Di dalam gedung pernikahan, para pelayan bergosip tentang pengantin wanita hari ini. Tiffany Smith, sebagai kepala manager SS Group, putri seorang CEO SS GROUP, Jason Smith. Tiffany yang kuat dan tegas membuat orang tertarik untuk menggosipinya. Terlebih dia menikah dengan Calvin Young, yang merupakan seorang dokter spesialis kardiotoraks.
(Kardiotoraks adalah dokter medis yang mengkhususkan diri dalam prosedur bedah jantung, paru-paru, kerongkongan, dan organ lain di dada).
“Pasangan pengantin yang begitu sempurna!” ucap salah satu pelayan.
Berjalan di atas karpet merah yang telah digelar, Tiffany mengenakan gaun pengantin putih dan dengan anggun berjalan menuju sosok laki-laki yang sudah berdiri jauh di altar pernikahan. Jason Smith, menyerahkan tangan putrinya kepada Calvin yang akan menjadi mendampingi hidupnya. Kini Calvin dan Tiffany berdiri berdampingan, Tiffany benar-benar berbeda dari biasa dan menarik.
Satu bulan sebelumnya, Tiffany seperti biasa datang ke perusahaan untuk mengecek, mengatur pekerjaan dengan tertib, dan mendisiplinkan dengan ketat terkait penyalahgunaan uang. Setelah itu Tiffany ingin melanjutkan pekerjaan di ruang kerjanya, namun tidak disangka sang adik yang bernama Theo sudah menunggu kakaknya untuk meminjam uang.
“Pinjamkan aku uang 1 miliar.”
“1 miliar?! untuk apalagi kali ini?” Tiffany protes.
“Ayolah, kak. Aku ingin mengembangkan bisnis bersama temanku. Kita kurang 1 miliar lagi. Kak, jika bisnis ini berhasil, kakak akan mendapat keuntungan 5 kali lipat!”
“’Kalau berhasil’. Bagaimana kalau tidak?”
“Pasti berhasil. Kakak akan menjadi investor pertama di bisnisku.”
“Terakhir kali aku meminjamkanmu. Awas kamu, ya.”
“Iya!”
“Chris, transfer 1 miliar ke Theo,” Tiffany memberi titah pada asistennya.
Di lain waktu ayahnya juga tetap mendesak putrinya untuk pergi kencan buta. Mengabaikan saran ayahnya, Tiffany malah datang ke rapat dewan direksi.
Para dewan direksi tidak puas dengan otoritas Tiffany, tetapi pada saat yang sama Tiffany tidak dapat memahami orang-orang tua yang keras kepala itu, namun proyek "Universe" sangat membutuhkan persetujuan dari para dewan direksi. Untuk mengumpulkan suara, Tiffany membawa asistennya Christian untuk mengunjungi salah satu direktur yang baru saja melahirkan seorang anak, direktur Laura.
“Aku tidak akan menyetujui ini,” ucap Laura.
Tiffany mulai membujuk.
"Tujuan proyek Universe adalah skincare yang dapat digunakan oleh kalangan anak muda.”
“Namun sejauh yang aku tahu, kehidupanmu hanya tentang pekerjaan." ucap Laura.
Tiffany tidak setuju dengan perkataan Laura.
"Apakah harus mempunyai anak dulu baru bisa mengetahui apa itu kehidupan?" sahut Tiffany.
"Mari kita lihat apakah kamu bisa merasakan kesempatan ini dalam waktu dekat." kata Laura.
Lalu Tiffany mengangkat jari kelingkingnya untuk berjanji, namun tidak disangka anak Laura menggenggam tangan Tiffany dan tidak ingin melepaskannya. Melihat hal ini, Laura langsung menitipkan anaknya ke Tiffany, dengan alasan dia ingin menghirup udara segar sebentar.
Saat Tiffany melepaskan genggaman, bayi mungil itu pun menangis.
"Ehh... Bagaimana ini?" ucap Tiff dengan nada bingung dan terkejut.
"Aku tidak memarahimu, kenapa kamu menangis?" Tiffany yang semakin bingung.
