Seorang wanita bertubuh mungil dan berwajah cantik dengan rambut terkuncir, mengenakan seragam sekolahnya sedang memainkan bola basket dengan sangat serius dan beberapa kali berhasil memasukkan bola itu ke dalam ring membuat wanita itu tersenyum bahagia, sesekali melompat kegirangan dengan apa yang dilakukannya sendiri. Hingga akhirnya wanita itu berhenti karena matanya menangkap sosok pria tampan dan pintar di SMA Garuda yaitu, Bima Tama Wijaya yang tidak tahu sejak kapan sudah berdiri melihat aksi wanita itu.
"Hmm maaf kak" ucap Nasya yang ditatap dalam-dalam menjadi kikuk, sambil sesekali menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal sama sekali. "gue ke kelas duluan ya kak" sambungnya.
"Nasya" ucap Bima, yang membuat Nasya kaget sekaligus mengulumkan senyumnya karena seorang Bima Tama Wijaya mengenal namanya.
"Iya kak?" ucap Nasya yang tanpa sadar membalikkan tubuhnya menghadap Bima.
"Mau bermain basket?" ucap Bima dengan wajah datarnya, membuat Nasya hanya bisa menganggukkan kepalanya.
30 menit lebih sudah berlalu, Nasya dan Bima bermain basket, hingga akhirnya mereka mengatur nafas masing-masing, duduk selonjoran diruang olahraga.
"Oh iya kak, gue ke kantin duluan ya" ucap Nasya yang berdiri hendak pergi.
"Tunggu, minta nomer ponsel" ucap Bima yang mengulurkan ponselnya, membuat Nasya memberikan nomer ponselnya dan melanjutkan jalannya keluar ruangan olahraga.
***
Sejak hari itu Nasya menunggu chat dari Bima, namun hasilnya tidak ada sama sekali chat dari laki-laki itu, membuat Nasya tidak habis pikir dengan seorang Bima untuk apa dia meminta nomernya kalau bukan untuk pendekatan. Apakah Nasya yang terlalu berharap ada hubungan yang lebih diantara dia dan Bima? Entahlah.
Nasya membawa mobil Sport bersama 3 teman baiknya, Vina Sanjaya, Zara Andara, Ayla Verdika. sedangkan nama lengkap Nasya adalah Nasya Tiara Gerald, karena ada beberapa alasan keluarga Nasya meminta kepada Kepala Sekolah untuk menyembunyikan nama Gerald. Dan mereka berempat sering disebut The Pretty Soldiers disekolah dan terkenal sebagai primadona SMA Garuda.
"Baru sampe Sya?" ucap Zara yang sudah sampai sekolah duluan.
"Iya Ra, Ayo ke kelas udah mau bel masuk nih" ucap Nasya yang melihat ke tiga sahabatnya sudah datang terlebih dulu.
Saat mereka berjalan menuju kelas, siswa-siswa SMA Garuda melihatnya dan sesekali menggoda, merayu ke empat primadona ini.
"Susah emang jadi perempuan cantik" ucap Ayla dengan tingkat pedenya yang sangat tinggi.
"Lu buluk Ayla, jarang mandi, kalo itu cowok-cowok tau juga dia ogah manggil nama lu" ucap Vina.
"Lu ngaca ****! lu juga jarang mandi!" ucap Ayla yang kesal dengan Vina membuat Zara dan Nasya ketawa dengan kelakuan 2 temannya itu.
"Ntar kalo gue sering mandi, susuk gue luntur ****!" ucap Vina yang menyentil dahi Ayla.
"Sejak kapan lu pake susuk Vin? ko gue baru tau?" ucap Ayla yang keterlaluan lemotnya.
"Kaga Ayla, Vina cuma bercanda, lu percaya aja sih apa kata Vina!" ucap Nasya yang geleng-geleng tidak habis pikir dengan temannya itu.
Saat mereka masuk ke kelas, ada seorang laki-laki duduk dibangku milik Nasya dengan raut wajah yang sangat sulit diartikan.
