"Pengajar?." Tanya seorang wanita bernama Azuna.
"Ya. Benar kau akan ditunjuk sebagai pengajar siswa-siswi St. Emillion Magic Academy." Jawab Kepala Sekolah St. Emillion Academy bernama, Tristan.
"Siapa yang akan menjadi anak didikku?." Tanya Azuna.
"Ada tiga kelompok dari kelas Margery. Kelompok pertama adalah Alpha, Kelompok kedua adalah Beta, Kelompok Ketiga adalah Gamma. Kau bisa memilih diantara kelompok tersebut. Kelompok Alpha adalah kelompok Nature. Kebanyakan sihir mereka berasal dari Alam. Kelompok Kedua adalah kelompok offensive. Karena bentuk sihir mereka berfokus pada kemampuan menyerang. Kelompok ketiga adalah kombinasi karena mereka bisa mengkobinasikan weapon mereka dengan sihir mereka dengan baik." Ucap Tristan.
"Sekarang kau pilih yang mana?." Lanjutnya.
'Memilih satu diantara mereka.' Pikir Azuna.
"Aku akan memilih kelompok Alpha." Jawab Azuna tegas.
"Kelompok Alpha. Mereka Terdiri dari Akiko, Sasuke, Igarashi, Sakuraba, Hanada, dan Zakuro." Ucap Tristan sambil menunjukkan data mengenai Kelompok Alpha.
"Bisa kau lihat dari data tersebut, mereka adalah kelompok dengan kekuatan yang berasal dari Alam. Akiko memiliki kekuatan Cahaya. Sasuke memiliki kekuatan petir. Igarashi memiliki kekuatan Hawa dingin yang artinya kemampuan Es dan Salju. Sakuraba memiliki kekuatan api. Hanada memiliki kekuatan Tumbuhan. Zakuro sedikit unik karena kekuatannya berfokus pada Buah." Terang Tristan.
"Apakah ada informasi tambahan tentang mereka?." Tanya Azuna memastikan tidak ada informasi yang tertinggal.
"Itu merupakan privasi para siswa-siswi." Jawab Tristan.
"Datanglah besok ke ruang kelas Margery." Lanjut Tristan.
...****************...
Sementara itu, di St. Emillion Magic Academy tepatnya di Woman Section, para siswi sedang melihat papan nama keberadaan kelas mereka.
"Kita akan di letakkan dimana ya?." Tanya seorang siswi.
"Kita satu kelas" Jawab siswi lainnya.
"Ah. Kita tidak sekelas bagaimana ini?." Sahut seorang siswi.
Mereka terus berusaha mencari nama mereka. Tidak terkecuali gadis berambut orange dengan model side ponytail.
"Akiko-Chan. Bagaimana?." Tanya gadis berambut merah lurus sebahu dengan poni rata bernama Hanada.
"Melihat bahwa sedari awal dikelompokkan lewat kamar asrama, aku, kau, dan Zakuro di masukkan ke kelas yang sama." Jawab Akiko sambil memandang ke arah papan pengumuman.
"Apa nama kelas kita Akiko-Chii?." Tanya Zakuro.
"Kelas Margery. " Jawab Akiko singkat.
"Oh. Kita sekelas ya?." Sahut seseorang dibelakang Akiko.
"Kau..."
"Kau lupa padaku aku Mimori. Dari kelas Aile. Kalian bertiga dari kelas Terra bukan?." Ucap Mimori.
"Aku tidak akan lupa dengan anak perempuan yang pernah aku kalahkan saat pertandingan antar kelas pada saat tahun keempat." Balas Akiko mengejek Mimori.
"Kali ini aku akan membalas semua yang pernah kau lakukan padaku." Ucap Mimori meninggalkan mereka bertiga.
Setelah Mimori menjauh dari mereka Akiko, Hanada, dan Zakuro melihat kembali ke arah pengumuman sampai gadis berambut silver dengan twintail menghampiri mereka.
"Akiko-San!!" Ucap gadis berambut silver bernama Hamura.
"Hamura?." Ucap Akiko sedikit keheranan melihat Hamura berlari. Ke arahnya.
"Ada apa?." Tanya Akiko saat Hamura sampai ke tujuannya.
"Aku senang karena kita semua satu kelas." Ucap Hamura dengan wajah bahagia. membuat Hanada dan Zakuro ikut senang mendengarnya.
Namun tidak bagi Akiko karena dia merasa bukan hanya itu yang ingin Hamura Sampaikan.
"Apakah Hanya itu saja?." Tanya Akiko pada Hamura.
"Tidak hanya itu, Sakuraba-Niisan, Igarashi-San, serta Sasuke-san juga satu kelas dengan kita." Jawab Hamura masih dengan wajah bahagianya.
"APA???!!!". Akiko Berteriak. Kemudian dia melihat ke arah papan pengumuman.
"Mereka juga...." ucapnya masih tidak percaya.
...****************...
Di lain Section, tiga orang anak laki-laki menatap tidak percaya dengan apa yang tertulis di papan. Bukan karena nama mereka. Tetapi mereka sekelas dengan tiga orang perempuan yang ingin mereka hindari.
