NovelToon NovelToon

Dipaksa Menikah Dengan Mafia

1. AWAL

Aleta Brinanta gadis cantik berusia 20tahun yang bekerja sebagai pelayan cafe untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk membayar hutang kedua orang tuanya.

"Leta berangkat kerja dulu ya..... Ayah sama ibu ngga usah pikirin hutang ,biar Aleta aja yang usahain!"

"Maaf ya nak karna ayah kamu harus kerja keras buat bayar hutang ayah."

"Ngga papa ayah, Aleta justru yang harus minta maaf ,karna Aleta ingin sekolah tinggi ayah harus hutang untuk membiayai sekolah Aleta ."

"Udah sekarang ayah sama ibu dirumah ,ayah ngga boleh cape cape nanti ayah tambah sakit . Ibu nanti kalo ada orang kerumah bilang aja ya bakal diusahain bayar hutangnya!"

"Iya sayang ,maaf ya ibu sama ayah jadi nyusahin kamu."

"Udah ibu , sekarang Aleta mau berangkat kerja."

"Hati hati ya nak."

Aleta berangkat menyusuri jalan ,ia selalu berangkat jalan kaki karena ia harus hemat. Sesampainya di cafe ia langsung bersiap untuk bekerja .

"Eh, udah Dateng aja nih anak miskin!"

Aleta hanya tersenyum mendengar rekan kerjanya.

"Gimana , udah dapet om om belum buat lunasin hutang orang tua Lo?" Ejek Bria

"Maaf ya kak permisi aku mau lanjut kerja."

"Cewe misikin aja belagu ,sana kerja jadi ****** pasti cepet dapet duitnya . Makanya ngga usah belagu sok sokan sekolah tinggi ehh ujung ujungnya ngga lulus juga!"

Aleta benar benar ingin marah tapi ia tahan , Selalu saja rekan kerjanya itu mengejeknya setiap hari . Dia Bria Arganta pelayan yang sudah lama berkerja di cafe tersebut ,ia selalu mengejek dan membully Aleta karena dia iri , Aleta selalu saja dipuji oleh bosnya karena kinerja Aleta yang cukup baik ,makanya ia selalu membully Aleta agar Aleta tidak betah kerja di cafe tersebut . Tapi Aleta selalu menutup telinga dari ucapan Bria.

Kini sudah malam waktunya Aleta pulang kerumahnya menyusuri jalan yang biasanya dilewati.

"Saya sudah kasih anda waktu 1bulan tapi apa sampai sekarang masih saja belum ada! "

"Saya mohon tuan ,kasih saya waktu lagi anak saya sedang mengusahakan untuk melunasinya, saya mohon..."

"Terus saja meminta waktu waktu dan waktu.!"

Aleta mendengar suara bentakan dari dalam rumahnya ,ia segara masuk untuk melihatnya .

"Ayah , Ibu....."

Aleta berlari untuk memeluk ayah dan ibunya.

"Saya mohon tuan beri saya waktu untuk melunasi hutang kedua orangtua saya . Saya janji akan melunasinya!"

"Saya sudah banyak memberi waktu untuk kalian tapi sampai saat ini kalian juga belum bisa melunasinya sepeser pun!"

"Saya mohon saya akan melunasinya."

"Kapan? Saya beri kamu waktu satu Minggu untuk melunasinya. Satu Minggu lagi saya akan balik kesini siapkan uangnya , saya tidak mau memberi waktu lagi !."

"Baik satu Minggu lagi saya siapkan uangnya."

Para penagih hutang itu kemudian pergi meninggalkan rumah Aleta.

"Sayang ,kamu mau dapat uang dari mana untuk.melunasi hutangnya dan kita hanya diberi waktu satu Minggu nak."Tangis ibu Aleta

"Tenang ya Bu. Aleta bakal usahakan buat luansin hutangnya , ibu sama ayah ngga usah mikirin ya."

"Maaf ya sayang.."

"Udah sekarang ibu sama ayah istirahat aja ya.."

