NovelToon NovelToon

Wanita Ke 2

#Hanna dan Albi

"Selamat pagi ayah..!" seru seorang gadis cantik dengan membawa nampan berisi bubur dan segelas air putih di tangannya.

Laki-laki yang terbaring lemah menoleh pada arah pintu kamarnya yang terbuka lebar oleh sang putri.

"Pagi Hanna,kamu nggak kuliah nak?" tanya laki-laki itu dengan menatap wajah putrinya dengan pandangan yang sayu.

"Ku_kuliah kok yah,cuma memang kuliah Hanna agak siang." jawab gadis yang bernama lengkap Hanna Farisa.

Uhuk uhuk..

"Minum dulu yah,habis itu ayah harus sarapan dan minum obat." ucap Hanna dengan menyodorkan segelas air putih pada pak Hilman ayah Hanna.

"Terimakasih nak,ayah selalu menyusahkan kamu.Maafkan ayah." ucap Hilman dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ayah,siapa bilang ayah nyusahin Hanna ? ayah adalah tanggung jawab Hanna.Sekarang,ayah makan yang banyak terus minum obat supaya cepat sembuh." ucap Hanna dengan menyendokkan bubur yang ada di mangkok dan menyodorkan nya ke arah sang ayah.

Hilman merasakan hatinya seperti tercabik melihat anaknya.Dia tahu anaknya sudah berusaha payah untuk menyelesaikan kuliahnya dan Hanna pun bekerja part time di sebuah hotel menjadi housekeeping.Hilman dengan ragu mulai memakan bubur pemberian Hanna .Dia memandang sendu ke arah anaknya.Dia tahu Hanna sudah berusaha keras untuk membuat dirinya tetap hidup dengan baik. Walaupun nyatanya putrinya sering mengalah untuk dirinya bisa makan.

"Hanna,kamu ambil uang yang ada di dalam dompet ayah di dalam lemari nak." ucap Hilman pada putrinya dengan nafas tersengal.

"Ayah mau dibelikan apa,nanti Hanna belikan." ucap Hanna dengan senyuman manis tetap terbit dari bibirnya.

"Nggak perlu,ambil uang itu untuk jajan kamu nanti.Maaf ayah nggak bisa ngasih kamu banyak uang." ucap Hilman sedih.

Hanna menghela nafas panjang dan memandang ayahnya yang terbaring lemah diatas tempat tidur.

"Ayah,biar uang itu disimpan buat ayah.Hanna belum perlu juga kok." ucap Hanna dengan mengelap tubuh yang sudah lemah itu dengan kain basah.

"Bibi mu masak apa,kamu sarapan sana.Pasti kamu belum sarapan kan?"ucap Hilman mengalihkan pembicaraan.

"Iya ayah,setelah ayah minum obat ini,Hanna makan.Habis itu,Hanna pergi ke kampus yaa.." ucap Hanna dengan membereskan peralatan makan yang baru saja dia gunakan.

Hilman mengangguk mengiyakan perkataan sang putri.Ia pun minum obat yang di berikan Hanna padanya.Setelah selesai mengurus ayahnya,Hanna keluar dari kamar sang ayah.

Hanna pun melihat isi tudung saji dan ternyata masih kosong.

"Yah, kosong," gumam Hanna dan menghembuskan nafas kasar.

Dia melangkah menuju kamarnya dan melintasi kamar bibi nya dan terlihat bibinya yang masih tidur dengan lelap.Hanna hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Rasanya sudah setahun ini bibi nya berubah.Apalagi sejak ayahnya sakit-sakitan dan tidak bisa melakukan pekerjaan apapun.Hanya bisa terbaring di tempat tidur.

Hanna mengambil tasnya juga beberapa buku miliknya.Hanna menatap cermin dan menatap dirinya dari cermin.Setelah dirasa cukup memindahi penampilan dirinya Hanna melangkah keluar rumah siap untuk berangkat kuliah.

...----------------...

Sementara itu di sebuah rumah mewah seorang laki-laki yang tampan dan kaya raya sedang bersiap untuk mengawali aktifitasnya.Sosok laki-laki dambaan wanita. Namun sayang, cintanya hanya untuk sang istri.

Dia adalah Albieza Pramudya pewaris Global Angkasa Group memiliki istri yang cantik berprofesi sebagai designer bernama Rossa Almira.

Albi yang sudah siap untuk melakukan kegiatannya seperti biasa,dia harus kekantor namun,hari ini ada yang spesial yaitu hari ini Albi resmi di tunjuk oleh sang papa untuk memimpin GA Group sebagai CEO.