"Mereka sekelas dengan kita?." Tanya anak berambut pirang bernama Sasuke.
"Selama mereka tidak sekelompok dengan kita, bukan masalah kan?." Tanya Lelaki berambut ungu bernama Igarashi yang dibalas dengan tatapan tidak percaya Sasuke.
"Tetap saja aku tidak suka!!!." Balas Sasuke sedikit Berteriak. Membuat telinga orang-orang disekitarnya sakit. Dan tentu saja oknum yang bersalah mendapatkan jitakan dari Igarashi.
"Bodoh. itu sudah ketetapan dari kepala sekolah. Jangan protes." Balas Igarashi.
"Kalian berdua tenanglah." Lerai Lelaki berambut pink bernama Sakuraba.
"Seperti kata Igarashi, ini sudah merupakan ketetapan dari kepala sekolah. Apakah kita satu kelompok dengan mereka atau tidak. Kita hanya bisa mengikuti apa yang sudah ditetapkan." Terang Sakuraba.
"Mou. Sakuraba aku tetap saja tidak suka." Ucap Sasuke mengelus kepalanya yang dijitak Igarashi tadi.
"Kau terlalu manja." Ucap Igarashi yang lelah dengan kelakuan manja Sasuke.
Sementara Sakuraba hanya bisa tersenyum melihat mereka berdua. "Bagaimana kalau kita segera menyiapkan makanan. Ini sudah siang bukan?." Ucap Sakuraba mencairkan suasana.
"Baiklah. Aku duluan!!!" Balas Sasuke meninggalkan Igarashi dan Sakuraba.
"Kau selalu memanjakannya." Hardik Igarashi pada Sakuraba.
"Aku?. Atau kau?." Ucap Sakuraba penuh arti.
"Kau jangan coba memulai." Balas Igarashi kesal. Sakuraba kini tersenyum tulus.
Kemudian dia menarik Igarashi ke kamar asrama mereka bertiga.
...****************...
"Aku dengar kau mengajar kelompok di kelas Margery?." Tanya seorang wanita berambut merah maroon bernama Reva kepada Azuna.
"Itu benar" Balas Azuna.
"Tidak ada dari satu kelompok di kelas Margery yang bisa ditangani." Ucap Reva.
"Anggota Kelompok Beta dikenal sebagai individual. Mereka tidak suka apabila ada yang ikut campur urusan mereka. Lalu kelompok Gamma mereka dikenal sebagai kelompok yang masa bodoh akan orang selain partner mereka. Lalu kelompok yang akan kau didik kelompok Alpha, Sepertinya ada sesuatu terjadi diantara mereka. Padahal mereka dikenal sebagai sahabat. Tetapi sekarang mereka terlihat seperti orang asing." Lanjut Reva.
"Apakah ada masalah diantara mereka?." Tanya Azuna sedikit penasaran.
"Entahlah." Jawab Reva singkat.
Entah kenapa Azuna merasa tidak yakin kalau dia bisa membimbing siswa-siswi dalam kelompoknya.
'Aku rasa ini akan benar-benarsangat sulit.' Batin Azuna sedikit cemas.
...****************...
Setelah Azuna pulang ke apartemen miliknya, ia Kemudian memutuskan untuk mandi dan segera tidur. Namun Rupanya Ia tidak bisa tidur dikarenakan Khawatir dia belum mampu menangani muridnya nanti.
"Kalau mereka punya banyak masalah akan sulit bagi mereka untuk berkembang." Gumam Azuna.
"AHHH. AKU BENAR-BENAR BINGUNG!!.." Teriak Azuna frustrasi.
Azuna akhirnya memutuskan untuk memejamkan matanya.
Didalam mimpinya, Azuna melihat dirinya ditarik oleh anak perempuan kecil.
"Kakak. Ayo kita bermain!.." Ajak anak itu pada Azuna.
"Maple jangan menarik tangan kakak seperti itu." Pinta Azuna halus.
"Ayolah kak. Sekali saja." Ucap Gadis yang bernama Maple?. Apakah itu memang namanya?. Atau hanya panggilan sayang Azuna pada adiknya?. Azuna tidak tahu lagi. Gadis itu kemudian melepaskan tangannya dari Azuna.
"Kakak tidak pernah peduli padaku kan?. Kalau kakak peduli, kenapa aku dititpkan di Panti asuhan?." Nada Gadis itu kemudian berubah menjadi dingin tanpa ada nada bahagia sama sekali.
Dia juga sedari tadi hanya melihat ke arah rumput dibawahnya.
"Kakak tidak pernah berbuat seperti itu." Sanggah Azuna.
"Kakak pembohong. Aku BENCI KAKAK." Ucap gadis itu kemudian meninggalkan Azuna sendirian.
"Maple." "Maple."
"MAPLE!!!." Teriak Azuna Terbangun dari tidurnya.
Waktu menunjukkan pukul Lima pagi. Azuna memutuskan untuk segera bersiap-siap.
