NovelToon NovelToon

MY SECRET IMAM

Badut Ancol

Bismillahirrahmanirrahim,,,,,,,

Sebaik baik bacaan adalah membaca Al Qur'an 🥰🥰🥰

*****

Happy reading guys 😘😘😘

Di sebuah Bandara seorang pria dengan perawakan tinggi berjalan dengan penuh karisma sambil mengeret koper hitam, tatapan tajamnya dengan wajah tanpa cacat sedikitpun, semuanya terpahat begitu sempurna,banyak tatapan kagum yang dia terima dari orang orang yang berlalu lalang disana.

Dia adalah Zio Aqeel Asna Nafis, putra sulung Queena dan Gus Alzam, hari ini dia pulang dari Inggris karena sudah menyelesaikan kuliahnya,sengaja dia pulang tidak memberi tahukan Keluarga nya agar menjadi sebuah kejutan.

Namun sebelum pulang ke pesantren Darussalam Zio atau lebih di kenal Gus El mampir terlebih dahulu ke tempat wanita yang paling spesial dihidupnya.

"Assalamu'alaikum Mommy." Gus El meletakkan mawar yang dia bawa di atas makam Quenna.

"Maaf Mommy Zio jarang datang menemui Mommy, Zio sudah menyelesaikan kuliah Zio, hiks,,, hiks,,,." Zio tidak kuat menahan air mata nya, bertahun tahun dia tidak pernah menangis namun kali ini air matanya tumpah saat melihat nisan Mommy nya.

"Kapan kapan Zio akan membawa menantu Mommy kesini." ucap Zio setelah itu langsung berpamitan dan segera pulang ke pesantren Darussalam.

*****

"ECHA,,, jangan lari kamu." teriak seorang wanita yang merupakan guru BK.

"Hahahaha,,,, kejar kalau bisa, lagian itu wajah apa Tembok?" Seorang gadis yang di panggil Echa berlari menjauhi guru tersebut.

Alexandra keyla Salsabila yang kerap di panggil Echa tersebut adalah gadis yang memiliki paras hampir sempurna namun sayang sikapnya tidak secantik wajahnya, dia langganan guru BK, bahkan hampir setiap hari orang tuanya dipanggil ke Sekolah.

Dengan entengnya di manjat tembok dan melemparkan balon yang sebelumnya sudah dia isi air pada Guru tersebut.

"Hahahaha,,, persis seperti badut Ancol."

"ECHA,,,, BOCAH SETAN!" teriak Bu Tuti.

Melihat sang Guru BK semakin mendekat dengan santai Echa melompat keluar sekolah.

"Bay,,bay Badut Ancol."

Tidak ada rasa bersalah sedikitpun Echa bolos dia berjalan ke warung depan sekolah tempat biasa dia membolos.

"Bosan lah, gini mulu, mending gue cari gara gara saja." guman Echa.

Echa mengambil motor sport yang memang dia titip kan di warung itu kemudian dia berjalan menuju SMA Bintang yang merupakan musuh bebuyutan sekolah SMA galaxy dengan tanpa Dosanya dia melempar bangkai tikus pada salah satu geng anak Galaxy yang sedang nongkrong di depan sekolah nya.

"BANGSAT! APA INI." teriak salah satu dari mereka.

"ANJ*NG SIAPA YANG MELAKUKAN INI?"

"Dasar Payah,,!" ejek Echa kemudian dia menunjukkan jari tengahnya pada mereka.

"ITU ANAK GALAXY."

Merasa tersinggung dengan Echa Geng tersebut mengejar Echa menggunakan motor mereka masing masing.

"Hahahaha,,, akhirnya gue memiliki kesibukan juga." Echa melajukan motor sport nya dengan kecepatan tinggi.

Sampai di pertengahan jalan hampir saja Echa menabrak Zio yang baru selesai membeli bunga untuk diberikan pada Neneknya.

"Ups,,, sorry Om gak sengaja, lagian Om sih jalannya gak pake Mata." ucap Echa turun dari motor Sport nya.

