NovelToon NovelToon

Pesona Keyraldo

1# Keseharian

“ Do... kamu gak perlu anter nenek sama Bian, kita bisa sendiri kok “ Ucap seorang paruh baya yang digandeng oleh kedua cucunya.

“ Iya, bener tuh bang... mending abang belajar dirumah aja biar tes besok bisa lancar “ tutur gadis kecil di sebelahnya.

“ Tenang aja Nek, Bian... abang ini kan pinter, sehari gak belajar gak masalah kok, lagian masa abang biarin nenek sama Bian pergi berduaan aja pas mau pergi ke luar kota “ Ucap cucu laki-laki nenek yang satu itu.

“ Hm... Bang Aldo ada tes sih, kalau enggak kan bakalan ikut Nenek sama Bianca pulang kampung “

“ Haha... iya, nanti Abang bakalan nyusul kok “

Pagi ini, nampak seorang nenek yang sedang dipapah oleh kedua cucunya, jika ingin tahu, mereka sekarang akan pergi ke halte bus untuk pulang kampung, tidak semuanya, yang pergi hanya si nenek dan cucu perempuannya bernama Bianca, sedangkan cucu laki-lakinya Aldo tidak bisa ikut karena besok akan ada ujian, semacam tes untuk memasuki sebuah sekolah.

5 menit perjalanan yang mereka butuhkan untuk sampai di tempat yang dituju, kebetulan rumah mereka tidak terlalu jauh dari halte tersebut, mungkin ini merupakan akhir pekan, yang mana para penupang terlihat padat dan menumpuk.

“ Makasih ya Do udah anter kita “ Ucap nenek tersenyum lembut pada Aldo.

“ Yaelah... gak perlu terima kasih kali nek, ini kan kewajiban Aldo, yang penting Nenek sama Bian bisa sampe dengan selamat “

“ Kalau gitu, Bian sama nenek masuk dulu ya Bang, hati-hati dijalan pas pulang... “ Ucap Bian disusul nenek yang tersenyum kembali sebelum Ia masuk bersama gadis itu.

Aldo menunggu nenek dan adiknya berangkat, dijendela mereka sempat melambaikan tangan dan bersenyum sapa untuk kesekian kalinya, dirinya saat ini cukup bahagia hidup bersama dengan kedua orang itu, ditinggal oleh mendiang sang ibu memang cukup memberikan pukulan besar untuknya, ditambah ayah Aldo dan Bianca tidak menganggap mereka sebagai anak dan menikah lagi dengan orang lain.

“ Semoga Nenek sama Bian sampe ke tempat tujuan dengan selamat “ Gumam Aldo yang selanjutnya berbalik hendak pulang kerumah.

Cekiiiiiiit.....

BRAK!!!!!

Belum jauh dari tempat ia berbalik, Aldo dikejutkan dengan suara hamtaman yang keras, ketika pandangannnya kini kembali ke arah yang sebelumnya Ia lihat, jantungnya perpacu cepat karena menemukan sesuatu yang sangat tidak ia sangka-sangka. Ternyata ada kecelakaan lalu lintas, dan... tunggu?, yang kecelakaan itu sebuah bus?, kendaraan yang terbalik dan remuk itu sebuah bus?!, seketika itu juga, tubuh Aldo terasa seperti disambar petir di tengah hari bolong.

“ NENEK!!!!!!!... BIANCA!!!!!!!

open eye

Seorang pemuda membuka matanya dengan keadaan wajah dan tubuh yang dibasahi oleh keringat, dirinya dikejutkan dengan mimpi yang menimpanya 2 tahun yang lalu, Ia tidak mengerti mengapa semakin kesini makin sering bermimpi hal tersebut, yaitu dimana dia kehilangan kedua orang yang sangat berharga.

Keyraldo, adalah nama pemuda yang saat ini sedang mencoba menenangkan diri akibat mimpi buruknya, pemuda itu menepuk-nepuk pipi dan bergegas membasuh wajah yang kian memucat, meski sudah lama, kejadian itu membuat dirinya mengalami trauma yang cukup dalam, namun sekarang Ia sudah baik-baik saja.

“ Ok, Key... itu semua udah terjadi, biar nenek sama Bianca tenang di alam sana, dan untuk lo... ayo kita hidup bahagia “ Ucapnya seraya menepuk wajah sekali lagi.

Memilih untuk langsung mandi, Keyra melihat jam dinding yang mana saat ini baru menunjukan pukul 4 lewat dini hari, oleh karena itu dirinya mulai bersiap memakai seragam sekolah setelah melaksanakan sembahyang subuh, itu merupakan hal yang wajib untuk dilakukan.

Tidak seperti anak seusianya yang mandi pukul 6 dan berangkat pukul 7, Keyra harus bangun sebelum jam 5 pagi untuk dirinya menyempatkan pergi kepasar, hendak apa ia kesana? Tentu untuk membeli kue ringan yang mana akan dijual lagi di sekolah nanti.

“ Ok... it’s neat... “ Ucapnya yang sudah berseragam rapi sambil menyisir rambut.

“ Anjay... ganteng kali gue ini “ Pujinya pada diri sendiri.

Keyra pergi dari kontrakan tepat pada pukul 05:00, ia tidak pergi menggunakan kendaraan umum, baik itu angkot, motor bahkan sepeda sekali pun, dirinya pergi menggunakan skeat board kesayangan, ini mungkin bukan kendaraan yang lumrah, tapi selagi Keyra sendiri merasa nyaman, ya sudahlah, buat apa untuk membeli kendaraan yang lain, lebih baik untuk ditabung kan?.

Melesat dengan cepat bak seorang propesional, Keyra sampai dipasar setelah menempuh 15 menit perjalanan, permukaan yang datar dikota ini memudahkannya untuk menggunakan skeat board, jadi dimenit kemudian, Ia singgah di toko kue langganannya, pemilik toko ini cukup ramah, beliau merupakan seorang ibu rumah tangga yang masih dibilang cukup muda, usianya baru 30 tahun, karena selain ramah, ibu toko kue yang namanya Inah ini juga sangat baik pada Keyra, tak jarang beliau akan memberikan diskon potongan harga pada pemuda itu.

“ Makasih banyak ya bu Inah... Keyra berangkat sekolah dulu “ Ucap Keyra yang hendak pergi.

“ Sama-sama... hati-hati ya nak “

“ Siap bu “

Keyra melesat kembali dengan tambahan kotak kue yang ia bawa dari toko bu Inah menuju sekolah, dirinya merupakan siswa SMA tahun pertama, dia masuk ke jurusan IPS karena ingin melanjutkan kuliah ke program studi manajemen bisnis, selain pintar berniaga, Keyra juga pandai dalam pembelajaran, sehingga disekolah, ia menjadi murid pertama yang mendapatkan beasiswa penuh selama tiga tahun. Untuk prestasi kelas jangan ditanya, sejak SD Keyra selalu mendapat rangking 1, terlebih namanya dikenal di kalangan para siswi karena tampangnya yang rupawan.

Sampai pada pukul 06:30, perjalanan dari pasar menuju sekolah SMA Negeri 1 Inovatif cukup jauh, plus sedikit informasi, sekolah ini merupakan sekolah bergengsi yang mana para muridnya merupakan orang dengan kondisi keuangan yang memadai, dan mungkin hanya Keyra lah orang penerima beasiswa yang sekolah disana.

Setelah menyimpan skeat board di tempat biasa, Keyra masuk ke kelas dengan senyum cerahnya. Meski masih pagi dan Keyra sendiri yang pertama masuk kelas hari ini, Ia duduk di bangku dekat jendela dan membuka buku pelajaran yang ia ambil di ranselnya. Sedikit demi sedikit jumlah siswa terus bertambah seiring waktu berjalan, dan mengikuti kegiatan selanjutnya, Keyra belajar dengan sungguh-sungguh dan ikut rehat ketika waktu istirahat datang.

“ Ekhem... Neng, abang sekalian... mau beli kue dari gue gak nih? Ada parian baru lho “ Ucap Keyra yang meletakan kotak kue di atas meja.

Seketika itu juga, beberapa siswa kini mulai mengerumuni dagangannya. “ Wah... Key, gue mau kue yang kemarin dong, sama yang biasa ya ... “ Ucap salah satu siswi.

“ Boleh, boleh... mau beli ke biasa atau nambah, kalau nambah entar gue kasih diskon deh “ Ucap Keyra dengan senyum hangatnya.

“ Haha... gak usah pake diskon segala Key, gue beli pake harga normal aja “.

“ Ok siap... “ Ucap Keyra mengambil beberapa potong kue dan memberikannya pada gadis tersebut.

“ Nih uangnya, kembaliannya buat lo aja “.

“ Eh? 50 rebu? Kembaliannnya masih banyak Nita, lo yakin? “ Tanya Keyra pada temannya yang bernama Nita.

“ Udah gak papa... sebagai gantinya, entar bantu gue belajar matematika ya, pusing gue “

“ Ouh... itu sih gampang... siap deh pokoknya “

Keyra kembali melayani pembeli yang lain, dirinya merasa bersyukur karena memiliki lingkungan sekolah yang baik, meskipun terkadang ada beberapa bahkan banyak orang yang membully dan merendahkan statusnya sebagai murid beasiswa, namun dirinya cukup sadar diri dan menerima ocehan tersebut tanpa mempedulikannnya.

Tidak terasa, dagangan yang Keyra jual kini habis di borong pembeli, rata-rata konsumennnya dominan perempuan, daripada laki-laki, bisa dibilang dia lebih banyak memiliki teman kaum hawa, bukan ingin sombong, tapi efek wajahnya yang tampan bukan kepalang itu, membuat Keyra Sempat menjadi bahan omongan kaum wanita yang suka bergosip tentang wajah rupawannya. Sejak kecil pun Ia memang sering mendapat pujian serupa dari para tetangga, terlebih ibu-ibu komplek sekitar sangat suka mencubit pipi chuby Keyra kecil.

