NovelToon NovelToon

Cinta Dan Dendam

Perselingkuhan

Hanin Amanda gadis berusia 20 tahun. Dia sedang memberikan kejutan kepada kekasihnya karena hari ini adalah ulang tahun sehingga dia ingin memberikan momen yang tak terlupakan dengan cara mengejutkan kekasihnya tersebut.

Hanin ternyata sudah bersembunyi di apartemen milik kekasihnya dengan dekor yang sudah ia siapkan bersama sahabat-sahabat mereka berdua kemudian keduanya menunggu kedatangan orang yang sedang berulang tahun itu dengan cara diam-diam seolah dia apartemen itu kosong tidak ada siapapun karena lampu-lampu semua dimatikan.

Hanin sudah menyiapkan ini jauh-jauh hari dia meminta bantuan dengan sahabat-sahabatnya yang terdiri dari tiga orang. Dua wanita dan satu laki-laki tentu mereka sangat senang sekali karena kekasih Hanin adalah sahabat mereka juga.

" Cepetan dong nanti keburu Aidan datang," ucap salah satu sahabat Hanin yang bernama Aliya.

" Sabar dong cantik itu butuh waktu jika buru-buru hasilnya maka tidak akan bagus," jawab sahabat satunya lagi yang bernama Jasmine. Jasmine sedang merias Hanin secantik mungkin. Tentu agar Aidan saat melihat sahabat mereka terpesona.

" Tapi ini udah jam 09.00 gue yakin Aidan sudah di jalan," kata Aliya tak sabaran. Jasmine hanya memutar bola matanya saja sementara Hanin hanya tersenyum sebenarnya yang deg-degan itu siapa dirinya atau sahabatnya itu?

" Selesai ..." Jasmine sangat puas sekali karena hasil make up ala-ala dirinya terlihat sangat memuaskan.

" Wow kamu sangat cantik sekali Hanin." Sahabat mereka yang bernama Kelvin itu terpesona melihat kecantikan Hanin yang habis di makeover oleh Jasmine. Tak lupa dia merekam moment mereka untuk menjadi sebagai kenang-kenangan dari awal mereka membuat dekor apartemen Aidan tadi hingga sekarang rekaman tersebut terus menyala.

" Kondisikan matamu Kelvin dia itu pacar sahabat lo," Aliya mengingatkan kelvin yang sedari tadi tak berkedip saat melihat Hanin.

" Ck, gue juga tahu tapi hanya sekedar melihat doang nggak papa lah," jawabnya ketus.

Yasmin dan Hanin hanya ketawa saja kemudian mereka bersiap-siap untuk bersembunyi lantaran sebentar lagi dan Aidan akan tiba pulang dari kerja yang saat ini tengah magang di sebuah hotel bintang 5 karena Aidan adalah seorang chef.

" Kalian cepat sembunyi di bagian dapur, jangan keluar dulu sebelum gue bernyanyi ya," perintah Hanin.

Ketiga sahabat mengacungkan jempol mereka.

" Tapi ingat, jangan ada yang bersuara." Hanin kembali mengingatkan, kemudian dia mengambil kotak yang berisi kue ulang tahun dari dalam kulkas kemudian ia bawa tuk bersembunyi di bagian kamar.

Rencana mereka saat ada masuk kemudian barulah Hanin keluar sambil membawa kue berbentuk hati yang dihias begitu sangat mewah sekali tak lupa dengan menyalakan lilin sambil bernyanyi menghampiri sang kekasih. Saklar lampu sengaja tidak dinyalakan agar suasana apartemen terlihat gelap bahkan saat Aidan hendak menyalakan tentu tidak akan bisa karena sengaja dimatikan agar supaya kejutan semakin sempurna, di redupnya cahaya kemudian Hanin datang membawa kue dengan penerang lilin di atasnya. Itulah yang direncanakan mereka berempat.

Dengan senyum lebar jantung deg-degan lantaran ini kali pertamanya Hanin hendak memberikan kejutan tepat di hari ulang tahun kekasihnya itu. Mereka berpacaran hampir 1 tahun, dan Hanin sangat mencintai kekasihnya itu bahkan berencana untuk menikah dengannya di usia muda. Hanin baru saja lulus kuliah, dan dia belum bekerja lantaran ingin bebas dulu bermain dan pacaran. Karena jika sudah bekerja tentu waktu pasti akan sangat sedikit nantinya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, Hanin semakin deg-degan. Dia tersenyum terus membayangkan bagaimana reaksi kekasihnya nanti setelah mendapatkan kejutan darinya.

