NovelToon NovelToon

Perjalanan Seorang Gadis Miskin

Kisah Aisyah

Aisyah adalah seorang gadis berumur 16 tahun, hidup yang tidak mudah sehingga dia harus bekerja keras untuk menopang hidupnya juga ibunya. Ayah Aisyah sudah meninggal saat Aisyah umur 2 tahun, Aisyah hidup hanya berdua saja. Keseharian Aisyah adalah pagi dia bekerja cuci, gosok dirumah tetangganya, ada 3 rumah yg memakai jasanya, kl siang dia sekolah, kebetulan dirumah tempat Aisyah bekerja ada seorang pemuda yang bernama Dwi Basuki yang berumur 18 tahun suka sama Aisyah.

Dwi anak orang berada, orang tua Dwi suka sama Aisyah, namun sukanya itu hanya dengan pekerjaannya, bukan suka untuk bisa pacaran sama anaknya, karena orang tua Dwi selalu mengharuskan anaknya dapat orang yang satu level. Dwi punya kakak 2 orang cewe, kebetulan Dwi anak bontot, disitulah mulai ada konflik yang membuat Aisyah selalu dibuat kesulitan. Di satu sisi Aisyah butuh pekerjaan, disisi lain Aisyah sangat enggan berurusan dengan keluarga Dwi.

Pada suatu hari Aisyah datang untuk bekerja kerumah Dwi. Dia datang pagi2 sekali.

"Assalamualaikum" Aisyah mengucapkan salam.

"Walaikumsalam" kata orang yang didalam rumah.

"Masuk Aisyah, langsung aja ke dapur" kata ibunya Dwi.

"Baik bu" kata Aisyah.

Aisyah langsung bekerja tanpa banyak bicara, dia segera membereskan apa yang menjadi tugasnya.

"Aisyah ibu bisa minta tolong ga?" kata ibunya Dwi.

"Iya bu, apa yang bisa saya bantu?" kata Aisyah.

"Syah ibu sekarang mau pergi ke luar kota, Dwi hanya dirumah sediri, maukah kamu setiap pagi buat makanan buat Dwi?"

Aisyah agak kaget, karena ga mungkin dia harus berdua saja bersama Dwi, Aisyah mau menjawab, namun dia ragu.

"Gimana Aisyah?" tanya ibunya Dwi lagi.

"Ba-baik bu" jawab Aisyah sambil tergagap.

Aisyah ragu dan takut, karena dia tau Dwi seperti apa.

"Ya sudah kalau begitu saya mau siap-siap" kata ibunya Dwi.

Akhirnya pada hari itu ibunya Dwi pun berangkat keluar kota, meninggalkan Dwi dan Aisyah saja dirumah tersebut. Aisyah berusaha dengan cepat mengerjakan mencucinya, dan dilanjutkan menggosok baju, disaat dia asyik menggosok baju, Dwi datang, dia baru bangun. Dwi mau ambil minum ke dapur, dia melihat Aisyah sedang menggosok baju.

"Syah kamu udah dari tadi?" kata Dwi.

"Iya kak" kata Aisyah.

"Ibu udah pergi ya?" tanya Dwi lagi.

"Udah kak" jawab Aisyah.

"Kakak mau sarapan? biar Aisyah masakin" kata Aisyah lagi.

"Boleh Aisyah, kebetulan aku juga lapar" kata Dwi sambil berlalu pergi ke kamarnya.

Dwi mau siap-siap untuk sekolah, kebetulan dia sekolah pagi, Dwi duduk di kelas 3 sma. Aisyah berhenti dulu menggosok bajunya, kemudian dia membuka lemar es, lalu mengeluarkan bahan masakan yang akan dimasaknya. Aisyah mau masak yang simple saja supaya bisa cepat selesai, Aisyah membuat nasi goreng seafood, memang itu kesukaan Dwi, Dwi Pun turun buat sarapan.

"Syah makan bareng yu" ujar Dwi.

"Saya udah makan kak" jawab Aisyah.

"Kapan kamu makan, jangan bohong kamu" ucap Dwi lagi.

"Betul kak saya udah makan" kata Aisyah lagi.

Memang dasarnya Dwi seorang pemaksa dan tidak pernah mau dibantah, akhirnya Dwi menarik tangan Aisyah untuk duduk menemani dia makan.

"Syah cepet ambil piring ini nasi banyak g mungkin aku makan sendiri" kata Dwi.

Akhirnya Aisyah pun mengambil piring dan ikut makan, mereka makan dengan tenang, Dwi selalu mencuri curi pandang sama Aisyah, Aisyah hanya menunduk malu.

" Syah kamu kenapa nunduk terus, apa yang kamu lihat" seru Dwi "

"G ada kak, saya lagi menikmati makanan ini" jawab Aisyah, "

"Kamu g suka ya makan bareng aku" ucap Dwi, "

"Engga Kak bukan begitu" jawab Aisyah sambil gugup,

Aisyah tidak terbiasa berdua duaan sama laki laki, maka dia sangatlah tidak nyaman, namun apa mau dikata dia hanyalah seorang pembantu yang harus patuh apa kata majikan. Akhirnya acara sarapan pun selesai. Aisyah dengan cepat membereskan bekas makannya dan cepat kembali kepada pekerjaannya yang belum beres.

Namun siapa sangka Dwi mengikutinya, Dwi berusaha mendekati Aisyah yang lagi menyetrika bajunya,

" Aisyah aku mau berangkat, nanti kunci ya pintunya" kata Dwi, "

" Baik Kak " jawab Aisyah,

Dwi pun pergi, Aisyah menjadi lega, dia bisa berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugasnya . Dan akhirnya kerjaan Aisyah kelar juga, Aisyahpun pulang.

Dia harus ke rumah yang kedua, mau melakukan tugasnya juga.

singkat cerita Aisyah sudah selesai dirumah kedua. Aisyah kembali kerumahnya untuk memasak buat ibunya.

Aisyahpun memasak sayur kangkung, tempe, dan sambal, menu sederhana itu yang sehari hari dia makan, juga ibunya.

Aisyah cukup bersyukur karena dia masih diberi kemampuan untuk mencari nafkah walau upah yang tidak banyak tapi cukup buat dia makan dan ibunya. Aisyah anak yang tangguh, dia jarang sekali mengeluh.

Ibunya Aisyah punya warung kecil yang menyediakan jajanan anak2. Walaupun tidak besar Aisyah dan ibunya cukup bersyukur. Karena selama ini dia masih bisa makan, walaupun sederhana.

