Hari minggu. Aku capek. Aku ingin istirahat meski sebentar aja. Urat saraf ku terasa tegang semua karena rutinitas harian yang menyiksa jiwa raga.
Mataku menatap malas pada setumpuk cucian di pojokan. Masa bodoh! Aku enggak peduli sama dosa-dosa yang ku buat seminggu ini. Ya, aku menamai pakaian kotorku seonggok dosa karena selalu merepotkan ku setiap waktu. Dia yang kotor tapi tak mau bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan pada dirinya! Oh my.. Harus aku yang nyuci! Fix manjah!!
Lamat-lamat ku dengar suara alunan lagu favorit ku dari ponsel kesayangan ku. Deni Cak Nan, hahaha.. Iya aku suka banget mendengarkan lagu-lagu pop melow Jawa. Rasanya nancep jleb kerasa nyampe tulang sumsum ku.
Enak nih buat tidur, pikir ku. Aku belum kepikiran akan kemana hari ini, terlalu males. Mending main-main sama bantal, kasur dan si panjang mempesona mamas guling. Aneh? Enggak juga. Sebagai seorang jomblo terdidik dan penuh karisma kayak aku, ndekem berdiam diri di kamar merupakan cara ampuh terhindar dari dosa menakutkan misal jealous liat orang lain berpasangan pake gandeng-gandeng tangan lebay.
Atau julid'n siapapun yang aku lihat di jalan. Segudang kesalahan akan terlihat nyata di mataku. Karena mereka, orang-orang yang suka pamer dengan apapun yang mereka punya termasuk pasangan.. Memang pantas dapet hujatanku! Aaach kesel kan jadinya..
Sampai mana itu tadi lagu kesukaanku di putar. Hampir selesai ternyata.. Tapi tak apa, aku pake yutup dengan kekuatan Wi-Fi nebeng dari mak kost ku. Aman lah pokonya mau yutupan nyampe mata belekan juga!
"Ibarat esok menduuuuung, awan aku kudanan.. Sore mok larani, bengi tak tangisi!! Waseeeek!" Suara ku merdu. Banyak yang mengakui itu. Makanya aku pede nyanyi dengan suara sekencang itu.
Hingga gedoran dari pintu kamar kost ku membuyarkan konsentrasi ku dalam meneruskan lagu itu. Lagu wajib orang-orang brokenness kek aku!
"Berisik Num.. Elah, udah jomblo bikin orang lain tersiksa juga sama Kejonesan mu! Jangan siksa kami dengan suara tiupan sangkakala mu itu lah! Sakit kuping kami dengernya!!"
Manusia luck_nut tak tahu di untung mana yang menghinaku hingga titik terendah itu? Mo tahu? Mending nggak usah! Dia cuma muncul karena dua hal, satu berangkat kerja. Dua ngomelin aku yang jelita ini! Emang menyebalkan orang-orang yang hidup di sekeliling ku!
"Apa?" Kepalaku keluar dari balik pintu, udah kayak siput tanpa meninggalkan rumahnya. Itulah yang aku lakukan. Cuma melihat saja keadaan di luar sana tanpa berniat meninggalkan kamar kost ku yang ku cinta ini.
"Itu ada yang nyariin! Oiya jangan teriak-teriak lagi! Ku sumpal juga nanti mulutmu itu pake kaos kaki prasejarah kepunyaan ku!" Ancam Bella padaku. Ya, namanya Bella. Tapi tenang, dia idup nggak dari bela_s kasih orang lain kok.. Hilih garing ya? Biarin!
"Siapa yang nyariin, aku sibuk. Jadwal dari pagi nyampe subuh padat merayap. Kalau mau ketemu bikin janji dulu." Asiik nada bicaraku udah kek orang-orang penting meski sebenarnya aku nggak penting penting amat! Iya, aku sadar itu.
"Abyan lah.. Siapa lagi! Orang yang paling ngefans sama kamu dengan segudang tingkah absurd, gaje serta tak terpujimu!" Bella berlalu pergi. Wusssh..
Pintu ku tutup. Kalo perlu ku kunci. Aku nggak mau ketemu manusia penggila mainan ketek-ketek itu! Apa apa? Iya, bola kecil dua biji yang kalau di bentur-benturin satu sama lain bakal nyiptain bunyi yang bikin panca indera ku meringis meratap ingin segera melakukan teleportasi ke bulan itu! Namanya.. Bijik lato!
Entah apa enaknya mainan ketek-ketek itu, ku tak peduli! Bagiku mainan itu begitu berisik! Kenapa aku sebenci itu sama bijik lato? Ya karena berisik!! Aku lebih memilih dengerin lagu lawas kek Indung Indung kepala indung puluhan kali dari pada dengerin bunyi benturan si ketek-ketek!
