Hai, namaku Raisya Putri, usiaku baru 17 tahun. Aku sekarang duduk di bangku SMA kelas 2, SMA PATRA DHARMA. Bukannya mau sombong yaa.. aku ini murid yang berprestasi di sekolah, aku juga banyak mengikuti kegiatan eskul disekolahku. Karna aku lebih suka menyibukkan diri dengan beraktivitas. Pacaran ??? sama sekali tidak pernah masuk dalam kamus hidupku, banyak teman lelakiku yang menyatakan perasaannya, tapi tidak ada satupun dari mereka yang ku terima.
Aku punya dua sahabat yang selalu bersama ku, mereka adalah Ocha dan Leon . Leon sahabat ku dari kecil karena rumah kami satu komplek, tapi kami tidak pernah satu sekolah dan baru sekarang kami satu sekolah dan sekelas. Sedangkan Ocha aku sudah mengenalnya dari kelas 1 karna dia teman sebangkuku dan sekarang kita masih sekelas.
Keluargaku termasuk keluarga berkecukupan. Karena Ayahku adalah seorang CEO dari perusahaan yang sangat berpengaruh, namanya Renandi Putra dan istrinya Prisilia Putri. Namun kedua orangtuaku sama sekali tidak pernah memanjakanku, beliau selalu mengajari anak-anaknya kemandirian. Oh yaa..aku juga memiliki seorang Abang yang sedang kuliah di luar negri namanya Rayes Putra usia 22 tanun. Masih jomblo looh :) :)
Hhhmmmm.... mungkin selanjutnya akan dibahas dalam cerita saja yaaa! karena tokoh prianya udah gaksabar pengen ngenalin diri...
.
.
.
Akhirnyaaaaa !!!! bisa ngenalin diri jugaa ...
Hei hei hei .. Namaku Kevin Wijaya, usia 17 tahun kelas 2 SMA. Yaa sekolah ku sama dengan Raisya, aku juga siswa berprestasi lohh di sekolah. Dan kalian harus tau klo aku dan Raisya adalah Rival di sekolah. Gue ganteng ? Jelaassss .. Banyak perempuan yang mendekat dan mencari perhatian tapi tidak pernah satupun ku gubris, karena aku kurang suka dengan orang yang berisik, centil dan sok perhatian!! Yaa karna aku memang tak suka orang2 yang berisik, Raisya itu perempuan barbar dan tukang ulah di sekolah, tapi kok otaknya encer banget yaa.. Aku juga menjabat sebagai ketua Osis dan kapten basket di sekolah, yaaa tentu saja karna prestasi ku disekolah ini yang bisa dibilang sebanding dengan Raisya, tapi aku tidak suka di banding-banding kan dengannya. Aku ya aku , Raisya ya Raisya !!
Keluarga ku adalah keluarga yang berkecukupan, Ayah ku juga seorang CEO perusahaan terkenal di kota ini dan termasuk Donatur utama sekolahku. Aku anak tunggal, dari Ayah Abimana Wijaya dan Bunda Sekarsari Wijaya . Di sekolah aku juga punya sahabat yaitu Reno dan Bams .
Mungkin itu dulu yaa yang kalian tau, selanjutnya akan di jabarkan deh di cerita ini .
.
.
.
.
.
Hai readers, mungkin cerita ini bagi kalian udah bisa yaa menebak-nebak gimana alurnya . Tapi saya jamin dehh ini cerita lain dari pada yang lain :)
Kisah dua remaja yang mempunyai sifat bertolak belakang dan rival yang sengit! Takpernah memikirkan apa itu Cinta? Yaa... mereka remaja pada umumnya yang hanya sibuk dengan kegiatan belajar dan aktivitas sekolah.
Siapa sangka bahwa mereka adalah jodoh yang sudah direncanakan sejak dalam kandungan :)
.
.
.
.
.
Yukss masuk keceritanyaa
Happy Reading
●
"Misi... permisii.. permisii!!!" seorang gadis yang menyelip di antara siswa siswi yang sedang berhimpitan didepan mading untuk melihat hasil pengumuman. Ketika gadis itu sudah bisa melewati dan berada di depan mading, dia langsung menyentuhkan jari telunjuknya pada kertas-kertas yang tertempel di depannya, mencari kertas yang tertulis namanya. Seketika jarinya berhenti di satu nama dan menggeser kekanan untuk memastikan.
