NovelToon NovelToon

Kisah Cinta Si Gadis ABSURD

Terlambat Ke Sekolah

Sinar mentari menerobos masuk melalui celah jendela kamar. Seorang gadis yang masih terlelap dengan tidurnya, Tidak terganggu sama sekali.

Jam weker yang terus berbunyi pun tak dihiraukan di alam mimpi, Yang Sedang dijelajahi oleh gadis itu.

Mari berkenalan dengan gadis yang terkenal ceroboh ini, Lollyana, Atau biasa dipanggil Lolly, Berumur 16 tahun.

Hari ini ia akan menjadi murid baru, Dan ini sudah kali ke 12 ia pindah ke sekolah lain. Namanya juga Lolly, Jika tidak berbuat onar, Sudah pasti membuat orang frustasi.

Ibu Lolly, Yang dari tadi mendengar suara jam weker, Merasa geram. Ia sudah tahu anaknya belum bangun dan suara alarm pun tidak mempan untuk membangunkan Lolly.

"Bangunlah, Lolly! Sudah jam enam lewat. Kamu itu tidur atau sedang simulasi mati?" teriak ibunya sambil menggedor pintu. Lolly mendengar dan meraba-raba alarm yang masih berbunyi.

"Waduh, sudah jam enam lewat aja nih. Gawat pasti ibu marah sama gua," Gumam Lolly yang masih menguap dengan mata yang berat untuk terbuka.

Ceklek..

"Ibu, Ngapain sih teriak-teriak di pagi yang indah ini. Seharusnya ibu itu santai saja, Tidak perlu marah. Eh, ibu tau gak, Semalam Lolly mimpi ketemu sama Justin Bieber, Oh my God. Dia ganteng banget bu, Sampe ngalahin gantengnya Mang Maman tetangga sebelah,"

Ibu Lolly yang sedang menahan amarah hanya menatap datar anaknya.

"Sekarang lihat jam berapa," kata ibunya dengan nada dingin.

Lolly menganggukkan kepala dengan santai dan berjalan mengambil jam.

"Oh, Sekarang baru jam setengah tujuh bu," ucap Lolly.

"Ibu, Kenapa gak bangunin Lolly sih? Lolly kan sekarang sekolah jadi murid baru bu," Pekik Lolly dengan panik.

"Cepat ke kamar mandi, Lolly. Bukan mondar-mandir seperti orang nahan buang air besar," Teriak ibunya, Marah karena melihat kelambatan otak Lolly.

Setelah selesai bersiap, Lolly langsung menghampiri ibunya yang telah menyiapkan bekal untuknya.

"Makasih, Ibu ku sayang. Sudah buatin bekal untuk Lolly, Semoga ini jadi pahala buat ibu nanti di akhirat. Tapi bagi-bagi ya, Bu pahalanya," ucap Lolly tanpa panik akan terlambat ke sekolah, meskipun memang sudah terlambat.

Lolly berangkat ke sekolah dengan menggunakan angkot, Karena ia berasal dari keluarga sederhana. Ia hidup berdua dengan ibunya yang mengandalkan penghasilan dari berjualan nasi uduk.

Setelah menaiki angkot, Lolly langsung duduk di depan bersama sopir angkotnya.

"Maaf, Pak sopir. Bapak udah lama jadi bapak-bapak," Ucap Lolly membuat supir angkot menoleh dengan kening berkerut.

"Maksud saya, Bapak udah lama jadi supir angkot ini?" Ucap Lolly dengan nada serius pada supir angkot, Yang baru paham dan menganggukkan kepala.

"Ya, Lumayan sih, Neng. Bapak baru jadi supir angkot ini sepuluh tahun yang lalu," Jawab sopir angkot dengan santainya yang membuat Lolly menganggukkan kepala.

"Oh, Baru Ternyata. Saya kira bapak udah jadi supir angkotnya sepuluh tahunan gitu," ucap Lolly yang santai meminum minuman dari supir angkot.

"Sebenarnya, Saya lagi melepas stres hari ini. Karna istri saya yang cerewet mau punya anak lagi. Tapi sekarang malah tambah stres," ujar sopir angkot dengan wajah frustrasi.

"Kenapa stress nya dilepas, Pak? Kan kasian dia kalo bapak lepas gitu aja tanpa kepastian," seru Lolly, Memancing kemarahan sopir angkot.