Tiffany sangat bingung sehingga seorang dokter yang sedang melewati, melihat kejadian itu masuk dan perlahan menggendong bayi itu, dengan lembut mengusap, dan menenangkan, bayi itu akhirnya berhenti menangis. Dia tersenyum setelah melihat wajah dokter itu. Mata Tiffany turun ke dada dokter tersebut yang mengalungkan name tag dengan nama "Calvin Young". Untuk membujuk anak itu, keduanya mengawasi anak itu dengan cermat, dan pada saat itu Tiffany menjadi tertarik dengan Calvin.
Melihat ibu si anak telah datang, Tiffany mengikuti Calvin. Tiffany berjalan ke kantor Calvin dan melihat tempat ganti pakaian Calvin. Calvin yang sedang berganti pakaian pun langsung melotot karena Tiffany yang tiba-tiba datang ke ruangannya. Dia berencana untuk menanyai alasan Tiffany berada diruangannya, tetapi siapa yang tahu seorang rekannya datang ke kantor Calvin dengan membawa dokumen. Terburu-buru, Calvin dan Tiffany bersembunyi di balik tirai. Temannya itu pun iseng membuka tirai tersebut. Melihat Calvin yang acak-acakan dengan baju yang belum terkancing bersama seorang wanita yang cantik, rekannya melarikan diri dengan tergesa-gesa. Calvin sangat malu, tetapi Tiffany dengan murah hati mengungkapkan kepada Calvin kalau dia ingin berkenalan dengannya, dan secara atraktif meminta nomor teleponnya.
"Maaf sekali, hari ini aku lupa membawa kartu nama. Lain kali kita akan berkenalan dengan resmi." ucap Tiffany.
Calvin dengan serius tidak meladeni omongan wanita itu, ia justru menasihati Tiffany untuk berhati-hati lain kali dan mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk.
"Kalau kamu bertemu orang lain, kamu mungkin akan lebih mengalami masa sulit." kata Calvin.
Setelah meninggalkan rumah sakit, Tiffany pergi menemui ayahnya. Hubungan dengan ayahnya semakin menjauh. Tiffany bertengkar dengan ayahnya tentang saran mengenai pernikahan itu. Ayahnya memerintahkan Tiffany untuk memberhentikan proyek Universe dalam waktu satu tahun. Ia harus menikah dan punya anak baru bisa melanjutkan proyek itu. Tiffany tidak ingin tinggal di rumah ayahnya yang sempurna. Dia pergi dari rumah ayahnya.
Cahaya lampu yang redup menyoroti kesepian Tiffany. Dia membuka kulkas yang hanya berisikan air putih, duduk merosot di sofa menggerogoti keripik kentang, dan memikirkan kembali kata-kata ayahnya.
"Dalam setahun kamu harus menikah, dan punya anak. Kalau kamu tidak melakukannya, meskipun semua direktur perusahaan memberikan persetujuan bulat, papa beritahu padamu kalau papa punya suara untuk menolak Universe." kata Jason.
Tiffany sedikit tidak senang. Lalu, asistennya, Christian menelepon dan memberi tahu kalau ayahnya benar-benar menghentikan usahanya, dan Tiffany benar-benar jatuh di sofa. Merek skincare yang ingin ia ciptakan tidak bisa jatuh begitu saja. Tiffany mengertakkan gigi, mengambil ponselnya, dan dengan marah menelepon ayahnya. Meskipun dia menerima permintaan ayahnya, dia tetap tidak akan memilih untuk tunduk pada takdir.
Karena Tiffany setuju untuk mengikuti permintaannya, Jason segera membuat daftar kandidat yang bisa dikencani Tiffany. Lalu menyerahkannya ke asisten Tiffany, yaitu Christian.
Saat berolahraga dengan giat, sambil menyaring daftar kencan butanya, Tiffany yang perfeksionis menolak secara mentah-mentah setiap kandidat yang dipilih ayanya.
