NovelToon NovelToon

Xu Yuan

Chapter 1

Semilir angin di pagi hari menghembus dengan sangat perlahan, menerbangkan helaian rambut seorang pemuda yang berdiri dengan tegak di atas puncak bukit Huo Ying. Jubahnya yang berwarna hitam meliuk-liuk terkena kibasan angin. Wajahnya begitu tampan, dengan kulit tubuh berwarna putih cerah, pandangan matanya tajam, namun aura di sekitarnya terasa sangat dingin

Dialah Xu Yuan, seorang praktisi pemurnian Qi yang tengah berlatih dengan sangat giat untuk membentuk pertahanan tubuh dan juga kekuatan spiritual miliknya agar menjadi semakin kuat.

Sejak usia muda, Xu Yuan menunjukkan bakat luar biasa dalam memahami dan mengendalikan Qi, kekuatan vital yang mengalir dalam tubuh manusia. Dengan tekad yang bulat, ia memutuskan untuk mengabdikan hidupnya demi mempelajari dan menguasai seni pemurnian Qi.

Setiap hari, Xu Yuan memanjat bukit yang curam dan menjalani latihan yang intens di puncak bukit Huo Ying. Dalam ketenangan dan kesunyian alam, ia menggabungkan meditasi dalam gerakan yang halus dan elegan.

Dengan setiap langkah yang diambilnya, ia mengisi tubuhnya dengan kekuatan Qi yang murni dan membebaskan dirinya dari beban emosional dan fisik yang tidak perlu.

Meskipun latihan itu melelahkan dan menguji kesabaran, ia tidak pernah menyerah. Dia menyerap pengetahuan dari buku-buku kuno, dan menemukan keseimbangan yang halus antara tubuh, pikiran, dan jiwanya.

Di puncak bukit Huo Ying yang megah, Xu Yuan melihat pemandangan yang menakjubkan. Awan putih yang lembut dan langit biru yang terbentang luas menambah keanggunan tempat itu. Di sinilah energi langit dan bumi berkumpul, menyediakan sumber kekuatan tak terbatas untuk mereka yang memiliki kemampuan untuk menyerapnya.

Dengan tekad yang kuat, Xu Yuan mulai mempelajari mantra-mantra kuno dan gerakan tubuh yang halus. Ia melibatkan dirinya dalam meditasi yang mendalam, menghubungkan dirinya dengan energi yang mengalir di sekitarnya. Melalui meditasi yang berulang-ulang, ia belajar untuk merasakan dan mengarahkan energi langit dan bumi ke dalam dirinya sendiri.

Setiap harinya, Xu Yuan menghabiskan waktu berjam-jam di bukit Huo Ying. Ia berlatih gerakan yang rumit, menciptakan harmoni antara tubuh dan jiwa. Dalam latihan yang melelahkan ini, ia membangun kekuatan internalnya dan merasakan aliran energi yang terus-menerus meningkat.

Namun, perjalanan kultivasi Xu Yuan tidaklah mudah. Buah kesabaran dan ketekunan tidak tumbuh dengan mudah. Ia menghadapi tantangan berat dan hambatan yang menguji tekadnya. Namun, dia tidak pernah menyerah. Setiap kesulitan yang ia hadapi hanya menjadi peluang untuk tumbuh dan menguatkan diri.

Seiring berjalannya waktu, Xu Yuan melihat perubahan yang tak terelakkan dalam dirinya. Energi langit dan bumi yang ia serap telah mengubahnya menjadi seseorang yang lebih bijaksana dan kuat. Fisiknya menjadi kuat, sementara batinnya dipenuhi dengan ketenangan dan kebijaksanaan.

"Ugh." desis Xu Yuan seraya perlahan-lahan membuka matanya.

Dia baru saja mengakhiri pelatihan kultivasi, setelah beberapa saat yang lalu dantiannya secara rakus terus saja menarik energi dari langit dan bumi. Namun entah apa yang salah dengan tubuhnya, sehingga dia tidak pernah mengalami peningkatan setelah beberapa tahun melakukan pelatihan kultivasi.

