Novel ini Juara Satu dalam lomba “You Are Writer season 10”.
Selamat membaca dan semoga kalian menyukai cerita novel ini 😁😁😁
...***...
“Ayah! Ayah!”
Alex mendengar suara kekanak-kanakan memanggilnya. Dia segera membuka matanya, tetapi tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit; ingatan yang tidak pernah ia lihat tumpang-tindih dalam pikirannya.
“Ayah... Ayah kenapa?”
Gadis kecil itu sangat khawatir karena Alex tiba-tiba menjambak rambutnya sendiri dan berteriak histeris.
Butuh waktu cukup lama bagi Alex menenangkan pikirannya. Alex tercengang melihat gadis kecil bertelinga runcing, rambut perak, dan bermata biru yang berkaca-kaca di hadapannya itu. Dia hampir mengira gadis kecil tersebut adalah Cosplayer yang sangat menjiwai perannya karena mengenakan pakaian yang sangat lusuh.
Sepertinya jiwanya yang dari bumi lebih mendominasi dari pada jiwa Alex sebagai Pangeran Kekaisaran Hazel, sehingga sikapnya terlihat berubah dan gadis kecil setengah Elf itu pun keheranan melihat ayahnya malah tercengang menatapnya.
Alex dengan lembut membelai rambut perak Sarah dan tersenyum hangat. “Ayah baik-baik saja, Sarah.” Alex hampir menitikkan air mata karena Sarah selalu tersenyum manis setiap saat walaupun mereka menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan.
Alex berjanji pada dirinya sendiri akan membahagiakan Sarah, tetapi kondisi tubuhnya kini sakit-sakitan. Hari-hari yang ia jalani sangat sulit, upah dari menyapu jalan hanya cukup untuk makan sekali sehari saja. Sungguh akhir yang sangat menyedihkan bagi Sang Pangeran yang dijuluki Pendekar tingkat 10 terkuat tersebut.
Tiba-tiba Alex teringat saat di kehidupan sebelumnya ia adalah seorang Koki terkenal. Dia sangat ahli mengolah makanan tradisional Indonesia.
Sudut bibir Alex memancarkan senyuman tipis. “Selamat tinggal kehidupan yang menyedihkan... Aku akan merevolusi makanan di Benua Grandland,” gumamnya dengan penuh semangat.
Dengan keahlian memasaknya itu, Alex yakin dapat merubah kehidupannya yang menyedihkan ini menjadi lebih baik.
Dalam ingatannya sebagai Pangeran Alex, makanan di Benua Grandland dimasak dengan bumbu sederhana, kalau tidak di sup maka digoreng dan dipanggang saja. Sementara itu, masakan tradisional Indonesia sangat bervariasi dan lezat, ia yakin Manusia, Elf, Orc, Dwarf dan semua Ras di Benua Grandland akan kecanduan setelah mencicipi makanan buatannya.
Alex mengepal erat tangannya dan ia sudah memutuskan apa yang harus ia lakukan mulai sekarang. Pertama-tama ia harus mengumpulkan uang untuk membeli Restoran dan ia teringat kalau Dewan Kota Reus membutuhkan Monster Ikan Toman tingkat 4 yang digunakan sebagai obat untuk cucunya yang menderita penyakit misterius.
“Ayah... ayah... Sarah lapar!” Suara gadis kecil setengah Elf itu membuyarkan lamunan Alex.
“Belilah Roti kering untukmu ke Restoran Nenek July,” sahut Alex tersenyum hangat sembari menyerahkan Lima Koin Perak pada telapak tangan mungil Sarah.
Sarah tersenyum lebar dan segera mencium pipi Alex. “Ta-tapi ini hanya cukup untuk membeli satu potong Roti saja, bagaimana dengan Ayah?”
“Ayah tidak lapar, kamu cepatlah pergi... nanti Rotinya habis!”
Alex segera menyuruh Sarah pergi karena tidak ingin Sarah mengetahui kalau dirinya belum makan dan perutnya sudah berbunyi.
Lima Koin Perak yang dibawa oleh Sarah itu adalah uang terakhir yang Alex miliki.
