NovelToon NovelToon

Terikat Kesalahan Gus Zayn

Gadis jari tengah

Hayy Gaess,,, bagai mana kabar kalian? Aku harap kalian baik-baik saja di manapun kalian berada. Nih yang nunggu dedek Zayn sudah rilis ya. Jangan lupa tinggalkan like, komen juga rate.

Happy reeding ...

"Anna sudah Kakak katakan berhenti berteman dengan Alexa. Dia tidak baik! Berapa kali kakak katakan." Zayn terus mengikuti langkah kaki adiknya yang berjalan meninggalkannya.

"Kakak tau apa tentang dirinya? Kakak mengatakan dia tak baik karna dia tak menutup kepalanya begitu? Itu bukan hal besar kak, dia seorang yang baik juga selalu menjalankan shalatnya, aku tau itu kak." Hanna mulai berdebat dengan kakaknya.

"Wanita baik? Mana ada wanita baik memiliki banyak kekasih dan teman pria." Zayn tak mau kalah dengan adiknya. Ia tau keseharian gadis yang bernama Alexa itu karna dia mengajar di kampus adik dan temannya itu.

Jarak usia Zayn dan Hanna sekitar tujuh tahun, meski jarak usia mereka lumayan jauh, tak lantas membuat mereka akur. Ada saja perdebatan yang di lakukan keduanya. Bahkan Papa Kahfa dan Mama Lexi di buat pusing jika kedua anaknya tengah berdebat.

"Bahkan Adam yang merupakan tunangan kakak sepupumu saja, memutuskan Alena hanya untuk mengejar Alexa. Buka matamu Anna! dia bukan gadis yang baik. Kau bisa berteman dengan Lula anak tante Citra, bukan malah berteman dengan gadis tak jelas itu." Zayn sudah benar-benar di buat geram dengan adiknya yang berteman dengan gadis bernama Alexa itu.

"Kakak apa-apaan sih, Alexa memang banyak teman pria, tapi kekasih Alexa hanya Bang Adam. Lagi pula Kak Alena yang menolak lebih dulu lamaran Bang Adam, bukan salahnya donk jika Bang Adam menyukai Alexa." Hanna tetap membela temannya.

"Dasar kepala batu." Zayn bahkan menoyor kening adiknya.

"Bergaul dengan orang nakal nanti kau tertular Hanna! Bermainlah dengan orang baik supaya kau juga ikut baik."

"Nyatanya saat aku dalam kesusahan Alexalah yang selalu ada untukku kak." Hanna bahkan meninghikan suaranya di hadapan kakaknya.

"Hanna Lula gadis baik, kenapa menjauhinya?"

"Jika menurut kakak dia baik mengapa tidak kakak saja yang berteman dengannya?" Hanna pergi dari rumahnya dengan membanting pintu.

"Dasar anak itu." Zayn memijat peliisnya yang berdenyut.

Zayn adalah pria berumur 28 tahun putra dari Kahfi dan Lexi. Sedangkan Hanna adalah adik seibu dari Zayn, ya Hanna putri dari Kahfa. Gadis cantik berumur 21 tahun itu memiliki teman bernama Alexa. Usia Alexa sama dengan Hanna, namun gadis sangat di musuhi oleh Zayn, menurutnya Alexa membawa pengaruh buruk untuk adiknya yang penurut.

Bagaimana tidak Zayn tak beranggap demikian sedangkan gadis cantik bernama Alexa itu sangat menikmati masa mudanya. Pakaian yang selalu mengikuti trend, teman pria di mana-mana, wawasan dan pergaulan gadis itu di tempat tongkrongan dan cafe-cafe sangat mengenalnya. Tidak hanya itu, Alexa kerap kali bernyanyi di cafe maupun tempat tongkrongan karna menyanyi merupakan hobinya.

Rumah Kahfa dan Lexi sudah pindah, tidak lagi tinggal di pondok, meskipun masih berdekatan berjarak beberapa meter dari pondok pesantren.

"Annaa ..."

"Annaaa ..."

Sebuah suara nyaring memanggilnya, di sertai dengan gebrakan di pintunya.

Zayn yang masih di liputi rasa kesal membuka pintunya dengan kasar.

"Ada apa?" Zayn berujar ketus, mengangkat dagunya tinggi-tinggi dengan angkuh.

"Gus Zayn, Annanya ada?"

