NovelToon NovelToon

" Ya Aku Bisa...."

Sekilas

Assalamu'alaykum.....hai hai semua Readers ini karya Author kedua, mudah mudahan semua suka. Amiinn.

Lelaki yang hampir di bunuh itu adalah seorang pengusaha di bidang farmasi. Dia berhasil menciptakan sebuah formula membantu kecerdasan anak. Jika di minum teratur hasilnya akan tampak dalam sebulan. Bahkan ada beberapa sekolah elit yang menjadikan formula tersebut sebagai minuman snack yang di adakan seminggu tiga kali di sekolahnya. Dengan kesuksesannya tentu banyak orang yang iri dan berniat jahat padanya salah satunya adalah supirnya sendiri. Orang yang menjadi kepercayaannya. Hari itu setelah pulang dari jamuan pengusaha tersebut di buat mengantuk. Eksekusinya pembunuhan pengusaha tersebut rencananya akan di laksanakan jelang subuh di daerah yang jauh dari keramaian. Ternyata pada waktu itu Pak Ujang lewat dan obat tidurnya telah habis bekerja. Pengusaha tersebut tersebut terbangun ketika salah seorang supir suruhan pengusaha tersebut

membangunkannya karena sesuai rencana jelang subuh pengusaha tersebut akan di eksekusi. Dan rencana tersebut di gagalkan oleh Pak Ujang. Ketika supir dan orang suruhannya rubuh pengusaha tersebut menelepon polisi dengan ponsel pinjaman dari Pak Ujang.

30 menit kemudian polisi di tangkap ketiganya di jebloskan ke penjara dengan tuntutan pembunuhan berencana, dengan tuntutan 10 tahun penjara. Pak Farid nama pengusaha tersebut sudah memaafkan supirnya namun dia berhutang budi dengan Pak Ujang. Pak farid kemudian mengajak Pak Ujang untuk tinggal dengannya Pak Ujang di beri pekerjaan sebagai supir dan istrinya membantu istri Pak Farid di rumahnya. Pindahlah Pak Ujang ke Kota rumah yang di kampung Pak Farid minta agar di rawat oleh Adiknya. Dari gajinya Pak Ujang menyisihkan untuk Adiknya di kampung sebagai imbalan karena sudah mengurus rumahnya. Pak Farid mempunyai 3 orang anak 2 putra dan 1 putri. Anak pertama bernama Farhan yang kedua Fitrah dan yang putri bernama Firanda atau sering di panggil Nanda.

Ketika Pak Ujang memasuki rumah Pak Farid anak pertamanya kelas 3 SMP, yang kedua kelas 1 SMP dan Nanda masih kelas 6 SD. Anak Pak Ujang di sekolah kan sama dengan sekolah anaknya dan uang sekolahnya pun Pak Farid tanggung. Widi nama putri satu satunya Pak Ujang selain sholehah dari kecil dia di ajarkan disiplin mulai belajar ilmu bela diri. Setelah menjemput Pak Farid dari kantor Pak Ujang melatih Widi kadang Nanda ikut kadang tidak. Pak Farid dan istrinya tahu Nanda ikut mereka mengizinkan karena masih di area rumah. Selain supir Pak Ujang bertugas melindungi Pak Farid. Karena merasa berhutang budi sekaligus mengucapkan terima kasih maka Pak Farid menyekolahkan Widi sama dengan Fitrah sekaligus meminta Widi untuk melihat lihat serta menjaga anaknya Fitrah. Widi di berikan ponsel canggih android dan nama Farid di ponsel Widi harus dengan nama samaran demi keamanan jika ponselnya hilang atau jatuh. Fitrah sedikit usil tetapi dia tidak pernah mengganggu dan membulli orang lain. Dia mempunyai banyak teman dan wajah yang ganteng khas Indonesia.

Sudah 3 bulan Pak Ujang tinggal di rumah Pak Farid

selama 3 bulan itu juga keluarga Pak Ujang selalu sopan. Tidak pernah berkeliaran di dalam rumah Pak Farid Pak Ujang tidak memberikan izin jika Widi masuk dari depan rumah Pak Farid jika pulang dari sekolah. Pak Ujang selalu mengingatkan Widi kalau keluarganya rezeki bertemu Pak Farid jadi harus menjaga perasaan Pak Farid dan keluarganya. Walau pun tinggal di belakang rumah Pak Farid fasilitas di lengkapi wifi, tv berlangganan serta suplemen premium buat Widi.