Bahkan saat ini semua orang telah mencapai penerobosan, namun dia hanya bertahan di ranah pemurnian Qi.

Xu Yuan dengan gontai menuruni bukit Huo Ying untuk kembali ke rumahnya. Sepertinya mulai saat ini dia harus mencari seorang guru yang bisa melatihnya untuk berkultivasi, berbagai macam buku-buku kuno yang didapat dari sang kakek, sepertinya tidak mampu bersinergi dengan tubuhnya.

Dia yang hanya merupakan seorang praktisi tingkat pemurnian Qi, tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, yang saat ini telah mencapai ranah tertentu. Sedangkan dirinya bahkan masih belum bisa menerobos sama sekali, dia masih berada dalam tingkat terendah yang membuatnya kian frustasi dari hari ke hari.

Xu Yuan telah mencoba berbagai metode untuk penaikan ranahnya, mulai dari mandi obat untuk menguatkan akar spiritual ataupun menggunakan pil-pil yang bisa meningkatkan kemampuannya. Namun seolah semua itu hanya sia-sia belaka, dia bahkan tak merasakan perubahan sama sekali.

Setelah menghabiskan waktu hampir dua kali pembakaran dupa, akhirnya pemuda itu sampai di sebuah gubuk kecil yang terletak di ujung desa. Meskipun dia hidup serba kekurangan, akan tetapi semangatnya terus berkobar untuk bisa menjadi seorang kultivator tingkat tinggi.

Sayangnya langit masih belum merestui keinginan si pemuda, hingga saat ini dirinya bahkan masih belum bisa menerobos ranah pemurnian Qi, meski telah berlatih dengan sangat keras sejak beberapa tahun yang lalu.

Bruk...

Xu Yuan langsung menghempaskan tubuhnya di sebuah kursi kayu, kedua tangannya disilangkan di belakang kepala. Saat ini pikirannya melayang, memikirkan kembali langkah yang akan dilaluinya.

Tak lama kemudian, pemuda itu langsung terlelap, dia mengistirahatkan seluruh kelelahan dan juga kesedihan jiwanya, setelah berkali-kali gagal dalam melakukan penerobosan.

Bahkan seorang anak yang baru saja berusia 15 tahun, mampu menerobos hingga ke tahap pendirian yayasan, namun dirinya masih terjebak di ranah pemurnian Qi selama 14 tahun terakhir.

Ya, Xu Yuan bukanlah seorang bocah, dia merupakan pemuda berusia 20 tahun dan telah berkultivasi selama lebih dari 14 tahun.

Namun sepertinya dia harus banyak menelan kepahitan, karena kerja kerasnya selama ini masih belum bisa berbuah hasil yang memuaskan. Walau bagaimanapun seorang kultivator pasti menginginkan peningkatan kekuatan yang signifikan, namun dirinya masih stagnan di ranah yang sama selama 14 tahun terakhir.

Dalam tidurnya, jiwa Xu Yuan seolah tersedot ke dalam sebuah dimensi lain, saat ini hamparan rumput hijau terlihat di depan mata, membuat mata pemuda itu berbinar, dia menarik nafas perlahan dan membiarkan angin menggoyangkan jubah yang dipakainya.

Angin bertiup dengan lembut, membuat dia sejenak melupakan segala beban yang ditanggung jiwanya. Andai saat ini dia masih memiliki keluarga, mungkin dia bisa berbagi kesedihan. Sayangnya sang kakek telah terlebih dahulu meninggalkannya, sedangkan kedua orang tua Xu Yuan, hingga saat ini tak pernah menunjukkan batang hidungnya.

Sejak dirinya masih kecil, dia selalu beranggapan bahwa ia seorang anak yatim piatu yang hanya hidup dengan seorang kakek, namun masih banyak misteri yang belum dia kuak tentang siapa sebenarnya orang tua kandung yang telah membuangnya?

