Seorang pria berusia lebih kurang dua puluh delapan tahun dengan tegap berjalan keluar dari sebuah hotel bintang lima menuju ke arah mobil miliknya. Baru saja pria itu menjalankan mobilnya, sebuah pesan masuk pada ponsel khusus dari atasannya.
Dia menghela napas kesal setelah membaca pesan itu. Karena lagi-lagi harus kembali berurusan dengan seorang model cantik tapi tidak tahu malu.
Thomson Parera atau selalu di panggil Tom. Lebih di kenal sebagai asisten dari dokter Alensky, direktur rumah sakit Medika Sejahtera. Sebenarnya bukan hanya sekedar seorang asisten, Tom merupakan sekretaris dari perusahaan Health Sky milik dokter Alensky yang menjual alat kesehatan.
Tak hanya mengurus perusahaan, Tom juga harus mengurus kehidupan Sky. Seperti sekarang ini, dia harus mengurus seorang wanita yang mencoba menjebak atasannya itu.
"Dasar wanita tidak tahu malu. Seperti tidak ada pria lain saja di dunia ini." umpatnya sambil membayangkan wajah wanita itu.
Tom lalu menghubungi seseorang untuk melacak keberadaan wanita itu. Hanya dalam beberapa menit saja Tom sudah menerima titik lokasi orang yang ia cari. Dia pun segera melajukan mobil menuju ke tempat tujuan.
Suara hingar bingar musik di sebuah club malam membuat kepala seorang wanita begitu pusing mendengarnya. Namun ia tetap berjalan menuju sebuah meja di mana temannya berada.
"Apa rencananya gagal lagi ?" tanya seorang wanita kepada temannya yang baru saja tiba dengan wajah yang terlihat sedih.
Nurulayani seorang gadis yatim piatu berusia dua puluh dua tahun. Seorang model dengan nama panggung Alula. Memulai karir sebagai asisten penata busana di sebuah studio foto sejak umur tujuh belas tahun. Dikaruniai tubuh yang proporsional dan wajah yang cantik Alula sering di jadikan sebagai model dadakan untuk produk-produk dengan brand yang tidak terlalu terkenal.
Berkat kerja kerasnya, sekarang Alula menjadi seorang model yang sungguhan meskipun tidak sederet dengan model papan atas. Namanya semakin di kenal ketika dia di kaitkan dengan Alensky, seorang dokter muda nan tampan yang menjadi direktur rumah sakit Medika Sejahtera.
Alula menganguk membenarkan pernyataan temannya itu. Ini kedua kalinya ia gagal untuk menjebak Sky, pria yang sudah lama ia cintai. Meskipun Alula tahu sekarang Sky sudah menikah, tapi karena obsesinya untuk memiliki pria itu Alula sanggup menggunakan cara yang kotor.
"Dia datang bersama istrinya dan mengatakan cinta kepada istrinya di hadapan ku." Alula mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
"Dia juga mengatakan jika selama ini tidak pernah mencintai ku." Alula semakin terisak mengingat perkataan Sky yang begitu menyakitkan.
"Sudahlah, jangan sedih. Sebaiknya kau cari pria lain saja. Di sini masih banyak pria yang tak kalah tampan dari dokter itu." kata teman Alula yang bernama Reva sambil memberikan segelas minuman.
"Aku tidak bisa minum ini." tolak Alula minuman beralkohol itu.
"Sedikit saja. Hanya untuk melupakan sakit hati mu. Tidak akan membuat mu mabuk." pujuk Reva.
Mendengar itu, akhirnya Alula menggambil minuman itu dan langsung meminumnya. Meskipun seorang model, Alula tidak terbiasa datang ke club dan minum alkohol. Sedikit saja sudah membuatnya pusing dan mabuk.
Reva kembali menuangkan minuman itu ke dalam gelas Alula yang sudah kosong. "Ayo, sedikit lagi."
Demi untuk menghilangkan kesedihannya Alula menghabiskan minumannya lagi dan lagi. Sampai ia mabuk dan tidak sadarkan diri.
Seorang pria yang tidak lagi muda kemudian datang menghampiri Reva.
"Lima puluh juta." kata pria itu sambil melirik Alula yang terbaring di sofa.
"Seratus juta." jawab Reva cepat. Pria tua itu mendelikkan mata mendengar harga fantastis yang di sebut oleh Reva.