Waktu menunjukan pukul 2 siang, pada saat ini sekolah Keyra sudah selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajar, siswa pun berhamburan pergi dari gerbang sekolah, rata-rata murid disana lebih banyak membawa kendaraan sendiri daripada naik angkutan umum.

Lain dari semua orang yang setelah pulang sekolah mereka akan istirahat maupun bermain, Keyra kini pergi ke suatu tempat setelah Ia berganti pakaian di wc umum, kemana tujuannya? Yaitu ke tempat kerja paruh waktu, selain menyempatkan berjualan di sekolah, Keyra juga memiliki pekerjaan sebagai pelayan di sebuah cafe, dinaungi oleh pasutri baik hati kak Linda dan bang Qian, mereka memberi upah pada Keyra dengan lumayan meskipun hanya bekerja dari pukul 3 sore sampai 10 malam.

“ Assalamualaikum, Sore kak Linda… “ Ucap Keyra memasuki sebuah cafe dan menyapa seorang wanita dengan rambut panjang terikat.

“ Waalaikumusalam.. Sore juga Kekey… kamu udah pulang sekolah? “ Tanya Linda yang saat ini sedang membasuh alat makan.

“ Iya kak… mangkanya Aku datang lebih awal “

Kekey, adalah panggilan akrab yang Qian buat pada Keyra, meskipun awalnya pemuda itu menolak, namun karena sudah menggunakan nama tersebut selama 2 tahun, ia sudah terbiasa dan menerima hal itu, untuk Linda dan Qian, mereka sudah menikah selama 3 tahun, kedunya belum dikaruniai anak hingga sekarang, maka dari itu tak jarang keduanya seperti menganggap Keyra seperti adik bahkan anak mereka sendiri.

“ Bang Qian kemana kak? Kok gak keliatan? “ Tanya Keyra yang sudah merapikan rambutnya dan menggunakan apron dengan rapi..

“ Dia lagi keluar bentar Key, katanya ada urusan “.

“ Tumben ya, biasanya kalau jam segini udah tepar di sofa “.

“ Ketemuan sama pacarnya kali... “. Ucap Linda asal.

“ Hey... kak Linda gak boleh ngomong gitu, emang mau punya saingan dadakan? “.

“ Haha... kakak cuma becanda Key, udah lah... kamu udah siap-siapnya kan?, tapi kamu udah makan belum? “.

“ Udah kok “.

“ Syukur deh, kalau gitu kamu jamu mereka baik-baik ya, noh ada pelanggan... “.

“ Siap deh... “

Keyra kini melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, karena kedatangan pelanggan, ia pun sesegera mungkin menyambut mereka dengan senyum ramahnya. Waktu pun terus berjalan, Pemuda itu bekerja dengan giat di cafe sambil sesekali bersenandung, selain bertugas menjadi waiter, ia akan melakukan hal lain ketika sedang senggang, terlebih meskipun cafe ini cukup besar, namun selain Linda dan Qian, hanya Keyra yang bekerja disana sebagai karyawan, kalau-kalau Linda sedang sibuk, dia juga bisa menjadi seorang kasir, serba bisa bukan?, itulah bakatnya, dapat bekerja di berbagai bidang.

Pukul 10 malam

setelah bekerja di tempat kak Linda, Keyra akhirnya sampai didepan pintu rumah kontrakan, ia menyimpan skeat board kesayangannya di luar dekat kursi dan mengambil kunci rumah yang ia simpan di dalam tas.

“ Assalamualaikum... “

Keyra memberi salam saat masuk, sejak kecil ia diajarkan untuk menggunakan tata krama kapan dan dimanapun ia berada, meski disekitar tidak ada orang, namun di dunia ini kan bukan manusia saja yang meninggalinya, masih ada makhluk lain yang tidak kasat mata.

Menyimpan tas di atas meja, Keyra melemparkan tubuh ke kasur untuk istirahat sejenak, pekerjaan yang dilakukan rutin sehari-hari ini mungkin melelahkan, namun saat mendapat hasil yang memuaskan, rasa penat dan lelah itu seolah menghilang bagai asap yang menguap diudara.

“ Hm... jam berapa nih? “ Gumam Keyra yang melihat jam dinding.

“ Jam setengah sebelas rupanya, gue solat dulu aja deh, abis itu langsung bobo ganteng ... “.

Keyra beranjak dari tidurnya, ia pergi kekamar mandi untuk membersihkan badan disertai berwudhu, ini merupakan rutinitasnya juga, melaksanakan solat isya di cafe kak Linda cukup membuatnya repot, dikarenakan tidak ada fasilitas musholah, otomatis dirinya harus pergi ke masjid yang jaraknya lumayan jauh, tidak masalah untuk solat asar maupun magrib karena itu memang waktunya istirahat, tapi kan kalau solat isya rasanya tanggung dan memakan waktu, dan dari pada dia terlambat pulang kerumah, Keyra memutuskan untuk tidak melakukan solat isya di cafe kak Linda.

30 menit waktu berjalan, Keyra menghabiskannya dengan solat dan membaca beberapa lembar kitab Al’Quran, ia mencium sejenak benda suci tersebut sebelum meletakannya diatas meja, lalu melipat sajadah dan melepas sarung yang ia pakai, kemudian naik ke kasur dan memejamkan mata lebih cepat, untung saja hari ini tidak ada tugas dari sekolah, jadi ia bisa tidur lebih awal. Sungguh keseharian yang sibuk, dan juga tentu saja tidak berakhir sampai hari ini, asal kalian tahu saja, Keyra itu melakukannya setiap hari dalam seminggu, terkecuali hari sabtu dan minggu, waktu itu adalah masanya Keyra beristirahat.

***

“ Alhamdulillah…hari ini cafe kita laris manis lho Key “ Ucap Linda yang telah menghitung keuntungan.

“ Bagus deh kalau gitu… Aku juga turut seneng kak “.

“ Wajar sih yang... kan waiternya orang ganteng, ya kali orang-orang gak pada tertarik singgah ke cafe kita “. Ucap seorang lelaki pada Linda yang diketahui sebagai Qian.

“ Ekhem... ceritanya muji gue nih bang? “. Ucap Keyra tersenyum malu.

“ Lah... siapa juga yang muji lo bambang! “.

“ Itu, tadi.. katanya waiternya ganteng “.

“ Hey... kan disini gue juga jadi waiter, geer lo Key “.

“ Ahaha... itu... bu, bukannya disini bang Qian itu bos ya?, kok jadi waiter juga?, udah turun pangkat bukan sih? “. Tanya Keyra mengalihkan pembicaraan, padahal sebenarnya dia malu dengan kesalahpahaman kecil tadi.

“ Double job aja gitu... meskipun jadi waiter gua juga masih tetep bosnya kok “.

“ Ouh... bisa gitu ya? “.

“ Bisa lah, kenapa enggak? “.

“ Hm... Tapi nih ya__... “

“ Udah-udah, kalian pada ngoceh mulu dari tadi, berhubung hari ini hari kamu gajian Key, ini… kakak bakalan kasih bonus deh “ Ucap Linda memotong pembicaraan.

“ Eh? beneran kak? “ Tanya Keyra dan dijawab anggukan oleh wanita yang berada disebelah Qian.

Linda memberikan sebuah amplop yang berisi uang kepada Keyra, pemuda itu menerimanya dengan senang hati, namun ketika melihat isi dari kertas coklat itu, Keyra terkejut karena jumlahnya lebih banyak dari biasanya.

“ Kak… ini kebanyakan lho, biasanya juga gak banyak gini “

“ Gak papa… berkat kamu cafe kakak selalu rame pengunjung, sesekali ngasih bonus gak papa kali “ Ujar Linda tersenyum dengan menopang dagu.

“ Tapi kak__... “

“ Udah… lo terima aja, kalau gak mau siniin, gue ambil lagi sama amplop-amplopnya sekalian...“ Ucap Keyra.

“ Ets... gak baik ngambil barang yang udah dikasih ke orang, kalau gitu makasih ya bang... kak... “

“ Sama-sama “. Ucap Qian dan Linda bersamaan.

Keyra Pulang dengan senyum lebar setelah mengganti pakaian dan pamit pada Linda dan Qian, dengan menggunakan skeat board kesayangannnya, Pria itu melesat dengan kencang ditengah udara dingin malam hari, karena sedikit merasa lelah, dan jarak dari Cafe dan kontrakannya masih jauh, Keyra pun singah didepanruko kosong untuk rehat sejenak.

“ Hah... hari ini cape juga ya “

Pemuda itu bersandar ke belakang kursi, tubuh Keyra merosot mengikuti lengkungan benda di belakang punggungnya, hari ini cukup melelahkan, disamping itu ia pun ikut senang karena kerjanya berjalan dengan lancar, terlebih keuntungan ketika ia berjualan di sekolah juga ikut bertambah, malah bisa dibilang untung banyak. Masih dengan perasaan senang dan bersyukur, Keyra senyum-senyum sendiri sambil menghitung lembaran yang berada didalam amplopnya, namun ia tersadar kalau harus menyembunyikan benda tersebut, terlebih daerah ini merupakan kawasan rawan tindak kriminal.

“ Hm... Kayaknya gue harus cepet-cepet pulang deh... kalau dijambret tengah malam gini kan bahaya “

Mengikuti instingnya, Keyra kembali melanjutkan perjalanan, namun apes sekitar 10 menit ia meluncur dari tempat duduk sebelumnya, tiba-tiba di persimpangan jalan muncul seseorang tiba-tiba tanpa melihat kiri kanan berlari cepat dari arah sebaliknya.

“ AWAAAAS..... “

“ Kyaaaaa “

Gedebruk!!....

