“Mah, ibel m-mau ngomong penting sama mama..” Ucap ibel pada mama rina saat ibel sedang libur semester saat itu.
“Iya bel, ngomong aja..” Sahut mama rina yang sibuk dengan ponselnya.
“Mah, I-ibel hamil..” Lirihnya dengan nada yang terbata bata seraya menundukkan pandangannya saat itu.
“APA?!” Singkat mama rina yang matanya terbelalak dan ponselnya dengan tidak sengaja terjatuh karena kaget atas ucapan anaknya tersebut.
“Kamu gak lagi bercanda kan ibel?!!!” Imbuhnya kembali dengan raut wajah paniknya.
“I-ibel serius mah, ibel minta maaf. Ibel salahhh. Sssshhhh\~ sshhhh\~” Ucap ibel yang mulai berderai air mata saat itu.
“IBEL!!! Mau ditaro dimana muka mama ini! Kamu hamil sama siapa?! Pria mana yang sudah kurang ajar sama kamu! Mama mati matian kuliah in kamu biar jadi orang sukses tapi kamu malah kecewain mama seperti ini..” Omel mama rina dengan nada kecewanya.
“Ibel hamil anak Thomas mah, maafkan Ibel mah. Ibel sudah buat mama kecewa karena ini..” Sahut ibel dengan terus menundukkan pandangannya.
“Kamu itu Goblok atau gimana! Kamu bahkan belum selesai berkuliah! Kenapa kamu membuat dirimu sendiri menjadi sangat rendah ibel! Apa mama pernah mengajarimu untuk berbuat seperti itu?! Mama kecewa sekali ibel! Mama kecewa….” Teriak mama rina dengan menitihkan air matanya lalu pergi meninggalkan ibel yang masih merenungi kesalahannya disofa ruang tamunya.
“Ssshhh\~ Sshhhh\~ maafkan ibel mah, ibel mengaku salah.. sekarang harus bagaimana, mama sudah kecewa denganku. Apa aku bunuh diri saja” Lirih ibel yang sudah putus asa saat itu.
Gadis itupun berlarian kekamarnya yang berada dilantai 2, ia menutup pintunya dengan sekuat tenaganya. Lalu iapun duduk dipojokan kamarnya dengan wajah frustasinya saat itu.
Ia terus memukuli dirinya atas kesalahan yang telah ia buat. Ia membanting semua barang yang ada didekatnya.
Brakkkk!!!!
“GUE CEWE MURAHANNN!!!!” Teriaknya seraya menjambak rambutnya sendiri.
Ponselnya yang berada diatas nakas saat itu terus berbunyi berkali kali. Namun tak dihiraukan oleh ibel saat itu.
“Berisik!!!! Gue ga mau diganggu sama siapapun!! Sekarang gue ngerasa jadi manusia yang paling menjijikkan dibumi ini!!!” Teriaknya kembali dengan terus menangis terisak isak seraya memukuli perutnya sendiri.
Sementara mama rina sendiri didalam kamarnya sedang menangis dengan hati dan fikiran yang tak karuan. Ia terbaring diatas kasurnya dengan hati yang begitu kecewa.
“Bel, mama kecewa sama kamu bel. Mama rela kerja pagi sampe malam untuk kamu bisa menjadi orang sukses di kemudian hari. Untuk bisa menunjukkan ke ayahmu yang badjingan itu bahwa kamu bisa jadi orang yang sukses tanpa adanya ayah sepertinya. Tapi semua itu sudah tidak ada harapan lagi, kamu malah membuat mama malu sekarang. Mama seperti ibu yang gak becus mendidik anak perempuan satu satunya..” Batin mama rina saat itu.
Ayah ibel sendiri sudah menikah lagi dengan wanita lain sejak ibel masih kecil. Ayahnya berselingkuh dengan wanita yang menjadi partner bisnisnya saat itu. Membuat mama rinapun mempunyai dendam tersendiri hingga saat ini.
Misinya sendiri aadalah membuat anak semata wayangnya itu sukses tanpa adanya pria yang sudah membuat goresan luka dihatinya.
Namun, hari ini adalah hari kehancurannya. Mendengar pernyataan ibel yang seperti petir disiang hari itu, membuat mama rinapun tak bisa berfikir apapun kecuali rasa kecewa dihatinya saat itu.
