NovelToon NovelToon

Menikah Dengan Preman

1. MENANTI PENGUMUMAN

--- Di Tulungagung ---

Chintia bersama temanya Hesti dan Melati menanti pengumuman hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri(SNMPTN). Chintia ingin sekali kuliah di jakarta dengan jurusan yang dipilihnya.Chintia berharap dirinya diterima di perguruan tinggi negeri impianya. Pengumuman masih 1 jam lagi, tapi Chintia dan teman temanya masih setia menunggu didepan laptop. Hesti dan Melati juga ingin kuliah di jakarta walaupun jurusan yang dipilihnya berbeda. Mereka bertiga duduk dilaptop berjejer berharap mendapatkan hasil yang terbaik.

"Teman teman, semoga kita semua lolos," ucap Melati

"Iya Mel, aku ingin sekali kita semua nanti merantau dan ngekos sama sama bertiga," jawab Hesti

"Apapun hasilnya semoga menjadi jalan yang terbaik untuk kita semua," saut Chintia

"Amin..." ucap Hesti dan Melati bersamaan

1 jam kemudian, pengumuman hasil seleksi nasional perguruan tinggi negeri sudah bisa di akses. Mereka bertiga sepakat bergantian mengecek nomer pendaftaran.

"Teman teman kita gantian ya? aku, Melati, Chintia. deal ya?" ucap Hesti

"Ok, kamu cek dulu punyamu Hesti," jawab Chintia.

"Baik, aku cek punyaku," saut Hesti

Hesti mencoba login terlebih dahulu namun hasilnya dirinya dinyatakan tidak lolos. Hesti menangis melihat layar laptopnya yang bertuliskan :

"Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNMPTN, silahkan mengikuti di SBMPTN "

Chintia dan Melati berusaha menenangkan Hesti yang menangis histeris karena gagal lolos di seleksi nasional jalur tanpa tes.

"Hes, kamu yang sabar ya, masih ada jalan kok, seleksi ini bukan segalanya, masih ada jalur lain untuk mengejar impianmu," ucap Chintia

"Aku akan berusaha ikhlas." jawab Hesti terisak tangis

"Iya Hes, sekarang kamu duluan Mel, cek nomer pendaftaran kamu," ucap Chintia

"Iya Chin, aku akan login," jawab Melati

Melati mengecek nomer pendaftaranya, namun sama halnya dengan Hesti dirinya tidak lolos. Melati juga ikut menangis tapi tidak separah Hesti. Melati menatap laptopnya berusaha tegar dengan melihat tulisan yang menyakitkan baginya.

"Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNMPTN, silahkan mengikuti di SBMPTN"

Chintia mengelus pundak Melati dan berusaha menenangkan dan memotivasi Melati.

"Mel, kamu yang kuat, tetep semangat, masih ada jalur lain yang bisa kamu tempuh," ucap Chintia

"Iya Chin, insyaallah aku masih ada cadangan seleksi prestasi akademik nasional di perguruan tinggi agama." jawab Melati

"Semoga di jalur itu kamu diterima," saut Chintia

"Amin...sekarang coba cek nomer pendaftaran kamu Chin," ucap Melati

"Iya, aku akan coba," jawab Chintia

"Bismillahirahmanirahim semoga apapun hasilnya ini adalah jalan kesuksesan yang terbaik untuku." batin Chintia

Chintia mengetik nomer pendaftaranya lalu mengklik hasil seleksi namun haslnya tak kunjung keluar masih loading berputar. Chintia dengan sabar menunggu akhirnya keluarlah hasil.

Selamat anda dinyatakan lulus SNMPTN pada

PTN : Universitas Negeri Jakarta

Prodi : Pendidikan Kimia

Chintia menangis haru dirinya diterima di perguruan tinggi negeri impianya dengan jurusan yang disukainya.

