Kediaman keluarga besar Bora
Seluruh keluarga telah berkumpul, ada Albert Bora yang merupakan Pemimpin perusahaan Bora.
Yang meski usiannya telah menginjak enam puluh dua tahun, pria tua itu masih lebih dari mampu memimpin Rumah Sakit Bora Hingga sekarang Rumah Sakitnya masih bisa bersaing dengan Rumah Sakit besar lain nya.
Rumah mewah ini telah di penuhi oleh seluruh anggota keluarga besar Bora dengan penampilan Glamor mereka .
Semuanya sangat menikmati perjamuan mewah malam ini dengan hidangan dan anggur merah.
Acara ini untuk meresmikan pertunangan Nona Elain Bora, Putri bungsu Samuel Bora yang tidak lain adalah cucu dari Alert Bora. Pemilik Rumah Sakit Bora.
Pertunangan dengan keluarga Nerro tampak dari luar sangat dinantikan, nyatanya mereka semua hanya menantikan keuntungan di balik pertunangan ini.
Satu – satu nya manusia yang merasa bahagia dalam pertunangan ini adalah si gadis cantik Elain Bora, orang yang bertunangan malam ini.
Tentu saja dia senang ini adalah pertunangan yang dia nantikan sejak menjalin kasih dengan sang kekasih Sean Nerro selama tiga tahun.
Sang kekasih adalah satu – satu nya orang yang benar – benar menghargainya dengan tulus dan menghargainya hingga sebesar itu, terlepas dari status Elayn yang di benci oleh keluarga nya sendiri.
Jadi Elayn bersyukur Sean Nerro bisa menerima nya dan mencintainya.
“Bagaimana, apa kamu bahagia malam ini?” Tanya Sean sembari dengan lembut menuntun gadis cantik itu berdansa mengikuti gerakan kakinya.
“Em, akhir nya kamu bersedia meresmikan hubungan kita, rasanya sangat menyenangkan. Sekarang aku tidak sendiri lagi meskipun semua orang di rumah ini mengabaikan ku. Tapi asalkan ada kamu semua itu tidak menjadi masalah buat ku.” Jawab Elayn tersenyum tulus sembari mata indahnya menatap sang kekasih.
“Sayang, dulu bukannya aku tidak mau meresmikan –nya. Hanya saja, aku harus fokus membesarkan cabang rumah sakit Nerro, jadi please … jangan salah paham ya ... ”
Jelas Sean Nerro lembut, seraya tangan pria itu merapikan anak rambut Elain yang dengan nakal menjuntai menutupi mata indah sang kekasih, sembari juga pria itu berharap Elayn tidak memiliki pemikiran lain padanya.
“Em, aku mengerti sayang.” Ucap Elayn dengan menunjukan sesungging senyuman indahnya pada sang kekasih seraya mengangguk kecil tanda dia memahami perkataan tunangan – nya itu, tanpa sedikitpun menaruh perasaan curiga padanya.
Interaksi dan gerakan dansa mereka yang terlihat Romantis di mata seseorang yang tepat berada di belakan Elain, membuatnya merasa sangat kesal hingga dia memberikan tatapan tajam pada Sean Nerro ketika mata keduanya saling bertemu pandang.
Mata tajam yang ternyata adalah milik Marin Bora, kakak tiri Elain satu ayah namun beda ibu, terus mengunci tatapan nya dengan Sean Nerro hingga beberapa detik lamanya.
Entah apa arti dari tatapan dua orang ini seperti nya hanya Tuhan dan mereka yang tahu. Dan Elain benar – benar tidak menyadari apapun.
Tidak jauh dari tempat mereka, kakek Elain Albert Bora tengah bercengkrama dengan ayah Sean, membicarakan bagaimana membesarkan kedua Rumah Sakit Bora dan Nerro kedepan - nya.
Sebenar nya kakek Elain, Pak Tua Bora itu meskipun berharap pewaris utama Rumah Sakit nya adalah cucu nya yang sah, namun Pak Tua Bora itu tetap memilih Elain Quartis Bora sebagai pewaris utama Rumah Sakit Bora.
Lalu mengapa bukan Marin Bora?
Tentu saja Marin Bora adalah cucu nya yang sah namun walaupun begitu Pak Tua Bora itu tentu saja tahu kemampuan siapa di antara kedua cucunya yang pantas memegang tanggung jawab atas Rumah sakit dan yang memenuhi standar nya adalah Elain Quartis Bora.