“Aku harus menghubungi pria sialan yang sudah menghamili anakku itu!!” Decak mama rina yang langsung bangkit dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Thomas.
Mama rina memang sudah mempunyai kontak thomas diponselnya, karena saat ibel sakit dikosannya. Thomaslah yang selalu menghubunginya saat itu.
TUTTTTT\~\~
“Halo, tante ada apa ya?!” Ucap thomas diseberang sana.
“Thomas gak usah lagi kamu berbasa basi, sekarang juga tante ingin berbicara dengan orang tuamu. Bisakah kamu memberikan ponselmu kepada orang tuamu sekarang!” Ucap mama rina dengan tegas dalam sambungan telfonnya itu.
“E- orang tua thomas lagi keluar tante, ada apa ya tan? Tante bisa bicarakan sama thomas terlebih dulu..” Sahut thomas dengan nada paniknya.
“Kamu gak usah berbohong sama tante, thomas! Tante tau orang tua kamu ada dirumah saat ini, jadi daripada amarah tante membludak dan membawa polisi kerumahmu lebih baik sekarang kamu berikan ponselmu ini kepada mereka!” Ancam mama rina yang sudah tersulut emosinya.
“E-iya tante tunggu sebentar..” Lirih thomas yang terdengar ketakutan.
“Halo, saya ayahnya thomas. Dengan siapa ya saya bicara? Kata thomas anda mencari saya?!” Sapa ayah thomas dengan nada lugasnya diseberang sana.
“Halo pak, perkenalkan saya mamanya ibel pacar anak bapak. Dengan rasa kecewa saya harus menyampaikan kabar buruk ini kepada kalian selaku orangtua dari thomas sendiri. Anak bapak itu sudah menghamili anak saya ibel. Jadi tolong saya sebagai pihak dari keluarga ibel, ingin meminta tanggung jawab atas kelakuan anak bapak kepada anak saya.” Tegas mama rina dengan pandangan kosongnya.
“HAH? A-apa ini benarrr??” Sergah ayah thomas dengan mata yang terbelalak.
“Kalo bapak tidak percaya, coba tanyakan saja kepada anak bapak sendiri. Saya hanya menyampaikan apa yang telah anak saya adukan kepada saya.. dengan segenap rasa hormat saya kepada bapak dan keluarga, saya mohon tindakannya secepatnya. Agar mau tanggung jawab atas kehamilan anak saya ibel. Terimakasih sebelumnya.” Tegas mama rina kembali yang saat itu langsung menutup sambungan telfonnya secara sepihak.
PIP\~
Mama rinapun menghela nafasnya dengan kasar, ia melempar kembali ponselnya kesembarang arah dikasurnya.
Mama rina adalah sosok ibu sekaligus ayah yang tegas untuk ibel, ia bukan sosok perempuan yang mudah ditindas orang. Ia bahkan sangat berani kepada siapapun orangnya yang sudah menyenggol kehidupannya.
Banyak orang yang bilang bahwa mama rina adalah mama yang garang, bahkan banyak teman ibel pun yang terkadang takut untuk bermain kerumah ibel karena melihat raut wajah mama rina yang seperti singa ingin menerkam mangsanya.
Meski begitu, tujuannya adalah untuk kebaikan ibel sendiri. Ia ingin memberi contoh bagaimana menjadi wanita yang kuat dan tidak mudah disepelekan orang lain meski harus hidup sendirian.
“Awas yaa sampe mau lari dari tanggung jawab, gak akan segan segan aku membawa kasus ini keranah hukum dan bahkan mempermalukan keluargamu yang sombong itu!” Gerutunya saat itu dengan pandangan menyeringai serta tangan yang ia kepalkan.
*Disisi lain|
Dirumah kediaman thomas sendiri, sedang ada pertikaian yang hebat disana.
Ayahnya benar benar murka saat mengetahui thomas yang telah menghamili anak orang, Mama Dina yang mengetahui penyakit suaminya adalah jantung mencoba menenangkan hati suaminya itu agar penyakitnya tak kambuh saat itu.
“Yah, udah yah..” sergah mama Dina pada ayah Jacky saat itu.
