NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi CEO Psikopat

bab 01.

"Sudah berapa kali aku bilang cari karyawan yang bisa bekerja dengan benar, sudah beberapa kali aku bilang".

Seorang pria tampan dengan tatapan dingin bernama Rudransh malvarendra CEO tampan yang terkenal dengan kekejamannya sedang memarahi bawahannya

"Maaf boss, tapi ini sudah ke 59 kali nya boss meminta ganti sekretaris, mereka tidak sanggup menghadapi sikap bos yang sering marah-marah".

"Aku gak akan marah-marah kalau mereka kerjanya bener, cepat cari sekretaris pengganti secepatnya. Atau posisi kamu juga mau di ganti"

"Jangan bos saya sangat membutuhkan pekerjaan ini".

"Saya tunggu 2 hari, sekretaris baru sudah harus ada".

Rudransh langsung pergi menuju ruangannya, di ruangannya sudah berada Bianca wanita yang selalu mengejar-ngejar Rudransh.

"Ngapain kamu di ruanganku".

"Gak apa-apa cuma lagi kangen aja".

"Jangan menggangguku, pergi cepat".

"Gimana kalau kita makan siang bareng yuk". Ucap Bianca duduk kursi Rudransh.

"Menyingkir, aku sedang banyak pekerjaan".

"Rans kenapa sih kamu gak bisa buka hati kamu buat aku, padahal selama ini aku sudah berusaha".

"Aku tidak pernah memintamu berusaha, aku selalu memintamu pergi, tau kan pintu keluar ada di mana".

Bianca langsung melangkahkan kakinya keluar dengan rasa kesal.

Begitu lah Rudransh selalu menolak mentah-mentah wanita yang mendekatinya, sikapnya yang dingin banyak wanita yang penasaran dan ingin menjadi kekasihnya tapi sampai sekarang ia masih sendiri dan belum ingin membuka hati. Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuatnya hanya uncang-uncang kaki, ia bekerja keras sebagai CEO yang di bangunnya sendiri.

***

"Dimana lagi aku harus mencari sekretaris untuk boss Rudransh, walaupun gaji di sini sangat besar, tapi tidak ada yang sanggup menghadapi sikap kejam dia". Lina karyawan Rudransh yang sudah lama bekerja di perusahaan milik Rudransh sudah lelah mencari sekretaris untuk Rudransh yang hanya bertahan paling lama 1 bulan saja.

Saat lina sedang kebingungan mencari sekretaris untuk bos nya tiba-tiba ada gadis cantik yang datang membawa surat lamaran.

"Permisi bu saya mau melamar kerja apa ada lowongan".

Seperti angin segar, tanpa di cari target datang sendiri.

"Kamu diterima". Ucap Lina.

Gadis cantik yang membawa surat lamaran itu pun kaget dan bingung dengan jawaban wanita di depannya.

"Diterima, lihat dulu ini surat lamaran sama bu".

"Tidak perlu, kamu simpan saja mulai besok kamu akan langsung bekerja jadi sekretaris boss di sini".

"Apa ini serius, ibu tidak sedang bercanda kan".

"Tidak, apa kamu lihat wajahku sedang bercanda"..

Gadis itu melihat wajah lina yang benar-benar serius

"Terima kasih bu, terimakasih banyak"

"Tidak, tidak, aku yang berterimakasih, datang besok jangan terlambat pakai baju yang rapi".

"Baik bu. Terima Kasih ya bu terima kasih"

"Aku yang berterimakasih".

Gadis itu bingung kenapa wanita itu sangat senang, padahal seharusnya aku yang lebih senang

Gadis yang tidak beruntung itu bernama Renata . Gadis cantik yang baru saja kena PHK karena perusahaannya bangkrut.

Sangat senang bisa cepat dapat pekerjaan, ia sempat tidak percaya dengan kejadian yang barusan ia alami, ia diterima begitu saja di perusahaan besar tanpa melewati sesi interview terlebih dahulu.

Gadis cantik bernama Renata itu adalah gadis yang pekerja keras dan gigih. Ia membiayai hidupnya sendiri karena orangtuanya sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena kecelakaan. Ia tidak pernah menyerah bahkan menangisi nasibnya. Ia tetap semangat menjalani hidup dan mengejar cita-citanya. Bahkan saat ini ia masih berkuliah dan mengambil kelas karyawan.