Albi melangkah keluar dari rumah dan terlihat seorang pria dengan setelan kantornya sudah menunggunya disana.

"Selamat pagi Al." sapa Firman yang tak lain dan tak bukan adalah asisten merangkap sahabat Albi.

"Pagi,tumben kamu datang sepagi ini." ucap Albi dengan membenahi penampilannya.

"Tentulah, kamu akan memerlukan batuanku.Apalagi hari ini jadwal kita amat padat.Malam nanti pun kamu masih harus menghadiri acara peresmian kamu sebagai CEO baru di Global Angkasa Group." ucap Firman dengan menaik turunkan alisnya dengan genit.

"Jangan gil* kamu,aku masih suka susu.Nggak kayak kamu sudah tua bangka masih suka ngemu* permen kojek" cibir Albi pada sahabatnya itu dengan senyuman mengejek.

Melihat tingkah Albi yang terlihat mengejaknya Firman melirik arah kantong bajunya dan ternyata permen kojek kesukaannya sudah nongol memperlihatkan diri.

"Aisssttt permen nggak ada akhlak,ngapa kamu nongol di depan laki-laki aneh macam Albi." Firman mengumpati permen kojek nya yang sempat nongol di kantong baju nya.

Tin tin.

Mendengar suara klakson mobil membuat Firman terjingkat.

"Mau gue tinggal Lo..!" teriak Albi di dalam mobilnya.

"Sembarangan,ikutlah !" seru Firman melangkah menuju mobil Albi.

...****************...

Di malam hari peresmian pengangkatan Albi menjadi seorang CEO Global Angkasa Group.

"Dimana istri kamu Al?" tanya Teuku Emir Pramudya ayah dari Albi.

Albi yang sedang sibuk mengotak atik ponselnya berusaha menghubungi sang istri langsung mendongakkan kepalanya melihat kearah orang yang ada di depannya.

"Kenapa Al,istrimu nggak ngangkat telpon kamu?" tanya mama Albi yang berdiri di samping suaminya.

Belum juga Albi menjawab pertanyaan sang mama tiba-tiba ada seseorang mendekat ke arah mereka.

"Malam tante Mutia,Om Emir." sapa seorang gadis dengan dandanan yang terlihat menawan.

"Malam Sheril,papa sama mama kamu mana?" tanya Emir pada putri sahabatnya itu dengan sambutan hangat.

"Papa ada di sana om,sama mama juga."jawab Sheril menunjukkan arah dimana orang tuanya berada.

"Okelah,mama sama papa temui om Wisnu sama tante Lita dulu Al,kamu temani Sheril ." ujar Emir pada putranya.

Kedua orang tua Albipun meninggalkan Albi dan Sheril guna menemui para sahabat dan keluarga serta kolega mereka.

Albi hanya mengangguk namun,tangannya masih sibuk menghubugi seseorang. Sheril yang melihat kearah Albi namun,masih saja Albi tak merespon keberadaan dirinya.

"Masih nggak diangkat panggilan kamu,mungkin Rossa benar-benar sibuk Al." ucap Sheril dengan nada suara yang terdengar mendayu.

Albi hanya melihat kearah Sheril sekilas dan langsung fokus kembali ke ponselnya.Albi masih saja berusaha menelpon istrinya sementara Sheril melihat Albi yang masih terus terusan menelpon Rossa merasa kesal.

"Sudahlah,dia sudah menikah buat apa lagi kamu selalu berusaha untuk menjadi pengganti Rossa." ucap seseorang yang tak lain yaitu Firman sekaligus asisten Albi yang tiba-tiba sudah ada di samping Sheril.

"Bisa nggak kalau kamu nggak usah ikut campur.Ini urusan aku dengan Albi.Kamu itu nggak akan tahu bagaimana aku kasihan sama Albi yang selalu saja di nomer duakan seperti ini sama Rossa."ucap Sheril dengan nada sinis.

"Memanglah semua masalah kamu bukan urusan aku.Tapi, kamu juga nggak amnesia kan,kalau Al itu sudah punya istri dan tentunya kamu ingat,istri Al itu adalah sahabat kamu sendiri.Mau jadi pelakor sahabat kamu sendiri.Katanya cantik,masa nggak bisa cari pria lajang yang mapan buat nikahin kamu." ucapan pedas Firman membuat Sheril melotot melihat sosok Firman.

