!"tunjuk Pria panitia, pada Elif, kandidat ke 31, dan masih ada 5 orang lagi yang belum menunjukkan kemampuannya, tapi mereka sudah menyerah terlebih dahulu dan kini hanya tersisa Elif seorang.
"Kenapa diam! Apa kau juga ingin mundur?"tanya panitia.
Semua menatap remeh Elif, terutama satu-satunya peserta yang lolos. Bahkan pria itu sampai mengacungkan jari tengahnya pada Elif.
"Apa dia meremehkan ku!"gumam Elif dalam hatinya.
"Masih ada waktu untuk menyerahkan!"sambung Panitia.
Dan di saat itu juga Erdogan bangkit dari duduknya.
"Tuan!"panggil sang Asisten, yang mengerti jika Tuanya sudah tidak lagi berminat dengan pertunjukan itu.
"Kalian lihat!"ujar Erdogan sambil menunjuk Elif,"apa kalian kekurangan stok manusia di bumi ini? Kenapa menerima calon pengawal untuk saya dengan wujud seperti itu!"
Semua terbelalak mendengar ucapan Erdogan.
Apa lagi Elif, yang merasa tersinggung.
"Wujud seperti itu! apa maksudnya, ah. Pria ini benar-benar sombong, dia belum tahu seperti apa kemampuan ku."
"Bahkan ukuran tubuhnya tidak lebih besar dari separuh badan saya,"sambungan Erdogan, meremehkan.
"Maafkan kami Tuan, jika Anda tidak puas dengan kandidat yang satu ini. Kami bisa mengeluarkannya segera dari sini,"sahut panitia dengan sangat menyesal.
"Maaf Tuan,"Elif mengeluarkan suaranya, tentu saja dengan suara berat yang ia buat-buat agar lebih mirip seperti Ibram.
"Setidaknya berikan saya kesempatan untuk menunjukkan seberapa tangguh saya untuk menjadi pengawal pribadi Anda, bukankah Anda berbuat curang jika harus mendiskualifikasi saya setelah saya sudah sampai di sini, bahkan saya belum menunjukan kemampuan saya dan saya tidak melakukan kesalahan apapun."
Semua terdiam, membenarkan apa yang dikatakan elif tapi mereka juga tidak berani membantah sang tuan.
"Tuan, apa salahnya jika kita memberikan satu kesempatan untuk lelaki itu, ini juga akan memperburuk citra Anda jika anda benar-benar mendiskualifikasi lelaki yang tidak melakukan kesalahan apapun,"musik sang asisten yang bernama Mario.
"Baiklah! lanjutkan." Kata Erdogan, dan ia kembali ke tempat duduknya semula.
"Terima kasih tuan!"ucap Elif sambil menundukkan kepalanya.
Senyum sinis dan tawa remeh mengiringi langkah kaki Elif yang mulai mendekat pada sang lawan yang sangat tidak sebanding dengan jika di lihat dari ukuran tubuhnya.
"Lebih baik kau menyerah saja, daripada tulang-tulang yang ada di tubuh kecilmu itu lepas dari tempatnya, karena pukulan dari saya."Ujar sang lawan, memperingati Elif dengan cara menakut-nakutinya.
Elif tersenyum.
"Lakukan jika kau bisa melakukannya."
"Baiklah! sepertinya nyalimu jauh lebih besar dari ukuran tubuhmu, kita lihat! jangan sampai kau menyesal jika kau berakhir di pemakaman umum."
Bersambung...
🌟🌟🌟🌟🌟
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya 🙏
Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope Banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
Selamat! Membaca 🤗
Jangan lupa, untuk tinggal jejak ya. Seperti Like, komentar dan Vote serta hadiah, agar Otor Remahan ini semangat nulis.
✨✨
Dengan beringas dan tanpa memberi ancang-ancang, si lawan langsung mencengkeram kerah baju Elif, bahkan ia sampai mengangkatnya.
"Badanmu ringan sekali, sepertinya kau tidak di beri makanan layak oleh Ibumu."
Semua orang tertawa terbahak-bahak..
Mereka menganggap itu adalah sebuah pertunjukan yang menggelitik.
BUG!
Elif menendang perut pria itu, dan refleks membuat pria itu menjatuhkan Elif.
Meskipun badannya kecil, tapi Elif memiliki kekuatan besar yang tentu jarang di miliki wanita pada umumnya.
Terbukti dengan pria yang sudah seperti Hulk itu meringis memegangi perutnya.
