NovelToon NovelToon

KARMA

Awal kehancuran

Hay readers, aku kembali lagi dengan novel yang pastinya nggak kalah seru dari yang sebelumnya...

Tapi sebelum itu aku peringatkan kalau cerita ini hanya untuk kalian-kalian yang berpikiran terbuka..

Lalu seperti apa jalan ceritanya?? Langsung aja kita mulai...

Jangan lupa juga ikuti terus ceritanya karena akan up setiap hari yaaa, happy reading!!!

SREKKK....

Baju yang di kenakan Mesya terkoyak begitu saja. Mesya juga sudah tidak berdaya berada di bawah kungkungan pria yang tampak seperti singa sedang memangsa buruannya itu.

"Kak Bisma, aku mohon lepaskan aku!!" Tangis mesya dengan ketakutan.

"Jangan harap aku akan melepaskan mu!! Akan ku buat kau merasakan apa yang telah kau lakukan pada Alya!l"

Bisma kembali melucuti baju Mesya hingga tubuh wanita itu tak tertutup sehelai benang pun.

"Jangan tunjukkan wajah ketakutan mu yang menjijikkan itu, atau aku akan semakin menyiksamu!!"

Kini giliran Bisma yang membuka kancing kemejanya satu per satu. Bisma benar-benar seperti orang kerasukan saat ini. Dia berubah menjadi i*lis yang salah masuk ke dalam tubuh malaikat.

"Aku mohon jangan lakukan ini Kak Bisma" Mesya terus menangis dengan mencoba menutupi area sensitifnya dengan kedua tangannya.

"Kenapa hah?? Bukannya kau sudah sering melakukannya?? Sekali j*lang tetap j*lang!! Jangan sok suci!!"

Bisma menarik kaki Mesya hingga semakin mendekat ke arahnya.

Dengan tanpa perikemanusiaan Bisma lekas mengga gahi Mesya dengan kasar. Tidak ada kelembutan sama sekali. Yang ada hanya siksaan, siksaan yang di terima Mesya.

"AKKKHHHH...!!!"

Mesya berteriak karena Bisma memaksa menerobos pertahanannya. Daerah terlarang yang belum pernah di masuki siapapun kini sudah di dorong dengan paksa oleh Bisma.

Bisma yang merasakan sesuatu mengalir di bawah sana, bukannya berhenti malah justru menyeringai dengan keji.

"Kau masih Virgin ternyata!! Baguslah, dengan begini, kau akan lebih hancur setelah ini!!"

Bisma terus memacu pinggulnya dengan membayangkan wajah Alya yang sedang berada di bawahnya.

Jika dia merasakan kenikmatan karena baru pertama kali ini dia melakukan hal yang seharusnya di lakukan suami istri itu, maka berbeda dengan Mesya. Wanita itu terus mengerang kesakitan, dia merasa bagian intinya telah robek karena ulah Bisma.

Bisma yang sudah hampir mencapai puncaknya menahan erangan ken ikmatan karena ia tidak mau terlihat menikmati permainannya dengan Mesya.

Bisma mencampakkan Mesya begitu saja di atas ranjang setelah dia puas menyiksa Mesya. Wanita terlihat lemas tak berdaya dengan air mata yang terus mengalir dari matanya. Juga banyaknya gigitan di tubuh Mesya membuat Bisma tertawa puas. Gigitan itu memang benar gigitan karena bekas gigi yang keunguan masih tercetak jelas di kulit Mesya yang putih. Tak lupa juga bercak merah yang mengotori sebagian seprei putih itu menjadi saksi betapa kejamnya Bisma menyiksa Mesya.

"Ini belum seberapa jika di bandingkan dengan apa yang kau lakukan pada wanita yang sangat aku cintai. Ini hanya awal dari kehancuran mu!!"

"Setelah ini jangan tunjukkan wajah menjijikkan itu lagi di depanku!! Jangan pula meminta tanggung jawab dariku atau menuntut ku saat ada anak yang tumbuh dalam rahim b*sukmu itu. Aku tidak akan sudi mempunyai anak darimu!!"

Bisma mulai memungut bajunya yang berserakan di lantai.

