Suara seruan kenikmatan menggema di dalam sebuah ruangan bernuansa merah muda. Seorang pria berparas tampan bertubuh tinggi atletis sedang menghentakkan tubuh bagian bawahnya dengan begitu kuat. Pria tampan tersebut sedang menggagahi seorang wanita, yang mengejar kenikmatannya. Sedangkan, seorang wanita di bawah kukungannya terlihat sangat menikmati permainan pria gagah itu.
"Ahh... lebih kuat lagi... ku mohon," ucap wanita itu menggoda si pria. Maka pria itu menambah kecepatannya demi mengejar kenikmatan yang tiada tara. "Aaahhh..." dan akhirnya si pria mendapatkan kenikmatannya di rahim si wanita. "Ahhh..., hangat sekali," ucap wanita tersebut sambil memegangi perutnya.
"Milikmu begitu gagah, kau benar-benar tahu caranya memuaskan seorang wanita." Si wanita hendak mencium bibir si pria, namun dengan cepat si pria menahannya dengan sebuah senjata yang ia ditodongkan ke arah dahi si wanita.
"Kau benar-benar menjijikkan." Ucap si pria. DOR! Peluru dari senjata itu berhasil menembus kepala si wanita, wanita itu tergeletak tak bernyawa dengan kepala yang bersimbah darah berwarna merah pekat. Si pria kembali memakai pakaiannya, dia membuka ponselnya lalu menghubungi seseorang untuk membersihkan jejak percintaannya. "Joseph, bereskan kekacauan yang sudah kubuat, aku akan mengirimkan lokasinya padamu," ucap pria itu di ponselnya.
"Baik,tuan." Ujar orang yang bernama Joseph, panggilan pun dimatikan sepihak oleh si pria. Pria itu menyalakan sebatang rokok lalu menyesapnya. Dia berjalan keluar dari bangunan yang bertuliskan HOTEL CINTA. Dirinya masuk ke dalam sebuah mobil, "Ke mansion," ucapnya singkat.
"Baik, tuan." Orang yang berada di kursi pengemudi yang paham maksud si pria langsung menghidupkan mesin mobilnya. Mobil bermerek Aston Martin itu pun berjalan meninggalkan tempat tersebut.
Sepanjang perjalanan, pria itu hanya diam sambil menatap layar ponselnya. Orang yang berada di kursi pengemudi sesekali melihatnya dari kaca spion. Si pria menyadari tatapannya langsung bertanya padanya, "Ada apa?"
"Maaf, tuan. Nyonya dan tuan besar meminta anda untuk segera pulang. mereka ingin membicarakan tentang perjodohan anda," ucap orang itu dengan Hati-hati.
"Ck, katakan pada mereka bahwa aku tidak menyetujui perjodohan itu." Si pria terlihat kesal. Sudah beberapa kali dia dijodohkan dan sudah beberapa kali dia menolak perjodohan tersebut. Sekretarisnya juga mengatakan hal yang sama padanya mengenai perjodohan itu. Namun, si pria tetap saja menolaknya. Dia benar-benar sudah muak tentang perjodohnya yang selalu saja direncanakan oleh kedua orang tuanya. Sudah banyak wanita yang dijodohkan dengan dirinya dan tidak ada satupun wanita yang dapat memikat hatinya.
...****************...
Mereka sampai di sebuah mansion mewah bercat putih, si pria keluar dari mobilnya. Saat dirinya masuk ke dalam mansion, Dia sudah dihadapkan oleh dua orang yang selalu dihindarinya, "Dasar anak nakal dari mana saja kau, kami sudah menunggumu sangat lama," ucap seorang pria paruh baya.
"Untuk apa kalian datang kesini, kalian masih ingin menanyakan tentang perjodohan?" kesal si pria.
"Arsen, kami ingin menggendong seorang cucu. Kenapa kau selalu menolak perjodohannya? Apa kau tidak mau memberikan kami seorang cucu?" ucap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"Ayah, ibu, bisakah kalian tidak menjodohkanku dengan para wanita pilihan kalian? Aku tidak menyukai mereka semua dan bahkan aku membencinya." Ucapnya kesal.
"Kenapa kau tidak memiliki ketertarikan pada wanita, Arsen? Padahal kau sering menggagahi mereka. Atau Jangan-jangan sebenarnya kau penyuka sesama jenis?".
