"Dasar anak haram!" hardik seorang wanita pada perempuan yang ada didepan nya
"Cukup, Alena," bentak sang suami. "Jangan pernah mengatakan jika Aerin anak haram. Dia anakku," tegas nya menatap tajam sang istri.
Seorang wanita yang mendengar perdebatan kedua orang tua nya terduduk lemah di balik pintu. Kehadiran nya selalu jadi boomerang bagi keluarga nya. Dia dianggap pembawa sial. Kedua orang tua nya bercerai. Sang ibu sedang bahagia bersama suami baru nya. Begitu juga dengan sang ayah yang sedang menikmati masa-masa bersama seseorang yang baru. Dan dia menikmati tangis dan air mata.
"Hallo Jo, jemput aku dirumah," ucapnya berbicara di telpon.
Gadis itu menyeka air matanya. Dia berdiri dari duduknya dan melenggang keluar dari kamar. Dia selalu menjadi bahan pertengkaran kedua orang tua nya.
Aerin Putri Nadine, wanita berusia 25 tahun. Dia bekerja di sebuah perusahaan besar. Hidupnya seputar pekerjaan dan sang kekasih. Ya semua orang melihat dia sebagai perempuan yang bahagia. Namun, banyak yang tidak tahu jika gadis tersebut memiliki beban di pundak nya.
"Sayang."
Wanita tersebut berhambur memeluk sang kekasih hati. Hanya sang kekasih nya ini yang selalu memahami keadaan nya. Meski terkadang dia merasa hidupnya tak baik-baik saja.
"Kau baik-baik saja Sayang?" tanya lelaki tampan itu menyeka air mata kekasih nya.
"I'm okay," sahutnya lemas.
"Ya sudah. Ayo ikut aku," ajaknya menarik tangan wanita cantik tersebut.
Aerin hanya pasrah saat Jo menarik tangannya. Memang lelaki ini yang paling mengerti kondisi hatinya. Lelaki ini yang selalu bisa menenangkan jiwanya.
"Kita mau kemana Sayang?" tanya Aerin heran.
"Kau butuh yang segar-segar Sayang, ayo kita ke club'. Kita lupakan semua masalah yang ada malam ini," goda nya sambil mencolek dagu Aerin.
"Kau selalu tahu Sayang, jika aku butuh pelampiasan," jawab nya menyandarkan kepalanya di lengan lelaki yang tengah menyetir tersebut.
'Dasar perempuan bodoh. Selamat menikmati kehancuran mu, Sayang. Kau adalah penyebab dari segala penderitaan ku. Maka bersiaplah menerima balasan yang setimpal,' batinnya sambil tersenyum devil menatap gadis yang bersandar padanya tersebut.
Mobilnya terhenti tepat didepan sebuah club malam. Aerin menatap tempat tersebut dengan perasaan takut.
"Sayang aku takut," ucap Aerin memeluk lengan Jo.
"Tidak perlu takut, Sayang. Ada aku disini," sahut Jo menepuk punggung tangan wanita itu berusaha menyalurkan kekuatan.
Aerin mengangguk. Ini adalah pertama kali seumur hidup dia masuk kedalam tempat menyeramkan seperti ini. Masalah yang dia hadapi kali ini benar-benar diluar batas pemikiran nya sehingga membuat dia terpaksa memilih cara ini untuk menenangkan hati dan pikiran nya.
'Aku akan menghancurkan mu Aerin. Aku akan membuatmu hamil. Setelah itu aku akan pergi meninggalkan mu dan kau akan menjadi manusia paling menyedihkan didunia,' batin nya lagi.
Aerin memeluk lengan Jo dengan erat. Sesekali dia mendelik ketika mendengar suara musik yang memekik ditelinga nya.
"Ayo Sayang, duduk." Jo menarik kursi agar Aerin duduk.
"Jo, jangan jauh-jauh. Aku takut," pinta Aerin lirih sambil melirik beberapa wanita yang sedang duduk dipangkuan para lelaki hidung belang.
"Tidak perlu takut Sayang. Kau aman bersama ku," ucap Jo hendak mengecup bibir Aerin. Namun, wanita itu malah memalingkan wajahnya.
