NovelToon NovelToon

Terpikat Wanita Malam

Dunia Malam Angel

“Ayo kita bercinta sampai pagi, Cantik.”

“Hm, memangnya Om gak takut dicariin istri Om?” jawab seorang wanita yang kini berada di atas tubuh seorang pria yang diketahui sudah beristri itu.

“Huhh.”

Benar saja, tak lama kemudian, ponsel pria itu berdering. Begitu sang pria meraihnya, tampak di layar, nama sang nyonya—istri pria tersebut.

“Tuh, beneran dicariin, kan.”

“Husstt!” Sang pria mengisyaratkan sang wanita agar diam dulu sembari ia mengangkat telepon dari sang istri.

Halo, ... ya, Sayang. Sebentar lagi mas pulang. Tunggu, ya.

Setelah pria itu menutup teleponnya, sang wanita di sampingnya kembali menggodanya. “Katanya mau sampai pagi, Om? Hihi.”

Pria itu kembali mendekap sang wanita. Mengusap punggung terbuka wanita tersebut sembari mengecup leher mulus jenjangnya penuh nafsu. “Hmm.”

“Aahh, Om.”

“Hahh, sayang sekali. Nyonya Besar minta om pulang. Daripada om kena amuk. Om harus pergi sekarang, Cantik. Lain kali kita bisa lebih lama, yah.” Pria tadi melepaskan wanitanya, lantas terburu kembali mengenakan pakaiannya dengan rapi.

Sebelum pria tadi pergi, ia mengecup mesra kening si wanita kemudian menyerahkan sebuah amplop cokelat cukup tebal berisi uang. “Makasih buat malam ini, Sayang. Itu bonus buat kamu karena tadi kamu begitu hebat puaskan om. Bayaran sesuai perjanjian udah om transfer ke Mami Mona. Daa, Cantik!”

“Thank you, Om.”

Begitulah keseharian wanita itu tiap malam, sesuai sebutannya sebagai wanita malam. Melayani dan memuaskan klien di atas ranjang sudah menjadi profesinya selama hampir setahun belakangan. Wanita itu, Angela Violetta Rajendra—wanita berusia 25 tahun yang kerap dipanggil Angel oleh para kliennya, sang ‘Mami’, maupun orang-orang sekitarnya.

Menjadi wanita malam adalah pilihan yang Angel ambil untuk menghadapi kerasnya tuntutan dunia. Awalnya pun sebenarnya ia tak sengaja terjerumus menjadi ‘anak’ Mami Mona. Namun, lama kelamaan, wanita itu juga menikmati profesinya. Ia butuh banyak uang. Selain untuk kebutuhan dan gaya hidupnya, ia yang kini sebatang kara ditinggali utang orang tuanya yang telah tiada. Angel yang mesti melunasi semuanya, terlebih jumlahnya tak sedikit. Karena utang tersebut bukan semacam sekadar utang orang meminjam uang untuk membeli sembako, melunasi kredit panci, atau hal sehari-hari. Utang tersebut menyangkut proyek kerja sama perusahaan yang nilainya miliaran. Ya, semasa orang tuanya masih ada dahulu, Angel bukanlah orang kalangan biasa. Keluarganya punya perusahaan besar yang bergerak di bidang properti. Yah, itu dahulu. Sekarang, keadaan wanita itu sudah amat sangat berbeda.

Berbagai klien sudah pernah dihadapi Angel. Entah om-om beristri atau duda yang doyan ‘jajan’ di luar, hingga pria-pria muda yang sekadar ingin mencari kesenangan atau bosan dengan kekasih mereka. Bahkan, ada pula pria yang coba-coba untuk kali pertama. Bagi Angel, kepuasan klien atau pelanggannya adalah nomor satu, yang terpenting bayarannya sesuai. Begitu hebatnya permainan Angel serta didukung oleh kecantikan paras, keseksian, dan molek tubuhnya, di mata para kliennya, Angel selalu menjadi primadona. Bahkan, Angel adalah anak Mami Mona yang terkenal paling banyak orderannya.