Bagaimana pun Pria Tua itu tidak mau Rumah Sakit Bora yang telah memiliki anak Rumah sakit yang telah ada dimana – mana di negara mereka, jatuh karena di pimpin oleh orang yang tidak kompeten.
Karena keputusan - nya ini lah yang membuat Marin Bora dan Ibu Tiri Elain semakin tidak menyukai kehadiran Elain di Rumah Besar.
Keputusan memilih Elayn sebagai pewaris di setujui oleh ayah Elain yaitu Samuel Bora, dia sendiri sebagai anak tunggal dari Albert Bora sama sekali tidak menginginkan posisi sebagai pewaris.
Ayah Elain itu bahkan memilih keluar dari keluarga besar Bora setelah kepulangan Elain dari Amerika satu tahun yang lalu kemudian menetap di desa terpencil dan menjadi Dokter di sana.
Itu sebab nya kebencian Marin dan Ibu nya semakin bertambah terhadap Elain dan perang merebutkan posisi sebagai pewaris sangatlah sengit. Oleh karena nya Rumah besar keluarga Bora ini tidak pernah ada kedamaian.
Perusahaan Bora
Perusahaan Bora merupakan Perusahaan yang bergerak di bidang Pelayanan Jasa Kesehatan atau yang biasanya kita sebut sebagai Rumah Sakit.
Perusahaan ini telah memiliki beberapa cabang Rumah Sakit di berbagai Kota. Dan kini telah menjadi salah satu Rumah Sakit besar di Negara A.
Sama seperti Perusahaan Bora, Perusahaan Nerro juga bergerak di bidang Pelayanan Jasa. Jadi pertunangan ini sebetulnya di rancang dan di setujui untuk keadaan saling menguntungkan antara kedua perusahaan.
Elayn Quartis Bora, gadis cantik dengan berpenampilan biasa – biasa saja ini di lihat dari penampilannya yang sederhana sehari – hari sama sekali seperti bukan putri dari keluarga Bora yang di kenal sebagai kalangan atas dan hidup dengan penuh keglamoran seperti yang biasa di tampil kan oleh Marin Bora dan Nyonya Mira Bora, ibu tiri Elain.
Dia merupakan Putri kedua tuan Samuel Bora, anak yang di hasilkan dari hubungan perselingkuhan antara Samuel dan wanita yang bernama Riana Ibunya Elain yang dikatakan meninggal menurut laporan Albert Bora saat dia membantu Riana melahirkan Elain beberapa tahun lalu.
Untuk informasi, dokter yang menangani Riana untuk melahirkan Elain saat itu adalah Albert Bora. Masalah nya Elain tidak tahu tentang ini.
Entah kenapa ini di rahasia kan dari Elain tetapi Samuel juga tidak tahu tentang ini. Yang Samuel tahu Riana saat itu di bantu oleh salah satu dokter di Rumah Sakit mereka.Tapi bukan ditangani oleh ayahnya.
Dan hubungan perselingkuhan itulah yang menumbuhkan kebencian terhadap Elain di keluarga Bora, terutama Mira sang ibu tiri dan Marin Bora.
Terlepas dari semua kebencian yang di terimanya Elain tetap memilih tinggal di keluarga Bora. Lantaran neneknya pernah berpesan pada nya suatu kali pada saat wanita tua itu masih hidup.
Saat itu wanita tua itu berpesan agar Elain tinggal di keluarga Bora. Saat itu wanita tua itu berkata; "Jika di berkati oleh Tuhan kamu akan dilindungi dan menemukan fakta tentang ibu Mu, yang berusaha di tutupi oleh beberapa orang. Tetapi berhati - hatilah saat kamu menemukan fakta itu jika tidak ingin mati sia - sia sama seperti seseorang." Sungguh pesan yang misterius.
Tetapi Nenek Tua itu tidak pernah memberitahunya fakta apa dan siapa yang berusaha menutupinya.
Karena atas pesan yang membingungkan dari Nenek nya itu Elain akhirnya memilih kembali dari Amerika Serikat, menetap di kelurga Bora dan bekerja di Rumah sakit Bora sebagai Ahli Bedah. Dan ini sudah satu tahun Elain bertugas di Rumah sakit Bora.
...Hallo readers, setelah selesai baca tolong jangan lupa Like yah, dikasih hadiah ke author juga boleh, Vote dari readers juga berguna bagi Author😊 Oh ya, terimakasih sdh membaca, ayo lanjut ke bab berikut nya tapi ingat kasih like dulu yaaaa hehehe biar Author semangat nulis nya....
