NovelToon NovelToon

Aku tak pantas untuk mu

ke satu

Plaaakk!

satu buah tamparan mendarat diwajah seorang gadis cantik dan manis tersebut. ia ditampar oleh ayah kandungnya sendiri!

"anak tidak tau diri! kamu itu dibesarkan agar menjadi orang yang berguna. tapi apa yang kau lakukan ha? kau menjajalkan tubuhmu diluaran sana"

"apa begini caramu, membalaskan semua yang sudah aku berikan. sebaiknya waktu itu kau mati saja, dan menyusul ibumu disana! aku menyesal telah membesarkanmu."

"hiks hiks. maafkan nia pah! nia sama sekali nggak tau siapa yang menghamili nia. saat itu nia benar benar tidak sadarkan diri pah. "

"omong kosong! dasar anak tidak berguna. pergi kau dari rumah ini."

"mas kalo kamu usir anak kamu, terus dia harus tinggal dimana mas. kesian dia mas."

"ini sudah menjadi keputusan yang mutlak. dia anak ku dan itu sudah menjadi urusan ku. jika dia dibiarkan tinggal dirumah ini, apa kata teman teman ku nanti. mas malu!"

"ta-tapi pah, nia nggak punya siapa siapa lagi selain papa."

"aku tidak peduli!"

"kemasi seluruh pakaian mu,dan segeralah pergi dari rumah ini."

fasyin syafania adalah anak yang dianggap sebagai pembawa sial oleh sang ayah. diki saputra adalah orang yang paling mencintai almarhumah istrinya yaitu dewi aditama. dewi meninggal dunia paska melahirkan fasyin syafania. setelah mendapatkan kabar bahwa istrinya meninggal. diki justru mengutuk bayi yang baru saja dilahirkan tersebut sebagai anak yang membawa sial. karna melahirkannya lah diki harus kehilangan istri tercintanya. sedari kecil fasyin dirawat oleh bik surti, asisten rumah tangga dikediaman diki. diki sama sekali tidak perduli dengan anak tersebut, bahkan ia kerap sekali berniat untuk membunuh bayi tersebut. namun selalu gagal karna bik surti dapat menyelamatkanya.

jika waktu dapat diputar. fasyin juga tidak ingin dilahirkan dengan keadan tanpa seorang ibu dan dibenci oleh sang ayah yang seharusnya menjadi cinta pertamanya. tapi apa boleh dikata tuhan berkendak lain, dan justru malah menjemput sang ibu. fasyin sendiri tidak tau seperti apa wajah ibu yang telah melahirkannya. karna sedari dulu wajah yang fasyin lihat adalah ibu tirinya. dari cerita yang fasyin dapatkan dari bik surti, ayahnya menikah lagi setelah satu tahun kepergian sang istri tercintanya. dan fasyin juga selama ini hanya mengetahui sedikit cerita tentang ibu kandungnya itu.

dari pernikahan kedua ayahnya, fasyin memiliki satu orang adik perempuan, dan dua orang kakak laki laki. adik perempuan itu adalah anak satu ayah tpi berbeda ibu. sedangkan kedua kakak laki lakinya adalah anak dari pernikahan pertamanya. atau yang biasa kita sebut adalah janda anak dua. sikap sang ibu begitu baik padanya, hanya saja adik dan kedua kakak laki lakinya itu begitu membenci fasyin. karna bagi mereka bertiga hanya mereka lah yang pantas hidup dirumah mewah itu.

"kenapa aku selalu saja berada dalam kesulitan. apa aku dilahirkan hanya untuk disiksa." ucapnya dengan air mata yang mengalir deras

tok!

tok!

tok!

"masuk bik. nggak dikunci kok pintunya"

"udah beres non?" tanya sang bibik ketika sudah masuk kekamar anak majikan nya itu

"udah bik. ini baru mau pergi,"

"bibi ikut non ya. dalam kondisi lagi hamil muda seperti ini nggak baik kalo non harus pergi sendiri. bibi kasian sama non, jadi bibi mutusin untuk ikut, kebetulan bibi ada rumah hadiah dari mama non dulu, kita berdua bisa tinggal disana. dan sama sama rawat anak yang dikandungan non."

nia terharu dengan kebaikan dan rasa peduli bibi yang sudah merawatnya sejak bayi. ia merasa bersyukur karna masih dikelilingi orang baik disekiarnya.

