...~Happy Reading~...
Dung! Dung!
"Tes satu dua, Tes! Satu, dua Tes!"
"Kelamaan Pak! Buruan dong, panas nih!" seru seorang siswa laki laki dengan nada tengil nya membuka suara untuk protes.
Bukan tanpa alasan, sejak sepuluh menit yang lalu. Kini, siswa dan siswi SMA cempaka putih sedang di kumpulkan di halaman sekolah, karena akan ada sedikit pengumuman.
Ini, bukan hari senin. Akan tetapi, mereka di haruskan berkumpul bak seperti akan melangsungkan upacara bendera.
Maka tak heran, jika sampai ada murid yang protes, terlebih bagi mereka yang tidak mendapatkan tempat teduh. Melainkan harus berdiri di bawah matahari yang sudah cukup terik pagi itu.
Sementara itu, pak Yono selaku kepala sekolah yang hendak membuka suara kini langsung menatap ke pada salah satu murid yang sudah berani memprotes nya.
"Taka, apa kau mau menggantikan Bapak disini?"
"Tidak perlu repot repot Pak, terimakasih. Saya masih sabar menunggu, tenang saja!" jawab anak laki laki remaja bernama Taka itu dengan senyuman lebar nya.
Ya, dialah Taka. Gentaka Alsaki, anak dari pasangan Kiano Nolan dan Claudia Arthajaya. Cucu lelaki satu satu nya di keluarga Arthajaya.
Menjadi cucu kesayangan namun tidak menjadi anak kesayangan. Karena, dirinya lah yang harus selalu kalah saing dengan ibu kandung nya sendiri.
Bukan anak yang menuntut kasih sayang orang tua. Namun, justru ibu Taka lah yang menuntut anak nya agar menyayangi, memanjakan bahkan menuruti semua kemauan ibu nya yang terkadang di luar nalar.
"Ka, menurut lo pak Yono mau ngumumin apaan?" bisik laki laki yang berdiri di sebelah Taka, bernama Hardi.
"Meneketehe! Paling gak jauh dari lomba kemarin, ckckck males banget gue sumpah!" jawab Taka berdecak lalu menghela napas nya dengan cukup berat.
"Lagian kenapa ini tadi kalian pilih tempat paling depan gini sih ege! Kalau gini kita gak bisa kabur!" imbuh Taka langsung melirik sinis kepada dua teman nya yang bernama Hardi dan Franky.
"Nih si Frank yang milih. Gue cuma ikutan doang!" kata Hardi berbisik.
"Kalian bertiga yang memiliki dunia nya sendiri. Tolong silahkan maju ke depan!" seru Pak Yono yang seketika membuat semua mata langsung memandang ke arah Taka and friend.
"Kami Pak? Ada yang bisa kami bantu?"
Huuuuuuuuu!
Mendengar pertanyaan polos dari Taka, seketika membuat semua siswa dan siswi bersorak ke arah sang empu nya.
"Kenapa sih kalian? Gue tahu kalau gue ganteng, tapi jangan lebay begitu! Bisa kan?" ucap Taka yang membuat semua siswi kembali bersorak dan mencibir.
Wajah Taka memang tampan, bahkan mungkin ketampanan nya menjadi nomor satu di sekolah itu saat ini.
Namun, sifat tengil dan bar bar nya yang selalu petakilan serta pecicilan, membuat ketampanan nya seolah luntur dan berkurang.
Gentaka Alsaki, salah seorang most wanted di Cempaka Putih. Selalu welcome dan ramah kepada siapapun.
"Kalian bertiga, Bapak hukum untuk membersihkan toilet yang ada di gedung belakang! Selesaikan sebelum istirahat pertama! Dan untuk yang lain, silahkan kembali ke dalam kelas nya masing masing!" ucap Pak Yono setelah menyelesaikan pidato singkat nya, lalu segera pergi begitu saja.
Pak Yono mengumpulkan murid murid nya, lantaran ingin mengumumkan pemenang lomba cerdas cermat yang baru saja di adakan beberapa hari yang lalu.
Hanya sebentar, sesingkat itu. Tapi membuat Taka and geng seolah tidak sabar dan justru malah mendapatkan hukuman lagi.
Benar, LAGI! Karena ini bukanlah hukuman pertama yang di dapatkan oleh Taka pada minggu ini.
Padahal, ini baru memasuki hari Rabu. Yang mana dalam minggu ini, baru bersekolah tiga hari. Namun, Taka sudah mendapatkan hukuman lebih dari satu.
...~To be continue... ...
...🕊🕊🕊🕊...