" Dia datang," gumamnya senang. Kemudian Hanin merapikan pakaiannya agar terlihat tidak kusut. Lalu dia bangkit dan menghidupkan lilin kecil yang tertancap di kue ulang tahun tersebut. Dengan helaan nafas panjang dia membuka pintu kamar tersebut lalu perlahan melangkah menuju depan dimana kekasihnya sudah ada di sana.

Dengan senyuman terus mengembang dia hendak menyanyikan sebuah lagu ulang tahun dengan suara merdunya. Akan tetapi, langkahnya terhenti lantaran melihat hal yang sangat menyakitkan hatinya.

Tubuhnya membeku, kakinya terasa begitu lemas. Nafasnya sangat sesak sekali, sakit ... Itulah yang Hanin rasakan saat ini, air matanya mengalir tanpa permisi dari kelopaknya. Sungguh sangat tidak bisa di percaya, niat hati ingin memberikan kejutan namun ternyata dirinyalah yang diberikan kejutan oleh kekasihnya itu.

Yang di lihat Hanin saat ini, kekasihnya tengah asik bercumbu dengan wanita lain. Wanita itu berada di atas tubuh Aidan bahkan sudah membuka bajunya begitupun dengan Aidan yang membalasnya dengan penuh nafsu. Mereka berada di sofa keduanya tidak menyadari jika Hanin menyaksikan kegilaan mereka. Dan begitu amat menyakitkan setelah mengetahui siapa wanita berdada di atas tubuh kekasihnya itu.

Sungguh tidak percaya, sahabatnya dan kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh sangat menyakitkan hati Hanin. Dia tidak bisa berkata apa-apa selain terdiam mematung menyaksikan tontonan secara live tersebut.

Sementara itu ketiga sahabat Hanin tak sabaran lagi, sehingga ketiganya memutuskan untuk segera keluar. Lantaran terlalu lama menunggu Hanin bernyanyi.

" Kejutan ..." Ucap ketiganya dengan suara lantang terdengar semangat sekali, Jasmine dan Aliya meniupkan terompet sementara Kelvin merekam.

Sesaat kemudian ketiganya mematung dengan mulut menganga dan mata melotot.

" Tasya, Aidan!" Teriak mereka bertiga, sementara Hanin hanya diam saja, dia tidak sanggup lagi ingin mengeluarkan suara.

Yang sedang asik bercumbu sontak langsung terkejut, keduanya menoleh ternyata ada empat orang yang melihat kegilaan mereka.

" Hanin ..." Ucap Aidan terkejut, dia langsung mendorong Tasya yang berada di atas tubuhnya.

Cepat-cepat Aidan berdiri tanpa mempedulikan Tasya yang tersungkur di lantai. Dia tampak gugup dan panik ternyata perselingkuhannya malah diketahui oleh kekasihnya itu.

" H-Hanin, aku bisa jelasin," ucapnya masih mengelak. Ketiga sahabat mereka sangat geram sekali kepada manusia tak tahu diri itu.

Hanin menghapus air matanya, lalu dia melangkah maju menghampiri Aidan dengan membawa kue ulang tahun yang masih di tangannya. Hanin tidak terlihat marah, tetapi gadis itu malah menampilkan senyum manis di wajahnya dengan tatapan lurus ke depan menatap sang kekasih yang melihat kearahnya dengan ekspresi bingung.

Setelah tepat di hadapan Aidan, Hanin menghentikan langkahnya lalu dia mengangkat kedua tangannya yang sedang membawa kue tersebut menunjukkan pada Aidan.

" Selamat ulang tahu," ucapnya. Walaupun mulutnya sangat gemetar namun Hanin mencoba untuk bersikap tenang.

" Selamat ulang tahu yang ke 25 tahun." Setelah mengucapkan selamat ulang tahun kemudian Hanin meniup lilin tersebut yang seharusnya adalah yang meniup lilin itu.

Setelah api di lilin tersebut mati kemudian dengan senyum yang terlihat miris sekali Hanin langsung melempar kue ulang tahun tersebut ke wajah Aidan hingga ketampanan laki-laki itu kini menjadi blepotan oleh gue tersebut.

" Mampus!" Ucap ketiganya sangat senang sekali. Sementara Tasya hanya terbelalak dengan apa yang dilakukan oleh Hanin.