"Kyaaaaaaaa.... Yuhuuu juara satu lagi gue tahun ini!!" teriak gadis itu sambil melompat-lompat kegirangan. Hatinya seperti berbunga-bunga, takada kebahagiaan yang lain dari pada ini menurutnya. Ya! dia Raisya Putri yang baru saja naik kekelas 2 SMA dan menjadi juara Umum lagi di tahun ini. Baginya inilah masa putih abu abu yang sebenarnya, menuntut ilmu dan belajar lebih giat untuk jadi yang terbaik, bukan dengan serangkaian kisah cinta yang tak jelas berakhir seperti apa. Karena baginya jodoh itu sudah ada yang mengaturnya.
"Raisyaaaaa!!!!" panggil seorang gadis yang tak lain adalah sahabatnya yaitu Ocha.
"Gimana Sya? Juara lagi Loe?? Pasti donkk yaa! Secara Otak Loe itu encer banget kek air terjun!" dengan ekspresi yang sangat bahagia.
"Jelass donk pastinyaa... Raisyaaaa!!" sambil menepuk-nepuk dadanya dengan bangga.
"Ehh.. tapi Loe belum tau kan kita masuk kelas mana?" tanya Ocha dan Raisya hanya menggelengkan kepalanya.
"Laaah?? Jadi Loe tadi di mading cuma liat kertas yang juara doank?" tanya Ocha lagi yang langsung diangguki gadis itu.
"Astaga Raisyaaa!! kenapa gak sekalian sihh? kan satu mading?!" Lanjut Ocha dengan geram dan gemas pada temannya yang hanya melihat kertas juara saja. Raisya memang seperti itu dia tidak akan mau melihat kertas lain kalau bukan kertas yang memberitahu siapa juara umum di sekolahnya.
Mereka kembali melihat kearah mading, masih banyak siswa yang bergerombolan dan berdesakkan disana, dan itu mengurungkan niat Raisya untuk menembusnya kembali, mengingat bahwa tadi dia juga sudah susah payah menembus kumpulan manusi-manusia itu sampai sedikit ngos-ngosan dan membuat penampilannya berantakan. Dan merekapun memutuskan untuk melihatnya nanti setelah sepi dari siswa siswi.
"Syaa, kita ke kantin aj yukk! Sambil nungguin tuh sepi sekalian makan Gue laper!" ajak Ocha sambil menarik lengan sahabatnya, dan Raisya hanya mengikutinya saja.
Setibanya dikantin mereka mencari tempat duduk yang kosong, dan memesan makanan serta minuman untuk mengisi perut mereka. Di tengah sedang asyik menikmati makanan datanglah seorang cowok yang langsung mengambil tempat duduk disebelah Raisya.
"Syaa!! Selamat yaa tahun ini Loe jadi juara lagi. Salut Gue punya sahabat kayak Loe" ucap Leon. Yaa dia juga sahabat Raisya dari kecil.
"Thankss yaa! Loe juga seharusnya berusaha lebih keras kayak Gue donkk biar bisa sama-sama juara. Bosen Gue saingannya dia mulu". Kata Raisya sambil menyuapkan pentolan bakso kedalam mulutnya.
"Iya iya.. Otak Gue emang cuma segini aja Syaa, gakbisa di ubah lagi" jawab Leon sambil menyomot pentolan bakso dari mangkok Raisya.
"Ohyaa Syaa, btw kita sekelas loh tahun ini. Gue udah liat daftar nama kita di mading tadi, dan Loe Cha juga sekelas sama kita" kata Leon dengan antusias.
"Serius Loe Le?" tanya Ocha dengan ekspresi berbinar-binar.
"Serius Gue... Kita masuk kelas IPS 1. Yang katanya bakalan jadi kelas unggulan" jawab Leon lagi.
"Mantepp tuhh, gak sia-sia gue giat belajar" kata Ocha .
Saat sedang asyik bercerita setelah makanan mereka habis, dari kejauhan ada sepasang mata yang sedang meperhatikan mereka. Sepasang mata itu juga sedang duduk dikantin dengan beberapa temannya yang terlatak beberapa meja saja dari meja Raisya dan teman-tamannya. Di meja itu dia juga sedang mengobrol dengan beberapa temannya, namun matanya tak lepas menatap kearah gadis yang kini menjadi juara umum lagi disekolah dan mengalahkannya lagi. Yaa!! dia adalah Kevin Wijaya, ketua Osis skaligus kapten basket sekolah dan juga murid berprestasi. Dia menatap tajam kearah Raisya sedari dati yang sedang asyik dengan teman-temannya, tanpa Raisya sadari.
Memang kevin juga juara umum sekolah namun kali ini dia dikalahkan oleh gadis itu lagi, gadis yang menurutnya terlalu barbar dan berisik! Itulah pandangan Kevin terhadap Raisya.
.
.
.
.
.
Gimana episode awalnya nih ??
Jika mendapatkan sudut pandang yang Positive, in syaa Allah saya akan lanjutkan episode-episode nya ..