Tapi, satu tendangan tentu tidak akan cukup untuk menjatuhkan pria itu, sebelum ia membalas, Elif sudah lebih dulu memukul, namun pukulannya kali ini tidak berarti apa-apa. Karena pria itu masih kokoh berdiri tanpa merasakan apapun, ia malah terlihat senyum meledak Elif.
"Sepertinya kelemahan dia ada di sana!"
"Apa kau Lelah! Masih ada waktu, angkat tanganmu dan menyerah lah!"ucap pria itu.
"Menyerah! Tidak ada kata menyerah dalam hidupku."
Dengan mata yang ia sipitkan dan senyum terukir di satu sudut bibirnya, Elif kembali melayangkan pukulan kuat, tepat di pusar si pria.
Si pria kembali mengaduh, dan kali ini ia melakukan perlawanan dengan melayangkan pukulan.
Tapi dengan gesit Elif menghindari pukulan pria itu.
Dan seperti itulah seterusnya, beberapa kali Elif mampu memberikan pukulan di tempat yang menjadi kelemahan lawan dan karena badanya yang mungil, dengan lincah Elif menghindari serangan lawannya.
Setelah 30 menit bertarung, kedua nafas
mereka tersengal-sengal. Dan tidak lama
kemudian pria itu ambruk karena kelelahan, sementara Elif, ia juga mendapat beberapa lebam di wajahnya.
Prok!
Prok!
Prok!
Suara tepuk tangan menggema dan mereka melakukan itu secara tidak sadar karena teramat takjub dengan kemampuan Elif.
"Bagaimana tuan, apakah saya dinyatakan lolos dalam seleksi ini?"Tanya Elif, seraya menundukkan kepalanya.
"Siapa namamu?"Tanya Erdogan.
"Ibram Rangka Bumi, Anda bisa memanggil saya Ibram."
"Baik, kau, saya nyatakan lolos, dan tanpa melakukan seleksi berikutnya kau sudah bisa menjadi pengawal pribadi saya,"ucap Erdogan memberi keputusan.
Semua terbelalak dengan keputusan Erdogan, kenapa ia bisa mengambil keputusan diseleksi pertama, padahal masih ada tiga seleksi lagi yang harus dilewati Elif.
Sepertinya Erdogan sudah takjub dengan kesan pertamanya kepada Ibram alias Elif.
Elif tersenyum puas dengan keputusan Erdogan, akhirnya usahanya tidak sia-sia dan ia bisa bekerja dengan orang kaya ini.
"Terima kasih tuan, saya akan melakukan yang terbaik untuk Anda."
"Hari ini kau sudah mulai bekerja, dan seperti kesepakatan awal, siapapun yang bekerja sebagai Pengawal saya, harus tinggal di Rumah dan menjaga semua rahasia tentang saya."
"Baik Tuan, saya mengerti."
Dan mulai dari hari ini, Elif resmi menjadi Pengawal pribadi Erdogan, dan mulai sekarang pun ia harus benar-benar merubah identitasnya sebagai Ibram.
✨✨✨✨
Elif dibawa di Rumah besar milik Erdogan, ternyata bukan hanya Elif yang menjadi pengawal pribadi Erdogan, tapi pria yang sebelumnya lolos pun di rekrut sebagai Pengawalnya.
"Ini tugas-tugas yang harus kalian lakukan ketika menjaga tuan Erdogan."Ucap Mario seraya menyerahkan lembaran kertas pada Elif dan rekannya bernama Wendy.
"Lakukan apa yang harus kalian lakukan, dan nyawa kalian sebagai jaminan keselamatan tuan Erdogan, apa kalian mengerti?"
"Mengerti Tuan,"sahut Elif dan Wendy secara bersamaan.
"Bagus! Beristirahatlah! 2 jam lagi tuan Erdogan akan bertemu dengan rekan bisnisnya, dan ini adalah tugas pertama kalian untuk menjaga tuan Erdogan."
"Baik tuan."
Setelah berurusan dengan Elif dan Wendy, Mario berlalu meninggalkan 2 orang yang sepertinya akan menjadi partner dalam menjaga sang Tuan Erdogan.
Bug!
Tapi sepertinya mereka tidak akan menjadi partner yang rukun dan bersatu. Terbukti dengan sikap Wendy yang sepertinya sangat tidak suka pada Ibram atau Elif, ia berjalan sambil menabrak pundak Elif dan ia melakukannya itu secara senaja.
