NovelToon NovelToon

Jatuh Cinta Dalam Semalam

Bab 1

Oktober, hujan turun dan cuaca sangat dingin hingga menusuk jantung.

Diana mengendarai kendaraan nya secara perlahan munuju sebuah kompleks mewah secara dipusat kota H.

Ini adalah rumah mantan kekasih nya, Jeff.

Keluarga Diana mengalami krisis keuangan, ayah nya dibawa pergi oleh polisi untuk diselidiki, tubuh ibu nya semakin hari semakin melemah

Dia butuh uang, butuh bukti, hanya Jeff satu - satu nya orang yang terlintas dipikiran nya yang bisa membantu nya.

Berfikir begitu Diana sedikit tenang, mendorong pintu kemudian masuk.

Lorong itu dingin dan basah, namun ruangan itu terasa hangat, lantai dipenuhi dengan baju yang berserakan baju pria dan wanita.

Saat ini dari kamar tidur utama terdengar suara erangan wanita "Jeff kau mau menyakitiku."

Diana menghentikan langkah kaki nya, mengulurkan tangan untuk membuka pintu di depannya

"Aaa, siapa itu!" Wanita di atas ranjang sadar dan segera menutupi dirinya dengan selimut

Saat penting diganggu, Jeff mengutuk dengan ekspresi muram di wajah nya, berbalik ia melihat Diana dengan wajah pucat berdiri didepan pintu, dengan ekspresi kaget ia bertanya "kenapa kau datang?"

Melihat kedua orang tersebut telanjang Diana merasa jijik, namun tetap memaksakan untuk tersenyum "Jeff, aku mencarimu untuk mendiskusikan masalah, apakah kamu ada waktu?"

"Mencariku?" Jeff memandangi sosok nya yang cantik, terlihat sindiran Dimata nya "ini sangat langka, aku tidak menyangka bahwa Miss Diana mendatangi ku secara langsung, sungguh angin apa sedang bertiup".

Diana menekuk punggung tangannya, menunjukkan ketenangan di wajah nya "Jeff saat ini aku sungguh butuh bantuan mu, bisakah kau mempertimbangkan hubungan kita sebelumnya dan meminjamkan ku sejumlah uang, aku janji akan segera kukembalikan"

"Hubungan kita sebelumnya?"

Jeff seperti mendengar sebuah lelucon lalu dia tertawa "nona Diana, apakah kau kehilangan memori mu? Ketika kau memutuskan hubungan kita? Bukankah kau bilang kita sudah tidak ada hubungan, sekarang kau datang untuk meminjam uang? Setelah aku meminjamkan uang, kau akan membayar dengan apa?"

"Dengan dirimu atau dengan perusahaan yang bangkrut itu?"

"Jeff---"

"Sudahlah!" Dia menyela dingin "saat ini aku sedang sibuk, kau boleh keluar atau kau mau menemani aku bermain malam ini?, aku tidak keberatan mencoba style baru".

Harga diri nya hancur lebur, Diana memandang kedua orang ini, tau akan sia-sia untuk dilanjutkan ia memutuskan untuk berbalik dan pergi.

Dia mengerutkan bibirnya yang gemetar pandangan tajam nya menuju jalan yang dipenuhi dengan mobil

Pada saat yang sama sebuah mobil hitam Mercedes perlahan mendekat

"Tuan, nona didepan saya sepertinya adalah kekasih tuan kedua, nona Diana"

"Dia?"

Pria yang sedang merapikan dokumen di kursi belakang mengangkat kepala nya, kemudian menatap sosok kurus yang sedang berjalan ditengah hujan dengan rambut basah yang menempel diwajah pucat nya.

Wanita kecil yang penuh semangat dimasa lalu, kini terlihat sangat menyedihkan

Akhirnya setelah mengumpulkan keberanian ia melangkah menuju lalu lintas, bunyi rem mobil tiba-tiba memecah kesunyian ditengah hujan.

Diana kaget dan seketika jatuh, pengemudi Mercedes juga terlihat sangat terkejut, ia tak pernah menyangka bahwa Diana akan tiba-tiba berlari ke tengah jalan.

Wiper mobil tiada henti menyapu kaca depan mobil, sopir dengan terkejut berkata "tuan ini...nona Diana----"

Pria dikursi belakang itu mengerutkan kening, kemudian setelah beberapa saat ia turun dari mobil

Diana masih terduduk dilantai, sorot lampu mobil memecah hujan menyorot tubuh nya, memperlihatkan penderitaan nya didepan orang-orang

Sebuah payung hitam besar membentang diatas kepalanya dan hujan yang turun membasahi tubuh nya tiba-tiba berhenti.

