NovelToon NovelToon

Istri Nakal Sang Gubernur

BAB 1 - Itu Benar-benar Gila!

Huh!

Anna lagi-lagi mendengus kesal. Bukan kesal main, dirinya berkali-kali lipat harus merasakan kekesalan yang menumpuk dalam dirinya!

"Tidak mau, Mom! Intinya Anna tidak mau menikah dengan Om Daneesh! Tidak mau!!!" Annabelle langsung menolak keinginan kedua orang tuanya yang ingin menikahkannya dengan Daneesh, itu lho anak dari Nathalie dan Kaisar.

Lagian siapa juga yang ingin menikah di usia delapan belas tahun? Annabelle masih sekolah, walau beberapa bulan lagi dirinya akan lulus. Tapi yang lebih membuatnya semakin kesal adalah Daneesh yang telah berusia tiga puluh dua tahun. Hal itu berarti empat belas tahun di atas umurnya. Itu benar-benar gila!

"Anna, tapi Mami Nathalie sendiri yang meminta mu untuk menjadi istrinya Daneesh sayang. Mommy pun tidak bisa menolaknya. Apa kau mau tinggal di sini sendirian sementara Mommy dan Daddy akan kembali ke London karena Grandma sedang sakit-sakitan, sayang?"

Jelas Ulfa, sang mommy supaya dapat melunakkan kekeras kepalaan sang putri.

"Lagipula Daneesh itu pria yang baik-baik, sopan, tampan, jangan lupa jika dirinya seorang gubernur pula. Mommy cukup mengenali tabiat pria itu, kau pun pasti mengenalnya sayang." Lanjut Ulfa.

Huh! Huh!

"Mom, tapi Anna masih sekolah. Anna tidak mau menikah dengan Om Daneesh!"

"Mami Nathalie juga tahu dirimu masih sekolah, Anna. Dirinya pun tidak meminta mu untuk putus sekolah, kau bisa terus bersekolah. Daneesh pun mengerti akan hal itu." Ulfa kembali menjelaskan dan membujuk supaya sang anak mau menerima pinangan dari Nathalie, mantan majikannya dulu.

Bagaimanapun dia merasa tidak enak hati karena Nathalie dan Kaisar sudah banyak sekali menolong kehidupan mereka selama di Indonesia dulu hingga sekarang.

Bahkan kehidupan Anna saat ini pun mereka yang memfasilitasi semua itu.

"Laki-laki mana sih, Mom yang mau menikahi anak SMA? Lagipula umur Om Daneesh itu sudah tua!" Gerutu Anna.

"Daneesh itu bukan tua, Anna sayang!"

"Tiga puluh dua tahun lho, Mom. Mommy bilang bukan tua? Terus ingin menikahi gadis imut seperti aku ini yang baru setahun lalu mendaftar KTP! Oh God! Mom, please..." Suara Anna menggebu-gebu, mengungkapkan semua isi hati yang mungkin saja tengah tersakiti.

Ulfa memutar malas bola matanya mendengar ucapan gadis dihadapannya itu.

"Sayang, jangan seperti itu. Daneesh itu anak yang baik, sopan, tampan, mapan," Darius, sang daddy pun ikut bergabung, bersekutu dengan istrinya untuk membujuk Anna supaya menerima pinangan dari tetangga dan mantan bos mereka itu.

"Yaps, Anna tahu Dad. Papi Kai dan Mami Nath itu baik, tapi kalau untuk menikah dengan Om Daneesh, Anna tidak mau! Anna tidak mau!! Apa kata teman-teman Anna nanti kalau Anna menikah dengan orang tua?" Sergah Anna.

"Daneesh itu belum tua, Annabelle Allaine!" Ulfa lagi-lagi mendengus kesal, mencoba membujuk supaya sang putri semata wayangnya untuk menerima pinangan dari Daneesh. Pria itu adalah pria limited edition, jarang sekali ditemukan di zaman edan seperti saat ini.

"Ih, Mommy dan Daddy tidak asik! Anna kesal!!!!" Anna pun langsung masuk ke kamar meninggalkan kedua orang tuanya di sana.