"Tuhan baik banget, aku di terima di perusahaan yang sangat besar, ayah dan ibu pasti bangga di sana melihat ku".

Renata tak hentinya mengucap syukur karena bisa bekerja di perusahan besar tanpa interview dan seleksi yang sulit. Renata merasa ini sebuah anugrah yang sangat besar.

"Aku bisa bayar uang semester lagi, dan gak di DO dari kampus". Renata mengusap dadanya tanda bersyukur.

Renata pulang ke kosannya yang sederhana itu, ia langsung bersiap-siap menyiapkan segala kebutuhan yang akan dipakai besok, padahal waktu masih lama tapi ia sangat bersemangat.

"Setelah ini, aku akan ke makam ayah dan ibu dulu deh, aku mau cerita banyak sama mereka..aku seneng banget". Renata terus tersenyum sambil membereskan berkas-berkas ke dalam tasnya. Tasnya sudah jelek bahkan talinya ada yang sudah copot dan di jahit agar bisa dipakai kembali.

Jangankan memakai tas mewah dan bagus. Membiayai kebutuhan nya saja sudah sulit. Biaya kuliah dan bayar kos setiap bulan. Rumah yang dulu ia tempati bersama ibu dan ayahnya sekarang ditempati oleh kakak dari ayah nya. Ia bilang di rumah itu masih ada hak nya. Jadi Renata di usir dan pergi merantau ke kota. Bertahan hidup sendirian.

Tapi dia tidak lemah dan tidak pernah mengeluh, ia selalu semangat dan tidak menyerah pada keadaan.

Ia memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang bagus, banyak yang sudah menawarinya kerja kotor, seperti menemani om-om, kerja di bar, dan lain sebagainya. Tapi ia menolak semua itu dan memilih bekerja keras dan menjaga kehormatan dirinya

Ia tidak mau membuat ayah dan ibunya kecewa, ia ingin ayah dan ibunya bangga melihat ia bisa sukses dengan kerja kerasnya sendiri.

***

"Kenapa dengan wajahmu itu". Tanya ayah dari Rudrans.

Rudransh baru saja pulang dari kantornya dan berkunjung ke rumah orangtuanya. Karena ia sudah memiliki rumah sendiri jadi walaupun ia belum menikah ia sudah tinggal terpisah dari orangtuanya

"Biasalah pah".

"Kamu memecat sekretaris kamu lagi?"

"Mereka tidak bisa bekerja dengan benar".

"Sudah puluhan kali kamu mengganti sekretaris, masa mereka semua tidak bisa bekerja dengan benar".

"Aku belum menemukan yang cocok denganku pah, yang kerjanya cepat dan tepat". Ucap Rudransh kesal

"Kamu terlalu pemilih, mana ada yang cocok denganmu, kamu terlalu cinta dengan pekerjaan, sedangkan mereka hanya butuh pekerjaan".

"Nah itu pah, aku butuh sekretaris yang mencintai pekerjaannya, jadi ia bisa bekerja dengan sepenuh hati. Bukan hanya mengincar upah yang besar saja".

"Sangat sulit mencari orang yang sama sepertimu, mencintai pekerjaan sampai lupa segalanya, ingat umurmu sudah kepala 3 tapi kamu sama sekali belum pernah membawa gadis, dan bianca juga selalu kamu tolak, padahal ia sangat sempurna. Cantik, pintar, dan dari keluarga yang jelas, apalagi yang kamu tunggu".

"Dia terlalu manja dan suka mengatur". Ucap Rudrans.

"Angel juga kemarin kamu bilang terlalu banyak mau dan cerewet, jadi wanita seperti apa yang kamu inginkan"

"Sudah lah pah, aku sedang membicarakan sekretaris kenapa jadi bahas wanita si pah".

"Ya karena kamu terlalu mencintai pekerjaan jadi lupa segalanya. Kamu terlalu pemilih, sekretaris saja tidak ada yang cocok apalagi wanita, papah bingung sama kamu. Perasaan dulu papah gak kaya kamu deh. Tapi perusahaan papah juga banyak dan lihat istri papah. Mamah kamu tuh. Cantik kan".

"Jangan samakan aku dengan papah. Aku ya aku, aku punya pendirian dan punya kriteria khusus".

"Cape ngomong sama kamu"

"Lagian lagi bahas apa malah kemana-mana".