"Alhamdulillah, aku lolos." ucap Chintia menangis sembari bersujud

"Chin, selamat ya kamu lolos, aku ikut seneng Chin," ucap Melati

"Alhamdulillah, kamu di kelas memang jago kimia Chin, udah pasti fix ini rejekimu. selamat ya," saut Hesti

Chintia sontak langsung memeluk Hesti dan Melati karena terharu. Chintia beruntung mempunyai teman seperti Hesti dan Melati yang selalu ada bersamanya dalam keadaan senang dan duka. Chintia terharu kedua temanya yang tidak lolos seleksi tetap senang mendapati dirinya berhasil lolos seleksi.

"Hesti, Melati terima kasih. aku tahu kalian kecewa dengan hasil kalian. tapi yakinlah kalian pasti bisa, kalian pasti sukses, masih ada harapan, masih ada jalan, kalian semua semangat ya," ucap Chintia

"Iya Chin, itu pasti, kita bertiga memiliki jalan kesuksesan masing masing. terima kasih kamu selalu menguatkan aku, " jawab Melati

"Aku juga terima kasih sama kamu Chintia, kamu selalu ada buat aku, dimanapun kita berada semoga persahabatan kita tidak pecah." saut Hesti

Chintia, Hesti, dan Melati kembali saling berpelukan sebelum saling berpisah. Karena mau tidak mau sebentar lagi Chintia harus pergi ke jakarta untuk mencari kontrakan dan registrasi di kampus impianya.

--------------

@@@@@

Yuk dukung author dengan like, coment dan vote novel ini !!!!

Like, Coment dan Vote kalian sungguh berharga.

2. INGIN HIDUP MANDIRI

---- Di Tulungagung ----

2 minggu kemudian, Chintia terpaksa pamit meninggalkan rumah karena harus melakukan registrasi di kampus tempatnya berkuliah. Chintia adalah anak tunggal sehingga ayah dan ibunya sangat berat untuk melepaskan kepergian Chintia. Bu Rahma terus menangis tiada henti ketika harus melepas anaknya pergi meninggalkanya di ibu kota. Chintia memeluk ibunya dan berusaha memberi pengertian pada ibunya.

"Bu, jangan seperti ini, aku mau mengejar impianku Bu, aku ingin sukses dan bisa membahagiakan Ibu dan Bapak," ucap Chintia

"Kuliah dekat dekat aja. Ibu nggak tega Chin," jawab Bu Rahma

"Bu, rejekiku ada disana. aku disana juga banyak teman. aku juga ingin hidup mandiri. aku janji bakal selalu hubungi Ibu," ucap Chintia

"Bu, bener apa yang dikatakan Chintia di jakarta adalah rejekinya Chintia. Di jakarta sana kampusnya bagus. pasti cari kerja kedepanya mudah," saut Pak Bariq

"Tapi Ibu gak tega Pak, Chintia makanya nanti gimana, tidurnya nanti gimana, kalau sakit gimana, Ibu kepikiran Pak," ucap Bu Rahma menangis

"Bu, Bapak yakin Chintia akan bisa hidup mandiri," jawab Pak Bariq

Pak Bariq kemudian mengalihkan pandanganya ke Chintia lalu dirinya memegang bahu Chintia dengan kedua tanganya. Sebenarnya Pak Bariq juga sedih harus ditinggal merantau oleh putri kesayanganya.Namun Pak Bariq menguatkan dirinya dan berusaha tegas, karena semua itu demi impian dan masa depan Chintia. Pak Bariq hanya bisa memberi pesan pada Chintia saat menjalani kehidupanya mandiri.

"Chintia, Bapak ingin kamu jangan lupa shalat. makanya jangan telat. dan jangan keluar rumah malam malam," ucap Pak Bariq

"Iya Pak, aku akan mengingat selalu pesan dari Bapak," jawab Chintia

"Dan satu lagi Bapak dan Ibuk melarang keras kamu pacaran atau sekedar jalan dengan laki laki berdua saja. kamu disana kuliah bukan cari jodoh. ingat ya pesan Bapak," ucap Pak Bariq

"Iya Pak, aku pamit dulu jadwal pemberangkatan kereta satu jam lagi. aku harus ke stasiun Tulungagung." jawab Chintia

"Iya, kamu hati hati ya," ucap Pak Bariq

"Kalau ada apa apa hubungi keluarga ya? jangan lupa walaupun kamu ingin hidup mandiri kamu masih tanggung jawabnya Bapak dan Ibu," saut Bu Rahma

"Iya Bu, aku berangkat dulu abang gojeknya sudah datang, Assalamualaikum," ucap Chintia

"Waalaikumsalam," jawab Pak Bariq da Bu Rahma

15 menit kemudian Chintia telah sampai di Stasiun Tulungagung.