"Shanum... Keluar dong.. Ngapain sih di dalem terus? Nanti bosen lho.. Shanum... Aku bawain lato-lato pink nih buat kamu, kita main yuk!" Suara itu... Aku bergidik ngeri!
Nggak! Aku tutup rapat kupingku. Aku bekap pake bantal! Apapun itu agar suara Abyan yang lagi mainin onde-onde nya di depan kamar kost ku bisa ku redam! Aaah emang kam_vret.. Sumpalan bantal dan headset wapuluh ribu ku tak mampu menghalangi bunyi ketek-ketek merangsek masuk ke telingaku.
Aku ngalah.. Aku pasrah, dengan penampilan ala kadarnya ini, aku pede aja nemuin Abyan yang lagi cosplay jadi satpam depan pintu.
"Berisik By!!! Buang nggak itu onde-onde anehmu itu! Sakit palaku By!!" Bentak ku lantang.
Bukannya marah, dia malah tersenyum senang. Ya, dia sudah tahu seperti apa reaksiku jika dia ke tempatku bawa ketek-ketek!
"Nih buat kamu!" Mi apaah? Dia nyodorin ketek-ketek warna pink ke arahku! Plis deh..
"Byan.. Aku udah gede ya, udah wapuluh taoon, ngapain kamu ngasih aku ginian.. Jan bikin aku nyumpahi kamu jadi kodok selama sisa hidupmu lah By!" Aku kesal. Males banget nerima mainan itu.
"Malah enak, nanti kamu jadi tuan putri nya.. Abis dapet kiss mu, aku berubah jadi pangeran gagah perkasa!" Cengiran tak membantu menaikan mood ku! Asli aku kesel sama jawabannya.
"Mau apa ke sini? Aku mo tidur!" Kembali ku bentak dia.
"Ngajak main. Ngajak jalan. Ngajak kemanapun kamu mau. Karena aku padamu Num.." Haiish si kang gembel..
"Ya ya ya.. Udah.. Pulang sana. Aku nggak minat ngapa-ngapain! Aku mo tidur! Dan lagi, jangan kamu mainin itu bijik latoah dua biji kepunyaan mu di depan kamarku! Berisik! Ganggu banget!" Aku kembali ngomel.
"Aku main lato-lato Num, bukan dua biji ku yang aku mainin.." Senyuman penuh arti.
Tapi karena aku masa bodoh, aku tutup pintunya. Aku mo tidur! Sekian dan terimakasih.
Entah apa yang aku pikirkan. Saat pertama menulis cerita ini aku lupa memperkenalkan diriku sendiri, apa ada orang lain yang seperti aku? Harusnya sih ada. Karena aku jelas tak ingin jadi orang yang punya hobi pelupa sorangan di muka bumi ini.
Shanum Azalea, orang tuaku memberikan ku nama tersebut. Artinya? Mending cari aja sana di gugel. Apalah arti sebuah nama, jika nama kita tak ada di hatinya! Hmm.. Aku lagi enggak curhat ya.
Ya beginilah aku, seorang gadis.. Ahaiii anakmu masih gadis ini lho mak hiks hiks... Lanjut ke perkenalan diri lah ya.. Berusia dua puluh tahun. Masih muda belia, tapi sayangnya kutukan Kejonesan melekat erat hingga nadiku. Makanya sampai sekarang aku betah menyandang status jojoba.
Kata orang jojoba itu singkatan jomblo jomblo bahagia. Tapi, definisi yang aku tangkap dari singkatan jojoba adalah orang-orang yang mencoba bahagia meski tangan lumutan saking lamanya tak ada yang gandeng.
Mencari kebahagiaan dengan mentasbihkan diri jika hati baik-baik saja meski sebenarnya ngedumel mulu tiap hari. Aku lagi ngomongin diri sendiri tanpa nyinggung orang lain lho ya di sini, udah jelas kan gengss.. Jadi jangan merasa tersindir.
Di umurku yang sekarang ini, udah mulai banyak pertanyaan dari orang-orang di sekeliling ku. Waktu aku pulang kampung, aku akan dibanding-bandingkan dengan si itu, si anuh, si onoh, si eta.. Banyak!
Pertanyaan misal.. Udah punya pacar belum? Si itu kok udah lamaran bulan lalu, bulan depan mau ka_win! Atau.. Kamu kapan ajak pacarmu ke rumah? Si onoh aja udah go publik sama pacarnya.