___________

"Mami yang bener saja!! Rain harus menikah dengan anak Bibi Ulfa? Mi, lagipula anak Bibi Ulfa itu masih SMA, masih kecil! Mana mungkin dia mau dengan Rain, umur Rain sudah tiga puluh dua tahun lho, Mi. Rain pantasnya menjadi pamannya!!!" Daneesh Rainer Sturridge menolak keras permintaan kedua orang tuanya.

Perdebatan itu berlangsung saat dirinya yang masih bertugas di Balai Kota dipaksa untuk pulang dan kabar yang didengar olehnya membuat pria tampan itu berdetak hebat.

"Tapi Mami sudah ingin cucu, Rainer!! Mami ingin menggendong cucu darimu, bagaimana jika umur Mami tidak panjang?"

Stop!

Inilah yang tidak disukai oleh Daneesh jika sang mami sudah mengatakan mengenai umur, maka habislah dirinya sudah!!

"Mi, Mami bisa tidak jangan bahas umur? Rain tidak suka!!" Lirih Daneesh.

"Tapi Mami sukanya dengan Annabelle, Annabelle, Annabelle!! Mami tidak mau wanita lain yang menjadi istrimu!!" Mata Nathalie berubah tajam menatap paras tampan Daneesh.

"Mami, Rain akan menikah tapi bukan dengan Annabelle. Kasihan Mi, masa depannya masih panjang." Daneesh masih mencoba bernegosiasi dengan Nathalie, berharap wanita yang dicintainya itu mengerti bahwa dirinya tidak mungkin menikahi gadis kecil itu.

Lagipula dirinya pun masih mencintai Flo, mantan kekasihnya.

"Jangan bilang kau masih cinta dengan Flo? Mami tidak sudi kau berhubungan lagi dengan wanita itu! Mami benar-benar tidak terima!

Kalau kau masih tetap ingin kembali dengan si Flo itu, lebih baik Mami mengadopsi anak lain dan kau akan Mami tendang keluar dari keluarga Sturridge! Jadilah gelandang kalian berdua! Mami tidak sudi mempunyai menantu seperti dirinya!!!!"

Suara Nathalie meledak di seluruh penjuru Mansion Sturridge. Nafasnya memburu, membahas wanita satu yang tak lain adalah mantan putranya kadangkala membuat dirinya kalap.

"Mi, Flo salah apa dengan Mami sampai Mami tidak suka dengannya hmm? Kasih tahu Rain alasannya, kenapa sampai Mami tidak suka dengan Flo?" Tanya Daneesh.

"Stop Daneesh! Intinya kalau Mami bilang tidak ya tidak! Mami tidak suka jika anak Mami berhubungan dengan wanita lintah comberan itu!" Teriak Nathalie.

"Mi, tap—" Ucapan Daneesh langsung terpotong maminya yang memang tidak ingin mendengarkan apapun lagi tentang masa lalu dirinya.

"Stop!!! Stop ya Daneesh putra Kaisar!!! Cukup!!! Mami tidak mau bahas dia lagi! Muak tahu Mami ini! Kalau Mami bilang tidak berarti tidak! Jangan pernah mendebat istrinya Kaisar Sturridge. Kau mau jadi anak durhaka hah! Kau mau Mami cepat mati terus gentayangan hah! Mau?!!!!" Daneesh menghela nafas, melirik sang papi yang sama sekali tidak peduli dengan mereka.

Kaisar sama sekali tidak mau membantu karena memang papinya sebelas dua belas dengan sang istri tercinta yang tidak menyukai Flo.

So, sampai detik ini Daneesh tidak tahu hal apa yang membuat kedua orang tuanya tidak begitu menyukai Flo!

Otak Daneesh seketika diperas habis-habisan, masalah kantor belum selesai, masalah dengan maminya pun bertambah memuai!

"Mami tidak mau tahu besok siang, kau jemput Anna di sekolahnya bawa dia ke rumah ini. Kalau kau sampai tidak menjemputnya, kita musuhan Rainer! Mami marah!!!" Nathalie mendekap kedua lengannya.