Terima kasih yang sudah mampir . Silahkan ketik di kolom komentar untuk memberi saran dan kritiknya ..
TERIMA KASIH !! 😉
"Syaa.... bangun Syaa... ntar kamu telat looh Sayang" Prisil sedang membangunkan anak gadisnyaa.
"Ntarr Mam 5 menit lagi yaa, masih ngantuk banget niih" balas Raisya yang masih memejamkan matanya dan memeluk boneka bear kesayangannya lebih dalam lagi.
"Hari ini kan kamu pertama masuk sekolah kelas 2 kan??" tanya Mami Prisil lagi sambil menggoyangkan tubuh Raisya.
"Ntar kalo kamu telat gakdapat bangku paling depan Loh.." sambung Mami lagi.
Seketika itupun Raisya langsung membuka matanya dan duduk di tempat tidur berwarna lavender, tanpa basa-basi lagi dia langsung menuju kamar mandinya.
Yaa ini hari pertama dia masuk sekolah lagi, setelah kenaikan kelas sekolah memberi libur pada muridnya selama 2 minggu, sambil menyiapkan ajaran baru. Kenapa Raisya bisa terbangun setelah mendengar kata Maminya? Karna ini hari pertama masuk kelas baru dan dia tidak mau ketinggalan masuk kelas dan duduk dibelakang. Karena baginya duduk didepan lebih nyaman menyimak pelajaran, lebih jelas melihat papan tulis, dan lagi dia tidak akan kesusahan jika harus kelindungan kepala temannya ketika hendak mencatat sesuatu dari papantulis. Karna dia sadar kalau badannya itu pendek, akan sulit kalau duduk dibelakang.
Setelah mandi dan bersiap-siap, Raisya langsung keluar kamar dan turun menuju meja makan, dimana Papi dan Maminya berada untuk sarapan.
"Pagi Pi, pagi Mi" sapa Raisya sambil mencium pipi kedua orang tuanya dan duduk di samping Papinya.
"Pagi juga Sayang" jawab Papi dan Maminya.
"Oyah Sayang, Papi mau tanya boleh?" tanya Papi disela-sela makannya.
"Mau tanya apa Pi? Tanya aja" jawab Raisya yang sedang mengambil roti dan mengolesinya dengan selai coklat kesukaannya.
"Kamu udah punya pacar?" tanya Papi lagi.
"Hah?? Pacar? Ya gaklah Pi, akutuh gakmau pacar-pacaran gakpenting gitu" jawab Raisya sekenanya.
"Yaa bagus deeh.. yaudah Papi berangkat duluan yaa Sayang, habisin sarapannya terus berangkat sekolah hati-hati" Ucap Papi yang sudah selesai makan lalu berpamitan kepada anak dan istrinya.
Tak lama Raisya pun selesai sarapan juga dan langsung berpamitan dengan Maminya.
"Mii, Raisya berangkat ya! Daah Mami!" kata Raisya setelah mencium punggung tangan Maminya lalu pergi ke garasi dan mengambil mobil untuk pergi kesekolah.
Suasana disekolah sudah mulai ramai karena ini sudah mendekati bel masuk, Raisya bergegas lari mencari kelasnya yg terdapat di gedung sebrang lapangan lantai dua. Tak peduli dengan orang yang berlalu lalang di koridor sekolah dilewatinya hingga tersenggol, Ia pun tetap berlari menuju tangga. Sesampainya didepan pintu kelas dengan ngos-ngosan Ia berdiri sejenak untuk mengatur nafasnya.
"Hah.. hah.. Akhirnya sampai juga, atur nafas dulu..." sambil berdiri di ambang pintu dan mengelus-ngelus dadanya karena kelelahan berlari.
Begitu dirasa sudah cukup dia masuk kedalam dan melihat ada satu bangku kosong dideretan paling depan, tiga meja dari arah pintu kelas. Langsung saja dia berjalan menghampiri meja itu, namun saat mendaratkan tas dari punggungnya, bersamaan dengan seseorang yang juga datang mendaratkan tasnya dimeja yang sama dengan Raisya. Lantas mereka berdua sama-sama kaget!
"Ini tempat gue! Ngapain Loe disini!?" kata seorang cowok yang berdiri dihadapan Raisya.
"Enak aja! Ini meja Gue, Gue yang deluan dateng kok!" Jawab Raisya dengan ketus.
"Pokoknya ini meja Gue! Loe pindah sana! Masih banyak meja yang lain" Ucap cowok itu tak mau kalah.
"Ogah!! Loe aja sana! Gue mau tetep disini!" Raisyapun tak mau kalah, sambil menjauhkan tas Kevin dan menaruhnya kemeja yang ada di belakangnya.