Aleta memasuki kamarnya, ia sedang merenung bagaimana agar bisa mendapatkan uang secepatnya dalam waktu satu Minggu? Ia benar benar binggung saat ini.

Beberapa lama kemudian ia memutuskan untuk tidur.

Ibu Aleta memasuki kamar Aleta tanpa sepengetahuannya.

"Maaf ya nak.... Gara gara ibu dan ayah kamu harus banting tulang buat melunasinya hutang." Lirih ibu Aleta

Ia mengecup lembut kening Aleta dan mengusap lembut rambut anaknya . Ibu Aleta tidak marah sama sekali karena sekolah Aleta tidak lulus ia tau karena kurangnya biaya sekolah Aleta ia jadi tidak lulus. Dan terpaksa berhenti untuk sekolahnya .

" Ayah sama ibu sudah tua ,nanti jika ibu dan ayah sudah tidak ada semoga saja kamu mendapatkan calon suami yang benar benar sayang dengan kamu ya nak... "

Pagi hari kini telah tiba ,Aleta bangun dan bersiap untuk bekerja.Ia sarapan dan langsung berangkat , menyusuri jalan yang sering ia lewati .Sesampainya di cafe ia langsung menemui bosnya untuk meminta gajinya sebelum waktunya.

"permisi pak."

"Aleta , silahkan masuk. Ada apa pagi pagi sudah kesini?"

"Eeemmm maaf pak sebelumya . Apakah saya boleh meminta gaji saya sekarang? "

"Untuk apa? Tapi sebelumnya say minta maaf dulu kan sudah dijelaskan , jika dicafe ini tidka boleh. meminta gaji lebih awal sebelum waktunya."

" Ia pak saya tau tapi saya benar benar lagi butuh uang pak saat ini."

"Maaf ya Aleta untuk itu saya benar benar tidak bisa , ini sudah menjadi peraturan dicafe ini!"

"Baik pak tidak apa apa , kalau begitu saya permisi ya pak."

Dibalik pintu ruangan bosnya terlihat Bria yang sedang menguping pembicaraan Aleta dan Bosnya. Ia tersenyum licik saat selesai mendengarkan pembicaraan Aleta dan Bosnya.

2. PEMUAS NAFSU?

Aleta keluar dari ruangan bosnya . Ia binggung harus mendapatkan uang dari mana lagi untuk melunasi hutang orangtuanya.

"Aku harus kerja apa lagi untuk bisa membayarnya?." lirih Aleta

Kini Bria sedang berada di depan meja kasir ia mempunyai rencana untuk Aleta.

"Hei cewek miskin ,sini Lo!"

"Iya sebentar."

Aleta menghampiri Bria yang sedang ada di meja kasir tanpa rasa curiga.

"Gantiin gue dulu jadi kasir ,gue mau ketoilet sebentar!"

"Iya.."

Kini Bria menjalankan rencananya ia menuju loker karyawan dan membuka loker milik Aleta , ia memasukkan sesuatu kedalam tas Aleta . Tanpa ada yang mencurigai ia langsung bergegas menutup loker dan kembali ke meja kasir.

"udah sana kembali kerja lagi Lo!"

Aleta kembali bekerja melayani dan mengantarkan makanan serta minuman ke pembeli.

Beberapa saat kemudian ada suara ribut dari meja kasir . Dan semua karyawan cafe disuruh untuk berkumpul.

"Bukan saya pak ,saya mana mungkin berani mengambil uang cafe."

"Terus siapa lagi kalo bukan kamu? Jelas jelas kamu yang jadi kasir!"

"Beneran pak bukan saya ,kalau tidak percaya coba cek saja barang barang saya!" Jelas Bria

"Tadi , memang saya izin sebentar ketoilet dan meminta tolong pada Aleta untuk menunggu dikasir sebentar,bisa saja Aleta yang mengambil uang dikasir pak!" Tuduh Bria . ia tersenyum senang

"Aleta kesini kamu!"

"Iya pak . Ada apa?"

"Apakah kamu mengambil uang dikasir?"

"Tidak pak ,saya tidak mengambil uang dikasir."