Rudransh pun pergi tidak mau di marahin terus soal wanita, papanya dulu seorang playboy. Beda dengannya yang pilih-pilih, apalagi soal pasangan.

bab 02.

Renata punya teman dekat yang kost dekat dengannya namanya Arsen, ia sangat baik pada Renata ia juga satu kampus dengan Renata mereka sering berangkat ke kampus bersama naik angkutan umum.

Sifat Renata yang ceria dan mudah tersenyum membuatnya mudah sekali di sukai banyak orang, apalagi Arsen ia sudah lama menyukai Renata hanya saja sepertinya Renata tidak memiliki perasaan yang sama seperti Arsen. Jadi Arsen memilih memendam perasaannya. Takut jika Renata tau ia akan menjauhinya.

"Hey lagi ngapain sibuk banget sih dari tadi". Arsen mengagetkan Renata dengan kedatangannya yang tiba-tiba.

"Heyy ngagetin aja, sini duduk deh aku mau cerita". Ucap Renata dengan penuh semangat.

"Ada apa nih kayaknya seneng banget". Arsen duduk di samping Renata .

"Aku baru saja diterima di perusahaan Malvarendra Group." Leanna bercerita dengan penuh semangat".

"Serius?". Tanya Arsen.

"Serius, liat masa muka kaya gini gak serius". Renata menunjukan wajahnya yang so serious.

"Kamu ngelamar jadi sekretaris juga".

"Iyalah jadi apa lagi. Aku kan sudah berpengalaman jadi sekretaris selama 2 tahun di perusahaan lamaku, tapi ada yang aneh. Mau tau gak".

"Apa yang aneh?".

"Mau tau gak?".

"Iya mau tau".

"Masa aku langsung diterima tanpa interview, ahhhhh seneng banget aku tuh". Renata menjerit kegirangan.

Arsen hanya diam.

"Ko kamu diam aja si, kamu gak seneng?"

"Kamu gak tau ya?".

"Gak tau apa?".

"Malvarenda Group itu punya CEO yang kejam. Sudah puluhan kali ganti sekretaris karena mereka semua gak ada yang kuat jadi sekretaris kejam itu. Aku tau dari teman aku yang kapok kerja di sana. Walaupun gajinya besar, nyali nya juga harus besar".

"Hah masa si?, serius dong". Ucap Renata .

"Aku serius, Malvarenda Grup itu sudah terkenal banget ko dengan CEO nya yang kejam, makanya aku gak aneh pas kamu bilang langsung diterima tanpa interview mungkin karena bawah nya di suruh cari sekretaris dengan cepat".

"Alah aku gak takut. Selama dia masih makan nasi dan bukan makan orang aku gak takut". Ucap Renata sombong.

"Yee di bilanginnya malah gak ngerti, aku yakin sehari aja kamu kerja disana langsung minta resign".

"Itu hanya berlaku untuk orang lemah, aku gak akan mudah menyerah, gajinya 3 kali lipat dari gaji di perusahaanku dulu sen. Masa aku nyerah cuma karena CEOnya galak". Ucap Renata percaya diri.

"Ihh susah di bilanginnya,, kamu rasain aja nanti sendiri, paling nanti kamu cerita sambil nangis-nangis". Ledek Arsen.

"Ya doain sahabatnya yang baik-baik dong, nanti kalau aku bisa gajian kan kamu bisa aku traktir baso di depan, besar lo gaji aku sekarang".

"Belum mulai kerja aja udah sombong"..

"Bukan sombong dong. Nanti kalau aku dah kerja dan punya gaji besar kan aku gak ngerepotin kamu lagi dengan minjemin uang mulu"

"Gak apa-apa lagi lea, aku suka ko di minjemin uang sama kamu. Nanti kamu dah ada gaji besar gak mau minjem duit sama aku lupa juga lagi sama aku".

"Gak lah kamu kan sahabat aku yang paling baik. Kamu itu sahabat selamanya". Renata memeluk Arsen.

"Selamanya?".

Arsen tersenyum tipis mendengar kata selamanya.

****

Seperti rencananya ia akan ke makam orangtuanya setelah selesai beres-beres.

"Selesai, Makasih sudah bantu aku".

"Gimana makasihnya ditunda sampai kamu gajian, dan traktir aku baso di depan aja ,soalnya makasih doang gak kerasa". Ucap Arsen.