"Jaga sikap Jo, disini banyak orang," ucap Aerin menolak. Dia dan Jo belum pernah berciuman meski hubungan mereka terbilang sudah lama.
Jo mengeram kesal. Namun, lelaki itu berusaha menahan amarahnya. Jangan sampai dia teledor dan membuatnya kehilangan kesempatan untuk menghancurkan Aerin.
"Minumlah, Sayang." Jo meletakkan gelas yang berisi wine didepan Aerin.
Tanpa menunggu lama gadis tersebut menunggak wine itu dengan sekali teguk kan. Ini pertama kali nya dia menelan minuman haram ini.
"Tambah lagi Sayang." Jo memberikan lagi segelas untuk Aerin.
Entah sudah berapa gelas yang wanita itu minum. Hingga akhirnya, Aerin sadar dan tak sadarkan diri setelah dia mengoceh tidak jelas.
.
.
.
Seorang pria berjalan sempoyongan. Dia masuk kedalam kamar hotel yang telah dipesan oleh sang asisten. Dia baru saja dari club' malam, menghabiskan malam-malam nya dengan minuman haram tersebut.
Dia masuk samar-samar didalam kamar hotel. Dia berbaring dan betapa terkejutnya dia saat merasa ada seseorang yang menariknya.
"Kau...... umphhhhhhh." Mata lelaki tersebut membulat sempurna saat ada seseorang yang menyumpal mulut nya dengan ciuman.
Dia hendak mendorong tubuh perempuan yang telah menindih nya. Namun, entah kenapa gairahnya seketika memuncak? Tidak pernah sebelum nya dia merasakan gairah sepanas ini.
"Baiklah, Girl. Jangan salahkan aku," ucap lelaki itu tersenyum devil. "Aku akan membuatmu terbang melayang malam ini," ujarnya.
Tanpa pikir panjang lelaki tersebut mengubah posisi nya berada diatas sang gadis. Dia akan meladeni gadis ini. Apalagi dia butuh pelepasan. Sudah lama sesuatu yang berada dibawah sana tidak hidup. Apalagi sejak keretakan dalam rumah tangga nya.
Malam-malam panjang dan panas itu dilewati oleh dia insan manusia yang tidak saling kenal. Mereka saling memuaskan satu sama lain dengan bergantian memimpin permainan panas tersebut.
Kedua nya sama-sama dalam pengaruh alkohol. Namun, seperti nya sang wanita telah di berikan obat perangsang sehingga dia belum merasakan kepuasan meski sudah mencapai puncak kenikmatan beberapa kali.
Sang lelaki menatap wanita yang ada dipelukkan nya.
"Kau sudah menjadi milikku, Girl. Aku takkan melepaskan mu. Apapun yang terjadi," ucapnya lalu mengecup kening wanita itu dan terlepas bersama.
Jo berjalan dengan sumringah. Dia sudah tak sabar membobol gawang wanita yang telah dia jebak itu. Selama tiga tahun pacaran dia tidak pernah menyentuh wanita tersebut. Lantaran Aerin yang memegang prinsip no *** without married.
Jo masuk kedalam kamar, di mana disana ada Aerin. Lelaki itu terkejut ketika melihat kondisi kamar yang sudah berantakan dengan pakaian yang berserakan kemana-mana.
Lelaki itu menutup mulutnya tak percaya saat melihat dua orang yang tengah saling memeluk diatas ranjang.
"Bagaimana bisa?" tanya nya setengah tak percaya.
"Damn ****," lelaki itu mengumpat kasar.
Gagal sudah semua rencana yang dia susun dengan matang. Kenapa bisa wanita yang dia incar tidur bersama pria lain? Dengan wajah kecewa dan juga marah lelaki itu keluar dari kamar hotel. Dia mengumpat berbagai macam umpatan.
**Bersambung..**
Welcome to my new novel. jangan lupa like komen dan vote ya guys. Jika ada saran dan masukkan kalian boleh coret-coret di bawah.. Jangan lupa juga follow akun author agar selalu dapat notifikasi karya-karya terbaru dari Author. Terima kasih......
Cukup sekian dan terima gaji.....
Aerin mengerjab-ngerjabkan matanya saat mendengar percikkan air didalam kamar mandi. Samar-samar wanita itu membuka matanya. Apalagi cahaya sinar matahari menyinari wajah cantiknya pagi ini.