"bibik baik banget, apa bibik nggak malu sama kondisi nia yang sedang hamil ntah anak siapa ini."

"bibi nggak malu sama sekali non. namanya juga musibah. bibi paham dengan kondisi non, cepat atau lambat semua juga akan terbongkar"

bik surti juga awalnya tidk mengira dengan sikapnya nona nya ini. kenapa nona nya bisa hamil diluar nikah bahkan ia sampai tidak tau siapa ayah dari bayi tersebut.

flasback on

"heh nia. tolong anterin minuman ini keatas dong. gue harus ladenin temen gue yang lain." perintah sisil pada kakaknya yaitu fasyin

malam ini adalah pesta ulang tahunnya sisil yang ke 16. seluruh teman teman sekolah nya diundang. karna memang acaranya dibuat begitu mewah dan juga meriah. bahkan seluruh kolega bisnis papanya pun juga turut diundang. jangan lupakan teman kedua kakak lelakinya juga turut hadir.

"yaudah sini, biar aku anter." jawab fasyin 

ia tak mempermasalahkannya. harus disuruh suruh oleh sang adik, walaupun sebenarnya banyak pelayan yang bisa mengantarkan minunan dan juga makanan tersebut. fasyin juga tak pernah mempermasalahkan tentang pesta tersebut. selama 18 tahun ia hidup, ia bahkn sama sekali belum pernah merayakan hari ulang tahunnya. berbeda dengan sang adik yang selalu dirayakan setiapp tahunnya.

"buruan sana anter. dan ingat jangan membuat masalah" peringat sisil. sedangkan fasyin hanya menurut saja tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun.

sepeninggalan fasyin. sisil justru mengkode sang kakak kedua dengan matanya. bayu yang paham pun langsung saja mengikuti kemana nia pergi.  

bruuk!

"sorry gue nggak sengaja. gue buru buru mau nyusul kak rayhan." ucap bayu sengaja meyenggol fasyin

"iya kak nggak papa. lagian nggak  ada yang tumpah juga kok'"

kemudian bayu tak lagi menyahut dan pergi terlebih dahulu. sedangkan fasyin lanjut berjalan guna mengantarkan minuman dan cemilan tersebut. sesampainya disana ternyata bayu juga berada disana bersama rayhan kakak pertamanya dan juga teman teman yang lainnya.

"ngapain lo disini." ketus rayhan. bayu yang berada tepat disebelahnya pun langsung meyenggol lengan rayhan dan berbisik. rayhan yang semula memasang wajah tak suka sekarang malah berubah dan memasang wajah seolah tengah menertawakan nasib fasyin

"aku disuruh sisil untuk anter minuman dan cemilan ini kak." jawabnya

"taruh disittu."

fasyin mengangguk dan lngsung saja meletakan beberapa minuman dan juga cemilan keatas meja yang berada tepat dihadapannya

setelah selesai fasyin pun langsung saja berbalik dan hendak pergi dari sana. namun saat ia sudah berbalik tiba tiba saja mulutnya dibekap oleh seseorang dn fasyin pun sudah tidak sadarkan diri.

bayu dan rayhan merasa puas dengan apa yang mereka lihat, lalu mereka pun menyuruh beberapa temannya membawa fasyin pergi dari sana dan berhati hati agar tak ketahuan

"terserah kalian, mau diapakan. yang jelas gue mau suatu saat nanti dia diusir dari rumah ini." ucap rayhan.

tentu saja teman teman dari rayhan tersebut merasa senang. mereka dapat mangsa tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun.

"kalian serius? nyerahin adik tiri lo ke kita!" tanya salah satu dari dari temannya

"yaiyalah! justru ini yang kita inginkan. agar dia bisa pergi dari rumah ini."jawab bayu

teman teman mereka pun hanya mengangguk saja. lalu mereka semua pun membawa fasyin keluar dari rumah itu lewat balkon kamar rayhan. agar tehindar dari para tamu undangan pesta yang lainnya.

sementara pesta terus berjlanjut hingga tengah malam tiba, dan barulah semuanya bubar dan segera pulang. setelah keadaan sepi sisil pun langsung masuk ke kamar kakaknya guna menanyakan hal yang sudah mereka rencakan.