Setelah Putrinya pergi, Alex menghela napas panjang berkali-kali dan mengambil Botol kaca kecil dari lemari.
Botol kaca itu berisi ramuan penyembuh langka yang merupakan hadiah dari Kaisar saat Alex berulang tahun ke Tujuh Belas.
Kabarnya Ramuan Penyembuh itu dapat menyelamatkan seseorang yang nyawanya sudah diujung tanduk dan memulihkan tubuhnya kembali seperti semula.
Namun, Ramuan Penyembuh ini hanya tersisa setengahnya saja. Setengah lainnya diminum oleh Sarah Empat tahun lalu.
Saat itu, dimalam yang sangat mencekam; Alex menggendong bayi yang dibalut dalam kain putih. Pasukan misterius menyerbunya seperti air bah, Alex melawan Pasukan misterius itu dengan sekuat tenaga dibantu Legiun Barat.
Namun, Prajurit Legiun Barat langsung berguguran karena yang mereka lawan adalah Pendekar tingkat 10 yang tak ada habisnya.
Dalam satu malam, Legiun Barat yang dipimpin oleh Pangeran Alex Acherron telah menghilang selamanya. Sementara sisa-sisa Prajurit Legiun Barat menyelundupkan Alex ke Kota Perdamaian dan dalang peristiwa itu tidak pernah terungkap atau siapa Pasukan misterius itu, mengapa mereka ingin membunuh Alex.
Empat tahun yang lalu, Alex sebenarnya bisa saja pulih bila meminum Ramuan Penyembuh yang diberikan oleh Kaisar tersebut. Namun, saat itu bayi yang ia gendong ternyata terkena sabetan pedang, demi keselamatan bayi itu; Alex menggunakan Ramuan Penyembuh itu untuk menyelamatkan Putrinya.
“Masih ada setengah botol lagi, semoga saja dapat menyembuhkan luka dalamku,” gumam Alex melepas tutup botol berisi Ramuan Penyembuh itu dan menenggaknya hingga habis.
Sebenarnya setengah botol Ramuan Penyembuh itu sengaja Alex simpan untuk digunakan lagi bila putrinya sakit atau terluka. Namun, sekarang ia membutuhkan uang untuk membeli Restoran, makanya ia harus menyembuhkan luka dalamnya agar bisa menjadi Pemburu Monster.
***
Sarah berjalan tanpa alas kaki melewati gang sempit, dia menyapa para tetangga dan orang-orang asing yang lewat di sebelahnya.
Beberapa orang menatapnya dengan jijik karena anak-anak yang terlahir dari campuran Dua Ras dianggap sebagai spesies menjijikkan, tetapi Sarah sudah terbiasa dengan tatapan sinis tersebut sehingga ia tetap ceria dan melanjutkan perjalanannya menuju Restoran Nenek July.
Tak lama kemudian, Sarah akhirnya sampai di bangunan berdinding kayu yang sudah lapuk. Namun, banyak Pria berbadan kurus dengan tubuh penuh tato sedang menyantap Roti kering di sana.
Walaupun para Pria di sana terlihat menyeramkan, Sarah tetap mendekati tempat itu dan berjalan ke samping bangunan itu. Dia kemudian berhenti di jendela yang terhubung ke bagian dapur.
Sarah berjinjit sehingga mata birunya dapat melihat aktivitas di dapur itu. “Nenek July... Rotinya satuuuu!”
Wanita tua yang dipanggil sebagai Nenek July oleh Sarah itu langsung menoleh dan tersenyum hangat. “Di mana Ayahmu? Biasanya kalian datang bersama,” sahutnya sembari mengambil sepotong Roti Kering dan menyerahkannya pada Sarah.
Sarah tersenyum cerah menerima Roti Kering Nenek July dan membayar Lima Koin Perak. “Ayah tidak lapar katanya, jadi aku datang sendirian saja.”
“Oh, hati-hati diperjalanan pulang dan jangan berkeliaran, ya!” Nenek July menasihatinya, karena Sarah dan anak-anak di wilayah timur sering bermain tanpa didampingi orang tua mereka padahal di wilayah timur Kota Perdamaian itu tingkat kriminalitasnya sangat tinggi.
