Aprilia.
April... biasa teman temanya menyapanya. Di usianya yang memasuki usia 27 tahun. Dia sering jadi bahan olokan teman temanya ditempat kerja karena masih betah melajang. Bukan tanpa alasan, karena April adalah tulang punggung keluarga.
April ingin fokus pada ibunya dan adiknya yang masih bersekolah di sekolah dasar. April bekerja di sebuah warung makan, sore itu April harus buru buru pulang karena menerima telepon dari ibunya.
Sambil menangis terisak April berlari memasuki ruangan rumah sakit. Seketika tubuh April lemas, melihat adiknya terbaring di ranjang rumah sakit karena kecelakaan tabrak lari.
"Adikmu harus segera di operasi," kata ibu Arini (ibunya April), sambil menangis memeluknya.
"Ibu tenang ya, Deril (nama adik April), pasti sembuh," kata April sambil memeluk ibunya.
Setelah menenangkan ibunya, April segera bergegas menemui perawat. April mulai kebingungan setelah mendengarkan penjelasan perawat tentang keadaan Deril yang harus segera operasi di bagian kepala.
April menangis sejadi jadinya dan mulai menelpon teman temanya untuk mencari pinjaman untuk biaya operasi Deril yang memerlukan banyak biaya. April pun mulai menangis sejadi jadinya karena April tidak bisa mendapatkan uang pinjaman dari temanya.
April terisak menangis di bangku Taman. "Deril apapun akan kakak lakukan agar kamu bisa segera dioperasi," katanya sambil menangis pilu.
"Kamu yakin?" kata seorang wanita paruh baya Sambil berjalan mendekati April dan duduk di samping April.
"Nenek," kata April terkejut sambil mengingat ingat dimana bertemu nenek itu.
"Kamu yakin, mau melakukan apapun demi adikmu?" kata nenek itu sambil menepuk pundak April membuyarkan lamunan April.
"Iya, Nenek kan yang waktu itu menolong saya,waktu saya pingsan di jalan?" kata April kepada nenek yang dia temui 2 bulan lalu.
"Panggil saya Oma," kata nenek itu sambil tersenyum.
"Iya om-Oma bi-bisa bantu sa-saya," kata April terbata.
"Oma akan bantu kamu bahkan setelah adik kamu operasi. Ibu dan Adik kamu akan hidup terjamin. Dan kamu tidak perlu bekerja lagi di warung makan itu," kata Oma sambil menyodorkan map yang dipegangnya.
"Apa Ini Oma?" kata April sambil membuka maps tersebut, yang ternyata surat perjanjian.
Yang isinya menyatakan bahwa April bersedia menyetujui apapun semua yang diinginkan Oma dengan balasan biaya perawatan adiknya serta biaya hidup adik dan ibunya semua ditanggung oma. Jika April melanggar ibu dan adiknya akan di jebloskan ke penjara.
Ketika April masih fokus membaca surat perjanjian tersebut. Ponsel April tiba-tiba berdering.
"April adikmu kritis, kamu dimana?" kata orang di sebrang sana sambil menangis.
Belum sempat April menjawab, telepon itu terputus. Tanpa pikir panjang dengan tangan bergetar, April mau menandatangi surat itu.
Malam itu Deril langsung dioperasi karena semua biaya perawatan sudah dilunasi Oma. Operasi Deril berjalan lancar, Dan Deril sudah dipindahkan ke ruang perawatan.
"Kamu dapat uang sebanyak itu dari mana, Nak?" kata ibu April bertanya keheranan.
"Ibu jaga Deril ya dengan baik, April dapat pinjaman dari teman April. Besok April harus sudah berangkat Merantau untuk melunasi hutang hutang April," jelas April. Sesuai keinginan Oma yang mulai besok harus segera menemui Oma dan tinggal di rumah Oma.
"Kamu mau pergi kerja kemana, Nak?" kata ibu sambil menangis lalu April memeluk ibunya sambil memberikan pengertian.
...****************...
Pagi itu dengan mengendarai ojek, April sampai ditempat dia berjanjian dengan oma. Dengan mengendong tas ransel berisi beberapa potong pakaian, April duduk di bangku taman tempat pertama kali dengan oma.
Tak lama kemudian sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti didepan April. Turunlah laki laki muda menghampiri April yang tidak lain adalah sopir Oma, yang sebelumnya sudah April kenal saat Oma menolong April yang pingsan.