"gimana kak? semua berjalan lancar"

"jelas lancar, bahkan sangat sangat lancar. setelah ini kakak yakin dia akan diusir dari rumah, dan kita bertiga yang akan menguasi rumah ni." jawab rayhan

"bagus deh kalo gitu. aku udah nggak sabar nunggu waktu itu tiba kak." jawab sisil

"sekarang kembalilah kekamarmu. jangan pikirkan hal ini lagi. karna rencana berjalan sangat mulus" ucap bayu

sisil mengangguk dan menuruti perintah sang kakak'

"okee..!"

"good nigth cantik"

dan semenjak kejadian malam itu, fasyin sama sekali tidak sadarkan diri. dan pagi menjelang masih seperti biasanya. ia bangun dikamarnya walaupun ia merasa sedikit pusing dan juga merasakan badannya seperti remuk sekali

"kenapa aku tiba tiba bisa ada dikamar? bukankah tadi seingat ku, aku masih bera dipesta ulang tahunnya sisil. "

"sshh! kenapa rasanya seluruh badan ku sakit." ucapnya apalagi dibagian intinya. ia begitu merasakan perih yang begitu teramat sakiit.

namun fasyin sama sekali tak menaruh curiga dan juga rasa khawatir. ia berpikir mungkin efek kelelahan saja

hari hari ia lalui dengan biasanya. akan tetapi hari ini ia merasakan sedikit aneh pada dirinya. ia merasakan sedikit mual dan juga pusing. hingga akhirnya fasin jatuh pingsan, dan bik surti yang berada didekatnya pun langsung saja mendekat dan mencoba untuk membangunkan fasyin

"ya allah non. non nia kenapa."

"tolong!"

bik surti terus saja berteriak dari arah dapur, dan membuat seluruh penghuni menghampirinya

"ada bik! astagfirullah, niaaa. nia kenapa bi" ucap panik ziah. ibu sambung fasyin

"nggak tau nyah! tiba tiba saja non nia pingsan."

"rahyan tolong kamu gendong nia danbawa kekamarnya. kamu bayu tolong telpon dokter keluarga kita." perintah ziah pada kedua putranya

sebenarnya mereka berdua malas untuk melakakukan hal tersebut. karna dipaksa oleh sang mama mau nggak mau mereka harus melakukannya

beberapa menit kemudian, setelah diperiksa oleh dokter. sang dokter pun membawa ziah untuk berbicara berdua saja.

"gimana dok, keadaan anak saya"

"nona nia nggak papa buk. dia hanya kelelahan akibat terlalu banyak gerak. dan kandungan nya juga alhamdulillah sehat. dan hal seperti ini memang biasa terjadi pada ibu yang muda." ucap sang dokter tersebut memberi tau

" apaaaaa! anak itu hamil" ucap diki yang baru saja pulang dari kantornya dan mendengar semua percakapan mereka

zaih dan dokter tersebut terkejut oleh suara diki yang besar dan juga menggelegar

"iya pak. putri bapak tengah mengandung, dan saya mohon tolong diberi taukan pada putri bapak, jangan terlalu keras beraktifas karna itu akan membahayakan kondisi janinnya."

"dan ini adalah resep obat yang ibu beli, saya sudah mencatatnya. kalo begitu saya permisi pak. buk!" pamit dokter tersebut meninggalkan mereka berdua yang terdiam.

flasback off

chapter 2

"Sudah nduk. Jangan dipikirin lagi, sekarang ayo kita pergi dari sini. " Ucap bik surti

"Yasudah ayo bik. " Jawab fasyin

Mereka berdua pun akhirnya keluar dari rumah mewah tersebut. Sungguh berat fasyin untuk sekedar melangkahkan kakinya pergi meninggalkan rumah itu. Sudah 18 tahun, ia tinggal dan besar di rumah itu. Dan sekarang ia harus pergi meninggalkan rumah tersebut, hanya karna ia mengandung yang entah anak dari siapa. Bagi fasyin biarlah ia hidup sebagai pembantu sekali pun dirumah itu, asalkan ia masih bisa melihat papanya. Walaupun papanya tidak pernah menganggap nya ada, setidaknya dengan menyiapkan makan dan melihat wajahnya saja sudah lebih dari kata cukup.

Fasyin mendongak, melihat rumah yang menjulang tinggi tersebut. Entah sampai kapan ia harus pergi meninggalkan rumah tersebut.