Keyra terjatuh dengan posisi terjungkal, sementara ia tidak tahu dengan nasib seseorang yang didepan tadi, sambil meringgis mengusap bokongnya, Keyra berdiri dan melihat situasi, namun setelah mengamati sejenak, ia dikejutkan dengan seorang gadis yang menangis terisak tanpa suara, ternyata orang yang menabraknya tadi adalah gadis ini, tapi tunggu, untuk apa dia keluar dimalam hari? dan kenapa harus berada di tempat yang berbahaya ini?.

“ Hiks... Hiks... “ Isak dari gadis tersebut.

Merasa iba, Keyra berinisiatif untuk mendekat.

“ Permisi... maaf ya kalau tadi gua nabrak lo... apa ada yang sakit? “ Ucap Keyra yang berjongkok dekat wanita tersebut.

Tidak menjawab, wanita yang nampak dibawah usianya kini mulai menangis menjadi-jadi, tangisannya mungkin tidak bersuara, namun isakan tersebut makin kencang dan bertambah sering, Keyra panik, ia takut telah berbuat kesalahan, namun tidak tahu harus melakukan apa kedepannya.

“ Eh? Eh? lo kenapa nangis? Apa ada yang sakit? apa perlu gue obatin? dan kenapa lo bisa disini? “ Ucap Keyra dengan melontarkan banyak pertanyaan.

Keyra bingung dengan situasinya saat ini, ia tidak tahu bagaimana cara mengatasi seorang gadis yang menangis, terlebih dirinya tidak punya pengalaman sama sekali tentang asmara karena terlalu fokus pada pekerjaan dan pelajaran.

“ Huft... hah... ok, ok, lo tolong tenang dulu ya, gue bukan orang jahat kok, bisa lo kasih tau apa yang terjadi sama lo? “ tanya Keyra yang kini mengusap lembut kepala gadis itu, mungkin kurang sopan, tapi ampuh untuk membuatnya tenang.

Dia mengangkat wajah, pipinya basah oleh air mata, namun entah kenapa yang Keyra lihat bukan gadis kumal yang menyedihkan, namun seorang gadis imut manja yang sedang meminta pertolongan.

“ Hiks... kakak... tolong Una... “ Ucapnya yang menyebut diri sendiri sebagai Una.

Tes

Ketika terpana melihat pemandangan indah didepannya, sesuatu mengalir dari hidung Keyra dengan rasa hangat yang muncul, beberapa detik kemudian tercium bau anyir serta jatuh beberapa tetes cairan berwarna merah kental dari ujung dagunya, ternyata Keyra mimisan!, ada apa dengan pemuda itu?, dirinya sendiri kaget, apalagi gadis yang sekarang dengan kondisi tak jauh beda dengan Keyra sendiri.

‘ Sialan!, kenapa sih harus sekarang? ‘

“ Kak? Hiks... kakak kenapa? hidungnya kok__... “

“ Itu... gue gak papa kok, ini udah biasa? “.

“ Beneran? “ Ucap si gadis dengan wajah polosnya.

‘ Subhanallah... ni cewek kok imut banget sih, astagfirullah, tabarokallah... hidung gue lagi nih kebiasaan, masa harus mimisan setiap kali liat sesuatu yang imut sih? ‘ Batin keyra.

“ Iya, tenang aja.. Maaf ya bikin lo takut, oh iya nama lo siapa? “. Tanya Keyra mengusap bagian hidung dengan puggung tangan ketika darah yang mengalir telah berhenti.

“ Namaku... Una kak “.

“ Oh... jadi nama lo Una? Kalau boleh gue tau, lo kenapa bisa ada disini? “ Tanya Keyra dengan lembut khas dirinya.

Tidak langsung menjawab, gadis yang bernama Una ini mengusap air matanya sebelum ia berbicara “ Una tadi lagi jalan sama kakak, tapi kepisah di tengah jalan... abis itu ada om-om botak yang ngejar... Una takut, hiks... Una pengen pulang “

Gadis itu menangis kembali, namun kali ini mengeluarkan suara yang cukup keras, hal yang cukup mudah untuk menghentikan tangis seseorang bagi Keyra ketika dirinya sudah mencoba sekali sebelumnya, Ia mengelus punggung anak itu dan berbicara kalau semuanya akan baik-baik saja, dan terbukti si Una itu pun berhenti menangis dan menuruti perkataannya.

“ Ok... kalau gitu gue anter lo pulang ya, sebelum itu apa lo masih bisa jalan? “ Tanya Keyra dan dijawab anggukan oleh Una.

Mereka beranjak dari tempat tersebut, awalnya Keyra ingin mengantar Una menuju rumahnya, namun saat bertanya dimana alamat rumahnya berada, Keyra kaget karena letaknya terlalu jauh dari tempat mereka sekarang. Oleh karena itu, Ia bermaksud untuk memberi gadis itu tumpangan di rumahnya selama satu malam, toh Ia tidak akan berbuat apa-apa, mungkin...

Keyra menggenggam tangan Una dan berjalan selama 15 menit melewati daerah itu hingga sampai di depan kontrakan tanpa ada masalah. “ Ayo masuk, diluar dingin... oh, dan sebelumnya gua mau minta maaf satu hal, tempat gue mungkin menurut lo bakalan sempit, jadi maklumin aja ya “.

Keyra dan Una masuk kedalam, sebelumnya pemuda itu cukup bersusah payah untuk membujuk si gadis Una masuk kerumahnya, itu adalah reaksi yang wajar untuk seseorang yang dibawa oleh orang tidak dikenal, dan beruntung kontrakan milik Keyra ini adalah rumah tunggal, sehingga tidak akan ada orang yang menyadari kedatangan gadis ini selain menguntit langsung kerumahnya.

Tidak terlalu besar dan kecil, kontrakan yang Keyra anggap rumah ini memiliki luas sekitar 7 kali 10 meter secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan kontrakan yang lain, kondisi kontrakan ini cukup luas bukan?, itu karena pemilik rumah ini adalah orang yang berada, dan lebih beruntungnya lagi, si juragan kontrakan dengan dermawannya menyewakan rumah ini dengan harga sewa bulanan yang terjangkau.

Sementara Keyra masuk ke kamar untuk berganti pakaian, Una diam di ruang tamu dan melihat sekeliling, selain ruangan yang ia tempati, tidak ada ruangan lain setelah satu kamar Keyra, ruang tengah, dapur dan satu kamar mandi yang berada di pojok, semua denah nampak jelas dari posisi Una duduk, di dalam hati gadis itu sempat berpendapat kalau rumah ini sangat kecil, bahkan tidak sebanding dengan ukuran kamarnya.

Keyra keluar beberapa menit kemudian.

“ Una... lo udah makan belom? “

“ Belum... “ ucap gadis itu sambil menggeleng pelan.

“ Hm... kalau malem-malem gini makan apa ya?, nasi goreng kurang baik buat perut, em... oh, lo mau bubur gak? “

Sempat diam sejenak, Una memiringkan kepala dengan ulasan dari Keyra, ia nampak bingung dengan apa yang pemuda itu tawarkan.” Hm... bukannnya bubur itu buat orang sakit ya kak? “ Tanya nya dengan wajah polos.

“ Siapa bilang? Emang lo belum pernah makan bubur ayam? “ Tanya Keyra lagi dan hanya mendapat kedipan bingung dari gadis didepannya.

‘ Hah... ni anak terlalu polos apa terlalu bloon sih? ‘ Batinnya.

Karena tidak mendapat respon yang spesifik, Keyra pun segera membuat bubur tanpa meminta persetujuan dari gadis tersebut, Ia segera merebus beras dan membuat kuah kaldu dengan toping ayam suir sisa tadi pagi serta daun bawang yang di cincang halus sebagai pelengkap. Tidak lama kemudian hidangannnya pun di suguhkan dengan jumlah posri untuk dua orang.

“ Nih, makan... “ Ujar Keyra yang menyodorkan semangkuk bubur dan mulai melahap jatah makannya.

Melihat Keyra yang lahap ketika makan, Una pun mengambil satu sendok suapan dan memasukan bubur itu kedalam mulut. “ Wah... makanan ini enak, kakak hebat banget bisa bikin kayak gini “ Ucapnya yang langsung menyendok bubur lagi.

“ Bikin ke gini mah gampang kok, orang lain juga bisa “

“ Tapi punya kakak lebih enak... makasih atas makanannya ya bang “

Keyra heran dengan panggilan Una yang awalnya menyebut ia kakak menjadi abang “ Haha... sejak kapan gue jadi abang lo? “

“ Abang baik sih kayak kakak-kakak Una, tapi sayangnya... mereka itu cerewet banget, enggak kayak abang, pokoknya Una suka abang “ Ucapnya tersenyum tulus.

“ tapi ya... menurut gua mereka itu kayaknya sayang banget sama lo deh... kalau enggak, mereka pasti gak mau repot-repot ngelarang ini dan itu “. Tutur Keyra.

“ Tapi... bukannnya kalau mereka sayang, mereka bakalan nurutin apa yang Una minta? “

Kegiatan makan Keyra terhenti, ia cukup bingung dengan pemikiran anak yang ada disampingnya, sejak kapan rasa sayang didepinisikan seperti itu, dan kalau memang benar rasa sayang berupa menuruti permintaan seseorang, jadi bagaimana kalau orang yang kita sayangi ingin buduh diri, tidak lucu kan kalau kita hanya mengiyakan saja.

“ Sebelumnya gue mau nanya, mereka ngelarang lo perihal apa dulu? “ Tanya Keyra.

“ Hm... kalau Mama, dia ngelarang Una ngeluarin kepala pas naik mobil, terus... Papa ngelarang Una makan makanan pedes, kak Eza bilang gak boleh deket-deket balkon, terus kak Azka yang paling parah... masa Una gak boleh main cium-ciuman kayak yang ada di film sih... kan Una jadi kesel “

Keyra tersedak, bubur yang ia makan tidak sepenuhnya tertelan dan menyangkut di kerongkongan sehingga membuat ia terbatuk. Wajar saja mereka melarang yang gadis ini inginkan, permintaanya saja aneh-aneh, sebenarnya mereka ini mendidik dia bagaimana sih? mengaku sayang tapi tidak dikontrol, apakah mereka benaran sayang kepada gadis ini sehingga merusak kepribadiannnya tanpa sadar?.