"Mi, Rain tidak bisa menjemput Anna. Besok ada rapat di Balai Kota." Daneesh menolak keinginan maminya, karena besok memang ada rapat dengan wakil pemerintahan pusat, walau jam yang ditentukan belum pasti.

"Terserah, Mami tidak peduli!"

"Tapi Mi—"

"Intinya kau harus membawa Anna kemari, terserah itu semua urusan dirimu!!! Cepat pergi!! Mau Mami tampar pantat mu hah membuat orang tua stress saja!!!!" Nathalie lantas mengambil gagang sapu di sudut ruang dapur, membuat Daneesh berlari menuju kamarnya di lantai dua dengan terburu-buru.

Walau memiliki tubuh kekar dengan otot-otot yang menonjol, tapi tetap saja bagi seorang Daneesh Rainer, putra satu-satunya Kaisar itu. Gagang sapu adalah hal yang cukup memalukan, apalagi jika mengingat beberapa bulan lalu dimana sang mami dengan sengaja merekam aksinya itu lantaran masih berhubungan dengan Flo, hingga bertepatan dengan empat bulan lalu dirinya mengakhiri hubungannya tersebut.

Oh Daneesh! Berapa malunya dirimu ini? Di dzolimi oleh mami mu sendiri!

Huh!

"Sabar, Nath!!"

[ To be continued ]

 

Spoiler!!!

Hah!

"Sakit sekali, awas saja kau om-om tua!! Jika bertemu kembali, aku sleding hingga mampus baru tahu rasa!!" Anna merintih menahan sakit di kedua sikunya.

BAB 2 - Calon Istri

"Anna berangkat dulu ya, Mom, Dad." Anna berjalan keluar dari pelataran rumah, menaiki sepeda motor kesayangannya.

Jika kata teman-temannya itu bukan hanya motor kesayangannya dirinya, tapi motor turun temurun dari sang mommy.

Dulu sang mommy, Ulfa yang juga merupakan ketua geng motor di Jakarta dengan motor hitamnya itu menjadikan dirinya sebagai ratu jalanan. Hingga dirinya bertemu dengan sang daddy yang merupakan blasteran Indonesia - Inggris.

Tapi itu tidak pernah Anna pikirkan, masa bodoh!

Anna tidak pernah peduli!

"Anakmu Dad," seperti biasa Ulfa akan menyalahkan semua itu kepada suaminya.

Darius mendengus kesal, "lho kenapa Daddy lagi, Mom? 'Kan Anna putrinya Mommy, Mommy yang bergoyang setiap malam."

Plak!

Ulfa langsung memukul lengan suaminya karena telah membongkar masa lalu mereka. Wajah wanita cantik itu memerah. Masa lalu dimana setiap malam Ulfa lah yang asik bergoyang setiap malam.

"Yah tidak usah di ingatkan lagi dong, Dad!" Kesal Ulfa, suaminya lagi-lagi mengungkit masa lalu mereka.

"Ya, Mommy duluan dong yang memancing? Masa iya Anna salah Daddy, sekali-kali Mommy dong yang salah. Hello, masa Daddy terus..." Ujar Darius.

"Halah!" Ulfa berkilah dengan wajah yang was-was.

"Lah, jadi bagaimana dong, Mom? Apa Anna bukan anak Daddy, terus anaknya mantanmu yang—"

"Stop!!! Ya tidaklah Dad, masa anaknya Nando." Jawab Ulfa yang tak terima dengan tuduhan sang suami. Mata Darius membola saat bibir manis sang istri menyebut nama mantan.

"Tuh 'kan, si adonan itu kau masih ingat!!" Bibir Darius mencebik ke bawah. Wajahnya tak sedap di pandang. Begini nih, sudah tua tapi kelakukan seperti anak remaja!

Hingga perdebatan itu terjadi, bukan perdebatan biasa lagi. Hal ini sudah luar biasa karena sering terjadi setiap hari, bahkan setiap saat jika Anna membuat ulah.