"Non, ayo! Itu taksinya udah dateng, " Ucap bik surti membuyarkan Lamunan fasyin

"Ah, iya bik, " Jawab fasyin dan langsung saja masuk kedalam taksi. Cukup lama perjalanan yang mereka tempuh, dan sepanjang perjalanan fasyin hanya bisa melamun memikirkan bagaimana nasib dirinya dimasa depan. Apakah diumurnya yang terbilang masih muda ini, bisa mengurusi anak seorang diri? Dan apakah bisa ia menjadi ibu yang baik kedepannya. Karna selama hidup nya, fasyin hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri dirumah, seperti membereskan rumah, menolong para pelayan di dapur. Ia bahkan tidak memiliki teman dan juga ia tidak pernah bersekolah sekalipun. Itu karna Diki tidak ingin jika fasyin bersekolah, ia malu jika nanti ada orang lain yang mengetahui bahwa fasyin adalah anak dari istri pertama. Jika digugurkan, fasyin merasa tidak tega dengan bayi yang tengah ia kandung, karna mau bagaimana pun bayi itu tidaklah bersalah. Biarlah apa kata orang nanti. Yang jelas ia akan merawat dan membesarkan anaknya semampu yang ia bisa

Tapi jangan salah. Walaupun fasyin tidak pernah bersekolah sekalipun. Tapi fasyin terbilang cukup pintar. Karna bik surti selalu mengajarkan fasyin baca tulis. Walaupun tidak seperti guru yang ada pada umumnya, tapi bik surti mahir mengajarkan fasyin dalam pelajaran apapun itu. Walaupun hanya dengan alat tulis seadanya, tak membuat bik surti maupun fasyin bermalas-malasan untuk belajar.

"Apa masih jauh bik, rumahnya? " Tanya fasyin memulai obrolan setelah sadar dari lamunannya

"Enggak non. Sebentar lagi kita sampai kok. "

"Hmm, bik. Maafin nia ya, karna nia bibik juga harus ikut pergi dari rumah papa. "

"Jangan ngomong gitu non, ini sudah jadi keputusan bibik untuk ikut pergi bersama non. "

"Tapi bik. Nia nggak bisa gajih bibik, karna nia nggak punya uang. "

"Bibik nggak minta digajih. Bibik juga ikhlas nolong kamu. Lagian rumah yang akan kita tinggalin nanti juga, pemberian dari mama mu. Untuk melanjutkan hidup, jangan dipikirkan itu biar menjadi pikiran bibik saja. "

"Sekali lagi terima kasih bik. Kalo nggak ada bibik, nia nggak tau harus pergi kemana. "

"Nggak perlu berterima kasih nduk. Ini sudah kewajiban bibik. Cuman ini yang bisa bibik bantu. Selama ini nyonya selalu membantu bibik, mungkin saat itu jika nyonya tidak membantu bibik. Bibik pasti udah mati kelaparan dijalanan nduk. Ini semua belum seberapa, sekarang istirahat lah. Sebentar lagi kita akan sampai, ntar bibik bangunin, "

Fasyin menurut. Ia pun memejamkan matanya, dan mulai tertidur dengan pulas. Sementara bik surti tersenyum lembut menatap fasyin

"Kasihan sekali nasib mu nduk. Kamu masih kecil tapi harus sudah menanggung beban seberat ini. " Gumam bik surti pelan

Ya, bik surti dulunya hanyalah seorang pengemis jalanan, yang hidupnya luntang lantung tidak memiliki tujuan. Beruntung nya waktu itu bik surti bertemu dengan dewi, dan ditolong oleh dewi, diberikan tempat tinggal, pakaian dan juga pekerjaan. Itulah kenapa bik surti baik pada fasyin. Karna hanya ini yang dapat bik surti lakukan, untuk fasyin.

Beberapa jam diperjalanan. Akhirnya mereka tiba di kota bandung. Dan telah tiba juga dirumah yang bik surti maksud

"Nduk bangun. Kita sudah sampai. " Ucap bik surti membangun fasyin.