"Ayah, apa kau menganggap putramu ini sudah tidak waras? Untuk apa aku menyukai sesama jenis jika aku saja sering meniduri para wanita?" ucapnya kesal.
"Lalu kenapa kau menolak dijodohkan?"
"Bagiku, wanita hanyalah alat pemuas nafsu. Mereka akan melakukan apapun selama nafsu mereka terpenuhi. Wanita itu serakah, egois, dan juga hanya mempedulikan diri mereka sendiri."
"Kau menganggap wanita seperti itu? Itu artinya kau juga menganggap ibumu ini sebagai alat pemuas nafsu ayahmu?" Ucap wanita itu marah.
"Aarrrggghhh, terserah kalian saja. Aku sudah lelah dengan perjodohan ini. Pokoknya aku menolak semua wanita yang kalian jodohkan denganku." Ucapnya kesal lalu berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Dia sangat menyebalkan dan keras kepala, kenapa aku bisa melahirkan putra seperti dia?" Wanita paruh baya itu masih terlihat cukup kesal.
"Jangan berkata seperti itu, walau bagaimanapun dia tetaplah putra kita dan satu-satunya anak kita." Pria paruh baya itu berusaha menenangkan istrinya. Karena malam sudah sangat larut, sepasang suami istri itu memutuskan untuk pulang.
Sementara itu di dalam sebuah kamar, pria yang tadi dipanggil Arsen kini sedang membersihkan tubuhnya dari jejak percintaannya. Air mengalir dari shower dan membasahi seluruh tubuhnya. Dia benar-benar harus menghilangkan aroma wanita itu dari tubuhnya.
Pria itu bernama lengkap Vincent Adonis Arsenio. Dia adalah seorang mafia sekaligus Casanova penggila s*x. Walaupun menyukai s*x, Arsenio sangat anti hubungan dengan wanita. Padahal dia memiliki wajah yang tampan dan rupawan. Banyak wanita di luar sana yang tertarik padanya, namun tidak ada satupun di antara mereka yang dapat menarik perhatian sang ketua mafia.
Di dunia bawah, Dia dikenal sebagai mesin pembunuh atau iblis pencabut nyawa. Pria itu sama sekali tak memiliki belas kasih terhadap lawannya atau wanita yang digagahinya. Dia biasanya akan menghabisi wanita yang sudah digagahinya. Orang yang mengenal baik dirinya pasti akan berpikir dua kali sebelum mendekati mafia itu. Yang ada dipikiran Arsenio hanyalah keinginan untuk membunuh dan menggagahi wanita. Dia bahkan tak tertarik menjalin hubungan yang khusus dengan para wanita yang sudah ditidurinya.
Pria itu kini tengah menyesap segelas anggur di balkon kamarnya, sambil menatap gedung-gedung tinggi perkotaan. Lokasi mansion-nya berada di ujung kota sehingga ia dapat melihat banyak gedung bertingkat di luar sana.
...****************...
Di tempat lain, seorang gadis cantik kini tengah menangis Tersedu-sedu di dalam sebuah rumah sederhana yang hanya ditinggali oleh tiga anggota keluarga. ia menangis setelah mengetahui fakta bahwa dirinya telah dijual oleh ayah kandungnya sendiri. sang ayah tega menjualnya ke sebuah rumah bordil, tempat para wanita menjual diri. "Ayah kumohon jangan jual aku ketempat itu, hiks... aku tidak mau meninggalkan ibu." ucapnya.
"CK, SAAT INI AKU SEDANG MEMBUTUHKAN UANG, LEBIH BAIK KAU MENURUT SAJA SEBELUM AKU BERBUAT KASAR PADAMU!" pria paruh baya itu membentak putrinya.
"Sayang, dia masih remaja. apa kau tega menjual putrimu begitu saja, lebih baik kau bawa saja aku dan lepaskan putriku." ucap seorang wanita paruh baya yang diketahui adalah ibu dari gadis itu.
"Kau diam saja, dan tidak perlu ikut campur." pria paruh baya itu menarik kasar tangan kanan putrinya keluar dari rumah itu, wanita itu berusaha menahannya. namun, apalah daya dirinya tak mampu melawan suaminya. karena kesal, pria itupun menampar kuat pipi kanan sang istri hingga membuat wanita itu terjatuh.
"IBUUU!!!..." teriak gadis itu saat melihat ibu kandungnya teraniaya oleh ayahnya sendiri.