“Anak badjingan! Memalukan keluarga!!! Gak pernah membanggakan orang tuanya sedikitpun! Yang ada bikin masalah terus!” Omel ayah Jacky dengan tangan yang menuding anaknya tersebut.
“Itu karena ayah gak bisa didik aku dengan benar! Kenapa? Ayah gak terima punya anak badjingan sepertiku? Kalo gitu usir saja aku yah!” Sahut thomas dengan lantangnya.
“Anak kurang ajar!!!!!” Gertak ayah Jacky yang tangannya hampir saja mengenai wajah thomas namun sudah lebih dulu dicekal oleh mama Dina saat itu.
“Yah, udah yah.. ayo kita kekamar saja yah. Redamin emosi ayah, kita fikirkan kedepannya untuk mereka berdua..” Sergah mama dina seraya mendorong tubuh ayah Jacky agar mau meninggalkan thomas saat itu.
“Thomas kamu diam! Jangan lagi menyahut saat ayahmu sudah tersulut emosi.. lebih baik kamu renungkan kesalahanmu itu!” Tegas mama Dina kepada thomas saat itu.
Thomas pun langsung berlarian menuju kamarnya dengan raut wajah yang sama sekali tidak merasa bahwa dirinya bersalah.
“Yah gimana ini? Kita harus berbuat apa? Kali ini thomas benar benar mengecewakan kita yah.” Keluh mama Dina pada ayah Jacky.
“Mama kira ayah gak pusing mikirin ini, thomas itu selalu saja membuat masalah daridulu. Gak pernah sedikitpun membuat kita bangga justru yang ada membuat kita cepat tua karena sering tersulut emosi seperti ini!!” Ujar ayah Jacky kepada istrinya.
“Tenanglah dulu yah, kita harus berfikir jernih supaya bisa cari solusinya..” Lirih mama dina seraya mengelus pundak suaminya tersebut.
“Thomas! Kali ini masalahmu benar benar sudah keterlaluan.. kamu membuat ayah malu, bagaimana jika teman teman kantor ayah tau bahwa anak ayah sudah menghamili orang?! Bisa hancur karir ayah sebagai pengacara kondang ini mah..” Ungkap ayah Jacky dengan raut wajah frustasinya.
“Tapi kita akan bertanggung jawab kan yah soal ini?” Tanya mama Dina dengan menggigit bibir bawahnya.
“Tanggung jawab sudah pasti, ayah gak mau jika pihak perempuan yang sudah dirampas kehormatannya oleh thomas ini malah melaporkan keluarga kita karena tidak bertanggung jawab atas perbuatan bejad anak kita! Yang ada nanti ayah malah tambah hancur reputasinya mah..” Sahut ayah Jacky.
“Baiklah kalo begitu, mama juga setuju yah. Mama ada ide, gimana kalo kita nikahkan mereka dengan cara diam diam yah?! Dengan seperti itu orang orang gak akan tahu alasan pernikahan mereka yang mendadak ini..” Usul Mama dina dengan argumennya sendiri.
“Ide bagus mah..” Singkat ayah Jacky dengan tersenyum menyeringai.
“Tapi kita harus lebih dulu merayu pihak perempuan yah, gimanapun mereka harus menyetujui ide kita ini.” Usul mama dina kembali.
“Bagaimana jika mereka tidak menyetujuinya mah? Apa ayah perlu sedikit gertakan untuk mereka? Atau kita bungkam dengan uang saja?!” Tanya ayah Jacky dengan bermonolog.
“Jangan seperti itu yah, sudah pasti mereka akan menolaknya dengan mentah mentah. Biarkan ini menjadi urusan mama yang akan merayunya.. ayah tenang saja ya.” Sahut mama dina dengan menyunggingkan senyuman menyeringai nya.
“Baiklah kalo seperti itu, ayah percayakan pada mama.” Angguk ayah Jacky saat itu juga
“Yasudah yuk, lebih baik kita kerumah ibel sekarang yah. Daripada menunda nunda lagi.” Ajak mama dina kepada ayah Jacky.
“Iyah, kalo begitu ayah mau mandi dulu. Mama bersiap siap sekarang oke.” Angguk ayah Jacky serta mama dina juga.