"Hey kau! untuk apa kau mencari adikku? Astaghfirullah. Perhatikan pakaianmu saat bertamu ke rumah orang?" Zayn memalingkan wajahnya saat menyadari pakaian yang di pake Alexa terbuka, bahkan wajah nya sampai memerah karna malu.

"Ada apa? Ini masih sopan bajuku masih menutup lutut." Alexa menatap pakaiannya sendiri.

"Kau bertamu ke rumah seseorang seperti minta di hamili." sindir Zayn pedas.

Mata Alexa membola mendengar ucapan pedas Zayn, meski ini memang bukan pertama kali Zayn berkata pedas tetap saja ia merasa kesal.

"Kau seorang Gus, tapi mulutmu sangat pedas! Memangnya kau bisa menghamili wanita?" Di luar nurul, kalimat yang di lontarkan Alexa mampu membungkam Zayn dengan sangat apik.

"Dasar gadis sinting!"

"Aku pamit Gus. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawabnya pelan.

"Hamil di luar nikah baru tau rasa kau! Kapok kau pake baju terbuka."

Alexa yang mendengar gerutuan Zayn malah mengacungkan jari tengahnya juga menjulurkan lidahnya.

"Kau!"

Alexa buru-buru memasuki mobilnya saat melihat tatapan Zayn yang sangat tajam.

"Dasar gadis jari tengah."

Kau pikir aku guk-guk

Zayn berdecih pelan saat mengunjungi sebuah caffe dengan salah satu rekannya. Bukan suasana cafe yang mempengaruhi mood Zayn melainkan karna sosok seorang gadis yang tengah bernyanyi di hadapan para pengunjung caffe.

Alunan suara merdu tak lantas membuat Zayn merasa terhibur, justru Zayn merasa risih dan terganggu oleh sang penyanyi yang tengah menghibur pengunjungnya.

*Pergilah engkau bersamanya

Anggalah diriku yang tak pernah ada

Aku mohon jangan lukai hatinya

Cukup aku saja aaa ...

Bila nanti kau tak bahagia

Kembalilah pintu selalu terbuka

Namun hati takan bisa kembali seperti dulu lagi*.

Sebait lagu Alexa nyanyikan dengan penuh penghayatan, inilah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk Alexa, gadis itu selalu membawa suasana seperti lagu yang tengah ia sampaikan.

Di samping itu Alexa juga seorang floger juga konten kreator. Meskipun Alexa berasal dari keluarga berkecukupan tapi ia tak berpangku tangan untuk menikmati uang orang tuanya.

Prok ...

Prok ...

Suara tepuk tangan terdengar jelas di telinga Zayn yang lagi-lagi mendengkus tak suka.

Alangkah terkejutnya Zayn saat melihat di antara banyaknya teman-teman Alexa terdapat adiknya, yang justru tengah menikmati party bersama teman kuliahnya.

Zayn tak bisa lagi menahan emosinya, sudah ia katakan berulang kali jika Alexa membawa pengaruh tak baik untuk adiknya.

Zayn petmisi dari temannya dan bergegas menghampiri sang adik untuk membawanya pulang.

"Anna pulang!" Suara Zayn terdengar dingin dan membekukan, ia juga menarik tangan adiknya agar pulang bersamanya.

Semua teman-teman Hanna yang berjumlah empat orang langsung diam, tau jika Zayn adalah kakak dari teman mereka. Zayn merupakan salah satu dosen killer di kampus mereka. Yuni dan Asha tak bergeming, kedua gadis berhijab itu nampak ketakutan saat melihat kehadiran Zayn.

"Kak Zayn di sini?" Cicit Hanna hati-hati, ia tau kakaknya tengah marah.

"Ya aku di sini menyaksikan kelakuan adikku yang mulai liar." ketus Zayn dengan terus menarik tangan adiknya.

"Eh, eh, Gus tunggu. Jangan bawa Anna pulang sekarang!" Alexa mencekal lengan tangan Zayn yang polos. Yang mana tengah membuka mobilnya.

Tuhkan sudah Zayn katakan jika Alexa itu bukan gadis yang baik seenaknya menyentuh tubuh pria lain tanpa ijin yang bahkan bukan mahramnya.

"Lepas!" Zayn menepis kasar tangan Alexa. "Tidak sopan menyentuh orang sembarangan." Zayn membersihkan lengan bekas sentuhan Alexa menggunakan tissue basah yang entah dari mana ia mendapatkannya. Seakan tangan Alexa sangat kotor.

"Tanganku bersih Gus."

"Tanganmu mungkin bersih, tapi hatimu kotor. Seenaknya mengajak adikku mengadakan pesta."

