NovelToon NovelToon

Suamiku Seorang Bodyguard

1. Perkara Bunga Pengantin

Arisa Wijayanto, seorang gadis cantik yang baru saja lulus SMA. Sekarang usianya baru 18 tahun dan ia akan mulai kuliah tahun ini. Arisa tinggal bersama kakak laki-lakinya karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia saat ia berusia empat tahun karena kecelakaan.

Arisa adalah gadis yang lembut tapi bukan pendiam. Ia juga bukan gadis yang memiliki banyak teman tapi bukan juga orang yang tertutup.

Sekarang, Arisa sedang bersiap-siap dan dirias oleh seorang make up artist karena hari ini adalah resepsi pernikahan kakaknya. Sebenarnya ini adalah pernikahan kedua sang kakak karena kakak laki-lakinya itu adalah seorang duda dan sudah memiliki satu anak perempuan yang juga merupakan keponakannya.

" Sudah, Dek " ucap seorang make up artist itu setelah selesai merias wajah Arisa.

" Terima kasih ya, Mbak " ucap Arisa melihat pantulan dirinya di cermin.

Ia merasa sangat puas dengan hasil make up di wajahnya itu.

Setelah itu, make up artist yang merias Arisa pun keluar dari kamar itu meninggalkan Arisa sendiri. Arisa segera bangkit dan bergegas untuk memakai dress berwarna merah muda dan hijab senada yang memang sudah disiapkan untuk acara itu.

Arisa keluar dari kamar setelah selesai. Baru saja mengunci pintu kamar itu, Arisa sudah dihampiri oleh ibu dari kakak iparnya dan menyuruhnya memanggil pasangan pengantin itu karena acara akan segera dimulai.

" Tante " panggil seorang anak perempuan dengan pakaian yang sama dengan Arisa.

Anak perempuan itu adalah Nadia, dia adalah keponakan Arisa.

" Kenapa, Nad? " tanya Arisa pada keponakannya.

" Tante mau kemana? " tanya Nadia pada Arisa.

" Tante mau ke kamar ayah sama bunda kamu. Sebentar lagi acaranya akan dimulai " jawab Arisa.

" Aku ikut ya, Tan " pinta Nadia.

Arisa pun menganggukan kepalanya dan mereka pergi ke kamar kakak dan kakak iparnya Arisa.

Sesampainya di sana, Arisa dan Nadia langsung masuk karena pintu itu tidak tertutup rapat. Terlihat pasangan pengantin itu sudah siap.

" Bunda cantik banget, ayah juga ganteng banget " ucap Nadia pada kedua orang tuanya.

" Terima kasih ya, Sayang, Nadia juga cantik banget " jawab Siska, kakak ipar Arisa.

" Putri Ayah ini memang cantik " tambah Reno, kakak laki-laki Arisa.

" Kalian bisa keluar sekarang, acaranya sudah mau dimulai " ucap Arisa memberitahu Reno dan Siska.

Setelah itu mereka pun keluar dari kamar hotel itu. Arisa bersama keponakannya itu berjalan di belakang pasangan pengantin itu dan mengikutinya menuju ballroom.

Sang pengantin, Reno dan Siska pun memasuki ballroom hotel itu dengan diiringi musik yang begitu romantis. Di belakang mereka ada Nadia yang membawa bunga. Sedangkan Arisa bergabung dengan anggota keluarga yang lain untuk menyaksikan acara itu.

***

Sementara itu di tempat yang sama ada, ada seorang pria yang berdiri sendirian di sudut ballroom hotel itu.

Dia adalah Angga Lesmana, seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah yang tampan. Angga adalah orang cukup pendiam dan tidak banyak bicara. Ia juga sering dinilai sebagai pria yang datar dan dingin. Lebih dipertegas juga dengan pekerjaannya sebagai seorang bodyguard dari sebuah keluarga terpandang di Jakarta.

Angga menghadiri acara resepsi pernikahan itu karena ia cukup mengenal si pengantin wanita. Ia memilih menyendiri sepanjang acara karena ia tidak cukup tidak nyaman berada di keramaian.

Hingga waktu untuk acara pelemparan bunga pun tiba. Semua tamu undangan yang belum memiliki pasangan pun berkumpul untuk mendapatkan bunga pengantin itu. Sedangkan pasangan pengantin yang sedang berbahagia itu sudah bersiap-siap dan menunggu aba-aba dari pembawa acara untuk melempar bunga itu.