Sementara Aidan hanya diam saja tanpa marah sama sekali.

" Semoga kalian bahagia langgeng sampai selamanya mulai detik ini saat ini juga kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Begitu pun juga dengan kau!" Hanin menunjuk keduanya dia tidak ingin lagi berurusan dengan manusia tidak tahu diri itu, daripada mengamuk lebih baik dia langsung kepada intinya pergi meninggalkan laki-laki itu karena untuk apa dipertahankan, sekali brengsek, selamanya akan tetap brengsek itulah.

Memutuskan

Tidak ada yang tahu jika Aidan pulang kerja malah membawa Tasya ke apartemen bahkan laki-laki itu melupakan jika hari ini adalah ulang tahunnya. setelah membuka pintu keduanya langsung bercumbu mesra tanpa melihat sekitar. Karena lampu dalam keadaan mati tentu saja Aidan merasa jika apartemen tidak akan ada orang lain. Tidak pernah terpikir olehnya jika Hanin dan ke-tiga sahabatnya bersembunyi di dalam apartemennya. Aidan berani membawa wanita lain ke apartemen karena tadi siang Hanin mengatakan jika mereka tidak bisa bertemu selama beberapa hari dengan alasan ada acar keluarga di luar kota. sebab itulah Aidan dan Tasya bersorak gembira.

Tepat di ruang tamu, kini lantai sudah berserakan lantaran kue ulang tahun tadi sudah berjatuhan dari wajahnya. Aidan hanya diam mematung menatap punggung Hanin pergi hingga pintu kembali tertutup rapat.

" Lo tega banget Dan selingkuh di belakang Hanin! Gue gak nyangka," ucap Kelvin tak percaya, sahabatnya tega berselingkuh bahkan dengan sahabat baik pacarnya sendiri.

" Tauk lo, dasar cowok buaya, tukang selingkuh!" Sambung Jasmine kesal.

" Dan lo!" Jasmine menunjuk Tasya. "Bisa-bisanya nya lo, pagar makan tanaman. Dasar gila, lo berdua gila!" Kemudian Jasmine menabrak bahu pasangan selingkuh itu lalu pergi keluar dari apartemen, dia benar-benar muak melihat keduanya.

Plak ... Plak. Sementara Kelvin dan Jasmine hanya mencaci keduanya namun berbeda dengan Aliya. Gadis itu memang tidak berkomentar apapun tetapi tangannya yang bergerak cepat hingga cap merah nempel di pipi Tasya dan juga Aidan.

" Yang satu laki-laki pecundang dan yang satu adalah pelakor kalian berdua belum sangat cocok serasi sekali, lanjutkan." Kemudian Aliya pergi setelah mengatakan itu dia menutup pintu dengan sangat keras sekali dan tinggal lah Aidan dan juga Tasya di sana yang hanya diam tanpa berkata apapun.

Aidan dan Tasya belakang ini mereka memang memiliki hubungan spesial di belakang Hanin. Perselingkuhan mereka sudah cukup lama sebenarnya kurang lebih 3 bulan yang lalu.

Tasya diam-diam menyimpan rasa kepada Aidan sehingga dia selalu berusaha untuk mencuri perhatian laki-laki itu dan tak segan-segan menggodanya dengan menggunakan tubuh, tentu membuat naluri laki-laki normal terpancing hingga keduanya saling menjalani kasih dan bahkan berbuat sesuatu yang tak selayaknya.

Sementara selama berpacaran dengan Hanin dan tidak pernah mendapatkan tubuh gadis itu mereka berpacaran hanya sekedar pelukan biasa dan juga ciuman ringan saja karena Hanin selalu menolak saat Aidan hendak meminta lebih padanya. Dan di sanalah Aidan merasa bosan berpacaran dengan Hanin sehingga dia mencari suasana baru untuk menghilangkan rasa bosannya itu dan yang paling utama menyalurkan hasratnya apalagi umpan datang dengan sendiri tentu membuatnya tak dapat menolak tawaran yang sangat menggoda tersebut.

" Pulanglah," usir Aidan pada Tasya.

Plak ... Tentu gadis itu tersinggung. Habis manis sepah dibuang setelah ketahuan bahkan dirinya juga dicampakkan sungguh naif sekali.

" Apa kamu sekarang mengusirku, Aidan?" Tanya Tasya dengan nada membentak.

" Kepalaku pusing Tasya, lebih baik kau pulang saja. Jangan menambah beban pikiranku," jawab Aidan. Dia mengambil tisu lalu mengelap wajahnya yang belepotan oleh kue ulang tahun tadi.