"Astaghfirullah,,, sejak kapan jalan menggunakan mata Jalan itu menggunakan Kaki" Zio segera ber istighfar melihat siapa yang hampir saja menabraknya, meskipun hanya melihat dari foto tapi dia tahu jika gadis di depannya ini adalah istri yang dia nikahi empat tahun lalu.

"Napa lo pake Istighfar segala? terpana dengan kecantikan gue, atau lo gak pernah melihat cewek secantik dan seimut gue?"narsis Echa.

Lagi lagi ucapan Echa harus membuat Zio istighfar mengelus dada, memang apa yang di ucapkan Echa benar, jika dirinya terpana dengan kecantikan Echa.

"HEH,,, MAU LARI KEMANA LO HAH?" Bentak seorang cowok berpenampilan Bad Boy ketua dari Geng anak anak SMA Bintang.

Echa menoleh melihat mereka berbinar ." siapa juga yang mau lari, kalian ajha ditunggu in gak nyampe nyampe Itu motor apa Siput?" ejek Echa tanpa takut mereka semakin Emosi.

Lagi lagi Zio dibuat menganga dengan tingkah sang Istri rahasianya, bagaimana bisa seorang gadis mungil yang sangat imut menantang beberapa Pria.

"Cantik juga lo,nyali lo juga besar." puji salah satu dari anak Bintang.

"Gue memang cantik dari orok, tapi jangan sampai suka sama kecantikan gue, karena selera gue bukan cowok jamet modelan lo Semua." hina Echa.

"Bagaimana jika kita buat kesepakatan saja?" tawar ketua Geng Bintang.

"Ogah,, ngapain gue buat kesepakatan sama curut modelan lo, mending gue buat kesepakatan sama tuyul." tolak Echa mentah mentah.

"Pulang!" ucap Zio penuh penekanan.

"Siape lo nyuruh nyuruh gue?" Nyolot Echa.

"Pulang!" sekali lagi Zio mengulang perkataan nya.

"Hahahaha,,, cewek modelan lo ternyata seleranya  ustadz Ustadz toh." celetuk salah satu anak SMA Bintang.

"Gue?" tunjuk Echa pada dirinya sendiri.

"Ogah,,, bisa bisa gue di ruqyah setiap hari."

Mendengar penolakan dari sang Istri Zio hanya diam tak bergeming sama sekali, sepertinya memang beneran ucapan sang istri jika dia memang perlu di Ruqyah setiap hari.

Melihat situasi sedikit aman Echa segera menaiki motor sport nya dari meninggalkan tempat tersebut.

*****

"Echa Pulang Yuhu,,,," teriak Echa saat sampai dirumahnya.

Sudah menjadi kebiasaannya berteriak saat pulang dari sekolah,dan setiap hari dia selalu mendapat ceramah dari Bundanya.

"Masuk rumah salam dulu Echa, jangan teriak teriak ini bukan hutan." ucap Sang Bunda yang bernama Lita.

"Hehehe." Echa hanya nyengir tanpa Dosa.

"Echa tadi Ayah mendapat telpon dari guru sekolah kamu,katanya kamu bolos lagi dan ngerjain Bu Tuti lagi." sambung Arvin Mahendra.

Masih ingat dengan Arvin asisten kepercayaan Gus Alzam sekaligus sahabatnya, semenjak menikah dengan Lita dia memang berhenti bekerja pada Gus Alzam, lebih memilih melanjutkan usaha orang tua dan mertuanya.

"Eh,,, Ada Ayahnya Echa yang tampan."

"Apa lagi yang kamu lakukan disekolah Cha?"

"Echa tidak melakukan apa apa,hanya membantu menghapus make Up Badut Bu Tuti." jawab Echa santai.

"Apa sebaiknya kita masukin Echa ke pesantren saja Yah." ucap Lita.

"Hah,, pesantren yang benar saja Bun, Echa tidak mau ya." tolak Echa langsung.