Siang pun tiba Aisyah harus berangkat sekolah. Aisyah dengan terburu buru berangkat sekolah karena waktu sudah mepet. Dia berjalan kaki kesekolah.Dan setengah jam kemudian dia sampai kesekolah. Kebetulan hari ini ada ulangan biologi. Aisyah cukup cerdas dan mampu mengerjakan dengan cepat soalnya.

Dia keluar kelas bersama teman temannya,

"Aisyah sini" seru Ani,

" eh iya ni, mau kemana" tanya Aisyah,

" kita ke kantin yu" Aisyah terdiam, dia g bisa ikut ke kantin karena dia sekolah g pernah membawa uang.

" Engga ni sok aja kamu duluan aku mau ke mesjid saja" kata Aisyah.

Kebetulan ada juga teman Aisyah yang sama dengan Aisyah kalau istirahat perginya ke mesjid untuk melaksanakan sholat ashar.

Akhirnya teman Aisyah pergi ke kantin. sementara Aisyah pergi ke mesjid dengan Rini temannya.

Aisyah anak yang pendiam, dia tidak banyak bergaul. Dia berbicara hanya seperlunya saja. jadi dia tidak terlalu banyak temannya, hanya beberapa saja di satu kelas tersebut.

Kebetulan kelas Aisyah kelas 1 A. Dengan berjalannya waktu tiba waktu Aisyah bubar sekolah. Kebetulan hujan Aisyah nunggu dulu sampai hujan reda, namun hujan tak kunjung reda.

Aisyah akhirnya pulang menerobos hujan karena khawatir keburu malam. Aisyah ingat belum melaksanakan sholat magrib, sehingga dia nekat untuk pulang. Akhirnya Aisyah sampai juga ke rumah dengan basah kuyup. Sepatunya juga basah, termasuk kaos kakinya. Aisyah cepat cepat membuka bajunya. Dan dia cepat mandi sekalian berwudhu untuk melaksanakan sholat magrib.

Selesai sholat magrib Aisyah melanjutkan mencuci baju dan kaos kakinya. Karena Aisyah cuma punya satu pasang kaos kaki. Seragam cuma punya 2 sehingga dia harus cepat mencucinya dengan harapan besok tidak hujan pagi2 supaya bisa kering bajunya,

"bu, lagi dimana, ko Aisyah datang ibu g ada" tanya Aisyah, Aisyah sambil mencari ke kamar ibunya. Ternyata ibunya sedang tidur. Aisyah khawatir tidak biasanya ibunya tertidur di jam segitu,

"Bu, ibu kenapa bu" tanya Aisyah lagi, Aisyah duduk dipinggir tempat tidur ibunya. Aisyah menempelkan tangannya ke kening ibunya, Aisyah kaget badan ibunya sangat panas,

" Bu, ibu demam sejak kapan? tadi ibu baik baik saja" tanya Aisyah lagi. Aisyah pergi ke dapur mengambil air hangat untuk mengompres ibunya. Setelah mengompres ibunya, Aisyah mengambil obat pereda demam.

" Bu, bangun dulu, ibu makan dulu ya, terus minum obat " ucap Aisyah lagi.

Ibunya hanya membuka matanya sedikit.

" Bentar Aisyah ibu ngantuk" jawab ibunya,

" Tapi ibu demam, ibu harus makan bu, lalu minum obat" kata Aisyah lagi,

" Iya nanti ibu makan, tapi sekarang ibu bener2 ngantuk " kata ibunya lagi,

" Ya sudah kalau ibu sudah makan ibu panggil Aisyah ya, aku mau mengerjakan tugas sekolah dulu bu" kata Aisyah lagi.

" Iya Aisyah, jangan lupa kamu juga makan" kata ibunya , "

" Iya bu ini juga aku mau makan dulu setelah itu aku mau mengerjakan tugas" kata Aisyah lagi, Aisyah berlalu dari kamar ibunya. Aisyah masuk ke dapur dan membuka tudung saji.

Alhamdulillah kangkung yang tadi siang dia

masak masih ada. Dan Aisyah pun makan.

setelah makan, Aisyah mengerjakan tugasnya. Namun Aisyah masih memikirkan ibunya yang demam. Aisyah pun bangkit ke kamar ibunya,

" Bu, ko belum makan" kapan minum obatnya kalau ibu g mau makan bu" kata Aisyah.

Akhirnya ibunya Aisyahpun bangun dengan terpaksa karena g mau buat Aisyah khawatir.

" Iya ini ibu mau bangun" jawab ibunya. Aisyah membantu ibunya bangun.

" Kepala ibu pusing" tanya Aisyah,

" Iya Syah ibu pusing" jawab ibunya,

"Ya udah ibu menyender, biar Aisyah yang suapin" kata Aisyah lagi.

Akhirnya ibunya Aisyah makan walaupun sedikit lalu minum obat. Aisyah membetulkan tidur ibunya biar istirahat, sambil bertanya, " apa ibu mau sholat isya, biar Aisyah bantu berwudhu nya" ujar Aisyah,

" Iya Aisyah ibu mau sholat dulu " jawab ibunya, Aisyah membantu ibunya Sholat.

selesai sholat ibunya ditidurkan lagi, sambil dibenahi selimutnya. Setelah dipastikan ibunya tidur. Aisyah keluar buat sholat isya, dan setelah sholat, Aisyah mengaji.

Aisyah anak yang baik dan selalu menjaga Auratnya. Selesai mengaji Aisyah beres beres rumah dulu setelah selesai Aisyahpun tidur.

Sementara ditempat lain Dwi masih asyik dengan gamenya. Sebenernya Dwi anak yang sangat cerdas dia mampu mencari uang dengan membuat game online. Dwi kecerdasannya di atas rata rata.

Aisyah dan Dwi berteman semenjak kecil jadi baik Dwi ataupun Aisyah tau persis gimana mereka masing masing saat kecil dulu. Dwi sering mengajak Aisyah belajar bersama dulu saat duduk disekolah dasar. Malah Dwi sendiri yang mengajari Aisyah baca tulis.

Saat Dwi masuk sekolah menengah pertama Aisyah mulai malu untuk terus main bersama Dwi dan Aisyah juga waktu kelas 4 sekolah dasar sudah sering bantu bantu tetangganya jagain anaknya para tetangga. Kalau ibunya si anak ada perlu. Di lingkungannya Aisyah dikenal baik. Dan rajin, dia tidak pernah mengharap imbalan kalau mau membatu tetangganya tersebut, sehingga para tetangganya suka sama Aisyah.