Di stasiun Tulungagung, Chintia menunggu kereta pemberangkatan arah menuju stasiun jatinegara. Pemberangkatan masih 30 menit lagi, Chintia bosan menunggu dan tidak ada teman yang diajaknya bicara. Hingga akhirnya Chintia memutuskan untuk melakukan video call bersama Hesti dan Melati.

Tut...Tut...

📱"Hai, teman teman," ucap Chintia

📱"Wah, kamu berangkat sekarang Chin?" tanya Melati

📱"Iya karena lusa aku harus registrasi mengumpulkan berkas. dan besok aku rencana cari kontrakan." jawab Chintia

📱"Chin, kamu jaga kesehatan disana. insyallah aku daftar SBMPTN. doakan aku ya?" ucap Hesti

📱"Iya Hes, aku doain kamu. Oh iya Mel, kamu sudah cek hasil span-ptkin?" tanya Chintia

📱"Udah Chin, alhamdulillah aku ketrima jurusan Pendidikan Fisika di UIN Jakarta." jawab Melati

📱"Wah, keren banget Mel. kamu emang jago banget fisika," saut Hesti

📱"Hesti, aku doain kamu lolos SBMPTN masuk jurusan pendidikan biologi. biar nanti kita serasi fisika, kimia dan biologi," ucap Chintia

📱" Haha...bener bener," jawab Melati dan Hesti

Setelah puas mengobrol akhirnya Chintia memutus sambungan video callnya karena persiapan hendak menunggu kereta tujuan Stasiun Jatinegara.

Di sekolah Chintia, Hesti, dan Melati memang memiliki keunggulan prestasi di bidang IPA. Chintia selalu mendapatkan nilai kimia tertinggi di kelas. Melati selalu mendapatkan nilai fisika tertinggi di kelas. Sementara Hesti juga selalu mendapatkan nilai biologi tertinggi di kelas. Namun Chintia masih unggul dari dua sahabatnya di sekolah. Chintia bahkan selalu menang lomba olimpiade dan mendapat peringkat 1 di sekolahnya. Dan nilai di semua mata pelajaranya stabil selalu mendapat nilai sembilan puluh keatas.

Visual Tokoh

1.Chintia

2. Melati

3. Hesti

--------------

@@@@@

Yuk dukung author dengan like, coment dan vote novel ini !!!!

Like, Coment dan Vote kalian sungguh berharga

3. KONTRAKAN BARU

---- Di Jakarta ----

12 Jam kemudian

Chintia telah sampai di stasiun jatinegara. Chintia bersyukur akhirnya dirinya sampai di ibukota dengan keadaan selamat. Chintia tidak ingin orang tuanya khawatir, tanpa ragu Chintia menelpon ayahnya.

Tut...Tut..

📞"Hallo...assalamualaikum Pak," ucap Chintia

📞"Waalaikumsalam, udah sampai Chin?" tanya Pak Bariq

📞"Sudah pak, ini aku baru sampai di stasiun jatinegara, nanti siang aku mau cari kontrakan Pak," ucap Chintia

📞 "Ya sudah, pesan Bapak jangan tinggalkan shalat, makan jangan telat, jangan keluar malam, dan yang terpenting hati hati bergaul dengan lawan jenis," ucap Pak Bariq

📞"Baik Pak, salam untuk Ibu ya, aku mau cari kontrakan dulu buat tempat tinggal kuliah," jawab Chintia

📞"Iya Bapak tutup dulu ya Chin, assalamualaikum," ucap Pak Bariq

📞"Waalaikumsalam," jawab Chintia

Tut..Tut...

Setelah mengabari ayahnya, Chintia memesan gojek untuk perjalanan menuju kontakan. Chintia sudah memiliki tujuan kontrakan yang akan dihuni. Hanya saja Chintia ingin menemui pemilik kontrakan untuk menanyakan harga sewa perbulanya .

