Saat itu pukul 12:00 Wib.
Ana tengah ingin pergi ke dapur karena kerongkongannya tiba-tiba terasa sangat kering karena kehausan.
Tak lama setelah Ana kembali dari dapur, Ana tiba-tiba mendengar suara desahan orang yang sedang bercinta dari dalam kamar majikannya, karena kebetulan jalan menuju ke dapur melalui kamar majikannya itu.
Setelah mendengar sebentar Ana pun langsung cepat-cepat kembali ke kamarnya.
Takutnya kehadirannya itu di sadari oleh orang yang berada di dalam kamar.
Aris adalah seorang pria tampan yang masih berusia sekitar 28 tahunan. Sedangkan Ana, baru berusia 18 tahunan, kelas 3 SMA.
Aris adalah Majikan Ana, Aris baru menikah sekitar 3 tahunan lamanya, Sementara Bella Istrinya, jarang berada di rumah di karenakan profesinya yang sebagai Model dan Asik berkeliling dunia dengan para Krunya itu.
Jadi, Bela hanya menyempatkan pulang ke rumahnya hanya di saat waktu senggang saja.
*****
Paginya di meja makan.
"Ohh jadi ini Mas pembantu baru kita yang mas Maksud?" Tanya Bella.
Saat melihat pembantunya itu.
"Iya sayang," Sahut Aris seraya memeluk istrinya, dan juga berbuat hal extrim di bibir Istrinya itu, tanpa memperdulikan Ana yang saat itu juga berada di sana.
Sementara Ana yang menyaksikan adengan majikannya itu pun, tetap melanjutkan aktivitasnya menyusun makanan di atas meja, tanpa memperdulikan aktivitas mereka sedikitpun.
"Ya ampun Mas, di sini kan lagi ada orang, malu dong?" Ujar Bela sembari tersipu malu.
"Aku lagi kangen banget sama kamu sayang," Sahut Aris seraya merangkul pinggang istrinya itu dengan mesra. Bella pun hanya tersenyum menanggapi ucapan suaminya itu.
" Maaf buk, Pak, Ana mau berangkat sekolah dulu ya?" pamit Ana.
Kedua suami istri itu pun hanya mengangguk menanggapi ucapannya.
Mereka tahu betul dengan status Ana yang masih anak sekolahan, karena mereka hanya menginginkan rumah mereka tetap ada yang mengurus, di karenakan mereka berdua sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Jadi keduanya jarang pulang ke Rumah.
Sementara Aris, sering bergadang saat di Kantornya karena sibuk mengurus pekerjaannya, terkadang baru pulang ke rumah waktu Subuh, atau tidak pulang sama sekali.
******
" Ana..." panggil seseorang kepadanya.
Di saat dia tengah berjalan ke halaman Sekolahnya itu. Lantas Ana pun langsung menoleh ke belakang saat mendengar seseorang memanggilnya barusan.
" Sheri...." Ujar Ana histeris. Saat melihat sahabatnya itu di sekolah yang sama dengannya.
"Kok kamu bisa ada di sini?" Tanya Ana keheranan. Sambil mengerutkan dahinya saat melihat Sheri berada di Sekolah yang sama dengannya.
" Aku udah pindah ke Sekolah ini sayang,"
Ujar Sheri memberitahu sembari tersenyum ke arah sahabatnya itu.
"Oh ya, kemarin aku ada main ke rumah pamanmu tapi aku gak ada ketemu kamu di sana, memangnya kemarin kau ada pergi kemana?" Tambah Sheri lagi seraya menatap ke arah mata sahabatnya itu.
" Ohh, aku udah gak tinggal di sana lagi Sher, dan sekarang aku udah tinggal di rumahnya majikanku," Ujar Ana bercerita.
" Benarkah? kenapa bisa begitu?" Tanya Sheri penasaran.
" Lain kali saja akanku ceritakan padamu," Sahut Ana seraya berjalan menuju ke kelasnya.
Bugh...
Tiba-tiba Kepala Ana terbentur ke dada bidang seorang laki-laki karena kurang memperhatikan jalannya.
" Lho gak papa?" Tanya laki-laki itu.
Yang ternyata seorang Aldo, cowok tertampan di sekolahnya. Aldo adalah siswa yang paling populer di kalangan para siswi di sekolahnya Ana.
"Ahhh aku gak papa kok," Sahut Ana seraya tersenyum ke arah pria itu.