Diana tegang tiba-tiba terlihat sepasang sepatu kulit hitam sedang menginjak air hujan yang berlumpur, itu adalah kaki ramping seorang pria dan ia memandang ke atas dan dijumpai nya wajah akrab.

Mata Diana merah, seluruh tubuhnya seperti kehilangan jiwa, tangan yang lunglai itu menyentuh celana panjang pria itu "tolong aku..."

Fred menatap nya, terdengar suara dinginnya "tak pernah ku bayangkan yang dulu kala adalah nona besar Diana, kini berlutut dan memohon orang untuk membantu nya"

Dari belakang terdengar suara pintu yang terbuka, sopir bergegas jalan kemari "tuan, tempat ini tidak diperbolehkan untuk parkir mobil"

Fred mengabaikannya

Jalan itu penuh dengan klakson kendaraan dan teriakan pengemudi lain.

Diana memegang tangan nya yang gemetar dan berbisik "kau tidak perlu mengolok-ngolok dan mempermalukanku jika kau bersedia menolong keluarga Tanoe, kau suruh aku melakukan apapun aku pasti rela, namun jika kau tak bersedia maka...."

Tetapi beberapa kata yang dapat mengusirnya pun sudah tidak bisa keluar dari tenggorokan, Diana benar-benar putus asa bahkan harga diri satu-satunya pun sudah tidak ada.

Fredd mengangkat bibirnya tersenyum kemudia ia melepas jasnya dan melemparkan ke arah Diana.

Diana masih terdiam, namun orang dihadapan nya sudah setengah berlutut dengan tatapan tajam ia bertanya "beri tau aku berapa hargamu"

Apakah maksud nya dia setuju?

Diana mendongak ke atas menatap pria itu tetapi ia menyadari pria itu tidak sedang bercanda

"Aku....Ku berikan diriku padamu"

Fred tiba-tiba teringat Waktu pertama kali ia berjumpa Diana dipesta cocktail, Diana terlihat sombong dan kepala, waktu itu ia berfikir wanita ini berbeda tapi ia tidak menyangka bahwa wanita itu bersama Jeff, matanya tidak bisa memandang lebih dalam, ia dengan datar berkata "naik mobil"

Diana menurut

Setelah naik mobil dia melirik pria disampingnya itu dengan nada pelan ia berkata "Terimakasih untuk hari ini"

Fred bersandar dikursi nya "ambil apa saja yang kau mau"

Apa saja yang aku mau? Diana tidak berpikir begitu

Jeff bukanlah putra sah dari keluarga Pratama, tetapi lelaki didepan matanya ini adalah cucu tertua dan satu satunya pewaris tunggal keluarga Pratama, perusahaan pratama adalah perusahaan top dikota surabaya

Banyak sekali wanita yang ingin memiliki hubungan dengan nya, namun tak pernah terdengar ia memiliki hubungan khusus dengan wanita manapun.

Tetapi dengannya......

Suara hening merasuk suasana mobil, tak lama mobil berhenti didepan villa bergaya Eropa

Diana mengerutkan kening saat mobil berhenti, telapak tangan nya dipenuhi dengan keringat

Pria itu menyadari kegugupan Diana "kau menyesal?"

Diana menarik nafas dengan tatapan tegas ia berkata "tidak, aku tidak menyesal"

Hujan diluar belum berhenti, Diana menunduk dan kedua tangan nya meremas sudut pakaian pria itu, lalu Diana mengikuti nya naik kelantai dua.

Pria tersebut tiba-tiba berhenti lalu Diana menabrak punggung nya pria itu

Fred memandang Diana yang jauh lebih pendek dari dirinya dengan acuh tak acuh dia berkata "cepat mandi, aku tidak suka wanita kotor"

Diana menganggukkan kepala dan berjalan pelan memasuki kamar mandi, tidak berapa lama ia keluar mengunakan jubah mandi

Pria itu sambil memegang segelas bir ditangan nya memandang lurus ke arah jendela yang dipenuhi dengan kegelapan malam, Diana tanpa tenaga berjalan ke arah laki-laki itu sambil menyambut gelas minum dari tangan pria itu

Fred memandang gerak-geriknya, membuka rambut yang menutupi tulang lehernya, menyentuh kulit lembut nya.