Di Rumah Sakit di mana Elain bekerja, semua staf dan para Dokter tahu akan identitas nya sebagai anak tidak sah yang dikucilkan di dalam keluarga besar Bora.
Walau demikian para Dokter tetap menghormatinya, bagaimana pun dia tetaplah Putri dari keluarga Bora. Konglomerat negara A.
Selain itu kecakapan – Nya dalam menangani pasien dan bagaimana gesit nya dia di ruang Operasi.
Sebagai Dokter yang baru bertugas selama satu tahun dia terlalu profesional sehingga dia lebih terlihat seperti seorang Ahli bedah yang sesungguh nya.
Kecakapan nya itu membuat para Dokter semakin menghormatinya.
Bahkan seringkali Dokter lain selalu mendapatinya berdebat dengan beberapa Dokter dan Ahli Bedah Senior jika menurutnya ada kesalahan dalam diagnosa meraka.
Salah satu Dokter yang sering berbeda pendapat dengan – Nya adalah Dokter Bedah Marin Bora, seorang Dokter yang dikenal sebagai Dokter muda yang terbaik di Rumah Sakit Bora.
Itu adalah gelar Marin sebelum Elain datang ke Rumah sakit Bora, sekarang para Dokter malah tidak tau lagi siapa yang lebih baik di antara keduanya.
Para Dokter di sana hanya berharap Marin dan Elain tidak memiliki jadwal masuk yang sama atau itu akan terjadi perang pendapat lagi.
Suasana Rumah Sakit tidak akan baik jika keduanya selalu berdebat. Dan ya, ternyata selain di Rumah mereka juga musuh bebuyutan di Rumah Sakit.
Sean Nerro
Lima tahun lalu Elain tidak sengaja bertemu Sena Nerro di Amerika dan dia tersentuh dengan segala perlakuan lembut pria itu pada nya.
Namun meski begitu dia tidak ingin menjalin hubungan apapun dengan Sean karena pada saat itu dia masih tidak percaya pada suatu hubungan.
Ya, mungkin karena dia memiliki ingatan buruk akan hubungan nya dengan seseorang di masa lalu yang tidak akan pernah bisa dia lupakan.
Tetapi pada akhirnya Sean bisa menyakinkan Elain bahwa hubungan mereka tidak akan seperti hubungan Elain sebelum nya, dia adalah Sean Nerro orang yang tidak sama dengan orang yang berada di masa lalu Elain dan dia serius dengan Elain.
Elain pun akhirnya menerima nya setelah Sean mengejarnya hingga dua tahun penuh.
Gadis itu juga berharap semoga dengan menjalin hubungan dengan Sean Nerro dengan begitu orang yang ada dimasa lalu nya mungkin akan berhasil dia lupakan.
Hingga sekarang hubungan antara Sean dan Elain akhirnya telah di resmikan. Entah dia berhasil melupakan orang di masa lalunya atau tidak.
Atau mungkin dia berharap orang di masa lalu nya tidak akan menunjukan diri nya lagi seumur hidup kehadapan – Nya.
Mekipun dia membenci pria yang di masa lalu nya tetapi dia tahu betul hatinya akan mudah goyah di depan pria itu.
...----------------...
Pagi hari ini akhirnya pertunangan antara Ahli Waris Perusahaan Nerro dengan Perusahaan Bora yang di adakan tadi malam itu telah menjadi buah bibir di kalangan pengusaha Pelayanan Jasa Kesehatan dan para Dokter serta Direktur dari berbagai Rumah Sakit besar.
Berita ini sungguh mengejutkan bagaimana tidak, dua Perusahaan besar di dunia Medis ini secara tidak langsung telah menyatakan bersatu melalui pertunangan antara dua Ahli Waris ini.
Padahal dua minggu lalu perusahaan Bora masih menjadi buah bibir orang – orang karena memilih pewarisnya yang merupakan anak tidak sah atau orang biasa menyebut nya sebagai anak haram. Yaitu Elain Quartis Bora.
Namun orang – orang juga tidak bisa berkomentar lebih banyak karena banyak nya para dokter di Rumah Sakit Bora yang menyatakan Elain merupakan Dokter yang sangat kompeten terlepas dari statusnya sebagai anak haram.
Bukan kah kemampuan Dokter adalah yang terpenting di dunia Medis? Tentu saja ini adalah pemikiran yang harus di miliki oleh semua staf dunia medis.