...Yuhuuuu.... Siapa nih yang udah nungguin kamar Taka? Kangen gak nih sama Taka? Atau kangen sama Papip nya Taka? Atau malah Mamim nya Taka? ...
...Yuk, komen, like dan vote yaaa.. Jangan lupa tap love atau subscribe agar tidak ketinggalan saat Mommy update nanti 🥰🥰🥰😍😍...
...~Happy Reading~...
“Gila, ini gudang udah berapa lama gak di pake sih! Ini gudang apa tempat sampah, sumpah!” keluh Hardi yang langsung berkacak pinggang saat melihat tumpukkan sampah yang berada di sudur ruangan.
Pak Yono memang hanya menyuruh the Jones untuk membersihkan toilet di gedung belakang yang dulunya sempat di jadikan lapangan voli dan basket. Akan tetapi, entah mengapa, kini gedung itu di biarkan kosong setelah lapangan di pindahkan di luar.
“Udah lah, ikhlasin aja. Lagian kita Cuma di suruh bersihin toilet, bukan bagian ini,” ujar Franky dengan begitu santai.
Sambil membawa sebuah sapu, Taka menghela napas nya berat sambil meletakkan sapu nya di pundak seolah sedang memikul. Sedangkan dua teman nya, membawa beberapa alat pembersih lain nya dan kain pel.
“Ikhlasin pala lu ikhlas! Ini sekolah harusnya tuh berterimakasih sama kita!” ujar Taka tiba tiba menghentikan langkah kedua sahabta nya.
Hardi dan Franky yang sudha berjalan di depan Taka,kini tiba tiba keduanya berhenti dan langsung menoleh ke arah Taka, “Terimakasih apaan nyet?”
“Ya terimakasi h lah, secara nih ya. Gara gara kita keseringan di hukum, lama lama sekolah ini bersih sama kita. Dan gue malah jadi mikir, kita ini bukan sekolah tapi lagi kursus untuk jadi OB nanti ke depan nya,” jelas Taka mendengus dan berdecak, lalu segera berjalan mendahului kedua teman nya.
Jika di pikir, apa yang di katakan oleh Taka memang benar adanya. Karena sering nya mereka mendapatkan hukuman, sedikit demi sedikit ruangan atau tempat yang tidak terawat, kini mulai tertata rapi akibat kerja keras pada the Jones.
Bahkan, kali ini hukuman yang di dapatkan the Jones sedikit naik pangkat. Karena biasanya, yang memberikan mereka hukuman adalah pak Bayu selaku guru BK. Namun, berbeda kali ini, karena pak Yono yang selaku kepala sekolah yang langsung turun tangan.
Bukankah seharusnya mereka berbangga diri?
“Ya udah Ka, kalau gitu selesai sekolah kita gak usah kuliah. Kita lamar kerja di rumah sakit keluarga lo aja gimana? Buat jadi OB?” celetuk Franky memberikan usul.
“Anjirr!” umpat Hardi yang langsung menoyor kepala Franky berharap tidak konslet terlalu parah.
Bagaimana tidka, jika di pikir seandainya mereka tidak membuat ulah atau kesalahaan. Tentu saja, pihak sekolah tidak akan memberikan nya hukuman. BUkankah seharusnya, mereka intropeksi diri dan semakin memperbaiki diri agar tidak mendapatkan hukuman lagi ke depan nya. Ini justru Taka malah protes dan menyalahkan pihak sekolah.
...🕊🕊🕊🕊...
Sesuai yang di katakan oleh pak Yono, sebelum jam istirahat. Mereka sudah harus menyelesaikan hukuman nya. Entah bersih atau tidak, yang terpenting, mereka sudah berusaha dan mematuhi perintah.
Ketiganya segera bergegas untuk pergi ke kantin. Namun, saat melewati sebuah lapangan basket yang sudah tidak terpakai itu, tiba tiba langkah kaki nya terhenti saat tanpa sengaja telinga mereka mendengar sesuatu.
“Kayaknya cewek lo buat ulah lagi deh Ka,” celetuk Franky sambil terus menajamkan pendengaran nya.
“Anjir! Pala lo, cewek gue. Lo lupa, gue masih jadi ketua genk the Jones! Gue lempar sapu juga nih!” cetus Taka hendak melemparkan sapu nya ke arah Franky hingga membuat sang empu nya langsung terkekeh.
“Jadi bagaimana brother? Kita langsung onthewuss ke kantin atau ngintip mereka dulu?” tanya Hardi dengan nada sok bijak.
“Gue Cuma penasaran,” ucap Taka lalu ia berbelok dan menuju ke arah sumber suara.
