NovelToon NovelToon

Pernikahan Rahasia

cerita suatu rahasia

Lusi
Lusi
Aku harus pulang sekarang. Papaku bilang, ada urusan penting yang ingin dibicarakan denganku. *Memelas
Steve
Steve
Urusan penting? *Mengangkat kedua alisnya
Lusi
Lusi
Ya! Maaf!
Steve
Steve
*Mengelus kepala Lusi
Steve
Steve
Aku akan mengantarmu pulang. *Senyum
Lusi
Lusi
Ayo! *Semangat tiba-tiba sambil merangkul tangan Steve
Steve merupakan teman dekat Lusi. Dia seorang mahasiswa dan jika ada jam kosong, dia pasti selalu mengantar Lusi pulang.
Sebenarnya mereka berdua saling suka, hanya saja Steve belum mengungkapkan perasaan khususnya pada Lusi.
Di depan rumah Lusi..
Lusi
Lusi
Kamu gak mampir?
Steve
Steve
Tidak usah! Aku mau ke tempat magang dulu.
Steve
Steve
Kamu, masuklah!
Lusi
Lusi
Bye! Bye! *Melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan
Steve
Steve
Bye! Bye! *Membalas lambaian Lusi
Steve
Steve
*Melihat Lusi hingga masuk ke dalam
Lusi
Lusi
*Sudah masuk ke dalam rumah
Lusi
Lusi
Pa! Aku, pulang! *Teriak
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Baru keluar dari area dapur
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Ya!
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Ikutan keluar sambil membawa minuman
Lusi
Lusi
Ma! *Sapa saat melihat mamanya
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Lusi, kamu pasti sangat lelah. Bagaimana sekolahmu tadi?
Lusi
Lusi
Tumben, mama nanya. Hehe.. *Nada usil
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Menaruh minumannya ke atas meja ruang tamu
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Emang mama gak boleh nanya?
Lusi
Lusi
Boleh dong! *Senyum manis
Lusi
Lusi
Minum ah! *Mengambil salah satu cangkir minuman yang di atas meja
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Melirik istrinya
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Melirik suaminya
Lusi
Lusi
*Memperhatikan gelagat kedua orangtuanya yang mencurigakan
Lusi
Lusi
Papa, mama, kenapa? Kok aneh banget hari ini?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Kagok
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Diam
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Menyenggol lengan tangan suaminya dengan siku tangannya
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Mengumpulkan keberanian
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Begini.... *Atur nafas
Lusi
Lusi
*Nahan tawa lihat reaksi papanya
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Sebentar lagi kan kamu sudah lulus sekolah.
Lusi
Lusi
*Mengangguk cepat
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Menatap suaminya dengan raut wajah sedih
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Ada yang ingin kami sampaikan, yang selama ini kami tutup rapat.
Lusi
Lusi
Apaan sih? Bikin takut aja deh. *Gak nyaman
Lusi
Lusi
Gak usah terlalu serius gitu dong, pa!
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Tapi ini memang serius, Lusi. Bagi kami, ini berat.
Lusi
Lusi
Berat, bagaimana?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Kamu ingat saat kamu kecelakaan dan kamu koma selama sebulan lamanya setelah operasi saraf di otakmu?
Lusi
Lusi
Ya. *Mengingat kembali
Lusi
Lusi
Bukannya itu udah kisaran empat tahun lalu?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Benar!
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Saat itu, merupakan perjuangan yang berat bagi kami. Kami sudah menjual apa yang kami punya demi keselamatan nyawamu, Lusi.
Lusi
Lusi
*Mendengarkan dengan serius
Lusi
Lusi
(Perasaan aku gak enak nih)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Harusnya... kami memang tidak bisa membawamu pulang saat itu, karena hutang kami pada rumah sakit dimana kamu dirawat sangatlah diluar perkiraan kami.
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Sampai papa terpaksa mengambil suatu keputusan. *Tegang
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Mengantur nafasnya kembali
Lusi
Lusi
Keputusan apa, pa?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Kami sepakat menikahkan kamu pada salah satu dokter yang menjadi penanggung jawab seluruh hutang perawatan kamu.
Lusi
Lusi
*Tercengang
Lusi
Lusi
Apa?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Kami terpaksa, karena kami tidak punya pilihan lain.
Lusi
Lusi
Jadi... aku dijadikan tumbal atas hutang-hutang perawatan di rumah sakit?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Mengangguk sambil menangis
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Menunduk
Lusi
Lusi
*Kecewa pada kedua orang tuanya
Lusi
Lusi
(Mereka melakukan itu tanpa sepengetahuanku. Kenapa harus seperti itu caranya?)
Lusi
Lusi
*Menangis sambil menutupi wajahnya
Lusi
Lusi
Kenapa tidak bayar cicil saja padanya saat aku sembuh?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Posisinya berat saat itu. Kami pun tertekan. Apalagi... kamu sangat membutuhkan alat khusus untuk membantu proses penyembuhanmu. Belum lagi, obat-obatan khusus agar imun tubuhmu cepat pulih.
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Itu semua bukan murah.
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Hutangnya terlalu besar dan dia juga tidak mau memberikan hutang sebesar itu pada kami.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Mengelus dada suaminya seraya memintanya lebih tenang
Lusi
Lusi
*Kepala terasa berat
Lusi
Lusi
Emangnya kita hutang berapa saat itu?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tiga milyar.
Lusi
Lusi
(What? Sebesar itu?)
Lusi
Lusi
*Mencoba tenang
Lusi
Lusi
*Mengusap air matanya
Lusi
Lusi
Jadi... aku sudah menikah?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Iya!
Lusi
Lusi
Lalu? Apa rencana papa mama padaku sekarang?
Lusi
Lusi
Apa aku harus mengurus rumah tangga setelah kelulusanku?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Mama akan mengenalkanmu pada suamimu.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Kalian putuskan saja apa yang terbaik untuk kalian.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Siapa tau, dia masih mengizinkanmu kuliah atau kerja ditempat lain agar kamu tidak terkekang.