"Permisi dong kak, gue mau duduk" ucap Nasya yang tidak terima Bima duduk dibangkunya. "Kan ini bukan kelas lu, gue mau duduk kak" kesalnya.
Seperti tuli, Bima malah menarik tangan Nasya membuat keseimbangan wanita yang bertubuh mungil itu terjatuh, namun terjatuh dipangkuan Bima. Membuat siapapun yang melihat kaget dan tidak bisa berkata-kata, termasuk The Pretty Soldiers.
"Kak lepasin gue, gue berat tau!" Keluh Nasya namun tidak didengar dengan Bima, laki-laki itu justru mengencangkan pelukannya ditubuh Nasya. "Kak lepasin! Ini disekolah tau! Lepasin gue!" gerutunya.
"5 menit aja, biar kaya gini" bisik Bima yang hanya bisa didengar Nasya, suara maskulin itu mampu membuatnya terdiam.
"Kak udah 5 menit, lepasin ya" ucap Nasya yang membuat Bima melepaskannya, setelah itu Bima pergi dari kelasnya tanpa berbicara sepatah katapun.
Ayla, Vina dan Zara tidak berkata apapun hingga bel masuk berbunyi, dan pelajaranpun dimulai. namun tidak ada yang berkata satu katapun, Nasyapun bingung harus menjelaskan apa ke 3 sahabatnya tentang dia dan Bima.
Saat bel istirahat, Ayla, Vina dan Zara melihat kearah Nasya, seperti meminta jawaban atau perilaku Bima kepada sahabatnya itu.
"Sya hubungan lu apaan sama Bima?" ucap Zara yang udah bener-bener kemal (kepo maksimal)
"Iyaa, Ko lu ga cerita-cerita sama kita Sya?" ucap Ayla
"Tau lu masih aja rahasia-rahasiaan sama temen sendiri, jangan ada dusta diantara kita dong!" kesal Vina
"Gue bener-bener ga punya hubungan apapun sama Bima, bahkan chattan aja kaga pernah, sumpah" ucap Nasya yang menceritakan pertemuannya dengan Bima secara lengkap diruang olahraga, dengab ke 3 sahabatnya.
Ayla, Zara dan Vina yang mengerti posisi Nasyapun bingung perasaan apa yang dipunya Bima sebenarnya, Nasyapun merasa dipermainkan dengan Bima.
"Hey The Pretty Soldiers boleh gabung?" ucap Ferdo yang bersama 2 sahabatnya, Sandi dan Deni.
"Gabung aja" ucap Ayla yang sama sekali tidak keberatan, karena bangku kantin yang sangat panjang dan Ferdo memilih duduk disebelah Nasya yang sedang sibuk memakan bakso yang ada dihadapannya.
Ferdo yang melihat ada bekas makanan disudut bibir Nasyapun dengan sigap mengambil tisu dan melapkannya pada bibir milik Nasya.
"Makasih Fer" ucap Nasya dengan senyum yang ada diwajahnya.
"iyaa sama-sama. Lain kali perhatiin dong waktu makan jangan belepotan Sya" ucap Ferdo dengan senyum yang tercetak diwajahnya.
"Iyaa" ucap Nasya yang melanjutkan makannya.
Ting
bunyi chat masuk pada ponsel Nasya
08*********
Tunggu aku didepan kelas, jangan pulang duluan
Nasya hanya melihat chat masuk namun tidak membalasnya, karena nomer yang tidak dikenal, bisa aja itu hanya orang iseng yang kurang kerjaan atau fansnya.
"Dari siapa Sya?" ucap Zara, seorang teman yang sangat super duper kepo.
"Gatau, paling dari fans" ucap Nasya yang tidak terlalu peduli dengan siapa orang yang chat dirinya.
"Banyak aja ya saingan lu Fer buat dapetin hatinya Nasya" ucap Sandi dengan sesekali melirik Nasya yang sibuk dengan makanannya.
"Iya banyak banget, tapi gue mah maju terus pantang mundur San buat dapetin hati Nasya" ucap Ferdo yang makan sambil menatap Nasya dengan penuh kagum.