"Kumohon lepaskan putriku, hiks... jangan mengorbankan masa depannya hanya demi uang." ucapnya yang mulai meneteskan air matanya.
"Aku tidak peduli, setelah menjualnya aku bisa mendapatkan banyak uang."
Pria paruh baya itu membawa putrinya pergi, sang istri tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis. sedangkan gadis itu berusaha melepaskan dirinya dari sang ayah " Lepaskan aku, aku ingin bersama ibu, hiks... "
"Menangislah sesuka hatimu, setelah ini kau tidak akan bisa bertemu dengan ibumu lagi." ucapnya.
"Ayah jahat, kenapa ayah tega melakukan hal seperti ini padaku. apa ayah sudah tidak menyayangiku lagi." ucapnya, gadis itu menghapus air matanya.
"Dulu aku yang merawatmu, dan sekarang giliranmu untuk membalas budi. setelah menjualmu aku akan mendapatkan banyak uang, dan aku bisa bermain judi sesuka hatiku." pria itu menyeringai seperti orang yang tidak waras.
"Ayah, aku mohon. tolong jangan lakukan hal ini, hiks... " masih menangis.
"Diamlah, sebentar lagi kita akan sampai." ayah dan anak itu keluar dari taksi yang ditumpangi oleh mereka, tempat yang mereka datangi adalah sebuah rumah bordil atau tempat pelac*ran. pria paruh baya itu membawa masuk putrinya ke dalam tempat penuh dosa itu.
Memasuki tempat itu mereka sudah di perlihatkan dengan pemandangan yang benar-benar sangat menjijikkan, banyak para wanita cantik yang mendekat dan menggoda para pria konglomerat , jika dilihat lebih dekat para pria itu memiliki banyak benda berharga yang melekat di tubuh mereka, contohnya seperti jam tangan emas, cincin, dan kalung. wanita yang mendekati mereka berpakaian sangat ketat dan terbuka, para wanita itu bahkan berani menyentuh bagian intim para pria itu.
Rasa mual mulai dirasakan gadis itu, perutnya terasa diaduk-aduk dari dalam. Dia benar-benar tak tahan melihat pemandangan di depannya yang menurutnya benar-benar sangat menjijikkan. "A-ayah, bisakah kita keluar dari tempat ini," ucapnya.
Seorang wanita cantik bertubuh tinggi menghampiri mereka berdua "Akhirnya kau datang juga," wanita itu melihat kearah gadis yang dibawa oleh pria paruh baya tersebut. "Apa dia itu putrimu? gadis yang akan kau jual ke rumah bordil ku ini?" ucapanya.
"Ya, dia adalah putriku. bagaimana menurutmu? bukankah dia cantik."
Gadis itu bersembunyi di belakang tubuh sang ayah " Ya, dia begitu cantik dan terlihat sangat muda. Dia belum pernah disentuh pria lain kan?" tanya wanita itu.
"Kau tidak perlu khawatir, putriku ini masih perawan dan bagian intimnya juga belum pernah dimasuki. jadi kau tidak perlu ragu untuk membelinya,"
"A-ayah, benar-benar akan menjualku," batinnya.
Gadis itu mencoba melepaskan genggaman tangan sang ayah. namun, dia begitu kesulitan pasalnya sang ayah menggenggam tangannya begitu kuat. sudah di pastikan bahwa pergelangan tangan kanannya akan memerah.
"Baiklah, aku akan membelinya." wanita itu memberikan secarik kertas berupa cek uang pada pria paruh baya itu, melihat nominal uang yang begitu besar membuat pria paruh baya lantas segera mendorong putrinya ke arah wanita itu.
"Senang berbisnis dengan anda, nona Alice," ucap pria itu.
"Mulai sekarang kau akan tinggal bersama nona Alice, bersikap baiklah jika kau tidak ingin dia berbuat kasar padamu," ucapnya pada putrinya.
"Ayah, aku tidak mau berada di sini, hiks... biarkan aku pulang dan bertemu dengan ibu," ucap gadis itu.
"Ayahmu sudah menjualmu padaku, jadi sekarang kau adalah milikku. kau harus mendengarkan dan menuruti semua yang kukatakan. jadilah penurut dan sedikit lebih berguna untukku," ucapnya dingin.