"Nona Diana kau memang mempunyai modal yang baik" sembari tubuh Fred membungkuk kebawah bibirnya yang hangat menyentuh telinga Diana, ucap fredd dengan suara serak nya

Memikirkan ayah ibunya ditambah efek alkohol Diana mendekati dan mencium lelaki dihadapannya itu.

Tenggelam dalam kesunyian hujan ruangan terasa dingin.

Bab 2

Langit belum sepenuhnya terang, Diana sudah terbangun, pria disampingnya masih terlelap terbesit ekspresi dingin diwajah nya, Diana terlihat gugup

Mengingat kembali semalam ia terlalu emosional juga mungkin karena terlalu banyak hal yang terjadi beberapa hari terakhir, membuat nya kehilangan akal sehat.

Melihat kekacauan yang terjadi dikamar, perasaan nya sedikit tak karuan, dia mengalihkan pandangannya kembali, pelan - pelan ia mengenakan pakaian nya sambil menatap pria diranjang itu, dalam hitungan detik Diana berbalik dan pergi.

Saat menutup pintu, pria yang sedang berbaring di atas ranjang tersebut membuka mata nya, melihat warna merah ditempat tidur mata nya terasa berat

Diana melangkah keluar lalu dia memberhentikan taxi, setibanya dirumah ibu nya duduk diruang tamu sepertinya dia tidak tidur sepanjang malam

"Nak, kau semalaman tidak kembali kerumah, bagaimana dengan masalah kita?"

Ini adalah kata-kata yang paling Diana takut untuk mendengarnya, namun dia tidak bisa mengeluh kepada ibunya

Sebelum menikah dengan ayahnya, ibunya adalah seorang yang tidak pernah susah hidupnya, keluarga Tanoe jatuh sampai dititik ini dan tidak ada yang bisa menerima

Diana menenangkan pikiran nya lalu tersenyum "jangan khawatir ma, aku pasti akan melakukan sesuatu"

"Benarkah? Apakah Jeff akan membantu mu?" Mata ibu nya bersinar

Diana mengelengkan kepala "tidak, tidak ada hubungan Dengan nya"

"Bukan dia? Jadi apa maksudmu, kau akan melakukan sesuatu apa? Bukankah semalam kau bersamanya? Tanda dileher mu itu?"

Diana bergidik mencoba menutupi tanda dileher nya tersebut, kemudian mencoba mengalihkan pembicaraan "Bu apakah semalam kau tidak tidur? Aku pasti akan menyelesaikan masalah ini, ibu tidur lah aku akan pergi ke perusahaan setelah sarapan, setelah aku kembali aku akan memberi kabar mu oke?"

"Aku...."

Ibunya ingin bertanya dengan jelas namun ketika melihat muka Diana yang pucat ia mengabaikan niat nya" baiklah kau mandilah dulu"

"Baik"

Diana menaiki tangga, baru beberapa langkah saja ia memandang ke belakang, melihat ekspresi ibunya yang gelisah dan ia pun berkata "Bu, jangan khawatir bahkan jika perusahaan kita bangkrut sekalipun, kita tidak mungkin kehilangan segalanya"

"Aku tau, kau istirahat lah, aku akan siapkan sarapan untukmu"

Diana mengangguk, Kembali ke kamar untuk mandi, menatap kosong ke langit-langit kamarnya memikirkan hal yang terjadi diranjang dengan fredd semalam, Diana bergetar

Memprovokasi orang seperti Fred, tidak tau apakah keputusan yang baik atau benar, hanya saat ini sudah tidak ada jalan keluar, kelelahan atas apa yang terjadi semalam dengan cepat Diana terlelap.

Ketiduran hingga sore, setelah asisten menelpon berkali-kali akhirnya Diana sadar dari mimpinya

"Ada apa?"

"Boss Diana, ada masalah besar!"

Diana seketika tegang "ada masalah apa, apakah ada yang terjadi dengan ayahku?"

"Bukan...."

Dengan tergopoh-gopoh asisten nya sembari berbisik berkata "bos Diana, fotomu beredar di internet"

Ekspresi Diana berubah, ia mengambil komputer dan memeriksa, benar saja foto dia meninggalkan apartemen Fred semalam beredar luas di internet.