Tubuhnya terasa remuk redam. Beberapa tulang nya terasa patah-patah, dia seperti baru saja selesai berperang. Kepalanya juga masih berdenyut sakit. Dia sama sekali tidak ingat apa yang sudah terjadi padanya tadi malam. Wanita itu hanya merasakan sensasi berbeda yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan.
Wanita itu terduduk sambil menguap beberapa kali. Rambut nya tampak acak-acakan. Namun, justru membuatnya tampak cantik dan menggemaskan tanpa polesan make up di wajahnya. Tunggu
Aerin menyimak selimut nya. Gadis itu terkejut ketika mendapati dirinya tak memakai apapun. Dia menatap sekeliling nya. Dimana baju-baju nya berserakan dilantai.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi?" tanya nya menutup mulut tak percaya.
Air mata Aerin menyeruak keluar dari kelopak matanya saat melihat bercak merah diatas sprei putih.
"Apa yang sudah aku lakukan?" wanita itu memeluk erat selimut yang ada ditubuhnya.
Rekaman pergulatan panas nya semalam kembali terbayang dikepalanya. Padahal tadi dia sudah tak ingat apapun. Namun, saat melihat kondisi dirinya yang terbangun dalam keadaan seperti itu. Membuat perasaan pahit itu menjelajah masuk kedalam sana.
Tidak lama kemudian keluar seorang lelaki dengan handuk yang terlilit dipinggangnya. Buliran air menetes menjatuhi dada bidang nya. Roti sobek diperutnya terlihat menggoda untuk disentuh atau sekedar diraba.
"Anda siapa?" tanya Aerin menarik selimut nya untuk menutupi tubuh polos wanita itu.
Lalu Aerin teringat pada kekasih nya Jo yang membawa dia masuk kedalam club' malam. Kemana kekasih nya itu, apa Jo sengaja menjebak dia?
Lelaki itu malah santai dan memakai pakaian nya didepan Aerin. Dia menatap damba wanita yang ada diatas ranjang tersebut. Ingin rasanya dia mengulang permainan panas mereka. Namun, karena ada pekerjaan mendadak sehingga membuat nya harus menahan hasrat yang menggebu-gebu.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu? Kau ingin mengulang permainan kita semalam, Girl?" bisiknya sambil mengigit telinga Aerin dengan gemas.
"Jangan macam-macam, Tuan," hardik Aerin mendorong tubuh lelaki tersebut.
Lelaki itu tertawa sinis. Perempuan didepannya ini ternyata berani juga. Padahal semalam, wanita ini sangat buas di ranjang hingga dia sendiri kewalahan menyeimbangi permainan Aerin.
Pria tersebut menatap Aerin sinis. Semalam dia sempat berpikir jika Aerin adalah wanita malam. Namun, saat mengetahui bahwa wanita ini masih perawan dia menarik ucapannya kembali.
"Kau sudah menjadi milikku, Girl. Kau tidak akan bisa lepas dariku," ucap nya mengecup bibir Aerin secepat kilat.
Mata Aerin membulat sempurna. Dia menatap nyalang lelaki tersebut.
"Lupakan apa yang sudah kita lewati, Tuan," tegas Aerin. "Ini hanya kesalahpahaman saja karena aku dalam pengaruh alkohol," ucap Aerin.
"Melupakan yang semalam?" ulang lelaki itu menatap Aerin dengan senyuman liciknya.
"Tidak semudah itu, Girl. Aku tidak bisa melupakannya. Mulai semalam kau sudah menjadi milikku. Dan akan menjadi milikku, selamanya," ucapnya penuh penekanan.
"Kau tidak akan bisa lepas, karena kau sudah memiliki tanda," ucapnya tersenyum sambil mengelus wajah mulus Aerin. Wanita ini sangat cantik sehingga tak mampu membuat dia menahan diri. Sesuatu yang sudah lama tertidur didalam sana kini bangkit hanya karena merasakan satu sentuhan dari kulit Aerin.
Setelah memakai pakaian nya dengan rapi, lelaki tersebut melenggang keluar dari kamar hotel dan meninggalkan Aerin sendirian.