"Lu ga capek apa makan liatin gue kaya gitu?" ucap Nasya yang agak risih sedang makan diliatin Ferdo.
"Kaga pernah ada kata capeknya gue Sya buat natap bidadari disamping gue" ucap Ferdo dengan senang hati.
Ferdo mengenal Nasya, seorang wanita yang baik walaupun banyak perempuan-perempuan disekolah yang mencari gara-gara dengan Nasya, namun pada akhirnya Nasya tidak terkalahkan dibanding perempuan lain disekolah ini.
Waktu itu Ferdo melihat Nasya membela habis-habisan Zara didepan Fani, wanita yang terkenal kaya raya dengan kesombongan yang luar biasa. Padahal saat itu Nasya belum sama sekali mengenal Zara, hingga akhirnya mereka berteman saat ini.
Jangan lupa untuk klik Vote Like, Favorit, dan Komen yaa 🙏
Saat pulang sekolah, Ferdo sudah ada dipintu kelas 10-2, dimana itu adalah kelas Nasya bukan kelas Ferdo.
"Hay Sya, mau balik?" tanya Ferdo
"Iyalah masa iya gue mau nginep disekolah" ucap Nasya.
"Mau nonton latihan basket ga kalian?" tanya Ferdo pada The Pretty Soldiers. "Kali aja kalo ada kalian gue semangat banget gitu" sambungnya.
"Kapan?" ucap Ayla
"Besok abis pulang sekolah" ucap Sandi "ikut ya" sambungnya.
"Boleh, kalo gitu besok abis pulang sekolah kan?" ucap Nasya
"Iya Sya, yaudah sampai jumpa besok ya" ucap Ferdo yang tersenyum mendengar jawaban dari Nasya.
"Okey Fer" jawab Vina. "Yuk balik gengs" sambungnya.
Nasya, Vina, Zara, dan Ayla berjalan ke arah mobil mereka berempat masing-masing terparkir dibelakang sekolah.
"Nasya" ucap pria dari belakang dengan suara berat dan terkesan dingin, Nasya yang merasa dipanggil namanyapun membalikkan tubuhnya, ternyata Bima sudah tepat dibelakang tubuhnya Nasya. Nasya yang memiliki tubuh yang mungilpun harus mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah Bima yang tampan.
"Kenapa?" ucap Nasya, bukannya menjawab pertanyaan Nasya, justru Bima menarik pergelangan tangannya.
"Woy Kak! Apa-apaan lu narik temen gue!" omel Vina yang tidak suka meliat temannya ditarik gitu aja sama Bima, Pria itu hanya memutarkan kepalanya melihat Vina dengan tatapan menusuk yang begitu dingin. Vina yang biasanya berani dengan siapapun, langsung diam mematung hanya dengan tatapan Bima sekilas. "Gue cuma bisa berdoa lu ga kenapa-kenapa Sya" gumamnya.
Ayla, Zara dan Vina hanya bisa melihat Nasya ditarik tangannya oleh Bima tanpa membantu temannya itu sama sekali yang semakin menjauh dari hadapan mereka.
"Lu ga bantuin Nasya Vin? Dia ditarik gitu aja sama kak Bima" ucap Ayla yang melihat Vina diam seribu bahasa, biasanya cowok yang deketin sahabatnya, Vinalah yang paling galak diantara mereka.
"Bulu kuduk gue berdiri Ayla, gila serem banget kak Bima!" ucap Vina sambil mengusap-usap lengan tangannya. "Lu juga berdua kenapa pada diem?!" omelnya.
"Diantara kitakan yang kaya Herder itu lu Vin" ucap Ayla yang langsung lari masuk ke dalam mobilnya. Zara yang mendengar jawaban Ayla ke Vinapun tertawa puas.
"Ketawa aja terus Zar, Seneng banget lu mah" ucap Vina yang membuat Zara menutup mulutnya agar menahan tawanya.