Obrolan di Pagi Hari

Sudah 3 bulan Pak Ujang tinggal di rumah Pak Farid

selama 3 bulan itu juga keluarga Pak Ujang selalu sopan. Tidak pernah berkeliaran di dalam rumah Pak Farid Pak Ujang tidak memberikan izin jika Widi masuk dari depan rumah Pak Farid jika pulang dari sekolah. Pak Ujang selalu mengingatkan Widi kalau keluarganya rezeki bertemu Pak Farid jadi harus menjaga perasaan Pak Farid dan keluarganya. Walau pun tinggal di belakang rumah Pak Farid fasilitas di lengkapi wifi, tv berlangganan serta suplemen premium buat Widi.

Karena Widi anak yang tekun belajar di tambah dengan suplemen premium yang di berikan dia tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan cerdas.

Setiap malam Widi belajar yang membuat motivasinya adalah kata kaya Pak Ujang.

" Nak tidak selamanya hidup kita di bantu oleh Pak Farid, Ayah dan Ibu kelak akan menua, jangan membuat kami sia sia dengan doa doa yang kami panjatkan, jangan hidup seperti kami, hidupmu harus lebih bahagia, semuanya hanya dapat di raih dengan sekolah, sekolah yang rajin dapatkan beasiswanya.."

Setiap Widi merasa lelah teringat kata kata Ayahnya. Langsung semangatnya seperti baru di charge kembali. Setelah Isya Widi belajar jam 9 tidur. Azan subuh bangun melatih ilmu bela dirinya dengan Pak Ujang. Widi sering membawa bekal dari rumah. Uang yang di berikan kedua orang tuanya di tabung untuk persiapan kuliahnya. Widi ingin sekali membuat kedua orang tuanya bangga meskipun dia anak seorang supir dan asisten rumah tangga. Widi juga sadar orang tuanya tidak memiliki harta yang bisa membantunya untuk kuliah.

Di sekolah Fitrah dan Widi tidak saling menyapa di rumah pun demikian. Mereka hanya sesekali bertemu itupun di dapur karena fitrah mengambil minum dan Widi membereskan dapur membantu Ibunya.

Pagi itu pak Farid dan keluarganya sarapan bersama di meja makan. Para asisten menunggu di dapur. Setelah selesai sarapan biasanya istri Pak Farid akan memanggil asistennya untuk merapikan meja makan. Saat sarapan pagi menjadi sebuah kebiasaan anggota keluarga mengobrol seperti keakraban sebuah keluarga. pagi itu Pak Farid membuka obrolan.

" Mamih beri sedikit perhatian dengan keluarga Pak Ujang mungkin tanpa pertolongan beliau Papi tidak bisa seperti ini sarapan bersama keluarga Papi...".

" Selama mereka tinggal dengan kita Mami perhatikan mereka selalu sopan, anaknya juga tidak pernah masuk ke rumah palingan ke dapur bantuin Ibunya, masakannya juga enak eh Pap si widi itu anak yang naik loh...Mami pernah dengar setelah sholat maghrib dia baca quran kayaknya bagus deh kalo di jodohin dengan anak kita...."

uhuk uhuk uhuk serentak dua anak laki lakinya terbatuk. Nanda mendorong dua gelas mendekatkan kepada dua abangnya.

" Nanda setuju mah....Widi baik kok nanda aja sering di ceramahin sama dia, sampe iler nih kuping...."

Suami istri itu tersenyum.

" Seharusnya seperti dia itu Farid mampu sekolah niat aja yang ga ada, giliran Widi secara ekonomi tak mampu tapi berprestasi dia juga sopan....aahhh Mami seneng deh sama dia..."

Farhan dan Fitrah cuek. Mereka tetap sarapan. Setelah itu mereka di antar dengan supir selain Pak Ujang. Pak Ujang hanya mengantar Pak Farid.

Pagi itu Pak Farid menanyakan Widi Pak Ujang menjawab kalau Widi sudah pergi pagi sekali. Naik angkutan umum katanya takut terlambat.