Alexa sebagai seorang selebgram datang ke lapangan latihan taekwondo. Untuk menunjukkan secara langsung kepada para penggemar dengan melakukan siaran langsung saat latihannya, tetapi dia tidak berdaya karena ketidakhadiran pelatih. Alexa terpaksa berlatih bersama Tiffany. Melihat wanita super di depannya, Alexa tidak dapat berkutik dalam sedetik.
"Tiffany, tolong kasih aku menang. Aku sedang mengadakan siaran langsung, jangan permalukan aku." ucap Alexa dengan nada memohon.
Namun Tiffany tidak mendengar Alexa, dan lagi-lagi Alexa jatuh untuk kedua kalinya, berteriak sedetik, memohon Tiffany untuk mengirim dirinya ke rumah sakit.
"AKHH! Tiffany, bawa aku ke rumah sakit sekarang! Lenganku sangat sakit!" teriak Alexa dengan nada kesakitan.
Tiffany mengabaikan Alexa dan justru membalikan badannya dan berjalan. Baru 2 langkah berjalan, Tiffany langsung mau mengantarkan Alexa karena ia teringat ada Calvin di rumah sakit.
Bersambung...
Tiffany mengantar Alexa ke rumah sakit tempat dia bertemu dengan Calvin. Begitu Alexa tiba di rumah sakit, dia mulai membuat keributan besar, yang menarik perhatian Calvin. Calvin yang dengan serius menghentikan perilaku tidak masuk akal Alexa, dan lagi-lagi tindakan Calvin menarik perhatian Tiffany, tetapi Calvin yang sedang bekerja mengobati Alexa, tidak memperhatikan Tiffany lagi. tiba-tiba, Calvin menyadari luka di leher Tiffany yang tergores oleh Alexa. Setelah mengobati Alexa, ia bergegas mengobati Tiffany,
Setelah itu, Tiffany secara blak-blakan mengajak Calvin untuk menikah.
"Dokter Calvin, apakah kamu mau menikah denganku?" tanya Tiffany secara spontan.
"Apa?" jawabnya dengan bingung.
"Hmm... maksudku, apakah kamu punya pacar?" tanya Tiffany.
"Maaf aku tidak bisa menjawab, itu masalah pribadi." jawab Calvin.
Tiffany terus menerus berbicara. Karena Calvin merasa terganggu, ia akhirnya mengusir Tiffany secara halus.
"Kalau kamu tidak ada masalah lagi, silahkan keluar. Aku harus kembali bekerja. Terima kasih." kata Calvin.
Tetapi Tiffany yang percaya diri mengabaikan ekspresi ragu dan penolakan Calvin, dan mengucapkan selamat tinggal kepada Calvin dengan senyum cerah di wajahnya. Setelah meninggalkan kantor, dia meminta Christ, untuk mencari tahu latar belakang keluarga Calvin. Tampaknya, bagaimanapun juga, Calvin tidak bisa keluar dari jaring yang dipasang oleh Tiffany.
Calvin pulang ke rumah untuk bertemu orang tuanya, dan keluarganya memiliki kehidupan yang bahagia. Tapi adiknya, tampak sedang tertekan. Ternyata Camille, adik Calvin meminjam uang kepada Theo Smith, adik laki-laki Tiffany untuk berinvestasi. Namun ternyata Camille ditipu hingga kehilangan uang sebesar 1 miliar. Camille meminta Calvin untuk menyembunyikan rahasianya dari orang tua mereka. Melihat adiknya sedang kesulitan Calvin akhirnya berjanji kepada adiknya kalau dia akan mencari solusi bersama.
Di sisi lain, Tiffany dengan keras memarahi adik laki-lakinya karena telah menghilangkan uang yang tidak sedikit itu. Christ mengirimkan hasil pencariannya mengenai Calvin. Tiffany diam-diam masih menyukai takdir dalam semua ini. Melihat semua informasi Calvin di dalam sebuah dokumen, Tiffany sangat senang.
Keesokan harinya, Tiffany bertemu dengan Calvin sebagai kreditur dan debitur, Tiffany dan Calvin duduk di ruangan Tiffany. Tiffany akhirnya secara resmi mengusulkan rencananya untuk menukar semua hutang dengan perjanjian pernikahan satu tahun.