Fasyin tersentak, dan perlahan membuka matanya

"Udah sampe bik." Gumam nya sambil mengucek mata

"Sudah nduk. Ayo kita turun, " Jawab bik surti. Mereka pun turun dari taksi, tak lupa bik surti membayarnya

"Nah sekarang kita akan tinggal disini. " Ucap bik surti sambil berjalan masuk kedalam rumah tersebut

Fasyin melihat lihat kesekitarnya. Sungguh ia merasa kagum melihat rumah tersebut. Memang tidak sebesar rumah papanya, tapi rumah itu juga tidak kalah sama bagusnya.

"Kecil yo nduk rumah nya. " Ucap bik surti

"Nggak apa apa bik. Ini juga bagus kok rumahnya, nggak besar kaya rumah papa, tapi disini terasa nyaman banget. Bibik lihat. bahkan disini juga ada tamannya. Cuma sayang, semua bunga yang ada disini udah pada lagu lagu. " Jawab fasyin, merasa sayang dengan taman bunga tersebut

"Iya nduk. Taman itu dulunya mama kamu yang buat, cuma karna mama mu menikah. Bibik terpaksa harus ikut kejakarta, dan ninggalin rumah ini. " Ucap bik surti

"Oh gitu. Nggak papa bik, ntar kalo ada waktu luang biar nia aja yang ngurusin kebun Ini. Sayang banget kalo nggak kepake. Padahal kalo dilihat lihat tanah nya subur, lihatlah rumput rumput yang tumbuh disekitarnya, " Jawab fasyin

Dirinya memang hobi sekali bertanam tanaman, sifatnya sebelas dua belas seperti ibunya, yaitu dewi. Dewi memang menyukai tumbuhan apapun itu. Itu sebabnya dimana ia tinggal, selalu ada taman bunga. Baik kecil atau pun luas yang penting harus ada taman. Karna menurutnya, jika memiliki masalah baik besar atau pun kecil masalah tersebut. Maka solusinya adalah ke taman. Dengan melihat lihat bunga yang beraneka ragam bentuk dan juga warnanya, dapat membantu menghilangkan setres. Dan hal itu menurun pada sifat fasyin yang juga menyukai tanaman. Dirumah lamanya, terdapat satu taman kecil milik mamanya. Dan fasyin selalu pergi kesana, jika sang papa selesai memarahinya. Ia akan melakukan sesuatu sebentar, agar dapat menenangkan diri dari amukan sang ayah. Yaitu dengan cara, menyirami tanaman dan juga mencabuti rerumputan liat yang tumbuh disekitar tanaman bunga miliknya

"Iya boleh. Tapi ingat kamu sedang mengandung, jangan bekerja terlalu berlebihan. Agar janinmu nggak kenapa kenapa, " Jawab bik surti tersenyum lembut

"Iya bik. Nggak bakal berlebihan kok. Ntar kalo ada waktu senggang aja nia bersihin tamannya. " Ujarnya

"Yaudah. Sekarang kita masuk dulu, bibik mau bersih bersih didalem. Lama nggak ditempatin pasti banyak debu dan juga kotoran kotoran hewan. " Ucap bik surti

Fasyin mengangguk. Setelah pintu terbuka, memang benar aroma debu langsung tercium di indra penciuman mereka. Dan kotoran hewan juga berserakan dimana mana. Seperti kotoran tikus, tak lupa juga bau pesing yang begitu kuat.

Mereka berdua pun meletakkan barang barangnya dikamar masing masing. Setelah nya mereka membersihkan rumah tersebut bersama sama, tak lupa mereka juga menggunakan masker agar dapat mengurangi bau bau yang tak sedap. Lumayan lama mereka membersihkan rumah tersebut, dan cukup lelah juga. Karna mereka mengalihkan beberapa barang dan juga meja agar semuanya benar benar bersih dan tak meninggalkan debu sedikit pun. Sesekali fasyin istirahat, mengingat bahwa ia tengah mengandung. Kemudian ia berlanjut membantu bik surti menyapu dan mengepel, setelahnya mereka mengangkat meja dan beberapa barang lainnya lagi bersama.