Melihat itu membuat Kevin kesal, namun dengan sigapnya dia mendaratkan bokongnya terlebih dahulu kekursi yang mereka perebutkan tadi. Ya! dia adalah Kevin yang ternyata tahun ini akan sekelas dengan Raisya.
Sambil mengambil tasnya kembali dan menyimpannya di laci meja tersebut. Raisya yang hanya diam diri mematung di sampingnya berdecak kesal, karna dia kalah cepat dengan Kevin.
"Pindah gak Loe!" teriak Raisya yang masih berdiri di sampingnya. Namun cowok didepannya yang sedang duduk ini hanya diam seribu bahasa tanpa melakukan apapun.
"Loe denger gak sih woy!!" Lanjut Raisya berteriak, tetap tak ada jawaban. Sampai akhirnya Rasya kesal dan menggebrak meja, sontak hal itu membuat Kevin tambah kesal.
BRAAKKKK!!!
Kevin langsung berdiri dan berhadapan dengan Raisya, dan langsung mengarahkan telunjuknya kedepan wajah Raisya.
"Loe bisa diem gak?!" kata kevin.
"Berisik!!" Lanjutnya, dan kembali duduk.
"Gue mau Loe pindah! Ini tempat duduk Gue!" jawab Raisya dengan suara yang sedikit naik dan menekan.
Dari pintu kelas datang dua sahabat Raisya, yaitu Leon dan Ocha.
"Wah wah kenapa nih Loe Sya, pagi-pagi dah teriak aja" tanya Leon sambil merangkul bahu Raisya dan menatap tajam ke arah Kevin.
"Eh Vin, kenapa gak ngalah ajasih sama perempuan?!" lanjut Leon, namun Kevin tak bergeming ataupun menatap mereka, dia hanya meliahat kedepan dengan tatapan yg tak kalah tajam dari mata elang yang ingin memangsa.
"Udah udah .. yuk Syaa, duduk disebelah gue aja disini. Sebentar lagi guru masuk" Ocha yang langsung mengambil tas Raisya dari kursi yang diduduki Kevin dan menaruhnya kemeja dibelakang kursi Kevin, sambil menarik tangan Raisya.
"Udah ahh gakusah cemberut! baru masuk emang Loe mau bermasalah sama tu Ketos?!" lanjutnya yang melihat wajah kesal sahabatnya itu, dengan pasrah Raisya menurutinya.
"Gak nyanka Gue baru kali ini sekelas sama si Songong ini!" ketus Raisya.
"Kesel Gue Chaa!" lanjut dumelannya sambil melipat kedua tangan tangan didadanya, sambil menatap sinis orang yang didepannya yang sama sekali tak bergeming.
Tak lama gurupun masuk kedalam kelas, Bu Irma yang akan menjadi Wali Kelas 2 IPS 1. Semua murid langsung berdiri dan memberi salam.
"Selamat pagi anak-anak! Mulai sekarang walikelas kalian adalah ibu, mohon kerjasamanya kalian sebagai murid!" kata Bu Irma kepada siswanya.
"Iyaa buuu...." jawab serempak para murid.
"Baiklah, untuk pertemuan pertama kita hari ini kita akan membahas tenteng Organisasi kelas. Jadi kalo ada yang punya calon atau mau mencalonkan diri sebagai ketua kelas silahkan! kita rundingkan sama-sama" jelas Bu Irma.
"Raisya saja bu jadi ketua kelas!" teriak Leon menyerukan suaranya untuk mendukung Raisya.
"Bagaimana Raisya? Apa kamu setuju?" tanya Bu Irma pada Raisya.
"Tidak Bu, saya tidak berminat. Maaf" ujar Raisya dengan jujur. Karna memang dia tidak ingin disibukkan dengan hal-hal kelasnya, karna dia juga sibuk dengan berbagai macam eskul yang diikutinya. Dia lebih memmilih sibuk dengan eskul dan pelajaran daripada sibuk mengurus hal-hal tentang kelasnya.
sombong banget nih cewek !! Gumam Kevin dalam hati, yang sedang duduk didepan Raisya.
"Saya saja Bu, yang jadi ketua kelas!" teriak Kevin sambil mengangkat tangannya. Dia mengajukan dirinya untuk menjadi ketua kelas.
"Bagaimana yang lain? Apa kalian setuju?" tanya Bu Irma kepada siswanya, namun semua murid hanya terdiam tak bersuara.
"Setuju Bu! lagipula dia punya tampang galak Bu, yaaaa... mungkin bisa mengatur kelas ini. Dan juga kan dia KetuaOsis pasti lebih paham" jawab Raisya dengan wajah santainya.