“Gass!” seru Hardi dan Franky bersamaan lalu segera berjalan di belakang Taka.
...~To be continue ......
...~Happy Reading~...
“Aaarrrkkhhhh sakitttt Far! Sakit hiks hiks hiks.” Jerit seorang siswi yang terus merintih kesakitan saat rambut nya di jambak dengan begitu kuat oleh teman sekelas nya.
“Kenapa lo tadi kasih gue jawaban yang salah hah! Lo sengaja kan, mau buat gue malu, iya kan! Jawab!!” bentak seorang gadis yang bernama Farah itu semakin kuat menjambak rambut nya.
Farah begitu marah kepada Lara, karena gadis itu sengaja memberikan jawaban yang salah, hingga membuat nya mendapatkan hukuman dari guru karena nilai nya yang paling rendah.
Sejak masih berada di kelas satu, Farah memang selalu mengandalkan contekan dari Lara. Dan, baru kali ini, Lara sengaja membuat masalah dengan mengerjakan soal ulangan asal asalan. Yang mana justru membuat Farah mendapatkan boomerang.
Lara Cantika, seorang gadis yatim piatu kutu buku yang begitu cupu. Rambut yang selalu di kuncir ekor kuda, dengan kaca mata tebal yang selalu menghiasi wajah nya, serta kemana mana harus membawa buku membuat gadis itu selalu di pandang aneh oleh teman teman nya.
Akan tetapi, Lara tidak perduli. Tujuan nya hanya bersekolah dan lulus, walau nilainya selalu di manipulasi oleh sepupu nya sendiri, Farah.
Ya, Farah adalah sepupu Lara yang mana orang tua Farah lah yang merawat Lara sejak kecil. Maka dari itu, Lara tidak pernah berani membantah apalagi menolak permintaan Farah.
Bukan hanya di sekolah, Farah dan dua teman nya membully Lara. Akan tetapi saat di rumah, Farah juga sering membully Lara jika tidak ada orang tua nya.
Lelah, mungkin itu yang di rasakan oleh Lara. Hingga membuat gadis itu sengaja mencoret asal lembar jawaban saat ulangan karena ia merasa percuma. Sekuat apapun ia belajar dan berfikir, toh yang akan mendapatkan nilai bukan dirinya, melainkan farah.
Farah belajar, namun kapasitas otak nya yang di atas dengkul, membuat jawaban nya hanya bekisar tiga puluh persen saja. Maka dari itu, Lara sering di olok olok oleh teman teman nya, bahkan guru juga sering mencibir Lara.
Karena Lara begitu giat belajar, sering menghabiskan waktu di perpustakaan, namun nilai nya masih saja anjlok. Berbeda dengan Farah yang jarang belajar namun memiliki otak yang begitu encer. Tak hanya itu, penampilan Farah juga sangat mendukung, menjadikan nya semakin terlihat sempurna.
“M—maaf Far, a—aku lagi gak enak badan, tolong lepasin Far!” pinta Lara terus memohon sambil terus menangis, namun farah tak berniat untuk melepaskan nya.
Melihat Lara yang memohon dan menangis, justru semakin menyulut emosi Farah dan membuat nya semakin gencar membuly dan Lara. Hingga tiba tiba sebuah suara anak laki laki yang datang menghentikan aksi nya.
“Kalian ngapain?”
Deg!
Seketika itu juga, Farah langsung melepaskan jambakan nya di rambut Lara dan menoleh, “Taka!” pekik nya begitu sumringah.
“Apa gue bilang, dia cewek lo!” bisik Franky tepat di belakang telinga Taka.
“Kita Cuma lagi diskusi doang kok, iya kan besti!” seru Farah menatap ketiga gadis di depan nya.
“Yups bener banget!” jawab salah satu teman Farah bernama Desty yang langsung merangkul bahu Lara.
“Kita kan habis ulangan, tadi tuh kita Cuma diskusi bentar untuk ulangan berikut nya,” kata Farah lagi dengan memasang wajah seimut mungkin di depan Taka.
Bukan terpukau, Taka justru malah bergidik melirik ke arah farah. Pandangan mata nya, kini justru tertuju pada seorang gadis yang tengah menundukkan kepala nya sambil terus membenarkan kaca mata nya.
Taka bukanlah orang bodoh, ia sejak tadi mendengar bahkan sudah mengintip sejak lama dengan apa yang di lakukan Farah and geng kepada gadis cupu itu. Akan tetapi, Taka tidak ingin ikut campur, maka dari itu ia memilih untuk berpura pura tidak tau.
...~To be continue ......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!