"Huft! Akhirnya selesai juga ya bik. "Ucap fasyin tertuduk dilantai

" Iya bibik juga capek. Debunya banyak banget ya nduk, karna rumah ini udah lama nggak kepake. Tapi untung lampu dan yang lainnya nggak ada yang rusak. Jadi kita nggak perlu takut jika harus gelap gelapan. "Jawab bik surti ngos ngos'an

" Iya bik, itu aja udah bersyukur banget. Kalo gitu nia mandi duluan ya bik, bentar lagi juga mau magrib, "ucap fasyin

" Iya nduk. Sekalian bibik juga mau masak untuk makan malam kita nantik."jawab bik surti

Fasyin mengangguk, kemudian ia menuju kamarnya untuk mengambil handuk dan dengan segera mandi, sebelum magrib tiba. Sambil menunggu fasyin selesai mandi. Bik surti menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Kebetulan sebelum berangkat, bik surti menyempatkan mengambil beberapa makanan dari rumah Diki, untuk ia dan juga fasyin makan.  Bik surti tidak menyolong, tapi ziah lah yang memberikan makanan serta sayuran untuk bik surti bawa. Tak lupa ziah juga memberikan sedikit uang untuk menanggung biaya hidup bik surti dan juga fasyin untuk sementara. Tentu saja hal itu ziah lakukan tanpa sepengetahuan Diki, jika Diki tau. Tentu saja ia akan marah besar dan terus saja berceramah sepanjang hari.

Beberapa menit berlalu. Fasyin telah selesai mandi, begitupun dengan vik surti yang juga telah rapi. Mereka berdua terlihat lebih segar karna selesai mandi. Berbeda dengan pertama kali mereka masuk ke rumah tersebut. Begitu acak acakan dan juga kumel.

Tok!

Tok!

Tok!

"Bibik udah siap masak nya? Kalo belum nia mau bantu. " Tanya fasyin dari luar kamar bik surti

Ceklek!

" Sudah nduk. Bibik udah siap dari tadi, Udah waktunya makan malam, yuk makan dulu. "Jawab bik surti

" Kirain nia belum. Tadinya nia mau bantu tapi nia telat yah, maafin nia ya bik. Karna nia nggak nolongin bibik, "ucap nya tak enak, karna membiarkan bik surti memasak seorang diri

" Jangan ngomong gitu. Bibi nggak kecapean banget kok. Kalo mau bantu bibi masa. Lain kali aja. Sekarang kita makan dulu. "Ucap bik surti

Fasyin mengangguk, mereka berdua pun menuju meja makan, dan mulai memakan makanan yang ada. Hening! Itulah yang terjadi. Hanya ada dentingan sendok dan piring saja yang saling bersahutan. Lima belas menit berlalu, kini mereka telah selesai dengan makan malamnya. Bik surti mencuci alat bekas makan mereka, sementara fasyin. Ia disuruh oleh bik surti untuk membersihkan meja saja. Awalnya fasyin lah yang ingin mencuci piring, namun bibik melarang nya. Takut takut saat fasyin mencuci piring, lantai licin dan mengakibatkan ia jatuh terpeleset. Fasyin pun menurut itu juga demi kebaikan nya. Lebih baik mencegah nya dari pada harus mengobati bukan.

"Sudah larut malam kenapa belum tidur non? " Tanya bik surti karna melihat fasyin terduduk didepan TV

"Nia nungguin bibik. Bibik udah selesai nyuci piring nya? " Tanya nya

"Sudah, "

"Yasudah. Kalo memang nggak ada lagi. Kita tidur ya bik. " Ucap fasyin

Bikk surti mengangguk, dan mematikan TV-nya. Mereka pun menunu kamar masing masing, guna mengistirahatkan diri

"Selamat malam bibik. " Ucap fasyin sebelum masuk ke kamarnya

"Malam juga nduk. Jangan lupa berdoa ya, " Balas bik surti tersenyum. Fasyin mengangguk dan langsung menuju kamarnya. Dan berebahkan tubuhnya dikasur. Tak butuh waktu yang lama, ia sudah tertidur dengan Nyenyak nya memasuki alam mimpi.

chapter 3

Tidur nyenyak fasyin terganggu oleh suara grasak grusuk dari luar. Entah suara apa itu fasyin juga tidak tau, ia perlahan membuka matanya dan melirik jam yang masih menunjukan pukul 4 dini hari.

Dengan pelan fasyin menyibak selimutnya, dan dengan segera keluar guna memeriksa suara apa yang yang begitu berisik.

Fasyin dengan pelan berjalan, sambil membawa gagang sapu yang ia ambil dari balik pintu kamarnya. Sudah pasti untuk berjaga, takut takut ada maling yang masuk kerumah mereka.

Ceklek!

Fasyin menyalakan lampu, dan seluruh rumah menjadi terang. Ternyata bik surti lah yang bekerja di dapur.