"Terus kenapa uang dikasir hilang?"

"Saya tidka tau pak tadi saya hanya menggantkan sebentar Bria saat Bria izin ketoilet saya sama sekali tidak mengambilnya pak!"

"Jadi lo nuduh gue ngambil uang kasir gitu?" sentak Bria .

"Enggak bukan gitu Bria ,aku ngga bermak-

"Halah Lo kalo ngga suka sama gue bilang aja dong ,ngga usah nuduh gue kaya gitu!"

"Sudah sudah ,sekarang saya mau kalian ambil tas kalian dan saya akan cek satu persatu tas kalian. Jika ada yang terbukti mengambil uang dikasir saya akan pecat sekarang juga!"

"Baik pak" ucap seluruh karyawan.

"Rasain lo Aleta , makannya jangan pernah cari masalah sama gue!" batin Bria

Seluruh karyawan kembali berkumpul ditempat tadi dengan membawa tasnya. Tanpa rasa curiga Aleta juga membawa tasnya tanpa mengecek terlebih dahulu isi tasnya.

"Sekarang saya akan mulai mengecek tas kalian."

Beberapa karyawan lolos pengecekan tas ,tinggal Aleta dan Bria saja yang belum dicek kini Bria terlebih dahulu yang dicek oleh bosnya.

"Aman tidak ada apapun!"

Semua mata tertuju pada Aleta , ia benar benar takut saat ini , tapi Aleta sama sekali mengambil uang dikasir .

Kini pengecekan tas Aleta , ia benar benar terkejut bagaimana bisa ada uang berjumlah banyak didalam tas Aleta? ia benar benar terkejut saat ini bahkan karyawan lain dan Bosnya juga terkejut dengan apa yang dilihatnya . Lain hal dengan Bria ia tersenyum jahat menatap Aleta , rencananya berhasil tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.

"Pak ,saya bisa jelasin. bukan saya pak yang mengambil uang itu ,saya benar benar tidak pernah ada niat untuk mengambil uang tersebut!" Jelas Aleta.

"Jelas jelas bukti sudah ada didepan mata Aleta. Uang ini ada didalam tas kamu. jika bukan kamu yang mengambil terus siapa lagi? "

"Mana ada sih pak maling yang mau ngaku." sindir Bria .

" Pak benar benar bukan saya ,saya mohon saya bisa jelasin semuanya pak. "

"Jangan jangan kamu ambil uang ini karna tadi pagi saya tidak memberikan kamu gaji lebih awal ya ,makanya kamu ambil uang dikasih iya?"

"Eng-engga pak ,bukan saya yang mengambilnya pak." Isak Aleta.

"SEKARANG SAYA MAU KAMU KELUAR DARI CAFE INI . KAMU SAYA PECAT!"

"Saya mohon pak ,jangan pecat saya saya benar benar butuh pekerjaan ini pak."

"Sudah saya tidak mau percaya sama kamu lagi .Pergi dari cafe ini!"

Disisi lain Bria tengah tersenyum bahagia.

"Akhirnya aku bisa juga nyingkirin cewe miskin itu." Smirk Bria .

Aleta berjalan keluar dari kafe tersebut dengan masih menangis . Ia benar benar tidak habis pikir siapa orang yang tega teganya menuduh Aleta mengambil uang kasir padahal ia tidak melakukanya sama sekali.

Ia berjalan menyusuri jalan dan berhenti disebuah taman yang cukup sepi.

"Aku harus cari kerja apalagi? Padahal aku butuh uang untuk membayar hutang, sekarang aku harus gimana?" tangis Aleta

Aleta cukup lama duduk ditaman tersebut ,ia binggung harus bangaimana saat ini. Hingga sore tiba Aleta kembali pulang kerumah.

"Ibu ,Ayah..."

"Nak ,sudah pulang? "

"Aleta sudah dipecat dari kerjaan Aleta ,maaf ya yah ,Bu."