"Dia masih ori. Aku rasa seratus juta sepadan dengan apa yang akan kau dapatkan." lanjut Reva lagi.
Pria tua itu tampak berpikir sejenak sebelum dia menyetujuinya.
"Ini untuk mu." pria tua itu menyerahkan sebuah amplop yang cukup tebal kepada teman Alula.
"Terima kasih." Reva tersenyum senang setelah menghitung jumlah uang yang ia terima.
Reva kemudian pergi bersama Bili, kekasihnya dan meninggalkan Alula yang sedang tidak sadarkan diri. Terserah pria tua itu mau membawa Alula ke mana malam ini.
Tom yang sejak tadi mengawasi Alula mengetahui kelicikan teman wanita itu. Ternyata teman Alula telah menjual Alula kepada seorang pria tua.
"Berikan wanita itu pada ku !" Tom menghalangi pria tua itu yang sedang menggendong tubuh Alula.
"Kau siapa ? berani-beraninya menghalangi ku. Wanita ini milik ku. Aku sudah membayarnya mahal." jawab pria itu sombong.
"Cih, bukan urusan ku. Berikan pada ku atau aku akan mengambilnya dengan paksa." kata Tom.
Selain atas perintah Sky untuk menangkap Alula, Tom juga ingin membantu Alula agar tidak menjadi korban dari kelicikan temannya.
Tanpa aba-aba, Tom menendang kaki pria tua itu sehingga membuat pria tua terjatuh. Dengan cepat Tom menarik tangan Alula dan memikulnya seperti karung beras dalam keadaan wanita itu tidak sadarkan diri.
"Dasar jompo." Tom sempat menghina pria tua itu sebelum dia pergi meninggalkannya.
Tom membaringkan tubuh Alula di kursi belakang mobilnya dan segera melajukan mobil meninggalkan club. Dia terpaksa membawa Alula pulang ke apartemennya karena wanita itu mabuk dan tidak sadar.
"His, menyusahkan saja." Tom mengendarai mobilnya sambil mengumpat Alula.
Jika saja wanita itu tidak mabuk dan masih sadar, sudah pasti Tom akan membawanya ke gudang dan memerintahkan orang untuk menjaganya.
Saat Tom mengangkat Alula menuju ke unit apartemennya, wanita itu tersadar.
"Astaga. Apa aku sedang terbang ?" racau Alula ketika dia melihat lampu-lampu koridor terus bergerak di atasnya.
Dia tidak sadar jika saat ini seseorang sedang menggendongnya. Tom tidak menanggapi ocehan Alula karena dia tahu wanita itu sedang mabuk. Tom membaringkan Alula di sebuah kamar yang ada di apartemennya.
"Aku ada di mana ?" Alula melihat ke sekeliling kamar kosong dengan dinding berwarna putih bersih. Tak ada perabot apa pun di kamar itu selain ranjang.
"Apa saat ini aku berada di surga ?" racau Alula lagi. Seketika tangisnya pecah.
"Huuaaaaaa. Jika aku ada di surga itu artinya aku sudah mati. Tidak !" Alula berteriak sambil menangis.
"Cih, wanita jahat seperti mu tidak akan masuk surga. Kau jangan bermimpi." kata Tom sinis.
Awalnya dia tidak mau menanggapi ocehan Alula. Tapi mendengar perkataan narsis wanita itu membuatnya kesal.
Alula mengalihkan pandangannya ketika mendengar ada suara lain.
"Apa kau seorang malaikat ? tampan sekali." Karena pengaruh minuman alkohol, Alula tidak bisa mengenali wajah Tom. Padahal dia sudah sering bertemu dengan asisten dari pria yang ia cintai itu.
Tak ingin meladeni ocehan orang mabuk, Tom ingin segera keluar dari kamar itu. Tapi dengan cepat Alula menarik tangan Tom dengan kuat. Tom yang tidak siap dengan posisinya pun terjatuh di atas tempat tidur menindih tubuh Alula.
Tom merasa merinding dengan posisi intim seperti ini. Dia ingin segera bangkit dari atas tubuh Alula. Tapi wanita itu lagi-lagi menahannya dan memeluk tubuh Tom dengan erat.
"Jangan pergi. Aku mohon jadilah pacar ku." hiks hiks hiks.
Tom terkejut mendengar perkataan Alula. Namun ia tidak mau menanggapinya. Tapi seketika Tom membelalakkan matanya saat merasakan sesuatu yang kenyal dan dingin menempel di bibirnya. Alula tiba-tiba menciumnya dan membuat tubuh Tom seperti tersengat listrik.