"Kamu menikah denganku, hanya perlu bertahan selama satu tahun, setelah satu tahun setengah utangmu akan lunas." ucap Tiffany dengan percaya diri.
"Maaf aku menolaknya." jawab Calvin.
Mendengar jawaban Calvin, Tiffany tidak menyerah. Ia menambahkan nominal hutang yang akan lunas.
"750 juta, kamu hanya perlu bertahan selama satu tahun." sahut Tiffany.
"..." tidak ada jawaban dari Calvin.
"Seluruh hutang mu lunas, hutang 1 miliar rupiah akan lunas, kamu hanya perlu bertahan selama satu tahun." ucap Tiffany.
Namun sayangnya Calvin menolak rencana Tiffany dan memutuskan untuk mengatur rencana cara membayar sendiri.
Pada saat itu, Alexa tiba-tiba masuk ke ruangan Tiffany, meminta Tiffany untuk meminta maaf pada dirinya. Alexa bahkan mengancam Tiffany, kalau William, ayahnya (yang seorang direktur di perusahaan ayah Tiffany), tidak akan menyetujui proyek “Universe” yang ia jalankan. Namun Tiffany mengabaikan ancaman itu dan justru memanggil satpam.
Begitu mengetahui keberadaan anaknya, Ayahnya bergegas ke ruangan Tiffany dan melihat putrinya.
"Alexa, kenapa kamu ada disini, kamu salah ruangan. Ruangan ayah ada disana." ucap William.
William marah dan membujuk Alexa untuk keluar dari ruangan Tiffany, tetapi karena tidak didengar William akhirnya berbohong.
"Akhh. Sakit. Tolong." ucap William sambil memegang dadanya.
Calvin yang melihat William kesakitan pun langsung dengan cepat menolongnya untuk duduk dan bertanya tentang gejala yang dirasakannya. Baru saat itulah Alexa menyadari kalau perilakunya berlebihan. Melihat Alexa berbicara bersama Calvin dengan mata yang berbinar-binar membuat Tiffany mulai menyadari kalau ada sesuatu yang tidak beres. Dan akhirnya Tiffany membiarkan Calvin pergi dengan cepat.
Keesokan harinya, di kantin rumah sakit Calvin mengobrol dengan rekannya yaitu James, ia menceritakan kalau ada masalah ekonomi. Saat James ingin memberikan uang kepadanya, Calvin justru menolak.
"Kalau jumlahnya sangat banyak, kamu harus menikahi seorang CEO." ucap James dengan asal.
Hal tersebut langsung membuat Calvin menyemburkan makanan yang ada di mulutnya hingga mengenai wajah James. Calvin sangat terkejut dengan solusi yang diberikan oleh James, solusi tersebut mirip sekali dengan solusi yang diberikan oleh Tiffany.
Di tempat Taekwondo, Tiffany memukul tas tinju dengan melampiaskan amarah. Kegagalan negosiasi dengan Calvin membuat Tiffany sangat kesal.
"Aku sudah memberikan penawaran yang baik, namun dia menolaknya. Apa yang salah?" tanya Tiffany kepada Christ.
"Menurut saya, ini harus melibatkan hati dan perasaan. Dia harus melihat ketulusan hatimu." jawab Christ.
“Ketulusan hati?”
Setelah Calvin pulang kerja, dia dihentikan oleh Tiffany. Dia masih ingin membujuk Calvin agar menyetujui rencananya. Calvin pun secara terpaksa mengikuti Tiffany. Keduanya duduk bersama di sebuah cafe dekat rumah sakit. Tiffany terus membujuk Calvin tetapi Calvin masih tidak bisa melepaskan pandangannya tentang pernikahan. Menurutnya, pernikahan itu harus terjadi jika dua insan yang saling mencintai. Setelah Calvin yang gigih menolak berulang kali, Tiffany duduk di sana dengan enggan, memperhatikan Calvin pergi dari cafe tersebut.