🍒🍒🍒

Jika Ulfa dan Darius nih yang sedang perang ala-ala tua manja. Berbeda dengan Anna yang merasakan setiap helaan nafas yang begitu sesak. Waktu terasa begitu sempit, singkat, dan dirinya hampir terlambat. Gadis cantik itu melajukan motor hitamnya dengan kecepatan penuh, hingga tak sengaja menabrak sebuah mobil di tikungan jalan.

Brak!!

"Ahhh, Daddy!!!!" Anna terjatuh dari sepeda motor dengan beberapa luka yang bersemayam di sikunya.

Sementara pria yang berada di dalam mobil mengerang kesal.

"Sialan!" Umpat pria itu.

Dia pun lantas turun dan melihat

keluar siapa gerangan yang menabrak mobilnya. Pandangannya jatuh pada siswi anak SMA yang membawa motor terbilang tua.

Sungguh luar biasa!

God! Cobaan apa lagi dalam hidup hamba yang begitu sempurna ini?

Kenapa? Sial sekali nasibnya hari ini!!

"Hei!!" Suara bass itu terdengar di telinga Anna. Sadar jika bahaya akan menghampiri dirinya, buru-buru Anna mengeluarkan jurus pamungkas andalannya.

"Huuuaaaaaa!!!!! Mommy!!! Daddy!!!! Kaki Anna sakiiitt!!!!" Anna menangis tergugu seperti anak kecil yang berharap om-om dihadapannya ini mau memaafkan dan tidak memperpanjang masalah mereka.

Pria itu terbengong mendengar suara tangisan tersebut. Tangannya memijat keningnya yang bisa diprediksi hampir mengerut karena cobaan yang begitu berat.

"Oh God! Apalagi ini?" Pria itu, Daneesh menghela nafas panjang tatkala mendengar suara tangisan anak SMA itu yang semakin meluas.

Sudah suaranya cempreng, melengking, dan pastinya menyakiti gendang telinga dirinya.

"Bisa diam tidak?!" Ucap Daneesh kesal, dirinya sudah tidak punya waktu lagi untuk melayani anak kecil ini. Suasana di jalanan sepi, Daneesh harus segera pergi untuk menghadiri rapat pagi ini, ditambah dengan menjemput calon istri kecilnya.

Calon istri?

Kepala Daneesh berdenyut-denyut ketika mengingat hal itu.

Dia membayangkan bagaimana jadinya jika menikahi gadis SMA, apalagi pandangan publik terhadapnya. Belum lagi jika situasi seperti ini terjadi.

Entahlah!

Daneesh benar-benar tidak berpikir hal itu.

"Om bisa diam tidak? Kaki Anna sakit, tangan Anna juga berdarah. Bukannya ditolong malah diam saja, sakit tahu Om!" Drama Annabelle, putri Ulfa dan Darius beraksi, dirinya berharap pria tua dihadapannya itu menolong dirinya.

"Ya ampun, sudah salah, bukannya minta maaf. Siapa suruh mengebut di jalanan? Tidak lihat lampu di mobilku? Menaiki kendaraan motor itu harus hati-hati bukan sekedar kau bisa mengendarainya. Lihat kanan kiri! Bukan bengong dengan ingusan mu saja! Kau mau ganti rugi mobilku? Lihat sana!"

Kata-kata pedas dan asam itu membuat Anna langsung berkobar bak semangat empat lima begitu saja.

Anna tidak terima disalahkan begitu saja. "Anna sudah lihat memakai mata lho, Om! Tidak lihat mata aku yang sebesar ini? Lihat! Lihat! Lihat!" Anna mendekatkan tubuhnya pada tubuh pria yang mengomelinya.

Daneesh mendelik tajam, "mundur! Jangan dekat-dekat denganku!" Jari telunjuk Daneesh mendorong kening gadis SMA dihadapannya, tubuhnya saja tidak sampai sebahu dengan dirinya. Lalu bagaimana bisa gadis ini menantangnya?

"Ih, Om. Jahat betul jadi orang!" Anna menggerutu kesal saat keningnya di dorong oleh Daneesh.

"Sini kartu pelajar mu!" Daneesh langsung memutar tubuh kecil Anna dan membuka tas ranselnya.