Selain baik Aisyah juga rajin mengaji. Dan jika malam tiba dia selalu pergi ke pesantren untuk ikut ngaji. Alahamdulillah alhasil Aisyah menjadi pribadi yang sholehah

Aisyah juga suka mengajar anak anak tetangganya ngaji iqro, dan Aisyah juga suka ngasih les matematika buat anak anak.

Kehidupan Aisyah sangatlah berwarna walaupun hidup pas pasan namun dia selalu bersyukur.

Kembali lagi kita ke Dwi yang sedang main game online.

"Wi keluar yu" ajak teman Dwi,

" Emang mau kemana" jawab Dwi,

" Kita nongkrong yu" ujar temannya lagi,

" Ah lebih baik dirumah saja, ini lagi nanggung banget" jawab Dwi lagi,

" udah nanti aja dilanjut, kita keluar bentar ada barang baru" kata temannya lagi.

Tapi Dwi g sedikitpun tertarik dia malah ingat sma Aisyah, " eh anak itu lagi ngapain ya" monolog Dwi, " apa aku chat saja dia ya, ko aku kangen ganggu dia" dalam hati Dwi sambil dia tersenyum membayangkan muka Aisyah yang kesal kalau dia ganggu. Tapi dia berpikir lagi, " ah mungkin dia sudah tidur, orang dia g pernah tidur terlalu malem" kata Dwi dalam hatinya lagi.

Dwi berperang dalam hatinya antara ingin cath Aisyah atau tidak, pada akhirnya Dwi nge cath juga,

" Assalamualaikum, Aisyah" semenit, dua menit, tiga menit tidak ada jawaban, Dwi kesal , bener saja pasti udah tidur orang baru jam 10 sudah tidur aja " monolog Dwi, ah sudahlah aku juga tidur saja, kata dwi lagi.

Akhirnya Dwi ancang ancang untuk tidur dia meng akhiri main game nya juga dia tidur.

Waktu menunjukan jam 3.00 Aisyah terbangun. Dia duduk sambil membaca doa. Dia keluar untuk mengambil air wudhu, dia melaksanakan sholat tahajud. Lalu dia melantunkan ayat suci Al'quran dengan suara merdunya. Sambil menunggu adzan subuh.

Adzan subuh pun berkumandang Aisyah langsung melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat Aisyah melangkah ke kamar ibunya, kebetulan ibunya pun sudah bangun dan mau sholat. Namun saat dia mau berdiri, masih terasa pusing kepalanya. Akhirnya duduk kembali dan cepat dibantu Aisyah untuk melaksanakan wudhu. Dan ibunya pun sholat sambil duduk. Karena berdiri ibunya g sanggup.

Setelah selesai sholat ibunya Aisyah kembali Aisyah papah ke tempat tidur.

" Bu, istirahat dulu ya, Aisyah mau masak air dulu sama menyiapkan sarapan buat ibu biar ibu bisa minum obat lagi" kata Aisyah,

" Iya Aisyah, tapi ibu g mau obat kimia, sebaiknya buatkan saja ibu jamu yang biasa kamu bikin itu" jawab ibu Aisyah,

" Baik bu nanti Aisyah bikin, sekarang Aisyah mau buat bubur dulu ya" kata Aisyah lagi,

" Iya Aisyah" ujar ibunya.

Aisyahpun melangkah ke dapur untuk membuat bubur buat ibunya. Aisyah bekerja dengan telaten dan cekatan. Bubur dan jamu pun siap untuk ibunya. Dia simpan dulu diatas meja, lalu dia buat sarapan buat dirinya sendiri. Dia buat nasi goreng kencur kesukaannya, ditambah ceplok telur dan kerupuk.

Aisyahpun membawa buburnya ke kamar ibunya, " bu makan dulu yu, biar bisa minum jamunya" kata Aisyah, ibunya pun bangun dibantu Aisyah, lalu ibunya makan walaupun hanya beberapa suap, lalu minum jamunya yang dibuat Aisyah.

Setelah selesai, ibunya ditidurkan kembali. Demam ibunya sudah turun, tinggal pusing dan lemesnya,

" Bu Aisyah tinggal dulu ya, Aisyah mau sarapan, terus beres rumah, setelah itu aisyah mau nyuci dirumah Ibu Ninggrum," kata Aisyah,

Baik Aisyah, kamu hati2 ya" katanya ibu Aisyah.

" Iya bu", lalu Aisyah pun pergi ke dapur untuk sarapan. Setelah itu dia dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya dengan, setelah itu dia pamit kepada ibunya untuk pergi bekerja.

" Bu Aisyah pamit ya" sambil mencium tangan ibunya dengan takzim, Aisyahpun lalu pergi kerumah tetangganya, bersambung

Sikap Dwi yang arogan

Aisyah bergegas ke rumah ibu Ningrum, karena dia sudah dikasih amanat untuk menyediakan makan buat Dwi.Saat sudah sampai rumah Dwi, Aisyah mengucapkan salam.

" Assalamualaikum, kak Dwi apa sudah bangun"

" Walaikumsalam, langsung masuk aja Syah, aku lagi kagok nih" jawab Dwi, kebetulan Dwi lagi ambil air minum di dapur.

Aisyah langsung masuk saja, dan langsung ke dapur. Langsung mengeksekusi masakan yang sudah tersedia di lemari es, secepat kilat Aisyah selesaikan. Setelah selesai Aisyah memanggil Dwi buat sarapan,

"Kak makanan udah siap ya, saya mau langsung nyuci takut kesiangan" kata Aisyah,

Dwi langsung ke meja makan tanpa menjawab ucapan Aisyah, mungkin Dwi kesel sebab Aisyah tidak mau nemenin dia makan.

pada akhirnya Dwi sarapan sendiri, setelah selesai Dwi bicara kepada Aisyah.

" Syah sini dulu saya mau pesen pesen sebelum saya berangkat sekolah"

"Pesen apa kak, kok serius banget" jawab Aisyah,

" Nanti malem bisa g kamu temenin aku " " kemana kak ?" tanya Aisyah lagi.

" Temen aku ulang tahun, aku males pergi sendiri" kata Dwi lagi.

" Maaf kak aku kayanya g akan dibolehin sama ibu, apalagi malem, siang aja g boleh " kata Aisyah lagi.

" Biar aku nanti yang ngomong sama ibu kamu ya, kan ibu kamu kalau sama aku bakal percaya" , "

" G Kak jangan ibu aku lagi sakit, aku g tega ninggalin beliau" kata Aisyah lagi,

" Emang ibu kamu sakit apa?" tanya Dwi,

"Semalem badannya demam. Makanya sekarang juga saya cepet cepet beresin kerjaan biar bisa cepet lihat ibu. Dan ngasih obat" jawab Aisyah,

"Ya udah kalau gitu kamu nyuci aja, setelah itu kamu pulang, besok aja menyetrikanya,"

" Baik kak, makasih ya kak, saya lanjut kerja lagi ".

