NovelToon NovelToon

Mencintai Suamimu

Aksi penyelamatan

Malam itu pukul 12 tengah malam, sebuah mobil nyaris saja terjun ke jurang sedalam 15 meter, mobil tersebut kehilangan kendali hingga menabrak pembatas jalan lalu terseret hingga dua meter dan hampir terjun ke jurang.

Suasana sepi malam itu membuat siapa pun tidak menyadari tentang ke celakaan tersebut, apa lagi jalanan tersebut amat jarang di lalu mobil pribadi. Namun entah kenapa mobil mewah tersebut bisa melalui jalan itu hingga sebuah kecelakaan pun terjadi dan mobil yang ia kendarai ringsek dan tak berupa lagi.

Mobil nyaris terjun namun sebuah besi menahan ban mobil pria nahas itu, namun Besi pembatas yang menyangkut ban mobil tersebut mulai sedikit roboh. Krieeettt! Ketika mobil nyaris saja terjun, Seseorang di dalam mobil tersebut mulai sadar...

"Astagfirullah..." Seorang pria penuh darah di wajahnya berusaha keluar dari mobil tersebut. Namun ia terjepit dan pintunya terhalang sebuah pohon... Sedangkan mobil tersebut mulai maju beberapa langkah ke bawah jurang.

Ia pun berusaha menurunkan kaca mobilnya dan ia lekas meraih pohon tersebut dan perlahan menarik tubuhnya yang terjepit itu.

Tak berselang satu menit berlalu, setelah sebagian tubuhnya keluar dari kaca mobil tersebut, mobil terjun dan kaki pria itu terseret.

"Aaakkkhhhh!" ia menjerit karna kakinya terasa patah. Ia berhasil selamat, dan akhirnya ia pun menjatuhkan tubuhnya di tanah dengan ke adaaan tak sadarkan diri.

***

Namun, setelah beberapa saat kemudian, mata pria itu mulai terbuka. Ia menatap langit langit berwarna putih yang terlihat sedang bergerak. Juha seorang wanita dengan tatanan rambut terurai tampak khawatir pada pria itu "Tuan bertahanlah... Kau akan baik baik saja!" teriaknya berusaha membangunkan Pria tersebut... Padahal penglihatan pria itu buram dan sedikit ke susahan untuk mengingat hal apa yang kala itu terjadi.

Dalam pikirannya hanya ada pertanyaan, siapa wanita yang menolongku...

"Nona... Anda tidak bisa mengantar lebih dari ini" Pinta suster.

"Tapi sus" Wanita itu gelisah.

"Biarkan dokter lakukan tugasnya dengan baik" pinta suster lagi.

"Ba-baiklah... " Wanita itu pun mulai menyerah dan memilih duduk di kursi ruang tunggu.

Ia mulai menatap dompet pria itu "Diran? Apakah tuan itu bernama Diran?" tanya nya. Ia mulai merogoh ponselnya lalu menelpon kontak kantornya.

Benar saja, asistennya lekas datang bersama seorang wanita namun wanita itu tak sempat melihat wajah istri pria bernama Diran itu.

"Nona, siapa nama anda?" tanya Asisten Diran yang seorang wanita cantik berhijab putih.

"Nama saya... Syiren kakak..." Jawab Syiren sang penolong.

"Terimaksih telah menolong bos saya... Jika anda perlu sesuatu, silahkan telpon nomor ini" Pinta wanita itu.

"Ah. Ia... Semoga tuan tidak terluka serius" Ucap Syiren seraya pergi.

"Baik... Akan ku sampaikan nanti pada tuan ku jika ia sudah siuman"

"Kalau begitu saya pamit" Ucap Syiren seraya melangkah pergi.

Namun, saat ia hendak melewati koridor berikutnya. Ia melihat wanita yang tadi datang bersama sang asisten telah berbisik bisik dengan dua pria plontos.

Syiren hanya bisa mendelik tajam dan menatap dengan ekor matanya karna ia cukup takut. Apa lagi, mereka tampak bicarakan hal yang sangat serius.

"Kalian ini bodoh!" Bentak Wanita yang tadi datang dengan asisten Diran.