"Kalau kau sampai berani, aku akan benar-benar mele nyapkan kalian. Atau yang lebih parah, aku akan menghancurkan perusahaan Ayahmu. Sehingga tua bangka yang sudah sakit-sakitan itu akan m*ti karena serangan jantung!! Camkan itu!!"

Mesya tak menjawab, dia hanya bisa terus terisak tak berdaya. Dia tidak peduli lagi tubuh polosnya dilihat oleh Bisma. Dia juga tidak ada tenaga lagi untuk sekedar menarik selimut untuk menutupinya. Mesya hanya berharap jika setelah ini Bisma akan pergi dan tidak akan menyiksanya lagi.

Mesya menyesal karena tadi siang begitu bahagia karena Bisma tiba-tiba mengajaknya bertemu di sebuah Villa milik keluarga Bisma.

Siapa yang tak senang karena akhirnya cinta yang selama ini Mesya tunggu sudah ada di depan mata. Maka tak perlu berpikir panjang lagi, Mesya memoles dirinya secantik mungkin untuk menemui Bisma.

Namun tak di sangka, jika pertemuan dengan pria tampan yang begitu digilainya itu justru membuatnya masuk ke dalam lubang nestapa.

Setelah puas dengan mainannya itu, Bisma benar-benar pergi dari Villa miliknya itu.

"Terus awasi dia!! Jangan sampai dia berbuat nekat karena aku belum puas bermain dengannya" Ucap Bisma kepada anak buahnya.

"Baik Bos"

Bisma mengendarai mobil mewahnya menjauh dengan tujuan yang tak pasti. Pria berusia dua puluh delapan tahun itu begitu kalut saat ini.

"Alya, aku akan membalaskan dendam mu. Kamu tenang saja, wanita itu akan mendapatkan balasan yang lebih kejam dari apa yang pernah dia lakukan kepadamu. Aku janji" Ucap Bisma sambil menambah laju kendaraannya.

Tepat tujuh hari yang lalu, Bisma baru saja pergi untuk selama-lamaya. Gadis sederhana yang manis dan baik hati. Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa Bisma ingin membalas dendam pada Mesya atas meninggalnya Alya.

Tentu saja karena kepergian Alya itu ada sangkut pautnya dengan Mesya. Karena kejahatan yang di lakukan wanita itu akhirnya Alya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Bisma yang baru mendapatkan kenyataan setelah menyelidiki kasus Alya dari awal, menjadi sangat murka, terlebih lagi pelakunya adalah Mesya. Orang yang sangat Bisma kenal.

"AAAAA....!!!!"

Bisma berteriak di dalam mobilnya. Tadi dia sebenarnya sangat ingin membu nuh Mesya. Namun jika ia melakukannya, maka dia tidak akan bisa melihat penderitaan yang akan di alami Mesya seperti yang di alami Alya.

Masih sangat jelas di dalam ingatan Bisma. Bagaimana dirinya melamar Alya di acara reuni SMA sekitar dua bulan yang lalu. Bisma dan Alya yang sudah menjalin hubungan sejak sepuluh tahun yang lalu, saat Bisma duduk di kelas tiga sedangkan Alya di kelas satu. Bisma berniat mengajak Alya ke jenjang yang lebih serius setelah satu tahun yang lalu dia resmi menjadi pewaris tunggal Dirgantara Group.

Namun rencana pernikahan yang di dambakan Bisma itu hancur karena ulah Mesya. Wanita yang dari dulu sangat tergila-gila kepadanya.

Malam lamaran itu ternyata menjadi lamaran kelam bagi Alya karena Mesya yang melancarkan rencana busuknya. Mesya tega mencampur obat perang sang ke dalam minuman Alya. Kemudian dengan uang berlimpah yang ia punya, Mesya membayar empat orang untuk menyetu buhi Alya.

Bisma yang saat itu telah asik dengan teman-temannya tak sadar jika Alya telah menghilang dari tempat itu.

"Alya, maafkan aku karena malam-malam datang ke sini. Pasti aku telah mengganggu waktu istirahatmu kan??"

Bukan masalah mengganggu orang-orang yang sudah terbujur kaku di bawah sana. Namun orang gila mana yang berkunjung ke makam tengah malam begini.