Mami Mona sendiri sudah malang melintang di dunia bisnisnya hampir kurang lebih tiga tahun. Anak-anaknya pun kian bertambah. Wanita berusia 39 tahun yang selalu berpenampilan glamor itu selalu lihai menjaga bisnisnya. Sejak tiga tahun terakhir, bisnis tersebut sudah menguntungkannya. Tak hanya anaknya, kenalan kliennya pun makin bertambah. Banyak klien dari kalangan orang-orang penting yang terbiasa bersepakat dengan harga tinggi bahkan hanya untuk satu malam.

Malam ini, seperti biasa, Angel harus pergi ke tempat maminya. Hari ini, Angel agak terlambat sampai ke sana sebab tadi ada sedikit problem di tempat kerja siangnya. Ya, selain bekerja sebagai wanita malam, dari siang hingga sore hari Angel punya pekerjaan lain. Pekerjaan kecil yang bisa dinilai lebih baik daripada menjadi wanita penghibur, tetapi bayarannya tentu amat jauh di bawahnya. Entah apa alasan Angel tetap menjalani pekerjaan itu, walaupun ia setiap harinya sudah bisa memegang banyak lembar uang dari para kliennya.

Begitu Angel sampai, Mami Mona langsung menyambutnya. Tadinya Mami Mona sempat khawatir kalau Angel tak bisa datang malam ini.

“Hey, my sweet baby girl. Kok, baru dateng?” seru Mona sembari membuka tangannya untuk memeluk anak kesayangannya.

Setelah cipika-cipiki dengan sang mami, Angel mengatakan kepadanya mengapa ia sampai terlambat.

“Sorry, Mam. Aku telat, yah? Tadi ada problem kecil di tempat kerja. Jadi, balik ke rumahnya rada telat. Habis itu siap-siap dulu baru ke sini, jadi lama, deh.”

“Problem? Apa semuanya udah clear sekarang? Atau perlu bantuan mami, Sayang?”

“It’s OK, Mam. Udah clear, kok.”

“Hmm, kamu kelihatan agak stres. Nih, mulai ada sedikit kerutan di wajah kamu. Lain hari, kamu ambil waktu dulu buat me time, santai, refreshing, perawatan diri, biar kamu kelihatan lebih fresh, ya. Nanti mami aturin jadwal buat kamu.”

“OK, Mam.”

Ya, Mona selalu memperhatikan dengan detail tiap problema yang tengah dihadapi anak-anaknya. Terlebih bila masalah itu sampai berpengaruh ke penampilan mereka. Mona ingin selalu memastikan anak-anaknya berperforma sempurna. Tentu saja, demi kesenangan klien.

“Oke, Sayang. Malem ini kamu dapet klien baru. Dia pengusaha sukses, bisa dibilang masih muda, dan ... he is so handsome. Mami udah lama kenal dia. Sebelumnya dia udah pernah booking beberapa anak mami yang lain. Tapi, kali ini, dia mau sama kamu. Karena, katanya dia penasaran sama anak mami yang paling istimewa ini. Makanya, mami aturin jadwal kamu nemenin dia malem ini. Namanya, Tuan Yasya. Yasya Benedict. Dia pasti udah nungguin kamu sekarang. Kamu harus bisa buat dia puas, seperti klien-klien kamu yang lain. For your info, dia sepakatin harga yang tinggi sama mami, bahkan lebih dari klien kamu biasanya.”

“Really, Mam?”

“Yes, baby. Makanya, kamu gak boleh buat dia terlalu lama nunggu lagi. Oke, berangkat sekarang, ya. Biar Alden anak buah mami yang anter kamu ke mansion Tuan Yasya.”

Mona memanggil anak buahnya agar segera menyiapkan mobil untuk mengantarkan Angel ke tempat pertemuannya dengan sang klien baru.

“Oke, bye, Mam.”

“Daa, Sayang. Good job and have fun!”

Setelah sekitar tiga puluh lima menit menempuh perjalanan, Angel pun sampai di depan sebuah mansion yang dimaksud sang mami.