Diana menahan amarah nya, meskipun memang benar semalam ia berada di apartemen Fred, namun tiba-tiba tertimpa berita miring seperti ini, keluarga Pratama juga sudah pasti tidak ingin membantunya, keluarga Tanoe kehilangan harapan terakhir untuk bekerja sama dengan keluarga Pratama.

Perusahaan terisolasi yang hampir bangkrut, siapa yang rela membantu nya? Ditambah berita miring ini, dan pinjaman dari bank dimasa lalu pun akan diminta kembali

Berita ini berkaitan dengan Jeff, dia tidak percaya bahwa Jeff tidak tau, berita miring ini sudah merusak reputasi keluarga Pratama, jika tanpa persetujuan keluarga mereka, tidak mungkin berita ini ada diheadline untuk waktu yang demikian lama.

Jika seperti itu mungkin berita ini memang berasal dari fred.

"Boss Diana, sekarang kita harus bagaimana? Telepon kita tidak berhenti berdering"

Diana mengernyitkan dahinya, menyampingkan tablet yang ada ditangannya, dengan suara serak ia berkata "aku sudah paham masalahnya, kau kontak dulu media-media terkait, redamkan berita ini terutama para perusahaan marketing internet"

"Tapi boss, perusahaan kita sudah tidak punya uang"

Mendengar kata-kata asisten nya, seperti segelas air dingin tertumpah keatas wajahnya

Suasana tiba-tiba mencekam, Diana tertegun sesaat dan berkata "segera kau telpon asisten Fred, bilang aku ingin bertemu dengannya, atur restoran segera"

"Pak Fred?" Nada asisten Santoso terdengar berat "nona Diana masalahmu dan pak Fred hari ini tersebar dimedia, jika sekarang kita mencari pak Fred bukankah tidak terlalu baik?"

Diana mengetahui apa yang dia khawatirkan, hanya saja sudah tidak ada jalan keluar walaupun hanya sedikit kemungkinan dia juga hanya bisa mencoba!

"Tak apa-apa kau atur saja"

"Baiklah" asisten Santoso hanya bisa memberi sebuah nasehat "boss Diana dunia bisnis memang terkenal sangat kejam, keluarga pratama bisa mempertahankan kemenangan pasti, karena cara-cara khusus mereka, jika kita ingin mengambil makanan dari mulut binatang luas, tentu saja bukan sesuatu hal yang mudah"

"Tak apa aku tau itu"

Setelah menutup telepon, Diana berbaring diatas ranjang dengan tatapan kosongnya, 10 menit kemudian handphone nya mendapat pesan dari asisten Santoso, sudah berhasil membuat janji dengan Fred, harap temui Fred pukul empat.

Diana Mengganti pakaian mewah nya, ia kembali menjadi Nona Diana yang semula, mulai dari make up hingga accessories yang ia pakai semuanya terlihat begitu mempesona.

Tibalah dia di gedung mewah Pratama jaya group, asisten Fred sudah menunggu didepan pintu "nona Diana, pak Fred saat ini sedang dalam rapat, belum bisa aku pastikan jam berapa rapat akan berakhir, kau boleh menunggu diruang tamu, jika ada hal lain yang kau butuhkan kau boleh menghubungiku"

"Baiklah, maaf merepotkan"

Asisten memberikan nya segelas teh, kemudia meninggalkan ruangan.

Tiga nama berlalu pintu ruang rapat itu akhirnya terbuka, Diana menaikan kepala nya, terlihat Fred berjalan menuju kearah nya

Tiba-tiba pandangan mereka bertemu, Diana terdiam seketika, Fred kemudian tertawa dan duduk disofa dengan sombong ia berkata

"Aku kira tadi pagi adalah jumpa terakhir kita"

Teringat hal yang terjadi semalam, pipi Diana memanas, sambil menghindari tatapan Fred, juga tak ingin menghabiskan waktunya, ia pun berkata "pak Fred, aku butuh sejumlah uang"

Sambil menyilangkan kaki nya "jadi?" Ucap Fred

Sambil menghela nafas Diana berkata "pak Fred, kau juga sudah tahu hal yang beredar di internet, kondisi keluargaku yang terpuruk aku yakin kau juga mengetahuinya"

Sebelumnya saat berpacaran dengan Jeff, Karena ada nama baik keluarga Pratama barulah bank mau meminjam kan Uang kepada ku, tetapi sekarang kabar seperti ini beredar di internet, hal ini membunuh reputasi baikku dan keluarga Pratama, saat ini aku sangat butuh uang, kemarin malam kau janji untuk membantuku"

Setelah mengatakan itu Diana tertegun ia memandang pria yang dihadapan nya

"Pak Fred, kau tidak akan melanggar janji mu kan?"