"Kamu mau pergi sekolah kan, Cepat turunnya dimana. Saya sudah terkena mental dekat dengan kamu, Lama-lama saya jadi pindah ke warga Pulu Pulu kalau kamu masih di sini," Ucap sopir angkot yang menahan rasa kesalnya pada Lolly.

Lolly hanya menganggukkan kepalanya tanpa memperdulikan mental health si sopir angkot.

"Ya udah, Saya turun di depan ya, Pak. Tapi maaf, Saya sedang gak punya uang buat bayarnya. Gimana kalo saya bayarnya nanti di akhirat kalo kita ketemu lagi, Itupun kalo amal bapak baik ya. Kalau enggak mah langsung masuk neraka aja, Jadi saya gak perlu nunggu," ucap Lolly dengan membuat sopir angkot itu mengerem mendadak, Dan membuat semua penumpang terkejut.

***

Setelah sampai di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup, Lolly berteriak pada pak satpam.

"Pak, Pak satpam, Bukakan pintunya. Saya murid baru pak, Jadi wajar saya kesiangan!" Pekik Lolly membuat satpam sekolah, Yang sedang minum kopi tersedak dan terbatuk-batuk.

Uhukkk, Uhukk

"Wah, Murid zaman sekarang mulutnya kayak toa masjid aja. Pasti pas oroknya dikasih congor bebek," gumam pak satpam sambil jalan ke arah Lolly.

"Pak, Tolong buka dong gerbangnya, Saya kan murid baru di sekolah ini. Jadi harap maklum jika saya terlambat," ucap Lolly dengan wajah sedih.

"Sudah tahu kamu murid baru di sini, Tapi kenapa kamu bisa terlambat?" Tanya Pak Satpam yang kesal pada Lolly karena telah mengganggu acara kopi paginya.

"Begini ceritanya, Pak. Tadi, saya salah naik angkot pak, Trus saya tersesat,Jadinya saya terlambat deh, Maafkan saya yah,Pak,"

"Alasan, Sana masuk. Tapi kamu harus menemui petugas OSIS dulu"

Lolly pun tersenyum dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Terima kasih Pak, Sudah membiarkan saya masuk. Semoga ini menjadi amal ibadah untuk Bapak dan semoga diterima di sisinya," ucap Lolly sambil membungkukkan badannya pada Pak Satpam.

Sedangkan Pak Satpam langsung tercengang mendengar ucapan Lolly.

"Dasar bocah tengil, Cantik-cantik tapi tengil" Gumam Pak Satpam sambil menutup kembali gerbang.

Lolly masuk dengan santainya dan sesekali melirik ke kanan dan kiri melihat bangunan sekolahnya yang terlihat rapi, Bersih, Dan megah. Baru beberapa langkah ia memasuki koridor sekolah, Sudah ada suara anggota OSIS yang menghentikkan langkahnya.

"Hei, Kamu terlambat. Jangan dulu masuk, Kamu harus dihukum," Ucap seorang lelaki di lapangan yang berteriak pada Lolly.

Lolly yang merasa terpanggil pun, Langsung meringis malu. Dan berbalik badan menghadap si pemanggil.

Deg

"Cantik" Batin orang tersebut.

"Mohon maaf, Saya murid baru di sini," ucap Lolly dengan menundukkan kepalanya.

"Mau kamu murid baru atau murid lama, Kamu harus tetap dihukum. Karena sudah menjadi peraturan di sekolah ini," Jawab si pemanggil dengan nada ketus dan tatapan yang datar.

Lolly langsung menatap name tag, Di bagian dada orang tersebut.

"Langit Dirgantara, Bagus juga namanya. Ganteng lagi, Tapi sayang galak banget, Jadi cowok" Batin Lolly, Yang mencuri-curi pandang ke arah Langit.

"Ya sudah, Sekarang saya mau dihukum apa. Ayok," Ucap Lolly dengan penuh semangat.

"Gak usah ajak saya, Yang dihukum itu cuma kamu, Bukan kita," Jawab si pemanggil pada Lolly.

"Hmm, Oke sekarang hukuman saya apa?" Ucap Lolly dengan menaikkan satu alisnya dan menatap Langit.

Sedangkan Langit yang merasa di tatap pun, Langsung mengalihkan pandangannya.