Bahkan sang kakek seolah tidak ingin menyinggung persoalan itu, dia menutup rapat semua rahasia tentang kedua orang tua Xu Yuan hingga dirinya menghembuskan nafas terakhir.

Xu Yuan hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri, dia tak mungkin bergantung kepada siapapun. Meski saat ini fisiknya masih lemah, namun dia yakin suatu saat nanti pasti akan ada sebuah keajaiban, di mana dirinya bisa menerobos ke ranah yang lebih tinggi di bandingkan saat ini.

Meskipun hal itu membutuhkan waktu yang terlampau lama, namun dia akan tetap sabar menunggu dan menunggu, hingga langit berbaik hati terhadapnya.

Sebuah suara menggema, datang dari langit membuat Xu Yuan langsung menengadahkan wajahnya. Dia saat ini masih belum menyadari, keberadaan seseorang yang tengah mengawasinya dari jauh.

"Kemarilah anak muda!"

___________________________________________

Tingkatan kultivasi:

Qi Refining (Pemurnian Qi)

Fondation Establishment (Pendirian Yayasan)

Golden Core (inti emas)

Nascent Soul

Soul Formation

Body Integration

Great Ascention

Crossing Tribulation

Chapter 2

Xu Yuan melirik ke kiri dan ke kanan, kemudian pemuda itu pun melangkahkan kakinya, menuju asal suara. Tak jauh dari hadapannya saat ini, seorang pria tua menggunakan jubah berwarna putih menatap ke arahnya sambil menyunggingkan senyuman manis, sesekali tangan pria tua itu terlihat mengelus janggutnya yang panjang dan berwarna keperakan.

"Salam tuan." ucap Xu Yuan sambil membungkukkan sedikit badannya, pria tua itu hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Xu Yuan yang seolah telah lupa padanya. Padahal dia baru saja meninggalkan alam menengah tak lebih dari 10 tahun.

"Apa kau telah melupakanku, bocah?" tanya pria tua itu.

Saat ini sebuah tongkat yang memiliki ujung kepala naga terlihat di tangannya, membuat Xu Yuan langsung memelototkan mata berkali-kali. Pemuda itu mengucek matanya, untuk meyakinkan bahwa orang yang saat ini berada di hadapannya, merupakan sang kakek yang telah tiada 10 tahun yang lalu. Namun, mungkinkah jika saat ini kakeknya masih hidup, sehingga bisa menemuinya?

Menyadari berbagai macam pertanyaan yang saat ini berkecamuk di dalam pikiran Xu Yuan, membuat pria tua itu akhirnya melambaikan tangan dan mengajak pemuda itu untuk duduk bersamanya. Xu Yuan melangkah dengan sangat tenang, namun saat ini jauh di lubuk hatinya dia benar-benar sangat bahagia, karena bisa kembali melihat wajah sang kakek, setelah sekian lama.

Ingin rasanya dia berhambur ke dalam pelukan pria tua itu dan menumpahkan segala keresahannya selama ini, setelah gagal dalam peningkatan kultivasinya selama 14 tahun.

Xu Yuan mendudukkan dirinya, tepat di hadapan pria tua yang merupakan kakeknya itu. Tangannya bergerak untuk mengambil sebuah cangkir, kemudian menuangkan teh dan menyesapnya perlahan. Gerakan pemuda itu terlihat sangat anggun, hingga membuat sang kakek langsung menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya pria tua itu, namun saat ini dia sama sekali tak menatap ke arah Xu Yuan.

"Sangat baik.." jawab Xu Yuan.

"Ada satu hal yang harus ku beritahukan padamu, saat itu aku telah terkena sebuah serangan dari seseorang, hingga mengakibatkan luka dalam dan akhirnya aku harus pergi saat kau berusia 10 tahun." ucap sang kakek sambil menarik nafas panjang.