Angel menatap mansion tersebut sembari berdecak kagum. Begitu besar dan mewah. Benar seperti kata sang mami, Tuan Yasya kliennya kali ini tentu bukan orang sembarangan. Ia bahkan berani memberikan harga tinggi hanya untuk semalam. Angel bertekad akan melakukan pekerjaannya sebaik mungkin malam ini.

Baru sampai di depan pintu utama, beberapa pengawal langsung mempersilakan Angel masuk. Tak kalah menakjubkan tampak di dalam. Luasnya mansion itu bisa terlihat jelas. Sembari sibuk mengagumi dekorasi dan furniture di sekelilingnya, beberapa pelayan wanita mengarahkan Angel menuju ke kamar utama. Kamar Yasya.

“Silakan, Nona. Tuan Yasya sudah menunggu di dalam.”

Angel mengangguk dan tersenyum. Sebelum masuk kamar, ia kembali memastikan penampilannya tiada kurang. Dengan dress merah menyala yang memperlihatkan leher jenjang, bahu, hingga sedikit bagian atas dada yang mulus, plus rambut yang digulung rapi, membuat Angel terlihat makin seksi. Riasan di wajahnya pun sudah sangat sempurna. Auranya benar-benar bersinar malam ini.

Angel lantas membuka pintu. Suasana kamar beraroma maskulin yang begitu mewah kembali menarik pandangan Angel. Namun, ia hanya harus fokus ke pemandangan seorang pria yang ditaksir masih berusia cukup muda—mungkin hanya dua sampai tiga tahun di atas Angel. Kali ini, bukan pria tua atau om-om beristri yang menjadi kliennya. Pria tersebut masih berdiri membelakanginya, ia menghadap ke jendela kaca di dalam kamarnya yang terlihat amat luas, memandangi pemandangan di luar, atau seperti tengah memikirkan sesuatu.

Dengan berani, Angel mendekati pria itu. Begitu langkahnya tepat sampai di belakang sang pria, pria itu sebenarnya sudah bisa merasakan wangi parfum Angel yang begitu feminim bercampur dengan aroma maskulin kamar itu. Namun, pria itu tak kunjung berbalik. Langsung saja Angel memeluk sang pria dari belakang.

“Tuan Yasya,” ucap Angel lembut dengan suara seksinya.

Tangan Yasya meraih tangan Angel yang tepat menyentuh dadanya, dielusnya dengan lembut.

“Kamu ... Angel?”

“Ya.”

“Aku menanti sejak tadi. Kenapa begitu lama?”

“Maaf, Tuan. Aku agak terlambat.”

Yasya pun berbalik. Pandangan mereka berdua akhirnya bertemu. Baru pertama kali melihat Angel secara langsung, membuat Yasya seakan seperti terbius dengan pesonanya. Ia mengamati wanita di hadapannya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Pandangannya pun akhirnya tak bisa lepas dari paras Angel.

“Angel, ternyata kamu lebih cantik dari yang di foto.”

“Thank you, Tuan.”

“Hmm, no. Jangan ‘Tuan’. Aku gak setua itu. Usia kita gak beda jauh. Cukup panggil nama—‘Yasya’. Kita gak perlu seformal itu, kan?”

“Uhm, baik Tu... em, Yasya.”

“Baiklah, Angel. Bisa kita mulai sekarang?”

Setelah Angel memberi anggukan, Yasya langsung mencium bibir Angel dengan penuh hasrat. Sepertinya, pria itu memang tak ingin berlama-lama menunggu lagi.

Gairah Yasya

Masih dengan menikmati ciumannya yang begitu menggebu, Yasya langsung menggendong tubuh Angel dan membaringkan gadis cantik itu di ranjangnya yang besar dan mewah. Angel pun mengimbangi permainan bibir Yasya sembari masih mengalungkan kedua tangannya di leher sang klien.

Yasya tentu menginginkan lebih dari ini. Ciuman mereka mulai melonggar. Yasya lebih memfokuskan diri untuk melucuti dress yang Angel kenakan, berikut baju dalamnya, hingga tubuh Angel benar-benar polos tanpa balutan sehelai kain apa pun. Begitu dapat memandang seluruh tubuh wanita di bawahnya tanpa busana, Yasya seperti takjub. Baginya, tubuh Angel sangat indah.