*Beberapa menit berlalu, kini keduanya sudah tampil rapih dengan pakaian formal casualnya untuk menemui calon besannya.
“Kirakira kita perlu hubungi pihak mereka dulu gak yah sebelum kita kesana? Takutnya mereka gak dirumah..” Ujar mama dina kepada ayah Jacky yang saat itu keduanya beriringan melangkahkan kakinya keluar rumah.
“Gak perlu mah, kalo mereka gak ada dirumah yasudah kita datang lain waktu lagi.” Sahut ayah Jacky.
“Okey, baiklah.” Angguk mama dina.
“Mang ujang, ayo sekarang antarkan kami berdua ke jalan cempaka..” Perintah mama dina kepada sopir pribadinya yang sudah berdiri didepan mobil mewahnya tersebut.
“Baik nyonya/tuan.. mari silahkan masuk.” Sahut mang ujang yang membukakan pintu tengah mobil tersebut dengan sopannya.
Brughhhh!
Saat ketiganya sudah menaiki mobil tersebut, sang sopir pun langsung bergegas menyalakan mesin mobilnya.
Bvroommmmm\~\~
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan halaman rumah yang begitu megahnya itu menuju ke lokasi tujuan.
“Ayah yakin kan alamat yang diberikan oleh orang suruhan ayah itu sudah benar?!“ tanya mama dina dalam perjalanannya.
“Mana mungkin orang suruhan ayah itu salah.” Sahut ayah Jacky dengan raut wajah tegasnya.
“Baguslah.” Angguk mama dina saat itu juga.
*Setelah menempuh beberapa kilometer perjalanan, kini mobil mereka pun berhenti tepat didepan gerbang rumah ibel.
Sang sopir pun membukakan pintu untuk kedua majikannya tersebut dengan begitu sopannya.
Saat keduanya sudah turun dari mobilnya, mereka berdua pun melangkahkan kakinya untuk memasuki gerbang yang sedikit terbuka tersebut.
“Kok gak ada Security nya yah?!” Ucap mama Dina saat matanya melirik kearah sekitar rumah tersebut.
“Yasudah langsung masuk saja kita mah..” Sahut ayah Jacky yang saat itu keduanya pun melangkahkan kakinya masuk kerumah tersebut.
TOK TOK TOK
TING TONG
Mama dina pun mengetuk pintu dan juga memencet bel rumah tersebut.
Tak lama kemudian, keluarlah wanita paruh bayah yang masih terlihat sangat muda membukakan pintu rumahnya tersebut.
CEKLEKKKK
“Ada apaa ya? Cari siapa?!” Tanyanya dengan raut wajah juteknya.
“Kami orang tua thomas, apa kami bisa bertemu dengan orang tua ibel? Benar kan ini rumahnya ibel?!” Sahut mama dina dengan senyum ragu ragunya.
“Oh, mari silahkan masuk dulu. Kebetulan saya sendiri orang tua ibel.” Ucap mama rina dengan mempersilahkan kedua tamunya itu masuk kerumahnya.
Ketiganya pun duduk disofa ruang tamu tersebut dengan raut wajah tegangnya masing masing.
“Jadi, begini bu. Maksud tujuan kami datang kesini sudah pasti karena anak kita. Sebelumnya, kami selaku orang tua thomas sendiri ingin meminta maaf atas apa yang sudah anak kami lakukan kepada ibel anak ibu. Namun, karena mereka itu statusnya berpacaran sudah pasti ini bukan 100% kesalahan anak saya saja ya bu, pasti karena ibelnya juga mau.” Ungkap ayah Jacky dengan raut wajah yang menyebalkan.
“Hehe, e-jadi karena maksud kami baik dan ingin bertanggung jawab atas kehamilan ibel ini, bagaimana kalo mereka akan kita nikahkan saja secepatnya?!” Sergah mama dina saat itu juga.
“Disini tidak ada yang menyalahkan satu pihak saja. Saya tau anak saya juga salah dalam hal ini. Namun sebagai pihak perempuan yang banyak dirugikan, saya pasti akan meminta pertanggung jawaban dari keluarga bapak. Kalo soal menikah, saya sudah pasti setuju. Karena mau tidak mau anak yang dikandung anak saya itu juga pasti akan membutuhkan sosok ayah nantinya..” Sahut mama rina dengan nada lugasnya namun terlihat tegas.