"Masuk!" Zayn mendorong adiknya untuk memasuki mobilnya.

"Sulit sekali menjagamu, agar tidak berteman dengan gadis liar itu." Zayn menghardik Hanna yang kini mulai berkaca-kaca mendapatkan bentakan dari kakaknya.

"Gadis Liar?" ulang Alexa.

"Ya kau gadis Liar!" Zayn sudah kehilangan kesabaran saat berbicara dengan salah satu mahasiswinya.

"Pak Zayn yang terhormat dari mana anda menyimpulkan jika saya gadis liar? Apa anda pernah melihatku berada di pangkuan seorang pria, atau tengah bercinta dengan banyak pria?" Alexa sepertinya tersinggung oleh perkataan Zayn.

"Lalu aku harus menamaimu apa seorang gadis rumahan yang hobi kelayapan?"

"Ya itu sedikit lebih baik." Anna yang tadi hendak menangis hampir saja tertawa saat mendengar perdebatan kakak dan temannya. Mereka memang tidak pernah aku. Dan sialnya Alexa adalah sahabat Hanna sehingga Zayn kesulitan memisahkan mereka.

Alexa sendiri sepupu Lula, putri dari tantenya Cinta. Zayn dan Lula sudah sepupu kedua apa lagi dengan Alexa semakin jauhlah ikatan mereka.

"Dasar gadis sinting!" Saat Zayn hendak mengitari mobil untuk ke kursi kemudi Alexa buru-buru memasuki mobil pria itu sehingga ia duduk di kursi penumpang berduaan dengan Hanna.

Alexa tak ingin membuat Hanna mendapat amarah dari kakaknya sehingga ia turut ikut ke dalam mobil.

Mata Zayn membulat saat melihat Alexa sudah berada di kursi penumpang.

"Alexa! Turun dari mobilku!" Zayn mengetatkan rahangnya. Entahlah harus bagaimana ia mengatasi pergaulan anak jaman sekarang.

"Tidak mau. Aku tidak mau. Aku tak akan membiarkan kau menyakiti sahabatku seorang diri." Alexa melipat tangan di dadanya.

Hanna hanya diam ia terlalu takut karna kakaknya benar-benar marah.

"Dia adikku! Aku berhak melakukan apapun." Zayn membentak dengan wajah yang memerah.

"Dia sahabatku. Aku berkewajiban melindunginya! Hak dan kewajiban manakah yang lebih utama? Bukannya kau seorang yang pintar." Alexa selalu tak mau kalah saat berdebat.

"Alexa keluar atau aku akan menyeretmu!"

"Seret saja. Aku akan berteriak jika ada Om-om yang hendak mele cehkanku."

"Alexa!"

"Ya."

"Keluar."

"Tidak."

Zayn kembali mendengkus, akhirnya karna tak ingin berdebat ia memutuskan untuk menjalankan mobilnya dan membiarkan Alexa tetap berada di mobilnya.

"Ma, sepertinya Alexa akan menginap lagi di rumah tante Lexi." rupanya Alexa tengah menghubungi Mamanya dan menunjukannya pada Hanna agar Mamanya percaya. Lexi dan Kahfa berteman baik dengan orang tua Alexa.

"Ya sudah. Sampaikan salam Mama pada tantemu." ujar mama Alexa.

"Baik Ma selamat malam."

"Kau itu gadis macam apa senang sekali menginap di rumah orang?" sindir Zayn.

"Memangnya kenapa? Lagian aku menginap di kamar Hanna bukan di kamarmu. Lagi pula jarak rumah kita tidak terlalu jauh." ada saja jawaban Alexa yang membuat hati Zayn geram.

"Kau itu mahasiswiku. Sopanlah sedikit jika berbicara dengan dosenmu." Zayn menggunakan setatusnya untuk menekan gadis random itu.

"Hubungan antara dosen dan pelajarnya hanya berlaku di jam pelajaran. Di luar jam itu kita merupakan dua orang manusia yang tidak terikat hubungan apapun." Alexa mengambil ikat rambut dari tasnya dan menguncir rambutnya tinggi-tinggi.

"Duh panasnya."

Dari balik spion Zayn melihat leher Alexa yang putih mulus. Hampir saja fokusnya terbagi, ada saja tingkah Alexa yang membuat Zayn kesal.

"Xa. Pakai ini." Hanna menyerahkan jaket Zayn yang terdapat di mobil itu. Hanna menyadari tatapan aneh kakaknya pada Alexa.