Sarah menganggukkan kepala dan berjalan menjauh dari Restoran Nenek July sambil mengunyah Roti kering yang butuh tenaga ekstra untuk mengunyahnya tersebut. Namun, Sarah tampak menikmati setiap gigitan Roti kering itu, senyuman bahagia terpancar dari wajahnya.
“Bro, gadis kecil itu ternyata setengah Elf,” bisik Kai, Pria kurus bertato yang telah memperhatikan Sarah sejak tadi dan saat Sarah mendongak menatap Nenek July, telinga runcingnya muncul dari balik rambut peraknya.
“Setengah Elf?” Hanson terkejut mendengarnya. “Para tuan muda di wilayah Barat pasti mau membayar mahal bila kita menjualnya pada mereka.”
Tentu Hanson tidak dapat membiarkan uang bernilai Puluhan Koin Emas itu membusuk di wilayah timur yang kumuh ini. Dia segera mengikuti Kai keluar Restoran Nenek July sembari meletakkan Lima Koin Perak di atas meja.
Hanson dan Kai mengikuti Sarah yang berjalan melewati gang-gang kecil. Mereka tidak langsung menangkapnya karena penasaran ibu gadis kecil setengah Elf itu juga tinggal di wilayah timur.
Elf sangat terkenal dengan kecantikan dan ketampanannya. Kadang-kadang mereka diculik oleh bandit dan dijual dengan harga tinggi di pasar gelap, tetapi sangat sulit mendapatkan mereka karena mereka tidak suka berbaur dengan Ras lain.
Kalau Hanson dan Kai mendapatkan ibu dari gadis kecil setengah Elf itu, maka keuntungan mereka akan berkali-kali lipat dan mereka akan kaya dalam sekejap serta tidak perlu tinggal lagi di wilayah kumuh ini.
Sarah berhenti melangkah dan menoleh ke belakang. Dia merasa Dua Pria bertampang menyeramkan itu sudah mengikutinya sejak dari Restoran Nenek July.
“Apa kalian bandit?” tanya Sarah sembari mengerutkan keningnya. Dia teringat dengan nasihat Ayahnya untuk menjauh dari orang-orang yang mencurigakan, terutama yang mengikutinya ke manapun ia pergi.
Kai tersenyum lebar sembari mengangkat tangannya. “Mana mungkin Aku bandit gadis kecil... lihatlah, tubuhku saja sangat kurus. Bandit itu memiliki tubuh besar dan kekar seperti Monster,” sahut Kai membohongi Sarah.
“Huh... syukurlah Aku tidak bertemu bandit.” Sarah bernapas lega.
Kai sangat senang, gadis kecil setengah Elf itu sangat mudah ditipu. Masih dengan senyum lebar, Kai melangkahkan kaki mendekati Sarah.
“Ah, aku lupa memberitahu Ayah kalau perutku sudah tidak lapar lagi!” Sarah tiba-tiba berlari.
Hanson dan Kai mengerutkan kening karena merasa mereka lah yang terperangkap dalam tipu daya gadis kecil setengah Elf itu.
“Cepat kejar dia! Jangan sampai kita kehilangan jejaknya!” seru Hanson segera mengejar Sarah yang berbelok ke gang kecil sebelah kanan.
“Ayahhhhhhhhhhhhhhhh!”
“Bandit mengejarkuuuuuuu!”
Sesaat setelah teriakan Sarah itu, pintu gubuk yang tidak jauh dari Sarah langsung terhempas jauh dan Pria kurus dengan rambut acak-acakan serta berjanggut tebal langsung keluar dari gubuk itu.
“Siapa yang hendak menculik Putriku?” bentak Alex sembari menatap tajam Dua Pria kurus bertato di belakang Sarah.
Sekilas pandang saja, Alex yakin mereka adalah bandit yang berkeliaran di wilayah timur Kota Perdamaian ini.