"Kenapa? Aleta melakukan kesalahan? "

"Jujur Aleta merasa Aleta tidak melakukan kesalahan apapun ,tapi Aleta dituduh mengambil uang dicafe , padahal Aleta sama sekali tidak berniat mengambilnya yah ,Bu." Tangis Aleta pecah dipelukan sang ibu.

"Sayang ,sudah memang hidup itu keras apalagi didunia kerja ,banyak orang yang tidak suka dengan kita tapi ada juga orang yang baik sama kita . Tidak apa apa ya nak."

"Tapi Bu ,saat ini kita butuh banyak uang untuk melunasi hutang ,dan sekarang Aleta malah ngga bekerja ,mau dapat dari mana untuk bayar hutang?"

"Kita bisa pikirkan lagi nanti ya, sekarang kamu bersih bersih istirahat ya sayang ,kamu pasti capek kan?"

"Yaudah Bu ,yah aku kekamar dulu."

"Iya , istirahat ya sayang."

Aleta masuk ke kamarnya membersihkan diri dan istirahat sejenak.

Satu Minggu berlalu Aleta sama sekali belum mendapatkan pekerjaan tepat hari ini Aleta harus melunasi hutang hutangnya ,tapi ia belum mempunyai uang sama sekali untuk membayarnya.

Tiga pria berbadan kekar ,mengenakan pakaian serba hitam memasuki rumah Aleta dan keluarganya.

"Hei keluar." Sambil mengedor pintu

Ayah dan ibu Aleta keluar membukakan pintu .

Dari dalam kamar samar samar Aleta mendengar suara keributan diruang tamu ,Aleta segera turun kebawah guna melihat ada apa diruang tamu .

"Sudah waktunya kalian membayar hutang!"

"Maaf tuan tapi kami belum mempunyai uang untuk membayarnya."

"Begitu terus kamu katakan setiap saya datang kesini. Kamu selalu membuang waktu saya saja!"

Aleta turun dan langsung menghampiri ayah dan ibunya.

"Cantik.. "lirih tuan tersebut.

"Saya ada penawaran hutang kalian akan lunas jika anak kamu ikut dengan saya? Bagaimana? "

"Tidak ,saya tidak akan menyerahkan anak saya kepada anda!"

"Anda tidak mau? Saya hanya mempunyai dua pilihan pertama serahkan anak anda pada saya dan hutang kalian lunas atau kalian berdua akan saya siksa sampai kalian mati dan anak kamu akan saya jadikan pemuas nafsu saya?" Smirk tuan Gendra

Ya dia Gendra Argantara tuan mafia yang meminjami uang kepada keluarga Aleta.

Saat ini Aleta benar benar binggung apakah ia harus hidup bersama tuan Gendra sang mafia dan tinggal bersamanya? Atau dia akan merelakan kedua orangtuanya mati didepan matanya sendiri dan dia dijadikan seorang ******?

Pikiran Aleta benar benar kalut saat ini.

"Bagaimana? Jangan buang buang waktu saya ,jika tidak ada jawaban ,kedua orangtua kamu akan saya habisi saat ini juga didepan mata kamu sendiri!"

3. MENIKAH?

"Jangan Aleta ,biarkan ayah dan ibu mati saat ini juga ,kamu jangan mau dengan Tuan Gendra nak!" Lirih ibu dengan Isak tangis yang pilu

"Ayah , Ibu....."

Suasana dirumah Aleta benar benar nampak tegang . Aleta yang binggung harus berbuat apa ia tak inggin kehilangan kedua orangtuanya . Setelah beberapa lama Aleta membuka suaranya.

"Ba-Baik sa-saya mau ikut dengan anda Tuan!" Dengan ragu Aleta mengucapkan kata tersebut , ia terpaksa mau ikut dengan Tuan Gendra.

"Aleta..... " Ucap ibu dengan nada pilu

" Nak ,jangan lakukan itu biarkan ayah dan ibumu--"Belum selesai bicara ucapan ayahnya dipotong oleh Aleta.

