Di sebuah club malam terbesar di Los Angeles.
Ada sebuah pesta ulang tahun yang dirayakan secara besar-besaran. Pesta yang dipersembahkan oleh pria bernama Vraka Zayyan Lewis untuk kekasih hatinya yang sangat cantik jelita. Mona Angelica, seorang model cantik, seksi dan juga hot itu sedang berdansa dengan begitu semangatnya. Bersama dengan teman-temannya yang juga ikut berdansa bersamanya.
Ruangan itu seluruhnya telah dibooking oleh Vraka. Dia tidak tanggung-tanggung menggelontorkan banyak uang demi kebahagiaan sang kekasih. Mona Angelica, seorang model majalah dewasa yang sangat dikagumi banyak lelaki. Bodinya yang seksi dan begitu ramah kepada siapa saja. Membuat sosok Mona begitu disukai banyak orang. Dia juga tampak friendly dengan siapapun.
Mona mengundang teman-teman sesama model dan juga beberapa artis terkenal. Semuanya yang hadir adalah teman dari Mona. Seperti janji yang Vraka berikan kepada Mona. Dia hanya ingin Mona merasa nyaman dan bahagia di hari ulang tahunnya.
Alunan musik klub yang keras sedari tadi telah menggema. Semuanya tampak menikmati acara yang sedang berlangsung tersebut. Bau asap rokok dan juga minuman beralkohol sudah tidak asing lagi di sana. Semuanya berpesta pora tanpa terkecuali. Menikmati indahnya dunia gemerlap malam. Dengan minuman memabukkan dan juga para wanita cantik yang siap mendampingi para pria yang merasa kesepian di pesta tersebut.
"Sayang, kenapa hanya diam saja. Ayo kita joget lagi di bawah. Kita nikmati pesta ini sayang," ajak Mona sambil menempelkan tubuh seksinya ke tubuh kekar Vraka.
Namun Vraka menolak ajakan Mona. Dia masih asyik menghisap rokoknya kemudian dirinya memberikan kode kepada sang asisten untuk mengikuti dirinya.
"Selamat ulang tahun Mona. Bersenang-senanglah dengan teman-temanmu. Cup," sebuah kecupan mendarat di kening Mona.
Kemudian Vraka dan asistennya Black pergi meninggalkan ruangan yang penuh riuh orang-orang yang sudah mabuk dalam berpesta. Bahkan ada yang sudah meracau tak jelas dengan aksi yang lebih gila lagi.
Vraka tidak perduli dengan raut wajah kecewa dari Mona. Ketika dirinya lebih memilih meninggalkan wanita itu di pesta ulang tahunnya yang begitu mewah. Vraka tidak peduli dan memang seperti itulah sosok Vraka Zayyan Lewis. Dia sudah menepati janjinya kepada Mona. Sebagaimana Mona dulu pernah meminta dirinya untuk membuatkan pesta ulang tahun yang mewah. Kalau Mona mampu membantu Vraka memenangkan tender yang dia kerjakan.
Dan benar adanya kalau Mona memang mampu membantu Vraka. Dan sesuai kesepakatan maka Vraka memberikan apa yang Mona inginkan. Selain yang tunai tentunya. Vraka tidak pernah main-main dengan janji yang sudah dia ucapkan. Impas bukan, itu menurut Vraka. Tetapi tentu saja berbeda dengan versi menurut Mona.
Wanita yang sudah diakui sebagai kekasih Vraka itu sebenarnya ingin meminta lebih kepada Vraka. Dia tidak hanya ingin diberi hadiah saja. Tetapi juga waktu, perhatian dan juga kasih sayang seorang Vraka. Akan tetapi lelaki itu justru tampak cuek, datar dan dingin kepadanya.
Seperti malam ini, Vraka hanya datang sebentar terus setelah itu dia meninggalkan Mona untuk berpesta bersama teman-temannya. Mona merasa bahwa sangat sulit meluluhkan hati seorang Vraka. Padahal apa kekurangan dari dirinya. Sosok wanita sempurna yang dipuja oleh banyak pria. Bahkan diimpikan oleh pria-pria tersebut untuk berfantasi indah di setiap momennya.
Akan tetapi berbeda dengan Vraka. Pria itu tetap dingin tak tersentuh. Bahkan untuk sekedar melakukan one night stand dengannya saja Vraka tidak mau. Padahal jika Vraka menginginkan dirinya maka Mona akan dengan senang hati menyerahkan dirinya sepenuhnya hanya untuk Vraka.
"Beri aku minuman," ujar Mona kepada bartender di klub tersebut.
"Nona yakin mau mabuk malam ini?" tanya bertender tersebut. Karena dia tahu kalau Mona tidak kuat untuk minum. Pasti sebentar lagi dia akan mabuk.