Keduanya pun menganggukkan pembicaraan mama rina tersebut.
“Baiklah kalo begitu, kapan kirakira ibel siap untuk menikah dengan thomas?” Tanya mama dina tanpa basa-basi.
“Ibel akan selalu siap kapanpun thomas akan bertanggung jawab menikahinya, itu semua terserah pihak laki-lakinya saja.” Jawab mama rina dengan wajah datarnya.
“Bagaimana kalo pernikahan kita adakan minggu depan?! Namun, karena ini pernikahan mendadak dan kondisi perut ibel pun sudah membesar. Acara kami adakan sangat tertutup yaa, hanya ada perwakilan keluarga saya dan keluarga ibu saja. Yang penting keduanya Sah dimata hukum dan agama, bagaimana? Apa ibu ibel ini menyetujuinya?!” Usul mama dina kepada mama rina saat itu.
“Kenapa harus begitu?!” Tanya mama rina menohok.
“Ibu jangan salah sangka dulu ya, ini semua demi kebaikan kedua keluarga kita. Supaya keluarga ibu pun tidak mendapat cacian dari orang orang karena ibel sudah hamil duluan.. dan thomas pun tidak terkena bullying karena sudah menghamili anak orang.” Ungkap mama dina saat itu.
“Sebenarnya saya sendiri tidak masalah soal cacian orang lain, namun.. sepertinya saya juga harus memikirkan perasaan ibel dalam hal ini. Baiklah kalo begitu saya akan menyetujui hal ini.” Sahut mama rina dengan pandangan kosongnya.
“Wahhh terimakasih banyak ya bu, Em, sebelumnya nama saya dina dan suami saya ini Jacky. Kalo boleh tau nama calon besan kami ini siapa ya?! Hehe” Seru mama dina dengan raut wajah bahagianya.
“Saya rina.” Singkat mama rina seraya mengulurkan tangannya.
“Salam kenal mama rina, semoga kita bisa saling rukun menjadi besan. Dan semoga semuanya diberi kelancaran sampe hari H untuk kedepannya.” Sahut mama dina yang menerima uluran tangan tersebut.
“Aamiin.”
*Keesokan Harinya,
Dikediaman thomas sendiri, orang tua thomas sedang sibuk mempersiapkan pernikahan thomas yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini.
Sebelumnya, thomas sudah diberitahukan dulu oleh mama dina bahwa dirinya akan dinikahkan dengan ibel. Dan thomas pun menyetujui hal tersebut.
Namun, pria tersebut tak mau perduli dan ikut serta mempersiapkan acara pernikahannya tersebut. Thomas lebih memilih untuk hang out bersama teman temannya..
Hubungannya dengan ibel hanya manis didalam ucapannya saja, selama ini ibel tidak mengetahui banyaknya wanita yang mengelilingi thomas selain dirinya.
“Thomas, mama dan tante Ine akan pergi membeli mahar untuk pernikahanmu dengan ibel. Apakah kamu mau ikut?!” Tanya mama Dina kepada thomas yang tengah mengancingkan jaketnya dikamarnya.
“Gak ah mah, biarkan itu menjadi urusan mama dan yang lain. Thomas malas ikut campur hal tersebut, lagipula Thomas sudah ada janji mau ke cafe sama temen temen..” Tolak thomas saat itu juga.
“Kamu itu asal bicara saja! Jelas ini menjadi urusanmu juga seharusnya, karena ini pernikahanmu.!” Omel Mama dina dengan raut wajah kesalnya.
“Sorry ya mah, tapi thomas lebih memilih untuk have fun dengan teman teman thomas saat ini. Hehe.. Bye mama cantik!” Sergah thomas yang melangkahkan kakinya meninggalkan mama dina yang masih berdiri diambang pintu kamarnya.
“Astagaaa tuhannn! Bagaimana bisa anak itu mau membangun rumah tangga jika kelakuannya masih sama seperti itu..” Lirih mama dina dengan mengerjapkan matanya.