Tak lama dia pun segera menggerakkan jari telunjuknya, sebuah cahaya kecil berwarna keperakan tiba-tiba saja muncul dan langsung melesat ke dalam dahi Xu Yuan.

Ribuan ingatan saat ini terlihat berputar bagaikan sebuah rekaman kaset kusut, hingga membuat kepala Xu Yuan merasakan sakit, pemuda itu terlihat menutup kedua telinganya saat mendengar suara jeritan dan juga tangisan seorang wanita, yang melihat seorang anak bayi dilemparkan dari sebuah istana yang terbuat dari kristal mewah.

Wanita itu bahkan hampir saja menjatuhkan dirinya di hadapan seorang pria yang tengah tertawa terbahak-bahak, karena merasa jika penghalangnya telah disingkirkan.

"Hahaha... Kau kalah dewi!" ucap pria itu.

Tak lama terdengar suara yang sangat lantang dari mulut wanita itu, mengutuk pria yang saat ini menertawakan kepedihannya. Matanya terlihat memerah, menyiratkan amarah dan juga dendam yang membara dihatinya.

"Putraku masih hidup! Dan suatu hari nanti dia pasti akan datang, untuk memberikan perhitungan padamu. Kau benar-benar tidak memiliki perasaan!" ucap wanita itu.

Namun si pria kembali tertawa terbahak-bahak, sambil menunjuk ke arah wanita itu. "Sayangnya aku telah menanamkan segel Dewa pada bayi kecil itu, sehingga sampai kapanpun dia tidak akan pernah bisa menaikkan ranah kultivasinya ke tingkat yang lebih tinggi, selain ranah pemurnian Qi."

Deg...

Jantung wanita itu seolah berhenti berdetak, mendengar ucapan sang pria. Bagaimana bisa putra kecilnya membalaskan dendam atas kejahatan yang dilakukan oleh pria itu, jika dia tidak memiliki kekuatan. Sedangkan musuhnya saat ini berada di ranah setengah Abadi.

"Meskipun kau seorang Dewa, suatu saat nanti putraku pasti akan menemukan cara untuk menghancurkan segel yang telah mengunci dantiannya dan mencarimu yang telah membuatnya tak berdaya. Ingatlah itu! Putraku Xu Yuan, suatu hari nanti pasti akan datang padamu untuk meminta pertanggungjawaban."

Ucapan wanita itu terdengar begitu menggema, seolah saat ini dia telah memanggilnya berkali-kali, bahkan suaranya semakin lama semakin menghilang.

"Xu Yuan.."

"Xu Yuan.."

"Xu Yuan.."

Bruk...

Tubuh Xu Yuan tiba-tiba saja langsung terjatuh, dari kursi yang sejak tadi digunakannya untuk beristirahat. Dia baru saja sadar bahwa saat ini hari telah berubah menjadi malam, namun ingatannya akan sebuah mimpi, di mana dia bertemu dengan sang kakek dan juga mengetahui semua tentang masa lalunya, membuat pemuda itu semakin yakin untuk segera berkelana mencari guru, agar bisa segera menghancurkan segel Dewa yang telah ditanam pada dantiannya, demi untuk membalas dendam atas segala kesakitan yang dialami oleh sang ibu.

Akhirnya saat ini dia mengetahui semua tentang keluarganya, yang ternyata telah mengalami penganiayaan oleh salah seorang Dewa.

Dia masih mengingat wajah pria itu, yang tertawa saat ibunya menangis dan kini tekad di dalam hatinya semakin bulat, dia tak akan pernah menyerah. Suatu saat nanti, pasti akan ada satu cara yang bisa mematahkan seluruh kutukan yang diberikan oleh Dewa itu.

"Meskipun harus menempuh waktu hingga 100.000 tahun, aku Xu Yuan, pasti akan datang untuk memberikan pembalasan terhadapmu!" ucap pemuda itu.