"Maaf saya pikir tuan sudah tewas tadi..." Para pria mulai menundukan atensinya.

"Dasar tidak becus! Aku ingin dia mati! Bukan malah koma di rumah sakit!" Amuk wanita itu.

Dalam pikiran Syiren, rasanya ia seakan mendengar sebuah rencana pembunuhan yang gagal.

Sebaiknya aku tidak ikut campur. Atau aku dalam masalah besar. Bathin Syiren.

Syiren tak lihat jelas wanita berambut panjang itu. Yang Syiren tahu hanyalah ia sudah berhasil menyelamatkan pria bernama Diran dari sebuah kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya.

Dia bahkan tak tahu jika wanita yang telah merencanakan kejahanan itu adalah orang terdekat Diran.

Masalah Diran

Enam bulan kemudian...

"Mas! Kamu itu nggak berguna! Bahkan kamu nggak bisa memuaskan ku di ranjang! Jadi nggak ada gunanya aku di rumah!' Bentak Lena menghempas tangan Diran yang kala itu menghentikan langkah Lena istri nya tercinta.

"Sayang! Tolong jangan begini... Dulu aku juga normal sama sepertimu! Aku tak berharap kecelakaan itu menimpaku dan membuat fisikku jadi begini!' Bantah Diran mengejar istrinya dengan berkutat di kursi rodanya.

"Hentikan Mas. Aku sudah capek sama kamu! Jadi... Jangan larang larang aku pergi ke tempat mana pun yang aku suka!" Jelas Lena seraya menjingkrat pergi.

Tinggalah Dinar di kursi rodanya, hatinya sakit dan ia pun tak bisa lakukan apapun untuk menghentikan kelakuan istrinya yang kian hari kian menjadi jadi.

"Astagfirullah... Apa lagi yang harus aku lakukan untuk mempertahankan rumah tanggaku ya allah... Semantara istriku saja sudah tak sudi lagi melihatku. Apalagi, ia sungguh tak menginginkan fisikku seperti ini... Lena, cepatlah sadar... Bisik Dinar. Beberapa pelayan pun mulai menghampiri Dinar dan mengantarnya ke ruang Kerjanya.

Dinar Prayoga, siapa yang tak mengenal namanya itu di dunia bisnis. Nama besar yang ia dapat dari kluarganya setelah ia mampu mengembangkan bisnisnya di dunia property. Dan kini ia pun sukses menekuni bidangnya tersebut. Dinar Prayoga adalah Pria mapan dengan wajah tampan dan postur tegak tinggi berotot, wajahnya persis orang timur tengah. Wajah tampan itu ia dapat dari mendiang sang ayah yang ternyata adalah keturunan Arab saudi.

Ia menikahi Lena anak dari seorang pembatu di kediaman induk karna ia sangat mencintainya. Mereka tumbuh besar bersama hingga Dinar benar benar tak bisa lepas dari Lena, Namun sudah enam tahun pernikahan Dinar dan Lena, tapi mereka belum juga di karuniai seorang anak untuk menghempas ke sunyian rumah besarnya itu.

Malah, kelakuan Lena kian hari kian menjadi jadi, Lena selalu berangkat pagi dan pulang tengah malam dalam ke adaan mabuk bersama beberapa teman prianya. Dinar kadang tak tahan pada kelakuan istrinya yang selalu berpoya poya itu...

Tapi karna Dinar sangat mencintai Lena, Dinar pun tak bisa berbuat banyak. Meski Lena selalu menyinggung pisik Dinar yang tak sesempurna dahulu. Tapi Dinar tetap saja bersabar untuk menunggu hati Lena kembali luluh seperti dulu lagi.

***

Malam pun tiba...

Lena pulang bersama seorang pria, mereka melajukan kendaraan tersebut sedikit kencang dan ugal ugalan. Keduanya baru pulang dari klab malam dan minum bersama teman teman mereka yang lainnya...

"Sayang... cepatlah sedikit, aku tak mau terlambat pulang karna laju mobilmu terlalu lamban" Oceh Lena sembari tertawa girang entah apa sebabnya.