" Kenapa? Bukankah ini yang kau inginkan Aidan. Kau memang ingin putus dari Hanin kan, lantas kenapa?" Tasya tidak mau pergi dari apartemen.

" Aidan ..." Gadis itu meraih tangan dan yang masih sibuk membersihkan wajahnya.

" Sekarang kalian sudah putus dengan begini kita tidak perlu lagi bersembunyi-sembunyi untuk menjalani hubungan bukankah kamu bilang kamu sudah bosan dengannya?" Kata Tasya. Dia tidak ingin di buang oleh Aidan.

" Aku mencintaimu Aidan, aku bisa memberikan apapun yang kamu mau. Tapi tolong jangan tinggalkan aku," pintanya memohon.

" Benarkah?" Tanya Aidan. Sontak Tasya mengangguk cepat. Tangan masih di genggamnya erat.

" Kalau begitu apa kita bisa melanjutkan yang sempat tertunda tadi?"

Dengan seringai yang nampak licik Aidan ingin melampiaskan semuanya kepada gadis itu. Dan dengan wajah polos, lagi-lagi Tasya mengangguk cepat. Dia rela menjadi pelampiasan nafsu Aidan asal dirinya tetap bersama dengan laki-laki itu, karena cinta itu memang buta. Tak peduli apapun nantinya asal dirinya bisa memiliki laki-laki ini sehingga rela melakukan apa saja bahkan menghianati sahabatnya sendiri.

Sementara itu Hanin pulang sendiri dengan mengendarai mobilnya. Dia berteriak menangis di dalam mobil tersebut. Sakit bak ditusuk jarum bertubi-tubi, bukan hanya kekasihnya saja yang selingkuh melainkan penghianatan sahabat dekatnya. Hanin benar-benar tidak menyangka kekasih dan sahabatnya main serong di belakangnya kenapa dia tidak menyadari selama ini sikap Tasya yang memang agak sedikit berbeda.

Setelah puas menangis Hanin tidak ingin kembali pulang ke apartemennya karena di sana sudah pasti dirinya akan menangis kembali mengingat kenangan buruk saat bersama dengan edan apalagi di kamarnya begitu banyak foto-foto mereka dan juga barang-barang pemberian dari laki-laki itu tentu membuat hatinya semakin panas dan sakit.

Hanin melajukan mobilnya menuju ke sebuah tempat di mana hati dan pikirannya akan tenang, bukan di pinggir pantai atau di atas jembatan melainkan di klub malam tempat orang-orang yang ingin bersenang-senang di sana berjoget ria belum mabuk-mabukan dan banyak lagi lainnya. Hani n pergi ke sana dia ingin mabuk malam ini untuk melupakan sejenak pikirannya dari Aidan.

Setelah memasuki klub tersebut Hanin mencari tempat duduk lalu dia memesan sebotol minuman keras kemudian dengan cepat ia meneguk segelas kecil minuman itu terus-menerus sampai dirinya sudah mulai mabuk.

Hanin tertawa sambil menangis lalu dia kembali meneguk minumannya tersebut.

" Kenapa kau berselingkuh dengan sahabat ku sendiri, Aidan?" Ucapnya di sela-sela mabuknya.

Hanin meletakkan kepalanya di atas meja dia memutar-mutarkan gelas dengan air mata yang meleleh. Tanpa dia sadari begitu banyak mata jahat memandang ke arahnya. Mata laki-laki yang siap mencari mangsa apalagi gadis muda seperti Hanin adalah target empuk sasaran mereka.

" Hey, boleh aku duduk disini?" Ucap salah satu dari empat pemuda yang menghampiri Hanin yang sudah mulai mabuk itu.

Namun Hanin masih bisa mendengar kemudian dia menoleh samar-samar penglihatannya buram sehingga dia tidak bisa mengenali siapa pemuda itu, kemudian Hanin tertawa dan menyebut nama Aidan.

" Aidan ... Aidan kenapa kau tega berselingkuh dengan sahabat ku," kata Hanin, dia menganggap laki-laki itu adalah Aidan.

Laki-laki itu tersenyum licik, lalu dia mengelus pipi Hanin.

" Maafkan aku sayang, itu hanya kesalahan pahaman saja. Sebenarnya aku sangat mencintaimu."