"Kamu harus membersihkan toilet di sekolah ini, Termasuk toilet cowok juga," Ucap Langit, Dan berlalu pergi.

Lolly hanya mengangguk dan pergi mencari toilet. Baru beberapa langkah, Lolly langsung berhenti, Dan berteriak ke arah Langit

"Eh iya, Di mana toiletnya? Saya tidak tahu," Pekik Lolly dengan cengirannya.

"Lurus, belok kiri," Jawab Langit, Tanpa berbalik badan.

"Baru hari pertama, Sudah dapat hukuman aja Semoga saja tidak ada tai yang mengambang di WC, Ih," Gumam Lolly yang merasa jijik membayangkan kondisi WC yang kotor.

Perkenalan Diri

Lolly menjalani hukumannya dengan terus ber komat-kamit karena kesal, Harus membersihkan toilet yang kotor dan bau, Terutama toilet laki-laki.

"Ini gimana sih, Bau banget. Kayaknya semua siswa di sini pada makan daging hiu megalodon deh, Sampe-sampe ni WC bau jigong tetangga yang julid," Gumam Lolly yang tidak berhenti mengumpat.

***

Setelah sekian lama, Akhirnya Lolly bisa menyelesaikan hukumannya meskipun penuh dengan umpatan. Ia terduduk lemas di lantai dengan keringat bercucuran yang membasahi wajahnya.

"Udah kayak orang yang abis dikejar burung unta aja gua, Sampe keringetan gini," ucap Lolly yang sesekali mengusap peluh di wajahnya.

Setelah dirasa sudah tidak merasa lelah, Lolly langsung berjalan menuju ruang kepala sekolah untuk menanyakan kelasnya di mana.

Tok,

Tok...

"Assalamualaikum wahai penghuni ruangan kepsek" ucap Lolly dengan menongolkan kepalanya ke dalam.

Kepala sekolah yang sedang memeriksa kegiatan dan absensi semua siswa pun, Langsung terkejut mendengar suara Lolly, Ia melirik ke arah pintu keluar. Dan melihat kepala Lolly yang nongol dengan cengiran tanpa dosanya.

"Astagfirullah, Kamu siapa dan dari alam mana? Kita tidak kenal. Kembalilah ke alam mu dengan tenang," Ucap kepala sekolah dengan wajah paniknya.

Lolly yang mendengar itu pun tercengang.

"Bisa-bisanya gua di sebut arwah penasaran sama si botak" Batin Lolly.

"Ck, Saya murid baru si sekolah ini pak, Bukan arwah penasaran" Ucap Lolly dengan tatapan tajamnya.

"Oh, Murid baru toh. Ayo kamu masuk. Maaf tadi bapak sedang melamun, Mikirin gimana caranya cacing tanah punya bulu," Ucap kepala sekolah sambil membuka pintu agar Lolly masuk.

"Gak usah banyak melamun pak, Itu gak baik buat bapak. Mendingan bapak sekarang renungkan bagaimana kehidupan seorang babi yang mempunyai lobang hidung sebesar lobang hidung bapak," Jawab Lolly dengan santainya duduk dan melipat kaki di depan kepala sekolah.

Kepala sekolah yang mendengar ucapan Lolly pun hanya mengangguk dan merenung.

"Kenapa babi memiliki lobang hidung yang besar, Sebesar lobang hidung saya?" batin kepala sekolah yang terus berfikir.

Setelah sadar, Dia langsung terkejut dan langsung melotot ke arah Lolly. Lolly yang dipelototi pun membalas pelotottan kepala sekolah.

"Tatap mata saya, Jadi siluman kodok, Siluman kodok," ucap Lolly yang terus membalas pelotottan sang kepala sekolah.

BRAKKK...

Kepala sekolah menggebrak meja, Ia marah karena tidak terima dihina oleh murid barunya itu.

"Kamu, Kurang ajar ya sama saya. Belum juga sehari kamu sekolah di sini, Udah berani berulah, Hah?" Ucap kepala sekolah yang menggebu-gebu merasakan amarahnya naik.

"Maaf pak, Mungkin dari perkataan saya dapat menyakiti bapak. Sekali lagi saya minta maaf pak, Nanti saya ajak bapak maling mangga tetangga saya ya, Pak. Enak loh," Jawab Lolly dengan menampilkan pup eyes yang terlihat seperti King Kong menurut kepala sekolah.