"Kita lihat siapa yang akan menjadi Bodyguard kebanggaan Tuan Erdogan."Ucapnya.
"Apa dia berniat bersaing denganku!"gumam Elif dalam hatinya.
Namun Elif tidak mengindahkan gertakan lelaki itu, karena Elif menganggap itu sangat tidak penting dan membuang-buang waktu Ia datang ke sini untuk bekerja bukan untuk bersaing dengan rekannya.
Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat sejenak sebelum melakukan tugas pertamanya menjaga tuan Erdogan.
✨✨
("Apa! Kau lulus seleksi!") Tanya Rika dari sambungan telepon, ia terkejut dan tidak percaya jika Elif benar-benar lolos.
"Tentu saja, bahkan aku sudah tidak perlu lagi melewati seleksi kedua dan selanjutnya karena Tuan Erdogan sendiri yang memintaku untuk menjadi pengawal pribadinya."
("Luar biasa! Aku tidak menyangka")
"Bagaimana! Apa kau sudah mengakui kemampuanku?"
("Iya, aku mengakuinya, kau benar-benar hebat! Tapi ingat, selama kau tinggal di sana kau harus bisa menjaga dirimu baik-baik karena kau selalu di kelilingi oleh lelaki.")
"Baik, kau jangan khawatir, aku bisa menjaga diri baik-baik. Aku minta tolong padamu untuk selalu menjaga Ibu dan Kak Ibram selama akau di sini, di akhir pekan aku libur dan di hari itu aku baru bisa mengunjungi kalian."
("Kau tenang saja, aku akan menjaga Kak Rosalin dan Ibrahim dengan baik.")
✨✨✨✨
2 jam kemudian.
Elif dan Wendy sudah siap dan berdiri di depan pintu keluar, menunggu sang tuan yang tengah bersiap di dalam kamarnya.
Ini adalah tugas pertama mereka, dan mereka harus melakukan yang terbaik agar mendapatkan kesan baik dari Erdogan.
"Kalian sudah siap?"tanya Mario memastikan.
"Siap tuan!"
"Bagus! Ini tugas pertama kalian jangan membuat Tuan Erdogan kecewa jika kalian tidak ingin dihempaskan di Hari pertama kalian bekerja."
Elif dan Wendy mengangguk secara bersamaan. Dan tidak lama kemudian Erdogan keluar diiringi dengan beberapa pelayan lelaki.
Elif sampai terperangah melihatnya, sepertinya apapun yang dilakukan Erdogan selalu dibantu dengan pelayan dan pengawal pribadinya, sungguh orang kaya yang tidak manusiawi. Bahkan untuk memakai sepatu dan kaca mata saja ia dibantu.
"Tuan berhati-hatilah."Ucap Mario, sambil memastikan penampilan Erdogan dengan memeriksa setelan jas hitam yang lelaki itu kenakan.
Setelah dipastikan rapi oleh sang sekretaris, Erdogan berjalan mendekati mobil dan sedetik itu juga Wendy membuka pintu untuk Erdogan.
Di sini Wendy juga sebagai sopir yang akan mengantar Erdogan kemanapun pergi.
Setelah memastikan Erdogan duduk dengan nyaman di kursi belakang, Wendy melajukan mobilnya, ia duduk bersebelahan dengan Elif di kursi depan.
Mario tidak ikut serta karena ia harus menyelesaikan kekacauan yang ada di kantor.
✨✨✨
Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari dalam mobil itu karena ini salah satu peraturan (Jangan ada yang bersuara ketika bersama tuan Erdogan, jika sang tuan tidak memulainya terlebih dahulu)
Dan setelah menempuh perjalanan selama 30 menit mereka sampai di sebuah hotel ternama di kota itu.
Setelah memarkirkan mobil dan membuka pintu untuk Erdogan, Elif dan Wendy berjalan di belakang i mengikuti langkah panjang Erdogan
Beberapa orang menyambut kedatangan mereka, dan menuntun mereka ke suatu ruangan private, dan di sana sudah ada seorang wanita bergaun maroon dengan belahan kaki yang cukup panjang membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.
Sepertinya dia! bukan hanya membicarakan soal bisnis. Tapi +++ juga!". gumam Elif dalam hatinya.
"Sebaiknya kalian tunggu di sini!"ucap seorang pria yang tadi mengantar mereka kepada Elif dan Wendy.
"Baik!"sahut Wendy.
Tapi tidak dengan Elif, ia menolak untuk menunggu di luar pintu private.