Bisa-bisanya asisten Albi bisa ngomong seperti itu padanya.Sheril memang sudah kenal dengan Firman yang sudah dia kenal di bangku kuliah dan begitupun dengan Albi.Sementara Rossa istri Albi adalah sahabat Sheril dari masa putih abu-abu.

"Kalian kalau mau berdebat mendingan menjauh dari gue.Jangan bikin gue makin stres saja dengan tingkah kalian." ucap Albi pada dua orang yang sedang sibuk berdebat.

Setelah mengatakan itu Albi meninggalkan mereka berdua dan membuat Sheril kesal dengan Firman.Karena ulah Firman yang selalu saja ikut campur dengan urusannya.

Bersambung.

Minta Ijin

"Al,kamu mau kemana?" tanya Emir pada putranya.

Albi dan Firman menghentikan langkahnya mendengar teguran Emir.

"Aku mau pulang pah,acara pun sudah selesai kan." jawab Albi pada sang papa dengan acuh.

"Kalau begitu kamu sekalian antar Sheril pulang ya,tadi Om Wisnu sudah pulang sama tante Lita sudah pulang.Kasihan dia kalau harus naik taxi,ini sudah malam juga."ujar Emir pada putranya.

"Nggak usah om,biar Sheril pulang sendiri saja.Kasihan Al,pasti sudah capek." tolak Sheril

"Drama." gumam Firman melihat tingkah laku Sheril yang sok-sokan menolak untuk di antar oleh Albi.

"Firman..,"bisik Albi mengingatkan sang sahabat.

"Sorry Al,keceplosan."elak Firman.

Albi hanya bisa geleng-geleng kepalanya mendengar alasan konyol sahabatnya.

"Ikutlah denganku dan Firman.Biar kami antar kamu sampai rumah."ujar Albi.

"Tapi Al..

"Sudahlah, jangan menolak.Biar kami pun tidak khawatir dengan keselamatan kamu.Bagaimana pun kamu anak dari rekan bisnis om yang sudah lama saling kenal bahkan rasanya seperti saudara."ucap Emir pada Sheril.

Akhirnya Sheril pun kembali ke rumah diantar oleh Albi dan Firman.

.

.

"Al, kamu sudah dapat kabar dari Rossa? aku lihat di story IG nya dia sedang di Paris."ucap Sheril memecah keheningan di dalam mobil yang mereka tumpangi.

"Belum,mungkin dia masih sibuk." jawab Albi.

Mendadak dirinya teringat akan kepergian istrinya kali ini.

...----------------...

"Flashback On*

"Ayolah Al,ini demi karier ku.Oke lah aku siap hamil setelah selesai event ini." ucap Rossa saat malam dimana dirinya meminta ijin pada Albi untuk melakukan perjalanan bisnis fashionnya ke berbagai negara.

"Tapi nggak selama itu Ros,kamu punya aku.Kamh sudah punya suami." ujar Albi dengan wajah yang terlihat sangat kesal dengan istrinya.

"Dari awal kita menikah,kamu pun tahu kalau aku punya banyak impian yang harus aku wujudkan.Kamu pun nggak lupa kan kalau kamu akan melakukan apapun demi apa yang aku inginkan.Kamu tinggal approve kemauan aku,beres.." ujar Rossa

"Lalu gimana sama papa juga mama.Mereka pasti nggak bakal setuju Ros,apalagi ini menyangkut tentang Rumah Tangga kita nantinya.Kamu pun punya kewajiban di sini."

"Kenapa kamu harus ambil pusing dengan apa kata orang tua kamu.Mereka sudah biasa kok,selalu nggak suka dan nggak setuju dengan apapun yang berkaitan dengan aku.Kamu tahu,rasanya aku nggak pernah dianggap sama mereka by.."

Albi menghela nafas panjang dan dia pun memutuskan untuk pergi dari kamarnya meninggalkan Rossa yang pastinya jika di teruskan akan tambah panjang pertengkaran mereka. Albi tak ingin kedua orang tuanya tambah tidak suka dengan sikap sang istri yang selalu mementingkan diri sendiri.

Melihat suaminya melangkah keluar dari kamar Rossa mencoba untuk menghentikan langkah suaminya namun,gagal.Rossa hanya bisa mendengus kesal.

Albi duduk termenung di gazebo samping mansion Pramudya.

"Apalagi yang di lakukan oleh istrimu itu Al?" tanya Emir sang ayah yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

"Ehh..pah,sudah malam papa belum tidur ?" tanya Al tak menjawab pertanyaan sang papa.