"Maafkan aku karena telah mengkhianatimu. Aku telah menyentuh wanita lain. Tapi semua itu aku lakukan karena ingin membalas semua perbuatannya kepadamu Alya. Aku ingin dia merasakan sama seperti yang kanu rasakan. Jadi aku mohon jangan benci aku. Aku hanya ingin menepati janjiku untuk membuatnya hancur. Jadi kamu tenang saja dan tinggal melihat kehancurannya dari atas sana" Bisma lagi-lagi menangis mengingat Alya yang lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atap Rumah sakit.

"Aku janji Alya, aku akan menyudahi semuanya setelah dia sudah tidak mampu lagi hidup di dunia ini"

Janjiku

Pria yang telah kehilangan arah hidupnya itu masih terduduk di samping pusaran kekasihnya. Bisma pria yang dari dulu di kenal begitu dingin dan tertutup itu bisa merubah sifatnya itu hanya di depan Alya. Wanita dari kalangan yang berbeda jauh dari Bisma.

Hanya Alya satu-satunya wanita yang bisa menarik perhatian Bisma di tengah banyaknya wanita yang seperti cacing kepanasan jika di dekat Bisma.

Alya gadis pendiam yang masuk ke dalam sekolah elit hanya karena sebuah beasiswa. Alya yang tak pernah berusaha menarik perhatian Bisma justru semakin membuat seorang Bisma Dirgantara penasaran. Tatapan mata Bisma yang tak biasa saat menatap Alya ternyata telah membuat seseorang menjadi menaruh kebencian yang mendalam pada Alya.

Dia adalah Mesya Clarisa. Gadis cantik berambut panjang yang berasal dari kalangan atas sama seperti Bisma. Sama seperti gadis-gadis lain di sekolahnya, Mesya juga menaruh hati pada Bisma. Pria tampan dengan sejuta pesona.

Berbagai cara sudah Mesya lakukan untuk menarik perhatian Bisma, namun selalu gagal karena Bisma selalu mengalihkan perhatiannya pada satu gadis yang menurut Mesya begitu kampungan.

"Alya, jika dari dulu kamu mengatakan yang sesungguhnya, pasti semua ini tidak mungkin terjadi" Suara isakan Bisma begitu piku di dengar di telinga.

Percikan api cemburu itu yang akhirnya membuat Mesya melakukan aksi gilanya. Mesya bersama teman-temannya merundung Alya dengan begitu keji.

Setiap hari Alya selalu menjadi sasaran pembullyan Mesya dan teman-temannya. Namun saat itu, karena masih ada Bisma yang duduk di kelas tiga, Mesya masih sembunyi-sembunyi dengan aksi perundungannya itu. Namun setelah Bisma lulus lebih dulu, Mesya justru semakin gencar menyiksa Alya.

Karena menurutnya penampilan Alya begitu dekil, Mesya tak segan mengoleskan berbagai macam bedak ke wajah Alya. Bukannya merubah Alya semakin cantik, Mesya malah membuat Alya layaknya badut yang bisa membuat Mesya dan teman-temannya tertawa terbahak-bahak.

Bukan hanya itu, Mesya juga sering menyuruh Alya untuk melayaninya seperti pembantu. Membelikan makanan, mengelap sepatunya, bahkan yang paling parah, Mesya pernah menyuruh Alya untuk menjilat es krim yang tak sengaja jatuh di kaki Mesya.

Jangan bilang Alya bodoh karena mau menuruti keinginan Mesya. Alya hanya seorang gadis dari keluarga yang tidak mampu, dia bisa masuk ke sekolah bergengsi seperti itu tentunya hanya mengandalkan beasiswa saja. Lalu bagaimana mungkin dia melawan Mesya yang punya pengaruh sebesar itu?? Tentu saja Alya tidak akan pernah mengecewakan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar karena bisa bersekolah di sekolah elit seperti itu

Lalu bagaimana dengan Bisma?? Jangan salah, Mesya tentunya tidak akan seceroboh itu melakukan pembullyan terhadap Alya jika dia tidka bisa membuat Alya tutup mulut. Mesya sengaja menggunakan kelemahan Alya yaitu masalah beasiswa dan juga orang tuanya. Mesya mengancam Alya jika dia sampai berani mengatakan pada orang lain terutama pada Bisma, maka Mesya tak akan segan menghancurkan dagangan orang tua Alya di pasar.