"Maaf ya ,aku ngga mau kehilangan kalian berdua ,biarkan Aleta yang berkorban untuk kalian demi hutang kita lunas , Aku janji akan jaga diri baik baik." Isak Aleta

"Tapi nak--"

"SUDAH! Anak kamu sudah mengambil keputusannya jadi ,biarkan dia ikut dengan saya dan saya anggap hutang kalian lunas!"

Tanpa ada perkataan apapun lagi ,Aleta bersiap untuk ikut dengan Tuan Gendra. Ia menatap kedua orang tuanya yang kini tengah menangis . Kedua orang tua Aleta tidak rela jika Aleta hidup bersama seorang mafia mereka takut Aleta diperlakukan semena-mena oleh Tuan Gendra.

"Ayah , Ibu jaga diri kalian baik baik ya ,jangan cemaskan Aleta. Aleta janji akan jaga diri juga! Aleta pamit ya."

Aleta tidak kuat menahan tangisnya ia memeluk kedua orang tuanya . Sedangkan Tuan Gendra hanya menatap dengan tatapan tajam.

"Cepat bawa dia masuk mobil!" Perintah tuan Gendra pada bodyguardnya.

"Hati hati ya sayang ,maafin ayah dan ibu." lirih ayah Aleta.

"Iya , pamit ya yah , Bu."

Kini Aleta berada didalam mobil dengan Tuan Gendra disampingnya. Aleta takut dengan tatapan Tuan Gendra yang tajam. Aleta hanya menatap jalanan dari jendela mobil ia benar benar tidak menyangka nasib hidupnya akan seperti ini , ikut dengan Tuan mafia demi hutang orangtuanya lunas.

Beberapa jam kemudian mereka sampai dirumah Tuan Gendra. Rumah yang begitu megah dan jauh dari kota.

"Turun!" Ucap Tuan Gendra .

Aleta mengikuti Gendra memasuki rumahnya. Rumah dengan banyak penjagaan didepannya.

"Permisi tuan , kamar yang tuan minta sudah dipersiapkan."

"Antarkan dia kekamarnya!"

"Baik tuan!"

Aleta dibawa oleh salah satu pembantu dirumah Gendra menuju kamarnya. Ia berjalan mengikuti pembantu tersebut.

Sesampainya dikamar Aleta nampak terkejut dengan kamrnya yang begitu luas.

"Silahkan masuk non! Ini kamar untuk nona ,selamat istirahat ya non!"

"Makasih ya bi."

"Iya non ,saya permisi!"

Setelah pembantu itu pergi Aleta menutup pintu kamarnya, ia tidak nampak bahagia walaupun ia disedikan kamar yang cukup luas, fasilitas yang bagus dan diperlakukan sangat baik olah pembantu di rumah Gendra. Ia masih tidak rela meninggalkan kedua orang tuanya , ia masih takut bagaimana nasib Aleta selanjutnya hidup dengan Tuan Gendra.

Kini siang telah berganti malam. Aleta masih tetap dikamarnya dari tadi siang ia belum keluar kamar.

Tok tok tok

"Permisi non. Nona sudah ditunggu Tuan Gendra dibawah untuk makan malam!"

"Iya bi ,nanti Aleta kebawah . Aleta belum lapar soalnya."

"Tapi non ,Tuan Gendra tidak suka jika perintahnya dibantah . Sebaiknya nona segera kebawah sebelum Tuan Gendra marah!"

"Bibi bilang aja sama Tuan Gendra kalo saya belum lapar."

"Baik non, saya permisi."

Pembantu tersebut kembali kebawah menuju meja makan .

"Permisi Tuan. Nona bilang dia belum lapar. Saya tadi sudah membujuk nona tapi dia tetap tidak mau."

Tanpa sepatah kata pun Gendra berjalan meninggalkan meja makan menuju ke kamar Aleta.

Tok tok tok

"Bi ,saya sudah bilang saya belum lapar!"

Tanpa membuka pintu Aleta menjawab dari dalam kamarnya .

Tok tok tok

Pintu kamar Aleta kembali diketok, Aleta bergegas membuka pintu kamarnya. Aleta kaget dengan apa yang dilihatnya ternyata didepan pintu kamar Aleta Tuan Gendralah yang telah mengetok pintu tadi.