"ok sekarang saya pergi dulu, nanti kalau udah beres, kunci pintunya, kuncinya simpan ditempat biasa ya" kata Dwi lagi.

Akhirnya Dwi pun pergi untuk sekolah, namun diperjalanan dia bertemu teman temannya .

"Hai wi tunggu, wi mau ikut kita g?" "

" Emang mau kemana?" tanya Dwi.

"Kita mau ngadain lomba group band, siapa tau kamu berminat, kamu kan punya group juga" ujar temannya Dwi,

" Kebetulan hari ini aku ada pemantapan mau ujian, kayanya aku g bisa ikut dulu deh" jawab Dwi,

"Ah kamu mah g asyik, so jadi anak teladan aja" kata temannya Dwi,

"Eh lo kenapa ngatain gue begitu, maksud lo apa?" Dwi jadi berang mendengar ucapan temen temennya, "

"Bukan begitu wi, tolong jangan diambil hati omongan si budi, dia mah emang agak rese," kata agus temennya Dwi, "

" Udahlah gua udah kesiangan, ngomong sama lo pada ngabisin waktu," kata Dwi lagi sambil berlalu dari teman temannya.

Kembali lagi kepada Aisyah, Aisyah cepet cepet menyelesaikan tugasnya. Langsung pulang tampa kerja ditempat kedua.Dia langsung pulang karena khawatir kepada ibunya.

" Assalamualaikum bu" ucap Aisyah , hening tidak ada jawaban, Aisyah buru buru menghampiri kamar ibunya, "

"Bu, ibu udah bangun, gimana rasanya apa udah sehat bu?" tanya Aisyah.

" Syah ibu laper, apa kamu ada makanan?, ibu g mau makan bubur" tanya ibu Aisyah yang bernama ibu Rahma.

" Bentar bu Aisyah masak dulu, emang ibu mau apa?" tanya Aisyah lagi.

" Ibu mau makan sama sayur bening tahu syah", "

" Baik bu kebetulan masih ada tahu yang sisa kemarin belum Aisyah masak semua, " Aisyah pun berlalu ke dapur untuk masak buat ibunya.

Singkat cerita masakan udah selesai. Aisyah membawa makanan yang ibunya mau ke kamar ibunya. Akhirnya ibunya pun makan dengan lahap. Detik demi detik berlalu. S

Sampailah waktunya Aisyah harus sekolah.Dia harus selalu hadir karena sebentar lagi mau kenaikan kelas. Aisyah giat belajar sekalipun dalam keterbatasan.

Sampailah Aisyah disekolah. Aisyah punya teman yang selalu di buli sama teman tenam nya. Dia bernama Anusa, laki laki, sebenernya Anusa itu sangat baik pada siapapun. Cuma ada kekurangan dia kalau nangkap pelajaran sangat lamban sekali. Anusa punya sahabat namanya Ali, keturunan Arab. Anusa dan Ali sama sama suka sama sahabatnya Aisyah. yaitu Adriani , mereka selalu berempat kemanapun. Aisyah selalu melindungi Anusa kalau Anusa di buli. Aisyah selalu jadi yang terdepan.

Saat masuk kelas, ketua kelas ngasih pengumuman kalau gurunya g hadir, tapi ngasih tugas kelompok. Kebetulan Aisyah anak yang cerdas begitupun sahabatnya, tapi hanya Anusa yang kurang.Tapi Aisyah tetap mau satu kelompok sama Anusa. Dan akhirnya tugas selesai tanpa kesulitan. Karena dalam kelompok Aisyah hampir semua cerdas.

Tidak terasa waktu pulang sekolah tiba Aisyah bergegas keluar kelas, dan Rini temannya menemani berjalan kaki ke rumah. Namun ditengah jalan ada tawuran siswa, bukan sekolah Aisyah. Sekolah yang lain. Saat Aisyah mau nyebrang jalan Aisyah dikagetkan dengan suara teriakan seseorang yang suaranya Aisyah kenal. Aisyah kaget dan syok luar biasa.Di sana tidak jauh dari Aisyah Dwi sedang dikeroyok sama banyak siswa. Aisyah berlari mencari bantuan. Kebetulan sekolah Aisyah itu dekat dengan asrama Abri.

Aisyah minta tolong, akhirnya banyak Abri berdatangan menolong Dwi.Dipisahkan sama Abri tersebut. Dwi luka luka, wajahnya penuh lebam, bibirnya sobek. Terlihat kilat kemarahan dimata Dwi. Seolah tidak terima dia dikeroyok.

Aisyah melaporkan kejadian ke kepolisian setempat, akhirnya orang tua siswa yang tawuran semua dipanggil. Dwi dibawa ke rumah sakit untuk mengobati luka lukanya, Aisyah tidak ikut karena khawatir akan ibunya,

Aisyah tetap pulang kerumah. Sesampainya dirumah ibunya sudah bisa duduk didepan rumah sambil nunggu Aisyah,

" Syah ko baru pulang, ini udah jam berapa?" tanya ibunya, " ibu sangat khawatir g biasanya kamu telat begini" ujar ibunya lagi,

" Tadi dijalan pulang ada tawuran bu, dan yang dikeroyok tau g bu siapa?" jawab Aisyah.

"Mana tau ibu orang ibu dirumah, kamu ada ada saja kalau ngomong" kata ibu Aisyah sambil cemberut.

"He he he bukan gitu bu, maksudnya ibu pasti kaget, soalnya yang dipukuli Dwi bu" kata Aisyah lagi.

"Astagfirullah, terus gimana keadaannya Dwi nya Syah sekarang?" sahut ibunya,

" Tadi dibawa ke klinik terdekat bu" kata Aisyah lagi.

"Tapi g apa apa Dwinya? " sahut ibunya lagi.

"Ya yang namanya dipukulin pasti lebam bu, pasti luka, orang namanya dikeroyok, " jawab Aisyah lagi,

"Kamu kok ngomongnya kaya g ada rasa empati sama sekali sama Dwi, padahal Dwi itu temanmu dari kecil kan" kata ibu lagi.

"Iya ibu tapi dia kan sudah dewasa kenapa lagi harus khawatir, emang dianya juga seperti itu, karena g mungkin dia dikeroyok kalau dia itu anak baik baik" timpal Aisyah sambil berlalu masuk ke rumahnya.Ibu nya pun ikut masuk, karena emang hari sudah menjelang malam.