"Tidak! Saya akan tetap masuk ke dalam, untuk memastikan keselamatan Tuan Erdogan."
Pria itu memicingkan mata mendengar ucapan Elif, sepertinya ia tersinggung dengan kata-kata Elif yang meragukan keselamatan Erdogan.
Bersambung...
✨✨✨✨
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya🤗
Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope Banyak-banyak untuk semuanya ❤️
Selamat! Membaca 🤗
💫💫💫💫💫
"Siapapun yang bertemu dengan Nona kami, kami sudah memastikan keamanan dan keselamatannya."Ujar Pria tersebut
"Maafkan saya, tapi saya harus tetep memastikan dengan mata kepala saya sendiri jika Tuan Erdogan dalam keamanan yang baik."
Pria itu sudah mengepalkan tangan, emosinya mulai terpancing hanya karena Ibram meminta masuk kedalam.
"Biarkan dia masuk!"suara Erdogan terdengar, dan itu adalah sebuah perintah.
"Tapi Tuan, Nona Sheryl tidak akan nyaman jika ada pengawal berada satu ruangan dengannya."
"Jika dia merasa tidak nyaman, yasudah! Saya juga tidak akan pernah masuk kedalam ruangan ini."Tegas Erdogan.
"Tapi tuan!"
"Sudahlah, Ibram, Wendy, ayok kita pergi dari sini, tentu tidak akan membuat saya rugi apalagi jatuh miskin, jika kehilangan proyek yang nilainya hanya 5 miliar seperti ini,"ucap Erdogan dengan angkuh dan berjalan menjauhi barisan pengawal Sheryl.
"Apa! 5 miliar! Seumur hidup aku belum pernah melihat uang sebanyak itu, dan dia dengan entengnya mengatakan jika tidak akan rugi hanya kehilangan uang sebanyak itu, benar-benar bukan manusia. Apa jangan-jangan dia akan meminta ganti rugi padaku karena menghalanginya masuk! Mati aku!" batin Elif.
"Tunggu!"teriak wanita yang bernama Sheryl,"Kau sudah datang, tapi hendak pergi begitu saja?"Sambungnya.
Erdogan menoleh.
"Mau apalagi? Kalian yang tidak mengijinkan Pengawal pribadi saya masuk, dan tentu saja saya tidak akan pernah masuk kedalam, karena, seperti apa yang dikatakan Pengawal saya ini, kenyamanan dan keselamatan saya tidak bisa terjamin di manapun jadi dia harus memastikannya."
Sheryl melepas nafasnya dengan kasar, tujuannya bertemu dengan Erdogan bukan hanya untuk membahas soal bisnis tapi ada maksud lain dari wanita itu, oleh sebab itu ketika ia bertemu dengan Erdogan Sheryl meminta seluruh pengawal baik dari pihaknya atau pihak Erdogan keluar dari ruangan yang ia siapkan bersama Erdogan.
Tapi ia tidak boleh terpancing emosi, ia harus terlihat begitu memmesona di depan Erdogan.
"Baiklah! Maafkan pengawalku, dan tentu saja aku mengizinkan pengawalmu ini masuk ke dalam."
Dan, Erdogan pun kembali masuk ke dalam ruang privat yang disediakan oleh Sheryl bersama dengan Ibram, tapi tidak dengan Wendy karena lelaki itu harus tetap menunggu di luar pintu.
💫💫💫💫
Seperti dugaan Ibram, mereka bukan hanya membicarakan soal bisnis tapi ada unsur plus-plusnya. Di saat Erdogan mulai membicarakan soal proyek yang akan ia tangani, Sheryl justru melakukan sesuatu yang membuat Ibram menutup Mata.
Belahan baju yang sudah teramat tinggi, semakin ditinggikan oleh wanita itu karena ia menariknya secara perlahan dengan gerakan yang sensasional.
Dan terlihat wajah santai dari sang tuan, seperti menandakan jika ia sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu.
Semakin didiamkan, Sheryl semakin menjadi. Ia sudah seperti kupu-kupu malam yang tengah menggoda pria hidung belang.
Keringat dingin mulai membasahi wajah dan tangan Ibram, bukan karena cuaca panas, tapi karena adegan panas dari dua manusia yang tengah berpangku itu.
"Apa aku salah masuk kesini."Batin Elif.
Sheryl, mengalungkan tangannya di leher Erdogan dengan menatap Indah wajah lelaki itu.