"AKU TIDAK MAU, BIARKAN AKU PULANG!!!" menjerit kuat, PLAK! satu tamparan keras berhasil mengenai pipi kanan gadis itu, orang yang telah menampar nya tadi adalah Alice. wanita itu tampak kesal dengan sikap gadis itu.
"Jika kau berani melawanku, maka aku benar-benar akan menghancurkan hidupmu. aku sedang mencoba untuk bersabar, karena kau adalah orang baru di sini. namun, sepertinya aku tidak perlu bersikap baik padamu. jika sikapmu saja seperti ini padaku,"
Gadis itu memegang pipi kanannya yang terasa panas akibat tamparan yang dilayangkan oleh Alice, tubuhnya sedikit gemetar, Dia mulai merasa takut pada wanita itu. sedangkan sang ayah, kini pria paruh baya itu sudah pergi dari tempat pelac*ran tersebut. Alice menarik tangan gadis itu menuju sebuah kamar.
"Mulai sekarang ini adalah kamarmu," wanita itu mendorong masuk tubuh mungil gadis itu ke dalam kamar tersebut, lalu setelahnya dia menutup pintunya dan menguncinya.
Si gadis menatap sekeliling kamar itu, kamarnya terlihat cukup sederhana. dan barang-barangnya juga cukup lengkap, ada lemari, tempat tidur, meja makan, dan satu kamar mandi. tetapi, salah satu dinding kamar itu terbuat dari jeruji besi seperti yang berada di penjara.
Gadis itu dapat melihat penghuni kamar lain dari kamarnya, para penghuni kamar itu terlihat sangat sedih dan murung. sepertinya nasib mereka tidak beda jauh dari gadis itu, bahkan ada beberapa penghuni wanita yang tengah digagahi oleh beberapa pria gendut, gadis itu benar-benar sangat terkejut melihat pemandangan yang benar-benar tidak senonoh "I-ini seperti penjara manusia," batinnya.
"Apakah, aku juga benar-benar akan bernasib sama seperti mereka. menjadi alat pemuas nafsu." ucapnya pada dirinya sendiri, suara teriakan kesakitan maupun suara kenikmatan terus terdengar di telinga gadis itu. ia menutup kedua telinganya berharap ini semua hanyalah mimpi buruknya. "Kuharap ini semua hanyalah mimpi, hiks..." batinnya.
...****************...
Gadis itu terbangun saat para penjaga membawakannya sebuah nampan berisi sarapan dan Air, "Habiskan sarapanmu dan mandilah." ucap penjaga itu.
Dia hanya menatap sarapan itu tanpa memiliki niat untuk menyentuhnya "Ternyata semuanya bukanlah mimpi, kenapa hidupku harus menjadi seperti ini." ucapnya sedih.
Gadis itu melihat ke arah para penghuni yang lainnya, mereka tampak sangat lahap menyantap sarapannya. mungkin, karena mereka kelelahan dengan kegiatan semalam. Alice dan para anak buahnya datang untuk memeriksa para budak, wanita itu selalu datang di pagi hari dan di malam hari untuk melihat dan memeriksa para budak.
Dia sengaja memeriksa para budak untuk memastikan apakah mereka menyantap makanan yang telah diberikan para bawahannya atau tidak. Dia tidak mau para pelanggannya kecewa dengan kualitas para Pelac*r itu.
"Kenapa kau tidak menyantap sarapanmu?" ucapnya saat berada di dekat kamar gadis itu.
Si gadis yang tengah melamun pun terkejut melihat kedatangan Alice dan para bawahannya "A-aku, aku... " menunduk.
"Jika kau masih bersikap seperti ini maka aku tidak memiliki pilihan lain lagi selain menghukummu agar kau merasa jera." ucapnya dengan nada bicara yang terkesan sangat dingin.
"K-kumohon jangan hukum aku, aku akan memakan sarapannya," gadis itu buru-buru menyantap sarapannya. melihat hal itupun membuat Alice menyeringai, sepertinya gadis itu mulai takut padanya "Baguslah jika kau merasa takut padaku, aku bisa dengan mudah menjadikanmu sebagai seorang Lac*r." batinnya.
...****************...
Saat ini Arsenio tengah berada di ruang rapat bersama para kliennya, mereka sedang membicarakan tentang kerjasama antar perusahaan "Bagaimana tuan Arsen? apa anda setuju bekerja sama dengan kami?" tanya orang itu.