"Hmm oke deh, aku simpan dulu ya ucapan makasih ya. Sekarang aku mau ke makam orang tuaku dulu, aku rindu banget".

"Pasti, soalnya aku yang merantau dan bertemu orang tuaku sebulan sekali aja udah kangen banget, apalagi kamu yang gak bisa ketemu lagi selamanya, pasti sakit banget nahan kangen".

"Gak selamanya ko, nanti aku akan bertemu orang tuaku lagi di surga, kita akan berkumpul kembali dalam keabadian". Ucap Renata .

"Serem ih ngomongnya, jangan ke surga dulu ke, utang kamu masih banyak". Arsen menggoda.

"Ngeselin, bukannya sedih kalau aku pergi malah mikirin utang, udah ah aku mau pergi sekarang".

"Aku anter gimana?".

"Gak usah aku mau sendirian curhat sama orang tuaku dulu, nanti kamu di sana kayak nyamuk".

"Iya deh, hati-hati ya".

"Caelah segala hati-hati". Renata tertawa.

"Ngeselin ya". Arsen mengusap rambut Renata .

Arsen sangat senang jika bersama dengan Renata . Karena bisa tertawa lepas tanpa beban. Itu yang membuat Arsen menyukai Renata diam-diam.

Seperti biasa Renata selalu menggunakan angkutan umum jika pergi kemanapun karena ia tidak memiliki kendaraan. Rencananya jika ia sudah punya uang yang cukup ia akan membeli sepeda motor yang biasa saja untuk memudahkannya bepergian.

Saat ia menyebrang jalan tiba-tiba.

Tinnn,, tinnn tinnn.

Ia hampir tertabrak oleh mobil mewah yang melaju dengan cepat, hanya sejengkal saja Renata akan tertabrak. Untung saja mobil itu langsung mengerem dengan cepat.

"Hey kenapa tidak hati-hati, hampir saja aku tertabrak mobil". Renata memukul mobil yang hampir menabraknya itu.

"Buka kaca mobilnya dan minta maaf padaku". Renata ngetok-ngetok kaca mobil.

Pria di dalam mobil itu tidak merespon ucapan Renata dan hanya terdiam.

"Buka kacanya atau aku lempar pakai batu".

Pria itu pun membuka pintu kaca dan memberi 10 lembar uang 100 ribuan pada Renata .

"Ambil dan pergilah aku tidak banyak waktu". Ucap pria itu.

Ternyata pria itu ada Rudransh yang baru pulang dari rumah orangtuanya.

"Apa-apaan ini. Siapa yang meminta uang. Aku tidak butuh uangmu. Aku hanya ingin kamu meminta maaf"

"Heh banyak alasan, bilang saja jika ingin uang, aku sudah banyak menemui orang sepertimu. Pura-pura tertabrak lalu meminta uang". Ucap Rudransh dengan tatapan dingin.

"Gak punya sopan santun. Sudah hampir menabrak orang sekarang malah menuduh yang tidak-tidak, aku tidak butuh uangmu aku hanya ingin kamu minta maaf karena hampir menabrakku"

"Hampir kan. Belum tertabrak. Ambil uang ini dan menyingkirlah". Ucap Rudransh dengan tatapan tajamnya.

"Dasar orang kaya sombong. Aku tidak butuh uangmu". Renata mengambil uang di tangan Rudra dan melemparkannya pada wajah Rudransh

Ia langsung pergi melihat Rudrans dengan wajah yang kesal.

"Dasar wanita aneh". Ucap Rudrans.

Renata sama sekali tidak mengambil uang yang diberikan Rudransh, karena memang ia tidak menginginkannya. Ia hanya ingin permintaan maaf. Tapi ia malah mendapat tuduhan yang tidak-tidak.

Ia pergi menuju makam orangtuanya dan terus mencaci pria yang hampir menabraknya tadi di dalam hati.

Sampai Renata di depan makam orangtuanya.

"Tarik nafas, buang tarik lagi, buang, ahhhh, sabar-sabar aku harus sabar dan tenang".

"Huh gara-gara pria si*lan itu aku jadi emosi padahal aku tidak ingin terlihat seperti ini di depan ayah dan ibu".