Namun Erdogan seolah tidak perduli dengan perlakuan Sheryl, terbukti dengan Ia terus melanjutkan perkataannya tentang proyek, meskipun kata-katanya itu sepertinya tidak didengar sama sekali oleh Sheryl yang tengah fokus menggodanya.
"Suuuutttt....."Sheryl, meletakkan telunjuknya di bibir Erdogan, lalu berbisik,"Apa kau hanya akan membuang-buang waktu dengan membicarakan proyek dari pada melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan!"
Erdogan hanya mengulas senyum mendengar bisikan dari Sheryl, sementara Ibram tidak bisa melakukan apapun meskipun hatinya sudah panas dan jengah ia ingin sekali menarik wanita itu karena adegannya sudah menodai mata sucinya, tapi, tentu ia tidak cukup berani untuk melakukan itu, karena Erdogan pun masih belum menandakan jika ia dalam bahaya malah sepertinya lelaki itu menikmatinya.
"Bagaimana, apa kau juga menginginkannya! Tentu kau menginginkannya kan!"kata Sheryl sambil mengelus lembut wajah Erdogan.
Erdogan memberikan tatapan lekat kepada Sheryl dan wanita itu mengulas senyum, ia mengira tatapan Itu adalah sebuah kode jika lelaki itu pun menginginkan apa yang ada di pikirannya.
Dan perlahan Sheryl mendekatkan bibirnya pada bibir Erdogan.
Tapi, Erdogan malah menjauh dan menurunkan tangan Sheryl yang masih mengusap wajahnya.
"Bagaimana jika kau melakukan itu dengan Pengawal baruku ini?"
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
Mendengar kata itu, seketika membuat tenggorokan Ibram gatal seperti dikerumuni bakteri hingga membuatnya terbatuk dan dadanya tercekik.
"Kau kenapa?"tanya Erdogan.
"Tidak apa-apa tuan, tadi ada nyamuk lewat dan tidak sengaja masuk ke dalam mulut saya."
"Nyamuk! Memangnya kau pikir ini Hotel kaki lima! Mana ada di sini nyamuk,"sahut Sheryl.
"Maafkan saya Nona, mungkin nyamuk itu tidak sengaja singgah tapi Anda tidak perlu khawatir karena nyamuk itu sudah saya makan, jadi tidak akan mengganggu Anda atau Tuan Er,"kata Ibram dengan asal karena ia tidak tahu harus bicara apalagi di suasana yang benar-benar membuatnya salah tingkah seperti ini.
"Pengawal barumu ini aneh sekali,"kata Sheryl.
"Tapi dia cukup tampan dan menarik kan, selain itu dia juga hebat. Apa kau tidak tertarik dengannya?"
Perkataan Erdogan kembali membuat Ibram berada di puncak kekhawatiran.
Sheryl memperhatikan Ibram, ia memperhatikan lelaki yang ada di depannya itu, dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Ia sangat berbeda dengan pengawal Erdogan lainnya, tubuhnya jauh lebih kecil dan sama sekali tidak berisi apa mungkin ia sehebat apa yang dikatakan oleh Erdogan!
"Kau Jangan melihat fisiknya, lihatlah kemampuannya. Saya yakin dia sangat hebat bukan hanya dalam hal bertarung tapi juga dalam hal lain."Kata Erdogan yang seolah mengerti apa yang ada dipikiran Sheryl.
Ibram memicingkan matanya, dadanya sudah dag dig dug, Ia benar-benar takut jika Tuannya, memintanya untuk melakukan hal yang sangat mustahil ia lakukan dengan Sheryl.
"Ya Tuhan selamatkan aku."Batin Ibram.
"Kenapa kau terlihat gelisah seperti itu?"tanya Erdogan yang menyadari kepanikan Ibram.
"Tidak apa Tuan!"sahut Ibram dengan santai, padahal Ia menahan sesuatu di hatinya yang kesal dengan kelakuan tuannya itu.
"Tuan, bukankah setelah ini Anda akan menghadiri acara makan malam bersama Tuan besar dan Nyonya besar?"kata Ibram mengalihkan pembicaraan dan fokus Erdogan.
"Benar! Dan itu makan malam kan! sedangkan ini masih siang."
"Benar Tuan, tapi.....!"
Ibram menghentikan ucapannya karena tiba-tiba Sheryl mendekat dan mengalungkan tangannya di leher Ibram, dan hal ini tentu saja membuat Ibram ketar-ketir dan gemetar.
Bersambung...
💫💫💫💫
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🤗
Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope Banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!