"Orang panas Loh Ann, masa suruh jaketan."

"Anna, taruh kembali jakutku. Aku tak ingin mensucikannya dengan tanah." ujar Zayn ketus.

"Lah. Kau pikir aku guk-guk." terdengar suara Alexa yang tak terima.

"Menurutmu." Zayn menyeringai karna bisa membuat Alexa tersinggung.

"Ck,, padahal aku lebih menggemaskan dari hewan itu." Alexa memberenggut. Jadi Alexa tak terima di samakan dengan guk-guk karna dirinya merasa lebih menggemaskan di banding guk-guk. Bukan tersinggung masalah suci mensucikan. Benar-benar si Alexa ini.

Menghitung kesalahan orang

"Keluar!"

Titah Zayn dingin.

Baik Hanna maupun Alexa sama-sama keluar dengan menundukan kepala. Bukan tanpa alasan mereka terlihat takut. Di sana sudah terdapat Mama dan Papanya.

Kahfa menatap tajam putri dan temannya bergantian. Alexa sedikit ngeri dengan tatapan ayah dari temannya.

"Bukankan sudah Om katakan jika ingin kemari tutup auratmu Alexa, lihatlah rumah Om dekat pesantren malu dengan para santri di sana.

"Hehehe, ia Om maaf, padahal Alexa, sudah bawa kerudung juga pakaian panjang. Tapi tertinggal di mobil Lexa." Alexa membuka pintu mobil dan mengambil jaket Zayn kemudian memakainya.

"Dari mana kalian?" Kali ini Mama Lexi yang bertanya.

"Da-dari Caffe Ma, ngerjain tu-tugas." Hanna menjawab takut-takut, ia juga melirik ke arah kakaknya.

"Bohong Ma, mereka abis nongkrong. Party-party." Zayn menyangkal jawaban adiknya.

"Benar begitu?"

"Tidak tante, sungguh. Kami beneran ngerjain tugas." Alexa turut membela temannya.

"Lalu apa kabar dengan dirimu yang nyanyi-nyanyi di sana?"

"Itu beda lagi, aku nyumbangin lagu apa salahnya. Ohh, aku tau nih, jangan-jangan kak Zayn terlalu menghayati laguku sehingga marah-marah sedari tadi." Alexa menuduh Zayn dengan sangat yakin.

"Sotoy ..." Zayn tanpa sadar menoyor kening teman adiknya.

"Eh tangannya. Sentuh-sentuh aku. Kemana tadi yang berkoar-koar jangan sentuh sembarangan bukan mahram." Alexa meledek Zayn.

"Ga sengaja." ucap Zayn datar.

"Kak Zayn pikir aku sengaja."

"Udah-udah jangan berdebat. Masuk-masuk ini sudah malam. Tadi Mamamu menelpon tante, katanya mau menginap di sinikan?"

Sebenarnya Lexi dan Kahfa ingin menegur putrinya, tapi ia memiliki sopan santun, tak mungkin menegur langsung putrinya di hadapan Alexa.

Alexa yang merasa tak enak undur diri, ia lebih memilih pulang saja dari pada menginap. Ia tak enak dengan kejadian malam ini. Yang penting Hanna sudah aman tidak akan mendapat omelan lagi dari Zayn.

"Saya pulang saja tante. Naik ojek saja. Saya tak jadi menginap. Permisi."

"Assalamualaikum."

Tanpa menunggu jawaban semua orang Alexa langsung pergi dari sana. Namun saat setengah perjalanan menuju pangkalan ojek, ia lupa jika ponselnya di dalam tas Hanna, setelah tadi menghubungi Mamanya.

Akhirnya Alexa putar arah, ia balik lagi ke arah rumah Hanna. Namun Alexa di buat mematung di dekat pintu yang terbuka menyisakan celah sekitar empat jari tangan. Sehingga Alexa dapat mendengar dengan jelas bagai mana Papa Hanna dan Kak Zayn mengomeli Hanna. Alexa di sebut-sebut dalam hal ini.

"Sekali-kali turuti perintah kakakmu Hanna! Kau bisa mencari teman yang lebih baik dari Alexa. Jangan sampai kau salah pergaulan." Papa Kahfa memberi tahu putrinya, mengira jika Alexa sudah benar-benar pulang.

"Pa, jangan berkata seperti itu. Alexa tak salah apapun." Hana terisak karna Papa dan kakaknya menyalahkannya. Sedangkan Mama Lexi ia tidak tau kemana.