"Tapi Ayah sama Bunda sudah sepakat untuk memasukkan kamu ke pesantren milik sahabat Ayah."

"Ayah sama Bunda saja kalau masuk pesantren."

"Baiklah Ayah sama Bunda tidak akan memasukkan kamu ke pesantren dengan satu syarat."

"Apa syarat nya Yah?"

"Kamu harus jadi anak yang lebih baik,jika ketahuan melanggar maka kamu akan langsung Ayah masukkan ke Pesantren, bagaimana setuju ?"

"Baiklah Deal." Echa langsung menyetujui syarat dari Arvin.

Setelah Echa masuk ke dalam kamarnya Lita menatap tajam Arvin.

"Mas,, kamu gimana sih pakai syarat segala,ini kan memang sudah sesuai janji kita pada Gus Alzam dan Gus El,jika kita akan melepaskan Echa saat Gus El pulang dari Inggris." ucap Lita.

"Kamu seperti tidak mengenal putrimu Sendiri Lit, besok saja pasti dia sudah melanggar,dia kan tidak bisa jika sehari saja membuat ulah, kamu tidak lupa ucapan yang sering Echa ucapkan."

"PERATURAN DIBUAT UNTUK DILANGGAR." ucap Arvin dan Lita bersamaan, kemudian keduanya tertawa bersama.

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Yuhu,,, kembali bersama Author ada yang kangen gak nih???

Masuk pesantren

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,,,,,

Sebaik baik bacaan adalah membaca Al Qur'an 🥰🥰🥰

*****

Happy reading guys 😘😘😘

Satu bulan berlalu namun Echa  benar benar tidak membuat ulah, dia seperti murid pada Umumnya,namun itu memang sengaja Echa lakukan selama satu bulan karena menurutnya jika sudah sebulan Orang tuanya pasti lupa.

Malam ini karena sudah lebih satu bulan Echa jadi anak penurut waktunya dia kembali menjadi Echa dengan sejuta kenakalannya.

Dengan mengendap endap Echa pergi menuju tempat dirinya akan balapan, tubuhnya sudah gatal ingin ikut balapan dan malam ini dia kembali melakukannya.

Echa dengan kecepatan penuh melajukan Motornya, namun hampir saja mencapai garis Finish dia hampir menabrak mobil Sport hitam ya g seolah sengaja menghadangnya.

"Sialan,, turun lo!" teriak Echa.

"Astaghfirullahal Adzim ya Allah,, " sebelum turun dari mobilnya Zio lebih dulu menenangkan hatinya.

"Lo lagi? sebenarnya lo ada masalah apa sih sama gue?"

Mengabaikan pertanyaan Echa, Zio menatap tajam Echa.

"Apa sih natap gue gitu, awas loncat tuh mata."

"Apakah baik seorang wanita keluar malam malam Sendiri dengan pakaian kurang bahan seperti ini?"

"Baik tidaknya tidak ada urusannya dengan Lo."

"Lagian ya kalau mau ceramah jangan disini tapi di Masjid sono."

Dengan sedikit memaksa Zio menarik Echa ke dalam mobilnya meninggalkan Motor Echa di tepi jalan.

Echa yang marah pada Zio karena terlalu ikut campur akhirnya menggigit tangan Zio yang menyetir sehingga Zio menghentikan mobilnya secara mendadak.

"Dasar Ustadz Modus!" ketus Echa langsung berlari meninggalkan mobil Zio menuju motor nya.

Baru saja Echa sampai di arena balapan tanpa ada aba aba terlebih dahulu, sepertinya polisinya sengaja  tidak membunyikan sirene agar tidak tercium oleh orang orang yang berada disana.

Bukannya takut Echa justru santai saja saat di tangkap polisi dan dibawa ke kantor.

Sementara Zio yang baru saja di gigit Echa hanya bisa mengelus dadanya berusaha sabar menghadapi tingkah istrinya yang di luar nalarnya.

"Astaghfirullah ya Allah,,,."