Haiiiiah, ada yang kayak aku? Plis bilang ada. Jujur aja aku bete kalau udah di kasih pertanyaan-pertanyaan kek gitu! Come on.. 2023 lho, masih mikir pernikahan adalah lomba? Yang nikah duluan juga belum tentu bahagia! Catat! Banyak kasus perselingkuhan, kasus pela_kor yang lebih bohay dari bini sah, kasus ka_win cere makin melejit.. Karena apa? Tanya aja sana sama pelakunya! Serius i don't care!
Aaah jadi kemana-mana kan. Tiba-tiba aku merasakan perutku berdisko patah-patah. Fix aku kelaparan! Ku buka box di sudut kamar. Aku biasa meletakkan mi cup dan sodara-sodaranya sebagai pengganjal lapar ku di sana. Huuft.. Hanya ada keripik singkong yang udah tak kriyuk lagi. Aku malas menyomotnya.
Dengan sangat terpaksa, aku harus keluar dari singgasana kebesaran ku untuk mencari sesuap nasi guna menuntaskan hasrat ku pada bulir-bulir padi itu!
"Eh Num.. Mau kemana?" Siapa? Siapa yang nanya?
Mataku beredar mencari sumber suara. Aiiish ternyata oh ternyata.. Suara yang barusan ku dengar bersumber dari si Abyan. Ya laki-laki itu bisa sampai tak ku kenali warna suaranya karena sedang memakai masker dan helm fullface tanpa motor.
Hah? Apa? Iya, seperti yang dijelaskan tadi di atas. Dia cuma pake helm tanpa naik motor. Orang lain, lebih suka naik motor tak pakai helm.. Nah ini orang agak lain ternyata, dia kebalikannya! Luar biasa.
"Kamu sodaranya Naruto?" Tanyaku menaikan satu alis.
"Bukan. Tapi, kalau kamu mau aku bisa minta diajarin jurus silat sama dia." Senyum itu selalu saja sama. Menyebalkan!
"Kamu kenal siapa Naruto?" Tanyaku lagi.
"Anaknya pak Malih. Yang kemarin menang lomba pencak silat kan?" Wah wah wah.. Sungguh ajaib bentukan manusia di samping ku ini. Sampai sosok ninja terkenal sekelas Naruto pun dia tak kenal. Entah selama ini dia hidup di mana, sampai bisa segaptek ini.
"Udah.. Lupain aja." Ucapku melangkah menjauhinya.
"Mau kemana? Aku anterin aja yok!" Oh my.. Mi apa dia bilang mau nganterin aku tapi dengan wujud porenjer (Power ranger) yang gagal berubah! Helmnya itu lho... Alamaaak nggak dilepas dari tadi!
"Mending nggak deh By. Aku laper, dan aku nggak mau menambah penderitaan ku dengan jalan bareng kamu dengan wujud setengah porenjer itu!" Ucapku ketus.
"Hmm.. Tunggu di sini bentar." Dia berjalan santai, memasukkan kedua tangannya pada kantong celana. Dia pikir dia keren? Aah jangan mendoktrin ku dengan pikiran sarat akan dosa itu! Aku tak mau ujungnya terbucin bucin sama dia! Big no!!
'Bruuuuum bruummm bruuuuuummm'
Wah, nggak cuma singa aja yang bisa mengaung. Motor yang sekarang ditunggangi Abyan itu pun juga punya speak yang menggetarkan nurani ku. Ya, saat ini dia nangkring di moge nya.
Kata orang, cowok naik moge itu biar dekil, biar model tongsis (tonggos tetep eksis), biar kutilang (kurus tinggi langsing ke atas), tak berbodi, lemak di perut udah kek rumah susun, tetep dikata keren! Nah.. Tuh buktinya.
Sosok yang tadi ku bilang kek porenjer gagal dalam bertransformasi, sekarang udah berubah jadi Boy pacarnya Repah! Siapa? Boy? Siapa Repah? Ketauan kelian nggak pernah nonton tipi, sinetron legend pada masanya aja nggak tau!
Aku suka dengerin musik. Musik apa aja, asal bukan tabuhan kemalangan yang bersumber dari perut yang keroncongan.
Kayak sekarang ini, sambil nunggu pesanan nasi goreng spesial pake telur dua, suiran ayam yang banyak, pedesnya sedeng aja, jangan lupa kasih kerupuk segunung sebagai toping. Aaach ngebayangin semua kenikmatan tadi aja udah ngeces ini air liur ku, apalagi kalau udah ada di depan mata. Pasti langsung tak sikat sat set, tak tek, das des ludees!!
Eh porsi makan ku kek kuli ya? Lha ya emang aku kuli. Iya, aku cuma kuli, jongos, kacung, buruh, atau apapun itu sebutannya di sebuah perusahaan di negera XYZ.