“ Uhuk... Una, sekarang lo dengerin gue deh “ Ucap Keyra setelah mengelap mulutnya yang berantakan tadi.

“ Lo tau gak apa yang lo mau itu berbahaya bagi lo sendiri? “ tanya Keyra dan dijawab gelengan.

“ Gue kasih penjelasan aja ya, Mama ngelarang lo ngeluarin kepala keluar jendela karena ada sebabnya, secara kan dijalan itu banyak kendaraan, disaat kepala Una keluar, dan di depan ada mobil kenceng lewat, terus JEDER!!!!!! “. Gadis itu kaget, sementara Keyra memperagakan dengan tangan yang saling bertubrukan.

“ Mungkin kepala Lo gak bakal nyangkut lagi di badan, paham? “. Una mengangguk, Ia tidak pernah berpikir kalau tindakannya akan seberbahaya itu.

“ Terus... Papa lo, ngelarang makan yang pedes karena takut sakit perut, dan kakak lo... gimana coba kalau tiba-tiba jatoh kalau main terlalu deket di balkon, dan SATU LAGI!, kakak lo yang entah namanya siapa, ngelarang lo buat ciuman ada alasannnya... cewek sama cowok itu sebenernya gak boleh saling ciuman tau, emang lo mau hamil? “

“ Hah? ciuman bisa bikin Una hamil?! Gak mau bang, gak mau “

“ Mangkanya, jangan mau ngelakuin hal yang aneh-aneh lagi, terus.. tolong kurangin nonton film untuk kedepannnya, lo tau gak, mereka itu sebenarnya orang jahat yang ngehasut lo buat jadi jahat juga “

“ Ouh... ternyata gitu, Una gak tau... tapi makasih ya bang karena udah kasih tau Una, nanti Una bakalan jadi anak yang penurut deh “

“ Bagus “

‘ Ni cewek otaknya pasti ada didengkul ‘

Tidak menghiraukan lebih jauh, Keyra kembali menyantap makanannya, namun ia merasa terganggu dengan tatapan Una yang berbinar-binar, terlebih anak itu menatap ke arah dia yang sedang makan.

“ Oh iya... nama abang siapa? Una belum tau, jadi bingung mau manggil abang gimana “ Tanya Una.

“ Gue Keyra “ Ucapnya singkat.

“ Ok, kalau gitu Una panggil abang ‘abang Keyra’ ya... hm... tapi kayaknya lebih enakan manggil ‘bang Kekey’ deh, boleh gak kalau Una manggil kayak gitu? “

“ Terserah “

‘ Gak beda jauh sama bang Qian, kenapa ya orang-orang pada manggil gue pake nama sebutan, padahal manggil nama aslinya aja, repot-repot amat harus bikin nama segala buat panggilan doang ‘ Batin Keyra.

Setelah selesai makan, Keyra menyuruh Una untuk tidur dikamarnya, sementara Ia tidak masalah untuk tidur di ruang tamu dan bergegas ke kamar mandi hendak berwudhu, sebelumnya ia belum melaksanakan solat isya dan bertadarus sejenak seperti biasanya. Pada malam itu, Keyra berpikir untuk rencana esok hari, dirinya ingin cepat-cepat hari menjelang pagi, karena tahu risiko membiarkan seorang gadis tinggal dirumahnya cukup berbahaya, terlebih ia tidak tahu asal-usul dari mana gadis tersebut berasal.

‘ Besok, pokonya gue harus anter dia kerumahnya langsung... gue gak mau disangka orang jahat dan ujung-ujungnya di bui, ih... mit amit deh pokoknya ‘ Batin Keyra.

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejak, ok

2# Una dan keluarga Elrahma

Keesokan harinya, Keyra mengantar Una setelah sembahyang subuh dengan sepeda yang ia pinjam dari tetangga ramah, sudah dari pagi hari ia berangkat untuk mengantar gadis itu pulang, menurut arahan dari Una, Keyra harus menempuk jarak sejauh 5 kilometer dari kontrakannnya.

Cukup melelahkan karena belum terbiasa dengan sepeda, terlebih ia harus menanggung beban berat di belakangnya, entah kenapa si Una ini meskipun kecil tapi badannya berat sekali, apakah berat badan wanita memang seperti ini?, tidak sesuai dengan tampilannnya?, entahlah, masa bodoh keyra tidak akan memikirkannya lagi, saat ini fokusnya lebih tertuju pada rumah yang ditunjuk Una dari kejauhan sebagai tempat tinggalnya.

5 menit kemudian, Keyra sampai di pertigaan dekat rumah yang Una sebutkan, pemuda itu menemukan sebuah rumah yang sangat besar, apa itu sebuah Mansion?, dan... sepertinya ia merasa familiar dengan sebutan rumah besar yang sering orang bicarakan di sekitar daerah ini, keluarga siapa ya pemiliknya? Entah lah, yang penting Ia tahu kalau Una ini adalah orang yang tidak boleh ia usik.

Tepat sekitar 10 meter lagi menuju gerbang, Una berteriak dan berseru bahwa orang yang berhenti sejenak didalam mobil itu adalah kakaknya, Keyra melajukan kecepatannya dan berhenti tidak jauh dari mobil tersebut.

“ Kakak!!! “

Una turun dari kursi boncengan dan berlari menuju mobil tersebut, nampak setelah mendengar teriakan gadis itu seseorang keluar dengan cepat dan memeluknya, sungguh momen yang mengaharukan, Keyra bersyukur karena Una bisa kembali bertemu dengan keluarganya.

Sebelum disadari oleh kedua orang tersebut, Keyra pergi tanpa bilang dan pergi menuju sekolah, ia tidak ingin terlibat lebih jauh dengan keluarga kaya, masih mending kalau mereka adalah keluarga yang baik dan memberikan konpensasi pada Keyra, tapi bagaimana kalau keluarga itu memiliki kondisi yang sebaliknya?, untuk saat ini langkah yang Keyra ambil adalah langkah yang paling aman.

***

Di sebuah Mansion

“ Papa... Una udah ketemu “ Ucap seorang pemuda yang kini masuk dengan menggendong seorang gadis.

Tepat setelah ia mengatakan hal tersebut, penghuni rumah gempar dengan ditemukan kembali putri kesayangan mereka. Diceritakan, Keluarga besar Elrahma telah kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka, yaitu putri bungsu nan cantik Raimuna Amelynca Elrahma, berawalan ketika Razka, anak sulung dari putra kedua kepala keluarga yaitu Juan, sedang asik mengajak adik kesayangannya jalan-jalan, namun karena lalai, ia kehilangan gadis tersebut dan melapor ke keluarga sehingga mengerahkan banyak anggota khusus untuk mencarinya, namun hasinyal nihil, mereka tidak menemukan gadis tersebut meskipun sudah menyewa sekitar 50 orang untuk pencarian.

Tapi dengan ajaib, gadis itu kembali keesokan harinya di pagi buta dengan keadaan selamat tanpa cedera sedikitpun, itu membuat satu keluarga heran dan bertanya apa yang terjadi pada gadis mereka.

“ Oh my, honey... syukur kamu selamat nak, Mama bersyukur kamu bisa pulang tanpa cedera “ Ucap seorang wanita yang merupakan orang tuanya menangis terharu.

“ Untung aja kamu gak kenapa-napa sayang, kalau aja ada luka sedikitpun, kak Eza bakalan bogem orang yang nyakitin kamu “ Susul orang yang mana dia adalah kakak kedua Una.

“ Sabar Eza... kita harus bersyukur karena Una baik-baik aja “ Ujar Razka setelahnya, orang yang tadi menggendong Una.

“ Oh iya... sebelum itu Una ada ditolongin sama seseorang? “ Tanya kepala keluarga Elrahma yang bernama Noland.

“ Una di tolongin sama abang kekey Opa...”.

“ Bang kekey? Itu siapa sayang? “ Tanya Juan yang merupakan Papa dari Una.

“ Dia orang yang baik Pah... Una suka banget sama bang Kekey, tapi bang kekey malah pergi abis nganter Una pulang “

Semua anggota bingung dengan orang yang disebutkan oleh Una, mereka mungkin akan sangat berterima kasih pada orang tersebut karena sudah menyelamatkan harta berharga keluarga mereka, namun jika menolong dan sengaja menghilangkan jejak, mereka tidak mengerti dengan jalan pemikiran orang yang Una sebut, terlebih jika Kekey yang Una bilang adalah penyelamat gadis mereka karena sudah mengantar bahkan merawat Una yang sedang dalam kesusahan, Noland sebagai kepala keluarga harus membalas perbuatan baik Kekey yang telah merawat cucunya kemarin.

“ Una... Kamu masih inget kan anak yang namanya Kekey itu? “ Tanya Noland dan dijawab anggukan oleh cucunya.

“ Ok, Juan... kirim orang buat jemput anak itu, sebelumnya cari informasi anak yang bernama Kekey, segera! “

“ Opa... “ Panggil Una ditengah diskusi antar Juan dan Noland.

“ Iya sayang... “

“ Nama abang aslinya bukan Kekey, tapi Keyra ya... “ Ucap Una sambil tersenyum lebar.

***

“ Key, lu gak jualan? “ Tanya seorang pemuda kepada Keyra yang tengah istirahat dikantin.

“ Enggak Boy, gue tadi pagi ada urusan, jadi gak bisa jualan deh sekarang... “

“ Tumben, ada apaan bro? “

“ Biasa, ritual... gue kan kalau udah jongkok bakalan lama “

“ Oh, hahaha... boker, jawab yang simpel aja kali “

“ Ih... udah bagus gue ngomong agak diestetikin dikit, gue lagi makan ege “ Ucap Keyra yang kini tak terlihat napsu makannya lagi.