"Baiklah, aku setuju." Arsenio menandatangani surat persetujuan kerjasama nya.
"Saya senang dapat berbisnis dengan anda tuan Arsen," rapat diakhiri dengan berjabat tangan antar para pemimpin perusahaan.
Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa hari sudah mulai larut malam. para pria konglomerat mulai berdatangan ke sebuah rumah bordil yang penuh dengan para wanita cantik, Wanita-wanita itu sudah mengenakan gaun malam yang benar-benar sangat terbuka. itu semua dilakukan mereka untuk menarik perhatian calon pelanggannya. gadis yang bernama Adaline Daviena Valerie tengah memeluk kedua lututnya, Dia menyembunyikan wajahnya.
Tatapan para pria itu membuatnya ketakutan mereka seperti ingin memakan tubuh mungil gadis itu, beberapa pria memperhatikannya namun, mereka tak dapat melihat dengan jelas wajah gadis itu. beberapa wanita sudah di pilih, mereka mulai menggagahi tubuh para wanita itu. bahkan ada yang bergantian demi bisa menggagahi tubuh wanita yang mereka inginkan, suara kenikmatan menggema di tempat itu. sebagian dari para wanita itu menikmatinya mungkin karena mereka sudah terbiasa dengan laki-laki.
Tubuh Daviena sedikit bergetar kala mendengar suara penyatuan mereka, begitu menjijikkan di pikirannya. apakah para wanita itu benar-benar sangat menikmati kegiatan panas mereka, sebagian dari mereka juga ada yang merasa takut saat digagahi. bahkan ada yang memberontak, mereka sepertinya masih memiliki akal sehat dan tahu mana yang baik dan mana yang buruk. hubungan seperti ini benar-benar sangat menjijikkan dan penuh banyak dosa.
Suara sepatu Pantofel mulai memenuhi ruangan itu, aktifitas para pria yang sedang menggagahi para wanita pun menjadi terhenti setelah melihat kedatangan seorang pria yang sangat dikenali oleh mereka "D-dia, tuan Vincent Adonis Arsenio," ucap salah satu pria.
"Apa yang sedang Dia lakukan di tempat ini?" salah satu dari mereka bertanya pada pria lain.
"Hanya ada dua alasan kenapa Dia datang ke tempat seperti ini," ucapnya.
"Dia datang kesini untuk s*x dan membunuh." ucapnya.
Arsenio menatap satu persatu wanita yang berada di tempat itu, malam ini dirinya ingin menggagahi dan menghabisi wanita yang digagahi nya. memikirkannya saja sudah membuat mafia itu sedikit bersemangat, Dia terus melangkahkan kakinya mencari sosok wanita yang cocok malam ini untuk di jadikan sebagai mangsanya. kedua matanya menangkap seorang gadis mungil yang tengah menyembunyikan wajahnya, ya. gadis itu adalah Daviena, Dia tidak menyadari jika ada seorang pria yang mendekati jeruji besinya "Gadis kecil," Arsenio memanggil gadis itu.
Daviena tersentak kaget, perlahan dia mengangkat kepalanya melihat siapa yang memanggilnya. DEG !, seorang pria tampan tengah menatapnya lekat. Daviena memundurkan tubuhnya, tatapan pria itu benar-benar sangat menusuk bagaikan seekor hewan buas yang tengah menatap mangsanya "Joseph, cepat cari wanita itu. aku ingin membeli gadis ini," ucapnya.
"Baik tuan," Joseph segera pergi mencari pemilik rumah bordil itu.
Daviena bersembunyi di bawah tempat tidur, dia benar-benar takut dengan sosok pria asing yang menatapnya. tak lama kemudian Joseph kembali bersama wanita pemilik rumah bordil itu. "Selamat malam tuan Arsen," Alice menyapa mafia itu. namun, Arsenio sepertinya tidak peduli.
"Aku ingin gadis itu." ucapnya, Alice melihat Daviena yang tengah bersembunyi di bawah tempat tidur.
"Pilihan yang bagus tuan Arsen, gadis itu baru saja tiba di tempat ini tadi malam, Dia sedikit pemalu, dan penakut. namun, Dia masih perawan dan belum pernah disentuh pria manapun. anda pasti akan merasa sangat puas menggagahi gadis itu," ucapnya panjang lebar.
"Jadi, anda ingin ingin menyewa gadis itu atau membelinya." sambung wanita itu.