'Tunggu kakak, Maple!.' Batin Azuna.
...****************...
Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi saat Azuna sampai di ruang guru.
"Azuna-Chan." Panggil Thalia ketika ia melihat Azuna menghampiri dia dan Jake.
Azuna hanya tersenyum melihat mereka. Kemudian Azuna memutuskan untuk duduk disamping Thalia. Jake yang melihat raut wajah murung Azuna memutuskan untuk bertanya.
"Kau kenapa Azuna?." Tanya Jake.
"Aku tidak apa-apa. " Balas Azuna dengan memasang senyum diwajahnya.
"Ngomong-ngomong kelompok mana yang akan menjadi murid kalian?." Kata Azuna mengalihkan pembicaraan.
"Aku akan membimbing Kelompok Beta." Ucap Thalia.
"Aku berurusan dengan kelompok Gamma." Balas Jake.
"Ini mungkin adalah awal baru kita menjadi seorang pembimbing. Tapi aku yakin semua akan berjalan dengan lancar." Ucap Thalia percaya diri.
"Ekspektasi tidak pernah berbanding lurus dengan kenyataan, Thalia." Ucap Jake mengingatkan Thalia agar tidak terlalu berkhayal.
"Aku tidak peduli." Balas Thalia dengan nada kesal.
Keduanya terus berargumen sesuka hati mereka.
Walaupun mungkin memang tidak sesuai kenyataan, tidak ada salahnya untuk berharap bukan?. Seperti itulah yang Azuna bisa pikiran saat ini. Sepertinya dia butuh asupan energi positif Thalia.
TBC
Hari ini adalah hari pertama para siswa-siswi St. Emillion Magic Academy memasuki sekolah.
Baik yang Junior Level, Middle Level, maupun Senior Level. Perlu diketahui sama seperti sekolah pada umumnya St. Emillion Magic Academy memiliki pendidikan 12 Tahun. Dimana pada Junior Level, siswa-siswi akan dipisah berdasarkan Gender.
Ketika mereka lulus Junior Level, kepala sekolah beserta dewan guru segera mengelompokan siswa-siswi menjadi satu berdasarkan kemampuan mereka. Dan ketika mereka memasuki Middle Level, mereka diwajibkan untuk tinggal di asrama dengan dua orang murid yang nantinya akan menjadi kelompok mereka.
Baik siswa maupun siswi akan mengetahui siapa saja dari section lain yang satu kelas dengan mereka.
Tetapi baik kelompok laki-laki maupun kelompok perempuan tidak mengetahui kelompok mana yang akan disatukan dengan kelompok mereka.
St. Emillion Magic Academy menerapkan pendidikan sistem kerja lapangan dimana dua kelompok berbeda Section digabungkan dan di mentori alumni. Hal ini bertujuan agar kedua belah pihak mampu bekerja sama satu sama lain.
Biasanya, apabila satu kelas yang terdiri dari 18 anak (3 kelompok) memperoleh progres yang meningkat secara signifikan maka mereka mampu dapat diluluskan lebih cepat dari standar.
...****************...
"Namaku adalah Kanade, aku adalah wali kelas Margery. Di sini aku akan menjelaskan kepada kalian sistematika Middle Level. Kalian bertiga akan membimbing satu kelompok yang telah kalian pilih kemarin. Kalian jugalah yang mengobservasi kemampuan mereka dalam mendapatkan Holy's untuk peningkatan kemampuan mereka." Terang Kanade yang merupakan wali kelas kelas Margery.
"Baik." Ucap ketiga orang tersebut.
Kemudian Kanade membawa ketiga orang tersebut menuju ruang kelas Margery.
Baru saja mereka membuka pintu kelas, mereka dikejutkan oleh suara bangku yang terpelanting ke depan.
"BRAKK!!!".
...****************...
Sejam sebelumnya, para murid-murid kelas Margery memasuki ruang kelas mereka tak terkecuali Akiko, Hanada dan Zakuro. Mereka sedang memilih-milih bangku tempat dimana mereka akan duduk.
"Akiko-Chii. Bagaimana kalau kita duduk di belakang?." Kata Zakuro menyarankan.
"Boleh. Aku bisa beristirahat Dengan tenang di belakang." Balas Akiko menyetujui saran Zakuro.
"Kita hanya akan berada dikelas untuk waktu yang tidak lama. Adakalanya kita akan dipanggil untuk praktek lapangan di luar sekolah." Ucap Hanada.
"Tidak apa-apa. Biar bagaimanapun tempat duduk yang nyaman juga harus dipikirkan." Balas Akiko.
'Apalagi aku masih syok trio idiot itu satu kelas dengan kami.' Lanjutnya dalam hati.
Mereka kemudian memilih bangku pojok belakang.
"Aku di sini." Tunjuk Zakuro sambil memegang bangku yang dia pilih.
"Kalau aku disini." Ucap Hanada memegang bangku miliknya.
"Kalau aku...."
Tepat pada saat Akiko memegang bangkunya, tangan seseorang juga ikut memegang bangku itu. Membuat keduanya saling bertatapan.