“ Ya elu sih yang ngawalin, gue gak salah ya “

Orang yang berada di samping Keyra ini adalah Boy Wiliam, Ia merupakan anak bungsu dari seorang pengusaha, selain baik, pria itu merupakan teman yang sohib, itu terbukti dari dirinya yang sudah menjalin pertemanan sejak SMP selama 3 tahun, Keyra sudah banyak mendapat pertolongan dari pemuda ini, apalagi dari keluarganya, mereka adalah keluarga yang baik, itu terbukti dari tutur kata nya yang sopan dan terdidik, serta tak memandang Keyra sebelah mata sebagai siswa yang mendapat beasiswa.

Lanjut membahas obrolan yang bercabang ke berbagai arah, Keyra dan Boy membahas seputar pelajaran yang mereka diskusikan tadi pagi, namun tidak lama dari situ, muncul sekelompok orang beranggotakan 5 pemuda seusianya yang datang dengan wajah tidak senang.

‘ Hah... mulai lagi ni bocah ‘ Batin Keyra.

“ Heh... bocah miskin, minggir lo, gue mau duduk disini “ Ucapnya memerintah disertai tawa dari anak yang berada dibelakanggnya.

Sementara Keyra hanya menghela nafas, Boy yang berada disampingnya kini mentap tajam pemuda angkuh tadi, berani-beraninya dia menyebut Keyra orang miskin tepat di depan mata, apa dia tidak diajari etika dan sejenisnya?.

“ Heh... Feby, lo punya mata kan? Masih banyak tempat duduk di kantin ini... kursi pada kosong juga, dan bisa gak lo berenti manggil Keyra orang miskin? Gak ada akhlak tau gak lo “ Ucap Boy mengepal tangan berusaha menahan amarah intruksi dari Keyra.

Hanya tertawa, anak yang bernama Feby itu malah makin mengolok-olok Keyra lagi “ Terserah gue lah, mulut ya mulut gue, ngapain lo yang ngoceh?, toh dia emang beneran orang miskin kok, iya gak? “ Ucap Feby pada anggota geng nya yang dibalas dengan ocehan murahan lain.

Tidak menindak lanjuti bullying secara terang-terangan ini, siswa yang lain hanya melihat dan mencoba untuk tidak ikut campur, dikenal sebagai keluarga yang menduduki posisi donatur paling tinggi di sekolah ini, Feby Artnadea adalah putra semata wayang dari keluarga yang bekerja sama paling dekat dengan big group ‘El R’ yang mana perusahaan itu adalah perusahaan terkenal dan tersohor baik di dalam maupun luar negri.

Keluarga dari Boy mungkin juga dari kalangan pengusaha, namun masih dibawah dari perusahaan milik orang tua Feby, Keyra tidak bisa menyalahkan anak itu karena belum bisa membantunya, malah dirinya bersyukur karena Boy masih berani membela ditengah intimidari anak yang memakai nama keluarga untuk membully orang.

“ Udah lah Boy, gue pindah aja, kayak yang lo bilang... tempat duduk masih banyak, jadi gak perlu manjangin masalah “ Ucap Keyra memindahkan piring makanannya mengajak Boy untuk ke meja seberang.

Melihat Keyra yang nampak santai dengan perintahnya, Feby geram tidak mendapat reaksi yang ia harapkan, sejak dulu dirinya sangat ingin melihat Keyra yang merintih kesakitan dan tersiska, namun dari sekian banyaknya anak yang dibully, hanya Keyra seorang yang nampak biasa-biasa saja dengan ulahnya, bahkan terkesan menganggap Feby sebagai angin yang lewat.

Merasa makin kesal, pemuda itu melanjutkan ocehan tak bergunanya lagi.” Hah... wajar aja sih lo ngalah, emang bener kalau orang miskin harus tau diri, orang kayak lo sih menurut gue gak pantes sekolah di tempat nomor satu kayak gini“ Ucap Kris yang tidak dihiraukan oleh Keyra.

“ Woi, Keyra, beliin gue makanan sono, entar gue bakal jadiin lo kacung terhormat gue “ Masih tidak menghiraukan apa yang ia katakan, Feby geram dan membentak Keyra.

“ Heh! Anak pelacur, lo tuli bukan sih?! Gue keluarin juga lo dari sekolah ini “

Gebrak!!

Semua orang kaget dan diam melihat apa yang mereka lihat, Keyra yang selama ini dikenal sebagai orang yang tenang menggebrak meja dengan ekspresi yang menyeramkan, bahkan Boy yang berada didekatnya merasa terintimidari serta takut.

Dengan tatapan tajam, Keyra mendekati Feby yang saat ini sedang panik. “ Ma, mau apaan lo? Mau gue jotos hah?... ja, jangan mendekat! Kalau enggak gue aduin ke kepsek biar__...”

Deg

Semua orang terfokus pada tindakan Keyra, hal yang ia lakukan mungkin hanya sekedar membungkam mulut Feby, tapi jika melihat tangan yang satunya lagi, mereka khawatir dengan kepalan tangan yang mengarah ke perut anak sombong itu.

“ Lo boleh ngolok-ngolok gua... tapi satu hal yang harus lo inget, jangan pernah lo hina ibu gue, siapa pelacur yang lo sebut? Sekali lagi lo ngoceh kayak tadi, awas lo! “ Bisik Keyra tepat di samping telinga Feby.

Setelahnya, Keyra tersenyum lembut dengan biasa, ia menghimbau pada siswa yang ada disana bahwa ini hanya candaan sesama teman, meskipun berakhir dengan bubarnya para murid karena keributan tadi, tapi mereka mengetahui satu hal yang mana meskipun Keyra adalah orang yang tenang, tapi jangan sekali-kali mengusiknya dengan mengatai tentang orang tua pemuda tersebut, karena jika sampai Keyra naik darah dengan sebab seperti itu, jangankan orang seperti Feby, anak presiden pun jika itu benar akan ia tinju didepan umum.

Pernah suatu kejadian sejenis yang mana ada kakak kelas serupa mengolok-olok Keyra seperti Feby, pemuda itu berkata bahwa Keyra adalah anak buangan dari seorang wanita murahan, dan saat itu juga, kakak kelas itu menerima tinju dan tendangan yang mengakibatkan ia masuk rumah sakit dan absen selama dua minggu, masalah itu tidak berkepanjangan, karena menurut para saksi, Keyra hanya membalas perbuatan kakak itu dengan alibi penghinaan status sosial seseorang, terlebih mereka segan terhadap Keyra yang sangat berbakat dalam beladiri silat, si Jawara Bujang, adalah panggilan untuk Keyra yang selalu mendapatkan medali emas di kejuaraan silat sejak SMP.

“ Boy... kita ke kelas yuk, gue udah kenyang... dan lagi gue gak enak sama si Feby anak orkay ini, takut-takut ngeganggu pemandangan dia pas lagi makan “ Ucap Keyra mengajak Boy pergi dari kantin.

“ Oh... Feby, minuman soda ini gue minta ya “

Keyra mengambil botol kaleng soda yang dipegang oleh anak dibelakang pemuda itu, ia meneguk habis minuman sampai tak tersisa, “ Makasih bro... minuman segini mah lo bisa beli banyak kan? Kalau gitu sampai ketemu lagi “.

Menghilang bersamaan dengan Boy yang mengikuti dari belakang, Feby masih diam tertunduk dengan apa yang dilakukan Keyra tadi, jantungnya berpacu cepat, keringat dingin menetes dari pelipisnya, Ia memang takut, namun rasa kesalnya menutupi akal sehat dan menyuruhnya untuk tidak berhenti menganggu Keyra.

‘ awas aja lu Key! ‘ Batin Feby.

***

“ Huft... hah... “

Keyra menghela nafas setelah ia kembali ke ruang kelas nya, cukup lelah dengan semua ini, namun untung saja ia mempuayai kondisi mental yang cukup kuat, sehingga telah terbiasa meskipun tidak bisa menahan emosi ketika seseorang mencoba menghina ibunya.

“ Lo gak papa bro? “ Tanya Boy yang khawatir melihat Keyra bersandar di kursi menutup wajah dengan lengan.

“ Gak papa Boy, itu hal yang biasa kok, cuman... haha, kayaknya gue masih belum bisa ngontrol emosi kalau ada orang yang hina ibu “

“ Itu sih wajar lah... emang ada orang yang seneng kalau orang tuannya dihina?, tapi menurut gue nih ya, kenapa lo gak respon hinaan si Feby ke tadi?... kan kali aja dia gak bakalan ganggu lo lagi karena takut “.

“ Gak bisa bro... “ Keyra membenarkan posisi duduknya.

“ Dia dari keluarga yang berpengaruh, gue masih bersyukur Feby cuma ngebully dan enggak ngeluarin gue dari sekolah lewat relasi keluarganya, dan juga... gua salut sama lo boy, makasih tadi lo ada dipihak gue... padahal orang kayak gue itu gak perlu dibela lho “ Ucap Keyra tersenyum tulus pada Boy temannya.

“ Lo ngomong apaain sih Key?, gue kan temen lo... harus saling tolong menolong lah, ya kali enggak? “.

“ Iya juga sih, dipikir-pikir untungnya lo temenan sama gue apa sih Boy? Padahal kan gak ada faedahnya juga temenan sama orang yang sama-sama toxic “.

“ Ayolah... lo kan toxic pun cuma ke orang yang udah deket banget, terlebih lo kan anak pinter yang disuruh loncat kelas tapi gak mau, otomatis gue ketularan rajin belajar lah, semisal gak bisa pinter pun pas ulangan bisa nyontek ke elo... untung banget kan gue “.

“ Yeee... usaha dong bos, nyontek aja lu bisanya “.