"Mana bisa tidur kalau kamu dan istrimu ribut sampai lantai bawah.Apalagi yang dia minta dari kamu.Selalu saja memaksakan kehendaknya sendiri." ucap Emir dengan sinis.

"Rossa cuma minta ijin untuk pergi untuk memperkenalkan design nya ke Luar Negeri semua kan demi kariernya pah,dia ingin sekali mengembangkan usaha nya di luar negeri."terang Albi.

"Hanya alasan dia saja itu,mama mu sudah bilang sama dia supaya tawarkan di kalangan kita dan mama mu juga banyak kenalan dengan sosialita dan mereka juga circle nya nggak main-main.Bertahap yang penting dia punya skill yang berbeda dari designer yang lain.Banyak juga teman-teman kamu yang istrinya pakai barang butik.Bisa dia tawarkan,banyak media sosial juga dia bisa manfaatkan."ucap Emir memberikan saran pada Albi untuk Rossa bisa lebih berkembang di Indonesia bahkan di Asia dan Eropa.

"Aku pun belum tentu ijinkan pah,aku khawatir dengan keadaan yang jauh dari aku.Walaupun dia pergi dengan teamnya.Tapi, sebagai seorang suami pastinya akan sangat khawatir."ujar Albi.

"Bicarakan perlahan dengan istrimu.Bukannya mama sama papa nggak suka sama dia,mama cuma ingin dia lebih mengayomi kamu dan lebih menghargai orang lain."ucap mama dari Albi.

"Albi mengerti mah,maaf kalau Albi sama Rossa masih banyak menyusahkan mama dan papa ." ucap Albi tulus.

Sementara di balkon kamar Albi,Rossa memandang ke arah gazebo di mana suaminya dan kedua orangtuanya sedang bicara.

"Selalu saja ngadu.Mereka nggak akan tahu rasanya jadi aku. Mereka selalu menganggap aku silau dengan harta mereka.Aku akan buktikan sendiri jika aku bisa tanpa campur tangan mereka."gumam Rossa dan segera masuk dalam kamarnya kembali.

Flashback Off

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Hanna.." panggil seseorang.

Hanna yang merasa ada yang memanggil namanya pun menoleh ke arah sumber suara.

"Ehhh..Rana,kamu baru sampai." ujar Hanna dan menghentikan langkahnya.

Rana merangkul bahu sahabatnya dan mereka pun masuk beriringan ke dalam sebuah kampus besar di Bandung.

"Gimana kabar Om Hilman?" tana Rana menanyakan keadaan ayah Hanna.

"Masih begitulah,kamu tahu kan ayah sudah lama struk.Semoga ada keajaiban buat ayah sembuh."ujar Hanna dengan wajah sedihnya.

"Sabar yaa,aku nggak bisa bantu apa-apa yang jelas aku selalu berdoa buat kamu dan om Hilman supaya baik-baik saja.Lalu bibi mu gimana,masih marah-marah mulu kerjaannya?" tanya Rana lagi.

Dia ingat jika Hanna sekarang tinggal juga dengan bibi nya yang bekerja di sebuah tempat karaoke di kotanya.

"Ya begitulah,masih sama.Walaupun begitu perangainya,ayah sangat menyayangi adiknya yang nggak tahu diri itu."ucap Hanna dengan senyum kecut mengingat sang bibi yang selalu buat ayahnya sedih.

"Sudahlah,jangan terlalu banyak mikirin bibimu yang penting kamu fokus sama ayahmu juga kuliah.Satu lagi,kamu sudah bayar yang untuk ujian akhir?"

Hanna menggelang dan menghela nafas panjang.

"Gimana kalau kamu pake uang ku dulu,gajian kamu kan masih lima belas hari lagi.Sedangkan batas waktu pembayaran seminggu lagi Han.." ujar Rana pada sahabatnya itu.

" Terimakasih tawarannya dan kebaikan kamu Ra,tapi..nggak usah.Nanti biar aku minta keringanan dari kampus terus aku juga mau ajukan pinjaman ke pihak hotel."tolak Hanna dengan halus.

"Issttt..kebiasaan deh,selalu saja nolak aku."ujar Rana dengan kecewa.

"Aku janji kalau sampai hari H belum juga kebayar aku terima bantuan kamu gimana,oke kan?" ucap Hanna untuk membuat sahabatnya merasa sedikit senang.

"Okelah.."jawab Rana pasrah dan mereka masuk ke dalam perpustakaan kampus.