Kamar Elain di lantai Empat di Rumah besar Bora
Gadis yang menjadi topik pembicaraan orang – orang masih asik dengan tidur nya setelah acara pertunangan semalam yang sangat mewah itu.
Elain masih terlelap dengan kasur nya yang nan empuk padahal jam sudah menunjukan pukul sebelas pagi. Mungkin acara tadi malam membuatnya kelelahan hingga lupa waktu.
Namun ketika dia sedang asik dengan tidur nya bunyi deringan panggilan dari handphone menggema di samping kasur nya hingga berkali – kali membuat tidur gadis cantik itu pun terusik.
Dan akhirnya Elain terpaksa bangun dengan setengah nyawa nya yang masih belum sepenuh nya terkumpul.
Dengan pelan Elain menggeser kan tubuh nya kesamping Bad dan menggapai Handphone nya yang terletak di atas nakas.
“Sungguh pengganggu, siapa yang berani menelpon ku begitu banyak di pagi hari begini?” Gerutu – Nya sembari mengangkat telepon tanpa memperhatikan nama yang tertera di layar kaca Handphone.
“Halo,” sapa seseorang di seberang telepon.
“Em, ya halo.” Jawab Elain, di lihat dari suara nya dia seperti nya sangat malas untuk berbicara dan ingin segera tidur lagi.
“El, maaf aku tahu kamu hari ini dan besok masih libur. Tetapi aku mohon tolong segeralah datang ke Rumah Sakit sekarang, aku benar – benar membutuh kan – Mu.” orang di seberang telepon terdengar putus asa dan panik.
“Anna? Hei ada apa. Kenapa kamu terdengar panik, apa yang terjadi di Rumah Sakit?” tanya Elain seraya menatap layar Handphone.
Dia terkejut ternyata yang menelpon – Nya adalah Anna sahabat nya yang juga dokter di Rumah Sakit Bora yang baru bertugas di Rumah Sakit Bora lima bulan yang lalu atas undangan dari Elain.
“Elain, Ayah – Ku dia … dia di sini sekarang, dan dia koma ibu membawa nya kesini. Rumah Sakit kalifornia menolak nya, kata mereka penyakit ayah komplikasi mereka tidak bisa mengambil resiko untuk mengoperasi kan nya.” Jelas Anna sembari mengusap air matanya yang terus mencoba untuk terjatuh di pipi cantik nya.
“Rumah Sakit kita bahkan menolak ayah juga, jadi cepat lah datang.” Lanjut Anna lagi. Masih dengan air mata nya yang menetes.
“Rumah Sakit Bora menolak? Siapa yang membuat keputusan itu?” tanya Elain sembari tangan nya sibuk memperbaiki beberapa anak rambut yang tidak sengaja menutupi matanya.
“Tentu saja ketua,” Jawab Anna.
“Jadi itu kakek, apakah penyakit Ayah - Mu begitu serius? Mengapa semua Rumah sakit menolak nya?”
“Aku juga tidak tahu, Elain aku benar – benar tidak berani melihat rekam media Ayah - Ku,” jawab Anna.
“Baiklah, kamu tenang saja aku akan segera ke Rumah Sakit Sekarang, siapkan saja rekam Medis nya oke?” Ucap Elain pada sahabat nya.
“Terimakasih, Elain,” Ucap Anna sembari mengelap air mata nya setelah merasa lega.
Percakapan itu pun berakhir, Elain secepat kilat masuk ke kamar mandi. Setelah itu menyiapkan beberapa kebutuhan Dokter nya lalu turun ke lantai bawah melalui Lift untuk segera ke Rumah Sakit. Meskipun hari ini dia seharusnya nya sedang libur.
...Hallo readers, setelah selesai baca tolong jangan lupa Like yah, dikasih hadiah ke author juga boleh, Vote dari readers juga berguna bagi Author😊 Oh ya, terimakasih sdh membaca, ayo lanjut ke bab berikut nya tapi ingat kasih like dulu yaaaa hehehe biar Author semangat nulis nya....
Elain telah sampai di lantai bawah, namun sial nya malah terjadi kebetulan yang sangat Elain tidak ingin kan, bisa – bisa nya dia bertemu dengan Nyonya Mira, ibu tirinya yang sudah memasang wajah masam sangat tidak enak di pandang.
“Mau kemana kamu!” tanya Nyonya Mira dengan penuh nada dingin.
“Aku harus ke Rumah Sakit Bibi, ada Pasien yang perlu ku tangani.” Jelas Elain, ya selama Elain hidup dia tidak pernah memanggil Mira sebagai 'ibu'.