Daneesh mengambil sebuah dompet berwarna merah muda di sana.

Yaps! Bukan kartu pelajar yang di dapat, tapi KTP yang dia raih. "Ini aku sita! Dan hubungi aku nanti jika waktu jam makan siang!"Daneesh mengambil kartu nama di saku kemejanya.

Mata Anna membelalak saat melihat KTP yang baru satu Minggu dibuatnya di rampok oleh pria itu.

"Om, jangan ambil KTP Anna dong! Nanti Mommy marah!!!" Tangan mungil itu meraih KTP yang berada di genggaman tangan kekar Daneesh.

"Terserah!" Daneesh lantas masuk ke dalam mobil dan meninggalkan gadis SMA itu. Daneesh mengabaikan jeritan yang sedang meneriaki dirinya.

"Om tua!!!! Kembalikan KTP milikku!!!"

Mata Anna melihat mobil itu sudah melaju kencang meninggalkannya. Kini tinggallah dirinya yang nestapa dengan segala masalahnya sendiri.

Anna bingung harus kamana sekarang? Jika ke sekolah itu tidak mungkin karena sudah sangat terlambat, jika pulang pun motornya tidak bisa dia kendarai.

Alhasil, dirinya menghubungi sang daddy, Darius untuk dijemput kembali ke rumahnya.

Hah!

"Sakit sekali, awas saja kau om-om tua!! Jika bertemu kembali, aku sleding hingga mampus baru tahu rasa!!" Anna merintih menahan sakit di kedua sikunya.

"Dasar Om tua!! Anna sumpahin jika belum menikah, istrinya perempuan kejam, cerewet! Biar tahu diri! Sudah tua banyak gaya!!!!" Umpat Anna sebelum menghubungi Darius.

Tut!

"Dad, jemput Anna!!!"

[ To be continued ]

 

Spoiler!!!

Deg!

Mata Daneesh terbelalak saat melihat siapa yang tengah tertidur di atas ranjang didepannya itu.

"Kau!!!" Ucap Daneesh saat melihat siapa yang akan menjadi calon istrinya.

BAB 3 - USD [ Uji Sabar Daneesh ]

Huh!

Kesabaran Daneesh benar-benar di uji! Lagi-lagi pria itu harus menuruti Nathalie yang memaksa untuk segera pulang dari kantor lantaran gadis yang tak lain adalah calon istrinya mengalami kecelakaan.

Oleh karenanya, sang mami meminta Daneesh untuk datang menjenguk calon istri yang sama sekali belum dia ketahui.

Banyak pertanyaan yang berputar di kepala Daneesh. Apakah gadis itu cantik? Itu normal bukan? Karena pria akan mencari pria yang cantik dan juga seksi? Apalagi Daneesh yang notabenenya gagah dan tampan.

Tapi bagaimana jika gadis itu jelek?

Oke! Oke!

Daneesh pusing! Lihat saja nanti lah!

Jalan menuju rumahnya saja sudah sejelek ini, becek, berlumpur, Oh God!

Dug!

"Ya ampun!!" Daneesh menggeram frustasi saat merasakan bemper depan mobil yang menghantam batu besar di jalan menuju alamat yang mana dikirimkan oleh Nathalie lewat GPS tadi.

"Si4lan, kalau bukan karena Mami, Aahhhhh!!!!" Daneesh memukul stir mobil.

Ting!

Ting!

"Halo, Mi? Mami dimana? Rain sudah mau sampai," Daneesh langsung menjawab panggilan dari Nathalie, sang mami.

"Iya, ini Mami keluar dulu. Sabar Rain, anak Mami yang imut," sahut Nathalie dengan kekehan yang membuat kesabaran seorang Daneesh di uji.

Daneesh menghembuskan nafas panjang, imut dari mananya coba? Kenapa sih maminya ini selalu membuat Daneesh frustasi?

Tak lama, mata tajam pria itu dapat melihat sang mami, Nathalie keluar dari pintu pagar rumah bersama Kaisar.

"Mami!!!'

"Mi, benar ini rumahnya?" Tanya Daneesh.