Selama Empat tahun tinggal di sini, Alex sering bertemu dengan para bandit seperti mereka yang sering memalak, merampas harta dan menculik gadis-gadis. Namun, saat itu ia selalu berpura-pura tidak menyadari apa yang mereka lakukan agar tidak diusik oleh para bandit tersebut.
Sekarang Kekuatan Alex telah pulih dan yang paling mengejutkan adalah hanya dengan setengah botol Ramuan Penyembuh saja, Kekuatannya telah kembali ke Pendekar tingkat 10 seperti dulu.
Kai menatap jijik Alex karena berani menantang mereka. Dia merasa Alex seperti katak dalam tempurung dan dengan angkuh berkata, “Serahkan istri Elf-mu maka kami hanya akan memotong lidahmu atau ....” Sudut bibirnya memancarkan seringai jahat. “Kami akan mematahkan kedua tangan dan kakimu, kemudian membiarkanmu mati perlahan-lahan di dalam gubuk jelek itu,” ancamnya.
“Sarah... masuklah ke dalam rumah, biarkan Ayah yang akan mendidik bandit-bandit ini,” bisik Alex dan Sarah langsung mengangguk setuju.
Kai tidak tahu apa yang dibisikkan Alex pada putrinya, tetapi ia merasa Alex sedang menghina mereka.
Kai mengepal tinju dan dengan seringai jahat langsung melayangkan pukulan ke arah wajah Alex.
Pukulan Kai mendarat dengan telak ke pipi sebelah kanan Alex. Namun, Alex terlihat baik-baik saja dan justru Kai yang merasa tangan kesakitan serta seperti memukul batu saja.
“Apakah Kau Pendekar?” gerutu Kai mundur beberapa langkah, seringai jahat yang terpancar dari wajahnya langsung memudar digantikan kerutan masam di keningnya.
Namun, Alex tidak menjawab pertanyaan Kai. Hanson yang berdiri di belakang Kai mulai curiga kalau Alex adalah Pendekar, tetapi ia tidak merasakan fluktuasi energi dari tubuhnya sehingga itu membuatnya bingung; jangan-jangan Alex mencoba menggertak mereka saja dengan berpura-pura seperti seorang yang memiliki beladiri kuat.
“Sepertinya tubuhmu sedikit kuat,” kata Hanson menghunus pedangnya dan melangkahkan kaki mendekati Alex. “Namun, di hadapan Pendekar tingkat Dua, Kau itu hanya seperti pohon talas saja... sat-set-set bilah pedangku langsung membelah tubuhmu.”
“Benarkah?” sahut Alex tiba-tiba telah mencengkram erat leher Hanson dan Kai. “Di mata Pendekar tingkat 10, kalian itu hanyalah... eh, aku memakai perbandingan apa lagi, ya? Kalian bahkan lebih lemah dari kutu air.”
Hanson dan Kai tidak menyangka Serigala penyendiri muncul di wilayah timur yang kumuh ini, bahkan rela membiarkan putrinya memakan Roti kering yang sangat susah dikunyah tersebut.
“Tolong ampuni Aku tuan Pendekar, Aku bersedia menjadi budakmu—”
Namun, sebelum Hanson menyelesaikan perkataannya, lehernya telah patah dan menghembuskan napas terakhir.
“Buat apa aku memelihara parasit menjijikkan seperti kalian,” cibir Alex melempar tubuh Hanson dan Kai ke langit.
Dia menggunakan kekuatan Pendekar tingkat 10 saat melempar mereka, sehingga mereka mendarat di tengah-tengah Sungai Elbrus.
“Nanti malam, Aku harus mendatangi markas mereka, kalau dibiarkan Aku takut Nona Irina atau Pak tua Mag suatu saat nanti diusik oleh gerombolan Bandit juga,” pikir Alex sembari kembali ke dalam gubuknya. Kedua nama yang ia sebutkan itu adalah orang yang sering membantu Sarah dan dirinya.
Sarah tiba-tiba muncul sembari mengayunkan gagang sapu ijuk, kepalanya telah dipasang pengaman yang merupakan panci hitam pekat alias noda asap yang melekat dalam waktu yang lama karena Alex yang dulu jarang mencucinya hingga mengkilap.