"Loh bibik tah, yang di dapur.  Nia kira ada maling yang masuk kerumah, sampe nia udah bawa sapu segala! " Ucapnya

Ternyata Kecurigaan nya salah. Yang semula ia kira maling ternyata adalah bik surti.

"Kamu ini ada ada aja nduk. Mana mungkin ada maling yang mau masuk kerumah kita yang sederhana ini. Orang nggak ada apa apanya kok. " Jawab bik surti

"Ada kok bik. Bibik berharga bagi nia. Kalo bibik sampe diculik, kan nia jadi nggak punya siapa siapa lagi hehe. " Cengirnya

"Oalah. Nggak ada yang mau sama bibik, orang udah tua begini. " Balas bik surti malu malu.

"Hehe. Bibik ngapain? Kok banyak adonan kue gini. " Tanya fasyin ketika melihat meja penuh dengan tepung tepungan.

"Bibi mau bikin kueh, untuk dijual. Kan lumayan untung nya bisa kita pake untuk kebutuhan kita sehari hari nduk. " Jelas bik surti

"Oh. Nia boleh bantu bik? Mau lanjut tidur, tapi nia udah nggak ngantuk lagi. " Tawar fasyin

"Boleh nduk. Kamu tolong masak adonan ini ya. Bibi mau ngadon yang lain. " Jawab bik surti sambil memberikan mangkok berisi adonan

Fasyin menerima mangkok berisi tersebut dan mulai untuk memasak nya. Cukup banyak jenis kue kue yang bik surti olah. Dari donat, risoles, bakwan sayur, tahu isi, bakwan jagung, dadar gulung. Dan masih banyak lagi yang mereka buat.

bik surti sengaja membuat nya dijam yang menjelang pagi. Itu semua agar makanan yang dia olah masih fresh dan juga hangat.

"Udah beres semua kayanya ini bik. Terus sekarang apa lagi?" Tanya fasyin ketika melihat sudah banyak sekali kue kue yang siap untuk dijual

"Kamu mandi duluan aja. Semua kue ini biar bibik yang susun. Setelahnya baru kita berangkat ke pasar untuk menjual semua kue kue ini. "

"Oh yaudah. Nia mandi duluan ya bik, " Ucap nia, ia pun bergegas segera menuju kamarnya, untuk mengambil handuk dan juga beberapa pakaian.

Sambil menunggu fasyin selesai mandi. Bik surti menyiapkan seluruh kue nya. Satu persatu ia susun dan rapikan kedalam kotak kue. Lalu ia simpan kedalam kantong pelastik. Dapat dilihat kantong pelastik yang ia siapkan sebanyak empat biji. Dan semuanya berisikan berbagai macam jenis kue. Setelah beberapa menit akhirnya fasyin telah selesai mandi, dan dilanjutkan dengan bik surti.

10 menit berlalu, mereka telah siap untuk berangkat kepasar. Tak perlu menggunakan kendaraan. Cukup berjalan kaki mereka sudah tiba dipasar pagi.

"Rame ya bik pasarnya. Padahal ini masih sekitar jam enam kurang. " Ucap fasyin ketika melihat pasar yang begitu cukup ramai.

Ramainya bukan hanya pedagang saja. Tapi ada juga beberapa warga sekitar yang berbelanja di jam segini. Alasannya karna jam seperti ini, sayur, cabai, bawang, dan beberapa kebutuhan pangan lainnya terjamin fresh dan segar.

"Selalu rame setiap harinya nduk. Lapak kita jual ada diujung sana. Sekarang ayo kita kesana, " Jawab bik surti.

Fasyin mengangguk. Dan mengikuti langkah bik surti menuju lapak mereka, dimana tempat mereka jualan. Sesampainya dilapak mereka. Mereka langsung saja mengeluarkan semua isi dari kantong plastik tersebut, dan menyusunnya dengan rapi ke atas meja. Posisi mereka jualan, bersebelahan dengan orang yang berjualan sarapan pagi. Dan kebetulan memang warung sarapan pagi itu selalu ramai setiap harinya, dan tak pernah sepi pengunjung. Pemiliknya juga ramah, justru dia lah yang menawarkan bik surti untuk berjualan disebelah nya. Karna memang pemilik warung sarapan pagi itu, sudah kualahan dengan jualannya. Ia pun tidak memiliki waktu untuk membuat jenis kue. Terkadang banyak sekali pembeli yang makan ditempat, menanyakan kue kue. Berhubung memang sipemilik warung sarapan pagi itu dekat dengan bik surti, dan dia juga mengetahui bik surti kembali, itulah kenapa dia menawarkan agar bik surti berjualan saja ditempatnya.