"Sudah ku katakan sedari dulu Hanna! Menjauh darinya. Dia bukan gadis baik, teman prianya sangat banyak, baginya hal yang wajar bersentuhan dengan banyak orang. Kau bisa terpengaruh oleh pergaulannya." Zayn bingung harus dengan apa lagi ia menyadarkan adiknya.

"Kak, Alexa baik padaku. Dia temanku!" Hanna terus saja membela temannya. "Dia tidak melakukan tindak kejahatan, apa salahnya banyak teman?"

"Lihatlah dari segi dia berprilaku, dari caranya berpakaian, bahkan dia memiliki kekasih. Aku yakin karna pergaulannya sebentar lagi dia akan hamil di luar nikah."

"Kakak. Hati-hati dalam berucap, setiap kata adalah do'a jika tidak setimpal dengan apa kesalahan orang lain bisa saja itu berbalik pada diri kak Zayn sendiri." Hanna terlihat berang oleh kalimat kakaknya.

"Zayn. Jaga ucapanmu!" Kahfa turut menegur, ia sebenarnya bingung Zayn itu anak Kahfi mengapa makin ke sini Zayn malah lebih terlihat seperti dirinya.

Lutut Alexa layaknya jelly, ia gemetar juga melemas, memiliki teman sebaik Hanna adalah keberkahan untuknya. Tapi sepertinya ia harus mulai menjaga jarak dengan Hanna begraund mereka berbeda. Hanna gadis manis yang penurut juga cucu dari pemilik pesantren, memang tak pantas berteman dengan dirinya yang merupakan seorang gadis tak beraturan. Alexa masih berdiam diri di balik pintu hingga sebuah suara mengagetkannya.

"Alexaa ..." Lexi memanggil dengan suara lumayan kerah hingga membuat ketiga orang yang berada di dalam terperanjat.

"I-iya tante. Alexa ketinggalan ponsel di tas Hanna." sebisa mungkin Alexa bersikaf normal seperti biasa.

"Xa, sejak kapan Alexa ada di sini?" Hanna takut Alexa mendengar perdebatan yang melibatkan Alexa ia tak ingin temannya sakit hati.

"Ba-baru aja. Mana ponselku?" dengan buru-buru Alexa mengambil ponselnya dari tangan Hanna.

"Aku permisi." tanpa mengucapkan salam Alexa pergi setengah berlari.

"Alexa biar Zayn mengantarmu." Lexi memanhgil teman putranya.

"Tidak usah tante." Alexa berteriak dari ke jauhan.

"Lihat saja jika Alexa mendengar ucapan kalian dan Alexa menjauhiku. Aku tak akan berbicara lagi dengan Papa dan kakak." Hanna menangis, Alexa lebih dari sekedar sahabat untuknya.

"Memangnya apa yang kalian bicarakan?"

Hanna menceritakan perbincangan mereka yang menyebut-nyebut dan menyalahkan Alexa.

"Astaghfirullah Zayn kau sampai mengatakan hal buruk seperti itu! Istigfar Zayn, kau bukan peramal yang menebak jalan hidup seseorang dengan asal. Tak malu dengan profesimu?"

"Maaf Ma, Zayn kelepasan semua ini karna Hanna yang bebal di beri tau." Zayn menunduk.

"Aku benci kak Zayn." Hanna berlari menuju kamarnya.

"Sebenarnya hal apa yang membuatmu tidak menyukai Alexa, kalian teman sedari kecil."

"Zayn tak menganggap Alexa teman Zayn. Lagian Zayn masi kesal padanya mengapa dia menerima Adam menjadi kekasihnya. Padahal Adam akan di jodohkan dengan Alena. Aku masih sakit hati saja sesama sepupu yang batal menikah." ujar Zayn kesal.

"Mereka tidak berjodoh Zayn. Alena yang memutuskan menolak perjodohan itu." Kahfa yang bicara.

"Jika Adam bener-bener serius dengan Alexa kenapa tidak di nikahi saja, malah pacaran nambah-nambah dosa saja." Zayn tidak menyukai Alexa, di matanya gadis itu selalu salah.

"Biarkan urusan mereka Zayn, hobi sekali kau menghitung kesalahan orang." Lexi kesal lantaran putranya tidak meniru sifat ayahnya. Kahfi yang lembut dan penuh jasih sayang tidak terlihat di diri Zayn.

Iya juga jika di pikir-pikir, mengapa Alexa selalu terlihat salah di matanya. Sudahlah tak penting juga memikirkan hal itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!