surat kontrak

Lusi
Lusi
*Menaruh kepalanya bersandar pada sofa karena terlalu pusing
Lusi
Lusi
*Masih menangis
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Memberi isyarat pada istrinya seraya menyuruhnya untuk menenangkan Lusi
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Pindah duduk ke samping Lusi
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Lusi, maafkan kami! *Menyesal
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Membelai lembut kepala Lusi dengan penuh kasih sayang
Lusi
Lusi
Ini bukan salah mama dan papa. *Sambil memejamkan matanya
Lusi
Lusi
Kalau saja aku gak mengalami kecelakaan, pasti gak gini kan ceritanya?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Memeluk Lusi dan menangis bersama
Beberapa saat kemudian...
Masing-masing sudah terasa tenang.
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Menaruh sebuah map plastik transparan berisi beberapa helai kertas didalamnya di atas meja untuk diperlihatkan pada Lusi
Lusi
Lusi
*Mata bengkak, habis menangis hebat tadi
Lusi
Lusi
*Menatap map tersebut dengan tatapan kosong
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Membuka map itu dan mengeluarkan isinya
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ini adalah bukti-bukti pengeluaran biaya perawatanmu selama di rumah sakit!
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Semuanya kami simpan agar tidak ada salah paham.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Dan... *Menunjukkan sebuah lembar surat kontrak pernikahan yang sudah terlegalisir
Lusi
Lusi
(Surat kontrak pernikahan) *Setelah membaca judul kop suratnya
Lusi
Lusi
(Kirain cuma di Tv aja yang ada seperti ini. Ternyata aku sendiri mengalaminya)
Lusi
Lusi
Hahh!! *Menghela nafas panjang
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Kamu mau lihat suratnya? *Menyerahkan kertas kontraknya
Lusi
Lusi
*Mengambilnya
Lusi membacanya sekilas. Yang terlihat hanyalah nama lengkapnya tertera jelas dan nama seorang pria asing tercantum sebagai suaminya.
Lusi
Lusi
Kenneth Nathan Bimantara.
Lusi
Lusi
Apa usianya jauh lebih tua dari aku?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Sepertinya kalian hanya beda beberapa tahun saja. Beda-beda tipis kali.
Lusi
Lusi
Hah? *Nganga tak percaya
Lusi
Lusi
Bukannya dia dokter? Masa umur kami beda tipis? Gak mungkin deh ma. *Geleng-geleng kepala
Lusi
Lusi
Jangan-jangan dia sudah tua. *Asal terka
Lusi
Lusi
(Rambut dia pasti hampir botak. Ada pitak mengkilap di tengah-tengah seperti papa. Penampilannya pasti sangat kolot. Matilah aku!)
Lusi
Lusi
Aaaaaaaaa!!!!! *Tiba-tiba teriak
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Kamu kenapa, sayang? *Terkejut
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Terkejut
Lusi
Lusi
Kenapa papa dan mama menikahkan aku dengan pria tua? *Ucap dengan nada sedih
Lusi
Lusi
Mau taruh dimana mukaku kalau saat jalan dengannya lalu ketemu dengan teman-temanku?
Lusi
Lusi
*Menghentak-hentakkan kakinya seraya tak terima pria modelan seperti bayangannya
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Memegang kepalanya karena pusing melihat gelagat putrinya
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Pasrah
Lusi
Lusi
Papa mama pasti sudah pernah bertemu dengannya, kan?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Mengangguk
Lusi
Lusi
Tuh kan... bener!
Lusi
Lusi
Dia pasti sudah tua.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Diam saja
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Bagaimanapun juga kamu harus menerimanya.
Lusi
Lusi
Aaaaaa..... *Rengek
Lusi
Lusi
Masa depanku masih cerah. Aku belum menjadi seorang cheff ternama. Perjuanganku masih panjang. Kenapa aku harus menemani seorang pria tua?
Lusi
Lusi
Apa ini gak bisa dibatalin? Bukankah aku bisa membantu untuk melunasi hutang-hutang itu?
Lusi
Lusi
Aku akan kerja sungguh-sungguh sambil menabung agar hutang-hutang ini bisa selesai. *Optimis
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Bukannya kami ingin menghancurkan impianmu, sayang. Tapi... tiga milyar itu tidak bisa dikumpulkan dalam waktu singkat.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Apalagi kamu hanya lulusan SMA. Kalau diterima kerja pun gajimu sangat kecil.
Lusi
Lusi
*Mengurut-urut keningnya
Lusi
Lusi
*Merasa patah semangat
Lusi
Lusi
Aku gak mau dengar apa-apa lagi. Aku mau ke kamar dulu.
Lusi
Lusi
*Pergi ke kamar dengan raut wajah sedihnya
Dalam kamar..
Lusi menghempaskan badan mungilnya ke atas ranjang empuknya.
Lusi
Lusi
*Menenggelamkan wajahnya ke bantal dan melanjutkan tangisannya
Lusi
Lusi
(Gak adil!)
Lusi
Lusi
*Mencengkeram sprei sekuat tenaga sebagai pelampiasan emosinya
.
.
.
Keesokkan harinya...
Lusi
Lusi
*Sudah siap ke sekolah, tapi matanya masih sembab
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Selamat pagi, sayang! *Sibuk menata sarapan
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Apa kamu yakin ke sekolah dengan kondisi seperti itu?
Lusi
Lusi
*Mengangguk pelan, karena malas jawab
Lusi
Lusi
Ma, pa, aku gak sarapan ya.
Lusi
Lusi
Aku mau langsung ke sekolah.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Ya, sudah! Hati-hati di jalan!
Sebelum pergi, tradisi cium tangan selalu Lusi lakukan.