Aerin terdiam sejenak. Dia seolah tak percaya atas apa yang sudah terjadi padanya semalam. Wanita itu menggeleng dan menolak, bagaimana bisa dia menghabiskan malam dengan pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Aerin turun dari ranjang. Wanita itu menyeret kakinya saat merasakan bagian inti nya terasa perih dan sakit luar biasa. Dia memungut pakaian nya yang berserakan dilantai dengan lelehan air mata yang menetes dipipinya.
Wanita tersebut masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia menangis dibawah guyuran shower. Menangis sepuasnya menangisi takdir dan nasibnya.
"Kenapa kau tega padaku, Jo?" lirihnya.
Aerin masih ingat jika sang kekasih lah yang telah membawanya ke hotel. Meski dalam keadaan mabuk samar-samar ingatan itu masih melekat di otaknya.
"Apa yang harus aku lakukan setelah ini?" gumamnya.
Aerin gadis malang. Dia terlahir dari keluarga broken home. Orang tuanya berpisah dan memilih kehidupan masing-masing. Dirinya yang sudah berusia dewasa tersebut harus menjadi korban karena keegoisan ayah dan ibu nya.
Kehadiran nya bagai benalu yang tak dianggap. Hidupnya selalu menjadi beban. Dia tidak tahu, apa maksud Tuhan melahirkan insan lemah seperti nya. Sekarang, sesuatu yang dia jaga dengan susah payah malah diambil secara paksa oleh lelaki yang tidak dia kenal sama sekali. Siapa lelaki itu? Dari mana asalnya? Kenapa bisa satu kamar dengannya dan menghabiskan malam-malam panjang yang menggairahkan.
Aerin menatap sedih pantulan dirinya didepan cermin. Tanda kepemilikan lelaki itu masih melekat dibagian lehernya. Lelaki itu benar-benar buas dan menerkamnya tanpa ampun.
"Hidupku benar-benar hancur. Tidak ada lagi yang bisa aku banggakan. Semua hilang. Pergi," lirihnya.
Aerin memakai kembali pakaiannya. Dia keluar dari kamar hotel dengan wajah sendu dan mata sembab. Setiap orang yang melihatnya bisa menembak bahwa wanita ini telah melakukan hubungan badan.
Aerin berjalan sambil memeluk tubuhnya. Dia memakai jas lelaki yang seperti nya sengaja dia tinggalkan didalam kamar hotel.
Entah sengaja kebetulan atau bagaimana, hujan turun deras membasahi bumi pahala masih pagi. Aerin berjalan ditengah derasnya hujan. Kata orang-orang menangis didalam hujan adalah cara terbaik agar tak terlihat jika ada lelehan asin diantara air hujan.
Wanita itu tak peduli dengan hujan yang menghantam tubuhnya. Dia terus berjalan seolah telinganya bisu tak mendengar.
Inilah awal dari kehancuran hidupnya. Dia akan diejek habis-habisan oleh ibu dan kakak tirinya. Kehadiran nya memang dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting.
"Jika bisa menghilang, aku ingin menghilang dari bumi. Aku tak ingin hidup lagi," lirihnya pasrah.
Hidup nya tak pernah bahagia. Sang kekasih hati yang dia anggap sebagai tempat untuknya mengadu rasa sakit dan letih malah menjebak nya dalam lubang kehancuran. Apa yang bisa dia lakukan sekarang? Tidak ada. Selain pasrah pada kehendak Tuhan.
Aerin, wanita putus asa yang tak memiliki tujuan hidup. Dunia tak pernah baik padanya. Dunia selalu memojokkan dirinya. Dunia jahat padanya. Orang-orang di sekitar nya, menjadi salah satu penyebab dia menderita.
Wanita itu tak mengharapkan bahagia. Dia hanya ingin hidup tenang dan baik-baik saja. Namun, ketenangan hidupnya kini mulai terganggu saat dia merasa ada yang hilang dari dirinya.
**Bersambung..... **
Jangan lupa like. Komen dan vote yaa guys...
"Aerin, apa yang terjadi? Kenapa dengan penampilan mu?" cecar Rollies, ayah Aerin.
Aerin hanya menunduk malu. Apa yang harus dia jelaskan pada ayah nya? Pasti ayah nya itu akan kecewa ketika mengetahui bahwa dirinya sudah kehilangan sesuatu paling berharga yang dia jaga dengan susah payah.