Bagaimana bisa istrinya ada di arena balap sementara tadi saat dia mengunjungi kediaman mertuanya istri kecilnya itu sudah tidur dan dia melihat sendiri jika Echa ada dikamar nya.

Padahal yang Zio lihat memang bukan Echa melainkan  guling yang Echa kasih rambut dan ditutup menggunakan selimutnya.

Arvin dan Lita begitu kaget ketika mendapat telpon dari kantor polisi dan mengatakan jika putrinya ada di kantor di tangkap karena ikut balapan liar.

Mereka yang tidak percaya segera berjalan menuju kamar Echa dan betapa terkejutnya saat membuka selimutnya ternyata guling.

"ECHA,,,,, ya Allah, putrimu kenapa begini banget sih Mas."

"Putrimu juga Bun."

"Bunda tidak perlu ikut ke Kantor polisi ,bereskan barang barang Echa setelah itu langsung berangkat ke Pesantren,mungkin dengan di Didik oleh Gus El sikap Echa bisa sedikit lebih baik."

"Baiklah Mas."

*****

Di sepanjang perjalanan Echa hanya melirik Ayahnya yang tidak berbicara sama sekali, Echa yakin jika nanti dia akan mendapat ceramah dari Bundanya.

Sampai di rumah Echa melihat kopernya di ruang tamu.

"Kenapa koper Echa ada diluar Bun?" tanya Echa.

"Kamu tidak lupa kan persyaratan Ayah satu bulan lalu?"

Mata Echa langsung melotot, dia kira Ayah dan Bundanya akan lupa,tapi ternyata tidak.

"No ! Echa tidak mau masuk pesantren, Echa mau dirumah saja." tolak Echa.

"Tidak, dulu kamu sudah setuju Echa, malam ini juga kita berangkat."

"Tapi Echa sudah kelas tiga dan Mau lulus bagaimana dengan sekolah Echa."

"Kamu bisa melanjutkan disana."

"Ayah sama Bunda tidak sayang sama Echa,masak Echa mau di buang kesana." rengek Echa berusaha merayu orang tuanya.

"Keputusan Ayah sama Bunda sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat."

"Ayo,,!" Arvin sedikit menarik tangan Echa.

"Tunggu,, ish,, Echa mau bawa boneka boneka milik Echa."

"Hah,,kamu itu mau mondok bukan mau pindah rumah."

"Tapi Echa tidak bisa tidur kalau tidak membawa boneka Echa."

"Biarkan saja kamu tidak bisa tidur,biar otaknya waras sedikit."

"Ih,, Bunda, pokoknya Echa mau bawa boneka Echa titik."

"Baiklah tapi hanya boleh bawa satu saja." pasrah Arvin akhirnya.

Echa segera berlari ke kamarnya dia mengambil satu boneka kelinci seukuran tubuhnya membuat Lita dan Arvin melotot tidak percaya.

Bisa bisa ranjangnya penuh dengan boneka Echa,tapi dia membiarkan saja asal anaknya mau dikirim ke pesantren.

Mereka berangkat sekitar jam dua dini hari dan sesampainya di pesantren Darussalam sesudah subuh, sepanjang perjalanan Echa tertidur sambil memeluk bonekanya.

"Assalamu'alaikum." panggil Arvin saat sudah sampai di depan rumah Gus Alzam.

"Waalaikum salam." jawab Bik Ina pembantu di rumah Gus Alzam.

Rumah Gus Alzam di sebut  Ndalem Utara sementara Rumah Umi Maryam disebut Ndalem selatan.

"Gus Alzam ada ?" tanya Arvin sopan.

"Kyai Alzam masih di Masjid ."

"Mari masuk tunggu di dalam saja."

Echa dengan wajah ngantuk nya langsung nyelonong masuk dan duduk di sofa ruang tamu tanpa di suruh dia kembali terlelap dengan tenang.

Bik Ina keluar untuk memberitahu Gus Alzam jika ada tamu.

"Tidak ada yang berubah, rumah ini masih sama." ucap Arvin melihat sekeliling rumah Gus Alzam.