"Jangan terlalu cepat, lagi pula... Aku masih kangen sama kamu sayang..." rayu Yuda seraya membelai wajah Lena lembut. Yuda adalah pacar Lena. Mereka berpacaran dua bulan yang lalu, setelah Diran kecelakaan Lena tak bisa mendapatkan kenikmatan antara wanita dan pria bersama suaminya, hingga ia gelap mata dan meminta Yuda untuk memuaskan hasrat libionya di ranjang.

Lena pun bersikeras meminta Yudha untuk berpacaran dengannya meski itu hanyalah sebatas cinta satu malam saja kala mereka bertemu.

Lena tak pernah curiga pada Yuda meski Yuda selalu meminta uang padanya dalam nominal yang cukup besar.

Karna desakan Lena yang kian meracau akibat mabuk, Yuda pun mulai mengencangkan laju mobilnya. Suasana gelap dan cukup mencekam... Hanya sorot mobilnya yang trlihat menerangi jalan tersebut. Namun, Yuda tak pernah menyangka jika di tempat sepi seperti itu dirinya akan terlibat sebuah masalah besar.

Duakkkk!!

"Kyaaaa!" Teriak seorang perempuan. Deketika mobil itu berhenti dan tawa lena mulai hening "Sayang. Apa itu tadi?" Tanya Lena panik.

Yuda diam "Sepertinya aku menabrak seseorang" Mobil yang Yuda kendarai menabrak seseorang yang nampaknya itu adalah wanita.

"Apa? Kamu gimana sih! Kenapa bisa sampai menabrak! Celaka nih... Kita harus segera turun dan pastikan! Aku nggak mau terlibat dalam kecelakaan ini!" Teriak Lena bersikeras.

"Nggak usah di lihat! Nanti kita malah dalam masalah besar!" Teriak Yuda.

"Ngak! Kita lihat, aku nggak mau jadi pembunuh dan masuk penjara! Yuda turun dan lihat, bawa dia hidup atau mati!" Marah Lena.

Setelah bersitegang beberapa menit, akhirnya Yuda membawa perempuan yang tak sadarkan diri itu ke mobilnya.

Kecelakaan

***

Lena tergesa gesa pulang...

Dok! Dok! Dok!

Lena menggedor pintu depan dengan sangat panik. Diran dan bi Mari mulai membukakan pintu itu "Nona... Kenapa pakaian anda merah begitu?" Tanya Bi Mari membelalak begitu pun Diran yang ada di samping bi Mari. Mereka terbelalak kaget bersamaan setelah menyaksikan tumpahan darah tergambar jelas di pakaian mereka.

"Sayang apa yang terjadi?" pekik Diran kaget.

"Cepat bawa kemari!" Seru lena pada Yuda, Lena bahkan mengabai kan pertanyaan Diran, padahal Diran saat itu dengan setianya menunggu kepulangan istrinya dari tempat tak jelas menurut Diran.

Yuda pun mulai masuk kedalam rumah Diran. Lagi lagi Diran membelalak kan netranya karna kaget. Sebab Yuda masuk dengan menggendong seorang wanita berambut panjang yang tak sadarkan diri. Pakaiannya penuh noda dan sudah jelas jika wanita itu tampak tak sadarkan diri.

"Lena! Apa yang kau lakukan? Kenapa dengan wanita itu?" Tanya Diran menghampiri Lena dengan menggoes kursi rodanya dengan tangannya.

Lena menoleh dan malah marah padanya "Berisik! Kau diam saja, karna ini bukanlah urusanmu!" amuk Lena. Lena kembali mengabaikan Diran dan malah berbisik bisik dengan Yuda terkait ke adaan wanita tak di kenal itu.

"Bibi panggil Dokter Coules!" Pinta Lena. Bi Mari mulai berlari menuju telpon rumah lalu mengontek dr Coules.

Diran hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya saja karna ia tak habis pikir dengan kelakuan istrinya yang sungguh tak berperasaan. Yuda pulang tanpa pamit pada Diran, Diran bahkan tak tahu apa hubungan Lena dengan pria itu.