"Baiklah kalau begitu" balas Bu Irma. Setelah pemilihan ketua kelas serta mengatur dan menjelaskan jadwal ajaran baru, Bu Irma pun keluar kelas karna juga bel istrahat berbunyi. Dan diikuti siswa siswi lainnya nerhamburan keluar kelas.
"Syaa, Loe napa sih nolak jadi ketua kelas hah?" tanya Ocha yang sedang duduk disebelah Raisya.
"Udahlah gakpapa, Gue juga banyak kegiatan lain" jawab Raisya sekenanya.
"Yaudah yukk ke kantin, Loe gak laper?" lanjut Raisya sambil mengajak sahabatnya kekantin.
Sambil jalan kearah kantin, dikoridor sekolah banyak yang melirik kearah mereka dengan tatapan bermacam-macam. Mulai dari tatapan kagum, memuja, senang, bahkan iri pun menghiasi wajah-wajah yang terpampang nyata sepanjang koridor sekolah. Bagaimana tidak? Raisya itu sangat menonjol disekolahnya selain karena prestasinya juga karna wajah cantiknya. Ditambah ada cowok yang selalu bersamanya yaitu Leon, menambah keirian terutama siswi perempuan disekolahnya. Selain Kevin, Leon juga termasuk cowok tampan yang murah senyum, mudah berbaur dengan siapapun, suka memberikan kata-kata pujian kepada lawan jenis yang barlalu lalang di koridor, yang mungkin saja bisa disalah artikan, padahal bagi Leon itu hanya candaan saja karena kurang kerjaan. Tapi sebenarnya Leon ini juga gakpernah pacaran, namun banyak murid yang memberi gelar dia cowok playboy.
Setibanya di kantin, seperti biasa mereka langsung memesan makanan dan minuman favorite mereka dikantin ini. Duduk disatu meja sambil bersenda gurau.
"Ehh Le, apakabar Loe? taun ini kita gak sekelas ya bro" kata Bams yang datang tiba-tiba.
"Boleh gabung kan?" tanyanya lagi kepada Leon.
"Udah duduk aja" balas Leon.
Bams dan Leon adalah teman sedari SMP, dia juga sekilas mengenal Raisya karena waktu SMP bermain kerumah Leon, Bams bertemu juga dengan Raisya yang notabane nya teman kecil Leon yang selalu bersama.
Dan sekarang Bams juga berteman dengan Kevin dan Reno.
Karena Bams datang dengan teman-temannya yaitu Kevin dan Reno, otomatis mereka semua satu meja.
"Hai Sya, tambah cantik aja sih Loe?" goda Bams yang duduk berhadapan dengan Raisya.
"Ehh Bambang! gakusah goda-godain sahabat Gue yaa" celah Leon pada Bams.
"Loe jangan panggil nama Gue gitu napa?!" ketus Bams yang tak terima Leon memanggilnya dengan nama aslinya.
"Emang nama Loe Bambang kan!" balas Leon sekenanya.
"Ooohh, jadi nama asli Loe Bambang???" tanya Raisya dan Ocha bersamaan dengan wajah hendak tertawa.
"Nih gara-gara Leon nih, di depan Raisya pula" Bams hanya bisa berdecak kesal.
"Lah emang kenapa kalo didepan Raisya? Loe malu?" kata Reno ikut menimpali obrolan mereka. Dan yang lainnya pun ikut tertawa melihat ekspresi Bams yang kesal. Yaahhhh.... kecuali si Kevin yang hanya dia diam saja seperti patung tanpa ekspresi apapun.
.
.
.
.
.
Mohon dukungannya 🙏
Terimakasih 🙏❤
Ketika waktu jam pulang sekolah tiba, para murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Raisya, Ocha, dan Leon pun berbarengan keluar dari kelas dan berjalan dikoridor menuju parkiran. Ketika sampai di parkiran Leon berpamitan pada kedua sahabat cantiknya itu pulang deluan karena ada urusan. Ketika hendak menuju mobil Raisya menghentikan langkahnya dan juga menahan langkah Ocha.
"Cha, temenin Gue ketoilet dulu donkk, tiba-tiba mau pipis nih" sambil memegang tangan sahabatnya dan kakinya sedikit bergerak-gerak seperti orang kebelet, ya emang lagi kebelet sih :D . Permintaannya pun di iyakan oleh Ocha.
Mereka pun langsung bergegas menuju toilet sekolah yang berada di bagian sudut sekolah ini. Ketika sampai Raisya langsung masuk kedalam sebuah kamar mandi yang kosong, sedangkan Ocha menunggu di depan westafel sambil bercermin sesekali merapikan rambut panjangnya yang tergerai dengan jari tangannya. Tak lama Raisya pun keluar dari bilik kamar mandi, dan mereka keluar dari kamar mandi tersebut.