"Jangan mengaturku! beri aku minuman cepat!" teriak Mona yang sudah tersulut emosinya.
Bartender itupun menurut. Dia memberikan minuman yang dipesan oleh Mona. Dengan sekali teguk maka minuman itupun tandas. Mona ingin menghilangkan rasa kecewa dan juga patah hatinya malam ini kepada Vraka.
"Butuh teman?" tanya seorang pria tampan dengan kemeja hitam yang dia kenakan. Dia menawarkan segelas minuman untuk Mona.
Wanita itu membiarkan saja pria tersebut. Dan itu adalah kesempatan baginya mendekati wanita dari seorang Vraka.
"Jika dia mengabaikanmu tenang saja. Aku memiliki cara agar dia mau kembali bersamamu," bisik pria tersebut telah di telinga Mona. Padahal Mona saat ini sudah setengah sadar. Dia ternyata sudah mabuk akibat minuman yang barusan dia tenggak.
"Bagaimana caranya?"
Respon dari Mona tentu saja membuat pria itu tersenyum smirk.
❤️❤️❤️
TBC
Keesokan paginya.
Mona tampak menggeliat di atas ranjang yang begitu empuk. Matanya terasa berat sebenarnya untuk terbuka. Namun Mona berusaha membuka matanya karena sinar matahari yang masuk ke dalam celah-celah gorden jendela kamarnya. Mona merasa silau dan itu membuatnya terganggu dari tidur.
Mona menggeliatkan tubuh. Dia melihat ke arah samping dan mendapati dirinya berada di tempat asing. Mona terkesiap dan terkejut. Dia seketika melihat dirinya yang sudah tak berbusana sama sekali. Bahkan tubuhnya yang polos hanya tertutup selimut tebal berwarna putih.
"Apa yang sudah aku lakukan?" ucap Mona dengan panik.
Dia mengecek dirinya sendiri dan mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Ternyata dia baru teringat dengan seorang pria yang dikenalnya semalam.
"Breng-sek!!!!!! ternyata dia telah menipuku! Aku telah diperdaya oleh dia! siaaaaal!!! Siaaall!!!"
Bug
Bug
Bug
Mona memukul-mukul guling yang ada di sampingnya. Mona meraung-raung merasakan kehancurannya. Bagaimana bisa dia kehilangan sesuatu yang berharga. Yang mana hal itu akan dia persembahkan untuk Vraka seorang. Akan tetapi semuanya telah hancur. Memang di negara ini keperawanan bukanlah hal yang penting lagi. Tetapi Mona hanya ingin Vraka yang memilikinya.
Drrttt
Drrttt
Sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Mona segera membuka chat di dalamnya. Dia mendapatkan sebuah foto dan video saat dirinya sedang bercinta dengan pria itu. Mona semakin geram saja melihat adegan intim yang dia lakukan berdua dengan pria asing malam hari itu.
Mona segera melakukan panggilan telepon dengan nomor yang dia yakini adalah milik pria tersebut.
"Halo."
"Apa maumu sebenarnya! Hah!" teriak Mona dengan wajah yang memerah karena marah.
"Hahahaha.....cukup mudah. Menurutlah kepadaku maka rahasiamu itu akan aman. Vraka tidak akan mengetahuinya."
"Kurang ajaaaaarrr!!!" geram Mona tertahan. Yang mana justru membuat si pria di sana tertawa dengan renyahnya.
......................
Perusahaan Lewis Corp.
"Bagaimana perkembangan proyek di kota B ?" tanya Vraka kepada black yang sedang berada di ruangannya membahas tentang proyek baru yang mereka kerjakan.
"Semuanya aman terkendali tuan. Hanya saja ada sedikit masalah di selatan. Anak buah kita berhadapan dengan anak buah dari Arthur Ricardo. Mereka menginginkan tempat yang sudah sebelumnya kita tangani. Apa kita harus menyelesaikan ini semua sesuai adat kita?" tanya black yang merupakan pimpinan dari kelompok khusus yang dipimpin langsung oleh Vraka.
"Tahan dulu. Kita lihat pergerakan mereka sejauh mana. Jika sudah berani terang-terangan menyerang maka kita habiskan sesuai adat yang kita punya," ucap Vraka sambil tersenyum smirk.
Black menganggukkan kepalanya mengerti. Apa yang dikatakan oleh Vraka akan dia kerjakan tentunya dengan baik. Karena black adalah anak buah kepercayaan dari seorang Vraka Zayyan Lewis.
Tok
Tok
Tok
Kedua pria tampan itu menoleh ke arah pintu.
"Masuk!"