Fred tidak berkata-kata, pupil matanya memandang tajam ke wajah Diana, wajahnya terlihat tidak ada ekspresi, sikap dingin nya membuat perasaan Diana berantakan.

****

Bab 3

Saat ingin mengatakan beberapa kalimat lagi, lelaki didepan nya itu berkata "berapa?"

"150 juta"

"Tidak banyak" dia mengerutkankan bibirnya sambil tersenyum "tetapi apakah nona Diana menganggap dirinya sepadan dengan harga ini?"

"Aku---" Diana membeku

"150 juga meskipun tidak seberapa, namun aku tidak dapat memberikan nya secara gratis" ucap lelaki itu sambil meletakkan ponselnya yang sedang ia mainkan, pandangan nya dingin "Aku tidak melihat ketulusan dari caramu yang pergi diam-diam tanpa pamitan tadi pagi, apa begini cara kerjamu" Fred tersenyum "Aku curiga apakah semua keluarga Tanoe memang seperti ini, aku harus mempertimbangkan lagi uang yang akan kupinjamkan padamu".

Ternyata...

Sebelum pergi, asisten Santoso sudah mengingatkan nya, jika tidak bisa mengambil makanan dimulut harimau, maka ia sendiri yang akan menjadi santapan binatang buah tersebut, dan akhirnya hanya tersisa tulang

Raut wajah Diana berubah menjadi pucat, tidak terlihat ada sedikitpun aliran darah, terlihat darah beli dibibir merah nya.

Setelah sekian lama, ia mendongak dan menatap mata Fred yang dingin "baiklah, jika memang pak Fred sudah mengatakan nya dengan jelas, aku memang tidak seharusnya mengganggu lagi, apa yang pak Fred katakan memang benar, kita semua sudah dewasa dan masalah tadi malam memang karena kebutuhan kita masing-masing".

Lalu Diana mengambil tas nya, kemudian berbalik badan dan pergi

Saat baru mau melangkah terdengar suara dari pria yang dibelakang "begini saja, kau sudah tidak tahan? Seperti nya nona Diana memang tidak begitu peduli dengan keluarga Tanoe"

Diana menghentikan langkah nya, kemudian mengepalkan kedua tangan nya, setelah menenangkan perasaan nya, dia berbalik dengan tatapan dingin terhadap pria itu "Pak Fred, aku tidak menggangumu lagi"

Setelah berbicara Diana meninggalkan tempat itu.

Pintu ruang rapat yang tertutup dengan cepat terbuka kembali, asisten dengan cepat menyerahkan beberapa file "pak Fred, Jeff sudah menghubungi media, Jef sudah minta mereka untuk menarik pernyataan terhadap Nona Diana, menurutmu kita perlu menambahkan apa lagi?"

Fred memandang cangkir berisi teh diatas meja tersebut, sudut cangkir dipenuhi dengan noda dari bibir wanita tadi.

Mata nya berubah menjadi gelap, dengan Nada dingin ia berkata "biarkan dia selesaikan saja"

"Baiklah"

Sekretaris itu mengangguk, ekspresi nya seperti ragu-ragu "pak Fred, Jeff sepertinya tidak seperti yang diberitakan oleh sosial media tidak punya perasaan terhadap Nona Diana, jika Jeff tau berita hari ini adalah berita yang sengaja dikeluarkan, apakah dia-".

Sebenarnya saya ingin mengunakan media supaya wanita ini mencari saya tapi ternyata...

Fred berdiri sembari merapikan dasi nya "biarkan saja Jeff, tidak usah dipedulikannya".

Diana keluar meninggalkan gedung Pratama jaya group, langit sudah mengelap, tanpa disangka ada beberapa reporter sedang menunggu nya, begitu ia keluar , mereka langsung menyodorkan microphone dan bersiap memfotonya.

"Nona diana, apakah benar kau sudah berpisah dengan Jeff? Dan juga apakah bisnis keluarga Tanoe mengalami kebangkrutan?"

"Nona Diana, apakah benar bahwa keluarga Tanoe saat ini sedang menjual saham perusahaan dengan harga rendah, apakah desas-desus perusahaan akan bangkrut ini benar?