Malam harinya, Tiffany mendatangkan seorang pengacara ke rumah Calvin. Keluarga Calvin yang tenang terusik dengan kedatangan sang pengacara. Calvin akhirnya terpaksa menemui Tiffany dengan marah. Tetapi tetap saja rencana nya itu ditolak, selain itu Calvin justru semakin tidak menyukai Tiffany.
"Kamu adalah orang yang tidak hanya mementingkan diri kamu sendiri tanpa memikirkan orang lain sama sekali." ucap Calvin dengan nada kesal.
Suasana di rumah Calvin tampak penuh kecanggungan, dan kesunyian. Ibunya Calvin sangat kesal, Camille merasa bersalah, dan cemas. Melihat kondisi rumah yang tidak ceria seperti biasanya, Calvin pun berinisiatif untuk mencairkan suasana.
Tiffany mulai menemui salah satu dewan komisaris untuk mendapatkan suara dalam pemungutan suara proyeknya “Universe”. Penampilan orang itu mirip sekali dengan anggota gangster. Pria tersebut terus membicarakan hal yang tidak jelas, kepribadiannya sangat berbeda dengan Calvin. Hal tersebut membuat Tiffany mengingat Calvin.
Namun secara tak terduga ternyata saat ini Calvin kebetulan berada di cafe yang sama dengan Tiffany. Calvin datang ke cafe tersebut untuk bertemu dengan sang profesor. Mendengar kesulitan Calvin, profesor bersiap menggunakan asetnya untuk membantu Calvin, tetapi Calvin dengan tenang menolak. Tiffany dan Calvin masing-masing berbicara tentang bisnis. Calvin seharusnya memiliki masa depan yang menjanjikan untuk belajar dan meningkatkan teknologi di lembaga penelitian terkemuka, tetapi semuanya kemungkinan besar akan sirna karena situasi ekonomi yang sedang dia hadapi saat ini.
Memikirkan hal ini, Calvin mau tidak mau melihat ke arah Tiffany. Tiffany berbicara dengan dewan tentang pemungutan suara untuk proyek tersebut. Saat sedang berbincang dengan dewan komisarisnya, Tiffany juga tidak bisa fokus karena keberadaan Calvin. Pada saat itu dewan komisarisnya juga ingin menjebak Tiffany dengan cara membawanya ke kamar hotel miliknya.
"Tiffany, ada hal yang mau aku bicarakan tentang Universe. Namun sepertinya tidak bisa disini." ucap rekan kerja Tiffany.
"Hmmm... Jadi kita mau bicarakan dimana?" jawab Tiffany.
"Begini saja, bagaimana kalau di kamar hotel ku?" tanya rekan kerjanya.
Bersambung...
Dengan wajah tersenyum, Tiffany mengiyakan tawaran tersebut.
Lalu saat di toilet Calvin secara tidak sengaja mendengar perbincangan licik rekan kerja Tiffany. Ia mendengar segala rencana buruk yang telah disediakan oleh dewan komisarisnya itu.
"Aku akan membawa Tiffany ke kamar. Tolong kamu siapkan obat tidur dan bawa wine." ucap dewan komisaris Tiffany kepada anak buahnya di telepon.
Mendengar hal itu, perasaan hati Calvin langsung berubah menjadi khawatir.
Di kamar hotel, pria itu menyebutkan solusi yang sama seperti masalah Tiffany dan Calvin yaitu menikah. Kehidupan dan status keduanya sejalan dengan konsep yang sama, tetapi kali ini Tiffany menyebutkan hati dan perasaan.
"Menikah harus dilandaskan oleh hati dan perasaan." ucap Tiffany.
"Kalau kita menikah, kamu akan diuntungkan. Dan aku juga akan diuntungkan." jawab pria itu sambil mengajak Tiffany meminum air yang mengandung obat tidur.
Di kamar hotel, pria itu menyebutkan solusi yang sama seperti masalah Tiffany dan Calvin yaitu menikah. Kehidupan dan status keduanya sejalan dengan konsep yang sama, tetapi kali ini Tiffany menyebutkan hati dan perasaan.
"Menikah harus dilandaskan oleh hati dan perasaan." ucap Tiffany.