" Sudah siap semuanya? " tanya pembawa acara pada para pria dan wanita yang sudah berkumpul.

" Siap " jawab mereka semua.

" Pengantin kita sudah siap? " tanya pembawa acara pada pasangan pengantin itu.

Pasangan pengantin itu pun menganggukkan kepala mereka.

" Baiklah. Satu, dua, tiga " ucap pembawa acara memberi aba-aba untuk melempar bunga.

Tepat pada hitungan ke-tiga pasangan pengantin itu melempar bunga itu. Semua yang sudah berkumpul pun mengangkat tangan mereka untuk menangkapnya.

" Gue harus dapet bunga itu " ucap seorang pemuda bergerak ke arah bunga itu dilemparkan.

" Gak bisa, gue yang harus dapet " ucap pemuda yang lain tidak mau kalah.

Sedangkan Angga tidak tertarik untuk mengikuti acara pelemparan bunga itu. Menurut kepercayaan yang sering ia dengar, seseorang yang mendapatkan bunga pengantin akan segera menyusul untuk menikah. Di usianya yang masih 24 tahun, Angga belum berpikir untuk segera menikah. Sekarang ia hanya fokus untuk bekerja dan mewujudkan impiannya membangun rumah impian untuk keluarganya kelak.

Tapi tanpa disangka-sangka bunga itu malah mengarah ke arahnya dan reflek Angga menangkap bunga itu.

" Eh " pekik pria itu saat mendapatkan bunga itu di tangannya.

Angga pun terkejut dan sangat bingung.

" Yah, malah Kak Angga yang dapet " ucap pemuda yang mengenal Angga merasa kecewa.

Semua perhatian tamu undangan pun tertuju pada Angga. Angga sangat tidak nyaman menjadi pusat perhatian seperti itu.

" Kenapa harus aku yang mendapatkannya? " batin Angga kesal.

" Wah, ternyata Tuan Angga yang mendapatkan bunga dari pengantin kita. Semoga saja ini akan menjadi pertanda baik dan Tuan Angga akan menyusul ke pelaminan " ucap pembawa acara itu.

Angga hanya bisa mendengus kesal mendengar itu.

Saat ada seorang gadis berhijab yang lewat, Angga langsung memberikan bunga itu pada gadis itu lalu langsung pergi meninggalkan ballroom hotel itu.

Sontak saja gadis yang tak lain adalah Arisa pun sangat terkejut tiba-tiba ada seorang pria yang memberinya bunga yang ia tahu adalah yang dilempar oleh Reno dan Siska.

" Eh, kok dikasihin aku sih " ucap Arisa bingung.

Arisa ingin mencari pria itu dan mengembalikan bunga itu tapi Angga sudah tidak terlihat lagi.

Kemudian Arisa pun beranjak untuk menyimpan bunga pengantin itu, tapi Arisa mengentikan langkahnya saat sahabat satu-satunya yang ia miliki menghampirinya.

" Widih, kok bunga pengantin ini ada di kamu? Bukannya yang dapet tadi itu cowok ya? " tanya Rini, sahabat Arisa yang juga diundang di acara itu.

Tentu saja Rini sangat penasaran kenapa bunga pengantin itu ada di tangan Arisa.

" Tadi aku tiba-tiba cowok yang dapet bunga ini kasih ke aku terus langsung pergi. Aku aja kaget, terus pas mau aku balikin malah orangnya udah gak kelihatan " jawab Arisa.

Rini sedikit terkejut mendengar itu lalu ia langsung tersenyum pada Arisa.

" Jangan-jangan cowok itu naksir kamu, Ris. Katanya ya Ris, kalau dikasih bunga pengantin sama lawan jenis itu bakal cepet nyusul nikah sama orang itu " ucap Rini pada Arisa.

" Gak mungkin lah, orangnya aja kelihatan kesel banget pas ngasih ini. Aku juga gak mau cepet nikah, aku mau kuliah dulu " jawab Arisa.

" Kalau gitu kamu harus balikin bunga itu biar kamu gak cepet nikah. Itu sih kata tante aku " ucap Rini memberitahu Arisa.

" Iya deh, nanti kalau ketemu aku balikin " jawab Arisa tidak ingin sahabatnya itu berbicara tentang itu lagi.