"Aerin, kenapa kau diam saja?" tanya Rollies lagi sambil mengguncang bahu anak perempuan nya tersebut.
"Maafkan aku, Ayah," ucap Aerin penuh penyesalan dengan lelehan bening yang berjatuhan dipipinya.
Seandainya saja dia tidak mengikuti Jo yang membawa nya ke club' pasti semua ini tidak akan terjadi. Dia tidak akan kehilangan harga dirinya.
"Apa yang sudah kau lakukan? Kenapa minta maaf?" tanya Rollies.
Rollies menutup mulutnya ketika melihat tanda kepemilikan yang tercetak jelas di leher putrinya. Ayah mana yang takkan murka ketika melihat hal tersebut.
"AERIN," bentak Rollies menarik tangan wanita itu dengan kasar.
"Ayah, maafkan aku," ucap Aerin mengikuti Rollies yang menarik tangannya.
"Kau benar-benar keterlaluan!" hardik Rollies
Brakkkkkkkkkkkkkk
"Awww." Aerin meringgis kesakitan saat Rollies mendorong nya dengan kasar hingga membuat lutut wanita cantik itu berdarah.
"Ayah, maafkan aku," ucap Aerin memeluk kaki Rollies. "Maaf Ayah, aku tidak tahu siapa yang melakukan nya. Tapi sungguh aku tidak bermaksud melakukan hal sekeji ini dan mempermalukan mu," ujar Aerin sungguh-sungguh seraya menangis segugukan di kaki Rollies.
"Kau sudah membuat Ayah kecewa," ucap Rollies dengan suara lirihnya.
"Sudahlah, Sayang. Usir saja dia dari sini. Anak pembawa sial dan sekarang malah membuat malu nama keluarga," ucap Jasmine ikut menimpali, ibu tiri Aerin.
Rollies terdiam. Tak mungkin dia mengusir Aerin. Aerin adalah anak perempuan nya, jika dia usir kemana anak nya itu akan tinggal? Walaupun Aerin sudah mandiri dan bisa mencari uang sendiri, namun tetap saja jiwa nya sebagai seorang ayah tak tega mengusir putrinya. Apalagi, Aerin perempuan.
"Cari laki-laki yang sudah memperkosamu dan menikah dengan nya." Setelah berkata demikian Rollies melenggang pergi.
Aerin menangis segugukan diatas lantai. Dia juga tidak tahu bagaimana hal ini bisa terjadi padanya?
"Hem, hai adikku sayang." Lisa berjongkok menatap Aerin penuh kebencian. "Selamat menikmati kehancuran mu, adikku," ucapnya dengan senyuman mengejek.
Aerin membalas tatapan Lisa. Mereka berdua memang saudara tiri yang tak pernah akur. Apalagi Lisa selalu iri atas pencapaian Aerin, karena Aerin tak hanya cantik tapi juga cerdas dan selalu mendapat penghargaan di perusahaan tempat dia bekerja.
"Kenapa? Kau ingin marah?" ujar nya
"Dasar pelacur," cibir Jasmine.
"Oh iya aku lupa, adikku ini ternyata pelacur," bisik Lisa.
Jasmine dan Lisa keluar dari kamar Aerin dengan senyum penuh kemenangan. Hari kehancuran yang mereka tunggu-tunggu kini telah hadir. Pasti sebentar lagi, Aerin akan diusir dari rumah ini. Setelah Aerin diusir mereka akan bebas melakukan apa saja tanpa omelan Aerin yang sok tahu atas hidup mereka.
Aerin mengunci pintu kamarnya. Wanita itu terduduk dibalik pintu dengan menekuk kedua lututnya. Dia membenamkan wajahnya disana. Hancur, masa depannya hancur. Mahkota nya hilang. Dia berjalan tanpa arah dan tujuan.
"Hiks hiks hiks hiks." Tangis wanita cantik itu terdengar menggema didalam ruangan kamarnya. Hati nya rapuh dan tak berdaya. Jiwanya dihempaskan oleh berbagai macam kenyataan.