"Ma-maaf Tuan, tapi saya belum lapar jika tuan ingin makan , makan saja lebih dulu."

"Saya tidak suka perintah saya dibantah!" Ucap gendra dingin.

"Ta-tapi tuan saya benar-benar belum lapar, nanti saya akan ma--"

"SAYA SUDAH BILANG SAYA TIDAK SUKA PERINTAH SAYA DIBANTAH!" Bentak Gendra.

Aleta terkejud apalagi ia belum pernah dibentak sekeras ini ,bahkan ayahnya saja tidak pernah membentak Aleta seperti itu. Aleta menahan tangisnya saat bentakan keras yang diterima tepat didepan wajahnya.

Sekarang ikut saya untuk makan malam di bawah!"

Tanpa menjawab apapun Aleta langsung mengikuti Gendra dari belakang.

Sampai dimeja makan Aleta dan Gendra makan malam tanpa ada berbicara apapun. Sampai dimana mereka selesai makan Gendra membuka pembicaraan.

"Setelah makan nanti kamu keruangan saya!"

"Ba-Baik Tuan."

Gendra langsung berjalan lebih dulu menuju ke ruangannya.

Aleta binggung dimana ruangan gendra ,dan akhirnya Aleta memutuskan bertanya pada salah satu pembantu disana.

"Bi permisi , ruangan tuan gendra disebelah mana ya?"

"Mari saya antarkan saja nona."

"Jangan panggil saya nona ya bi , panggil aja Aleta. Saya kurang nyaman dipanggil nona."

"Tapi non ,saya harus menuruti perintah Tuan Gendra, saya tidak berani membantahnya."

Setelah sampai di ruangan Gendra , pembantu tersebut langung kembali bekerja . Aleta tampak ragu untuk mengetuk pintu ruangannya ia takut. Samapi akhirnya Aleta memberanikan diri mengetuk pintu ruangan Gendra.

Tok tok tok

"Masuk!"

Aleta memasuki ruangan Gendra tapi ia melihat itu adalah sebuah kamar bernuansa hitam.

"Duduk!"

"Saya akan menjadikan kamu istri saya! Besok pagi pernikahan diselenggarakan!"

"Tapi Tuan kenapa anda menyelagarakan pernikahan tanpa persetujuan dari saya? Kenapa tiba tiba?"

"Hei sayang, kamu lupa dengan perkataan kamu tadi hmm? Bukanya kamu menyetujui perkataan saya ,jika kamu ikut dengan saya maka hutang orangtua kamu lunas hmm?"

"Tapi tuan ,saya belum siap untuk menikah ,anda boleh saja membawa saya tapi tidka dijadikan seorang istri . Saya mau jika saya hanya jadi pembantu dirumah ini ,saya mohon tuan." Isak Aleta .

"Sstttt , jangan menangis sayang. Saya tidak mau wanita secantik kamu dijadikan pembantu dirumah saya. Saya mau kamu menjadi istri saya!"

Aleta benar benar tidak menyangka bahwa ia akan dijadikan seorang istri oleh Hendra seorang mafia yang berusia 28 tahun.

"Sekarang kamu istirahat ya sayang persiapkan dirimu untuk besok!"

Aleta tak menjawab apapun. Ia bergegas pergi kekamarnya.

"Apa aku kabur saja dari rumah ini? Tapi bagaimana caranya , rumah ini benar benar banyak penjaganya,mana mungkin aku bisa keluar begitu saja." monolog Aleta.

Samapi larut malam Aleta meuju balkon kamarnya. Ia tidak bisa tidur karna terus memikirkan besok. Jika ia kabur pasti orang tua Aleta yang bakalan terancam tapi ia juga tidak mau menikah dengan Gendra. Sampai akhirnya kamar Aleta dibuka oleh seseorang.

"Mau kabur dari saya hmm?"

Aleta terkejut , ia langsung membalik badan melihat siapa yang datang kekamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Kamu tidak akan bisa melarikan diri dari sini sayang." smirk orang itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!