“Kamu masih terbilang baru di Rumah Sakit, tetapi apa rumah sakit sudah begitu tidak memiliki Dokter sampai kamu pun harus pergi kerja saat kamu sedang mengambil cuti? Apa kata orang lain nanti, kamu langsung kerja setelah pertunangan? Heh! Jangan membuat malu nama kelurga.” Sinis Nyonya Mira menanggapi penjelasan Elain.
“Bibi, ini hanya pertunangan, aku tidak terlalu lelah untuk hanya sekedar memeriksa pasien.”
“Memang siapa yang khawatir kamu kelelahan!”
“Maaf Bibi aku harus pergi, jika ingin marah lanjut kan saja nanti setelah aku pulang.” Lanjut Elain setelah Handphone nya kembali berdering, benar itu panggilan dari sahabat nya, Anna.
Elain pergi tanpa menoleh ke arah Nyonya Mira, dia pergi begitu saja setelah menyimpan kembali Handphone nya sambil berlalu ke arah Mobil. Nyonya Mira menatap punggung Elain kesal.
...----------------...
Elain telah sampai di Rumah Sakit Bora. Rumah sakit ini begitu sangat besar dan ber-gedung tingkat serta di lapisi kaca tebal sebagai dinding, sangat terlihat megah sehingga Pasien kurang mampu serasa segan untuk memasuki nya.
Elain tidak menunggu lama, gadis itu langsung masuk menuju ruangan nya yang ternyata Anna sudah menunggu nya di sana. Setelah melihat kedatangan Elain Anna spontan memeluk Elain.
“Elain syukurlah kamu sudah datang, aku benar – benar takut kehilangan Ayah.” Ucap Anna, yang memang terlihat sangat khawatir.
“Bukan kah Ayah – Mu telah membuang kamu selama ini Ann? Dan entah siapa yang selalu bilang dia selalu membenci Ayah nya." Goda Elain, seraya mengulum senyum kecil nya.
Dia masih ingat Anna selalu bilang dia membenci Ayah nya, tetapi lihat lah dia sekarang, sahabat nya ini lebih khawatir dari siapa pun.
“Huff, meskipun dia memang telah membuang – Ku selama ini tetapi dia tetap lah Ayah ku, jadi ku mohon bantulah aku.” Ucap Anna tulus meminta bantuan sahabat nya.
“Aku tahu, berikan pada ku rekam medis paman,” kata Elain seraya mengangguk kecil kemudian mengenakan kaca mata emas nya lalu mendudukkan diri nya di kursi.
Anna pun memberikan rekaman medis Ayah nya kepada Elain dan kemudian Elain memeriksa nya.
Di layar monitor pun tertera beberapa organ tubuh Ayah Anna yang bermasalah dan itu sangat Fatal.
Pantas jika banyak Rumah Sakit menolak nya termasuk ketua Rumah Sakit Bora kakek nya Elain.
Melihat wajah Elain yang sangat serius memeriksa rekam medis Ayah nya, Anna pun menjadi gugup menantikan kata – kata yang keluar dari mulut sahabat nya.
“Ann, kamu benar – benar tidak tahu penyakit Ayah-Mu, selama ini?” tanya Elain agak sedikit terkejut dengan penyakit Ayah dari sahabat nya.
“Aku benar – benar tidak tahu, aku tidak pernah berhubungan dengan Ayah - Ku selama sepuluh tahun terakhir, El apakah memang separah itu?” tanya Anna semakin khawatir.
“Hem, risiko nya memang sangat besar.” Jawab Elain.
“Risiko nya sangat besar? El, bisakah kamu saja yang menangani Ayah – Ku?” Ucap Anna agak takut dengan keadaan Ayah nya, jadi lebih baik meminta bantuan sahabat nya dimana merupakan satu – satu nya manusia di muka bumi ini yang Anna tahu hanya dia yang mampu menangani operasi Ayah nya tanpa melakukan kesalahan apapun nanti nya.
“Memang risiko nya besar dan juga operasi nya akan sangat ribet tapi juga tidak mustahil, masih bisa kau yang menangani nya tidak perlu aku yang turun tangan,” jelas Elain sembari menatap Anna dari kursi duduk nya.
“Apa! Elain kita sedang serius tolong jangan bercanda.” Kata Anna yang terkejut, tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Bagi Anna jika sahabatnya bilang itu serius makan itu pastilah sangat serius dan tidak mungkin dia bisa menangani nya.