"Mas Bima," sapa April kepada Bima.
"Non April, Mari ikut saya! saya diperintahkan ibu Nadin (Oma), untuk menjemput Non April," ucap Bima sambil tersenyum ramah kepada April.
"Iya Mas," kata April sambil beranjak dari kursi taman.
Setelah melewati perjalan yang lumayan memakan waktu, sampailah April di sebuah vila mewah dipinggir pedesaan yang jaraknya jauh dari perumahan warga.
Rupanya Oma sudah menunggu kedatang April. Oma mengajak April berkeliling vila dan menunjukan kamar April. Kamar yang cukup luas, mewah dan bernuansa biru. Yang membuat April takjub, karena selama ini april tinggal bersama ibu dan adiknya di kontrakan 1 kamar tidur pun berdempetan.
"April, di lemari itu banyak baju yang sudah Oma siapkan untuk kamu. Di rumah ini ada Mbok Darti yang akan menyiapkan semua keperluan kamu," kata Oma sambil tersenyum.
"Apa ini tidak terlalu berlebihan untuk saya?" kata April keheranan sambil memikirkan sebenarnya apa yang Oma mau darinya.
"Ya, sudah kamu istirahat dulu! nanti kita ngobrol lagi," ucap Oma sambil berlalu.
April Mulai duduk diatas ranjang yang tentunya terasa lebih empuk dan nyaman dari tempat tidurnya selama ini yang hanya ber alaskan tikar.
April berbaring dan memejamkan matanya sekejap sambil memikirkan adik dan ibunya. Jam menunjukan pukul 16.00. April segera bergegas untuk mandi dan menemui Oma. Dengan maksud ingin menanyakan tugas yang akan di berikan padanya? karena ia selalu berpikir pasti Oma punya maksud tertentu padanya.
April Membuka lemari, kekaguman April pun bertambah ketika melihat isi lemari. Banyak dress mewah tergantung semua baru bahkan masih lengkap dengan bandrol. Mata April terbelalak saat melihat salah satu bandrol dress tersebut.
"1,5juta," ucap April heran. Rasa penasaran April pun semakin bertambah sebenarnya apa yang di inginkan Oma darinya? Lamunan April pun ter buyarkan mendengar suara kaca pecah dari ruangan atas dan sebuah teriakan. April langsung keluar kamar dan berlari ke atas karena takut terjadi apa apa kepada Oma.
Sebuah pintu kamar terbuka, terdengar isakan tangis Oma. April langsung masuk tanpa permisi.
April pun tercengang melihat makanan, pecahan piring dan gelas berserakan dilantai. Pandangan mata April beralih kepada seseorang yang berbaring di ranjang dengan luka gores di tangannya, pria yang terus berteriak memberontak dan seorang perawat menyuntikan obat hingga akhirnya dia tenang sampai tertidur.
"Saya tunggu kamu dikamar saya!" kata Oma kepada April yang terdiam ketakutan dengan seribu tanda tanya dipikirannya, sambil terus menatap pria gondrong brewokan yang mulai terlelap tidur.
Di kamar Oma...
Oma menyodorkan sebuah foto, laki laki muda yang gagah dan tampan bersama seorang wanita yang cukup cantik dan manis.
"Apa yang Oma inginkan dari saya?" kata April ragu dengan wajah ketakutan.
"Kamu lihat perempuan di foto itu!" perintah Oma. April hanya mengangguk kebingungan.
"Kamu sudah bersedia menuruti semua keinginanku," kata Oma mengingatkan perjanjian dengan April.
"I-iya Oma," jawab April terbata
"Kamu harus bersedia mengantikan dia menjadi pendamping cucu Oma," kata Oma menatap April yang semakin ketakutan.
"jadi Oma mau aku menjadi istri cucunya yang gila," batin April. April tidak menjawab dan hanya terisak menangis.
"Kamu hanya perlu bersiap siap untuk acara besok, Oma akan menyiapkan semuanya," kata Oma berlalu.
April pun hanya bisa menangis ambruk ke lantai meratapi nasibnya. Yang terpenting baginya adalah ibunya dan adiknya Deril.
...****************...
Oma tampak sumringah menyiapkan pernikahan cucunya, segala keperluan pernikahan sudah di urus orang orang kepercayaan Oma.