"Saya maafkan, Tapi jangan diulangi lagi. Awas kamu buat ulah lagi di sekolah ini, Saya jual juga kamu ke peternakan ayam," Jawab kepala sekolah yang mulai meredakan amarahnya.

"Baiklah baginda raja, Terima kasih atas ampunannya," Ucap Lolly dengan membungkukkan badannya kepada kepala sekolah.

"Jadi saya ditempatkan di kelas berapa, Pak? Atau saya punya ruangan khusus untuk saya belajar, Seperti di sini?" Tanya Lolly sembari melirik setiap sudut ruangan kepala sekolah.

"Khusus kepala bapak kau, Kau sudah bapak tempatkan di kelas 11 ips1," Jawab kepala sekolah dengan nada ketus.

"Tapi, Bapak saya sudah meninggal pak, Jadi kepalanya udah terkubur dan jadi tengkorak," Lirih Lolly yang masih didengar oleh kepala sekolah.

Membuat kepala sekolah terkejut sekaligus cengo mendengar ucapan Lolly.

"Bapak minta maaf, Tadi bapak hanya bercanda kok," Ucap kepala sekolah dengan mengusap punggung Lolly.

Lolly yang berhasil mengibuli kepala sekolah pun tersenyum senang.

"Gapapa, Saya emang pantes kok digituin sama bapak yang sebentar lagi menyusul bapak saya," Jawab Lolly dengan tersenyum.

"Sabar, Sabar, Dia anak yatim. Gak boleh marah, Harus ditahan. Meski otaknya sudah digadaikan di bank syari'ah," Batin kepala sekolah yang membalas senyuman Lolly dengan tertekan.

"Kalau kamu murid baru, Kenapa baru kesini sekarang bukannya dari tadi?" Pertanyaan kepala sekolah membuat Lolly langsung menunduk pura-pura bersedih.

"Tadi waktu perjalanan berangkat kesini, Saya tersesat di warung nasi kuning, Pak. Sampai-sampai saya lemas dan tak berdaya untuk berjalan. Untungnya ada Justin Bieber yang menjemput saya kesini," Jawab Lolly dengan pura-pura menghapus air matanya.

Kepala sekolah yang sangat tertekan dengan menghadapi Lolly pun. Akhirnya mengantarkan Lolly ke kelas untuk mengikuti pelajaran kedua, Karena yang pertama tidak ikut saat Lolly dihukum membersihkan toilet.

"Sudah, Jangan ngomong lagi. Ayo, Saya antar kamu ke kelas dan belajar yang benar," Ajak kepala sekolah yang langsung di angguki oleh Lolly, Dan mengikuti langkah kepala sekolah dari belakang.

Tok,

Tok...

"Permisi Bu Susi, Maaf saya menganggu waktu belajarnya. Ini ada murid baru yang kesiangan datangnya tadi," Ucap kepala sekolah yang langsung di angguki oleh ibu guru yang mengajar di kelas baru Lolly.

"Baik pak, Mari kamu, Masuk," Ucap ibu guru pada Lolly.

Lolly langsung masuk dan menghadap semua siswa-siswi yang akan menjadi teman kelasnya. Lolly tidak merasa malu atau canggung karena baginya ini sudah biasa bertemu teman baru di setiap ia pindah sekolah.

"Sekarang perkenalkan diri kamu," Seru ibu guru di samping Lolly.

Lolly mengangguk dan mulai memperkenalkan dirinya.

"Hai, Kenalin gua Lollyana. Gua biasa dipanggil Lolly kalau kalian mau panggil gua apa aja bebas kok, Asal jangan panggil anak babi aja. Semoga kita bisa berteman dengan buruk ya," Ucap Lolly dengan santainya menampilkan senyum di depan teman kelasnya yang menatap cengo pada Lolly.

"Eum, Lolly, Berteman itu harus yang baik-baik, Jangan yang buruk, OK?" Timpal Bu Susi yang membenarkan perkataan Lolly,

Sedangkan Lolly hanya tersenyum dan mengangguk.

"Sekarang kamu duduk di samping Langit. Langit, Tolong angkat tangannya," Ujar Bu Susi pada Langit.

Langit dengan malas mengangkat tangannya sambil menatap lurus ke depan. Setelah melihat gadis di depannya, Langit langsung terkejut dan membulatkan matanya.