pertemuan awal tak disengaja

Lusi
Lusi
Rasanya pengen libur aja hari ini. Males banget ke sekolah. *Bad mood on
Lusi
Lusi
*Menendang batu-batu kerikil yang ia temui di jalan
Tanpa sengaja, batu kerikil yang Lusi tendang mengenai sebuah mobil yang barusan lewat.
'Takk! Takk!' suara dua buah batu kerikil yang pas mengenai body mobil yang lewat tadi.
Lusi
Lusi
(Mampus!) *Menepok keningnya
Lusi
Lusi
(Semoga orangnya gak tau! Semoga orangnya gak tau!) *Doanya memohon dalam hati
Karena terjadi sesuatu dengan mobil sih pemilik, mobil itu berhenti di pinggir jalan.
Lusi
Lusi
*Kedua mata melotot
Lusi
Lusi
(Apa pura-pura gak tau aja ya?) *Berusaha menghindar
Lusi
Lusi
*Jalan aja terus ke depan dengan langkah kaki tergesa-gesa
Seorang laki-laki turun dari mobil yang kena hentakkan batu-batu yang Lusi tendang.
Pria asing
Pria asing
*Memeriksa body mobilnya
Pria asing
Pria asing
*Menangkap basah sih pelaku, yakni Lusi
Pria asing
Pria asing
Heh, kamu! *Panggil
Lusi
Lusi
*Pura-pura tidak dengar, tetap jalan terus
Pria asing
Pria asing
*Mengejar langkah kaki Lusi, dan menarik tas punggungnya agar berhenti
Pria asing
Pria asing
Kamu jangan pura-pura gak denger ya! *Kesal
Lusi
Lusi
Bang, aku gak sengaja ngelakuin itu. Maaf! *Sambil memohon dengan tangannya
Pria asing
Pria asing
Lihat tuh mobil aku! Penyok dan lecet. Kamu mesti tanggung jawab. *Marah-marah
Lusi
Lusi
*Balik badan
Lusi
Lusi
*Memperhatikan body mobil sih pemilik
Lusi
Lusi
Astaga! Kok parah gini sih? *Stress mode on
Pria asing
Pria asing
*📲 Ada panggilan masuk
Pria asing
Pria asing
*Menerima panggilan
Pria asing
Pria asing
Ya! Ya! Aku akan segera kesana. Suruh tunggu sebentar! Ada insiden kecil dijalan, jadi agak telat sedikit sampai disana. *Masih menerima panggilan telepon
Lusi
Lusi
(Mumpung dia telponan, aku kabur aja ah) *Menghindar saat sih pemilik mobil tidak lihat
Pria asing
Pria asing
*Curiga
Pria asing
Pria asing
Ok! Sebentar lagi aku pasti sampai. Beri aku lima belas menit lagi! *Mematikan panggilan
Pria asing
Pria asing
(Mana tuh anak? *Mencari Lusi
Lusi
Lusi
*Sudah jalan agak lumayan jauh dari mobil tadi
Pria asing
Pria asing
Kabur lagi. *Kesal saat melihat Lusi sudah jalan agak jauh darinya
Pria asing
Pria asing
*Masuk ke dalam mobil untuk mengejar langkah kaki Lusi