"Aku tidak menyangka bisa sekelas denganmu." Kata Sasuke sambil memegang salah satu sisi bangku.
"Harusnya aku yang mengucapkan itu. Dengan perbedaan kemampuan kita harusnya kau tidak sekelas denganku." Balas Akiko sambil memegang salah satu sisi bangku yang tidak dipegang Sasuke.
Keduanya masih bertatapan sambil memegang sisi bangku.
"Sudahlah. Sasuke, ayo kita cari bangku yang lain." Lerai Igarashi yang tidak dihiraukan oleh Sasuke.
"Aku tidak mau."
"Akiko-Chii. Bagaimana kalau kau duduk di sebelah situ saja." Kata Zakuro sambil menunjuk bangku disebelahnya.
"Aku ingin duduk disini." Ucap Akiko masih memegang bangku tersebut.
"Kalian berdua berhentilah bersikap egois." Kata Hanada berusaha menghentikan hal-hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi.
Tanpa keenam anak itu sadari Mereka sudah menjadi perhatian seluruh kelas.
Sementara kedua oknum masih berkutat dengan masalah mereka sendiri.
"Kau perempuan menyebalkan enyahlah dari hadapanku." Ejek Sasuke
"Kau yang pergi sialan." Balas Akiko "Ini adalah milikku. " Lanjutnya.
"Kau pergi. Dan relakan bangku ini untukku." Balas Sasuke.
"Tidak akan pernah." Balas Akiko. "Dasar bocah setengah setan."
"Dasar gadis Grim."
Entah apa yang merasuki dirinya, Akiko melempar bangku tersebut ke depan. Mengejutkan seluruh kelas kecuali Sasuke.
"Aku sepertinya harus memberimu pelajaran terlebih dahulu." Ucap Akiko dengan perasaan marah mengeluarkan Gada miliknya.
"Masa Bodoh." Sasuke sendiri sudah bersiap dengan darts serta jarum di sela-sela jarinya.
"Kalian berdua jangan bertindak bodoh." Sakuraba yang daritadi diam kini ikut panik melihat Keduanya sahabatnya sudah dalam keadaan memegang senjata mereka masing-masing.
Sebelum Akiko dan Sasuke saling menyerang. Sang guru mulai membuka ruang kelas dan menghentikan mereka berdua.
"Akiko-San, Sasuke-san. Letakkan senjata kalian atau keluar dari kelasku Sekarang." Lerai Kanade yang kemudian menghentikan perkelahian mereka berdua.
Keduanya kemudian memilih melakukan gencatan senjata dan Akiko segera mengambil kembali bangku yang ia lempar tadi.
Kemudian ketiga pembimbing yang tadi diluar segera masuk setelah mereka dipersilahkan.
...****************...
Setelah pembagian kelompok belajar, kini ketiga kelompok dimintai untuk membuat setengah lingkaran. Begitu juga dengan Kelompok Alpha dimana mereka Akiko dan Sasuke memilih paling ujung di kedua sisi agar mereka tidak saling membunuh satu sama lain.
"Baiklah. Perkenalkan Namaku adalah Azuna. Aku ditugaskan untuk menjadi pembimbing kalian. Sekarang aku ingin mengetahui masing-masing mengenai diri kalian." Salam Azuna memperkenalkan diri kemudian meminta anak didiknya untuk memperkenalkan diri mereka.
"Bagaimana kalau kami meminjamkan kartu pengenal kami saja?." Saran Sakuraba.
"Komunikasi adalah hal yang penting. Aku mau kalian memperkenalkan diri kalian dengan mulut bukan kartu." Tolak Azuna halus.
"Tidak masalah untuk kami tapi aku sudah lelah dengan sikap mereka berdua. Mereka akan saling memancing emosi satu sama lain. Jadi kumohon jadikan ini sebagai jalan tengah." Igarashi memberikan alasan yang bisa diterima dari saran Sakuraba.
"Maaf. Tetap tidak bisa." Azuna kembali menolak. Seolah-olah keputusannya ini adalah final.
"Dimulai dari kau nona!." Lanjutnya memerintah Akiko.
"Akiko 14 Tahun. Alumni Kelas Terra pada Saat Junior Academy." Kata Akiko memperkenalkan diri.
"Kau selanjutnya. "
"Sasuke. 13 Tahun. Alumni kelas Orion."
"Igarashi. 14 Tahun. Dari kelas Orion."
"Sakuraba. 14 Tahun. Aku adalah Alumni kelas Orion."
"Namaku Hanada umurku 13 Tahun Aku adalah Alumni Kelas Terra. Salam Kenal."
" Namaku Zakuro 12 Tahun aku Alumni Kelas Terra." Jawab Sasuke yang kemudian dilanjutkan dengan Igarashi, Sakuraba, Hanada, dan Zakuro.
"Untuk saat ini aku hanya ingin melakukan perkenalkan dengan kalian. Nanti Siang Temui aku di Base 066 dengan St. Emillion Magic Academy Pride Uniform." Terang Azuna Kemudian meninggalkan mereka semua. Begitu juga dengan kedua mentor yang lain.