Nathalie mendelik kesal, "bukan!"

Hah!

"Terus rumah siapa?" Tanya lagi Daneesh. "Sudah, Rain! Jangan banyak tanya, sudah lama, huh! Cepat masuk!" Daneesh mengikuti kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah berlantai satu yang terlihat asri dan sejuk.

Di tangan prianitu juga Daneesh juga membawa satu keranjang buah-buahan. Yah reader's semua pasti tahu lah ya!!!

"Selamat sore, Bibi, Paman," sapa Daneesh sopan, diikuti oleh Nathalie dan Kaisar.

Dari dalam rumah, mereka langsung di sambut oleh Ulfa dan Darius, mantan kepala pelayan rumah mereka dulu saat Darius Sturridge, Daddy Kaisar masih hidup.

"Sore juga, mari masuk..." Ujar Ulfa ramah.

Sesi perbincangan pun dimulai, dengan mengenang saat Daneesh kecil yang aktif. Belum lagi sore yang begitu panas ini di suguhi oleh minuman dingin dihadapannya. Daneesh tak sungkan-sungkan langsung meminum minuman jus mangga tersebut. Jus kesukaannya dari kecil yang selalu di buat oleh Bibi Ulfa, dahulu.

"Rain..."

"Rain..."

Daneesh menoleh pada Nathalie, "apa sih Mi?" Ya mau kesal bagaimana, baru satu tegukan tapi maminya ini selalu senang saja jika dirinya tersiksa.

Haus Mi, Rain tuh haus!!!

Ingin sekali Daneesh berteriak, tapi dirinya masih sadar diri dan sadar tempat. Ya ampun, Daneesh!

"Kau temui Anna, dia calon istrimu." Ujar Nathalie.

Alis mata Daneesh terangkat satu, maksud maminya bagaimana?

" Mi, 'kan ini sudah di rumahnya..." Jawab Daneesh.

Mata Nathalie memutar malas. Ingin sekali menjitak kepala anaknya ini!

"Temui Anna di kamarnya, sayangnya Mami." Mata Daneesh terbelalak mendengar ucapan yang keluar dari Nathalie.

Wait!

Kamar? Apa sang mami menyuruh dirinya untuk masuk ke dalam kamar Anna?

"Anna ada di dalam, Rain sayang!!! Masuk saja, tidak masalah toh. Tapi ingat, jangan mengambil DP dulu, dosa! Mau Mami pukul pantat mu hah!" Daneesh hanya bisa pasrah, berpasrah diri mendengar ejekan Nathalie, maminya.

Lagian nih, ambil DP apaan? Toh gadis itu masih SMA, pasti itunya masih kecil lah, sekecil bola pingpong!

"Sudah! Jangan malu-malu, biasanya malu-maluin Mami, cepat sana!" Ucapan itu membuat Kaisar, Ulfa, dan Darius terkekeh geli melihat interaksi antara ibu dan anak satu ini.

Dan saat dia sampai di depan pintu kamar yang terdapat tulisan 'Princess Annabelle', Daneesh hanya tersenyum kecut. Calon istrinya pasti bau kencur! Daneesh membayangkan bagaimana jika mereka menikah nanti? Apa di depan kamarnya harus ada tulisan seperti ini?

King Rainer dan Queen Annabelle!

Daneesh membuka pintu kamar, terlihat seluruh kamar berwarna merah muda. Lemari merah muda, meja merah muda, karpet berbulu berwarna merah muda, dan ranjang merah muda.

Seketika bulu kuduk Daneesh berdiri!

Klik!

🍒🍒🍒

Annabelle, gadis itu gelisah hebat. Saat mendengar suara berisik di luar dapat di pastikan jika itu adalah keluarga Mami Nathalie dan Papi Kaisar serta Om Daneesh.

Walau dirinya tahu bagaimana Nathalie, tapi dirinya gugup. Apalagi selama ini Annabelle belum pernah melihat paras anak mereka.

Klik! Mendengar suara pintu terbuka membuat Anna untuk berpura-pura tertidur.