"Kenalin gue Aldo," Ujar Aldo seraya mengulurkan tangannya ke arah gadis itu.
"Ana," Sahut Ana.
Seraya menerima uluran tangan pria itu.
"Semoga nantinya kita bisa ketemu lagi ya?" Ujar Aldo lagi, lalu tersenyum ke arah gadis itu, tak lama setelah itu dia langsung berlalu dari sana.
Padahal Aldo tahu betul kalau mereka satu sekolahan, pasti tak sulit bagi mereka agar bisa bertemu kembali, tapi Aldo memang sengaja menekankan kata-katanya kepada gadis itu.
"Gila.. itu dewa di sekolah ini ya Na?
tampan tingkat Dewa," Puji Sheri. Dia hanya bisa berdecak karena terkagum-kagum saat melihat pria itu barusan.
"Ya begitulah, dia memang cowok paling terkenal di sekolah ini," Ujar Ana memberitahu. Setelah itu mereka pun langsung masuk ke dalam kelasnya, saat melihat guru kelasnya sudah berjalan ke arah kelas mereka.
Ana adalah seorang gadis desa yang merantau ke kota. Asal mulanya dia tinggal serumah dengan pamannya (Erik) karena dia sudah tak memiliki kedua orang tua. Kedua orang tuanya sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu. Jadi dia hanya bisa menumpang di rumah pamannya itu, karena pamannya adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini. Namun karena istri pamannya itu sangat membenci Ana yang hanya menumpang dan juga menambah beban hidup mereka selama bertahun-tahun ini.
Tempo hari Istri pamannya itu, ada mengusulkan kepada suaminya, supaya Ana di carikan pekerjaan saja, agar nantinya dia bisa tinggal di rumah majikannya itu. Ana terpaksa sekolah sambil bekerja karena keinginan istri pamannya itu.
Ana kenal Aris di karenakan pamannya sendiri yang mengenalkannya tempo hari, Aris adalah bos di tempat pamannya bekerja. Kebetulan juga, Aris saat itu tengah memerlukan seorang pembantu untuk mengurus rumahnya.
Jadilah seperti sekarang ini, Ana sudah menjadi seorang pembantu di rumahnya Aris,
Bahkan dia sudah bekerja di sana selama satu minggu ini. Namun Aris sangat jarang pulang ke rumahnya, begitu pula istrinya itu baru ia jumpai saat pagi ini. Ana benar-benar kagum pada Istri Majikannya itu, karena memiliki wajah yang sangat cantik, di tambah lagi karena profesinya yang sebagai model. Dan majikannya itu sama sekali belum mempunyai keturunan, di karenakan pernikahan mereka yang masih terhitung belum cukup lama. Di tambah, Bella memang jarang berada di rumah saat Ana mendengar cerita Aris tempo hari.
Tapi tanpa sepengetahuan Ana, kedua majikannya itu hanya menikah secara diam-diam di belakang keluarganya dan juga Dunia luar. Karena alasan, kedua keluarganya adalah musuh bebuyutan dari jaman nenek moyangnya, sehingga saat keduanya meminta restu kepada orang tua mereka dulunya, keduanya tak mendapat restu sama sekali. Oleh karena itu akhirnya Aris dan Bella pun memutuskan untuk menikah di belakang keluarganya dan juga menyembunyikan rahasianya itu rapat-rapat dari dunia luar.
Sepulang sekolah.
"Ana.. " Panggil Aldo saat melihat Ana yang tengah berjalan keluar dari pintu gerbang sekolah.
Lantas Aldo pun langsung berlari-lari kecil untuk menghampirinya.
"Pulangnya bareng gue aja yuk, biar sekalian gue anterin lo pulang ke rumah," Tawar Aldo seraya berjalan mensejajari langkah gadis itu.
"Gak usah kak, lagian Bisnya udah datang tu," Tolak Ana terang-terangan seraya langsung berjalan ke arah Bis yang berada di depan sekolahnya.
"Menarik, baru kali ini gue di tolak sama cewek," Ujar Aldo lalu terseyum menyerigai ke arah gadis itu. Dia semakin penasaran dengan Ana yang bersifat acuh padanya dan sulit untuk di dekati. Karena selama ini dia sudah kebiasaan selalu di hampiri oleh para gadis cantik, yang mengejar-ngejarnya untuk mendapatkan hatinya.