Dan benar saja, Alya benar-benar membuat Bisma menyesal karena tidak tau menahu tentang kejadian itu.

Bisma baru tau semuanya setelah Bisma menemui teman Mesya dan Alya satu persatu. Tentunya dengan bebagai ancaman yang di lakukan Bisma agar mereka membuka mulutnya.

"Seandainya kamu mau menjadikan aku Ayah dari anak di dalam kandungan kamu, pasti kita sedang berbahagia saat ini Alya. Pasti kita sudah menikah"

Setelah kejadian itu, Alya dinyatakan hamil. Alya yang tidak bisa menerima janin yang ada di perutnya menjadi depresi. Alya menjadi pendiam dan tidak pernah mau memakan apapun. Hal itu membuat Alya harus di rujuk ke Rumah sakit.

Padahal Bisma selalu membujuk Alya agar mau menerima kondisinya itu, karena Bisma siap bertanggungjawab atas Alya dan bayinya.

Namun Alya tidak mau menyeret Bisma ke dalam masalahnya. Jika begitu, maka di sini Bismilah yang akan menjadi korban. Belum lagi bagaimana tanggapan orang tua Bisma ketika tau jika yang di kandung Alya bukanlah keturunan Dirgantara.

"Seandainya kamu lebih mendengarkan aku, daripada wanita iblis itu. Aku tidak akan menjadi seperti ini Alya"

Dari rekaman cctv yang Bisma sapat di rumah sakit, sebelum kejadian malam tragis itu. Siang harinya Mesya terlihat datang menemui Alya. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas malam harinya, dengan sadar Alya berjalan menuju atap rumah sakit.

Kemudian setelah itu, sebuah tubuh dengan berbalut pakaian rumah sakit melayang dengan ringan hingga jatuh menyentuh lantai bawah.

Saat itu Bisma begitu hancur melihat Alya yang sudah terbaring di kamar mayat dengan wajah yang sudah berlumuran dengan cairan anyir berwarna merah.

Bisma marah, dia kecewa. Semua perasannya campur aduk menjadi satu saat itu.

Bisma memutuskan untuk tidak membawa kasus itu ke pengadilan. Bisma memutuskan untuk merencanakan pembalasannya sendiri.

"Tapi Alya, aku mohon jangan marah kepadaku. Aku hanya ingin menebus semua kesalahanku yang terlambat menyadari kejahatan Mesya. Aku akui aku bodoh karena selama itu menjadi kekasihmu namun tam tau jika Mesya selaku mengandung mu. Kamu yang terlalu baik karena tidak pernah menceritakan semuanya kepadaku"

Hingga akhirnya Bisma memulai rencana balas dendamnya tadi siang. Dia menghubungi Mesya untuk menemuinya di Villa keluarganya.

Mesya yang notabennya begitu tergila-gila dengan Bisma tentunya sangat bahagia. Karen biasanya Bisma hanya akan menghubungi Mesya masalah pekerjaan saja.

Yaa, selain mengelola butiknya sendiri. Mesya juga menjadi salah satu Desainer produk dari perusahaan yang di pimpin Bisma. Mengalahkan Alya dan kandidat lainnya yang bersaing saat itu.

Maka dari itu tidak heran lagi jika Mesya selau ada di sekitar Bisma dan Alya yang menjadi tokoh antagonis di antara sepasang kekasih itu.

Bisma mengusap air matanya dengan lengannya yang berbalut kemeja tidak serapi tadi pagi

"Alya, aku pulang dulu. Besok aku akan datang lagi dengan bunga mawar putih kesukaan mu. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu Alya"

Jebakan Mesya

Sementara itu, wanita yang baru saja kehilangan kehormatannya berusaha memakai selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Dia mengabaikan bajunya yang berserakan dan sudah tidak layak di pakai lagi itu.

Dengan berbalut selimut yang tebal, Mesya melangkah dari kamar terkutuk itu. Sudah tidak ada lagi wajah sedih dan ketakutan seperti tadi. Kini Mesya kembali menjadi jati dirinya kembali. Wanita antagonis yang jahat dan selalu berpikiran buruk.

Mesya menatap sinis beberapa pria yang Mesya yakini adalah anak buah Bisma. Dia tetap berjalan keluar tanpa peduli tatapan tidak suka dari mereka.