Pernikahan yang sederhana hanya dihadiri beberapa orang kerabat oma karena kondisi Dirga cucunya tidak memungkinkan.
Pernikahan pun berjalan lancar tanpa kendala, walaupun Dirga perlu dibimbing saat mengucapkan ijab qobul.
"April, Oma harap kamu bisa memenuhi janji kamu kepada Oma," kata Oma memegang tangan April.
April hanya mengangguk dengan mata bengkak dan sembab karena terus menangis.
Oma menyodorkan ponselnya kepada April menunjukan sebuah foto, ibunya dan adiknya berada disebuah rumah yang lumayan besar dengan tersenyum.
"lbu," kata April sambil menatap Oma dengan seribu tanda tanya.
"Mereka tidak perlu ngontrak lagi sekarang, mereka sudah tinggal di rumah mereka sendiri," kata Oma.
"Terimakasih Oma," kata April memeluk Oma
"Sekarang temui suamimu," kata Oma sambil mengelus rambut April.
Perlahan April memasuki kamar Dirga. Membuka pintu perlahan membawa nampan berisi makanan.
Laki laki itu duduk diatas ranjang tanpa brewok dan rambut gondrong lagi. Dia terlihat tampan seperti foto yang dia lihat.
"Per-mi-si," kata April terbata
Dirga hanya menatapnya tanpa sepatah kata pun.
"Tuan waktunya makan siang dan minum obat," kata April sambil mendekati Dirga.
April mulai duduk di lantai di dekat ranjang Dirga duduk.
Dirga langsung menendang nampan makanan yang dibawa April, April mulai ketakutan. Darah mulai mengucur dari telapak kaki Dirga.
April berlari mengambil kotak obat yang kebetulan ada diatas meja, dia perlahan mendekati Dirga.
"Tuan biar saya obati lukanya," kata April pucat ketakutan.
Dirga merebut kotak obat dan membantingnya dilantai sampai obat obatan itu berserakan dilantai.
Dengan perlahan April mengambil obat merah dan perban.
"Tuan, anda harus sembuh nanti saya akan bantu cari Nadira."
Tatapan Dirga yang kosong langsung menatap ke arah April. Dirga mengangguk pelan dengan wajah sendu nya.
April membalut luka Dirga serta mau makan masakan April, setelah minum obat Dirga tenang dan mulai tidur.
April berlalu dan keluar kamar Dirga,Oma ternyata sudah berada dibalik pintu bersama seorang perawat yang biasannya merawat Dirga.
"April istirahatlah Dulu! ini Sakti yang akan membantumu merawat Dirga" kata Oma kepada April sambil menatap kearah perawat laki laki disampingnya.
Setelah mendengarkan penjelasan Oma, April segera kembali ke kamarnya.
Pagi itu terdengar suara piring pecah lagi dan teriakan Dirga yang kencang. April yang hendak keluar kamar langsung lari ke atas dan bertemu Mbok Darti tampak gemetaran.
"Mbok, Tuan Dirga ngamuk lagi ya?" tanya April gugup.
"Iya Non," jawab Mbok Darti.
"Mas Sakti kemana Mbok?" tanya April lagi.
"Mas Sakti izin libur hari ini Non, karena ada keperluan mendadak sedangkan perawat pengganti belum sampai." jelas Mbok Darti.
Prakkkk.... terdengar suara kaca pecah lagi dan kursi yang dibanting.
April pun memberanikan diri untuk masuk...
"Jangan Non," cegah Mbok Darti
"Argh",prakkkk...terdengar teriakan dan kaca pecah lagi.
"Tapi saya harus masuk Mbok, nanti Tuan melukai dirinya sendiri," ucap April berlalu membuka pintu. Benar saja kaca cermin hancur, baju acak acakan dan makanan berserakan dimana mana.
"Berhenti!" ucap April kepada Dirga yang sudah bersiap siap membanting kursi lagi.
Dirga langsung menatap ke arah April dengan penuh amarah. Tubuh April pun bergetar ketakutan.
Dirga berjalan menghampiri April dan mencekiknya sambil mendorongnya kearah pintu. Sampai pintu terbuka dan April tersungkur keluar kamar.
Untung di luar sudah ada Bima dan Mbok Darti yang langsung sigap menolong April.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!