"Num.." Pecah sudah khayalan ku tentang CEO muda yang tajir melintir tak kiwir-kiwir tetiba datang nyamperin aku yang lagi nunggu pesenan nasi goreng di pinggir jalan. Semua itu gara-gara Abyan!!
Panggilannya tadi merusak lamunanku! Aaah harus ku rangkai dari mana lagi ini khayalan kalo udah nggak mood gini?! Sekali lagi, pandangan tajam membunuh tapi nggak mati-mati, ku arahkan padanya.
Tentu saja aku kesal! Dia manggil aku pas aku lagi berkhayal sesuatu yang indah! Ya udah pasti bikin gondok!
Dia tersenyum. "Num.. Kamu suka warna apa?" Tanyanya santai.
"Semua warna aku suka. Kenapa?" Aku balik melemparinya dengan pertanyaan.
"Kalau gitu, kamu harus jadian sama aku. Karena kalau sama aku, hidupmu pasti akan lebih berwarna.. Kek pelangi. Semua warna jadi satu." Ucapnya sambil menopang dagu.
"Semua warna jadi satu bukan lagi berwarna Bambwaaang.. Tapi jadi item."
Dia malah ketawa. Entah bagian mana yang menurutnya lucu.
Pesanan datang. Aku makan dengan nikmatnya. Asli ya nih perut kek belum dikasih jatah makan bulanan aja, baru dateng beberapa menit langsung abis aja tuh nasgor. Bener-bener nggak ada aesthetic nya sama sekali caraku saat mengisi perut.
Abyan sih asik-asik aja sama mi goreng di depannya. Entah aku yang terlampau pede atau emang aku lagi diperhatiin dia, aku merasa dari tadi Abyan liatin aku mulu. Aku salting? Woo ya nggak dong!
"Abis ini mau ke mana Num?" Tanya Abyan santai.
"Balik ke kost. Ngapain lagi emang? Aku keluar kan niatnya cuma ngisi perut. Perut dah kenyang ya balik lagi ke alam ku lah. Napa emang?" Setelah bicara aku teguk sisa es jeruk di depanku. Sayang weh masih setengah gelas.
Aku menyibukkan diri, membuka aplikasi medsos di ponselku. Sambil nunggu baginda raja sultan lato-lato menghabiskan makanannya. Asli, tuh orang makannya lama banget. Dikunyah mapuluh kali dulu baru ditelan. Kalo aku? Tanpa dikunyah langsung ku telan! Sampai situ paham ya, aku dan dia sungguh berbezaa!!
____
"Kamu sebenarnya suka nggak sih sama Abyan? Kelian itu cocok lho, mempunyai tingkat keanehan yang sama dalam diri masing-masing. Sapa tahu kalo kelian jadian kata 'aneh' itu bisa berubah jadi 'emajing'."
Bella terdengar sok menggurui. Dia emang tua sih, makanya kek gitu. Cerewet!
"Kamu tahu nggak kenapa Pluto nggak dianggap lagi jadi sodara para planet?" Tanyaku.
"Tau. Dari buku yang aku baca, Pluto kagak bisa bersihin lingkungan orbitnya dalam ruang hampa. Makanya doi nggak dianggep sama sesepuhnya sebagai planet terkecil dari tata surya." Jawab Bella mantep.
"Woow salah.."
"Kok salah? Apanya yang salah?"
"Jawabanmu nak.. Jawabanmu itu kurang tepat! Kenapa Pluto nggak lagi dianggep planet sama sodara-sodaranya? Karena dia itu udah kecil, julid, suka ngurusin urusan planet lain, terlebih dia sotoy! Semua kesalahan planet lain dia tahu. Di bikin daptar sama dia! Nah pas Yang Mulia Raja Matahari apel pagi, dia cek tuh kondisi rumah masing-masing.. Rumah planet lain bersih-bersih, kinclong, karena mereka rajin beberes, nggak suka ngelayap, dan ghibah nggak penting! Beda sama si Pluto ini, yang tiap harinya abis dipake buat ngider cari info sana-sini nyampe nggak sadar keadaan rumahnya berantakan! Abis deh si Pluto kena amukan Yang Mulia Raja Matahari. Planet lain yang malu sama kelakuan minus etika si Pluto ngadain debat panjang yang berujung pemecatan si Pluto jadi sodara mereka! Dicoret dia dari daftar KK para planet di muka bumi! Gitu!!"
Bella melongo. Aku kembali memasang headset ke telingaku. Mendengarkan lagu mbak Happy yang sedih-sedih gemesin itu. Tak peduli dengan ocehan Bella yang bilang kalo aku nyindir dia. Bagus lah kalo tuh orang tersindir. Aku kok woles hahaha.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!