Hitung hitung berbagi rezeki, tidak ada yang salah bukan. Karna pasar yang seluas itu banyak pedagang dan juga pembelia maka kesempatan untuk bik surti berjualan.

"Berapaan harga nya kue bu! " Ucap seorang pembeli menghampiri. Ia cukup tergiur dengan kue kue yang dijual fasyin dan juga bik surti. Bagaimana tidak tergiur. Kue mereka masih mengeluarkan asap yang tandanya kue itu baru saja matang, dan langsung dipasarkan

"Donat nya satu dua ribu aja teh. Yang lainnya empat lima ribu. " Jawab bik surti

"Oh ya sudah, saya mau sepuluh ribu campur ya! " Ucap pembeli tersebut. Bik surti mengangguk dan dengan segera membukuskan kue kuenya

"Terima kasih ibu! " Ucap fasyin setelah menerima uangnya. Si pembeli tersenyum kemudian berlalu dari sana. Hal Yang serupa terus terjadi. Banyak sekali pembeli yang membeli dagangan mereka. Sampai sampai mereka kualahan melayani pembeli yang tak ada hentinya mengantri. Sangking sibuk dan repot nya. Fasyin juga bik surti sampai tidak sadar jika hari sudah siang. Dan kue yang mereka jual habis tak tersisa.

"Alhamdulillah bik. Kue kita habis semuanya. " Ucap fasyin merasa senang. Walaupun melelahkan tapi ia bahagia karna melihat kue yang mereka jual habis tak tersisa sedikit pun

"Iya nduk. Akhirnya habis juga, kalo udah habis gini ada baiknya kita pulang. Kamu pasti udah lelah bukan. " Jawab bik surti

Fasyin hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia ingin mengatakan sesuatu, tapi ia takut jika bik surti akan marah padanya. Melihat raut wajah fasyin yang sedikit kebingungan, bik surti pun bertanya. Hal apa yang sekiranya membuat nona mudanya ini terlihat bingung

"Kamu kenapa nduk? Kaya ada sesuatu yang kamu pikir kan. " Tanya nya

"Enggak kok bik. Nggak ada, sekarang kita kemasin aja semua kotak kue ini. Biar kita cepet pulang! " Jawab fasyin

Bik surti menarik nafas dengan pelan. Mana mungkin jika tidak ada apa apa. Hei ayolah! Bik surti merawat nya dari ia masih bayi. Bayi sekali, mana mungkin bik surti tidak paham dengan karakter nona mudanya ini.

"Jangan bohong nduk. Bibik kenal sama kamu sejak kamu masih bayi. Bahkan yang merawat dan membesarkan kamu bibik. Mana mungkin bibik tidak mengerti sifat dan gimana hidup kamu. " Terang bik surti

"Sebenarnya nia pengen. Makan rujak bik, sama soto tapi kuah nya aja. Nia pengen bilang sama bik surti tapi nia takut kalo bibik marah. " Ucapnya, yang membuat bik surti menggeleng.

"Mana mungkin bibik marah. Kamu pasti lagi ngidam kan. Yaudah tunggu disini, biar bibik belikan ya. " Ucap bik surti tersenyum lembut

Fasyin tersenyum manis, dan mengangguk. Ia pun menunggu bik surti untuk pergi membelikan apa yang ia inginkan. Sungguh ia benar benar merasa bahagia karna telah dirawat oleh bik surti yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Saat ini hanya bik surti lah yang ia punya, karna semua yang ia sayangi justru pergi dan membencinya, dan dengan teganya mengusir nya dalam keadaan hamil.

Mengingat kejadian yang membuatnya diusir dari rumah. Membuat fasyin pusing memikirkan hal tersebut. Sungguh fasyin benar benar tidak tau siapa yang telah menghamili nya. Karna seingatnya malam itu ia hanya mengantarkan minuman pada bayu dan juga rayhan. Dan setelah nya ia sudah tidak mengingat apa apa lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!