"Ayah ibu maafin aku ya, tadi ada yang membuatku kesal, dia hampir menabrakku, tapi dia malah menuduhku menginginkan uangnya".

bab 03.

"Apa orang kaya selalu seperti itu bu, selalu memandang sebelah mata pada orang miskin, padahal aku benar-benar tidak menginginkan uangnya, aku hanya ingin permintaan maaf, tapi dia malah menuduhku yang tidak-tidak"

"Ayah ibu dengar ya jika aku nanti jadi orang kaya dan banyak uang, aku berjanji tidak akan sombong, aku tidak akan memandang orang dengan sebelah mata. Dan jika aku sudah banyak uang aku akan renovasi makam kalian agar lebih bagus".

"Semoga ayah dan ibu senang nanti, yah bu titip pada tuhan, bilang padanya jangan beri aku ujian hidup yang berat, karena aku hanya sendirian di dunia ini".

"Doakan aku semoga besok aku bisa bekerja dengan baik, Arsen menyebalkan bu dia bilang boss aku yang baru sangat kejam, dia pasti hanya menakut-nakutiku, dia memang suka jahil".

"Ayah ibu, aku tidak akan di DO dari kampus, karena aku sudah memiliki pekerjaan, dan bisa membayar uang tunggakan ku selama ini, aku bertekad aku harus sukses dan membuat kalian bangga".

Renata terus bercerita apapun di makam kedua orangtuanya itu, ia bercerita semua yang ia alami, walaupun hidup yang ia alami sangat berat tapi ia tidak mengeluh sama sekali pada orangtuanya. Ia selalu ceria dan bersemangat

"Ayah, ibu aku pamit ya, hari sudah mulai gelap aku akan mengunjungi kalian lagi nanti, aku harus menyiapkan perlengkapan kerjaku supaya besok tidak terlambat, sebenarnya aku agak gugup. Tapi aku mencoba tenang, jangan khawatirkan aku di sini ya. Kalian bahagialah di sana".

Renata pun meninggalkan makam dan pulang menggunakan Angkutan umum lagi.

***

Hari yang di tunggu-tunggu Renata telah tiba. Sudah dari pagi buta ia mempersiapkan semuanya. Ia memilih baju yang paling bagus yang ia punya.

Renata memiliki ukuran payudara yang cukup besar dari pada umumnya. Makanya ia selalu menggunakan baju yang agak longgar, agar tidak terlalu terlihat. Namun tampilannya jadi sedikit berantakan karena ukuran baju yang besar sangat sulit di rapikan.

"Renata kamu tidak jualan hari ini?". Tanya Arsen.

"Aku tidak sempat, aku harus buru-buru takut terlambat di hari pertamaku.

Renata selain kerja dan kuliah ia juga suka berjualan makanan siap saji di kosannya, karena hobinya memasak dan masakannya selalu enak jadi ia menjual makanan siap saji kepada penghuni kost yang lainnya. Karena penghuni kost di sini 90% karyawan jadi pasti tidak sempat masak saat pagi, jadi Renata mengambil kesempatan itu sebagai tambahan penghasilannya.

Semua Renata lakukan untuk bertahan hidup.

"Yahh kita sarapan apa dong".

"Beli saja di depan dulu ya".

"Tapi tidak enak, masakan kamu lebih enak dan lebih murah". Arsen tertawa.

"Hhhhh, sudah sana aku tidak punya banyak waktu". Renata sedang merias wajahnya dengan riasan tipis

"Baru masuk kerja aja udah bilang gak punya waktu".

"Arsen jangan menggangguku terus, besok jika aku sempat aku akan membuatkan sarapan lagu".

"Benar ya".

"Iya benar, sudah sana". Ucap Leana.

"Oke oke, semoga hari pertama kerja tidak pingsan karena punya atasan yang sangat kejam"

"Diamlah. Kamu sedang menyemangatiku atau membuatku patah semangat". Ucap Leana.

"Hehe semangat ya Leana. Semoga harimu menyenangkan". Ucap Arsen.

"Nah gitu dong. Kan enak di dengarnya ahah⅙". Renata tertawa .

"Sudah hati-hati, jangan sampai pulang tanpa kaki karena digigit CEO kejam". Arsen meninggalkan Renata sambil meledek .

"Arsennnn". Renata berteriak kesal.