Ingin menolak tapi ia penasaran. Jika di biarkan ia merasa seperti pria breng**k yang mengambil kesempatan memanfaatkan wanita yang sedang mabuk.
Tak ingin jadi pria breng**k, Tom ingin menolak dan menarik dirinya. Tapi Alula semakin rakus menciumnya. Tom merupakan seorang pria normal. Tidak mampu untuk menahan hasratnya yang terpancing akibat perbuatan Alula itu.
"Sebenarnya aku tidak ingin, tapi kau yang memaksa ku."
Akhirnya Tom ikut membalas ciuman Alula. Bahkan naluri laki-lakinya menuntun Tom untuk melakukan lebih. Tom baru tersadar dengan apa yang dia lakukan saat mendengar suara rintihan Alula yang kesakitan.
"Astaga, dia masih perawan." Tom kembali menarik dirinya. Tidak ingin merusak masa depan seorang wanita.
Sebenarnya Tom sendiri juga tidak menyangka wanita tidak tahu malu seperti Alula masih perawan. Tapi, mengapa berani-beraninya wanita itu ingin menjebak tuannya. Seharusnya Alula masih percaya diri untuk mendapatkan pria tampan dan kaya lainnya dengan mahkota yang dia punya.
"Jangan berhenti. Aku mohon." Alula memeluk tubuh Tom dari belakang saat pria itu ingin pergi.
Saat ini Alula benar-benar merasa tersiksa dengan panas di tubuhnya. Dia tidak tahu mengapa, tapi malam ini dia begitu ingin melakukannya dengan seseorang pria.
Tom memejamkan matanya saat dada Alula yang menonjol menyentuh kulit belakang tubuhnya. Tangan lembut Alula juga mengusap-usap otot tubuhnya yang begitu liat. Dengan setengah waras, Tom menahan tangan Alula.
"Lepaskan. Kau pasti akan menyesal nanti." ucap Tom yang berusaha mati-matian menahan dirinya.
"Tidak. Aku mohon. Lakukanlah." kata Alula yang merasakan intinya semakin berkedut.
Selain karena pengaruh alkohol, rupanya Alula juga sedang di bawah pengaruh obat perangsang. Alula tidak tahu jika Reva telah mencampurkan minumannya tadi dengan obat terkutuk itu.
"Tidak akan. Menyingkirlah." Tom kembali ingin melepaskan belitan tangan Alula dari tubuhnya. Tapi Alula juga semakin kuat menarik tubuh Tom dan membuat pria itu terbaring.
Tom begitu terkejut melihat tubuh polos Alula kini berada di atasnya. Sekarang pertahanannya benar-benar runtuh. Tom tidak mampu lagi untuk menolak godaan Alula. Dengan gerakan cepat Tom membalikkan posisi. Sekarang dia lah yang berada di atas tubuh Alula memegang kendali.
"Kau harus bertanggung jawab setelah ini." Tom menggeram, berusaha menekan kuat untuk menerobos masuk kedalam tubuh Alula.
Keesokan harinya Tom terbangun lebih dahulu. Ia mendapati Alula masih terlelap di sampingnya. Tom memandang lekat-lekat wajah wanita yang telah menghabiskan malam bersamanya. Ia menghela napas panjang memikirkan perubahan dalam hidupnya sejak hari ini. Saat memutuskan untuk melakukan itu tadi malam, Tom sudah pun memikirkan konsekuensi yang akan dia hadapi kedepannya.
Tom membangunkan tubuh telanjangnya keluar dari kamar menuju ke kamar pribadi miliknya untuk membersihkan diri. Setumpuk pekerjaan sudah pun menunggunya setiap hari. Selesai mandi Tom melihat pesan yang dikirimkan oleh Sky, yang memintanya mengantarkan beberapa jenis obat-obatan ke hotel tempatnya menginap. Tepat pukul tujuh pagi Tom sudah pergi meninggalkan apartemen dan memulai aktivitas.
Tom menghentikan mobilnya di sebuah apotek untuk membeli obat pesanan sang majikan. Tom mengkerutkan keningnya memikirkan apa yang dilakukan oleh Sky dan istrinya di hotel ?
Tom kembali ingat dengan pesan yang dikirimkan oleh Sky tadi malam yang mengatakan jika Alula kembali memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya dan minuman itu di minum oleh istrinya.