Mesya masih bisa bernafas lega karena masih melihat mobilnya aman di tempat semula. Bisa saja tadi Bisma membuang roda mobilnya hingga Mesya tidak bisa pulang dari sana.

Satu lagi keberuntungan di tengah kesialan Mesya saat ini, yaitu ini adalah malam hari. Jadi tidak akan ada yang melihat seorang wanita mengendarai mobilnya dengan hanya berbalut selimut tanpa baju.

Meski masih merasakan remuk bada seluruh bagian tubuhnya, Mesya tetap mencoba mengendarai mobilnya menuju rumahnya.

Dalam perjalanan pulang ini Mesya mengingat saat-saat di manna Bisma menggaga hinya tadi. Dari dulu memang Mesya berharap bisa berada satu ranjang dengan pria itu, berada di bawah kungkungan badan yang berotot milik Bisma. Namun bukan seperti ini caranya.

Mesya memang jahat dan kejam. Namun dia masih selalu menjaga kehormatan. Harapan terbesarnya juga Bisma lah yang akan mendapatkannya. Namun setelah harapan Mesya menjadi kenyataan, jika Bisma memang orang yang mendapatkan kesucian Mesya, bukan dengan cara seperti ini yang Mesya inginkan. Mesya ingin ikatan yang resmi dengan Bisma. Ingin menjadi istri dari seorang Bisma Dirgantara. Oleh sebab itulah Mesya dengan teganya menghancurkan Alya guna merebut posisinya.

FLASHBACK ON

Mesya sudah menyiapkan rencana liciknya dari rumah. Malam ini tidak akan pernah Mesya sia-siakan lagi. Inilah kesempatan emas baginya untuk membuat Alya menghilang dengan sendirinya dari hadapan Bisma.

Dan setelah itu terjadi, maka giliran Mesya yang akan masuk mengisi kekosongan di hati Bisma. Sungguh rencana sempurna bagi Mesya.

Di acara reuni yang sangat memuakkan itu, Mesya menahan rasa cemburunya ketika Bisma benar-benar melamar Alya di hadapan banyak orang.

"Harusnya aku yang ada di sana, bukan dia!! Seharusnya aku yang dipasangkan cincin oleh Bisma, bukan perempuan miskin itu!!" Mesya menggenggam gelasnya dengan begitu erat.

Sejak tadi Mesya tak berulah, dia hanya diam mengamati keadaan. Dia akan mencari celah untuk melancarkan aksinya.

"Tumben diem aja?? Biasanya juga udah bikin kehebohan buat menarik perhatian Kak Bisma" Ucap salah seorang wanita bernama Steffi, sahabat Mesya yang juga salah satu orang yang merundung Alya.

"Lo bisa diam nggak??" Mesya melotot menatap Steffi.

"Jangan-jangan udah ada rencana busuk di otak lo itu" Steffi nergidik ngeri.

"Buruk banget kesannya gue di mata lo. Mikir itu yang baik-baik, jangan suudzon kalau kata ustad"

"Ya udah deh, gue percaya. Tapi kalau sampai terjadi sesuatu, gue nggak ikut-ikutan ya" Steffi lebih memilih menyingkir. Seiring bertambahnya usia, Steffi bisa berfikir kalau perbuatannya dulu itu salah. Namun berbeda dengan Mesya yang semakin menggila.

"Hey!!" Panggil Masya pada salah sorang pelayan.

"Iya Nona, ada yang bisa saya bantu??"

Mesya mendekatkan tubuhnya pada pelayan wanita itu lalu berbisik dengan tangannya yang memasukkan sesuatu yang di gulung dengan beberapa lembar ke kantong pelayan itu.

"Berikan ini ke minuman wanita yang sedang berbahagia karena di lamar kekasihnya itu. Ini adalah obat p***ngsang yang nantinya akan di minum mereka berdua. Kita semua berencana untuk memasukkan mereka ke dalam sebuah kamar. Upahmu cukup banyak, ingat jangan sampai ketahuan"

Pelayan yang polos itu terlihat sumringah karena mengira apa yang di katakan Mesya itu sebuah kebenaran.

"Baik Nona, terimakasih" Ucap pelayan itu laku pergi menjalankan tugasnya.