Kedua tangannya saat ini terkepal dengan tubuh yang bergetar hebat, dia benar-benar tak menyangka bahwa kedua orang tuanya mengalami kemalangan, sehingga akhirnya tak bisa membesarkan dirinya.

Jedeeeer...

Tiba-tiba saja terdengar suara petir yang sangat hebat, membuat Xu Yuan akhirnya menengadahkan wajahnya ke atas, sepertinya saat ini langit turut memberikan restu untuk niatnya, yang akan segera merubah jalan hidup yang selama ini telah dilaluinya.

"Lihatlah itu Dewa, bahkan saat ini langit pun telah merestuiku. Suatu hari nanti kau pasti akan menyesal, karena telah membuat kebahagiaan keluargaku hancur. Kau bahkan telah menyiksa kedua orang tuaku."

Xu Yuan segera melangkahkan kakinya menuju ke dalam gubuk, dia akan kembali melanjutkan istirahatnya yang tertunda tadi. Esok pagi, pemuda itu akan segera meninggalkan desa untuk berkelana.

Meskipun hingga saat ini ranah kultivasinya hanyalah berada di tingkat pemurnian Qi, namun dia masih memiliki kekuatan fisik yang lebih besar dibandingkan orang lain.

Akhirnya waktu berlalu, saat ini malam telah berganti pagi, Xu Yuan telah bersiap dengan hanfu barunya, dia akan memulai petualangan melewati sebuah hutan menuju ke benua tengah.

Pemuda itu sangat yakin, pasti bisa bertemu dengan seseorang yang mengerti tentang bagaimana cara, untuk memecahkan segel yang tertanam di dalam dantiannya.

Drap...

Drap...

Drap...

Xu Yuan saat ini berdiri dengan sangat gagah di atas seekor kuda berwarna hitam, dia terlihat begitu menawan, bagaikan seorang pahlawan yang akan segera pergi menuju medan pertempuran.

Rambutnya dibiarkan tergerai tanpa ikatan sama sekali, hingga meliuk-liuk terkena hembusan angin, membuat penampilan pemuda itu semakin terlihat misterius. Bahkan saat ini dia telah memasangkan sebuah topeng setengah wajah berwarna hitam, agar tidak ada satu orang pun yang mengenali dirinya.

Xu Yuan sangat yakin, musuhnya saat ini pasti telah mengerahkan orang-orangnya untuk mencari keberadaan dirinya, karena dia saat ini telah mendapatkan sebuah kepingan ingatan tentang masa lalu keluarganya, sudah pasti jika musuhnya juga saat ini telah bersiap, untuk menghalangi jalan yang diambil oleh Xu Yuan.

Chapter 3

Kepergian Xu Yuan dari desa, membuat beberapa orang warga menjadi bertanya-tanya, apalagi mereka mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh pemuda itu.

Berkelana bukanlah hal yang baik untuk seseorang yang hanya memiliki tingkat kemampuan di ranah pemurnian Qi saja, meskipun hal itu dilakukan semata-mata untuk mencari pengalaman ataupun meningkatkan kekuatan.

Tapi untuk sebagian pemuda yang tinggal di desa itu, kepergian Xu Yuan merupakan sebuah kelegaan tersendiri, meskipun dia hanyalah seorang praktisi pemurnian Qi, namun memiliki paras wajah yang sangat tampan, sehingga gadis manapun pasti akan tertarik terhadapnya.

Mereka bahkan telah berkali-kali memikirkan cara untuk menyingkirkan Xu Yuan, agar bisa mendekati gadis incaran yang selama ini telah merebut hatinya. Selalu saja keberadaan pemuda itu membuat perhatian dari gadis-gadis teralihkan, hingga terkadang mereka merasa rendah diri.