“Ternyata tubuh kamu sangat indah, Angel.”

Sementara Angel yang masih terbaring hanya tersenyum, sambil mulai menikmati sapuan tangan Yasya di setiap inchi kulit mulusnya.

Tanpa berlama-lama, Yasya pun ikut menelanjangi diri sendiri. Ia ingin segera menikmati lebih dalam malam panjangnya nan menggairahkan bersama sang wanita malam. Langsung saja pria tampan itu dengan antusias menindih tubuh wanitanya. Bibirnya kembali beraksi membungkam Angel dengan ciuman yang lebih menuntut. Sementara tangannya juga tak bisa tinggal diam. Tangan Yasya menggerayangi tubuh Angel, mengusapnya penuh hasrat.

Dari bibir, ciuman itu sesekali beralih ke tempat lain. Kali ini, pria itu seperti mendapatkan mangsa baru yang begitu menggiurkan. Perlakuan Yasya yang cukup agresif seketika mengundang desah demi desah keluar dari bibir Angel. Angel menikmati sentuhan Yasya, seperti halnya selama ini ia menikmati sentuhan dari klien lainnya.

Percintaan yang amat panas. Tak ingin mode bercinta yang monoton, Angel berusaha mengimbangi permainan Yasya. Wanita itu juga sudah terbiasa mendominasi permainannya di atas ranjang. Dengan seketika, mereka berubah posisi. Kini, Angel yang berada di atas Yasya. Sang wanita malam memulai permainan yang lebih hebat. Ia ingin benar-benar memberikan servis terbaik dan kepuasan maksimal untuk sang klien.

Angel mulai mengelus lembut dada dan perut kotak-kotak milik Yasya. Yasya sampai terlihat merem-melek menikmati sentuhan Angel. Wanita itu membuat penyatuan mereka semakin panas. Yasya sungguh dibuat mabuk kepayang oleh permainan Angel. Ia tak menyangka kalau wanita panggilannya bisa bermain sehebat ini.

“Angel, ya... terus, Sayang. Ternyata kamu sehebat ini. Kamu memang istimewa, seperti kata Mami Mona dan klien kamu yang lain. Aahhh, yes, Angel. Bahkan, untuk bersama kamu malam ini, aku mesti berebut dengan klien lain. Baru bisa sekarang. Padahal aku penasaran dan menanti sejak lama, bagaimana rasanya bermalam dengan primadona, anak istimewa Mami Mona.”

“Yasya, kamu terlalu berlebihan.”

“Aku serius. Baru kali ini, aku sangat menikmatinya. Kamu jauh lebih hebat dibanding anak mami yang lain. Kita bisa main beberapa ronde malam ini?”

“Tentu. Bagi aku, kepuasan klien itu nomor satu.”

“Baiklah, Sayang. Aaahh emmh faster, Baby.”

Malam panas mereka terus berlanjut. Seisi ruangan dipenuhi dengan sahutan desah dan erangan mereka yang begitu menikmati kegiatan bercinta mereka. Permainan mereka seimbang. Mereka bahkan sudah mencapai puncak bersama berkali-kali. Selain desah dan erang, terdengar decak kecupan brutal bibir Yasya di setiap bagian tubuh Angel. Yasya sangat puas malam ini.

Setelah berlalu cukup lama, kekuatan mereka mulai berkurang. Mereka mulai terlihat sama-sama lemas. Angel masih telungkup di atas tubuh Yasya yang memeluknya mesra, wanita itu sesekali mengecup tubuh Yasya dan memainkan jemarinya di atas dada Yasya.

“Malam yang menakjubkan, Sayang. Temani aku tidur malam ini. Aku booking kamu semalaman. Besok pagi kamu baru bisa pergi.”

“Oke, Yash.”