"Itu kan, Cewek absurd yang gua temui tadi pagi," Batin Langit yang masih menatap Lolly dengan kening berkerut.

Lalu, Lolly berjalan santai ke arah Langit karena mereka duduk sebangku.

"Hai, Saudaranya awan, Kita ketemu lagi. Kebetulan lagi sekelas," Ucap Lolly dengan cengiran khasnya, Membuat Langit memutar bola matanya malas dengan tingkah absurdnya.

"Jangan deket-deket gua!" Seru Langit.

"Gimana gak deket, Orang kita sebangku. Aneh nih anak, Pasti tadi pagi sarapan kecubung kayaknya" Gumam Lolly, Yang masih di dengar Langit.

Lolly Berulah

Lolly duduk di samping Langit, Dengan tenang. Di dalam ketenangan Lolly, Ada rasa kantuk yang tidak bisa di tahan. Langit yang merasa aneh dengan kediaman gadis di sampingnya pun, Sesekali menoleh.

"Tumben, Nih anak diem. Gak jadi reog ponorogo lagi" Batin Langit yang masih mencuri pandang pada Lolly.

Lolly yang tidak bisa menahan rasa kantuknya pun, Matanya terpejam dan terus menunduk sampai kepalanya membentur bangku dengan keras.

Dukkkk

"Adaww,, Sakit" Pekik Lolly yang langsung membuat atensi kelas jadi menatapnya.

Sampai sang guru yang sedang menulis di papan tulis pun, Ikut menoleh ke arah Lolly dan bertanya.

"Ada apa ini, Dan kamu kenapa Lolly?" Tanya bu Susi pada Lolly yang masih mengusap ngusap kepalannya.

"Saya ngantuk Bu, Barusan mata saya gak sengaja nutup, Pas mata saya nutup tiba-tiba kepala saya terbentur ke meja ini. Apa mungkin di sekolah ini ada Setannya bu?" Jawab Lolly dengan jujur, Sambil mengusap kepalanya.

"Kalo kamu ngantuk, Sana cuci muka dulu ke toilet. Gak usah bawa-bawa setan yang banyak dosanya" Suruh bu susi pada Lolly. Yang langsung di angguki oleh Lolly dan pergi ke toilet.

Sampai di toilet, Lolly langsung membasuh muka nya dan berkaca.

"Ya ampun mata, Kenapa kamu bisa ngantuk jam segini. Bisa di pending dulu kan, Biar gua belajar dengan tenang, Ya meskipun otak gua bodoh. Tapi gua mau berusaha jadi murid yang baik, Biar orang-orang ngira gua menuruni kejeniusannya otak Albert Einstein " Gumam Lolly yang berbicara di depan cermin sendiri.

Lolly yang masih anteng berbicara di depan cermin sempat terhenti, Karna mendengar suara yang tidak aneh di dengar menurutnya.

BROTTTT,, BROTTTT,,

"Itukan suara kentut berdahak, Kok sampe kenceng bener kentutnya. Pasti tai nya berterbangan tuh" Gumam Lolly dengan berjalan mendekati asal suara di bilik toilet.

Bruttttttt,,,,

"Ehh,, Buset kenceng bener tuh suara kentut berdahak, Sampe menggeber gitu kaya motor beat mang ucok di depan rumah gua" Lirih Lolly yang bergidik ngeri.

Tok

Tok

Tok

"Woy,,, Ada orang di dalam kah" Pekik Lolly yang menggedor bilik toilet tersebut.

Ceklek

Pintu toilet terbuka dan langsung menampakkan seorang ibu ibu yang sedang memegangi perutnya.

"Maaf ya, Kalo suara kentut saya membuat pendengaran kamu terganggu. Soalnya saya lagi sakit perut" Ucap ibu ibu itu, Yang tak lain adalah ibu kantin.

"Iya gapapa, Saya maklum kok, Ibu pasti lagi cepirit kan. Sampe-sampe kentutnya berdahak" Jawab Lolly dengan enteng yang langsung membuat ibu kantin Cengo.

"Maksud kamu, Kentut berdahak itu apa Neng" Tanya ibu kantin dengan wajah cengo nya menatap Lolly.

"Iya itu, Kentut yang anginnya kaya Tornado sambil keluar tai" Jawab Lolly dengan entengnya dan berlalu pergi untuk ke kelas.