Ketika mereka keluar dari kamar mandi, samar-samar Raisya mendengar seperti ada suara orang berteriak memaki, entah dengan kata-kata seperti apa Raisya tak peduli. Namun ternyata tak hanya teriakan makian saja yang terdengar, ada suara isakan tangis menusuk gendang telinga Raisya karna terdengar seperti isakan orang yang sangat ketakutan. Raisya pun lagi-lagi menghentikan langkahnya sambil memegangi tangan sahabatnya.
"Cha, bentar deeh! Loe denger suara orang nangis kagak? Terus siapa sih itu yang teriak-teriak?!" tanya Raisya pada sahabatnya.
"Ah paling orang lagi ngelabrak, Sya" jawab Ocha dengan santai yang memang tak peduli dengan hal seperti itu, karena tak mau ikut campur dan terlibat. Berbeda dengan respon Raisya.
"Gilak Loe! ada orang dibully malah diem ajagak peduli. Buruan ikut Gue kita tolongin!" perintah Raisya sambil menarik tangan sahabatnya mencari sumber suara yang mereka dengar.
Dengan jalan perlahan sambil mengendap-ngendap dan mempertajam pendengaran, mereka semakin berjalan kearah sudut gedung sekolah dimana tempat itu adalah sebuah gudang sekolah yang sangat jarang dikunjungi. Ketika sampai mereka pun langsung mengintip di balik tembok untuk memastikannya dahulu.
"Ehh !! Loe berani ngelawan Gue skarang hah!!?" kata seorang gadis berambut panjang sebahu, yang ditemani dua orang gadis lainnya sambil menunjuk-nujuk bahu seorang cewek berkuncir dua yang sedang menundukkan kepalanya sambil menangis.
"Hikss... hikss... Gue tadi emang lagi disuruh sama guru buat bantuin beliau bersihin ruangannya.. hikss" kata gadis berkuncir dua itu.
"Halaah banyak alesan Loe!!" balas cewek itu yang sudah ingin mengangkat sebelah tangannya, Raisya yang melihat itu langsung keluar dari balik tembok berteriak dan mencegahnya. Lalu menghampiri apa yang terjadi didepannya.
"Ohh.. ada preman sekolah yaa ternyata disini, beraninya keroyokan!" ucap Raisya dengan lantang dan memasang wajah sinis.
"Loe gakusah ikut campur!" balas gadis itu yang bernama Karin.
"heh! ikut campur? enggak tuh!? Gue dateng karna mau ngajak Risa pulang!" jawab nya dengan santai.
"Yuk Ris, kita pulang. Daritadi Gue cariin Loe" sambung nya sambil menarik tangan Risa dari kumpulan Karin dan teman-temannya.
Namun bahunya di tahan oleh Karin. "Dia masih ada urusan sama Gue!"
"Urusan apa yaa?! Kayaknya urusan Loe gakpenting deeh!" jawab Raisya yang masih santai tapi dengan ekspresi tak suka.
"Kok Loe nyolot banget sihh!!" jawab Karin yang sudah geram melihat tingkah Raisya. Sanking geremnya Karin mendorong bahu Raisya yang membuatnya hampir terjungkal kebelakang.
Ocha yang melihat itupun menjadi geram juga kepada Karin, dan mencoba melerai mereka agar tidak terjadi hal yang diluar pikiran.
"Mending Loe pergi sana! atau mau Gue laporin penjaga sekolah biar besok Loe berurusan sama Guru?!" ancam Ocha pada Karin dan teman-temannya.
"Jadi Loe mau ngadu hah?!" balas Karin yang kini beralih menghampiri Ocha. Tiba-tiba...
PLAKKK!!!
Karin menampar pipi mulus Ocha, Raisya yang melihat itu tidak terima kalau sahabatnya ditampar dan akhirnya dia yang membalas tamparan itu lebih kuat.
PLAKKK!!!
Tamparan Raisya membuat Karin jatuh tersungkur kelantai. "Jangan pernah Loe sentuh teman Gue dengan tangan Loe yang menjijikan itu!". Raisya menatap tajam Karin yang memegang pipinya sambil di bantu berdiri dengan kedua temannya. Karin hanya terdiam membalas tatapan Raisya dengan penuh kebencian kemudian pergi begitu saja melewati Raisya.
Loe liat aja nanti, Gue bakalan bales ini dan Gue akan kasih Loe pelajaran! ucap karin dalam hati yang masih menatap Raisya tajam lalu pergi dengan gusar bersama kedua temannya. Raisya yang melihat itu hanya memasang wajah santai tapi sinis sambil melipat kedua tangannya didada.