Mama dinapun melangkahkan kakinya dan menghampiri adiknya, tante Ine. Yang sudah menunggunya disofa ruang tamunya.
“Loh itu tadi thomas mau kemana mba? Gak ikut sama kita dia..” Tanya tante Ine pada mama dina dihadapannya.
“Enggak, dia sepertinya punya urusan sendiri ne. Sudahlah biarkan saja, yuk kita pergi sekarang aja keburu larut malam.” Sahut mama dina dengan menggelengkan kepalanya.
“Hmm, kebiasaan anak itu. Yaudah ayo mba.” Sergah tante Ine saat itu juga.
Keduanya pun kini melangkahkan kakinya beriringan menuju mobilnya yang sudah terparkir didepan lobi rumahnya, sopirnya pun telah menunggunya disana.
“Oiya kita kemana dulu ini buk?!” Tanya sang sopir dengan sopannya seraya membukakan pintu mobil tersebut.
“Kita ke toko perhiasan langganan saya dulu aja ya mang ujang..” Perintah mama dina pada sang sopir.
“Oh baiklah buk..” Sergah sang sopir yang saat itu berlarian memasuki mobil tersebut dan langsung menyalakan mobil tersebut.
Bvrooommmm\~\~
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedangnya menuju lokasi tujuan.
“Mba, ini serius thomas bakalan nikah?!” Tanya tante Ine didalam perjalanan.
“Ya mau gimana lagi ne, anak orang sudah hamil dibuatnya.. gak mungkin kan kalo kita gak tanggung jawab, nanti malah pihak perempuannya gak terima terus nge viral in masalah ini. Yang ada malah reputasi ayahnya thomas hancur seketika.” Sahut mama Dina dengan menghembuskan nafasnya kasar.
“Masalahnya adalah thomasnya sendiri kelakuannya masih seperti kanak kanak meskipun umurnya sudah mencukupi waktunya untuk menikah. Aku hanya takut istri dan anaknya nanti akan terbengkalai oleh thomas..” Ungkap tante Ine dengan raut wajah cemasnya.
“Bukan hanya terbengkalai ne, aku sendiri juga takut karena sifat thomas yang sangat temperamental itu malah membahayakan untuk keluarganya nanti. Tapi ya sebagai orang tua kita cukup mendoakan saja yang terbaik, semoga saja setelah menikah thomas bisa berubah menjadi yang lebih baik lagi.” Sahut Mama Dina dengan raut wajah pasrahnya.
“Aamiin mba, kasian yang jadi istrinya kalo difikir fikir..” lirih tante Ine dengan pandangan keluar kaca mobil tersebut.
“Sudahlah ne, lagipula ibel seharusnya sudah faham sifat thomas seperti apa. Dan nyatanya dia malah awet berpacaran sampe sekarang. Biasanya mantan mantan yang pacaran sama thomas itu paling lama sebulan nee, cuma ibel yang bertahan sampe hampir setengah tahun seperti ini..” Ungkap mama Dina seraya melirik kearah tante Ine.
“Ya mungkin karena seringnya hubungan bebas yang mereka lakukan itu mba, jadinya bisa bertahan sampe sekarang..” Sahut tante Ine menohok.
“Lagian sih, anak jaman sekarang baru pacaran berbulan bulan aja udah pada berani main diranjang. Mending pake pengaman, inimah main ditembak gitu aja udah kaya suami istri sah. Huhh” Gerutu tante Ine kembali saat itu juga.
“Yaa namanya anak jaman sekarang ne, beda sama kita jaman dulu..” Sergah Mama Dina dengan raut wajah piasnya.
*Setelah beberapa kilometer perjalanan, sang sopir pun memberhentikan kendaraannya tepat diarea parkir toko perhiasan langganan majikannya tersebut.
“Sudah sampai ya bu..” Ujar sang sopir yang membuat kedua majikannya itu terhenti obrolannya.
“Oh iya-iya, kalo gitu saya turun dulu sebentar ya mang. Mang ujang kalo pengen ngopi, ngopi aja dulu gapapa.” Sahut mama Dina yang saat itu dianggukkan oleh sang sopir.
“Baik,buk.” Singkat sang sopir dengan menganggukkan kepalanya.