Arsen meninggalkan Renata sambil tertawa

***

Tidak ingin telat di hari pertamanya. Renata pun berangkat pagi sekali dengan naik bus. Ia sangat bersemangat padahal hari masih sangat pagi.

Sampai di kantor benar saja masih terlalu pagi dan belum ada karyawan yang datang. Baru ada pak satpam yang baru akan membuka gerbang.

"Pak belum buka ya kantornya". Tanya Leana.

"Belum dek. Ada perlu apa?".

"Saya karyawan baru pak. Baru masuk hari ini".

"Waahh kepagian de. Masih setengah jam lagi".

"Gak apa-apa deh pak, yang penting saya gak telat". Ucap Renata mengatur nafas yang tidak teratur karena berlari tadi.

"Kerja di posisi apa de?". Tanya pak Satpam.

"Sekretaris pak"..

"Sekretaris, hmpp hati-hati ya semoga kuat sampai satu bulan".

"Ada apa memangnya pak?".

"Tidak hanya mengingatkan saja, tidak ada yang kuat lebih dari satu bulan menjadi sekretaris Pak Rudransh".

"Bapak akan melihat saya lebih lama". Ucap Renata sombong.

***

Karyawan satu persatu berdatangan, Renata tertidur sebentar karena mengantuk bangun dari sangat pagi.

Saat mendengar langkah kaki yang banyak. Renata terbangun dan ikut masuk ke dalam kantor.

Renata masih bingung harus bagaimana dan kemana. Ia menemui wanita yang kemarin menerimanya bekerja.

"Kamu yang kemarin yah".

"Iya bu".

"Bagus tidak telat, dan pakaianmu juga rapi walaupun sedikit kebesaran". Ucap Lina melihat Renata menggunakan baju yang lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Padahal Renata sengaja menggunakan baju dengan size yang besar agar dadanya yang jumbo tidak terlihat.

"Iya bu bajunya aga kebesaran".

"Yasudah tidak apa-apa yang penting rapih, sekarang kamu pergi ke ruangan Pak Rudransh karena ruangan itu berada satu ruangan dengannya".

"Baik bu, terima kasih".

Renata meninggalkan bu Lina dan memasuki ruangan utama pak Rudransh, saat sampai di mejanya sudah banyak sekali pekerjaan yang menunggunya.

Berkas-berkas menumpuk di atas meja.

Ia sampai bingung harus mengerjakan yang mana dulu.

Karena tekadnya kuat untuk sukses ia langsung mengerjakan tugas yang menumpuk itu satu persatu. Ia sangat tekun dan sangat fokus saat bekerja.

Saat ia sedang bekerja tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan ada sosok pria tampan yang tidak asing untuk Leana.

"Kamu". Ucap Renata menunjuk pria itu.

"Pria sombong, kamu yang kemarin hampir menabrakku kan dan malah menuduhku menginginkan uangmu, kamu ngapain disini. Kamu pasti bawahan disini kan, ngapain kamu masuk ruangan bosku". Sambung Leana..

Pria itu melewati Renata dan duduk di kursi boss nya.

"Itu kursi bos ku kenapa kamu duduk di situ. Apa kamu"....

Renata langsung terdiam dan menggigit jarinya yang ia pakai untuk menunjuk-nunjuk pria itu

"Aku Rudransh".

"Mampus". Ucap Leana.

"Siapa yang mampus?".

"Bukan pak maksudnya selamat pagi".

"Siapa pria sombong yang kamu maksud, apa kamu menunjuk aku?". Ucap Rudransh di kursi kerjanya.

"Baru pertama masuk kerja sudah berani menunjuk-nunjuk saya, berani sekali".

"Maaf boss". Renata menundukan kepalanya.

"Maaf?, apa kamu belum mengenalku, aku tidak pernah menerima kata maaf, semua ada konsekuensinya". Ucap Rudransh berdiri mendekati Leana.

"Tapi kamu memang bersalah kemarin dan tidak minta maaf padaku karena hampir menabrakku".

"Berani menjawab?" Rudransh menatap tajam Leana.

"Tidak boss".

"Ternyata kamu sekretaris barunya?, hari pertama sudah berani menghina saya, saya akan menambah pekerjaanmu 2x lipat hari ini".

"Tapi boss"

"3 kali lipat".

"Oke 2 kali lipat saja".

Renata mencoba tetap tenang walaupun ia sangat ingin melempar bossnya itu dengan sandal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!