"Kalau kita menikah, kamu akan diuntungkan. Dan aku juga akan diuntungkan." jawab pria itu sambil mengajak Tiffany meminum air yang mengandung obat tidur.
Calvin masih terus menerus kepikiran tentang apa yang ia dengar di toilet. Karena itu ia bergegas ke kamar hotel yang di tempati oleh Tiffany. Dengan cemas Calvin untuk mengetuk pintu kamar hotel tersebut dengan keras. Saat itu, Tiffany membuka pintu dengan ekspresi bingung dalam kondisi tangannya memelintir tangan pria tersebut. Dewan komisarisnya sangat salah menilai Tiffany. Tiffany adalah seseorang yang sangat jago bela diri dan ahli dalam tinju-meninju dengan berbagai cara. Setelah kejadian itu, mereka berdua meninggalkan hotel sambil berbincang.
"Apakah kamu bisa selalu melindungi dirimu sendiri?" tanya Calvin.
"Tentu saja, kenapa tidak." jawab Tiffany.
Tiba-tiba Tiffany berjongkok dibawah dengan sakit perut, ekspresinya kesakitan.
Calvin yang melihat Tiffany kesakitan pun langsung khawatir. Ia langsung menawarkan ke rumah sakit. Namun Tiffany terus menerus menolaknya. Terlepas dari perhatian Calvin, Tiffany bersikeras untuk menghadiri janji temu yang sudah ia buat. Ia meminta tolong kepada Calvin untuk mengantarkannya ke tempat tersebut. Meski dalam kondisi yang tidak begitu baik, Tiffany terus menerus memaksakan dirinya untuk menghadiri acara sosialisasi.
Acara itu akhirnya selesai, Tiffany keluar dari restoran bersama rekan kerjanya yang lain, ia juga menunggu sampai semua rekan kerjanya itu dijemput.
"Huhh… sudah jam 11 malam." ucapnya dengan nada lelah.
Sekarang hanya ada Tiffany seorang diri, kemudian ia kembali merasakan sakit di bagian perutnya itu. Ia akhirnya berjongkok di bawah.
Kenapa perut ku sakit sekali. batin Tiffany sambil menahan sakit.
Tiba-tiba seorang laki-laki datang dengan membawakan sekantong plastik yang berisikan obat-obatan, dan laki-laki tersebut adalah Calvin.
Lalu Calvin mengantarkan Tiffany pulang. Sesampainya di rumah Tiffany, Calvin langsung memberikan obat untuk meredakan rasa sakit pada perut Tiffany. Tidak lama kemudian Tiffany bergegas ke toilet dan muntah-muntah akibat meminum alkohol disaat perut yang kosong. Melihat kondisi Tiffany yang mengkhawatirkan, Calvin langsung berinisiatif memasak sesuatu untuk Tiffany. Dia memasak bubur. Namun ternyata Tiffany sudah tertidur lelap di sofa. Melihat itu Calvin langsung membawa Tiffany yang sedang tertidur lelap ke kamar tidur untuk beristirahat. Tetapi pada saat itu, Calvin melihat foto-foto yang ditempatkan di kamar tidur Tiffany. Ternyata Tiffany, yang tertidur di depannya, adalah teman bermain dekat pada masa kecilnya. Calvin menatap wajah Tiffany dengan heran.
Pada saat Tiffany sedang tidur, Calvin sibuk menyiapkan makanan, membersihkan kamar, membersihkan seisi rumah Tiffany yang sangat berantakan.
Setelah semuanya bersih Calvin berniat untuk membangunkan Tiffany lagi.
"Tiffany, ayo kita makan. Aku sudah membuatkan bubur untuk kamu." ucap Calvin.
Mereka berdua datang ke meja makan, Tiffany memuji kebaikan Calvin dan memuji makanannya. Saat lagi makan, ponsel Tiffany berbunyi, dan pada saat diangkat ternyata pria itu mengancam Tiffany. Namun Tiffany tidak takut dengan ancaman itu karena ia memegang prinsip "Tidak akan berkerja sama dengan penjahat" Calvin menyadari hal-hal dan tekad yang ditegaskan Tiffany dengan sekuat tenaga setelah narasi Tiffany. Gadis keras kepala di depannya tidak berubah sejak dia masih kecil.