Hanna Farisa gadis cantik itu,selama setahun terakhir ini memang bekerja paruh waktu di sebuah hotel sebagai housekeeping untuk membiayai kuliahnya yang sebentar lagi akan berakhir.Awalnya semua baik-baik saja dengan perekonomian keluarga nya namun,setahun lebih sejak ayahnya sakit dia harus bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya dan pendidikannya.

Bersambung

Keputusan Rossa

"Perasaan dari tadi aku lihat kamu banyak melamun Al,ada masalah kah?' tanya Firman saat mereka selesai dengan meeting siang ini.

Albi menghela nafas panjang dan beranjak dari tempat duduknya dan menatap kearah luar.Melihat keramaian kota di balik kaca gedung tinggi miliknya.Kedua tangannya dia masukkan di dalam kantong celananya.

"Rossa minta ijin buat dia pergi ke Luar negri untuk mengembangkan bisnisnya dan juga dia akan kuliah kembali di Paris."ucap Albi

"Lalu masalahnya dimana?"tanya Firman santai.

Albi menoleh pada sahabatnya.

"Masalahnya dia akan pergi bertahun-tahun.Kamu tahu kan hubungan orang tuaku dengan Rossa tak baik,mereka menentang kemauan Rossa,mereka tidak keberatan jika Rossa akan kuliah lagi tapi,harus di Indonesia."ungkap Albi yang terlihat sangat dilema dengan keputusannya nanti.

"Yah gue tahu,Lo sangat mencintai Rossa.Lo juga selalu mengabulkan apa yang Rossa mau.Orang tua lo bukan nggak suka sama Rossa tapi, istrimu itu yang kurang berbaur dengan orangtuamu juga keluarga besar mu.Cobalah lo kasih pengertian bini lo buat orang tua Lo percaya akan adanya Rossa lo bahagia.Orang tua lo cuma khawatir,kalau Lo nggak bahagia." ucap Firman.

"Dari mana Lo bisa nyimpulin gue nggak bahagia.Gue bahagia dengan pilihan gue Man,Lo tahu kan gue...

"Iya gue tahu kalau Lo 1000% cintanya sama Rossa.Itulah yang buat orang tua lo khawatir.Mereka takut suatu hari lo di kecewakan sama Rossa dan Lo pastinya terpuruk.Saran gue, janganlah lo kasih cinta Lo 1000%,cukup 5% itu saja sudah banyak.Cintai hamba seadanya cintai Allah sepenuhnya."ucap Firman dengan menepuk bahu Albi.

"Hahaha..sejak kapan lo sebijak itu mengenai cinta?" tanya Albi dengan ekspresi mengejek.

"Lo nggak tahu aja sahabat lo ini,punya bakat seorang pujangga hahaha.."kelakar Firman

"Wong sableng..!" umpat Albi mendengar lelucon sang sahabat.

Albi hanya bisa geleng-geleng kepala dengan segala tingkah sahabatnya itu.

"Sudahlah,gue cabut dulu.Lo mau makan siang sama Rossa kan? jadi,ijinkan hamba yang jomblo ini cari gebetan bos ..permisi ," ujar Firman yang langsung pergi meninggalkan ruangan Albi.

Melihat Firman yang sudah keluar dari ruangannya Albi merogoh sakunya dan mengambil benda pipih di dalam nya lalu dia mengutak atik ponselnya mengirimkan Pasan pada seseorang.

Setelah itu dia pun melenggang pergi meninggalkan ruangannya dan menemui sang istri untuk makan siang bersama.

...----------------...

"Hanna,tunggu !" seorang pria mencekal lengan Hanna untuk menghentikan langkah gadis itu.

"Kamu apa-apaan Amar,lepas tangan ku!" ucap Hanna dengan wajah penuh kemarahan.

"Oke,gue lepas.Tapi,janji kita harus bicara." ucap laki-laki yang bernama Amar.

"Katakan cepat." ucap Hanna dengan datar dan menghentakkan tangannya agar terlepas dari cengkraman Amar.

"Aku ingin kamu ikut aku nanti malam." ucap Amar pada Hanna.

"Maaf aku nggak bisa ,aku harus kerja." tolak Hanna tegas.

"Kenapa sih kamu nggak pernah sekalipun mau aku ajak pergi.Selalu saja membuat alasan."ucap Amar dengan wajah kecewa.