Lusi
Lusi
*Masih berusaha jalan cepat
Akhirnya mobil sih pemilik sudah berada disamping Lusi.
'Titttttttt!' bunyi suara klakson panjang yang membuat Lusi terperanjat.
Lusi
Lusi
*Mengelus dada karena kagetan
Pria asing
Pria asing
Mau kabur kemana kamu? *Tanya dari dalam mobil
Karena tidak ada itikad baik dari Lusi, sih pemilik mobil itu berhenti tepat didepan Lusi.
Pria asing
Pria asing
*Turun dari mobil
Pria asing
Pria asing
Berikan nomor hpmu!
Lusi
Lusi
Untuk apa, bang?
Pria asing
Pria asing
Bang! Bang! *Kesal mendengar sebutan yang dilontarkan untuknya
Pria asing
Pria asing
Kamu pikir, aku tukang ojek?
Lusi
Lusi
Maaf!
Pria asing
Pria asing
*Mengulurkan tangan
Lusi
Lusi
Mau ngapain?
Pria asing
Pria asing
Mana nomor hp kamu?
Lusi
Lusi
Gak hafal, kak. *Pura-pura
Pria asing
Pria asing
Berikan hpmu! *Desak
Lusi
Lusi
Ta... tapi...
Pria asing
Pria asing
Buruan! *Nada tinggi
Ada beberapa orang lewat lalu lalang melihat mereka.
Lusi
Lusi
*Masih bertahan tidak mau memberikan hpnya
Pria asing
Pria asing
*Sudah mulai tidak sabar
Pria asing
Pria asing
*Lihat arah jarum jam tangannya
Lusi
Lusi
Huaaaa!!! Kakak kenapa galak-galak sih? Aku kan takut jadinya. *Akting nangis
Pria asing
Pria asing
Nih anak! Pakek acara nangis lagi. *Dumel
Pria asing
Pria asing
(Kalau gini caranya, aku pasti telat gara-gara nih anak)
Pria asing
Pria asing
*Memperhatikan Lusi yang masih pura-pura menangis
Lusi
Lusi
*Terus bermain akting nangisnya sembari sesekali mengintip dan berharap dibebaskan
Pria asing
Pria asing
(Nih anak gak bisa dibiarin. Harus dikasih efek jera)
Pria asing
Pria asing
Diam! *Bentak
Lusi
Lusi
*Berhenti nangis, tapi masih memasang raut wajah memelas
Pria asing
Pria asing
Aku gak ada waktu banyak buat ladenin kamu. Kamu ikut saja denganku!
Lusi
Lusi
*Shock
Pria asing
Pria asing
*Menarik paksa tangan Lusi dan membawanya masuk ke dalam mobil penumpang depan
Lusi
Lusi
Tapi kak, aku kan mau sekolah.
Pria asing
Pria asing
*Bersikap dingin
Lusi
Lusi
*Sudah duduk di dalam mobil
Pria asing
Pria asing
Duduk diam! *Bentak
Pria asing
Pria asing
Awas kalau mau coba-coba kabur lagi! *Ancam
Lusi
Lusi
*Tertekan
Pria asing
Pria asing
*Menutup pintu mobil dengan sekuat tenaga karena kesal pada Lusi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!