Keesokan harinya, Tiffany menemukan catatan yang ditinggalkan oleh Calvin di atas meja dapur setelah bangun pagi.
"Hanya satu tahun." tulis Calvin.
"YEYYY!!" teriak Tiffany dengan nada yang sangat amat gembira.
Meskipun dia mengerti kalau Calvin benar-benar menyetujui permintaannya untuk menikah dengannya selama satu tahun, untuk memberikan jawaban yang lebih pasti dan dapat mendengarnya secara langsung, Tiffany datang ke ke rumah Calvin untuk menemui Calvin, dan Calvin yang malu untuk berbicara, menyeret Tiffany pulang. Disaksikan oleh ibunya, adiknya dan yang lainnya, Calvin hanya ingin berbicara, tetapi diinterupsi oleh gaya kekerasan Tiffany.
"Ibu, ini adalah calon istriku." ucap Calvin.
"Maksudnya kalian akan menikah?" tanya ibu Calvin.
"Yaa… Menikah." jawab Tiffany.
Setelah berpikir-pikir, sang ibu menyadari kalau wanita di depannya adalah Tiffany, dan putranya Calvin telah mengabdikan hidupnya untuk hutang. Tetapi Calvin menjelaskan kalau dia dan Tiffany telah bertemu sejak kecil.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu menjual diri?" ucap ibu Calvin.
"Bu, aku tahu menjual diri itu salah, dan aku tidak menjual diri." jawab Calvin.
"Lalu apa yang kamu lakukan? Kalian baru kenal 1 bulan." sahut ibu Calvin.
"Bu, sebenarnya kami sudah kenal sejak lama." jawab Calvin.
Calvin ingin mengambil kesempatan ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang Tiffany dan berjanji akan menikahi Tiffany dengan niat tulus.
Tiffany akhirnya kembali ke perusahaan dengan perasaan bahagia dan raut wajah yang tidak dapat ditutupi. Tapi David, ayah dari pria yang sudah mengancam Tiffany di telepon itu, bergegas ke kantor untuk putranya. Untuk menutupi rasa malu putranya, David ingin meyakinkan Tiffany dengan hak suara.
"Lepaskan putra ku, maka aku akan memberikan hak suara untuk ‘Universe’." kata David.
"Hmm… Aku ingin putra anda meminta maaf kepada ku, dan berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi ke siapa pun." jawab Tiffany.
"Aku tidak akan memberikan suara untuk Universe." sahut David.
"Ok. Silahkan, aku juga memiliki rekaman putra anda mengancam ku. Kalian berdua terlihat sangat mirip." jawab Tiffany.
Tiffany yang dibantu oleh pernikahan Calvin tidak lagi takut dengan ancaman hak suara, karena ia tau proyek Universe akan berjalan dengan lancar begitu pernikahannya berjalan. Tiffany menelepon Jason, ayahnya, untuk memberi tahu ayahnya tentang pernikahan yang akan datang. Jason takut putrinya hanya dijadikan sebagai mainan saja, maka dari itu Jason meminta makan malam dengan orang tua Calvin.
Calvin sedang berjaga di rumah sakit. Di saat itu ada yang menawarkan menonton bioskop bersama, namun Calvin tidak ingin menonton bioskop bersama rekan kerja wanitanya. Dan disaat itu juga Calvin mengungkapkan kalau dia akan menikah. Hanya untuk menikah, Calvin dengan patuh pergi ke pemeriksaan fisik pranikah. Tiffany dengan penasaran menguping di pintu masuk pemeriksaan laki-laki, namun dipergoki oleh seorang suster.
Setelah pemeriksaan Calvin dan Tiffany ada di dalam mobil untuk mendiskusikan makan malam besok, tetapi setelah mengetahui karakter utama yang akan datang besok, yaitu ayahnya Tiffany, Calvin merasa gugup. Tetapi Tiffany menenangkan Calvin, ia menyuruh Calvin tidak terlalu khawatir karena anggota keluarganya bukanlah tandingannya.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!