"Terlihat jelas ya Mas, jika Gus Alzam sangat menyayangi Almarhumah Ning Queena." sambung Lita.

"Ya,,"

Terlihat jelas di dinding terpajang foto foto keluarga, foto pernikahan Queena dan Gus Alzam, foto saat Queena tengah hamil dan perkembangan ketiga buah hati Queena dan Gus Alzam.

"Dulu aku menjadi saksi bagaimana kisah cinta keduanya." Arvin mengingat masa lalunya dimana pertama kali Queena dan Gus Alzam bertemu.

"Semoga Gus El bisa mengubah Echa seperti Gus Alzam mengubah Ning Queena."

"Assalamu'alaikum." ucap Gus Alzam yang baru saja pulang.

"Waalaikum salam ." jawab Arvin dan Lita.

"Bagaimana kabarnya Vin?" Gus Alzam dan Arvin Salaman kemudian berpelukan ala Pria.

"Alhamdulillah,, baik."

"Kenapa datangnya subuh petang begini Vin?" tanya Gus Alzam.

"Ini Gus mau memasukkan Echa ke sini."

Gus Alzam melihat menantunya yang tertidur dengan sangat pulas.

"Kenapa tidak disuruh tidur di kamar Zio saja Vin?"

"Assalamu'alaikum." ucap Zio dan Azmi yang baru datang.

"Waalaikum salam."

"Ayah Bunda." kaget Zio kemudian langsung mencium tangan kedua mertuanya.

"Begini Gus,saya ingin pernikahan mereka tetap dirahasiakan, biar Echa belajar ilmu agama terlebih dahulu."

"Apakah kamu setuju Nak?" tanya Gus Alzam pada Zio.

"Aku setuju saja Bi."

Zio menatap istrinya yang tidur dengan pulas, bajunya masih menggunakan baju yang semalam.

"Ini kenapa kalian mendadak mengantarkan Echa?" tanya Gus Alzam.

"Kami sudah angkat tangan dengan kenakalan Echa Gus,kamu tahu semalam Echa di tangkap polisi." jawab Arvin.

"Karena balapan Liar?" ucap Zio.

"Kok Gus El bisa tahu?" heran Lita.

Semua orang menatap Zio meminta penjelasan dari ucapannya.

"Setelah pulang dari rumah Ayah semalam saya bertemu Echa."

Mendengar jika Istri Zio datang seluruh keluarga Gus Alzam langsung datang Ndalem Utara.

"Masyaallah Cantiknya ." puji Ella.

"Tapi sikapnya Ell Nauzubillah." balas Arvin.

Ella tersenyum dibalik cadarnya . " Zio pasti bisa merubahnya." ucap Ella.

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

USTADZ MODUS

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,,,,

Sebaik baik bacaan adalah membaca Al Qur'an 🥰🥰🥰

*****

Happy reading guys 😘😘😘

Masih di ruang tamu Ndalem Utara, Echa masih nyaman dalam tidurnya tidak merasa terganggu sama sekali dengan pembicaraan orang disekitarnya.

"Sepertinya Echa sangat kelelahan." ucap Umi Maryam.

"Tidurnya sangat nyenyak tidak terganggu dengan suara disekitarnya." sambung Gus Azka.

"Echa jika sudah tidur Gus, meskipun ada gempa bumi tidak akan bangun." ucap Arvin membuat semuanya tertawa.

"Hahahaha,,, emang kamu pikir Echa latihan jadi mayat Mas?"

"Lah lihat sendiri dari tadi kita tertawa Echa sama sekali tidak terganggu."

" Istrimu Imut Bang." ucap Afkar diangguki yang lainnya, sementara Zio sendiri tetap dengan wajah tanpa ekspresi nya.

"Echa seumuran kan dengan Azmi dan Afkar ya Vin?" tanya Gus Alzam.

"Iya Gus, lebih tua  Gus Azmi dan Gus Afkar beberapa bulan ."

"Hah,,, ber arti Abang menikahi Bocil dong." ucap Yusuf karena memang Zio sering mengatakan Azmi dan Afkar bocil.