Aisyah cepat mengambil air wudhu, karena magrib akan berakhir.

"Syah kalau mau makan itu di meja udah ada makanan, kamu ga usah masak" kata ibunya.

"Emang ibu masak tadi?" tanya Aisyah lagi.

"Bukan itu ada hajatan tetangga jadi kita dikirim berkat nya" jawab ibu nya Aisyah.

"Oh Alhamdulillah rizqy ya bu" kata Aisyah lagi, lalu Aisyah masuk kamarnya untuk menunaikan sholatnya.

Setelah selesai sholat dia makan,

" Bu, apa ibu udah makan?" tanya Aisyah pada ibunya.

" Udah tadi ibu makan sayur yang kamu buat tadi masih sisa" jawab ibunya. Aisyah makan dengan lahap karena jarang sekali makan makanan enak. Sambil tidak lupa bersyukur Aisyah sama yang memberi rizqy.

Setelah selesai makan Aisyah melanjutkan dengan sholat isya karena adzan isya sudah berkumandang, Aisyah dan ibunya sholat berjamaah. Yang diimami oleh ibunya. Selesai sholat isya Aisyah dan ibunya melantunkan ayat suci Al'quran. Setelah selesai Aisyah mengambil buku sekolahnya dan mulai belajar menyiapkan buat ujian minggu depan. Untuk kenaikan kelas. Aisyah anak yang rajin, baik belajar ataupun bekerja.

Setelah cukup mengantuk Aisyah masuk ke kamar ibunya dulu berbincang sebentar sama ibunya, lalu masuk ke kamarnya untuk tidur. Saat mau tidur handphone berdering, Aisyah enggan untuk mengangkatnya, tapi terus berdering akhirnya Aisyah angkat juga. Ternyata yang telpon itu Alan temannya Dwi, Aisyah begitu bersemangat mengangkatnya, karena Aisyah sangat suka sama Alan temannya Dwi.

" Halo Syah apa sudah tidur?" tanya Alan.

" Belum, emang ada apa Alan telpon g biasa nya" jawab Aisyah sambil tersenyum walaupun Alan di sana tidak melihatnya.

Syah tadi Dwi kena musibah apa kamu sudah tau, secara kamu kan deket rumahnya" ujar Alan lagi.

"Tau Lan soalnya pas tawurannya deket sekolah saya, persis saya pulang sekolah" kata Aisyah lagi.

" jadi kamu tadi menyaksikan ya kejadiannya, katanya Dwi dikeroyok anak sekolah lain, yang pagi pagi ngajak main band bareng" kata Alan lagi.

"Oh gitu emang sekolah mana?" tanya Aisyah.

"Kalau tidak salah tetangga sekolah aku dan Dwi sih," jawab Alan lagi,

" Lan tadi Dwi Nya sudah dibawa ke klinik apa kamu sudah menengoknya?" tanya Aisyah lagi.

Belum Syah aku masih diluar kota tadi aku g ke sekolah, masih dirumah nenek, nenek aku sakit" ujar Alan .

" Oh pantes kamu nanya saya, emang siapa yang ngasih tau kamu lan?" tanya Aisyah lagi.

"Su Dedi Syah yang ngasih tau,"

"Kapan kamu pulang Lan ?" tanya Aisyah lagi, sejujurnya Aisyah seneng banget kalau ketemu Alan, tapi dia tidak berani deket deket karena sama ibunya di wanti wanti tidak boleh deket dekat bukan muhrim, jadi suka melihat dari jauh saja. Menyukai dalam diam.

" Besok Syah aku pulang" cuma kayanya aku g bisa nengok besok, secara aku harus ngejar yang ketinggalan 2 hari aku g sekolah, sebentar lagi ujian," jawab Alan, " oh iya Syah udah dulu ya, maaf mengganggu malam malam telpon kamu," kata Alan lagi.

" Iya g papa Lan ", iya selamat malam ya, kata Alan sambil bercanda, akhirnya telpon pun ditutup, Aisyah hatinya berbunga bunga, rasa bahagia begitu ketara diwajahnya. Padahal hanya telpon biasa, tidak nyangkut pribadi Aisyah. Dasar anak abg segitu aja sudah sangat senang sekali.

Akhirnya Aisyahpun terbang ke alam mimpinya. Sementara ditempat lain Dwi baru pulang dari klinik. Dia marah bukan main, apa yang ada di kamar nya dia hancurkan. Dia acak acak kamarnya. Sampai alat elektronik yang dia punya hancur tak berbekas. Dia marah semarah marahnya sementara dia hanya ditemani oleh temannya si Dedi. Ibunya belum pulang begitupun kakaknya belum pada pulang. Dedy kewalahan menangani amarah Dwi.

Akhirnya Dedy telpon kang Andy temannya Dwi yang umurnya sudah dewasa, seorang pengarang lagu, kebetulan kang Andi orangnya lembut jadi mudah menundukkan amarahnya Dwi.Kang Andi pun datang,

" Ada apa wi, ko kamu hancurkan barang barang kamu, ?" tanya kang Andi, " Dwi pun duduk sambil mau menjawab pertanyaan kang Andi tapi mungkin dia malu.

Akhirnya dia menunduk sambil terisak, mengeluarkan air matanya, " eh ko kamu nangis, mana Dwi yang arogan itu, udah jangan cemen ah" ujar kang Andi sambil tersenyum.

"Kang, apa coba salah aku tiba tiba mereka ngeroyok padahal selama ini apa mau mereka di ikuti , minta apa aja dikasih, tapi kenapa saat aku menolak ikut lomba band, mereka marah?"ujar Dwi akhirnya Dwi bicara.

"Anak mana" tanya kang Andi, karena kang Andi banyak teman temannya, secara kang Abdi orang musik.

"Temen aku kang, yang selalu main band bareng, cuma tidak satu sekolah saja, itu si agus, sama si budi, tapi yang ngeroyok tadi teman temannya si Budi, kalau si Agus g ikut ikutan," kata Dwi lagi.