Setelah itu mereka pun pergi menuju panggung yang sudah disiapkan untuk penampilan penyanyi di acara itu.

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏

Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama dan Menikahi Ayah Nadia " 😘

Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘

2. Kepikiran

Saat acara resepsi pernikahan itu itu selesai dan semua tamu undangan sudah pergi, Arisa juga pulang bersama Nadia dan juga kedua orang tua mendiang istrinya pertama kakaknya yang akan menginap di sana. Sedangkan kakak dan kakak iparnya itu akan menginap di hotel semalam sebelum mereka pergi bulan madu. Dan selama itu, Arisa yang akan menjaga Nadia.

" Assalamualaikum " ucap Arisa saat Bu Ijah, pembantu rumah tangga rumah itu membukakan pintu.

Bu Ijah juga sempat menghadiri acara resepsi pernikahan Reno dan Siska tapi pulang terlebih dahulu karena sudah merasa sangat lelah.

" Walaikumsalam " jawab Bu Ijah.

" Ayo Abi, Umi, masuk " ucap Arisa mempersilahkan kedua pasangan paruh baya itu masuk ke dalam rumah.

Mereka semua pun masuk ke dalam rumah.

" Silahkan, Pak, Bu, kamarnya sudah saya siapkan " ucap Bu Ijah mengantarkan pasangan paruh baya itu yang sering dipanggil dengan Abi Umar dan Ummi Fatimah.

" Iya Bu " jawab Ummi Fatimah.

" Ummi sama Abi ke kamar dulu ya, Arisa " pamit Ummi Fatimah.

" Iya Ummi. Selamat beristirahat " jawab Arisa.

Abi Umar dan Ummi Fatimah pun pergi mengikuti Bu Ijah dengan membawa tas yang sepertinya berisi pakaian ganti mereka. Abi Umar dan Ummi Fatimah memang baru datang tadi sore dan langsung pergi hotel tempat acara.

" Nadia, sekarang kamu ke kamar ganti baju terus bersih-bersih. Habis itu langsung tidur ya " ucap Arisa pada Nadia.

" Iya Tante " jawab Nadia.

" Selamat malam, ponakan Tante yang cantik " ucap Arisa tersenyum mengusap lembut kepala Nadia.

" Selamat malam juga, Tante Risa " balas Nadia.

Setelah itu Nadia pergi ke kamarnya, begitu juga dengan Arisa yang langsung menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Arisa memasuki kamar dan langsung meletakkan tas yang ia bawa di atas meja belajarnya. Ia merasa benar-benar lelah hari ini.

" Aduh, capek banget " ucap Arisa mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada di samping meja rias.

Arisa melepaskan sepatu high heels yang selama hampir empat jam ini ia pakai dan membuat kakinya sangat pegal. Baru setelah itu ia menghapus make up di wajahnya karena ia merasa wajahnya tidak bisa bernapas lagi karena pori-porinya tertutup make up.

" Aku harus mandi nih, kalau enggak aku gak bakal bisa tidur nyenyak " ucap Arisa melepas hijab di kepalanya.

Arisa bangkit untuk mengambil handuk bersih dari dalam lemari lalu langsung masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa saat kemudian, Arisa sudah keluar dengan wajah yang lebih segar. Ia tidak ingin berlama-lama di kamar mandi karena takut masuk angin, apalagi hari sudah malam. Arisa memakai sebuah piyama panjang untuk ia tidur.

Setelah itu, Risa membuka tas miliknya untuk mengambil ponselnya. Tapi saat ia membuka tas itu, ia melihat bunga pengantin yang tadi diberikan oleh pria yang tidak ia kenal sama sekali, bahkan melihatnya saja baru tadi.

Arisa pun menjadi teringat dengan ucapan Rini jika seseorang yang diberikan bunga pengantin itu akan segera menyusul menikah dengan seseorang yang memberikannya. Itu artinya ia akan segera menikah dengan pria yang tadi.

Arisa langsung menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mengeluarkan bunga itu dari dalam tasnya.

" Astaghfirullah, gak mungkin ah. Lagian itu cuma mitos kan, jodoh kan Allah yang menentukan " ucap Arisa tidak ingin mempercayai ucapan Rini tentang bunga pengantin itu.