"Hahahaha,,, Bang Yusuf benar ." Azmi dan Afkar tertawa bersama namun tawa keduanya langsung terhenti ketika mendapat tatapan tajam dari Zio.

"BERISIK,,,,!" teriak Echa.

"Cha,, bangun " ucap Lita pelan.

"Lima menit lagi Bun, Echa masih bermimpi menikah dengan Jungkook." balas Echa.

'Plakkk' Arvin memukul pelan  Echa.

Dengan amat sangat terpaksa akhirnya Echa bangun  dia membuka matanya perlahan dan mengedarkan pandangannya, melihat satu persatu orang yang berada di sana.

Mata Echa langsung melotot tajam saat melihat keberadaan Zio.

"USTADZ MODUS!" teriak Echa.

Semua orang menutup telinga sementara Zio hanya menatap Echa datar, menghiraukan teriakan melengking Echa.

"Echa jaga sikap mu." peringat Arvin,dia merasa malu dengan tingkah putri semata wayangnya itu.

"Gara gara lo, gue harus masuk kesini" ucap Echa.

Bagaimana bisa Echa menyalahkan Zio sementara dia di masukkan pesantren memang karena ulahnya sendiri.

Menghiraukan keberadaan orang orang yang berada disana Echa mengambil tangan Zio lalu menggigit nya sekuat kuatnya.

"Astaghfirullah Echa,,,!" Ucap Lita panik.

Mereka tertawa lucu dengan tingkah Echa, yang satunya kelewat datar dan satunya kelewat aktif.

"Rasakan ini, rasakan."Setelah mengigit Zio, Echa beralih mencubit Zio.

Zio hanya diam menerima tingkah ajaib istri kecilnya,tanpa orang lain sadari bibir Zio sedikit tertarik membentuk senyuman tipis sangat tipis hingga tidak bisa di katakan sebuah senyuman.

"Echa,,," Lita segera menarik tubuh putrinya.

"Tidak sopan sekali kamu, dia itu Gus El putra Kyai Alzam." ucap Lita.

Echa mendelik sebal." Tapi dia itu sangat Rese Bun."

"Gus El bukan rese kamu saja Cha yang kelewat nakal."

"Kenalkan ini Echa, putri kami, kami ingin menitipkan  dia disini agar belajar ilmu agama."

"Echa,, panggil saya Umma Ella saya Bibik nya Gus El, ini Neneknya panggil Nenek, ini Paman Azka panggil Aba dan Ini Ayahnya Gus El panggil Abi, dan ini Adiknya Gus El, Gus Azmi, dan mereka sepupu Gus El panggil Bang Yusuf dan Bang Afkar, ada satu lagi saudara kembar Gus El Ning Zia." Ella memperkenalkan seluruh anggota keluarganya.

"Oh iya lupa,, nama panjang Gus El adalah Zio Aqeel Asna Nafis Al Fath."

",Gak penting! ngapain juga gueharus tahu nama si ustadz Modus ini." dumel Echa pelan,namun masih bisa di dengar oleh orang yang berada di sana.

"Ayo biar Umma antar ke kamar kamu Nak." ajak Ella.

"Ayah sama Bunda benar benar mau ninggalin Echa disini?" Echa memasang wajah cemberutnya.

"Sayang,,, kamu disini belajar yang benar, Kami sangat menyayangi mu Nak."

" Ayo sayang,, sekalian nanti Umma kenalkan sama teman sekamar kamu " Dengan lemas Echa berdiri mengikuti Ella.

"Salim dulu Nak sama Ayah Bunda kamu."

Echa mencium tangan Arvin dan Lita kemudian Arvin  menyuruh agar mencium tangan Keluarga Zio juga.

Zio menyodorkan tangannya pada Echa, Echa menerima nya namun bukan mencium nya tapi menggigit tangan Zio kembali.

"Rasain !"

Saat Echa akan menyentuh tangan Yusuf segera Zio menarik baju belakang Echa.