"Yaudah yuk balik, gue yakin ga bakal kenapa-napa Nasya sama kak Bima" ucap Zara yang berjalan ke arah mobilnya.
***
Bima membonceng Nasya menggunakan motor kesayangannya, namun sepanjang jalan tidak ada percakapan sama sekali. Apapun yang ditanya Nasya, tidak ada jawaban sama sekali dari mulut Bima.
Hingga sampai disebuah taman yang indah, banyak bunga-bunga yang bermekaran, ada air mancur ditengah taman itu dan bangku taman yang sudah lumayan ramai karena mereka pulang sekolah pada sore hari. Nasya yang melihat ada bangku taman yang kosongpun segera berjalan kearah situ untuk duduk, wanita itu mendongakkan wajahnya sambil memeramkan wajahnya merasakan angin yang menerpa wajah cantiknya.
"Kakak" ucap seorang anak kecil laki-laki membuat Nasya membuka kedua matanya, dan melihat kearah anak kecil itu dengan senyum diwajahnya.
"apa?" ucap Nasya, bukannya jawaban yang didapat, justru anak kecil itu memberikan permen kapas berukuran cukup besar. "Terima kasih" ucapnya membuat anak kecil itu lari menjauh, diganti dengan Bima yang berjalan kearahnya dengan 2 es krim ditangannya.
Bimapun duduk disebelah Nasya dan memberikan satu es krim untuk perempuan yang sedang tersenyum melihat permen kapas yang besar ditangannya. "Suka?"
"Suka banget" ucap Nasya dengan senyum diwajahnya. "Makasih ya kak" sambungnya.
"Tadi aku mengirim chat kenapa ga dibalas?" tanya Bima dengan wajah datarnya.
"Gue gatau nomer lo, fans gue tuh banyak, gatau deh dapet nomer gue darimana. besok-besok kalo chat seenggaknya kasih tau itu nomer siapa? biar gampang gue save" ucap Nasya yang memakan permen kapas yang ada ditangannya, sambil sesekali memakan es krimnya. "Kak lu beliin gue permen kapas sama es krim sengaja mau buat gue gendut ya" ocehnya sambil tertawa kecil.
"Trus kalo Ferdo lu balas gitu chatnya?" tanya Bima membuat Nasya berhenti memakan permen kapasnya.
"Dih apaan sih lu kak? Ferdo itu sama gue temen, gue kenal sama dia tuh dari hari pertama masuk sekolah" ucap Nasya yang menjawab seadanya aja.
"Emang teman boleh ya ngelap sisa makanan dimulut temannya?" ucap Bima dengan tangan yang mengepal menahan amarah yang ditahannya sejak dikantin melihat kedekatan Nasya dengan Ferdo.
Nasya yang mengerti apa yang dimaksud Bimapun hanya diam, bingung ingin memberi jawaban. Bimapun bangkit dari bangku taman, "Kak lu mau kemana?" tanya Nasya, "Kak gue belom abis nih makan es krim sama permen kapasnya" omelnya.
Nasyapun bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti langkah kaki Bima yang besar. "Bisa pelan-pelan ga sih lu jalannya, capek tau! tadi ditarik-tarik terus sekarang ditinggal! Gimana kalo gue udah sayang! bisa ditinggalin gue pas lagi sayang-sayangnya!" omel Nasya sepanjang jalan membuat Bima yang mendengarpun berhenti melangkahkan kakinya, hingga kepala Nasya menabrak punggung milik Bima. "Kebiasaan lu! jalan berenti tiba-tiba, sakit tau idung gue!" omel Nasya.
"Gue ga suka lu deket sama Ferdo" ucap Bima
"Ya itu sih resiko orang cantik banyak yang deketin" ucap Nasya asal.
Bima menatap wajah Nasya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan, Nasya yang ditatap Bimapun membuang wajahnya, karena takut ketauan pipinya akan memerah jika diliat seorang Bima, dan berjalan duluan meninggalkan Bima yang masih diam aja.
"Mau kemana?" ucap Bima, karena itu bukan jalan ke parkiran motor.