Kemudian Arisa meletakkan bunga pengantin itu di atas meja belajarnya lalu ia beranjak naik ke atas tempat tidur. Arisa mulai membaringkan tubuhnya dan membalutnya dengan selimut agar cepat tertidur.

Tiga puluh menit berlalu tapi Arisa belum juga tidur. Ia malah memikirkan tentang bunga pengantin itu dan juga pria yang memberikannya.

" Ya ampun, kok malah kepikiran gini sih " ucap Arisa mendudukkan tubuhnya.

Arisa benar-benar frustasi karena terus saja memikirkan itu padahal ia sudah mencoba untuk memikirkan hal yang lain dan mencoba untuk tidur.

" Kayaknya aku harus balikin bunganya ke cowok itu deh, biar aku gak kepikiran terus gini. Siapa tau aku bisa ketemu lagi sama dia terus aku balikin " ucap Arisa memutuskan untuk mengembalikan bunga pengantin itu kepada pemilik yang sesungguhnya.

***

Di kamar yang berbeda, Angga masih merasa kesal kenapa harus dia yang mendapatkan bunga pengantin itu. Ia menolak untuk percaya tapi yang ia lihat beberapa dari temannya yang mendapat bunga pengantin itu pasti tidak lama juga menyusul menikah.

" Itu hanya mitos dan tidak mungkin aku menikah dalam waktu dekat " ucap Angga meyakinkan dirinya.

Tiba-tiba pintu kamar Angga terbuka dan ada seorang pria masuk ke dalam kamar itu.

" Ngga, Kakak pinjam charger HP dong. Punya Kakak putus kabelnya " ucap Teno menyampaikan tujuan ke kamar Angga.

Teno adalah kakak angkat Angga. Mereka sama-sama yatim-piatu dan mereka bertemu sebagai anak jalanan. Mereka berdua diangkat dan dirawat oleh Tuan Gunawan yang sekarang menjadi majikan mereka. Mereka diberi tempat tinggal di paviliun di belakang rumah Keluarga Wicaksono.

" Ambil saja di atas nakas " jawab Angga masih dengan perasaan kesalnya.

Teno merasa heran dengan wajah Angga yang terlihat kesal.

" Kamu kenapa kelihatan kesel gitu? Bukannya harusnya seneng ya habis dapat bunga pengantin biar cepet-cepet nyusul nikah " tanya Teno pada Angga.

Teno juga hadir dalam acara resepsi pernikahan Reno dan Siska itu. Ia melihat jika adik angkatnya itu yang mendapatkan bunga pengantin, sedangkan dirinya yang ikut berebut tidak mendapatkannya.

Angga pun bertambah kesal saat mendengar ucapan Teno.

" Ya sudah, kalau begitu bunga pengantinnya untuk Kakak saja agar Kakak cepat menikah " ucap Angga dengan wajah yang masih ditekuk.

" Ya udah mana bunganya? " ucap Teno dengan senang hati.

Teno memang mengharapkan mendapatkan bunga pengantin itu agar dirinya segera menikah. Di usianya yang sudah memasuki kepala tiga masih saja belum menikah, kekasih saja ia tidak bunga.

Mendengar itu, Angga pun teringat jika bunga itu sudah ia berikan kepada seorang gadis berhijab.

" Ah aku lupa Kak, bunganya sudah aku berikan pada gadis yang memakai hijab " ucap Angga yang baru ingat.

" Apa? " pekik Teno terkejut.

" Kamu kasih ke cewek? " tanya Teno pada Angga.

Angga pun menganggukan kepalanya. " Aku tidak menginginkan bunga itu jadi saat ada gadis berjalan di depanku kuberikan saja " jawab Angga.

" Wah, ini pasti sebentar lagi kamu nyusul nikah sama cewek itu. Kata Mang Asep, kalau kamu dapet bunga pengantin terus kamu kasih ke cewek itu berarti kami bakal cepet nyusul nikah sama cewek itu " ucap Teno mengatakan apa yang ia dengar dari Mang Asep, supir pribadi Nyonya Wicaksono.

Angga mendengus kesal mendengar itu. " Jangan asal bicara, Kak " ucap Angga yang tidak setuju dengan apa yang di katakan Teno.

" Lebih baik sekarang Kakak keluar. Aku ingin tidur " usir Angga.

Angga mendorong tubuh kakak angkatnya itu agar keluar dari kamar lalu menutupnya lagi.