Setelah Karin pergi Raisya pun menghampiri Ocha dan Risa.
"Loe gakpapan kan Chaa?" sambil memeriksa pipi sahabatnya penuh dengan perhatian.
"Loe juga Ris, gakpapa kan? apa sebelum Gue dateng Karin juga sempat mukul Loe?" tanya Raisya lagi beralih pada Risa.
"Gue gakpapa Syaa, untungnya tamparan dia gak kenceng-kenceng amat. Agak perih sedikit ajasih" ucap Ocha sambil mengelus-ngelus pipinyasendiri.
"Gue juga gakpapa, Syaa" jawab Risa juga. "Karin juga gaksempat mukul Gue kok" sambungnya.
Akhirnya mereka bertiga pergi dari tempat itu, menuju parkiran. Ocha membawa kendaraannya sendiri, sedangkan Risa pulang dengan angkutan umum. Tapi karena Raisya masih banyak yang ingin dia tanyakan pada Risa, ia pun menawarkan mengajak pulang bersama. Dan tak mau ada penolakan.
"Syaa, Ris. Gue pulang deluan yaa! hati-hati dijalan, sampe ketemu besok! Daaa...." Kata Ocha yang berpamitan pada sahabatnya dan Risa lalu masuk kedalam mobilnya sambil melambaikan tangan dan dibalas dengan lambaian tangan juga dari Raisya.
"Ris, rumah Loe dimana biar Gue anter pulang" ajak Raisya kepada Risa.
"Gakusah Syaa, Gue bisa pulang sendiri kok. Dan makasih yaa buat yang tadi" balas Risa dengan tersenyum.
"Apaan sih Loe? santai aja mah sama Gue, walaupun kita gakpernah akrab tapi Loe temen sekolah Gue juga. Dan kita bahkan teman sekelas sekarang" balas Raisya.
"Yaudah ayok pulang biar Gue anter, sekalian kita ngobrol-ngobrol dijalan. Gue gakmau Loe nolak!" lanjutnya lagi sambil memegang tangan Risa dan membawanya ke mobil, Risa hanya mengikutinya dengan canggung. Pasalnya dia tidak terlalu akrab dengan Raisya.
Dalam perjalanan mengantar Risa pulang, Raisya menanyakan hal kejadian tadi dan Risa pun menceritakan semuanya kepada Raisya. Ada rasa kasihan pada Risa yang ternyata memang sering menjadi bahan bullyan Karin and the gengs, terlintas dipikirannya kenapa ada saja orang yang seperti itu, merasa berkuasa dan seenaknya merendahkan orang lain, padahal kita semua itu sama dimata Sang Pencipta. Dan lagi kita juga masih sekolah, seharusnya menikmati masa sekolah dengan tenang tanpa adanya rasa takut dan belajar dengan giat untuk mencapai cita-cita, bukan dengan menggeretak orang yang lemah.
Meskipun Raisya disekolah sangat terkenal dengan kebarbarannya selain kepintarannya, tapi masih batas wajar. Karena memang begitulah sifatnya, agar siapapun yang berteman dengannya merasa nyaman dan tidak canggung. Buktinya sekarang Risa lebih nyaman menceritakan masalahnya kepada Raisya padahal mereka tidak begitu akrab, dan Risa yang diketahui adalah tipe orang yang tertutup dan pendiam disekolah.
Setelah asyik bercerita dan tertawa sesekali dalam perjalanan, mereka sampai didepan rumah Risa.
"Makasih ya, Syaa udah anterin aku pulang, makasih juga yang tadi. Dan juga maaf gara-gara Gue sahabat Loe malah kena tampar Karin" ucap Risa dengan tulus namun juga sedih mengingat Karin yang menampar Ocha.
"Iyaa sama-sama. Udah gakpapa santai aja, kan udah Gue bales juga" balas Raisya sambil tersenyum.
"Sekarang Loe mau kan bertema sama Gue sama Ocha juga?" tanya Raisya lagi.
"Iya Gue mau, siapa sih yang gakmau berteman sama Loe Syaa, Loe itu baik pinter ramah"
"Loe baru tau Gue baik?"
"Bukan gitu, Syaa... tapi emang jujur sih dari dulu Gue pengen kenal dekat sama Loe, tapi Gue minder"
"Kenapa minder? Gakusah minder laah sama Gue, sekarang kan kita bakalan jadi teman deket juga. Mau kan berteman sama Gue?" tanya Raisya sambil menyodorkan jari kelingkingnya dan di sambut dengan Risa.
"Iya Gue mau, sekarang kita sahabat!" balas Risa dengan senang.
"Ok! Sahabat!" balas Raisya dengan senyuman yang lebar.
Setelah mengantar Risa pulang, Raisya kembali melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Risa menuju rumahnya sendiri.