" Oh mereka, tenang saja besok kamu bakal tau kabarnya, g usah kamu mengotori tangan kamu, untuk membalas perbuatan mereka. Cukup instruksi mereka akan tau akibatnya" ujar kang Andi lagi,

emang kang Andi mau nyuruh siapa?" tanya Dwi, merasa aneh soalnya kang Andi itu jarang sekali berurusan dengan kekerasan, "

"Adalah yang penting kamu tenang ,terus cepat belajar berapa hari lagi kamu ujian kan" kata Kang Andi lagi,

"Iya kang, makasih ya mau datang, dan mau bantuin bales mereka" ucap Dwi lagi,

" Udah sekarang lo istirahat, biar cepet sembuh, besok soalnya ada pemantapan lagi" ujar Dedy, "

"Kayanya gua g sekolah dulu, masih pada sakit badanku Ded" sahut Dwi, "

"Ya udah g papa lo kan cerdas ini, lo belajar dirumah saja juga bisa kan?" tanya Dedy lagi.

" Ok kalau gitu aku pulang ya" kata Kang Andi, masih ada urusan yang lain.

" Oh iya makasih kang mau datang" kata Dwi dan Dedy berbarengan. Akhirnya kang Andi pulang, Dwi pun istirahat ditemenin Dedy.

Pagi pun tiba, Aisyah sudah di rumah Dwi untuk masak buat Dwi dan Dedy. Tapi persediaan di lemari es sudah tidak ada apa apa, Aisyah terpaksa mengetuk kamar Dwi, sambil berkata, " kak udah bangun, ini Aisyah mau minta uang buat beli makan, soalnya di kulkas g ada apa apa"

Yang keluar malah Dedy sambil ngasih uang 50 rb, A

Aisyah ngomong lagi, " Kakak mau beli apa?" tanya Aisyah lagi, "

"Beli bubur aja " yang jawab masih Dedy, "

"Ya udah Aisyah mau beli dulu ya"

"Iya " kata Dedy lagi, tapi Aisyah g ambil pusing, Dia keluar untuk membeli bubur.

Setelah dapat buburnya, Aisyah kasih ke Dedy , lalu Aisyah mencuci, setelah mencuci langsung gosok baju yang kemarin belum digosok. Setelah selesai seperti rutinitas sehari hari Aisyah melanjutkan ke rumah berikutnya sampai waktu sekolah tiba. Dan sekarang Aisyah sudah ada di sekolah nya...bersambung

C

Masa kecil Aisyah

Sampai juga Aisyah disekolah, Aisyah mengikuti pelajaran dengan semangat. Aisyah punya cita cita sangat luhur, dia ingin jadi seorang guru. Aisyah tidak pernah patah semangat, dia berusaha sekuat tenaga, untuk mencapai cita citanya.

Akhirnya waktu pulang sekolah tiba, Aisyah dengan cepat membereskan buku bukunya. Dia berusaha cepat pulang. Sesampainya dirumah Aisyah mengucapkan salam,

Assalamualaikum bu"

" Walaikumsalam, Alhamdulillah udah pulang Syah" jawab ibu.

"Iya bu hari ini kebetulan pulang cepat, ada satu guru yang g hadir jadi bisa langsung pulang deh" sahut Aisyah.

" Ya udah kamu cepet mandi, terus makan ibu udah masak " ujar ibunya.

" Masak apa bu" tanya Aisyah lagi

" Sayur kesukaan mu sayur kacang, sama kerupuk, dan tempe" jawab ibunya lagi,

" Iya bu Aisyah mandi dulu" kata Aisyah lagi. Sambil berlalu ke kamarnya dan langsung ke kamar mandi untuk mandi. Aisyah menyelesaikan mandinya dengan cepat.

Selesai mandi dia cepat berpakaian rumahan. Terus dia makan karena waktu belum magrib. Sambil menunggu adzan magrib Aisyah baca dulu ayat suci Al' qur'an. Sampailah waktu yang ditunggu Aisyah pun bergegas melaksanakan sholat bersama ibunya.

Selesai sholat mereka berdzikir dan berdoa meminta keberkahan hidupnya.

" Aisyah ibu jadi teringat waktu kamu kecil dulu, hidup kamu seakan sulit sekali, kamu selalu sakit dan sakit. Ibu g nyangka kamu masih hidup sampai sebesar ini" kata ibunya sambil menyusut air matanya. Sambil mengenang masa kecilnya Aisyah.

Flash bake on. Saat Aisyah umur 2 tahun, Aisyah ditinggal Ayahnya. Aisyah mengalami sakit yang sangat parah, Aisyah terkena hepatitis

Ibunya Aisyah begitu gigih mencari uang buat pengobatan Aisyah, badan Aisyah sangat kurus. Dia divonis kurang gizi.

Segala macam cara sudah ibunya Aisyah lakukan. Saking tidak ada kemajuan, Aisyah semakin parah. Makanan dan minuman sudah tidak bisa masuk,

Aisyah tidak bergerak. para tetangga sudah menyatakan kalau Aisyah meninggal

Ibunya Aisyah sudah jatuh pingsan. Tidak sanggup menghadapi kehidupan, belum lama suaminya meninggal, sekarang anaknya, Ibunya Aisyah akhirnya sadar.

Namun tidak lama keajaiban datang, tangan Aisyah bergerak. Pak Ebes melihatnya, dan berseru, " Astagfirullah," katanya,

Tetangga yang lain melihat ke arah pak Ebes, " ada apa pak" kata oak Usep, " ini Aisyah bergerak tangannya". kaya Pak Ebes lagi

" coba buka pak kain penutupnya" seru pak Usep, dibukalah penutup wajah Aisyah, benar saja Aisyah membuka matanya. Dan sekaligus menangis.

" Alhamdulillah, Aisyah hidup lagi" serempak tetangga berucap hamdalah, para tetangga langsung sibuk. Ada yang berlari ke kamar ibunya Aisyah, ada yang manggil mantri, ada juga yang membereskan rumah ibunya Aisyah. Ada yang ke dapur buat makanan Aisyah dan ibunya.

"Bu, ibu Aisyah masih hidup " kata bu ebes.

" Apa" ibu Aisyah seolah g percaya dengan pendengarannya, namun tak urung dia pun bangkit dan berlari menuju ruang tamu, " Alhamdulillah, anakku masih hidup" seru ibunya Aisyah sambil bercucuran air mata.

Semenjak bangun kembali dari mati surinya. Dengan perlahan Aisyah mulai sembuh dari penyakitnya. Ada seorang dokter yang menolong ibu Aisyah menggratiskan pengobatan Aisyah.

Tidak terasa waktu cepat berlalu, Aisyah tumbuh menjadi anak yang baik, tapi sedikit pemurung. Aisyah menginjak usia 7 tahun. Diusianya yang ke 7 tahun dia tidak hidup mulus, di kepalanya, di kakinya, di tangannya, ditumbuhi penyakit koreng.