Setelah mengecup puncak kepala Angel, Yasya mengarahkan Angel berbaring di sampingnya agar mereka bisa sama-sama istirahat dengan lebih nyaman. Angel berbaring menyamping membelakangi Yasya. Yasya pun memeluknya dari belakang, berbaring sambil memeluk erat wanitanya. Kecupan nakal pun sesekali masih menyentuh bahu dan leher Angel yang tak tertutup selimut. Mereka sudah bersiap untuk tidur di bawah satu selimut yang sama. Baru kali ini Yasya menyimpan wanita malam di mansionnya sampai pagi. Biasanya, tengah malam saja, Yasya langsung mengusir wanita panggilannya pergi dari ranjangnya.

“Ahh emmmh, Yassh.” Angel mendesah merasakan kecupan Yasya di lehernya dari belakang.

“Hm, Sayangh. Ssshh kamu lelah, ya? Ya udah, tidurlah, Angel. Makasih buat malam yang indah ini.”

“Yas, baru kali ini ada klien yang peduli aku lelah atau gak. Biasanya, mereka gak peduli itu, yang penting aku bisa penuhin hasrat mereka dan puasin mereka selama mereka mau.”

“Kita tadi bercinta cukup lama. Aku tau kamu pasti lelah. Istirahatlah dulu, Sayang. Lagi pula, aku bener-bener puas malam ini, kok. Aku akan kasih kamu bonus yang besar. Di luar bayaran aku ke Mami Mona.”

“Emmh, thank you, Yas.”

“Good night, Angel.”

Mereka tidur bersama. Yasya sungguh merasa nyaman terlelap sambil memeluk wanita yang baru dikenalnya. Pemandangan yang begitu manis antara seorang klien dan wanita panggilannya.

Sekitar hampir pukul setengah dua dini hari, mendadak Yasya terbangun. Terlihat di sampingnya, Angel masih terlelap dengan manisnya. Yasya mengusap lembut kepala Angel dan mengecup singkat keningnya.

“Ah, Angel... aku pengin tau lebih banyak tentang kamu, Sayang.”

Yasya meraih handuk piyamanya untuk menutupi sejenak tubuh polosnya. Ia berlalu ke toilet untuk mengganti pengamannya dan membersihkan sisa percintaannya dengan Angel. Setelah itu, pria tampan itu kembali ke sisi Angel di ranjangnya. Yasya meraih segelas air di atas nakasnya. Begitu menoleh ke sisi Angel, Yasya melihat sedikit pergerakan Angel membuat selimutnya terbuka hingga kembali menampakkan bagian tubuh atasnya yang seksi. Yasya menelan ludah. Pemandangan di hadapannya kembali membuatnya tegang. Padahal tadi ia sudah bermain selama berjam-jam dengan Angel. Tubuh Angel begitu cepatnya menjadi candu bagi Yasya, lihai memancing gairah pria itu.

Yasya melepaskan penutup tubuhnya, kembali terlihat polos. Tangannya kembali menggerayangi sekujur tubuh Angel. Dengan bisikan lembut, ia membangunkan wanitanya.

“Emmhh Angel, Sayang...”

Angel pun perlahan membuka matanya, masih dengan kondisi mengantuk.

“Yas, apa ini udah pagi?”

“Belum, Cantik. Masih hampir pukul dua.”

“Ah begitu. Lalu, kenapa kamu bangun?”

“Em sshh Sayang, ayo tambah satu ronde lagi. Sebentar aja. Aku pengin banget kita bercinta lagi,” rayu Yasya sembari pria itu kembali mengecup mesra bagian atas dada Angel.

“Ehh aaahh, Yas. Kamu gak ngantuk?”

“Sebentar aja, Angel.”

“Hmm, baiklah Yasya. Emmhh.”

Angel berbaring telentang dan kembali memeluk tubuh kekar Yasya yang mulai bermain lagi di atasnya. Bibir mereka kembali bertaut, berbagi kehangatan dan *******. Yasya pun mulai beraksi kembali dengan penuh gairah.

“Ouhh aaahh, Yasshh. Lebih dalam.”

Entah jam berapa mereka akan menyudahi malam panas mereka.

Dua Kali Lipat Demi Malam Denganmu

Angel dan Yasya masih berbaring berdua di atas ranjang king size milik Yasya sembari berpelukan mesra. Tangan Yasya bahkan masih asyik mengusap-usap punggung mulus Angel dan hidungnya sesekali menjelajah leher jenjang sang wanita malam, menikmati aroma parfum dan tubuh Angel yang begitu memikatnya. Mode bercinta mereka sudah slow down. Begitu lelah rasanya bertempur semalaman dan mencapai puncak kenikmatan berkali-kali.