Diana mengerutkan kening, mengangkat tangan nya dan mendorong kamera yang hampir mengenai wajahnya, dengan suara dingin yang memecah dia berbicara "Jika tidak punya bukti, sebaiknya kalian jangan sembarangan, aku dan Jef setengah bulan yang lalu sudah berpisah bukan karena masalah perusahaan kami, beberapa hari ini perusahan keluarga Tanoe hanya mengalami masalah kecil, akan segera membaik, aku harap kalian percaya bahwa kamu mampu menyelesaikan masalah ini".

Diana beranjak dan berjalan menuju lapangan parkir, namun para reporter tidak ingin melepaskan nya, salah satu melihat nya pergi langsung berjalan menuju kearahnya

Diana baru akan menuruni tangga, kemudia ada orang yang menariknya, karena tidak berpegangan erat, ia jatuh ke lantai hingga kakinya terkilir.

Tiba-tiba melihat situasi ini, beberapa wartawan tertegun, wartawan yang menarik tangan Diana tersebut tidak ingin mengakui kesalahan nya "kalian juga lihatkan, itu adalah salah nya sendiri karena dia tidak berdiri mantap, tidak ada hubungannya denganku"

Diana tidak berkata apapun, dengan bibir yang terkatup kencang, ia berusaha mengepalkan tangannya dan berdiri, ia menahan kesakitan dan bengkak pada kakinya yang terkilir.

Diana menahan sakit lalu kembali ke mobil dan langsung jalan

Semua wartawa tertegun melihat nya, setelah beberapa saat terdengar dengusan "wanita itu sungguh tak tau malu, sudah terpuruk dan akan bangkrut seperti itu, ia masih berpura-pura!"

Fred berdiri didepan jendela kaca dan melihat semua hal yang terjadi, ekspresi datar wajah nya membuat orang sulit menebak.

Setelah melihat Diana masuk mobil, ia lalu berkat "selesaikan orang-orang yang membuat onar tadi"

"Baik, pak Fred"..

**

Setelah meninggalkan Pratama jaya group, Diana langsung menuju Tanoe indo sukses.

Saat ini sudah tidak banyak karyawan yang tersisa di perusahaan, hanya ada beberapa karyawan senior yang sudah lama menemani ayahnya, sekretaris Santoso adalah salah satu nya.

Diana baru keluar dari lift, terlihat asisten Santoso sedang memegang dokumen ditangan nya, raut wajah nya tidak terlihat begitu baik

Diana terlihat sedikit khawatir, melihat asisten Santoso "Apa yang terjadi?"

"Boss Diana, banyak menyuruh kita untuk mengembalikan uang, mereka bilang jika kita tidak segera mengembalikan uang maka villa yang keluargamu tempati akan dijual"

Hari ini tiba-tiba beredar berita seperti itu, Diana sudah berfikir bank pasti akan bergerak, hanya saja tidak terpikir akan secepat itu.

Melihat kelelahan diwajah sekertaris Santoso ia merasa tak tega "pak Santoso, apakah kau ingat sebelum nya Mark ingin menemui ku beberapa kali? Apakah kau masih ingat dia?"

"Mark Wijaya?"

"Betul dia, kirim pesan pada nya bilang aku punya waktu, dan tanya kapan dia akan bisa kemari---"

"Boss Diana, tidak boleh begitu!" Belum bicara habis, sekretaris Santoso menyela dengan tergesa-gesa

Mark Wijaya adalah seorang yang terkenal kasar, tidak perndidikan, hanya karena uangnya banyak, dan dia suka berperilaku tidak senonoh, ketemu orang begini bisa berakibat fatal?

Diana tau jelas kekhawatiran nya, hanya saja ia dan keluarga Tanoe saat ini sudah tidak ada harapan lagi, jika hanya tersisa satu kesempatan, tak mungkin ia lepaskan karena saat ini dia sedang membutuhkan nya sekali.

Tidak tau apakah ia menghibur diri nya atau asisten Santoso "tak apa, sekarang masalah nya sudah seburuk ini, dan bisa bertambah buruk lagi jika tidak melakukan sesuatu, jadi mau bagaimana lagi? Tidak usah khawatir aku akan menjaga diriku sendiri

"Tapi....."

"Tak perlu mengatakan apa pun, aku tau kau sangat khawatir denganku, tapi saat ini aku tidak takut terhadap apa pun".

Jalan ini sangat sulit untuk dijalani, tapi saat ini aku sudah tidak punya pilihan lain.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!