20 menit kemudian, Chintia sampai di kontrakan sederhana tujuanya.Sesampainya disana Chintia ingin menemui pemilik kontrakan. Kebetulan rumah pemilik kontrakan ada di depan kontrakan yang akan di sewanya.Tanpa berpikir panjang Chintia mengetuk pintu rumah pemilik kontrakan.

"Dok...Dok...Dok..."(Chintia mengetuk pintu)

"Assalamualaikum," ucap Chintia

Tak menunggu berlama lama, pemilik kontrakan langsung membukakan pintu.

"Ceklek"(bunyi pintu terbuka)

"Waalaikumsalam, ini pasti Chintia ya? yang kemarin chat ibu?" tanya pemilik kontrakan

"Iya bu, Ibu yang namanya Bu Hartatik?" jawab Chintia

"Iya Chintia, ayo masuk ibu buatin teh hangat." saut pemilik kontrakan

Bu Hartatik menuntun Chintia duduk di ruang tamu lalu izin sebentar ke dapur untuk membuat teh hangat.

Chintia memainkan ponselnya untuk mengusir kebosanan menunggu Bu Hartatik membuatkan teh untuknya. Beberpa menit kemudian Bu Hartatik kembali menuju ruang tamu membawa teh hangat untuk Chintia. Bu Hartatik menaruh teh hangat buatanya di meja lalu menyuruh Chintia meminum teh.

"Chintia, diminum teh nya masih hangat," ucap Bu Hartatik

"Iya Bu, terima kasih," jawab Chintia

Chintia meminum teh nya sedikit lalu meletakanya kembali diatas meja. Kemdian langsung ke pembicaraan inti, Chintia menanyakan harga sewa kontrakan rumah barunya pada Bu Hartatik.

"Bu maaf, disini untuk harga sewanya berapa ya?" tanya Chintia

"ini mau bulanan atau tahunan?" tanya balik Bu Hartatik

"Bulanan saja bu," jawab Chintia

"Kalau bulanan perbulan 400.000 saja, fasilitasnya ada ruang tamu, ada dapur, 1 kamar dan 1 kamar mandi." ucap Bu Hartatik

"Saya langsung bayar 3 bulan bu, mulai hari ini saya akan tempati," jawab Chintia

"Lho, nggak nunggu masuk kuliah? masih lama lo masuknya?" saut Bu Hartatik

"Saya juga mau kerja bu, ingin nyari kerja jadi guru bimbel." jawab Chintia

Mendengar ucapan Chintia, Bu Hartatik teringat anaknya yang semester ini kuliah menjadi mahasiswa baru mengambil jurusan keguruan.

"Oh, anak saya juga tahun ini kuliah di UNJ jurusan keguruan, kalau nggak salah di pendidikan kimia," ucap Bu Hartatik

"Sama Bu, saya juga jurusan pendidikan kimia di UNJ." jawab Chintia

"Wah bagus, berarti kamu bisa belajar bareng sama anak saya Niken," saut Bu Hartatik

"Hehe...Iya Bu, saya pasti mengenalnya dikampus nanti," jawab Chintia

"iya Chin, ini kunci kontrakanmu semoga kamu betah," ucap Bu Hartatik memberi kunci pada Chintia

"Iya Bu, kalau gitu saya pamit. assalamualaikum," saut Chintia

"Waalaikumsalam," jawab Bu Hartatik

Chintia meninggalkan rumah Bu Hartatik dengan wajah berbunga bunga menuju kontrakan barunya. Sesampainya di kontrakan barunya Chintia membersihkan rumah kontrakanya, merapikan pakaian di lemari dan melebarkan tikar untuk ruang tamu, karena memang tidak ada kursi dan meja.

Setelah lelah membereskan rumah kontrakanya, Chintia tertidur di karpet yang sudah di digelarnya di ruang tamu.

--------------

@@@@@

Yuk dukung author dengan like, coment dan vote novel ini !!!!

Like, Coment dan Vote kalian sungguh berharga

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!