Sedangkan ibu kantin yang mendengar ucapan Lolly pun, Tercengang dengan mulut menganga, Menatap kepergian Lolly.

"Lolly! kenapa kamu lama ke toiletnya, Pasti kamu gak mau belajar pelajaran saya kan" Ucap Bu Susi dengan berkacak pinggang dan menatap Lolly tajam.

"Enggak Ibu Susi cendana Karawaci Megalodon, Saya gak bermaksud gitu kok. Tadi tuh saya lagi basuh muka dan berkaca melihat muka saya yang mirip Ariana Grande, Trus saya dengan denger suara kaya gini nih bu Brot, Brut. Pas saya cek, Saya terkejut bu, Ternyata yang saya dengar tuh suara kentut berdahak dari ibu kantin" Jawab Lolly dengan panjang lebar membuat Bu Susi dan semua murid keheranan memandang Lolly.

"Maksud lo apa, Itu kentut berdahak" Tanya Sela yang duduk di depan bangku Lolly

"Iya itu, Kentut yang keluarnya sama tai" Jawab Lolly tanpa filter membuat bu Susi ingin muntah.

Sedangkan semua murid tertawa yang mendengar jawaban Lolly. Yang dengan santainya menyebut tai.

"Sudah, Sudah sekarang kamu duduk Lolly dan jangan berulah lagi" Peringatan dari Bu Susi untuk Lolly.

Lolly duduk dengan menampilkan senyuman pada Langit, Tapi yang di senyummi malah mengalihkan pandangannya.Bukan tidak suka atau benci, Tapi Langit selalu salah tingkah jika mendapat senyuman dari Lolly.

Lolly yang merasa aneh dengan tingkah Langit pun bertanya.

"Lo kenapa sih, Tiap gua senyum atau ngomong sama lo gak pernah lo bales atau jawab, Apa lo nyimpan rasa ingin membunuh gua" Tanya Lolly dengan santainya dan menampilkan tatapan polos pada Langit.

Langit yang terkejut dengan ucapan Lolly pun langsung menoleh dengan kening berkerut menatap Lolly.

"Gua gak berselera buat bunuh lo, Dan gua gak suka bunuh orang. Apalagi orangnya mirip dugong kayak lo" Jawab langit dengan datarnya.

Lolly langsung tercengang dan memegang buku yang di lipat di tanganya, Untuk bersiap-siap memukul Langit.

BUGH,...

Lolly yang kesal pun, Menimpuk pundak Langit dengan bukunya dan mengomel.

"Kenapa lo samain gua sama dugong, Gua gak terima ya. Gua maunya di samain sama kingkong" Ucap Lolly dengan enteng nya membuat Langit cengo dengan mulut terbuka menatap Lolly.

"Gila nih cewek, Gua kira kesel sama gua. Gara-gara di samain sama dugong, Tapi malah gak terima dia, Karna mau di samain nya sama kingkong. Heran gua, Pasti nih anak waktu emaknya ngidam dia mukbang kecubung" Batin Langit yang langsung mengalihkan pandangannya dari Lolly.

Lolly yang merasa bosan dengan pelajaran bu susi pun tidak henti hentinya mengoceh.

"Ini guru, Mulutnya pasti keturunan Burung unta nih. Soalnya gak berhenti ngoceh dari tadi" Gumam Lolly yang ngedumel dengan terus memainkan bolpoin.

Langit yang sudah panas mendengar ocehan Lolly pun hanya bisa pasrah dan mengusap dada.

"Bisa-bisanya dia samain bu Susi sama burung unta yang ngoceh, Gak nyadar apa dia juga gak berhenti ngoceh kaya burung gagak" Batin Langit yang mulai frustasi dengan ocehan Lolly.

Lolly pun menoleh ke samping kirinya, Terdapat teman barunya yang bernama Leo .

"psttt,, psstt, Ini ada surat buat lo dari Sela katanya" Ucap Lolly dengan berbisik ke arah Leo, Dan menutup mulutnya dengan sebelah tangan.

Leo yang sedang fokus mendengar penjelasan Bu Susi pun, Mengalihkan pandangannya ke arah Lolly.

"Surat apaan, Biasanya si sela gak suka surat suratan" Jawab Leo dengan berbisik ke arah Lolly.