Aisyah kecil malu, dia selalu di buli teman temannya. Badan Aisyah bau koreng, tidak ada yang mau berteman dengan Aisyah. Kecuali satu orang yaitu Dwi Basuki, dialah yang selalu melindungi Aisyah dari perundungan baik dirumah atau disekolah.

Aisyah sekolah kelas satu, dia berusaha terus pergi ke sekolah sekalipun banyak yang merundungnya. Aisyah berusaha kuat, dia selalu menangis seorang diri. Dia begitu sakit hatinya saat orang tidak ada yang dekat dengannya.

Tapi ada satu siswa yang baik padanya namanya Euis, Euis selalu membela Aisyah. Apapun itu Euis merasa kasihan sama Aisyah yang seorang anak yatim, miskin dan tubuhnya penuh dengan koreng.

Pada suatu hari Aisyah diajak temannya bermain ke rumahnya. Ternyata sesampainya di rumah temannya Aisyah dikerjain habis habisan. Dia diguyur, di beri tanah wajahnya. Aisyah menangis tetapi tidak ada yang menolong, Aisyah pulang dengan wajah kotor, pakaian kotor, dan kaki berdarah, Aisyah menangis sepanjang jalan.

Sesampainya dirumah tidak ada ibunya. Kebetulan ibunya lagi mencuci dirumah tetangganya yaitu dirumah ibunya Dwi. Aisyah menangis seorang diri, sambil membersihkan badannya dan lukanya. Aisyah mengambil salep pagoda yang selalu ibunya oleskan ke koreng Aisyah. Darah di kaki Aisyah terus saja menetes, Aisyah terus menangis sambil memegang lukanya.

Dia bingung harus dengan apa memberhentikan darah yang terus menetes. Sampai pada akhirnya ibunya datang," Astagfirullah, Aisyah kamu kenapa?" seru ibu Aisyah sambil mengambil air hangat untuk mencuci luka Aisyah.

"Bu tadi aku dikerjain sama teman, kaki aku kena paku. Karena aku ditarik 2 tangan aku sama adek kakak yang jahat itu" adu Aisyah.

"Siapa syah yang berani melakukan itu" seru ibunya lagi sambil terus mengobati luka Aisyah.

" Itu bu namanya Geuis dan Ajat " mereka selalu jahat sama Aisyah" kata Aisyah lagi.

" Terus kenapa kamu mau diajak mereka kerumahnya?" tanya ibunya Aisyah.

"Aisyah diancam bu, kalau tidak mau akan dikasih cacing, Aisyah sangat geli lihat cacing" jawab Aisyah lagi.

"Udah nanti ibu adukan ke gurunya kalau begitu" ujar ibu Aisyah lagi.

" Jangan bu, Aisyah takut nanti Aisyah tambah dikerjain lagi" kata Aisyah lagi sambil memohon kepada ibunya, " bu, ibu janji ya jangan kesekolah, biar Aisyah saja nanti yang bilang ke bapak guru" kata Aisyah karena Aisyah takut dikerjain lebih parah lagi.

" Ya udah sekarang kamu makan, terus tidur ya, ibu mau nyuci lagi dirumah bu mantri" kata ibunya Aisyah.

Aisyah hanya mengangguk saja, lalu dia mencari makanan ke meja makan. Dia makan hanya dengan kerupuk saja, tidak ada lauk yang lain, namun Aisyah makan dengan lahap, setelah itu Aisyah mencoba tidur. Tapi tidak bisa dia merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Karena korengnya bernanah, dan luka yang baru masih terasa nyut nyutan.

Aisyah menangis seorang diri, ditempat tidur yang tipis Aisyah hanya bisa bolak balik sambil merasakan kesakitan tubuhnya.

Dan waktu pun berlalu dengan cepat, Aisyah telah berumur 12 tahun dia mau masuk sekolah menengah pertama. Alhamdulillah Aisyah masuk sekolah negri 20 di kota Bandung, Aisyah sangatlah bahagia bisa masuk ke sekolah negri.

Hari pertama sekolah Aisyah begitu bersemangat, dia bangun lebih pagi lagi karena ingin cepat ke sekolah. Sampai disekolah Aisyah berkenalan dengan teman temannya, namun tidak berbeda jauh saat dia di sekolah dasar, tidak ada yang mau mendekat kecuali satu orang yang namanya Rika. Dia mau berkenalan, dan mau duduk satu bangku. Alhasil Rika sama Aisyah jadi sahabat, dan ada teman laki laki yang selalu mengejek Aisyah. Namun bila ada orang merundung Aisyah dia yang selalu membela, tapi jika Aisyah lagi diam sendiri dia ganggu.

Aneh memang, anak itu bernama Asep, kulitnya putih, matanya sipit seperti orang tionghoa. Aisyah kadang kesal kalau selalu di ejek sama Asep, tapi Asep malah senang kalau Aisyah kesal sama dia.

Pada suatu hari semua kelas 1c disuruh membawa bunga mawar beserta potnya. Aisyah bingung karena dir rumahnya tidak ada tanaman. Mau bilang sama ibunya Aisyah segan karena Aisyah tau kalau ibunya tidak punya uang. Untuk makan aja sangat sulit.

Akhirnya Aisyah besok paginya tidak membawa bunga itu. Hanya dia yang tidak membawa, yang lain semua membawanya. Aisyah tidak berani masuk sekolah, dia diam diluar sekolahnya. Kebetulan Asep datang juga Rika.

"Syah kenapa g masuk?" tanya Rika.

"Eh iya kenapa kamu masih diluar" tanya Asep juga, Aisyah tidak menjawab dian cuma diam.

Rika pun menyelidik sambil berkata " Syah kamu tidak membawa bunga?"

"Eh iya bener kamu kenapa g bawa bunga, apa kamu lupa?" tanya Asep lagi.

"G aku g lupa, tapi aku g punya tanaman dirumah" jawab Aisyah.

Terus kenapa g beli, ini aku juga beli di tukang bunga " kata Rika, Aisyah terdiam, dia g berani berucap lagi, Asep curiga kalau sebenernya Aisyah tidak mempunyai uang. Kebetulan ada lewat tukang bunga ke depan sekolah. Sama Asep dipanggil, " Mang bunga sini mang" seru Asep.

Aisyah bingung dia tidak punya uang sama sekali, terus dia berkata " Sep saya g punya uang, mau bayar pake apa.

" Siapa yang suruh kamu beli, aku yang mau beli aku kurang suka dengan bunga yang aku bawa, jelek" kata Asep " nih buat kamu aja, aku g suka " katanya sambil memberikan bunga kepada Aisyah.