"Justru aku yang seharusnya berterimakasih kepadamu, bodoh!!" Mesya menyeringai menatap pelayan berkuncir kuda itu.

Kini Mesya terus mengumbar senyum tipisnya saat melihat Alya mulai meminum minuman yang sengaja di sajikan di depannya oleh perempuan tadi.

Mesya semakin senang karena sudah melihat reaksi minuman itu pada Alya.

Dari kejauhan Mesya melihat Alya yang pergi dari kumpulan teman-temannya itu. Tak tinggal diam, Mesya juga ikut beranjak pergi mengikuti Alya dari kejauhan.

Mesya, si wanita licik itu juga sudah menghubungi orang-orang suruhannya. Dua orang bertubuh besar dengan wajah menyeramkan sudah siap menunggu kedatangan Alya di dekat toilet sesuai arahan Mesya.

Dengan begitu jelas di depan mata Mesya, Alya di bekap dan di seret menjauh dari keramaian. Meski Alya terlihat melawan namun tak ada tanda-tanda dia bisa mengalahkan dua orang pria itu.

Tugasnya untuk menghancurkan Alya sudah selesai malam ini. Kini dia hanya tinggal menunggu waktu saja, di mana bom waktu itu akan meledak dengan sendirinya. Mesya yakin jika Alya tidak akan berani melanjutkan hubungannya dengan Bisma kalau Alya sendiri sudah begitu kotor.

FLASHBACK OFF

"Sial!! Sial!! Sial!!"

Mesya memukul stang mobilnya dengan keras. Rencananya untuk menghancurkan Alya memang berhasil. Namun tidak dengan rencananya untuk mendapatkan Bisma. Dirinya bisa saja mencari cara lain, apalagi setelah kejadian tadi dimana Bisma telah merenggut kesuciannya. Tapi ancaman Bisma tadi sedikit membuatnya ketakutan.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang??" Mesya memutar otaknya. Bagaimanapun caranya dia akan membuat Bisma bertanggung jawab atas dirinya. Apalagi nanti jika Mesya hamil, tentunya Mesya tidak mau mengandung seorang anak tanpa bersuami. Bisa hancur reputasi keluarga dan juga dirinya sendiri.

Mesya sampai di rumahnya sudah menjelang subuh. Tentunya suasana rumahnya masih sepi. Jadi tidak akan ada orang yang melihatnya datang dengan berbalut selimut seperti itu kecuali satpam yang membukakan gerbang untuknya.

Setelah membersihkan tubuhnya, Mesya memilih merebahkan dirinya di ranjang. Mencoba mengusir semua hal buruk yang baru saja menimpanya. Dia berharap, dengan terpejamnya mata barang sebentar, Mesya bisa berpikir jernih kembali. Tentunya memikirkan cara untuk membuat Bisma bertanggungjawab tentang apa yang telah dilakukannya.

-

-

"Mesya!!"

"Bangun Mesya!!"

Samar-samar Mesya mendengar suara yang berteriak memanggil namanya. Mata yang rasanya bari terpejam kini terpaksa harus terbuka.

"Mesya!!"

Teriak suara nyaring yang Mesya hafal sebagai suara Ibu tirinya. Wanita penjilat yang selalu membawa pengaruh buruk untuk Papanya.

"Mesya!!" Kini suara laki-laki yang memanggilnya, siapa lagi kalau bukan Papanya.

Dengan langkah berat dan sedikit tertatih karena Mesya masih merasakan sakit pada selang kangannya, Mesya memutuskan untuk membuka pintu kamarnya itu.

"Apa sih Pa?? Aku masih ngantuk, jadi jangan buat keributan didepan kamarku!!" Ucap Viola dengan kejam.

"Melihat kamu yang seperti ini, Mama yakin kalau kamu belum melihat berita pagi ini Mey" Ucap Ibu tirinya. Wanita yang usianya lebih tua lima belas tahun dari Mesya.

"Memangnya ada apa??" Mesya melihat sorot mata kedua orang di depannya menatapnya tajam.

"Lihat ini!!" Luna menyerahkan ponselnya pada Mesya.

Halaman pertama yang menyambut Mesya adalah laman media sosial milik Ibu tirinya itu.

"I-ini?? Pa, ini aku- ,Pasti ada yang sengaja ingin menghancurkan aku Pa!!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!