“Angel, makasih, ya. Maaf kalo aku buat kamu terlalu lelah malem ini. Maaf juga karena aku tadi terlalu agresif dan terobsesi sama kamu.”

“Kenapa harus minta maaf, Yas? Ini tugas aku, karena kamu udah bayar mahal buat malem ini. Aku justru seneng kalo bisa puasin kamu.”

“Aku puas banget. Bahkan, aku rasanya udah kecanduan sama kamu. Apa malem selanjutnya aku bisa booking kamu lagi? Ayo kita bersama lagi nanti malem, Cantik!”

“Siapa pun klien aku, aku tergantung mami.”

“Baiklah. Nanti biar aku yang urus dan nego sama Mami Mona, biar nanti malem kamu bisa nemenin aku lagi.”

“Hm... apa kamu gak bosen, terus bersama wanita yang sama? Anak mami yang lain masih banyak. Gak mungkin udah pernah kamu coba semua kan?”

“Hey, mana mungkin aku bisa bosen sama kamu? Udah kubilang kan, aku justru kecanduan. Dari semua anak Mami Mona yang pernah nemenin aku, gak ada yang sehebat dan senikmat kamu. Kalo aku udah nemuin yang istimewa, kenapa aku mesti ribet cari yang lain?”

“Hahh... oke Yasya. Sampe ketemu lagi nanti, kalo kamu berhasil deal sama mami.”

“I will fix it. Kita akan punya malem yang lebih indah lagi nanti. Selama ini, Mami Mona selalu mudah diajak nego.”

“Yah, selama harga sesuai, why not?”

“I like it. You are so different. So special. Hm, oke baby, masih ada sedikit waktu buat kita istirahat sebelum pagi tiba. Tidurlah. Aku tau pasti kamu capek banget ladenin aku tadi.”

“Oke, Tuan Singa Kelaparan. Hihi.”

“Hm, siapa pun bisa jadi singa kalo lihat mangsa se-menggiurkan kamu. Sleep well, baby.”

Mereka berdua mencoba kembali terlelap bersama.

Ketika sinar matahari perlahan menerobos jendela kamar mansion Yasya yang masih tertutup tirai, Angel lebih dulu mengerjapkan mata. Wanita cantik yang masih tanpa busana dan hanya tertutup selimut berusaha bangun, dengan perlahan menyingkirkan tangan kekar Yasya yang setia merangkulnya dari semalam. Jujur, rasanya badan Angel agak sakit-sakit karena permainan Yasya semalam benar-benar bringas. Namun, sekali lagi, karena ini memang sudah jadi tantangan profesionalitas kerjanya sejak lama, Angel mencoba terbiasa dan menghalau begitu saja segala rasa sakit yang ia rasakan pada tubuhnya usai melayani klien.

Angel berhasil bangun. Ia lantas memungut pakaiannya yang berserakan di lantai akibat ulah Yasya semalam. Wanita itu bergegas memakainya.

Saat Angel masih sibuk berpakaian lagi, seketika Yasya juga terbangun. Pergerakannya tadi ternyata juga mengusik tidur Yasya. Melihat wanita malamnya tengah memakai pakaiannya kembali, Yasya terduduk sembari menyapa wanitanya.

“Cantik, kamu udah mau pergi?”

“Eh, kamu bangun juga. Ya, aku harus pulang. Ini udah pagi kan, jam kerja aku nemenin kamu udah selesai dong.”

Yasya beranjak berdiri, masih dengan bertelanjang. Pria itu membantu menarik ritsleting di bagian belakang dress Angel ke atas. Setelah itu, masih dengan nakalnya, bibir Yasya kembali mengecup leher Angel penuh nafsu.

“Yash aahh, stop! Waktu kamu udah habis.”

“I know, baby. Yang terpenting... emmh kita bisa punya banyak waktu lagi nanti malem. Biar aku anter kamu pulang, yah,” tawar Yasya.