"Udah lo terima aja nih surat, Siapa tau ini surat wasiat buat lo dari sela" Bisik Lolly yang mulai kesal karna Leo tidak langsung menerimanya.

Leo yang mendengar bisikan Lolly pun Cengo karna buat apa Sela memberinya surat wasiat, Pikir Leo.

"Yaudah sini" Ucap Leo dengan mengulurkan tangannya pada Lolly.

Lolly langsung senang dan memberikan surat itu dengan senyuman mengembang ke arah Leo.

"Awas jangan baper ya" Ucap Lolly sembari memberikan suratnya dengan senyum mengembang membuat Leo tersenyum malu ke arah Lolly.

Saat Leo membuka suratnya, Lolly hanya bisa curi-curi pandang dengan menahan tawa. Dan saat surat di buka, Di dalam surat ternyata ada surat lagi yang di lipat lebih kecil. Leo yang tidak curiga pun membaca surat yang pertama terlebih dahulu.

"Isi suratnya ada di dalam surat yang kecil itu, Di buka ya :)"

Leo hanya tersenyum kecil sembari melirik Sela, Yang sedang fokus mencoret-coret buku. Leo membuka dengan perlahan isi surat yang kecil itu, Dia yang merasa aneh kenapa tidak ada tulisan, Hanya ada bulatan bulatan kecil yang berwarna hitam, Leo yang tidak tau pun bertanya pada teman sebangkunya yaitu Refal.

"Fal, ini apaan ya kok kayak bulatan kecil gitu, Trus warnanya item-item lagi" Tanya Leo dengan polosnya.

Refal langsung menoleh ke arah Leo lalu ke isi surat itu. Refal langsung terkejut dan menjauh dari Leo, Leo yang masih tidak paham pun mengerenyitkan keningnya, Bingung.

"Kenapa lo geser, Jauhi gua si. Gua nanya itu apaan fal" Tanya Leo yang masih dengan polosnya bertanya, Refal yang merasa jijik pun mengibas ngibaskan tangannya.

"Lo jorok banget si, Ngupil di taro di kertas mana gede gede lagi upil lo" Jawab Refal dengan tatapan jijiknya pada Leo, Leo langsung terkejut dan membulatkan matanya sempurna.

Leo langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Sela yang sedang anteng coret-coret buku.

"Maksud lo apa, Kenapa lo ngasih gua upil, Dengan embel-embel ngasih surat" Ucap Leo dengan tatapan tajamnya melihat Sela.

Dan hal itu pun, Langsung membuat semua murid kelas melihat ke arah Leo dan Sela, Termasuk bu Susi yang sedang menjelaskan langsung diam.

Sela yang kebingungan pun hanya diam dan menatap Leo dengan heran.

"Gua gak ngasih lo surat, Dan maksud lo apa, Upil?. Gua belum ngupil dari tadi pagi" Jawab sela.

"Kalo bukan lo terus, Siapa. Kata Lolly, Lo kan ngasih surat ini buat gua"

Dan semua murid kelas langsung beralih melihat ke arah Lolly yang anteng menyaksikan. Lolly yang merasa di perhatikan pun langsung berdiri dan membela diri.

"Iya tadi kata Bu Susi, Sela nitip surat buat Leo katanya" Jawab Lolly dengan wajah polosnya,

Membuat semua murid langsung beralih menatap Bu Susi yang sedang Cengo, Mendengar ucapan Lolly.

"Kenapa kamu jadi salahkan Ibu, Ibu gak tau apa apa kenapa di Bawa-bawa" Seru Bu Susi dengan berkacak pinggang menatap Lolly tajam.

"Iya kok Bu, Tadi ibu titipin suratnya sama pak satpam. Trus pak satpam kasih ke saya, Dan saya langsung kasih aja ke Leo" Jawab Lolly dengan polosnya membawa-bawa pak satpam yang tak berdosa.

"Gak, Gua gak pernah buat surat untuk Leo, Dan gua dari pagi belum ngupil. Nih upil gua masih utuh di dalam hidung. Trus tadi pagi gua belum ketemu sama  Bu Susi, Gimana gua nitip nya?" Jawab Sela yang membela diri karna tidak merasa bersalah.

"Yaudah kalo itu bukan upil lo, Berarti upilnya bu Susi" Jawab Lolly dengan santainya. Menatap bu Susi begitupun semua muridnya langsung menatap bu Susi, Karna perihal Upil.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!