"Sayang. Kamu belum menjawab pertanyaanku! Kenapa wanita ini bisa sampai terluka parah begini! Apakah ini ada hubungannya dengan pria itu?" tanya Diran berharap sebuah jawaban.

Lalu Lena menoleh dan malah berbalik marah pada suaminya "Apaan sih mas! Udah deh... Ngapain sih di perpanjang lagi. Aku capek dan mau mandi lalu istirahat... Kamu ini makin hari bukannya bisa jalan. Ini malah makin bawel aja...." balas Lena seraya pergi membuang wajahnya jutek.

Astagfirullah... Lena Lena... Kelakuanmu makim hari makin tak terkendali. Jika aku tidak bersumpah pada mendiang ibumu untuk tak menceraikan mu. Mana bisa aku menahan diri dengan penghinaanmu yang makin menyiksa ku" Bisik Diran seraya menggelengkan kepalanya.

***

Dr Coules pun datang dan membersihkan luka lukanya. Ia menutupnya dengan perban "Dokter bagai mana keadaan wanita ini?" Tanya Diran cemas.

Dr Hanya menggelengkan kepalanya "Sebaiknya nona ini di bawa ke rumah sakitku saja untuk mendapatkan penanganan yang detail. Saya takut ia mengalami patah tulang" jelas sang dokter.

Diran setuju untuk membawa wanita itu ke rumah sakit "Tidak boleh! Jangan bawa dia ke rumah sakit!" Bentak Lena dari lantai atas. Diran dan dokter menatapnya yang berjalan tergesa gesa menuju arah mereka.

"Sayang apa maksudmu" Tanya Dinar melotot.

"Tidak! Aku tidak setuju! Dia akan hidup dan mati di sini... Ini keputusanku!' Sambung Lena lantang. Sontak Dr dan Diran pun melotot pada keputusan lena yang terdengar menjengkelkan.

"Hentikan kebodohan mu Lena! Kenapa kau makin keterlaluan! Teganya kamu menyepelekan nyawa seseorang hanya karna ke egoisanmu!" Bentak Dinar tak terima keputusan Lena.

"Lena katamu? Sejak kapan kau bisa memanggilku dengan namaku sendiri! Kau makin menjijikan Mas!" Teriak Lena menimpal kata kata Dinar.

"Tuan Dinar, tenanglah... Nampaknya nona ini sedikit sadar" Ucap Dr melerai pertikaian antara Dinar dan Lena. Seketika tatapan Lena dan Dinar mulai tertuju padanya...

"E-emmm... Di mana ini?" bisik wanita itu menatap langit langit rumah Dinar yang tinggi dan mewah bercat putih.

"Kamu sudah sadar?" tanya Lena mendekat dan tampak senang si raut wajahnya.

"Alhamdulilah..." bisik Dinar berdecak kagum... Ia sungguh bersyukur.

"Dimana ini?" Ucapnya lagi sembari mengingsut dan mulai bangun.

"Ini adalah rumah ku... Apakah kamu baik baik saja?" tanya Lena begitu khawatir.

"Seluruh tubuhku sakit..." Bisik wanita itu.

"...Kamu akan baik baik saja. Tadi kamu di tabrak orang dan aku yang menyelamatkan mu. Tampaknya kamu adalah korban tabrak lari" Jelas Lena bohong.

"Benarkah?" tanya wanita itu.

"Kamu akan segera sembuh... Oh ia. Siapa nama mu?" Tanya Lena tanpa sungkan.

"...Namaku, Syiren..." Jelasnya.

"Syiren... Oh nama yang bagus. Syiren, kamu menginap saja di sini. Aku akan mengajakmu berobat besok" Imbuh Lena tampak Akur.

Ada apa dengan Lena... Kenapa dia sangat baik pada wanita itu. Ini bukan Lena yang biasanya. Pasti dia sedang menyembunyikan sesuatu. Pikir Diran dalam hati.

Syiren di perlakukan dengan baik oleh Lena... Ia di beri kamar yang megah malam itu. Bahkan Diran tak pernah tahu rencana apa yang sedang Lena susun untuk Syiren.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!