“Mamam ini... pukulan ijuk mematikan!” teriak Sarah memukul bagian paling berharga milik ayahnya itu.
Alex sebenarnya tahu Sarah akan menyerangnya. Untuk menyenangkan hati putrinya itu, ia sengaja menekan kekuatannya hingga dirinya kini setara dengan manusia biasa. Namun, pukulan Sarah malah mengarah diantara dua kakinya atau melesat di bagian bawah dari pusarnya.
Alex langsung tersungkur mencium lantai gubuknya dengan keras dan sesaat kemudian, jeritan kesakitannya terdengar hingga puluhan rumah dari gubuknya.
“Eh, Ayahhhhhhhhhh! Jangan mati, Sarah takut tinggal sendirian!” Sarah menangis tersedu-sedu sembari memeluk Alex.
“Sarah... putriku sayang... Ayah baik-baik saja, ini cuma akting saja,” sahut Alex menghibur Sarah dan dia berjalan pincang menuju tempat tidur sembari meringis kesakitan.
...***...
Hujan lebat mengguyur Kota Perdamaian malam ini, Alex mencium kening Sarah yang telah tertidur pulas, raut wajahnya memancarkan senyuman manis yang membuat hati Alex terasa sakit. Dia tidak menyangka Putrinya tetap bahagia walaupun ia menjalani kehidupan yang sangat sulit, bahkan maka pun hanya sekali sehari saja dan itu hanya makan Roti kering.
“Nak, mulai besok, kamu akan menjalani kehidupan yang baik dan Ayah akan membuatmu selalu bahagia serta tak seorang pun yang boleh menyakiti hatimu walaupun Aku harus menghancurkan Dunia ini,” gumam Alex menyeka air matanya.
Alex kemudian berjalan menuju pintu yang tadi ia pasang kembali dan melihat bayangannya di cermin. Kulitnya kuning karena kekurangan gizi dan terbakar sinar matahari, rambutnya hitam melengkung ke belakang dan kumis serta janggutnya cukup panjang sehingga ia terlihat sangat berantakan.
Alex terkejut melihat bayangan dirinya di cermin itu dan berpikir wajahnya ini akan menakutkan bagi anak-anak, untung saja Sarah yang imut tidak peduli dengan bentuk wajahnya yang berantakan tersebut.
“Alamak... bagaimana bisa Alex yang tampan terlihat seperti Cu Pat Kai?” gumam Alex segera mengambil Pisau dan mencukur Kumis, Janggut dan merapikan rambutnya. “Nah, kan... jadi tampan. Hmm, sekilas terlihat mirip Bang Regar, Penulis Tampan berjudul Fang Yuan itu,” pikirnya lagi.
Alex memuji dirinya sendiri karena dilihat dari sisi manapun dirinya memang sangat tampan, pantas saja Putri Mahkota Helena, Kerajaan Hutan Abadi jatuh cinta padanya. Padahal Elf itu tidak mau berpasangan dengan Ras diluar mereka mengingat para Elf sendiri memiliki paras rupawan.
Saat pernikahan rahasia Alex dengan Helena terbongkar, Helena dipaksa kembali ke Hutan Abadi oleh Ratu Elf dan hingga kini mereka belum pernah bertemu lagi.
Saat mengingat Helena, Alex langsung menghela napas panjang karena teringat dengan janji yang ia buat dengan Sarah untuk mempertemukannya dengan ibu kandungnya itu.
Alex menerobos hujan deras dan berlari secepat kilat di jalanan wilayah timur Kota Perdamaian yang sangat lengang malam ini.
Kota Perdamaian dibelah menjadi dua bagian oleh Sungai Elbrus. Sisi Barat dihuni oleh Orang-orang Kaya dan sisi Timur dihuni oleh Orang-orang miskin serta disebut juga penampungan pengungsi berbagai Ras dari seluruh Dunia, karena para perantau yang tidak memiliki uang hanya boleh tinggal di sana dan mereka pun beranak-pinak yang kemudian menciptakan pemukiman mutli-etnik terbesar di Benua Grandland.