"Permisi tuan, ada telepon dari Indonesia. Nyonya Lewis ingin berbicara langsung dengan tuan muda," ucap Sandra, sekretaris Vraka yang cantik dan juga seksi.
"Baik, aku akan langsung menerimanya," ucap Vraka bergegas menuju ke meja kerjanya. Dia segera melihat handphone dan menghubungi balik mamanya yang menelpon dari Indonesia, tempat kelahirannya.
"Halo ma, maaf Vraka tadi sedang meeting."
"Papamu sakit keras vraka. Kamu pulanglah nak, mungkin waktu papamu sudah tidak banyak lagi. Papamu seringkali menanyakan dirimu. Mama tidak tahu lagi harus bagaimana kecuali menghubungi dirimu. Mama mohon, pulanglah," ucap nyonya Lewis dengan nada sedih di seberang sana.
"Baik, ma. Hari ini juga aku pulang."
Tut.
Vraka segera menoleh ke arah Black dengan tatapan yang dingin dan datar. Black pun mengerti bahwa ada hal penting yang harus dia kerjakan.
"Siapkan pesawat pribadi, kita berangkat ke Indonesia hari ini juga," perintah Vraka dan black pun segera menjalankannya.
Vraka menghela napasnya panjang. Sudah lama dia tidak pulang ke Indonesia. Sejak dia bertengkar dengan sang papa karena vraka lebih memilih profesi yang sama dengan almarhum kakeknya dahulu. Dengan menjadi penerus kelompok mafia yang pernah dipimpin sang kakek bernama Venom. Sedangkan tuan Lewis ingin putranya hanya menjadi seorang pengusaha. Tidak perlu menjadi mafia yang mana hidupnya tidak akan tenang. Musuhnya ada banyak dimana-mana. Tuan Lewis tidak ingin Vraka menjalani kehidupan seperti itu.
Akan tetapi Vraka memang menyukai dunia mafia seperti sang kakek. Oleh karena itulah dia ingin meneruskan Venom yang pernah didirikan oleh kakeknya. Dan memang setelah Vraka terjun langsung memimpin venom. Kelompok tersebut semakin kuat dan bahkan ditakuti oleh gangster lain.
❤️❤️❤️
TBC
Selama hampir dua puluh jam perjalanan dari Los Angeles ke Indonesia tepatnya di Jakarta. Selama perjalanan Vraka selalu memikirkan kondisi papanya, Verdinan Lewis adalah sosok ayah yang tegas dan juga tak banyak bicara. Dia memang lebih banyak memendam semua perasaannya sendiri. Cukup tertutup memang sosok sang ayah. Tetapi Vraka tahu jika ayahnya itu begitu mencintainya.
Kini mereka sudah berada di mobil menuju ke rumah utama keluarga Lewis. Vraka masih saja terdiam sejak turun dari pesawat sampai di perjalanan menuju ke rumah. Dia merasa dirinya terlalu egois sampai melupakan kondisi keluarganya. Padahal anak kedua orang tuanya hanyalah dirinya seorang.
"Tuan, kita sudah sampai," ujar Black sambil membukakan pintu untuk tuannya tersebut.
Vraka langsung turun dari mobil dan bergegas masuk ke rumah mewah keluarga Lewis. Beberapa pelayan sudah menyambut kedatangan mereka.
"Vraka," suara sang mama terdengar begitu merindukan putranya.
Vraka memeluk erat tubuh sang mama. Keduanya tampak melepaskan rindunya karena sudah lama tidak bertemu. Vraka hanya berkomunikasi lewat telepon dan jarang video call. Sehingga membuat mamanya begitu merindukan putra semata wayangnya tersebut.
"Maafkan Vraka ma, karena sudah begitu egois selama ini," ucap Vraka masih dalam pelukan sang mama.
Liliana Lewis, wanita paruh baya yang hampir berusia setengah abad itu tampak bahagia melihat putra kesayangannya telah sampai di rumah. Selama ini Liliana selalu menahan rasa rindunya karena dia tidak ingin suasana di rumah semakin memanas.
"Papa dimana ma?" tanya Vraka setelah melepaskan pelukannya dari sang mama.
"Papamu ada di kamarnya, nak. Ayo, dia sudah menantikan kedatanganmu sedari kemarin," ajak mama liliana menuju ke kamar utamanya.
Keduanya naik ke lantai dua dimana kamar sang papa berada. Rumah mewah tersebut memiliki dua lantai. Dengan luas bangunan yang tak main-main. Verdinan Lewis adalah seorang pengusaha terkenal di Indonesia. Dia memiliki perusahaan di bidang otomotif. Dan usahanya tersebut dia rintis saat dirinya masih muda.