“Ini serius Dokter Anna, tidak perlu bercanda dengan nyawa orang atau apakah wajah saya terlihat sedang bercanda, menurut mu?” Ucap Elain yang mulai menggunakan bahasa Formal nya, kalau seperti ini biasa nya siapa pun tidak boleh bernegosiasi dengan keputusan nya.
“Tapi Saya – ” Anna sudah menggunakan bahasa Formal nya juga saat orang besar didepan nya itu sudah menggunakan bahasa Formal.
“Masih mau membantah Anna?” potong Elain dengan dingin nya, matilah sudah, kalau sudah seperti ini Anna mana berani untuk bantah lagi.
“Maaf saya tidak berani, akan saya ikuti keputusan anda.” Jawab Anna menunduk masih dengan bahasa Formal nya.
Ya, memang saat mereka dalam keadaan yang membuat Elain menggunakan bahasa Formal maka tidak ada lagi persahabatan di sana. Itu hanya akan ada seorang Guru dan seorang Murid.
Elain tahu bahwa Anna bukan nya tidak percaya diri dengan kemampuan nya tetapi dia hanya merasa ragu karena yang dia operasi adalah ayah nya sendiri.
Gadis itu hanya takut tidak sanggup membelah ayah nya sendiri saat di meja operasi yang mana akan mempengaruhi jalan nya operasi. Dan itu respon yang wajar.
Itu sebab nya Elain pun menjelaskan pada Anna bahwa pada saat nya nanti Elain akan turun tangan bila memang dia merasa Anna sudah tidak mampu melakukan nya.
Mendengar itu Anna pun merasa lega dan setelah mempelajari penyakit Ayah nya bersama Elain, Anna merasa dia tidak akan sanggup menangani nya.
Namun dengan ada nya Elain Anna merasa tidak akan ada operasi yang membuat nya takut atau pun gagal.
Setelah beberapa menit membahas tentang penyakit ayah nya Anna dan bagaimana mengoperasikan – Nya, Elain dan Anna pun memutuskan pergi ke ruangan ayah Anna di rawat.
Setelah sampai di sana Anna pun menjelaskan pada Ibu nya bahwa operasi bisa dilakukan dan bahwa dia yang akan mengoperasi nya.
Mengenai itu ibu nya tidak memberikan argumen apapun walaupun dia bingung bagaimana Rumah Sakit Bora tiba-tiba menyetujui operasi ini setelah sebelum nya menolak mereka dengan sangat tegas.
Dia hanya percaya pada putri nya, hanya itu yang bisa dia lakukan untuk saat ini. Dia menyerahkan semua keputusan mengenai penanganan suaminya pada putri nya serta dia juga meminta maaf atas perlakuan suaminya nya selama ini yang menyebabkan Anna kabur dari Rumah.
Anna memegang kedua tangan Ibu nya seraya dia berkata bahwa dia telah memaafkan mereka.
Bagaimanapun Anna juga tidak hidup susah setalah kabur dari Rumah apa lagi saat bertemu Elain beberapa tahu lalu semua nya telah mengubah segala nya dari gadis itu.
Anna memang kabur dari rumah sepuluh tahun yang lalu, tetapi dia anak yang cekatan dia bersedia kerja sampingan apapun di Amerika sehingga dia bisa membayar tempat tinggal nya sendiri bahkan dia bisa membayar pendidikan high school nya.
Hingga enam tahun lalu saat dia berusia dua puluh tahun, gadis itu dalam kebingungan. Dia ingin mengambil studi kedokteran tetapi biaya yang dia kumpulkan selama bertahun – tahun tidak cukup untuk memasuki universitas yang dia ingin kan.
Pada saat itu Anna stres memikirkan nya, hingga dia tidak sengaja nyebrang jalan tanpa melihat ada mobil yang lewat. Dia ditabrak tetapi tidak memiliki luka yang serius, itu adalah mobil Elain.
Mulai saat itu mereka saling mengenal dan Elain memutuskan untuk membiayai hidup gadis itu dan menjadikan nya sebagai murid nya setelah melihat kemampuan Anna yang belum pernah Elain lihat ada yang bisa mengikuti kecepatan nya saat dia memberi arahan di ruang operasi.
...Hallo readers, setelah selesai baca tolong jangan lupa Like yah, dikasih hadiah ke author juga boleh, Vote dari readers juga berguna bagi Author😊 Oh ya, terimakasih sdh membaca, ayo lanjut ke bab berikut nya tapi ingat kasih like dulu yaaaa hehehe biar Author semangat nulis nya....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!