"Mau pulang!" sahut Nasya "Males diajak ketempat bagus kirain mah mau diajak kencan ini malah diajak ribut" gerutunya.
"Maaf" ucap Bima sambil menggenggam tangan Nasya berjalan ke arah parkiran motor.
Sampai diparkiran motor, Nasyapun dipakaikan helm oleh Bima, dan naik ke motor Bima.
"balik aja ke sekolah, gue mau ambil mobil gausah anter ke rumah" ucap Nasya, sebelum Bima menanyakan alamat rumahnya. Bima yang mengerti suasana hati perempuan itu saat inipun hanya bisa mengikuti kemauannya, walaupun sebenarnya Bima sangat ingin mengantar Nasya ke depan rumahnya.
Dan benar, Bima mengantarkan kembali Nasya ke sekolah untuk mengambil mobilnya. Nasya yang ke buru kesal dengan perilaku Bimapun tidak berkata apapun, dia hanya turun dari motor Bima dan melepaskan helm dikepalanya, lalu berjalan ke arah mobilnya yang masih terparkir sendirian.
***
Saat sampai dirumahnya, Nasya langsung pergi masuk ke dalam kamarnya, melepas sepatu dan menaruh tasnya diatas meja belajar, dan melemparkan tubuhnya di atas kasur yang empuk sambil memeluk guling kesayangannya. hingga beberapa menit kemudian suara ponsel Nasya berbunyi, membuat wanita itu mau tidak mau membacanya, saat membuka isi chat tersebut mata Nasya terbelalak dan senyum manispun tercetak diwajahnya.
Ting
08*********
Udah sampai dirumah?
-Bima
Nasya yang melihat isi pesan itu bingung ingin membalas atau tidak, kan tadi dia marahan sama Bima masa langsung balas, tapi kalau ga di balas Bima bisa khawatir tentang dia. Balas atau tidak ya?
Jangan Lupa Klik VOTE, Like, Favorit dan Komen!!! 😊
Dan akhirnya Nasya memutuskan membalas pesan singkat dari Bima, hingga ga terasa mereka larut dalam percakapan yang panjang membuat perempuan yang sedang berbaring dikasurnya sambil memainkan ponsel dengan senyum yang mekar diwajahnya. Bahkan Nasya melupakan mengganti pakaian sekolahnya dan tak terasa dia tertidur sangat amat pulas dengan ponsel yang masih berada ditangannya.
***
Nasya sudah melihat teman-temannya diparkiran mobil yang sedang menunggunya masuk bersama dengan senyum diwajahnya yang berseri.
"Lu kaga kesambetkan pagi-pagi senyum gini?" tanya Ayla yang merasa aneh dengan keadaan Nasya yang tersenyum seperti orang gila di pagi hari.
"Gapapa yang penting gue cantik!" ucap Nasya dengan santai yang berjalan kearah kelas yang diikuti Ayla, Zara dan Vina disampingnya.
"Kaga biasanya tau, lu senyum kaya gitu Sya" celetuk Vina yang kali ini setuju dengan Ayla yang tumben pinter.
"Oh! Jangan-jangan ada hubungannya sama Bima ya" tebak Zara yang membuat Nasya menatapnya.
"So tau lu" ucap Nasya yang masih terus melanjutkan jalannya ke arah kelas, namun didepan kelas dia melihat Ferdo dan teman-temannya udah ada didepan kelasnya.
"Pagi Nasya" sapa Ferdo dengan senyum diwajahnya.
"Nasya doang nih yang disapa? kita kaga?" Celetuk Zara.
"Pagi juga Zara, Vina, Ayla" Sapa Ferdo basa-basi pada teman-temannya Nasya. "Gimana nanti pulang sekolah jadi ikut nonton latihan basketkan?" sambungnya
"Jadi dong" ucap Ayla.
"Makin semangat deh gue kalo ada Ayla" ucap Sandi dengan senyum diwajahnya pada Ayla.
"Masih pagi woy! udah mau bel nih" ketus Vina yang tidak suka sama buaya buntung macam Ferdo dan teman-temannya.