"Aku akan membelinya, Joseph, berikan dia kertas cek nya." perintahnya pada bawahannya, Joseph memberikan secarik kertas pada wanita itu. "Tulis saja berapapun nominalnya," ujar Arsenio.
"Malam ini tuan Arsen begitu baik, apa karena anda terlalu menginginkan gadis itu?" tanya Alice.
"Kau tidak perlu tahu," ucapnya dingin.
Setelah menuliskan nominalnya, Alice mempersilahkan dua pria itu untuk masuk ke dalam kamarnya Daviena, gadis itu merasa panik saat kedua pria itu mendekatinya "MENJAUH DARIKU, JANGAN MENDEKAT!!!" teriak gadis itu.
"Joseph, bawa gadis itu kehadapanku." ucap Arsenio, Joseph segera menjalankan perintah dari atasannya. Dia mendekati Daviena yang berada di bawah tempat tidur. "Nona, mohon kerjasama nya, tuan Arsen memintaku untuk membawamu ke hadapannya," Joseph berbicara lembut untuk membujuk gadis itu.
Daviena menggeleng kuat, Dia tidak mau ikut bersama dua pria asing itu. Joseph memegang tangan kanannya dengan lembut. namun, gadis itu segera menepis nya dengan kasar "Jangan menyentuhku, hiks... jangan dekati aku," ucapnya yang mulai terisak.
"Tuan, gadis ini menangis, Dia tidak mau ikut bersama kita. perlukah kita membawanya secara paksa."
"Ya, lakukan saja," Arsenio berjalan keluar dari kamar itu, Dia akan menunggu Joseph di dalam mobil, Joseph menarik paksa tangan gadis itu keluar dari bawah tempat tidur tersebut. Daviena berontak, Dia bahkan tak ragu menggigit tangan kiri Joseph agar pria itu mau melepaskannya.
"Ternyata kau gadis yang liar," Dia memukul kuat tenguk Daviena hingga membuat gadis itu jatuh pingsan. segera, Joseph membawanya keluar dari tempat yang penuh dosa itu. Dia memasukkan gadis itu ke dalam mobil "Dia begitu liar tuan, pasti akan sulit untuk menjinakkannya," ucapnya.
"Joseph, apa kau lupa kalau aku adalah seorang Casanova yang bisa menjinakkan wanita manapun, gadis liar sepertinya akan menjadi tantangan yang menarik untukku. namun, tetap saja aku pasti bisa menjinakkannya." ucapnya bangga penuh percaya diri. pria itu menatap lekat gadis manis yang berada di sampingnya, Daviena masih tak sadarkan diri. Arsenio menyentuh wajah manis gadis itu, "Kulitnya halus dan lembut seperti kulit bayi." batinnya.
Tatapan mafia itu perlahan turun ke bawah, melihat tubuh mulus tanpa cacat. tubuh gadis itu benar-benar menggodanya, lekuk tubuhnya benar-benar terlihat sangat jelas di balik gaun malamnya. belum pernah Arsenio merasa begitu bergairah melihat tubuh seorang wanita, padahal sudah banyak tubuh wanita yang pernah Dia lihat. namun, Dia tidak pernah merasa begitu bernafsu seperti sekarang.
Setibanya di mansion, pria itu segera menggendong Daviena keluar dari mobil itu "Joseph, kau bisa pulang sekarang, tugasmu hari ini sudah selesai," ucapnya.
"Baik, tuan Arsen." Joseph pergi setelah atasannya masuk ke dalam mansion-nya.
Sang Casanova membawa gadis mungilnya ke dalam sebuah kamar bernuansa hitam dan putih yang diyakini sebagai kamar Casanova itu. Dia membaringkan tubuh mungil gadis itu di atas tempat tidurnya, "Walaupun kau sedang pingsan, aku tetap akan menggagahimu," dia melepaskan busana yang Dikenakannya dan gadis itu, kini tubuh mereka tampak begitu polos, Arsenio begitu bernafsu melihat dua gundukan kembar itu. Dia lantas segera melahap nya dan menghisap nya kuat, pria itu tak peduli gadis itu tengah pingsan.
Yang terpenting bagiannya sekarang adalah menikmati tubuh gadis perawan itu. sesekali tubuh Daviena sedikit merespon saat Arsenio menyentuhnya. "Aku benar-benar beruntung dapat menikmati gadis perawan secantik dirimu," ucapnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!