"Astaga, apa dia juga minum obat terkutuk itu." tebak Tom karena melihat Alula yang begitu agresif tadi malam.
Tak ingin terlalu memikirkan tentang wanita yang telah menghabiskan malam bersamanya, Tom lantas melajukan mobilnya ke hotel menemui Sky. Setelah itu, Tom pergi ke perusahaan Health Sky untuk bekerja seperti biasa.
Alula menggeliatkan tubuhnya di bawah selimut. Matanya mulai mengerjap menyesuaikan cahaya terang. Ia merasakan seluruh tubuhnya begitu sakit dan kepalanya terasa pusing. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam.
"Astaga." Alula terkejut ketika mengangkat selimut melihat tubuhnya yang polos.
Kilasan bayangan kejadian tadi malam mulai berputar di kepalanya.
"Kau benar-benar seorang ja*ang sekarang, Alula." Alula mengutuk dirinya sendiri.
Meskipun dalam keadaan mabuk, dia ingat bagaimana dia merayu seorang pria untuk bercinta dengannya. Dan sialnya lagi dia tidak tahu siapa pria yang telah mendapatkan mahkotanya yang berharga itu.
Alula sadar dia lah yang bersalah. Dia tidak bisa marah, apalagi meminta pertanggungjawaban. Anggap saja ini kesialan dalam hidupnya.
Alula kemudian bangun untuk membersihkan diri. Berjalan tertatih menuju ke kamar mandi. Dia harus segera pergi dari sini. Alula tidak ingin berlarut-larut memikirkan kejadian tadi malam. Memikirkan siapa pria bereng*ek yang telah menidurinya.
Setelah membersihkan diri, Alula kembali memungut gaunnya dan memakainya lagi. Ia mengambil tas dan ponselnya lalu membuka pintu kamar.
Alula terkesiap ketika menyadari ternyata dia berada di sebuah apartemen. Ia pikir pria itu membawanya ke hotel. Alula pun mencari pintu keluar agar ia bisa segera pergi.
"Sial. Pintunya di kunci dari luar." Alula berusaha memutar gagang pintu namun tidak bisa.
Puas berusaha, tapi tidak berhasil. Pintu tetap tidak bisa di buka. Alula kembali ke kamar dan membuka jendela. Dia bergidik ngeri melihat ketinggian apartemen ini yang lebih tinggi dari apartemen miliknya yang berada di lantai empat.
Alula mengurungkan niatnya untuk keluar melalui jendela. Bisa-bisa tubuhnya hancur jika nekat melompat dari jendela. Mau meminta bantuan, tapi ponselnya mati. Sekarang Alula hanya bisa pasrah menunggu pemilik Apartemen ini pulang. Padahal Alula ingin menghindar dari pria itu karena merasa malu.
Alula melihat jam di dinding, sekarang sudah hampir pukul dua belas siang. Pantas saja perutnya terasa lapar. Alula kemudian pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan. Melihat kondisi dapur yang terlihat bersih, Alula tidak begitu berharap bisa menemukan makanan. Hanya ada susu steril dan air putih di dalam kulkas.
"Ish, apa orang ini tidak butuh makanan ? bagaimana jika kelaparan di tengah malam ?" Alula menggelengkan kepalanya ketika tidak menemukan makanan apapun. Bahkan sepotong roti dan sebiji buah pun tidak ada.
Alula kemudian mengambil satu kaleng susu steril dan memanaskan di dalam microwave sebentar. Lalu ia kembali duduk di sofa sambil menyeruput susu hangatnya. Matanya berkeliling memperhatikan apartemen yang tidak terlalu besar ini. Ruang tamu menyatu dengan ruang makan. Dapur hanya di batasi oleh meja bar. Ada tiga pintu di apartemen ini. Salah satunya pintu kamar tempat Alula tidur tadi malam. Dan ada kamar mandi di bagian dapur. Tidak terlalu banyak barang dan perabotan. Tapi semuanya tampak tersusun rapi dan bersih.
Jarum jam terasa begitu lambat berputar. Ini bahkan belum sampai satu jam Alula menunggu. Tapi rasanya sudah seperti berjam-jam lamanya. Bosan tidak melakukan apa-apa. Mata Alula kembali mengantuk karena tubuhnya juga begitu lelah.
Baru saja Alula memejamkan matanya, ia langsung bangkit ketika mendengar suara pintu terbuka.
"Kau !"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!