"Baiklah semua kembali menghadap ke sini." Perintah Kanade agar mereka menghadap ke arahnya.
"Hari ini merupakan hari pertama kalian sebagai seorang penyihir. Walaupun masih dalam tahap amatir, kalian bukan lagi pada Level Junior dimana kalian hanya menggunakan sihir kalian untuk sekedar kesenangan pribadi. Dalam Level Middle, Kalian menghabiskan 3 hari di sekolah dan 3 berlatih dilapangan dengan mentor kalian. Ketika kalian mendapat giliran Untuk melakukan Praktek lapangan dimana membutuhkan waktu lebih dari 3 hari, maka kalian harus meminta surat keterangan Izin dari Staff sekolah. Dan jangan lupa menyerahkan surat keterangan Resmi dari Staff kota agar sebagai bukti." Jelas Kanade.
"PAHAM?" Lanjut Kanade.
"PAHAM!." Balas Kedelapan belas muridnya.
"Akiko-San dan Sasuke-San setelah ini menghadap ke ruang guru." Perintah Kanade memperingatkan kedua pelaku pembuat onar
"Baik." Jawab keduanya malas. Mereka saling menatap satu sama lain kemudian berbalik memunguni.
"cih." Ucap mereka sambil mengalihkan pandangan.
Keempat sahabat mereka hanya bisa pasrah.
...****************...
Tepat pada saat istirahat Akiko dan Sasuke diminta untuk ke ruang guru ditemani Sakuraba dan Zakuro agar mereka tidak saling serang.
Hal ini dimanfaatkan Igarashi untuk berganti seragam kelasnya dengan St. Emillion Magic Academy Pride Uniform. Tidak seperti seragam kelasnya, St. Emillion Magic Academy Pride Uniform memiliki emblem dengan ukiran sayap yang terpasang rapi dengan pita ungu di seragam bagian dada sebelah kiri. Kemudian terdapat cape berwarna merah di bagian luar dan dalam yang panjangnya hingga ke pahanya. yang kedua sisinya tersambung oleh tali berwarna emas. St.EMAPU untuk tahun generasinya kali ini berwarna merah hitam dan sedikit abu-abu. Sasuke memutuskan untuk menunggu keduanya di bangku taman sekolah dekat ruang guru.
"Berhentilah bersembunyi. Keluarlah." Perintah Igarashi pada seseorang.
Kemudian dari balik pohon muncullah Hanada dengan St.EMAPU miliknya. Berbeda dengan anak laki-laki, panjang Cape miliknya hanya mencapai punggungnya saja namun untuk warnanya semuanya sama dan Hanada memiliki pita berwarna merah. Hanada kemudian mendekati Igarashi.
"Seragam itu sangat cocok dengan Igarashi-kun." Puji Hanada dengan senyuman diwajahnya. Namun Igarashi tidak membalas pujian Hanada dia tetap diam menatap lurus ke depan.
"Igarashi-kun." Panggil Hanada dengan nada lembut.
"Hn." Balasnya Cuek.
"Bisakah kita berenam kembali seperti dulu lagi?. Dimana kita bisa berteman tanpa memandang latar belakang masing-masing?. Dulu kita selalu bermain bersama dimana Zakuro-Chan dan Sasuke-Kun melakukan hal bodoh dan lucu kemudian kau dan Akiko-Chan akan menegur mereka berdua sementara itu aku dan juga Sakuraba-kun hanya bisa pasrah." Ucap Hanada sambil mengingat masa lalu.
"Masa lalu hanyalah masa lalu." Ucap Igarashi setelah lama terdiam.
"Eh?."
"Kau, Akiko, Juga Zakuro. Kalian sama saja." Lanjut Igarashi sedikit meninggikan suaranya. "I-Igarashi-kun."
"APA?." Bentak Igarashi pada Hanada.
Hanada yang ingin mengatakan sesuatu pada Igarashi kembali terdiam.
"Jika kami bersalah pada kalian. Kami minta maaf. Aku ingin kita semua kembali berbaikan." Hanada menjawab dengan nada yang sangat pelan. "Selain itu aku juga...."
"Sedang apa kau disini?." Suara Sasuke mengintrupsi pembicaraan Igarashi dan Hanada.
"Sudah selesai?." Tanya Igarashi bangkit dari tempat duduknya yang kemudian dibalas dengan anggukan Sasuke dan Sakuraba.
"Ayo pergi." Ucap Igarashi meninggalkan Hanada. Kemudian diikuti Sasuke dan Sakuraba.
"Hanada. Akiko dan Zakuro memintamu untuk menemui mereka di kamar asrama kalian. Dan jangan lama-lama. Karena 30 menit lagi kita harus berkumpul di base 066" Kata Sakuraba yang lalu meninggalkan Hanada mengikuti kedua temannya.
Hanada kemudian kembali ke Asrama wanita dengan air mata yang membasahi pipinya.
...****************...