Xu Yuan sama sekali tidak memperdulikan pemikiran orang-orang di sekitarnya, dengan sangat tenang dia memacu kudanya menuju ke hutan Flamboyan Jingga. Meskipun dia mengetahui bahwa tempat itu dihuni oleh beragam ras yang memiliki kekuatan besar, namun bermodal tekad yang sangat kuat, dia yakin bisa melewati semua itu, meskipun harus sedikit bertaruh nyawa.

Langkahnya seakan begitu ringan, pemuda itu bahkan tidak membalikan tubuhnya sedikitpun, sejak dia memantapkan hati untuk melepas semua kekangan yang selama ini menekan dantiannya, dan menemukan cara untuk menghancurkan segel Dewa terkutuk yang tertanam dalam dirinya.

Xu Yuan memacu kudanya semakin cepat, sebuah lengkungan tipis muncul di sudut bibir pemuda itu, membuat penampilannya semakin menawan. Sementara dari arah kejauhan saat ini, beberapa orang pria berpakaian hitam nampak mengawasi kedatangannya.

Sesekali terlihat dahi pria-pria itu mengernyit, bagaimana mungkin seorang praktisi pemurnian Qi berjalan sendirian melewati hutan Flamboyan Jingga yang terkenal dengan bandit hutannya? Apalagi mereka juga telah mencapai kekuatan di ranah golden core, sehingga seorang praktisi pemurnian Qi hanyalah mainan untuk mereka.

Sementara Xu Yuan masih melanjutkan langkahnya, sesekali pemuda itu berhenti hanya untuk mengisi perut atau menambah perbekalan air, dia tak mungkin membiarkan dirinya kelaparan di tengah jalan. Apalagi jarak menuju benua tengah masih membutuhkan waktu sekitar 2 bulan perjalanan jika menggunakan kuda.

.

.

.

Pada sore hari menjelang senja, hujan deras dari langit mengguyur bumi. Sekelompok orang bercadar dan berpakaian serba hitam bersiap siaga menunggu perintah dari sang tuan.

Angin bertiup tak terasa menusuk, meski kelompok bercadar itu diam seperti patung dibawah siraman air hujan. Dingin dan membekukan.

Xu Yuan melihat sosok mereka, itu terlihat menyerupai iblis, pasukan dari neraka bumi yang siap membunuh tanpa ampun. Dahi pemuda itu langsung mengernyit, entah apa yang saat ini ada dalam pikiran kelompok itu sehingga menghadang perjalanannya. Padahal dia tidak memiliki masalah sekalipun terhadap mereka.

Di sisi lain tak jauh dari kelompok pria bercadar, berdiri dua orang pria berpayung merah pucat. Salah seorang dari mereka berkata dengan suara lirih, tajam namun tegas. "Bunuh!"

Serentak pula, sekelompok pria bercadar berlari, berhamburan dengan niat menyerang dan membunuh si bocah lelaki dengan senjata pedang terhunus.

Mau tak mau Xu Yuan segera bergerak menerobos hujan deras, guna menyelamatkan diri dari kejaran kelompok pembunuh. Dia sengaja memutar arah, agar para pemburu sedikit kerepotan dan kehilangan jejak.

Xu Yuan terus berlari cepat setelah berhasil mengecoh lawan. Dia sekarang menuju ke sebuah goa, untuk menghindari kepungan dari kelompok pria bercadar.

Xu Yuan masuk kedalam goa dengan nafas memburu dan tersengal-sengal. Keringat bercampur air hujan telah membasahi hanfu yang digunakannya.

Bruk...

Tubuh pemuda itu tersungkur, mengakibatkan dahi dan sikutnya terluka, darah pemuda itu tiba-tiba menetes mengenai sesuatu benda yang berada di bawah kakinya, sebuah segel tiba-tiba saja aktif, menunjukkan reaksi setelah terkena darah dari Xu Yuan.

Cahaya berwarna kemerahan sepekat darah mengalir memenuhi tulisan demi tulisan, dan membuat suasana gelap dalam goa berubah menjadi terang. Rangkaian tulisan yang membentuk kaligrafi, tiba-tiba saja bersinar dan membuat suara berdengung yang sangat menyakitkan telinga.