Keyra dan Boy tertawa bersama, pemuda itu sangat bersyukur karena memiliki teman sepertinya, mungkin sejak SMP ia sering mendapat perlakuan serupa, tapi dari sekian banyaknya orang baik yang membantu Keyra, hanya Boy lah seorang yang sangat-sangat tulus menolongnya tanpa pamrih dan balasan.

Tidak memikirkan kejadian tadi lebih lanjut, Keyra kembali belajar dan suasana hatinya membaik secara normal, tepat pada pukul 3 sore, Keyra pulang dengan mengendarai sepeda milik tetangganya, ia untuk mengembalikan barang tersebut dan tidak ingin lama-lama meminjam takut rusak, setelahnya Keyra langsung pergi hendak pulang dan mengucapkan terima kasih pada si pemilik sepeda.

“ Hm... dipikir-pikir sepeda ada gunanya juga ya, apa nanti gue beli aja?, toh entar bisa bantu bang Qian juga... “

Masih terfokus pada pemikiran sendiri, Keyra berlari mempercepat langkah untuk segera pulang dan pergi menuju tempat kerjanya, mungkin mendapat motivasi baru untuk membeli sepeda, Keyra pulang dengan rasa antusias yang baru pula.

“ Eh... di depan rumah gue ada siapa tuh? “

Keyra melihat ada sekumpulan orang yang berada tidak jauh dari pintu rumahnya, mereka memakai setelan jas hitam berdasi lengkap dengan sepatu pantopel yang mengkilap, ditengah orang-orang tersebut, berdiri seorang pria dewasa berkaca mata yang menggunakan kemeja hijau toska seperti tengah menunggu seseorang.

Saat itu, ada sidikit perasaan takut di hati Keyra, seingatnya ia tidak pernah sepeserpun meminjam uang pada rentenir, terlebih bocah 15 tahun sepertinya apa bisa meminjam uang?, guna memastikan satu hal, Keyra tidak masuk kerumahnya, melainkan hanya lewat sambil diam-diam memperhatikan.

“ Eh... kamu bukannya Keyra ya? “ Ucap salah satu pria berjas.

“ Hah? Bapak panggil saya? “ tanya Keyra pura-pura tidak tahu.

“ emang disini yang namanya Keyra selain kamu siapa lagi? “

Keyra kaget karena namanya dipanggil, padahal sebisa mungkin ia ingin terlihat seperti pemuda lewat dengan perhatian yang fokus pada ponsel, terlebih kenapa si bapak itu tahu namanya?, tapi tunggu sebentar, apa ini karena name tage yang ia pakai?, sial! kenapa ia tidak berpikir sampai kesitu sih?.

“ Em... maaf, tuan ada perlu apa ya sama saya? “

Karena tidak bisa mengelak lagi, Keyra memilih bertanya tentang apa alasan mereka mencarinya, bukan pria tadi yang menjawab, melainkan pemuda berkacamata yang sekarang tepat berada di depannnya yang memberi ulasan.

“ Sebelumnya, mohon maaf... perkenalkan, saya Razka Floredia Elrahma “ Ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Membalas uluran, Keyra mengangguk dan kembali memperkenalkan diri sebagai Keyraldo Zeiran, orang yang hanya kebetulan lewat. “ Saya kesini atas perintah kepala keluarga Elrahma, yaitu Noland Prata Elrahma, CEO dari big group ‘El R’ untuk menjemput tuan Keyra dan juga secara pribadi, kami sekeluarga ingin mengucapkan secara langsung rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah menyelamatkan putri berharga kami, yaitu Raimuna Amelynca Elrahma “ Tutur si abang Razka itu.

“ Eh? “

***

Keyra saat ini duduk disebuah mobil mewah yang berjalan menuju mansion keluarga Elrahma, sempat syok ketika berbicara dengan Razka tadi, Keyra menolak ajakannnya dengan alasan tidak perlu terlalu formal, ia menyelamatkan Una hanya semata-mata ingin menolong dan tidak mengharapkan apapun, namun nyatanya ia tetap diseret oleh beberapa pengawal dengan halus.

‘ Nenek... ibu... Bianca... tolong doain aku supaya gak cepet nyusul kalian ya... aku mau kaya dulu, plus masih jomblo ‘ Batin Keyra berbicara pada diri sendiri.

20 menit perjalanan yang mereka butuhkan dari kontrakan menuju tujuan, karena macet, Keyra 10 menit lebih lama sampai dari yang direncanakan. Dari balik jendela mobil, Ia melihat kalau mobil ini masuk ke dalam gerbang dan mendapati luas halaman mansion ini bukan main-main.

‘ Gila... ini halaman apa kebon raya?, kalau dijadiin ragunan untung banyak nih ‘. Bantin Keyra.

Mobil berhenti dipenghujung jalan dekat pintu utama sebuah rumah, mungkin efek gerogi, Keyra sedikit gugup bahkan berpikir untuk membuka alas kaki karena saking takutnya membuat lecet lantai disana, terlebih rasa kagumnya meluap-luap saat ia memasuki rumah besar nan mewah serta megah itu. Sampai di ruang tamu, berjejer beberapa orang yang mana Keyra mengenali salah satunya sebagai Una.

Gadis itu tersenyum dan berlari kearahnya “ Bang Kekey... “ Teriak Una dengan berakhir di pelukannnya Keyra.

Keyra terkejut, meskipun ia sudah tahu kalau sifat gadis ini seperti anak kecil, namun jika mendadak mendapat pelukan, Ia masih belum terbiasa, terlebih semua orang menatapnya dengan tatapan yang kurang mengenakan hati.

‘ Oh may... kayaknya gue baru masuk ke kandang maung deh ‘

“ Una... jangan lari-lari, nanti lo bisa jatoh “ Ucap Keyra sambil berusaha melepas pelukan gadis tersebut.

“ Abang seneng gak ketemu Una lagi? Una kangen lho... oh, selamat dateng di rumah Una bang... dan juga koki di dapur udah banyak masak makanan enak, kita langsung makan aja yuk “

Tanpa mempedulikan yang lain, Una menggandeng tangan Keyra dan pergi ke ruang makan, entah ini hanya pirasat saja atau bukan, tapi setelah dilihat lebih lama, sepertinya keluarga ini sangat menyayangi dan memanjakan gadis tersebut, jika tidak, mungkin sejak awal mereka akan menegur Una dan menyuruhnya pergi ke kamar.

“ Ekhem... sebelumnya perkenalkan, Saya Noland, orang yang mengundang kamu datang kesini “ Ucap seorang paruh baya yang duduk di kursi ujung tengah.

Tidak hanya memperkenalkan diri, Noland mengenalkan anak dan menantunya, tidak lupa dengan kedua cucu termasuk pemuda yang menjemputnya tadi, yaitu Razka. Juan, yang dikenalkan oleh Noland merupakan anak keduanya dengan profesi sebagai sesama pemilik saham, disamping pria itu ada wanita bernama Devina, istri dari Juan, dan sudah pasti ketiga orang tersisa adalah anak dari pasutri tadi, pertama Razka, Reza dan terakhir Una yang sedang melekat di lengan Keyra.

“ Kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih pada nak Keyra yang sudah menolong Una, kalau tidak... mungkin kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannnya, oleh karena itu, saya secara pribadi ingin sedikit membalas budi dengan acara makan bersama “ Ucap Noland.

Menghela nafas sejenak, Keyra membuka suara setelah sekian lama gugup, namun kali ini, rasa gugupnya telah hilang digantikan dengan rasa percaya diri. “ Saya juga mau berterima kasih pada tuan dan nyonya sekalian, karena sudah mau repot-repot untuk menyiapkan semua ini, padahal menurut saya... hal ini tidak perlu dilakukan, karena saya benar-benar ikhlas untuk menolong Una “ Ucap Keyra dengan senyum ramahnya.

“ tapi tetap saja... mungkin kami dan orang bersangkutan sudah bersikap tidak sopan sama nak Keyra “ Ucap Juan.

“ Silahkan bicara informal saja tuan, saya gak papa... orang kayak saya gak perlu sampai buat tuan-tuan bicara formal “.

Baru menyadari hal tersebut, Noland, Juan dan yang lain secara refleks berbicara dengan menggunakan bahasa yang baku, padahal seharusnya tidak perlu seperti itu, dan menurut mereka, entah kenapa Keyra seperti memiliki aura yang membuat semua orang sedikit segan dan menghormatinya, seperti seseorang, semua yang ada disana merasa familiar.

“ Baik kalau begitu, saya akan bicara dengan nyaman, maaf... silahkan nikmati makanannya “

Berbagai macam hidangan disuguhkan setelah Noland berintruksi, dari makanan pembuka, utama sampai penutup diletakan di meja makan, bukannya senang, entah kenapa Keyra malah merasa mual dengan makanan tersebut. Bukan sombong, mungkin ini karena kondisi perutnya yang buruk, sejak kecil Keyra adalah orang yang memiliki perut sensitif, ia tidak boleh makan sembarangan, tak jarang jika ia salah makan sedikit perutnya akan terasa sakit seperti organ dalam ditarik, sebagai contoh minuman kaleng yang ia ambil tadi dari anak buah Feby, sebenarnya perut Keyra sudah muncul reaksi yang membuat ia sakit perut, namun berhubung gugup, sakit perutnya tidak begitu terasa.

“ Bang Kekey kenapa? Apa makanannya gak sesuai sama selera abang? “ Tanya Una yang menyadari reaksi keyra.

Semua orang menatap Keyra yang mendadak jadi pusat perhatian, mungkin mendapat tatapan datar dari Noland, Juan dan Devina tidak masalah, yang membuat ia gelisah adalah karena terus mendapat tatapan tajam dari saudara laki-laki Una, yaitu Razka dan Reza.

Una menyadari “ kak Azka sama kak Eza kok natap bang Kekey kayak gitu?... nanti kalau bang Kekey ngerasa gak enak gimana? “ Ucapnya dengan wajah cemberut.