"Hanada kau darimana?." Tanya Akiko sambil membenarkan cara pemakaian cape serta emblem milik Zakuro.
"Aku hanya berjalan-jalan sebentar. " Kata Hanada sambil duduk di tempat tidur miliknya.
"Kau tidak pergi menemui Igarashi kan?." Tanya Akiko memastikan.
"Ti-Tidak." Sanggah Hanada.
Akiko tahu kalau Hanada sedang berbohong padanya. Dari nada bicara Hanada seperti terisak, Akiko tahu kalau Igarashi pasti berbicara sesuatu yang membuat Hanada menangis. Tetapi Akiko lebih memilih untuk diam.
"Sudah selesai." Ucap Akiko setelah membenarkan St.EMAPU milik Zakuro. Kemudian Mereka bertiga segera menuju kearah pintu dan membukanya.
"Ayo." Ajak Akiko pada kedua temannya.
Hanada dan Zakuro mengangguk dan segera menyusul Akiko.
...****************...
"Hei Igarashi." Panggil Sakuraba kemudian duduk di samping Igarashi.
Saat ini mereka sedang menunggu Sasuke yang sedang berganti seragam.
"Apa yang terjadi antara kau dan Hanada?." Tanya Sakuraba penasaran.
"Bukan urusanmu." Jawab Igarashi Ketus.
Sakuraba hanya bisa menghela nafas. Kalau begini terus persahabatan mereka berenam tidak akan bisa terselamatkan.
"Adakalanya kau harus mendengarkan apa yang dikatakan oleh Hanada. Kau dulu selalu ramah padanya. Kenapa sekarang kau berubah menjadi seperti ini?." Ucap Sakuraba yang prihatin pada Igarashi dan Hanada.
"Kubilang Diam." Sahut Igarashi yang semakin menundukkan wajahnya.
"Jangan bahas masalah ini." Pinta Igarashi.
"Krek."
Dari arah kamar mandi muncul Sasuke yang sudah siap dengan St.EMAPU miliknya. Igarashi pergi kearah Sasuke dan membenarkan pita Orange Sasuke yang tidak rapi.
"Kau ini sudah besar. Perhatikan cara pakaianmu ini dan berhentilah bersikap manja." Kata Igarashi yang dibalas cengiran diwajah Sasuke.
"maaf". Kata sasuke merasa tidak bersalah.
Sakuraba yang melihat dari kejauhan hanya tersenyum.
"Ayo kita Pergi." Ucap Igarashi setelah membenarkan pita Sasuke lalu beranjak pergi meninggalkan kamar mereka diikuti oleh Sasuke dan Sakuraba.
Tanpa mereka sadari setetes Air mata membasahi pipi Igarashi.
TBC
Setelah kelompok Alpha memasuki Base 066. Mereka disambut dengan sang mentor.
"Selamat datang. Kali ini aku akan memberikan pembelajaran pertama pada kalian.
" Ucap Azuna. Tidak lama kemudian, sebuah Maze muncul dihadapan Kelompok Alpha.
"Peraturan dari pelajaran ini adalah temukan jalan keluar dari Maze ini. Untuk bisa melawanku di center dari maze ini." Kata Azuna dengan suara yang lantang dan tegas.
"Kalau hanya itu aku juga bisa." Ucap Sasuke kemudian dia berusaha maju ke pintu Masuk Maze.
Namun sebelum Sasuke memasuki Maze tersebut Azuna menyerang Sasuke kemudian memborgol tangan Sasuke dengan Akiko. Tangan Hanada dan Igarashi serta tangan Sakuraba dan Zakuro.
"Peraturan lainnya adalah. Kalian harus bertahan dalam posisi seperti itu sampai kalian bisa mengalahkan aku di posisi pusat. Dan dalam posisi tersebut kalian juga harus melindungi Emblem serta cape kalian atau kawan kalian dari terjatuh. Kalau salah satu dari cape atau Emblem tersebut jatuh, Maka kalian semua harus mengulang dari pintu masuk. Tentu saja maze juga akan berubah ketika kalian masuk." Ucap Azuna Kemudian panggung yang dianaikinya mulai turun.
Menandakan bahwa battle sudah dimulai.
Ketiga pasangan segera memasuki pintu yang berbeda-beda.
...****************...
Kelompok Hanada & Igarashi.
Terlihat dari wajah kedua remaja ini mereka merasa canggung akibat pembicaraan mereka saat istirahat tadi.
Sejujurnya Igarashi tidak tega membentak Hanada seperti tadi. Tetapi sepertinya emosinya sudah benar-benar menguasai dirinya.
Sementara Hanada tidak berani membuka percakapan karena khawatir Igarashi masih marah padanya.
"Hei." Panggil Igarashi dengan nada terkesan agak ketus membuat Hanada menoleh kearahnya.
"Persiapkan dirimu. Lawan bisa menyerang kapan saja. Dan jangan berlama-lama terlarut dalam pikiranmu sendiri." Lanjut Igarashi tanpa memperhatikan Hanada.