Jembatan gantung yang cukup besar menghubungkan kedua wilayah Kota Perdamaian. Jembatan itu dinamakan Jembatan Elbrus yang diambil dari nama sungai Elbrus yang melintas di bawahnya.
Langkah Alex terhenti di depan rumah tua yang cukup besar. Rumah tua itu merupakan markas dari Dua bandit yang ia bunuh tadi siang.
Ada Dua Orc yang berjaga di pintu masuk rumah tua itu.
“Hei, mau ke mana kau Manusia lusuh?” bentak Orc bertubuh paling besar sembari mengayunkan tinjunya ke arah wajah Alex. Namun, ekspresi beringas di wajahnya langsung berubah menjadi wajah pucat karena Alex mencengkram kepalan tangan Orc tersebut.
“Mau ke mana aku?” sahut Alex dengan jawaban dingin. “Dua Anjing kalian menakut-nakuti Putriku dan Aku ke sini meminta kompensasi!”
“Aaaaaaaaaaaaaaaaa!”
Kepalan tangan Orc itu hancur karena cengkraman tangan Alex semakin kuat.
Alex merebut Kapak dari tangan Orc yang satu lagi, kemudian dalam sekejap Kepala Kedua Orc itu menggelinding di lantai.
“Siapa yang berbuat onar diluar itu, Josh?” tanya Luis, Pendekar tingkat Lima—Petugas Keamanan Kota Perdamaian yang sedang menenggak arak ditemani Dua wanita muda.
“Palingan orang bodoh yang mengaku-ngaku suami atau saudara dari gadis-gadis kita,” sahut Josh tersenyum lebar.
“Kalian membuang mayat mereka ke Sungai Elbrus, kan?” selidik Luis dengan alis terangkat. Dia tidak ingin merekayasa kasus lagi untuk menutupi tindakan gegabah Josh yang membunuh suami atau kelurga dari wanita muda yang mereka ambil paksa dari daerah kumuh, wilayah timur Kota Perdamaian.
Komandannya juga sudah mulai curiga padanya karena terlalu sering mengabaikan laporan warga tentang kejahatan Josh dan anak buahnya. Luis ingin dalam sebulan ke depan dia akan menangani beberapa kasus kecil untuk meningkatkan citranya sebagai Petugas Keamanan yang mengayomi masyarakat.
“Tenang saja tuan Luis... beberapa hari terakhir kami melakukan bisnis dengan lancar tanpa ada masalah dan ....” Josh menyodorkan 100 Koin Emas ke depan Luis. “Bonus untuk tuan Luis bulan ini ha-ha-ha.” Josh tertawa karena Luis pasti senang ia menambahkan upeti bulan ini jauh lebih besar dari bulan sebelumnya.
Sudut bibir Luis memancarkan senyuman tipis. Dia memasukkan Kepingan Emas itu ke dalam kantong dan berjalan keluar dari rumah tua itu. Namun, tiba-tiba Kapak melayang ke arahnya dan menancap di keningnya.
“Apaaaaaa?“ Josh terkejut melihatnya dan tidak menyangka Pendekar tingkat Lima akan terbunuh dengan mudah tanpa dapat menghindari Kapak yang melesat ke arahnya. “Siapa kau? Apa yang kau inginkan?” selidik Josh sembari meraih gagang Pedangnya.
Josh menduga bawahannya telah dihabisi oleh Pria lusuh ini karena suara mereka tidak terdengar lagi.
“Kenapa dia dapat membunuh Luis padahal dia hanya Manusia biasa saja?” pikir Josh mengerutkan keningnya karena Pria asing di hadapannya ini tidak memiliki Aura Pendekar.
“Serahkan Pedang itu dan semua uang yang kalian punya!” Alex berkata pelan, sudut bibirnya memancarkan seringai jahat.
Saat masih muda dulu, Alex telah menjelajahi seluruh Dunia sebelum memutuskan menjadi Pemimpin Legiun Barat. Saat berpetualang itu, ia membunuh banyak penjahat dan menantang Pendekar tingkat 10 terkuat di berbagai negara—hingga ia dijuluki sebagai Pangeran terkuat Kerajaan Hazel.