Wanita malang tersebut selalu mengalami kesialan dalam hidupnya. Kedua orang tua nya berpisah. Dia hidup dalam tekanan ibu dan kakak tirinya. Keberadaan nya dijadikan benalu dan dianggap anak pembawa sial. Sang ayah tak ada waktu untuk nya karena sibuk dengan pekerjaan. Bahkan dia tak boleh bekerja di perusahaan ayah nya.
Aerin berdiri dari duduknya. Wanita itu berjalan dengan setengah menyeret kakinya, area sensitif nya sangat perih. Rasanya seperti terkoyak lebar dan mengeluarkan rasa sakit yang tak bisa Aerin jelaskan dengan kata-kata.
Wanita itu masuk kedalam kamar mandi. Dia membiarkan tubuhnya di basahi oleh air yang keluar dari shower. Dia ingin membersihkan diri, barangkali kotoran yang menempel ditubuhnya segera menghilang.
Bayangan kejadian tadi malah terekam jelas di kepalanya. Dia masih ingat bagaimana lelaki itu menghujami tubuhnya. Kenapa dia tidak menolak? Apakah karena pengaruh alkohol dan obat perangsang? Atau memang dia membutuhkan sentuhan ditubuh nya.
Aerin menggosok tubuh nya dengan kasar sambil menangis hebat. Dia mencoba mengikis bekas sentuhan pria tadi dan tanda kepemilikan dilehernya. Namun, kenapa tak bisa hilang? Kenapa masih membekas?
Wanita itu terduduk lagi dilantai dengan tangis yang saling bersahutan, bersama air yang membasahi lantai.
"Arghhhhhhhhhhhhh," teriak nya.
"Arghhhhhhhhhhhhh," pekik nya.
Aerin mengusar rambutnya dengan kasar. Hidupnya terasa tak berarti lagi. Hidupnya tak berguna lagi. Apa yang harus dia lakukan setelah ini? Apa masih ada laki-laki yang mau mencintai wanita tak perawan seperti nya? Apa tadi kata sang ayah, dia disuruh mencari lelaki yang telah mengambil mahkotanya. Bahkan Aerin sudah bersumpah dia tidak ingin bertemu lelaki itu dalam hidupnya. Dia tidak mau mengenal lelaki itu lagi.
Lama wanita itu menangis serta merenungi nasib diri. Air mata yang tadi jatuh seketika mengering, seakan air matanya tak tersisa lagi. Matanya bengkak, bagian lehernya masih merah. Tanda kepemilikan itu masih enggan untuk hilang. Padahal dia sudah menggosok nya beberapa kali. Namun tetap bekas yang lelaki itu tinggalkan menatap bersama hati nya yang terluka.
Setelah mandi dan memakai pakaian nya. Wanita itu membaringkan tubuh lemah nya diatas kasur king size. Padahal harusnya dia berangkat ke kantor karena banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan, serta dia harus menyiapkan data-data meeting kerja sama boss nya bersama klien dari perusahaan lain. Namun, kondisinya yang seperti ini tak memungkinkan untuk dia bisa bekerja hari ini.
"Kenapa kau melakukan ini padaku, Jo? Apa kurang nya aku? Aku mencintaimu dengan tulus? Tapi kenapa kamu tega menghancurkan hidupku?" lirih Aerin.
Aerin masih ingat saat dirinya mabuk, Jo membawanya ke hotel. Setelah itu Jo keluar dan tak kembali, lalu tiba-tiba datang laki-laki lain masuk kedalam kamarnya. Lalu terjadi lah hal yang tidak pernah dia duga sama sekali. Hal yang telah menghancurkan masa depannya.
Wanita itu terlelap dengan mata sembab dan air mata yang menetes dipipi nya. Padahal tadi air mata nya seperti enggan terjatuh tapi sekarang, seolah menunjukkan kelemahan dirinya.
Aerin tertidur dalam posisi meringkuk, tubuhnya terasa remuk redam dan patah karena permainan panas lelaki diatasnya. Dia kelelahan, apalagi dia menangis hingga matanya bengkak.
Terdengar dengkuran halus dari mulut wanita cantik berusia 25 tahun ini. Wanita ceria yang selalu menebarkan senyum pada siapapun. Sehingga tak heran jika banyak yang menyukai sosok Aerin.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!