“ Ee... kita gak ngapa-ngapain kok sayang, kak Eza cuma liatin dia karena penasaran aja “ Ucap pemuda itu dan diangguki oleh saudaranya yang lain.

Tidak seperti ucapannya, istilah tersirat muncul dari sorot mata Reza, seolah berkata ‘singkirin tangan lo dari adik gue!’, Keyra hanya mengalihkan pandangan dengan harapan agar bisa langsung keluar dari tempat ini.

‘ Ibu... aku mau pulang... ‘ Batin Keyra merengek.

Bersambung.

3# Membujuk dan perihal gorila

Acara makan-makan selesai dengan lancar, terlepas dari Una yang dibujuk untuk pergi kekamar, di meja makan ini, tinggal tersisa Noland si kepala keluarga, Juan dan kedua anak laki-lakinya yang merubah ekspresi setelah kepergian Una dan Devina.

“ Sebelumnya saya minta maaf dengan sikap Una tadi nak Keyra “ Ucap Juan dengan nada datarnya.

“ Langsung saja, tanpa basa-basi, saya ingin memberikan rasa terima kasih saya pada kamu karena sudah berjasa pada keluarga kami... kita berharap, mungkin ini cukup untuk membayar jasa yang sudah nak Keyra lakukan “ Lanjut Noland menyodorkan sebuah amplop tebal yang mana isinya sengaja dikeluarkan sedikit agar terlihat.

Keyra diam tanpa ekspresi, dirinya mulai menyadari niat dari keluarga ini, sejak awal mereka tidak ingin berterima kasih dengan tulus, namun berhubung ia memiliki jasa pada mereka, keluarga ini berniat memberikan segepok uang yang setelahnya meminta agar Keyra tidak berhubungan lagi dengan mereka.

Tatapan Keyra kini menjadi kuat, hal itu disadari oleh semua orang yang berada dimeja. “ Tuan kepala keluarga, saya merasa bangga karena sudah diundang untuk makan bersama anda, dan juga saya akan mengucapkan banyak terima kasih untuk hal ini, karena bantuan dari kalian akan sangat membantu untuk saya kedepannya “ Ucap Keyra yang direspon senyuman oleh semua orang.

“ Tapi saya juga mohon maaf yang sebesar-besarnya... saya tidak bisa menerima pemberian dari anda sekalian, bukan ingin sombong, meskipun saya adalah orang miskin, tapi saya tidak punya hak untuk menerima semua ini “ Susul Keyra.

Noland dan Juan terusik, sementara Razka dan Reza menatap tajam Keyra dengan ekspresi yang sangat jelas bahwa mereka tidak menyukainya. “ Nak Keyra... saya ngerti kalau niat baik kamu hanyalah rasa kemanusiaan murni, tapi jika dilihat dari kondisi ekonomi kamu, menurut saya... tidak ada salahnya menerima semua ini “. Ucap Juan.

Keyra mulai mengerti, jadi mereka mengumpulkan informasi terlebih dahulu tentang dirinya sebelum menjemput, maka dari itu keempat orang ini merasa bahwa mereka adalah orang yang berdiri diatas orang lain, jika memang faktanya adalah begitu, Keyra mulai kesal dengan tindakan mereka.

“ Jadi para tuan semua sudah tahu tentang latar belakang saya? Bukankah itu tindakan yang tidak sopan karena menguak data pribadi seseorang?, terlebih menguntit itu merupakan tindakan yang melanggar prifasi “

“ Hey! Lo__... “

“ Eza... cukup “

Juan menghentikan ucapan Reza yang hampir meledak, dirinya sadar diri karena sudah melakukan tindakan yang mungkin dapat merugikan orang lain. “ Oleh karena itu... kami meminta maaf sekalian ingin memberikan sejumlah ini pada nak Keyra “ lanjut Juan.

“ Kalau saya tolak? “

“ Kami tidak menerima penolakan! “ Ucap tegas Noland.

“ Dan saya tidak suka dipaksa “.

Suasana cukup menegang, Keyra menghela nafas sebelum kembali membuka suara “ Mungkin saya izin undur diri, terima kasih karena keramahan tuan-tuan semua yang sudah menjamu saya dengan baik, dan lagi... saya mohon maaf karena telah menginjakan kaki di rumah ini, secara saya adalah orang yang tidak pantas untuk berdiri di depan tuan sekalian, permisi... “.

Keyra beranjak dari duduknya dan pergi setelah pamit tanpa melihat reaksi dari orang yang kini ia belakangi, meskipun dirinya cukup sadar diri karena merupakan orang miskin, namun mendapat perlakuan seperti tadi sangat membuat ia jengkel, terlebih mereka banyak menyita waktu kerjanya.

Sementara punggung Keyra menghilang dari pandangan mereka, Noland menghela nafas bersamaan dengan Juan, ia tidak habis pikir bahwa pemuda yang mereka temui merupakan orang yang keras kepala dan susah untuk diajak kompromi.

“ Papa... kayaknya anak sombong itu harus kita kasih pelajaran “ Ucap Reza yang sejak tadi menahan amarah.

“ Tenang Za, dia gak bersalah, sebaliknya memang kita disini yang sudah keterlaluan sama dia, tapi meskipun begitu... kenapa bisa anak muda macam dia punya tatapan seperti itu? “ Ucap Juan bertanya-tanya.

***

Keyra keluar dari mansion dengan wajah datar, namun ketika dirinya sudah lumayan jauh dari gerbang, pemuda itu terduduk sambil memegang dadanya yang terasa sesak, jantungnya berpacu cepat, serta muncul banyak keringat di seluruh badannya.

Beberapa menit yang lalu, saat ia meninggalkan 4 laki-laki keluarga Elrahma dengan tidak sopannya, sebenarnya Keyra sendiri merasa takut bukan kepalang, dia itu sedang berbicara dengan orang besar, orang besar lho, yang kalau kita bicara salah sedikit akan langsung dijebloskan ke penjara, meskipun begitu, keyra bersyukur karena bisa keluar hidup-hidup dari tempat yang ia anggap sarang harimau.

“ Gile...pokoknya apapun yang terjadi, gue gak bakalan mau masuk lagi ke rumah itu, titik gak pake koma “. Seraya membuat nafasnya kembali normal, Keyra berniat untuk pulang ke rumahnya, dan jam pun sudah menunjukan pukul 5 sore, mungkin hari ini ia akan meminta izin pada bang Qian karena sudah bolos kerja.

Keyra mengambil ponselnya dan mencari sebuah nomor lalu memanggil no tersebut.

Tut...tut...tut...

Terangkat

“ Hallo, bang Qian “

“ Key... lo kenapa gak dateng? apa ada masalah? “ Tanya seseorang disebrang telepon yang mana orang itu adalah bang Qian.

“ Itu bang... Kekey tadi ada tugas sekolah yang gak bisa ditinggal, maaf ya gak ngasih kabar dulu “ Ucap Keyra sambil melangkahkan kakinya.

“ Oh... kirain apaan, gue khawatir lo kenapa-napa, kalau ada tugas udah lanjut aja... belajar yang bener lo ya “

“ Sekarang udah beres kok bang, gue juga ini baru mau ke kafe bentar “.

“ Udah... lo hari ini libur aja, istirahat sono dirumah “

“ Lah?, emang boleh? nanti kak Linda gak ada yang bantuin dong, gue kan gak enak jadinya... “

“ Yaelah... ada gue ini, lo kayak yang kerja di orang laen aja... udah sono lu pulang, dah sore, entar diculik baru tau rasa “

Keyra tersenyum, satu hal yang ia syukuri saat ini karena mendapat bos yang baik hati seperti Qian dan Linda, keduanya sudah sangat membantu sejak Ia pertama kali bekerja, mungkin 5 bulan setelah kepergian nenek dan adiknya Bianca, Keyra sudah mulai bekerja ditempat yang sebelumnya kecil kini mulai membesar seiring ketenaran kafe tersebut.

Menyudahi obrolan yang ia mulai lewat telpon, Keyra mengucapkan terima kasih kembali pada Qian sebelum ia mematikan ponselnya. Mungkin hari ini akan sedikit senggang, Keyra sedikit banyaknya sudah membuat planing untuk beberapa jam kedepan, tidak ada salahnya kan menikmati waktu istirahat dengan bermain game online yang sudah lama tidak ia mainkan.

Tepat saat Keyra hendak melanjutkan perjalanan, melesat sebuah mobil dipinggir jalan dan berhenti tidak jauh dari tempatnya berdiri, perasaannya menjadi tidak enak, pasalnya mobil yang berhenti itu seperti mobil yang ia naiki sebelummnya saat masuk ke mansion keluarga Elrahma.

Dan benar saja, dugaan Keyra diperkuat dengan keluarnya Una dari mobil tersebut dan berlari kepelukannnya. “ Bang Kekey... kok gak bilang-bilang sih kalau mau pulang? “ Ucap anak itu dengan berlinang air mata, sepertinya ia sudah menangis duluan sebelum mengejar kemari.

“ Bang Kekey kenapa pergi? mending tinggal bareng Una aja yuk, nanti kita bisa main dan sekolah bareng, terus Una bisa selalu sama bang Kekey... “

Keyra tersenyum dan mengelus lembut kepala gadis itu “ Una... gue ini kan bukan siapa-siapa lo, kenal juga baru kemaren, seharusnya lo jangan terlalu nempel sama orang yang gak tau asal-usulnya, gimana nanti kalau gue jahatin lo? “

“ Enggak, bang Kekey orang baik, kalau jahat, pasti kemaren gak bakal bikinin Una bubur yang enak itu, dan juga bang Kekey gak bakalan anter Una ke rumah kalau bang Kekey jahat, pokoknya bang Kekey itu orang baik “ Ucapnya mengeratkan pelukan.