" Itu tidak mungkin. Lagipula gadis itu juga sepertinya masih kecil " ucap Angga lalu mengingat wajah gadis yang tadi ia beri bunga pengantin.

" Ais, kenapa aku jadi memikirkan dia sekarang. Lebih baik aku tidur " ucap Angga lalu naik ke atas tempat tidur.

Angga menutup tubuhnya dengan selimut dan mencoba untuk tidur karena besok pagi ia harus bekerja.

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏

Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama dan Menikahi Ayah Nadia " 😘

Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘

3. Bertemu Lagi

Pagi ini terasa sangat dingin karena pada subuh tadi hujan melanda kota Jakarta dengan cukup deras. Walaupun seperti itu, Arisa tetap bersiap-siap karena ia harus pergi ke universitas yang ia inginkan untuk kuliah karena ia harus mengantar berkas-berkas yang dibutuhkan. Sekaligus Arisa juga akan mengantar Nadia ke rumah orang tua Siska. Nadia akan tinggal di sana selama kedua orang tuanya bulan madu di Jepang.

Arisa memasukkan berkas-berkas yang harus ia bawa, dompet, serta ponsel ke dalam tas punggung miliknya. Ia juga memasukkan bunga pengantin yang kemarin diberikan oleh pria yang tidak dikenalinya. Ia berharap bisa bertemu dengannya hari ini dan mengembalikan bunga pengantin itu.

Arisa keluar dari kamar dengan membawa tas di punggungnya lalu menuruni tangga dari lantai dua. Di bawah, Nadia sudah siap dengan koper kecilnya dan menunggu Arisa. Sedangkan Abi Umar dan Ummi Fatimah sudah pulang ke pesantren saat mobil pesantren datang menjemput mereka.

" Kamu sudah siap, Nad? " tanya Arisa pada Nadia.

" Sudah, Tante " jawab Nadia.

" Kita pergi naik taksi ya. Tante takut bawa motor habis hujan ini apalagi bawa kamu " ucap Arisa yang sudah memesan taksi online.

" Iya Tante " jawab Nadia.

Tak lama, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah dan itu pasti taksi online yang Arisa pesan.

" Nah, itu pasti taksi onlinenya " ucap Arisa menunjuk taksi yang baru saja datang.

" Bu Ijah, kita berangkat dulu ya " pamit Arisa pada Bu Ijah.

" Iya Non. Non Arisa sama Non Nadia hati-hati di jalan ya " ucap Bu Ijah.

" Siap Bu " jawab Arisa dan Nadia bersamaan.

Arisa dan Nadia pun langsung keluar dari rumah setelah mereka mengucapkan salam dan dijawab oleh Bu Ijah.

Arisa dan Nadia masuk ke dalam taksi online itu dan duduk di kursi penumpang.

" Jalan, Pak " ucap Arisa pada supir taksi online itu setelah duduk dengan nyaman.

" Baik, Mbak " jawab si supir taksi online.

Taksi online itu pun melaju meninggalkan area rumah itu setelah Pak Rusli membukakan gerbang untuk mereka.

Beberapa saat kemudian, Arisa dan Nadia sudah sampai di rumah orang tua Siska. Mereka berdua pun turun tapi sebelum itu Arisa berpesan pada super taksi online untuk menunggunya.

" Pak, tunggu sebentar ya, nanti saya naik lagi " ucap Arisa pada supir taksi online itu.

" Iya Mbak " jawab supir taksi online.

Terlihat di sana Mommy Amelia sudah berdiri di depan pintu utama untuk menyambut mereka.

" Assalamualaikum " ucap Arisa dan Nadia bersamaan.

" Walaikumsalam " jawab Mommy Amelia tersenyum.

Arisa dan Nadia pun langsung mencium tangan Mommy Amelia.

" Arisa langsung aja ya, Mom. Soalnya harus pergi ke kampus " ucap Arisa pada Mommy Amelia saat Mommy Amelia menyuruhnya untuk masuk.

Kedua orang tuanya Siska meminta Arisa untuk memanggil mereka dengan sebutan Daddy dan Mommy karena mereka sudah menganggap Arisa seperti putri mereka.

" Ya sudah, kalau gitu kamu gitu kamu hati-hati ya " ucap Mommy Amelia.

" Iya Mom " jawab Arisa.