"Yaudah kita ke kelas dulu ya, See u Sya" ucap Ferdo sambil pergi dari depan kelas Nasya menuju kelasnya bersama teman-temannya.
***
Bel istirahat berbunyi, semua siswa dan siswi keluar kelas menyisakan Nasya, Ayla, Vina dan Zara didalam kelas yang sedang merapikan rambutnya dikelas. Hingga akhirnya Nasya, Ayla, Vina dan Zara keluar kelas, semua mata para siswa SMA Garuda bagaikan terhipnotis akan kecantikan mereka berempat, bahkan banyak yang memuji, merayu dan memanggil nama mereka. Tidak lupa juga dengan tatapan iri dari para siswi yang sangat tidak suka melihat mereka, tapi kebanyakan para siswi itu lebih tidak ingin mencari keributan pada The Pretty Soldiers.
Saat mereka memasuki kantin, mata Nasya langsung tertuju pada Bima yang duduk disebelah perempuan dan mau beranjak pergi dari kantin, hingga tidak sengaja mata mereka saling bertemu sama lain dan sesegera mungkin Nasya putuskan kontak mata itu dengan berjalan kearah bangku kantin yang kosong.
Wanita yang bersama dengan Bima itu adalah Larisa Hendrawan, Putri kedua keluarga Hendrawan yang menempatkan keluarga Kaya Raya No.4, banyak yang beranggapan bahwa Bima dan Larisa adalah pasangan yang sangat sempurna karena sama-sama tampan dan cantik, sama-sama pintar, sama-sama terlahir dari keluarga kaya raya. Larisa yang melihat Bima beradu pandang Nasyapun merasa sangat tidak suka, dia bahkan membenci sekali Nasya semenjak pertama kali melihat wajah Nasya dilihat seperti itu oleh Bima.
Disisi lain, Vina memberikan kue yang dibuatnya pada Zara, Ayla dan Nasya untuk dicobain, karena memang Vina sangat hobi buat kue, sekaligus perusahaan keluarga Vina memang berdiri dibidang F&B.
"Makasih Vina" ucap Nasya yang langsung menyuapkan kue itu dimulutnya "Mmmm Enaaaakkkkkk"
"Iya enak banget Vin" ucap Zara
"Sering-sering ya Vin buatin kita, gila ini sih enak parah" ucap Ayla yang diikuti tawa oleh mereka.
Saat mau menyuapkan kue kedua dimulutnya, tangan Nasya disenggol mengakibatkan sendok yang dipegangnya terlempar jatuh ke lantai, dan orang yang menyenggolnyapun menjatuhkan jus mangga yang mengenai bajunya hingga menjadi berwarna kuning.
"Kaga punya mata ya lo?!!! Baju gue kotor nih?!" Omel Nasya yang berdiri dihadapan Larisa, wanita yang menjatuhkan jus ke bajunya.
"Ups! ga sengaja" ucap Larisa dengan entengnya sambil tersenyum seperti tidak ada dosa.
Nasya yang kesalpun mengambil Kue tart yang ada dimejanya dan langsung menempelkan ke wajah Larisa serta memeperkannya kerambut serta bajunya Larisa sehingga warna cokelat, membuat satu kantin tertawa melihat perilaku Nasya ke Larisa.
"Ups! Gue sengaja!" ucap Nasya "Tambah cantik lu kak!" sambungnya dengan tawa yang meremehkan Larisa. membuat Larisa menjambak rambut Nasya, dan Nasyapun membalas menjambak rambut Larisa hingga guru datang melerai mereka berdua yang menjadi sorotan dikantin.
***
Diruang BK, Nasya dan Larisa saling diam, tidak ada yang buka suara satu sama lain.
"Nasya, kamu sering telat saya udah beri hukuman, ini sekarang ribut sama kakak kelas kamu! apa pembelaan kamu?!" omel Pak Rahmat.
"Dia duluan yang mulai pak! dia menjatuhkan jusnya ke baju saya duluan dengan sengaja!" bela Nasya yang memang dirinya sama sekali tidak merasa bersalah.