"Bukan Muhrim tidak boleh." ucap Zio.

Arvin dan Lita tersenyum melihat itu, mereka sangat yakin jika Zio pasti  bisa merubah anak mereka menjadi lebih baik.

Sebelum pergi meninggalkan Ndalem Utara Echa yang masih menyimpan dendam pada Zio menginjak kaki Zio terlebih dahulu.

Echa berjalan bersama Ella sambil menggendong Boneka kelinci besar nya.

Mereka menjadi pusat perhatian para santri, bagaimana tidak menjadi pusat perhatian jika di pesantren itu tidak diperbolehkan membawa boneka besar tapi yang Echa bawa lebih dari besar tubuh Echa.

"Echa,,  bonekanya  titip sama Umma dulu ya." ucap Ella lembut.

"Echa tidak bisa tidur kalau tidak ada Boneka Umma."

"Nanti biar Umma ganti yang lebih kecil bagaimana?"

Tadi di Ndalem Echa sudah dilarang untuk membawa Bonekanya tapi dia kekeh tetap membawanya.

"Sayang,, nanti Bonekanya Echa di ambil sama pengurus."

Echa terlihat berpikir kemudian mengangguk pelan.

"Assalamu'alaikum." ucap Ella saat memasuki kamar  santri Anggrek B kamar yang akan di tempati Echa.

"Waalaikum Nyai." jawab Santri yang berada di dalam kamar itu.

"Ustadzah Syifa Ini ada santri baru yang akan menempati kamar ini juga,dia juga sekelas sama Aurel dan Mutia."

"Saya titip Echa ya Nak." ucap Ella.

"Iya Nyai."

"Echa Umma balik dulu, Boneka nya Umma bawa dulu nanti Umma ganti ya "

Ustadzah Syifa, Aurel dan Mutia menatap interaksi mereka penuh dengan tanda tanya sebenarnya siapa Echa sebenarnya mengapa Nyai mereka terlihat sangat perhatian sekali.

"Assalamu'alaikum." ucap Ella setelah itu meninggalkan kamar Anggrek B.

"Waalaikum salam."

"Hai,, Echa." ucap Mutia dengan senyum Pepsodent nya.

"Hai juga saya Echa " Echa memperkenalkan dirinya.

"Akh,,, aku kira kamu akan sombong Cha, karena kebiasaannya anak kota itu sombong " ucap Mutia Antusias.

"Aku Mutia."

"Aurel."

"Syifa."

Tidak butuh waktu lama untuk Echa dekat dengan teman sekamar nya, karena Echa memang tipe orang yang mudah akrab dengan siapapun.

"Jadi kita harus tidur di ranjang kecil ini?" ucap Echa melihat ranjang bertingkat dua itu.

"Iya."

"Astaga,,, kita sudah seperti di panti asuhan saja." keluh Echa.

"Aku ke kantor guru dulu ya." pamit Ustadzah Syifa.

Kini dikamar itu hanya tinggal bertiga, mereka terus bertanya pada Echa kehidupan di kota.

"Cha Kamu apanya Keluarga Ndalem sih?" tanya Aurel.

"Abi Alzam itu sahabatnya Ayahnya Echa."

"Abi?" kaget mereka.

"Heem,,,"

"Kamu manggil Kyai Alzam Abi?"

"Iya di suruh Umma Ella." jawab Echa santai

"Hah,,, waw." heboh Aurel dan Mutia.

"Kamu tadi dari Ndalem mana?" tanya Aurel kepo.

" Ndalem apa?" tanya balik Echa yang tidak paham Ndalem itu apa.

"Rumah?"

"Oh,,  bilang kalau Rumah, ngapain bilang Ndalem segala, aku itu tadi ke rumahnya Abi Alzam."

"Wah,,, ber arti kamu sudah ketemu Gus Tampan kan?"

"Gus Tampan siapa?"

"Ih,,, Gus El Putra sulung Kyai Alzam."

"Idihh Manusia modus itu dibilang tampan ."

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!