Kratak...

Pyar...

Tiba-tiba saja segel itu hancur, sebuah benda melayang dengan sangat indah, tepat dihadapan Xu Yuan, membuatnya terpaku hingga beberapa detik ditempatnya. Dia bahkan tak pernah menduga akan menemukan sebuah senjata yang sedemikian berharga dalam persembunyiannya.

Wuuuung...

Sebuah busur keemasan bersinar dengan cahaya teramat terang, menunjukkan reaksi teramat menakjubkan, pertanda kekuatan busur Dewa telah bangkit. Bias cahaya emas berpijaran dan terasa sangat menyilaukan mata.

"A-astaga.. Busur dewa?" Xu Yuan hampir tak bisa mempercayai penglihatannya, saat ini dia baru saja mendapatkan sebuah senjata pusaka yang sangat berharga. Bahkan pusaka itu juga sudah mengakuinya sebagai pemilik serta mengenalinya melalui bau darah yang tanpa sengaja menetes.

Xu Yuan terpaku ditempatnya, bukankah untuk senjata dewa, terlalu berat untuk dia yang masih berada di ranah terendah dalam kultivasinya?

Ketakutan lain muncul dalam benak Xu Yuan, seraya menyentuh busur bercahaya emas, dia berucap tanpa keraguan. "Aku tidak ingin mati dengan sia-sia tanpa perlawanan sama sekali!"

Busur seberat badan orang dewasa pun dia angkat dengan sangat mudah. Jika itu orang lain, kemungkinan tidak akan sanggup menjunjung sejata sakti berkekuatan setara dengan pusaka milik dewa utama alam kahyangan.

Busur terangkat sempurna....

Xu Yuan berbalik kebelakang, tekad hatinya telah kuat, saat ini dia harus bisa menghadapi kelompok pria bercadar yang telah berani menginginkan nyawanya.

Apalagi dia tidak mengetahui kesalahan apa yang telah diperbuat sehingga kelompok itu tiba-tiba saja ingin menyerang dan membunuhnya. Sementara kelompok pria bercadar yang saat ini masih berada di luar nampak takjub dengan kedatangan pemuda itu, apalagi melihat sebuah pusaka berharga yang berada di tangannya, membuat mata mereka mulai menunjukkan binar kerakusan.

"Serahkan busur itu dan kau bisa pergi dari sini!" ucap salah seorang pria bercadar itu dengan sangat sombong.

Xu Yuan hanya melirik dengan ujung mata, meskipun kemampuannya tidak akan pernah bisa melawan dan mengalahkan kelompok pria bercadar itu, namun dengan senjata yang saat ini berada di tangannya, sudah bisa dipastikan bahwa dia bisa menguasai pertarungan.

"Ambil, jika kau bisa!" jawabnya dengan sangat tenang.

Dengan serentak, kelompok pria bercadar itu segera berlari ke arah Xu Yuan, dengan mengerahkan genggaman tangan membentuk kepalan tinju berlambar energi Qi tingkat tinggi. Tatap mata setajam pedang dengan kemarahan tersirat pada raut wajah mereka, mulutnya terkatup disertai suara gigi yang bergemertak saling berhimpitan.

Namun, Xu Yuan masih terlihat sangat tenang dan hanya berdiri menunggu kedatangan serangan dari lawannya, dengan pancar ketenangan pada wajah tampan seindah bunga. Sepasang matanya bahkan ia pejamkan rapat tanpa adanya bias ketakutan di sana.

Detik berikutnya, deruan hawa panas dari kekuatan lawan menyerang si pria muda. Disertai desingan tajam dari energi yang sangat besar. Membuat Xu Yuan bersiap mengangkat busur panahnya untuk menghadang hantaman tinju dari kelompok pria yang sangat berambisi menghancurkannya

Booooom...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!