Pemuda itu malah memanfaatkan keadaan, dia berpura-pura menjadi Aidan dan memohon maaf dengan berbisik sambil berkata lembut jika ada masih mencintai gadis ini.

" Dasar bohong, penipu." Hanin mendorong tubuh laki-laki itu.

" Aku tidak menipu sayang aku akan buktikan bahwa aku sangat mencintaimu." Kemudian pemuda itu mencium bibir Hanin. Ketika kawannya tertawa mereka juga menginginkan ciuman hangat itu tetapi menunggu giliran.

" Lepaskan aku." Hanin berontak, tetapi tenaganya kalah. Dengan sangat mudah laki-laki itu mengangkat tubuhnya dan membawanya keluar dari bar dengan tawa penuh kemenangan. Ke empat pemuda itu bersorak gembira lantaran mangsa mereka sudah di dapatkan.

ketemu calon mertua

" kalian tunggu di sini ya Aku ingin memastikan sesuatu," ucap seseorang saat melihat Hanin di bawah pergi oleh keempat pemuda.

" Mau kemana dia?" Kata salah satu temannya.

" Paling cari wanita-wanita muda untuk diajak senang-senang," jawab teman satunya. Lalu mereka tertawa.

Evan Febian Sagara laki-laki berusia 46 tahun itu langsung pergi meninggalkan keempat teman-temannya yang sedang berhappy-happy. Dari kejauhan dia memang sedikit curiga dengan seorang gadis yang ia kenal.

Awalnya Evan berpikir mungkin hanya mirip saja lantaran ia tidak percaya lagi jika gadis tersebut adalah Hanin kekasih anaknya berani datang ke tempat berbahaya seperti ini apalagi dalam keadaan mabuk dan seorang diri.

Akan tetapi lama-kelamaan postur tubuh gadis itu semakin mirip sekali dengan Hanin dan ditambah lagi melihat keempat pemuda yang tertawa menatap gadis itu seperti binatang buas yang tengah. Dan ditambah lagi saat gadis itu meronta lalu dibawa pergi tentu membuatnya semakin penasaran karena ingin memastikan apakah gadis itu Hanin atau bukan Evan pun langsung menghampiri, dan walaupun jika memang bukan Hanin ia akan menolong gadis Malang tersebut karena pasti akan terjadi sesuatu hal yang buruk karena keempat pemuda itu terlihat bukan laki-laki baik-baik.

" Hanin!" Kedua matanya terbelalak saat melihat Hanin yang hendak kabur dari cengkraman salah satu pemuda itu.

Rahang yang mengeras tangan terkekal dia langsung langkah cepat menghampiri keempat pemuda yang tengah memaksa kekasih anaknya itu kemudian tanpa abibu lagi Evan langsung menghajar salah satu pemuda yang berani menyentuh Hanin minta lain adalah kekasih dari anaknya.

" Brengsek ... berani kau menyentuhnya." Dengan sangat ritual sekali Evan memukuli wajah pemuda itu sementara ketiga pemuda lainnya kabur terbirit-birit karena tidak mungkin mereka bisa melawan tubuh Evan yang begitu besar berotot, tinggi, gagah dan tentu mereka akan kalah walaupun jumlah mereka lebih banyak.

" Ada apa ini?" Tanya security melihat keributan dia langsung memisahkan Evan yang membuat bi buta menghajar pemuda itu.

" Dia berani sudah menyentuh anakku," kata Evan dia sangat emosi sekali. Ingin kembali menghajar laki-laki itu namun langsung dipisahkan oleh security.

" Tolong serahkan pemuda ini kepada kami dan cepat bawalah Putri anda pulang ke rumah dia sudah sangat ketakutan sekali," ucap security itu. Evan pun menoleh ke arah Hanin yang menangis ketakutan.

" Hanin, kamu tidak apa-apa?" Have Evan hendak menyentuh bahu Hanin.

" Tidak, jangan menyentuhku." Hanin berteriak dia masih sangat ketakutan walaupun keadaannya mabuk namun ia masih bisa merasakan jika laki-laki tadi akan berbuat jahat kepada dirinya.

" Sssttt, tenanglah Hanin. Ini Om Evan kamu sudah aman sekarang." Evan berkata lembut dia mengelus kepala Hanin agar gadis itu sedikit merasa tenang.

" Om Evan?" Ucap Hanin, dia menatap wajah laki-laki di hadapannya apa benar jika yang bersamanya adalah om Evan.

" Iya ini Om Evan, jangan takut lagi ya Om akan melindungi kamu."