Verdinan Lewis tidak menyukai dunia gelap sang ayah. Karena dia merasakan bagaimana dia kehilangan sang ibu karena pekerjaan dari ayahnya tersebut. Oleh karena itulah, dia tidak ingin mengalami nasib seperti ayahnya. Dan masa kecilnya tanpa seorang ibu di sisinya membuat Verdinan Lewis tidak ingin nantinya anaknya mengalami hal yang sama.
Istri Vranko Lewis meninggal karena ditembak oleh musuh dari Vranko di dunia mafia. Sebenarnya waktu itu sasarannya adalah Vranko, namun sang istri Bella justru menyelamatkan dirinya. Dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Waktu itu Verdinan sudah berusia tujuh tahun saat sang ibu meninggal dunia. Jadinya Verdinan sudah mengerti apa yang terjadi kala itu.
Trauma tersebut membuat Verdinan tidak mau meneruskan dunia mafia sang ayah. Verdinan memilih jalan menjadi manusia biasa. Dia bekerja keras di bidang yang dia sukai. Dan ketika dia bertemu dengan Liliana, gadis sederhana yang dia cintai. Verdinan justru memilih hidup jauh dari sang ayah.
Ketika Vranko meninggal dunia. Kepemimpinan Venom tidak ada yang menempati. Saat itu Jack, ayah dari Black lah yang menggantikan pemimpin sebelumnya untuk memimpin Venom. Sebelum nantinya akan diserahkan kepada pewaris yang sesungguhnya.
Ternyata Vraka, putra tunggal Verdinan justru tertarik dengan dunia mafia seperti sang kakek. Ketertarikan itu tampak sejak Vraka masih kecil. Anak yang selalu ingin tahu, pemberani, cerdik, tak banyak bicara namun teliti dalam setiap hal yang dia lakukan. Membuat Jack yang selalu mengawasinya diam-diam merasa yakin jika Vraka mampu menggantikan posisi sang kakek.
Secara sembunyi-sembunyi Jack melatih Vraka menjadi pria yang kuat dan tangguh. Dia ingin Vraka mampu melindungi dan mewarisi seluruh aset dari kakeknya, Vranko Lewis. Vraka selama ini menyembunyikan status dirinya kepada sang ayah.
Namun siapa sangka jika Verdinan akhirnya mengetahui apa yang Vraka lakukan di luar negeri. Berkedok membangun bisnis ternyata Vraka justru membangun kembali Venom milik sang kakek.
Sejak saat itulah Verdinan marah dan tidak lagi menganggap Vraka anaknya. Dia juga melarang Vraka menginjakan kakinya di Indonesia kalau masih mengurusi Venom. Verdinan melakukan berbagai cara agar Vraka melepaskan venom. Tetapi Vraka justru membesarkan venom sampai merajai dunia mafia di luar negeri.
Ceklek
Vraka dan sang mama sudah sampai di pintu ruangan kamar Verdinan.
"Masuklah Mak," ajak Liliana.
Wanita yang hangat dan penuh cinta itu menarik tangan putranya untuk masuk dan mendekat ke tempat Verdinan beristirahat.
"Siapa itu ma?" suara yang sudah lama Vraka rindukan itu bertanya kepada sang istri.
Vraka tertunduk sejenak melihat kondisi papa nya yang terbaring lemah di ranjangnya. Sudah separah inikah sakit sang ayah.
"Putramu pulang pa. Putra kita datang untuk menengok papa. Ayo nak, dekat sini ke tempat papa," ajak Liliana menarik tangan Vraka.
"Vraka..... Vraka....putraku," panggilan sang papa membuat Vraka tak mampu menahan dirinya lagi.
Vraka langsung berhambur ke arah sang ayah. Dia memeluk Verdinan dengan bercucuran air mata. Apapun katanya, ikatan keduanya begitu erat. Vraka mencintai sosok Verdinan sebagai ayah yang baik dan perhatian.
"Papa kangen sama kamu Vraka," ucap sang papa yang memeluk erat putra semata wayangnya.
"Vraka juga pa," balas Vraka sambil mengusap air matanya.
"Maafkan Vraka yang egois selama ini sama papa dan mama. Vraka tahu, Vraka yang salah, papa selama ini hanya ingin yang terbaik untuk Vraka," ucap Vraka mengakui kesalahannya.
Verdinan semakin memeluk putranya erat. Rasa rindunya kepada Vraka sudah tak terbendung lagi.
Liliana yang melihat keduanya berpelukan dan saling mengucapkan kerinduan membuat hati lili merasa sangat bahagia. Akhirnya kedua jagoannya benar-benar bersatu dan berkumpul bersama di rumah. Ini adalah harapan lili sejak lama. Dia ikut menangis melihat keduanya berdamai.
❤️❤️❤️
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!