“Oh, gak usah, Yas. Aku bisa sendiri.”

“Gak masalah, aku bisa anter kamu sampe rumah.”

“Em, tapi aku pulang ke tempat mami dulu.”

“Of course. Aku juga bisa anter ke tempat mami.”

“Ah, kenapa kamu mesti ngerepotin diri kamu sendiri sih, Yas. Kamu gak perlu—“

“No. Aku paling gak suka dibantah. Tunggu aku pake baju sebentar, ya.”

“Hmm, baiklah. Up to you.”

Setelah Yasya berpakaian rapi, ia mengantar Angel kembali ke tempat maminya. Ya, markas tempat usaha Mona selama ini. Yasya bahkan membukakan pintu mobilnya untuk Angel ketika akan berangkat hingga waktu mereka turun di tempat tujuan.

“Silakan, Cantik.”

“OMG! Apa kamu se-sweet ini sama semua wanita yang pernah nemenin kamu?”

“No. Just for you. Because, you’re so special.”

“Hahaha, oke. Thank you, Yas.”

“Mau dianter sampe ke dalem?”

“Eh, gak usah. Apa, sih? Em, atau kamu sekalian mau survei anak mami yang lain? Siapa tau nanti jadi berubah pikiran pengin booking yang lain aja buat nanti malem.”

Yasya mengusap lembut pipi dan bibir seksi Angel dengan jemarinya. “No, gak akan. Aku hanya mau kamu. Oke, silakan masuk. Aku pergi sekarang. See you tonight.”

Yasya memilih berlalu dengan mobilnya. Sementara itu, Angel masuk untuk menemui maminya sebentar sebelum ia kembali pulang ke rumah dan bersiap untuk pekerjaannya yang lain.

“Hey, Sayangnya mami, kamu baru kembali. Di depan tadi mami lihat ada mobil mewah yang anter kamu, ya.”

“Tuan Yasya maksa mau anterin aku, Mam.”

“Hm, itu berarti kamu pasti udah berhasil puasin klien spesial kamu semalem. Good job, baby girl. Bayaran Tuan Yasya bahkan udah sampe ke mami, dan bagian kamu udah mami transfer.”

“Thank you, Mami.”

“You’re welcome. You did so great.”

“Ya udah, Mam, aku langsung pulang, ya.”

“Oh, ya, tentu. Mami tau, Sayang, kamu pasti lelah habis layanin Tuan Yasya semaleman. Kamu harus ambil waktu istirahat dulu sebelum kerja lagi. Oke, mami siapin mobil buat anter kamu, ya. Sampe jumpa nanti malem, Sayang.”

Setelah cipika-cipiki dengan Angel, Mona membiarkan Angel pulang.

Selang beberapa jam setelah Angel pergi, Mona mendapat telepon dari Yasya.

“Halo, Mam.”

“Ya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”

“Saya sangat puas dengan pelayanan anak Mami yang paling istimewa semalam. Dia benar-benar spesial.”

“Tentu, Tuan. Angel memang gak pernah mengecewakan.”

“Bisa kan saya minta dia lagi untuk saya malam ini?”

“Tuan Yasya yakin mau dengan Angel lagi?”

“Ya. Saya gak mau yang lain.”

“Em, sebenarnya saya udah ada janji dengan klien lain yang mau booking Angel nanti malam.”

“Siapa dia? Berapa nominal yang dia sepakati sama Mami? Saya bisa bayar lebih asal Angel tetap dengan saya nanti malam.”

“Tuan Yasya serius?”

“Ya. Beritahu berapa harga kesepakatan kalian, saya akan bayar dua kali lipatnya.”

“Ah, baik, Tuan. Kalo gitu, saya akan siapkan Angel untuk Anda malam ini.”

“Deal. Senang berbisnis dengan Anda, Mam. Nanti, antar Angel ke alamat tempat yang saya kirimkan.”

“Bukan di mansion Tuan lagi?”

“Bukan. Saya ingin cari suasana berbeda untuk menikmati malam saya dengan Angel.”

“Oke, Tuan.”

“Baik, terima kasih.”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!