"Annabelle, kita mulai aktingnya!" Gumam Anna dalam hati, gadis itu memejamkan matanya dan pura-pura tertidur.

Sementara di sisi lain, langkah Daneesh mulai mendekat pada sosok yang terbaring di atas ranjang merah muda itu.

Deg!

Mata Daneesh langsung terbelalak lebar saat melihat siapa yang tengah tertidur dia Ats tempat tidur di depannya. Kedua tangannya menggosok-gosok untuk melihat jelas, apa dirinya tidak bermimpi?

"Kau!!" Seru Daneesh saat melihat siapa yang berbaring di atas ranjang.

Hah!

Anna yang mendengar suara yang tak asing baginya langsung terbangun membuka mata. "Heh!!!"

"Om!!!!" Anna terkaget-kaget seperempat mati. Mata jernih itu melihat siapa yang berada di depannya saat ini.

Bukannya ini om-om yang di jumpainya tadi pagi?

"Oh My God!! Oh My God!! Jangan bilang Om?" Daneesh menutup mata, mencoba meredam emosi dalam dirinya.

Namun saat mendengar suara melengking tinggi dari mulut Anna membuat dirinya kesal sepertiga mati.

"Mommy!!!!! Daddy!!!!!!" Jerit Annabelle.

Buru-buru Daneesh membekap mulut Anna, "diam! Bisa tidak?!!!" Geram Daneesh.

Kepalanya hampir pecah mendengar suara Anna!

Sementara di luar sana, Kaisar, Nathalie, Darius, dan Ulfa yang mendengar jeritan dari dalam kamar langsung berlari. Apalagi Nathalie yang langsung loncat melewati kursi di depannya.

Kadangkala tingkat wanita itu membuat Kaisar harus bersabar, tapi mau bagaimana lagi? Nathalie tidak bisa di tukar tambah.

Brak!!!

"Anna, sayang, kau kenapa?" Tanya Nathalie saat melihat Anna yang sedang di bekap oleh putranya.

Daneesh yang kaget langsung melepaskan tangannya.

"Rainer!!! Kau apakan Anna?!" Nathalie, mata wanita itu memicing menatap putranya.

"Rain tidak apa-apa, Mi! Sumpah!!!" Raut wajah Daneesh berubah suram, rasa gugup melandanya. Apalagi saat melihat raut wajah sang mami yang membuat dirinya salah tingkah sendiri.

Mata Nathalie melotot. Lalu dirinya melihat keadaan Anna, calon menantunya. Betapa terkejutnya dia saat melihat piyama tidur Anna yang terbuka dua kancing teratasnya. Bahkan ********** pun terlihat di balik piyama merah muda tersebut.

"Rainer, kau!!" Daneesh dan yang lainnya melihat ke arah jari telunjuk Nathalie, dimana mengarah kepada d4da Annabelle.

Deg!

Sontak hal itu membuat Daneesh gelagapan, melihat kancing baju teratas Anna terbuka. Walau bukan ulah dirinya, tapi melihat semua tatapan mengarah padanya. Daneesh menjadi gugup.

Oh **1*! Jangan lupakan warna dalaman gadis itu yang berwarna merah muda!!

"RAINEERR!!!!!"

"Kau besok harus menikahi Anna!!! Mami tidak mau tahu!!" Geram Nathalie.

Apa putranya ini tidak bisa menahannya dulu begitu? Buat malu saja!!

"Apa Mi?" Daneesh terkejut bukan main saat maminya mengatakan hal itu. "Mi, tap—"

Mendengar keributan itu, Anna lantas tidak sadarkan diri. Hal itu membuat suasana dalam kamar bernuansa merah muda itu tak tenang. Daneesh tidak dapat berkata-kata lagi, karena semua ini telah gawat darurat dan tidak dapat di ganggu gugat kembali.

[ To be continued ]

--------------------------------

Spoiler!!!

Nathalie tidak bisa diam saja, wanita itu melangkahkan kakinya keluar.

"Ampun, Mi!! Ampun!!" Daneesh yang berkali-kali mencoba melepaskan tangan sang mami dari telinganya tidak di pedulikan oleh sang empu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!