Wajah Hanada sedikit memerah. Walaupun harus seperti ini, Ia senang bahwa Igarashi masih memperhatikan dirinya.
Tidak lama kemudian Igarashi menghentikan langkahnya. Membuat Hanada ikut berhenti.
"Ada apa, Igarashi-Kun?." Tanya Hanada.
"Ada yang mendekati kita. Bersiaplah." Sebelum Hanada bisa membalas Ucapan Igarashi dari depan muncullah makhluk seperti Hecatoncheires.
Tak lama kemudian Hecatoncheires menyerang Igarashi dan Hanada.
"Nogard ed cegla." Igarashi menggunakan Sihirnya dan keluarlah naga Es yang melilit Tubuh Hecatoncheires.
Namun sayangnya tidak butuh waktu lama untuk Hecatoncheires bisa bebas dari serangan Igarashi.
Hanada kemudian mengeluarkan Magic staffnya untuk membantu Igarashi. "leliuferevchê." Tanaman menjalar kemudian muncul dan berusaha mengikat semua tangan Hecatoncheires dan mencekik semua kepala-kepala Hecatoncheires.
Namun Sepertinya Tenaga Hecatoncheires cukup besar untuk bisa dikendalikan oleh Hanada dan Igarashi.
Hecatoncheires kemudian memukul tanah membuat Hanada dan Igarashi kehilangan keseimbangan.
"UWWWWAAAAAHHH." Teriak keduanya.
"losenruot." Teriak Hanada sambil memunculkan Bunga Matahari di bawahnya. Baik Igarashi maupun Hanada Meringis Kesakitan mengetahui kalau biji bunga Matahari Keras dan tidak lembut sama sekali.
"Lain kali carilah bunga berkelopak besar yang tidak keras." Ucap Igarashi Sambil membantu Hanada berdiri.
Hecatoncheires kemudian menyerang kearah mereka berdua dengan menggunakan pukulan yang untungnya berhasil dihindari oleh Hanada dan Igarashi.
"rum ed Cegla." Igarashi menciptakan dinding Es diantara dia dan Hanada yang membentang melindungi mereka dari Hecatoncheires.
Igarashi mengalirkan semua Holy Energynya untuk memperkuat dinding Es miliknya yang dipukul membabi buta oleh Hecatoncheires.
Melihat Igarashi dalam kondisi Seperti ini Hanada menjadi tidak tega. Ia teringat satu kejadian pada saat mereka masih kecil.
...****************...
Flashback
Pada Hari Minggu yang cerah, Hanada bermain ke sebuah taman sendiri tanpa kedua orangtuanya.
Orangtua Hanada selalu percaya bahwa Hanada akan baik-baik saja.
Di tempat ini Hanada menghabiskan waktunya untuk bermain di air mancur di taman. Hanada kemudian Melihat banyak sekali bunga teratai.
Namun pada saat ia akan menghampiri bunga tersebut, Hanada mendengar seseorang memanggil dirinya.
"Hei. Kau gadis mata ungu jelek." Hanada menoleh dan melihat sekelompok anak yang sedang mendekati dirinya.
"Bukankah kau ini anak dari ras Emolia?." Salah seorang anak sepertinya mengetahui sesuatu tentang dirinya.
"Emolia?. Ah itu ras yang punya indra aneh bukan?. Mata mereka adalah mata nokturnal dan telinga mereka bisa mendengar suara yang kecil sekalipun. Apalagi lihatlah hidung mereka bisa mencium seperti seekor anjing. Aneh sekali ya."
"HAHAHAHA!!!!."
Setelah mereka puas menghina dirinya sekarang mereka menertawakan dirinya. Hanada tidak suka ini. Dia lebih baik menjauh dari mereka.
Tetapi ternyata mereka menghentikan Hanada dengan menarik rambutnya. Membuat Hanada kesakitan.
"Mau kemana kau?." Ucap anak berbadan gemuk yang tadi menarik dirinya.
"To-tolong lepaskan aku. Aku mohon." Pinta Hanada kesakitan.
Bukannya melepaskan Hanada mereka malah membuat Hanada jatuh ke tanah. Dan mereka kemudian menedang tubuh dan kepala Hanada sampai seseorang datang dan menyerang sekelompok anak itu dengan hawa dingin.
"Dimana harga diri kalian sebagai laki-laki. Apa kalian tidak malu memukuli anak perempuan." Anak itu berambut ungu dan bermata sapphire.
"Ayo bertanding denganku." Tantang anak itu.
Tidak butuh waktu lama, anak-anak itu tumbang dan lari tunggang-langgang.
Anak laki-laki tersebut menghampiri Hanada dan membantunya berdiri.
"Kau tak apa?." Tanya Anak itu pada Hanada. Hanada hanya mengangguk sebagai ucapan terima kasih.
"Kenapa kamu menolong aku?." Tanya Hanada.
"Ras Emolia masih keluarga dengan Ras Overhyme. Pemilik kemampuan indra diatas normal." Jawab anak itu santai. Kemudian dia beranjak meninggalkan Hanada Sendiri.
"Tunggu!!"