"Saya tidak sengaja pak! Memang dianya aja yang tidak suka sama saya!" ucap Larisa yang tidak mau kalah dari Nasya. "Saya ini cerdas masa iya berurusan dengan wanita bodoh seperti dia" sambungnya dengan sombong.
"Sudah-sudah, Nasya kamu bapak hukum di skors 3 hari" ucap Pak Rahmat sambil memijit pelipisnya yang sedikit pusing dengan kelakuan murid perempuannya. Nasya yang mendengar itupun langsung berjalan ke arah pintu keluar, "Mau kemana kamu?"
"Kan tadi bapak bilang saya diskors, yaudah dari hari ini aja. lagian juga baju saya udah kotor" ucap Nasya yang langsung keluar pintu BK dan melihat ada Bima yang sedang berdiri bersama teman-temannya. Nasyapun berjalan kearah Zara, Vina dan Ayla dengan santai.
"Sya lu dihukum ngapain?" tanya Vina yang khawatir pada Nasya.
"Cuma di skors 3 hari" sahutnya dengan santai.
"Gila, 3 hari itu cuma?" ucap Zara yang sedikit emosi melihat Larisa baru saja keluar dari ruangan BK. "Ngajak ribut banget ya tuh orang!"
"Tahan Ra, walaupun gue jg kesel banget sama tuh cewek!" ucap Ayla yang melihat kearah Larisa dengan sinis. Nasyapun berjalan menyusuri lorong kelas.
"Mau kemana lu?" tanya Vina
"Pulang" jawab Nasya dengan santai sambil berjalan ke arah kelasnya. Bima yang mendengar itupun memegang pergelangan tangan perempuan itu, membuat Nasya berhenti dan menatap laki-laki dihadapannya, "Lepasin, sana gih! nanti perempuanmu marah" sambungnya sambil mencoba melepaskan pergelangan tangannya dari Bima namun tidak berhasil.
"Aku antar" ucap Bima.
"Gausah, aku bisa pulang sendiri" ucap Nasya yang kesal dengan Bima.
"Aku antar" ucap Bima yang masih memegang pergelangan tangan Nasya semakin erat.
"Plis! gue butuh waktu biarin gue pulang sendiri" ucap Nasya yang membuat Bima melepaskan pergelangan tangannya dan berjalan ke arah kelas diikuti teman-temannya.
***
Nasya yang mengeluarkan mobilnya dari parkiran mobil sekolahpun dan membawanya dengan kecepatan diatas rata-rata hingga sampai rumah tapi emosinya belum sama sekali padam pada Larisa.
"Anak papa ada apa sih? bawa mobil cepet banget, terus dateng-dateng nyelonong aja tanpa salam" tegur Fatur, Papa dari Nasya.
Nasya yang melihat papanyapun segera menghampiri dan mencium punggung tangan papanya.
"Kamu kenapa sayang? Pakaian kamu kotor begini? Rambut acak-acakan, ko udah pulang?" tanya Fatur bertubi-tubi melihat putri kesayangannya seperti tikus kecebur got.
"Abis ribut Pa sama kakak kelas, aku diskors selama 3 hari" ucap Nasya dengan santai, dan berjalan ke arah kamarnya.
Fatur yang melihat putrinya sudah masuk ke kamarpun khawatir dengan keadaan yang dialami putrinya disekolah.
"Beniiiii" teriak Fatur, nama yang dipanggilpun datang, menghadapnya. Beni adalah laki-laki berusia 30an sekaligus kaki tangan dari Fatur.
"Iya Pak?" ucap Beni dengan penuh hormat.
"Cari tahu segera hari ini putri saya kenapa? dan siapa yang buat begini?" ucap Fatur dengan emosi yang meluap melihat putrinya pulang dalam keadaan sangat berantakan.
"Baik Pak" ucap Beni yang segera pamit, berjalan menjauh dari pria yang penuh wibawa itu.
Jangan Lupa Klik Vote, Like, Favorit, dan Komen ya! 😊🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!