Pov Widi

Namaku Widi. Aku anak seorang supir dan asisten rumah tangga. Aku di ajarkan ayahku keahlian bela diri tentu saja untuk melindungi diriku sendiri. Karena rezki dari Allah aku pindah dari desa ke kota. Di kota ini ada sekolah elit. Karena kebaikan hati Pak Farhan aku bisa sekolah di sekolah favorit. Kalau mengandalkan gaji Ayah yang seorang supir tentu tidak cukup. Aku tidak mau mengecewakan hati Pak Farhan aku belajar dengan sungguh sungguh. Aku tidak pernah seperti teman lain shopping atau jalan ke mall aku tidak peduli. Setiap jam istirahat aku habiskan di perpustakaan. Aku fokus dengan sekolahku. Aku bersyukur Pak Farhan memberikan fasilitas leptop dan wifi. Hand phone mahal juga di berikan. Aku sudah bilang aku tak sanggup untuk membeli pulsa. Kata Pak Farhan tak apa pakai saja.

Bagaimana aku tak serius belajar? semua sudah lengkap tinggal kemauan dari diriku. Selagi Pak Farhan masih ada aku mau sekolah yang serius dan meraih beasiswa. Kalau Ayah kembali ke desa bagaimana dengan sekolahku. Aku memiliki niat dengan sekolahku aku akan merubah nasib keluargaku. Aku ingin ketika kedua orang tuaku tua mereka santai di rumah. Aku ingin memiliki tanah yang luas dan rumah yang besar. Agar aku dapat berkumpul dengan kedua orang tuaku. Untuk menambah semangat aku tulis di karton yag besar aku tempel di kamar. AKU AKAN PUNYA TANAH YANG BESAR, RUMAH YANG BESAR, AKU AKAN MEMILIKI RUMAH SAKIT SENDIRI. Caranya aku serahkan kepada Allah. Saat aku letih. Aku pandangi tulisan itu dan berdoa agar Allah mudahkan semuanya.

Aku satu sekolah dengan Farhan. Kami saling tak menegur sapa atau jalan bareng. Aku juga tak tahu dengan siapa dia berteman, aku hanya mengurus diriku sendiri. Aku hanya asyik dengan duniaku sendiri. Aku tak pernah masuk ke rumahnya kecuali di panggil Bapak atau Ibu. Aku punya teman hanya Nanda. Dia sering ke kamarku dan kami bertukar cerita atau aku mengajarkan bela diri dengannya. Hanya sebatas itu.Di setiap doaku aku meminta kepada Allah agar memberikan rezki kepada keduanya.

Tak terasa aku dan farhan telah mengikuti Ujian akhir.

Besok adalah hari perpisahan di sekolah sekaligus pengumuman juara umum nilai tertinggi di sekolah.

Aku tak mau berharap takut kecewa. Tapi aku selalu cerita dengan Ibu bagaimana kalau aku tidak meraih nilai yang baik aku takut Bapak dan Ibu Farhan kecewa karena sudah menyekolahkan aku. Memang di setiap semester alhamdulilah aku selalu mendapat nilai unggul tapi itu tidak menjamin bisa jadi orang lain menempati tahun ini.

Seperti biasa aku naik angkutan umum. Ayah mengantar Bapak. Aku sudah mewanti wanti Ayah agar datang.

Aula sudah di penuhi undangan kedua orang tua. Ketika acara akan di mulai aku melihat Pak Farhan dan Ayah yang berjalan di belakangnya.

" Ayaaaaahhhh..."

Panggilku walaupun Ayah memakai baju biasa aku menyayanginya. Aku melambaikan tangan. Bahagia.

" Ayahku datang " batinku. Aku merasa seperti mendapat semangat baru. Acara pun di mulai. Tibalah pengumuman juara umum. MC mulai memanggil anak yang berprestasi satu per satu.

" Peringkat ke tiga jatuh kepada....Anggia dwi Praseptia...di silakan naik ke atas pentas.

" Peringkat kedua jatuh kepada.... Dimas Prasetyo

" Peringkat pertama jatuh kepada....

Dug dug dug

Jantung Widi berdetak kencang. Terdengar suara MC kembali.

" Jatuh kepada...Widi Anggita

Terdengar suara riuh tepuk tangan. Aku menangis aku berjalan mendekat ke arah Ayah memeluknya dengan tangis. Bayangkan aku anak desa anak supir anak asisten rumah tangga di posisi juara umum SMP Favorit. Setelah memeluk Ayah aku berjalan ke arah pentas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!