"Namaku Hanada. Namamu siapa?." Setelah menghentikan anak laki-laki itu, Hanada memperkenalkan dirinya dam bertanya siapa namanya.
"Igarashi." Ucap Igarashi kemudian meninggalkan Hanada Sendiri.
"Terima kasih, Igarashi-kun." Gumam Hanada pelan.
End Flashback.
...****************...
Kenangan itu membuat Hanada tidak bisa berdiam diri. Ia tidak ingin terus-terusan bersembunyi di balik punggung Igarashi. Ia harus berbuat sesuatu.
"Noisrot ed al neicar." Lilitan akar yang di keluarkan oleh Hanada mampu menghentikan pukulan Hecatoncheires untuk sementara waktu.
"Igarashi-kun." Panggil Hanada pada Igarashi yang masih berfokus dengan dinding Es miliknya.
"Kumohon gunakan Eiulp ed seroêtêm ed cegla. Untuk menghakhiri ini semua. rum ed Cegla saja tidak akan bisa menghentikan serangan Hecatoncheires. Dia akan menghancurkan dinding Esnya." Saran Hanada agar mereka bisa mengalahkan kekuatan Hecatoncheires.
Dan benar saja, Hecatoncheires berhasil terlepas dari lilitan Noisrot ed al neicar milik Hanada dan kini dia membuat retakan di dinding Es yang dibuat oleh Igarashi. Hecatoncheires melancarkan satu pukulan yang kemudian menghancurkan dinding Es. Igarashi.
"Kau tahu aku tidak bisa menggunakan panahku dengan keadaan seperti ini." Balas Igarashi Sambil menghindari amukan Hecatoncheires.
"Kalau begitu, izinkan aku menjadi tanganmu, Igarashi-kun." Ucapan Hanada membuat Igarashi Tercengang.
"Sejak dulu aku selalu merepotkanmu. Setiap kali aku ada masalah kau selalu datang dan menyelamatkan aku." Lanjut Hanada dengan wajah menundukkan setelah mereka berhenti di jarak aman.
"Aku mohon. Biarkan aku membantumu." Hanada mengajukan dirinya agar dia dan Igarashi bisa terbebas dari masalah ini.
Igarashi yang melihat kesungguhan Hanada tersenyum.
"Baiklah. Ayo mulai." Ucap Igarashi dengan penuh kesungguhan.
Mereka berdua kemudian berlari ke arah Hecatoncheires dengan sekuat tenaga.
"Neclo ed Cegla." Igarashi membuat klon dirinya dan Hanada dari Es untuk Hecatoncheires serang.
Sesuai dugaan, Hecatoncheires menyerang klon Es milik Igarashi. Namun disaat yang sama...
"Senicar sesuenipé." Akar berduri tiba-tiba muncul dari klon Es Igarashi dan melilit Hecatoncheires sehingga Hecatoncheires tidak bisa berkutik lagi.
"Neiarg ed aiselffar." Hanada menyerang hidung Hecatoncheires untuk memperlambat pergerakan Hecatoncheires.
"Sekarang Igarashi-kun." Igarashi kemudian mengeluarkan busur panasnya lalu meminta Hanada mengarahkan ke atas. Dengan kemampuan Sihirnya, Igarashi menciptakan anak panah Es miliknya.
"Eiulp ed seroêtêm ed cegla." Setelah Igarashi melepas anak panahnya, sebuah portal dimana Anak panah Igarashi menghilang kini muncul tepat di atas Hecatoncheires ribuan anak panah menyerang Hecatoncheires secara membabi buta.
Anak panah Es yang telah menyentuh tubuh Hecatoncheires mulai membekukan tubuh Hecatoncheires secara perlahan hingga Hecatoncheires mati membeku.
...****************...
Igarashi dan Hanada kini kembali melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda akibat serangan Hecatoncheires tadi.
"Maaf." Igarashi kini membuka percakapan. Hanada kembali menoleh kearahnya.
"Untuk apa?." Tanya Hanada penasaran.
"Sudah membentakmu dan membuatmu menangis. " Ucap Igarashi menghentikan langkahnya.
"Aku ingat seorang laki-laki tidak boleh membuat perempuan menangis atau aku akan menyesal selamanya. Jadi aku minta maaf soal kejadian tadi siang." Lanjut Igarashi.
Dengan kedua tangannya, Hanada kini menyentuh tangan Igarashi yang tidak terborgol.
"Aku sudah memaafkan apa yang Igarashi-kun katakan padaku. Aku juga minta maaf karena mengucapkan hal itu begitu tiba-tiba." Ucap Hanada tersenyum.
"Kau terlalu pemurah, Hanada. Tapi aku menyukai sifatmu itu." Balas Igarashi dengan senyum diwajahnya.
Kemudian mereka memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan mereka mencari jalan keluar.
...****************...
Di tengah area. Azuna merasakan bahwa salah satu kelompok sudah menyelesaikan tantangan mereka. Dan sepertinya Mereka sudah berbaikan.
"Tinggal dua kelompok lagi."
TBC.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!