Keyra bingung, entah kenapa gadis yang memeluknya ini seperti melekat dan sudah bertekad untuk tidak melepaskannya, mungkin ia sendiri tidak masalah selama tidak terlalu berlebihan menjalin hubungan dengan Una hanya sebatas panggilan adik kakak biasa, namun problemnya ada di dua orang yang kini menatap tajam padanya, serta satu wanita yang terlihat khawatir melihat putrinya.

Selain Una tadi, Noland dan Juan ikut keluar dari mobil hitam itu, dan Keyra juga menduga masih ada dua orang tersisa yang mungkin dilarang keluar oleh salah salah satu dari ketiga orang dewasa yang ada diluar.

Keyra menghela nafas, dan memegang kedua bahu gadis yang sekarang belum berhenti menangis “ Una... tolong dengerin gue ya “

“ Lo kan udah besar, udah pinter... jadi tolong inget satu hal, gue ini orang asing Na, meskipun lo bilang gue baik dan gak bakalan ngelakuin hal jahat, tapi tetep aja... sejatinya kita gak punya hubungan darah, dan lagi... umur lo sekarang berapa tahun? “ Tanya Keyra sambil mengusap air mata gadis di depannya.

“ Hiks... 2 bulan yang lalu Una ulang tahun ke 17 “

“ Eh? “

Keyra lagi-lagi dikejutkan dengan ulasan Una, ia mungkin sudah menduga kalau wanita ini sudah remaja, namun menemukan fakta yang mana usia Una lebih tua daripada dirinya sendiri... sebenarnya semanja apa sih si Una ini sampai sifatnya masih kekanak-kanakan dan super polos?.

“ Nah... kan lo udah dewasa nih ya, bebarti lo udah tau kan kalau gue ini gak boleh tinggal bareng sama lo, lagipula apa orang tua Una udah ngijinin? Dan apa lo udah minta izin ke mereka kalau gue boleh tinggal sama lo? Belum kan? “ Tanya Keyra namun gadis didepannya hanya diam.

“ Nah... maka dari itu, Lo jangan lagi ngerengek kayak gini ya... kasian lho orang tua Una jadi khawatir kalau lo nangis mulu kayak gini cuma karena nangisin gue, lagi pula... lo bisa ketemu gue kapan aja, meskipun gak serumah, kalau mau... lo bisa main ke rumah gue kok “

“ Beneran? “ Tanya gadis itu berharap.

“ Iya... boleh “

“ Tapi__... “

“ Syut... “

Keyra meletakan jari telunjuknya di mulut Una, ia membujuknya kembali agar tidak menangis dengan hal sepele seperti ini, sekitar 10 menit kemudian, dengan menghabiskan waktu yang lumayan lama untuk membujuk gadis ini, Keyra akhirnya berhasil membuat Una tenang dan mengikuti kata-katanya.

Masalah pun terselesaikan, Una kembali pulang meski masih ada sedikit kesedihan di wajahnya, sebelum pergi pun Juan dan Noland berterima kasih kembali pada Keyra karena lagi-lagi sudah bisa menenangkan gadis mereka. Hari ini cukup melelahkan, dan lagi penuh drama, mungkin rencana awal dirinya yang ingin main game akan diganti menjadi tidur lebih awal saja.

‘ Hah... hari ini gue cape banget ‘ Batin Keyra

***

Berapa hari kemudian

Disuatu tempat tengah terjadi keributan karena seseorang, sejak kemarin malam, Una si gadis kesayangan keluarga Elrahma terus menangis tanpa henti, semua orang bingung dengan apa yang ia tangisi, dan saat ditanya pun hanya terus berkata ‘ Una mau sama bang Kekey ’ saja, karena terus memproduksi air mata, dan lelah yang menumpuk sejak kemarin malam, gadis cantik itu demam ketika waktu menunjukan pukul 3 dini hari, sambil mengigau, semua anggota keluarga merasa khawatir, padahal sudah mendapat pertolongan emergency, tapi demamnya tidak kunjung turun.

“ Papa... How about this? Mama takut anak kita kenapa-napa... padahal sudah panggil dokter yang handal, tapi kenapa demamnya gak turun-turun “ Ucap Devina dengan linang air mata.

“ Sabar sayang... mungkin obatnya belum berefek sama anak kita “ Tutur Juan menenangkan istrinya.

“ Una udah diinfus dari pagi Pah... sekarang udah mau jam 8, tapi kondisinya masih belum membaik, kalau tau bakal gini ceritanya, aku pasti bakalan minta sama nak Keyra buat nemenin Una “

Semua dilema, terutama Noland yang berprofesi sebagai kepala keluarga, meskipun keinginan cucunya saat ini adalah untuk tinggal bersama anak yang bernama Keyra, hal yang mudah jika ia ingin mengadopsi anak tersebut, namun masalahnya dari Keyra itu sendiri, jika ia tidak mau, mereka tidak berhak memaksakan kehendak demi keuntungan pribadi.

“ Hiks... bang Kekey.... Una mau ketemu bang Kekey “ Lirih gadis tersebut dengan kondisinya memprihatinkan.

“ Mama... Papa... “ Panggil seseorang yang membuat semua perhatian tertuju padanya.

“ Iya Eza, ada apa sayang? “.

“ Maybe... kalau kondisi Una gak membaik, aku bisa ngajuin diri buat jemput anak yang bernama Keyra itu “.

“ Kamu mau ngapain Za? Tolong jangan buat keadaan makin memanas “ Ucap Razka mencoba menenangkan saudara laki-lakinya.

“ Eza cuma mau minta dia buat nemenin Una, Kak... kalau gak bisa Eza bakalan memohon sama anak itu “

Terkejut, semua orang kaget mendengar ulasan dari Reza, sejauh mereka mengenal anak ini, tidak pernah ada sejarah dimana Reza si anak kedua putra Juan yang angkuh memohon pada seseorang, mungkin karena hal ini untuk adiknya Una, jadi tidak heran ia akan mementingkan keperluan dari pada gengsinya sendiri.

“ Are you sure?, kalau sekiranya berat__... “

“ Gak papa mah... ini demi Una “

Reza memotong omongan Mama nya, ia lebih mementingkan keselamatan sang adik untuk saat ini, biarlah harga dirinya tercoreng untuk sementara, namun ditemani oleh Razka yang mengajukan diri untuk ikut, Reza semakin percaya diri dan bangga terhadap kakaknya.

“ Ayo kak... kita jemput si anak rese itu “ Ucap Reza yang dijawab anggukan oleh Razka.

***

“ Hachim!!! “

“ Kenapa lu Key? sakit? atau... begadang lagi? “ Tanya Boy melihat Keyra yang kini memiliki kantong mata seperti panda.

“ Gue dari kemarin gak bisa tidur bro “ Ujar Keyra mengosok hidungnya yang tiba-tiba gatal.

“ Banyak pikiran kah? Perasaan lo gak perlu pusing-pusing mikirin biaya sekolah deh “

“ Bukan itu, beberapa hari yang lalu gue dikejar gorila “ Ucap Keyra lalu menenggelamkan wajahnya pada lengan diatas meja.

“ Gorila?! Ah, ngarang lo Key, tu hewan kan cuma ada di hutan, yakali ada dikota? “

“ Suer Boy, gue gak boong, mana gorilanya pake jas item lagi, serem tau gue dikejarnya “

“ Hah? “ Pikiran Boy loading, ia tidak mengerti tentang apa yang dimaksud oleh Keyra, sementara Keyra sendiri hanya tertawa melihat temannya yang kini kebingungan.

“ Haha... Nge bag kan lu?... udah jangan di pikirin, yang ada otak lu entar ngebul “

Hari ini, lebih tepatnya 3 hari setelah kejadian tempo hari, Keyra tidak bisa tidur dikarenakan selalu ingat dengan peristiwa tersebut, ditambah asam lambung yang naik, menambah efek dirinya untuk tidak bisa memejamkan mata. Sejak kemarin malam, ia sempat berfikir untuk pindah dari rumah maupun sekolahnya saat ini, kejadian Una yang seperti tergantung padanya mungkin akan membuat gadis itu datang setiap hari kerumahnya, meskipun sampai hari ini tidak ada tanda-tanda kedatangannya dan mungkin kehidupan tenangnya selama ini akan rusak dan pasti akan muncul rumor-rumor parah disekitarnya.

“ Huft... hah... Boy, misalkan nih ya, gue punya masalah yang gak bisa diberesin, dan jalan terakhir... gue pun ceritanya bakalan pindah dan kabur dari masalah, kira-kira tindakan gue ini bener apa enggak ya? “ Tanya Keyra membenarkan posisinya.

“ Hah?!, lo mau pindah?! Kemana Key? Dan buat apa? apa lo gak nyaman sekolah disini? “

“ Hah? Bukan git__... Eeeeeh? “

Tidak sempat melanjutkan kalimatnya, Keyra terkejut dengan beberapa siswa berlari menghampiri dan menghujani banyak pertanyaan pada Keyra, salah satunya adalah Nita, Lexa, dan beberapa gadis langganan jualannya.

“ Key... kok lo gak ngomong ke gue sih kalau mau pindah? Kenapa? Apa lo ada problem dari biaya “ Ucap Nita.

“ Heh? Siapa bil__...”

“ Jangan pindah dong Key, entar gak ada yang jualan kue enak itu lagi, hiks... plus nanti gue gak bisa ketemu lo “ Tutur Lexa.

“ E, enggak... gue gak bak__...”

“ Keyra... hiks, hiks... lo jahat gak bilang dulu sama gue... “ Keyra hanya diam membeku, tubuhnya digoncang kuat oleh beberapa gadis yang minta penjelesan, padahal sedari tadi ia ingin berbicara kalau hal itu semua bohong, dan hanya perumpamaan saja, namun merekanya yang tidak memberi kesempatan Keyra untuk berbicara.

“ Ini semua gara-gara lo Boy “ Ucap Keyra melirik temannya yang kini memalingkan wajah tersenyum tak bersalah.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!