"Astaghfirullahal'adzim,Amar aku memang benar-benar kerja.Aku ini bukan kamu yang punya banyak uang.Aku ini orang miskin,lagian kenapa kamu ngotot banget sih ngajak aku.Kamu kan punya banyak sederet fans yang suka rela pergi sama kamu,kenapa harus susah-susah maksa aku buat ikut sama kamu,lagian kita pun nggak ada hubungan apapun." ucap Hanna dengan panjang lebar.

Hanna sudah kesal dengan tingkah Amar yang selalu memaksa untuk ikut dengan laki-laki itu.Padahal memang Hanna tak ada waktu untuk sekedar pergi bersama para teman-temannya.Hidupnya saat ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Ada apa nih,Han..dia maksa kamu lagi?!" Rana tiba-tiba muncul diantara mereka dan pastinya tahu kalau Amar sedang berusaha untuk mengajak Hanna pergi.

"Biasalah ,dia maksa buat aku ikut sama dia." jawab Hanna

"Kau nih yah, Hanna kan sudah bilang kalau dia nggak bisa.Kenapa kamu ngeyel sih?!"ucap Rana kesal dengan berkacak pinggang menatap Amar dengan tajam.

"Bukan urusan lo yah,gue nggak ada maksud maksa Hanna.Masa diajak makan saja nggak bisa,segitu sibukkah hidupnya."

"Sudahlah kalau nggak mau,memang lah kamu sok jual mahal sama aku."ucap Amar langsung berlalu dari hadapan dua gadis yang saat ini memandang Amar dengan pandangan heran.

"Kalau ngomong sama Lo itu aku kamu kalau sama gue aja hemmm... spesial benar kamu buat dia." ucap Rana.

"Kenapa sih,jeles..kalau kamu mau pun ambillah..aku nggak mau juga sama dia.Sudahlah,aku mau kerja.Sudah mau telat nih,bye..!"

Hanna pun pamit pada Rana untuk pergi bekerja seperti biasa.

"Mau aku antar !" teriak Rana dan di jawab dengan lambaian tangan dari Hanna.

Rana hanya bisa memandang punggung gadis itu, hidupnya memanglah saat ini begitu sangat menuntut dirinya mandiri.

...****************...

"Makanlah sayang,aku nggak mau kamu sakit." bujuk Albi pada Rossa sang istri yang masih enggan untuk menyentuh makanan yang ada di depannya.

"Aku nggak aka sakit kalau pun aku nggak makan seharian.Tapi, aku itu sakit hati dengan keputusan kamu Al..!" ucap Rossa dengan wajah kesalnya.

"Kamu ini kenapa sih ngotot banget buat pergi jauh dari aku.Kamu dengan gampangnya memutuskan untuk pergi jauh dari aku.Okelah kalau kamu mau pergi sehari dua hari aku nggak masalah,ini dia sampai tiga tahun kamu tinggalin aku Ros,kamu sudah nggak sayang sama aku,kamu juga nggak ingin tahu perasaan aku.Papa sama mama pun khawatir sama kamu." ucap Albi dengan wajah putus asa karena sifat keras kepala istrinya itu.

"Bukan aku nggak sayang sama kamu Al,ini demi impian aku.Aku janji sama kamu setelah selesai mewujudkan impian aku ini,aku pasti akan ikut apa katamu.Aku juga memutuskan untuk hamil setelah selesai melakukan semua ini.Aku akan pulang kalau liburan , percayalah..ini demi aku Al,kamu sayang sama aku kan,aku berharap sekali beasiswa ini Al,semua sudah selesai aku urus tinggal berangkat saja." ucap Rossa tak ada beban.

Albi mendengar perkataan istrinya sontak menatap Rossa dengan tajam.

"Apa yang kamu bilang,kamu sudah mengurus semuanya? kamu belum dapat ijin dari aku tapi, kamu sudah berani untuk membuat keputusan sendiri.Lalu buat apa kamu susah-susah minta ijin ke aku kalau kamu akan tetap pergi walaupun tanpa ijin aku,Keterlaluan !!"

Kaget,tentu saja Albi kaget dengan apa yang di perbuat Rossa. Albi tak habis pikir jika istrinya akan tetap pergi walaupun tanpa ijin darinya.

Dia kecewa karena merasa tak penting bagi hidup sang istri.Memanglah sebelum mereka menikah Rossa mengajukan syarat untuk dirinya tetap melanjutkan pendidikan fashionnya.Namun,Albi tak pernah berpikir jika Rossa nekat untuk mengambil program beasiswa ke luar negeri.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!