Hanin langsung menangis kemudian dia memeluk tubuh besar berotot itu erat Karena rasa takut dan juga sakit hatinya Hanin pun mengeluarkan semua unek-unek dalam dirinya.

" Tidak apa-apa." Evan membiarkan Hanin menangis dalam pelukannya yang merangkul tubuh gadis mungil itu dengan sangat hati-hati agar tidak menyakiti karena tubuhnya yang terlalu besar berotot karena jika terlalu kuat pasti gadis itu akan mengalami cedera patah tulang.

Evan walaupun umurnya sudah hampir mendekati setengah abad namun ketampanannya dan juga tubuhnya selalu ia jaga karena laki-laki itu selalu berolahraga dan makan makanan sehat. Tentu menjadi idola dari kaum hawa yang menginginkan kegagahan tubuh tersebut.

Evan sudah kenal dengan Hanin karena Aidan sudah beberapa kali membawa gadis dalam pelukannya ini ke rumah pribadinya untuk dikenalkan sebagai kekasih anaknya itu.

" Om antar kamu pulang ya," bujuk Evan melihat Hanin sudah mulai tenang. Tangan besar laki-laki itu menghapus air mata di wajah Hanin.

" Aku gak mau pulang." Hanin semakin mempererat peluknya. Dia tidak ingin pulang ke apartemen miliknya.

" Kalau kamu nggak mau pulang lalu kamu mau ke mana? Apa Om telepon saja orang tua kamu, atau menyuruh Aidan untuk menjemput kamu di sini?" Tanya Evan bingung hari sudah semakin larut ia tidak berani membawa anak gadis orang.

" Nggak mau Hanin nggak mau pulang ke manapun, apalagi sampai bertemu dengan Aidan. Aidan jahat Om," ucapnya, Hanin kembali menangis.

" Aidan jahat, Apa maksud kamu?" Evan lantaran bingung oh mungkin mereka lagi berantem pikirnya. Biasa anak muda-mudi sekarang kalau pacaran apa-apa sedikit berantem, terus putus lalu nyambung kembali.

" Kamu lagi berantem sama Aidan?" Tanyanya dia mencoba untuk menenangkan gadis mungil ini. Kemudian membawa Hanin masuk ke mobilnya.

" Ayo cerita sama Om sebenarnya ada masalah? Apa apa kalian berantem?" Evan kembali bertanya saat sudah berada di dalam mobil.

" Aidan selingkuh Om, Aidan selingkuh dengan Tasya sahabatnya Hanin." Hanin kembali menangis sesegukan kemudian dia menceritakan dirinya memergoki perselingkuhan Aidan dan juga Tasya.

" Kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri?" Tanya Evan, rasanya tidak percaya jika anaknya tega melukai kekasihnya sendiri yang menurutnya Hanin sudah sangat cantik tidak ada kekurangan apapun lagi, lantas untuk apa Aidan tega berselingkuh dengan wanita lain.

Hanin mengangguk, dia masih menangis. Evan tak tega melihat air mata terus mengalir dari kelopak mata indah itu kemudian yang menarik tubuh Hanin ke dalam pelukannya.

" Kalau kamu nggak mau pulang ke manapun bagaimana kalau pulang ke rumah Om aja?" Ajak Evan, Hanin tidak mau pulang ke manapun dan dia tidak mungkin juga semalaman berada di dalam mobil di tempat parkiran ini jadi mau tak mau dia menawar untuk mengajak Hanin pulang ke rumahnya setidaknya di sana gadis ini bisa tidur menenangkan diri.

Hanin mengangguk pelan, Evan tersenyum kemudian dia kembali menghapus air mata tersebut lalu mengusap pucuk kepalanya kemudian memasangkan sabuk pengaman gadis itu barulah Evan menjalankan mobil menuju ke rumahnya.

Selama dalam perjalanan ternyata Hanin tertidur lalu Evan menoleh ke arahnya dengan pancaran sinar bulan yang sangat cerah malam ini membuat gadis itu terlihat sangat cantik sekali adalah seorang duda yang sudah lebih dari 7 tahun mendudah tentu ada rasa gejolak di hatinya saat melihat gadis secantik di sampingnya yang bagaikan bidadari ini.

Namun Evan tidak gila pikiran sehatnya masih waras sehingga dia tidak mungkin mendambakan gadis muda yang masih belia seperti Hanin. Terlebih lagi adalah kekasih anaknya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!