Josh mengerutkan keningnya dan tidak menyangka Pria lusuh di hadapannya bersikap sangat tenang, seolah-olah dia tidak takut pada dirinya yang merupakan Pendekar tingkat Lima Puncak yang sebentar lagi akan mencapai tingkat Enam.
“Baik aku akan menyerahkan semua uangku... tetapi kamu harus melakukan Sumpah Sihir tidak akan membunuhku,” sahut Josh. Hanya dengan cara ini sajalah satu-satunya cara yang menjamin kepalanya tidak dipenggal seperti bawahannya.
“Cih!” Alex mendengus dan tiba-tiba menghilang dari pintu masuk kamar Josh.
Josh panik. Dia segera mundur mendekati dinding dan tangannya menggenggam erat gagang pedangnya sembari mencari keberadaan Pria lusuh tadi.
“Aku masih akan melakukan perjalanan panjang,” kata Alex tiba-tiba muncul di depan Josh. Leher Josh di cengkram erat dan sesaat kemudian terdengar suara retakan pada leher Josh. “Padahal aku hanya menginginkan uang dan Pedangmu saja, kenapa harus bertele-tele begini!” cibirnya sembari melempar tubuh Josh ke samping.
Alex kemudian mengemas semua uang milik Josh dan Luis. Dia tidak menyangka jumlahnya sangat banyak sehingga ia harus menggunakan Tas besar membawanya.
“Kalian ambil uang dan barang-barang yang ada di rumah ini kemudian simpan dan jangan beritahu orang lain termasuk para Petugas Keamanan,” kata Alex pada para wanita yang ketakutan dengan pembantaian yang dilakukan olehnya itu. “Bila Petugas Keamanan menginterogasi kalian, katakan saja aku adalah suami dari wanita yang dibunuh oleh bandit sialan ini!”
Para wanita korban penculikan Josh dan anak buahnya itu langsung menganggukkan kepala, mereka masih takut Alex akan memperbudak mereka. Namun, Alex langsung menghilang saat mereka mengedipkan mata.
Para wanita itu saling memandang, suasana menjadi hening—hanya suara hujan deras yang terdengar nyaring. Mereka tidak berani melakukan apa yang disuruh oleh Alex, mereka justru berdiam diri di sudut ruangan hingga Petugas Keamanan datang.
Jean, Komandan Pasukan Keamanan yang bertanggung jawab atas wilayah timur Kota Perdamaian terkejut menyaksikan pemandangan mengerikan di rumah tua itu. Dia juga tidak menyangka salah satu korban itu adalah bawahannya.
Kepalanya terasa sakit, Luis berasal dari Keluarga Kaya dan Pimpinan Keluarganya merupakan anggota Dewan Kota yang tentunya memiliki pengaruh kuat—yang pasti akan mendesak Pemimpin Kota Perdamaian mengusut siapa pelaku yang membunuh anggota Keluarganya itu.
“Mereka hanya mengatakan Pria lusuh datang ke sini dan langsung melakukan pembantaian pada Kelompok Josh dan Luis serta membawa kabur hampir semua uang mereka,” lapor salah satu Petugas Keamanan setelah selesai menginterogasi para wanita.
“Berarti ini murni tindakan pencurian,” sahut Jean menyimpulkan. “Namun, Josh dan Luis adalah Pendekar tingkat Lima yang berarti pelakunya mungkin Pendekar tingkat Enam atau Tujuh, tetapi kenapa Dia mengincar bandit yang tidak terkenal ini? Kenapa dia tidak mencuri di tempat orang Kaya?” Dia masih ragu kasus ini adalah Pencurian biasa, kejadian ini seperti telah direncanakan.
Jean menarik napas dalam-dalam, walaupun ia akan dipusingkan atas kematian Luis. Dia masih bersyukur para wanita yang diculik oleh Kelompok Josh berhasil diselamatkan dan tidak akan menderita lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!