" Nadia pinter-pinter ya di sini. Jangan ngerepotin Oma sama Opa " pesan Arisa pada Nadia.

" Oke Tante " jawab Nadia.

" Kalau gitu Arisa pergi dulu. Assalamualaikum " ucap Arisa.

" Walaikumsalam " jawab Mommy Amelia dan Nadia.

Arisa kembali masuk ke dalam taksi online dan taksi online itu pun langsung pergi menuju kampus Arisa.

Sesampainya di kampus, Arisa turun setelah membayar taksi online itu. Ia langsung masuk ke area kampus dan menuju Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mengumpulkan berkas-berkas yang ia sudah bawa. Siska mengambil program studi bisnis karena ia ingin membantu sang kakak di perjalanan.

Ternyata di sana juga sudah ada Rini yang satu jurusan juga dengannya. Arisa dan Rini pun menyerahkan berkas-berkas itu bersama dan menyelesaikan beberapa urusan yang harus mereka selesaikan.

Setelah semuanya selesai, Arisa dan Rini langsung keluar dari area Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

" Aku duluan ya, Ris. Ada janji sama Doni soalnya " ucap Rini pada Arisa saat mereka akan berpisah karena Rini akan pergi ke parkiran kampus karena motornya ada di sana.

" Iya sana " jawab Arisa tersenyum menggoda Rini.

Doni adalah kekasih Rini semenjak SMA tapi mereka berbeda sekolah. Hanya Arisa yang tahu itu karena Arisa adalah sahabat satu-satunya Rini. Begitu juga sebaliknya.

" Dadah. Assalamualaikum " ucap Rini pergi meninggalkan Arisa dan melambaikan tangannya.

" Walaikumsalam " jawab Arisa membalas lambaian tangan Rini.

Kemudian Arisa pun pergi keluar area kampus. Ia harus segera pulang karena awan siang itu sudah menghitam dan seperti akan turun hujan lagi. Arisa mencoba untuk mencari taksi atau ojek online tapi tidak ada yang kosong, di sana juga tidak ada angkutan umum yang lewat.

Akhirnya Arisa memutuskan untuk pergi ke halte bis yang lumayan jauh dari kampus karena itu harapan Arisa satu-satunya untuk bisa pulang. Arisa pun berjalan kaki untuk menuju ke sana.

" Aduh, kok gerimis sih " ucap Arisa saat titik air dari langit itu mulai turun mengenai tubuhnya.

Arisa pun mempercepat langkahnya dengan berlari sebelum bertambah deras agar tubuhnya tidak basah kuyup.

Benar saja, saat Arisa baru sampai di halte bis, hujan turun dengan begitu derasnya. Arisa hanya menghela napas panjang karena tidak mungkin ada bis yang datang saat hujan deras begini. Ia harus menunggu hingga hujan reda dan mencari angkutan umum untuk pulang.

" Semoga aja cepet reda hujannya " ucap Arisa lalu duduk di bangku yang ada di sana.

Hingga lima belas menit kemudian, terlihat ada seorang pria berpakaian hitam berlari menuju halte bis dimana Arisa berada. Pria itu mengusap wajahnya yang basah karena air hujan. Awalnya Arisa tidak terlalu peduli dengan pria itu tapi saat melihat wajahnya, Arisa pun langsung berdiri dari duduknya.

" Mas yang kemarin ngasih bunga pengantin ke saya terus pergi kan? " ucap Arisa saat mengenali pria itu yang ternyata Angga.

Angga yang baru saja mengantar Tya kuliah dan ingin kembali tapi malah mobil yang ia bawa mogok saat ia sedang menerjang hujan. Karena tidak mungkin memeriksa mobil dalam keadaan hujan seperti ini, akhirnya Angga pergi ke halte bis agar bisa mendapatkan angkutan umum lalu memanggil montir dari bengkel langganannya.

Angga mengerutkan keningnya lalu menatap wajah gadis yang ada di sampingnya. Angga pun mengingat jika itu adalah gadis kemarin yang ia beri bunga pengantin.

" Iya, saya yang memberikannya karena saya tidak menginginkannya " jawab Angga jujur.

Arisa tersenyum senang mendengar itu karena ia tidak pernah susah-susah mencari pria itu dan sekarang mereka bertemu lagi dengan tidak sengaja.

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏

Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama dan Menikahi Ayah Nadia " 😘

Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!