Mama Dina dan juga tante Ine pun melangkahkan kakinya beriringan memasuki toko perhiasan tersebut,
“Ibuu dina, boleh saya bantu buk cari perhiasan yang mana? Disini kebetulan lagi ada emas keluaran terbaru loh bu..” Sergah sang pelayan toko emas tersebut yang sudah sangat mengenali mama dina.
“Saya mau cari satu set kalung anting dan gelang yang harganya standart aja masing masing lima gram, ada?!” Sahut Mama Dina dengan memutarkan bola matanya.
“Oalah, jelas ada dong bu Dina. Mari saya akan tunjukkan perhiasan yang ibu cari tadi..” Ujar sang pelayan yang saat itu bergegas menunjukkan beberapa koleksi ditoko tersebut.
“Ini cocok untuk bu Dina..” Sergah sang pelayan.
“Bukan untuk saya mba. Jangan yang modelnya tua seperti ini, e-mungkin agak yang lebih muda an lagi modelnya gitu..” Usul mama dina yang masih memilah perhiasan perhiasan didepannya.
“Oh baik bu, saya carikan koleksi yang model anak muda ya bu. Um, sorry. Tapi bukannya anak ibu dina itu lakilaki yaa? Yang sering mengantar ibu kesini itu..” Ucap sang pelayan dengan mengerutkan dahinya.
“Iyah anak saya memang lakilaki.” Sahut mama dina dengan wajah datarnya.
“Hehe.. yaa kirain ibu mau beliin anak ibu perhiasan perhiasan ini.” Ringis sang pelayan.
“Hadeh mba, mba. Kami ini kesini mau beli emas bukan mau diwawancarai seperti ini. Lagipula saya beli perhiasan ini untuk adik saya ini,Ya kan ne?!” Sahut mama dina yang mulai jenuh atas kecurigaan sang pelayan yang cerewet itu.
“E-iya bener. Saya yang mau beli perhiasan perhiasan ini mba. Yaudah jangan banyak bicara, lekas keluarkan seluruh koleksi terbaik ditoko ini. Kami gak ada waktu lagi!” Cela tante Ine dengan menatap sang pelayan toko emas itu dengan tatapan menyeringai.
“Eh iya-iya buu..” Sahut sang pelayan tersebut yang langsung bergegas mengeluarkan perhiasan yang yang diminta mama dina itu.
“Nah ini cocok..” Seru mama dina yang melihat perhiasan bermodelkan anak muda.
“Iyah mba, bagus bagus tuh.” Timpal tante Ine dengan menganggukkan kepalanya.
“Bagus yang ini atau yang itu neee?!” Tanya mama dina yang saat itu menunjuk kearah perhiasan yang ia sukai.
“Yang ini lebih terlihat elegan tapi mewah mba.. cocok sih ini buat i—“ ucapan tante inepun terhenti ketika ia baru menyadari maksud ucapannya tersebut.
“Um, maksudnya cocok buat ibu ibu arisan macam aku hehe..” Ringis tante Ine saat itu juga.
“Okey deh, yang ini aja mba tolong bungkusin yang bener ya.” Tunjuk mama dina yang saat itu dianggukkan oleh sang pelayan toko emas tersebut.
“Baik, ibu.” Angguk sang pelayan dengan sopannya.
“Um, pembayarannya mau cash atau debit bu dina?!” Imbuhnya kembali
“Debit aja ya mba, saya gak bawa uang cash sebanyak itu..” Sahut mama dina dengan mengerjapkan matanya
“Baik ibu, saya proses dulu untuk pembayarannya yah.” Ujar sang Pelayan yang dianggukkan oleh ama dina saat itu.
*Berjalannya waktu, merekapun telah membelanjakan beberapa mahar yang akan dibawa thomas untuk menikahi ibel..
Mama dina lah yang berkemauan untuk mengatur segala halnya dipernikahan kecil anaknya nanti.
“Abis ini kita ke mall ya pak, saya ingin membeli beberapa barang branded untuk dijadikan mahar pernikahan thomas besok.” Ujar mama dina kepada sang sopir yang saat itu tengah fokus menyetir.
“Siap laksanakan nyonya!” Sahut sang sopir seraya memberikan salam hormatnya kepada mama dina.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!