●
●
●
Dirumah Raisya sedang makan malam bersama, tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi.
Tiing Tong!! Ting Tong!!
"Bi, tolong bukain pintu dulu yaa ada tamu, ini juga bentar lagi selesai makan" Mami menyuruh Bi Sum membukakan pintu.
"Baik Nyonya" turut Bi Sum. Bi Sum pun langsung menghampiri pintu utama dan membukakannya.
Ceklekk!!
"Maaf cari siapa Tuan? ada yang bisa saya bantu?" tanya Bi Sum.
"Apa Pak Renandi ada dirumah?" tanya seseorang yang berdiri dipintu.
"Ada Tuan, Tuan siapa yaa kalo bolehtau?" tanya Bi Sum lagi.
"Saya Abimana Wijaya dan ini istri Saya Sekarsari Wijaya." sambil memperkenalkan sosok perempuan yang berdiri disampingnya.
"Ohh, maaf Tuan kalau gitu silahkan masuk dulu Saya panggilkan Tuan Besar" jawab Bi Sum sambil membuka lebar pintu dan menyuruh kedua orang tersebut masuk dan mempersilahkan duduk diruang tamu dan diikuti kedua orang itu.
Bi Sum pun berjalan menuju dapur untuk memberitahu majikannya yang ternyata sudah selesai makan malam.
"Tuan ada Pak Abimana dan istrinya datang mencari Tuan, mereka menunggu diruang tamu" ujar Bi Sum.
Kalau kalian tanya Raisya dimana? Raisya setelah makan malam kembali kekamarnya sambil membawa cemilan untuk menemaninya belajar, itulah kebiasaan Raisya.
"Abimana? Waah sudah lama sekali, baiklah Bi Sum tolong siapkan minuman dan makanan ringan untuk tamu terhormat Saya" ucap Papi dengan antusias.
"Ayok Mi, kita temui" lanjut Papi mengajak Mami, dan mereka berjalan menuju ruang tamu.
"Apakabar Abi? sudah lama sekali kita tidak bertemu, apa yang membawamu kerumahku?" sapa Papi dengan ramah.
"Apa kau lupa dengan janji kita?" Abimana bertanya balik.
"Astaga ternyata itu yang membawa mu kemari?" balas Papi dengan tersenyum.
"Baiklah mari kita bahas masalah anak-anak kita" lanjut Papi.
"Kau ini, jadi bagaimana? apa bisa kita teruskan perjanjian ini?" tanya Abimana.
"Tentu saja, kau punya anak laki-laki, dan aku punya anak perempuan" jawab Papi.
"Apa anakmu tidak mempunyai pacar ataupun orang yang dia suka? Kalau anakku sudah dipastikan tidak mempunyai pacar." jelas Abimana.
"Tentu saja tidak punya, anakku tidak pernah memikirkan hal tentang pacaran, lagipula perjodohan ini adalah janji, dan janji adalah hutang kan? aku tau anakmu pasti anak baik-baik dan pantas untuk putriku" jawab Papi dengan senyuman bangga.
"Baiklah kalau begitu, aku juga yakin kalau mereka bisa membina rumah tangga yang harmonis, masalah hati bisa hadir seiringnya waktu kan?" jelas Abimana sambil tersenyum.
"Tentu saja! aku yakin mereka akan menerima perjodohan ini" kata Papi.
"Baikalah kalau begitu, aku akan berusaha meyakinkan putraku, dan nanti kita akan mengatur jadwal untuk mereka bertemu." kata Abimana.
"Baiklah, aku juga akan meyakinkan Putriku agar menyetujuinya. Silahkan saja atur waktunya, dan menghubungi kami." kata Papi.
Setelah pembahasan perjodohan, mereka membahas hal-hal lainnya. Membahas tentang bisnis, sampai mengingat-ngingat kenangan mereka dimasa muda dulu. Abimana dan Renandi adalah sahabat sejak SMA, begitupun juga dengan istri mereka Sekarsari dan Prisilia yang juga dulu bersahabat sejak SMA. Setelah dirasa cukup, Abimana dan istrinya Sekarsari pamit untuk pulang.
"Baiklah kalau begitu pembahasan kita cukup sampai disini dulu sepertiny, nanti akan Saya kabari lagi kapan waktunya untuk mereka bertemu" kata Abimana yang mengakhiri obrolan mereka.
"Kalau begitu Saya pamit dulu yaa, Ren" sambungnya lagi.
"Iyaa, terimakasih banyak sudah mau mampir" jawab Renandi. Dan Abimana beserta istrinyapun pergi dari kediaman keluarga Renandi Putra.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mohon dukungannya yaa Readers 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!