"Udah ambil Aisyah " kata Rika "biar kamu g kena hukuman"

" Baiklah, makasih ya Sep bunganya, untung kamu g suka dengan bunga ini aku jadinya bebas hukuman deh" kata Aisyah sambil tersenyum".

"Ayo kita masuk" ajak Rika .

"Yu atuh kan udah jamnya masuk" ujar Aisyah

" Iya sok kalian berdua duluan aku mau milih dulu bunga yang cantik " kata Asep sambil tersenyum, dia merasa senang bisa menolong Aisyah, alhasil dihari itu Aisyah tidak kena hukuman. Dan sekolahpun berakhir, Aisyah pulang dengan riang.

Tidak terasa dengan berjalan ya waktu kenaikan kelas pun tiba. Aisyah masuk sepuluh besar, dia masuk ke kelas 2 b, dia terpisah dari Rika dan Asep. Namun dikelas dua ada yang mau jadi temannya yaitu Maria Magdalena.

Dia seorang Nasrani, akan tetapi dia sangat menyayangi Aisyah. Hanya dialah satu satunya teman satu kelasnya yang mau berteman dengan Aisyah. Jika waktu istirahat tiba Maria selalu memberi jajan sama Aisyah. Kalau Aisyah kesusahan Maria selalu membantu.

Dengan seiringnya waktu, Aisyah lulus dari sekolah menengah pertama. Dia termasuk anak yang berprestasi. Diwaktu kelas dua dan tiga dia berhasil menjuarai cabang olah raga tenis meja sesekolah di bagian putri.

Aisyah ikut tes masuk sekolah negri namun Aisyah gagal karena salah pilih sekolah. Yang pada akhirnya Aisyah masuk ke sekolah swasta, itu juga dibantu oleh Dwi supaya bisa masuk kesekolah itu. Dan akhirnya masuklah Aisyah disekolah Banyangkara.

Flash back of......,.,.......... Aisyah bersedih jika mengingat dia waktu kecilnya. Sungguh sangat berat perjalan hidupnya. Namun walaupun demikian Aisyah mampu melewatinya sampai saat ini. Aisyah tumbuh menjadi pribadi yang sangat baik,

Aisyah selalu menolong orang, dia akan selalu membela orang yang di buli, dia berusaha membantu orang kesusahan sekalipun Aisyah kekurangan. Dia jalani hidup dengan semangat dan kerja keras.

Aisyah mengantikan ibunya bekerja cuci gosok dirumah tetangganya, sampai saat ini.

Kembali ke saat sekarang, " udah bu jangan diingat terus, kita kudu bahagia, apapun yang terjadi wajib kita syukuri" kata Aisyah, "

"Bener Syah kamu harus tetap berjuang ya, untuk mencapai cita citamu" jawab ibunya Aisyah.

" Iya bu , Aisyah akan berusaha sekuat tenaga, jangan sampai cita cita Aisyah kandas bu" ujar Aisyah lagi. Setelah mereka berbincang cukup lama tibalah waktu sholat isya. Merekapun menjalankan sholat isya, setelah selesai ibunya masuk kamar, Aisyah belajar untuk menghadapi kenaikan kelas yang akan datang.

Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu tibalah Aisyah kenaikan kelas. Para orang tua dipanggil kesekolah Aisyah mendapat peringkat ke 4. Sahabatnya Andriani ke 3. Yang ke satu dan kedua diduduki oleh Ari, dan Meliani . Ibunya Aisyah cukup bangga dengan Aisyah, sebab sekolah dengan segala kekurangan tapi masih bisa jadi sepuluh besar.

Hari hari berlalu Dwi sudah lulus sekolah, dia mau melanjutkan ke perguruan tinggi negri. Namun tidak diterima terpaksa dia kuliah di sekolah swasta dia ngambil tehnik, karena dia jago dalam urusan tehnik.

Pada suatu saat Aisyah tidak ke rumah Dwi, karena Aisyah sakit kepala, jadi dia engga kerja di rumah Dwi. Dwi menunggu sampai siang ko belum datang datang, akhirnya Dwi memberanikan diri kerumah Aisyah, " Assalamualaikum, bu " seru Dwi.

" Walaikumsalam, eh mas Dwi silahkan masuk, maaf ya Aisyah g nyuci ke rumah mas Dwi, Aisyah sakit kepala katanya" jawab ibunya Aisyah.

"Oh pantes saya tungguin g datang datang, terus sekarang Aisyah Nya dimana bu" ujar Dwi lagi.

" Itu ada dikamar lagi tiduran " dari habis sholat subuh Aisyah mengeluh sakit kepala" jawab ibunya Aisyah lagi.

" Boleh saya ketemu Aisyah bu" tanya Dwi.

"Oh boleh silahkan masuk, kebetulan ada temannya Aisyah didalam juga " jawab ibunya Aisyah.

Lalu Dwi masuk dan didalam ada teman Aisyah Tina dan Neneng, " udah lama Neng, Tin, ?" tanya Dwi.

" Barusan kami datang, g tau kalau Aisyah sakit. Tadinya kita mau ngajakin nanti dihari minggu ada kegiatan karang taruna " jawab Neneng.

"Emang da kegiatan apa ko aku g tau ya?" tanya Dwi, soalnya Dwi cukup aktif dikarang taruna.

"Itu kita mau bahas tentang perpustakaan yang akan diadakan oleh karang taruna" jawab Neneng lagi.

"Oh kegiatan itu, emang udah fix waktunya, soalnya kemarin belum ditentukan waktunya untuk rapat" ujar Dwi pada Neneng.

" Iya tapi Aisyah sakit susah juga, soalnya yang punya program kan Aisyah sebagai seksi pendidikan dari karang taruna" jawab Neneng lagi.

"Neng, kan ada wakilnya Yuli kenapa g diganti aja dulu sementara sama Yuli" seru Tina, " daripada diundur undur terus. Syukur syukur Aisyah sehat pada waktunya" kata Tina lagi.

"Oh iya ya, kenapa g kepikiran ya, baiklah kalau begitu Syah kamu cepet sembuh ya, supaya bisa ikut rapat sama kita" ujar Neneng. "

"Ya udah kami pamit pulang ya" Neneng dan Tina pamit, akhirnya dikamar cuma ada Dwi dan Aisyah, mereka menjadi canggung.

"Syah udah minum obat belum" tanya Dwi.

" Udah tadi tapi masih sakit aja ni kepala" jawab Aisyah.

"Ya udah kita di klinik aja, mau g entar aku antar" Dwi menawarkan diri..,....,..........apa jawaban Aisyah mari besok kita teruskan bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!