Setelah mendapat penolakan dari Ana, Aldo pun langsung memutuskan untuk kembali ke garasi sekolah untuk mengambil mobilnya yang terparkir di sana demi segera pulang ke rumahnya. Sementara itu, Sheri sahabatnya Ana, sudah pulang terlebih dahulu dari Ana karena sudah di jemput oleh supirnya di saat mereka baru keluar dari pintu gerbang tadinya. Sheri sempat menawari sahabatnya itu untuk di ajak pulang bersama dan mengantarkannya sampai ke rumah.
Namun oleh karena jalan rumah mereka yang arahnya berlawanan, jadi tadinya Ana langsung menolak untuk ikut mobil sahabatnya itu.
******
Cklek...
Suara pintu rumah majikan Ana terbuka dari luar.
Sesampainya di dalam, Ana pun langsung melepaskan kedua sepatunya lalu menaruhkannya di rak sepatu.
Setelah itu dia pun langsung berjalan ke kamarnya untuk menaruhkan tas sekolahnya dan mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Sehabis itu barulah dia beranjak ke arah dapur demi mengisi perutnya yang sudah keroncongan saat dari sekolahnya tadi.
Selesai makan dia pun langsung memutuskan untuk kembali ke kamarnya kembali demi mengistirahatkan tubuh lelahnya sejenak.
Tak di nyana, saat dia melewati kamar majikannya itu, telinganya lagi-lagi mendengar suara desahan yang begitu erotis yang berasal dari dalam kamar majikannya itu. Yaitu Suara Bella yang tengah mengerang-ngerang kenikmatan saat miliknya di tiduri oleh suaminya yang memang dia kenal begitu hebat saat berada di atas ranjang itu.
Erangan, erangan kenikmatan tak henti-hentinya keluar dari mulut Bella. Ana bisa membayangkan bagaimana expresi Bella saat ini yang tengah menikmati permainan yang di berikan oleh suami tampannya itu.
Majikannya itu terlalu larut dengan kegiatan mereka berdua, seakan-akan mereka masih berpikir kalau di rumah itu tidak ada orang lain selain mereka. Atau jangan-jangan mereka memang belum mengetahui kalau dia sudah pulang dari sekolahnya begitu anggapan Ana.
Ana baru teringat kalau tadinya dia memang sempat melihat Mobil Aris yang sudah terparkir di halaman rumahnya. Dia yakin sekali kalau majikannya itu memang sengaja pulang lebih cepat dari kantornya, di karenakan kehadiran Istri seksinya itu di rumah.
Setelah dia menguping sebentar aktivitas kedua majikannya itu. Ana pun langsung memutuskan untuk segera kembali ke kamarnya. Telinganya benar-benar sudah tidak tahan saat mendengar desahan keduanya yang semakin lama semakin terdengar lebih erotis dari sebelumnya itu.
Dret...Dret...
Ponsel Ana bergetar. Tangannya langsung meraih ponsel yang ada di atas meja rias yang terletak di samping tempat tidurnya itu demi melihat siapakah yang mengirimkan pesan untuknya.
Erik: sayang apa kau di sana baik-baik saja?"
Ana: "Ya paman, Ana baik-baik saja."
Erik: "syukur lah kalau begitu, maafkan paman, untuk saat ini paman belum bisa mengunjungimu."
Ana: " Ya paman, tidak apa-apa.
Setelah mengirimkan pesan itu. Ana pun langsung menaruhkan ponselnya kembali, dan memutuskan untuk segera memejamkan kedua matanya.
*****
Malamnya.
Tok..tok...
"Ana! Makan malamnya mana?" Tanya Bella. dari balik pintu kamar pembantunya itu.
Ana yang saat itu kebetulan sudah terbangun dari tidurnya itu pun langsung berjalan ke arah pintu kamarnya saat mendengar suara majikan perempuannya itu.
"Ah maafkan saya buk, saya ketiduran dari sejak pulang sekolah tadi, jadi saya belum menyiapkan makan malamnya, saya akan menyiapkannya sekarang," Ujar Ana memberitahu.
Setelah itu dia pun langsung beranjak ke dapur demi mengerjakan tugasnya itu.
Beberapa menit kemudian.
Setelah dia selesai menyiapkan makan malam majikannya itu di meja makan, Ana pun langsung berjalan ke arah kamar majikannya itu untuk memberitahunya.
"Pak, buk, makan malamnya sudah siap," Ujar Ana memberitahu dari luar pintu kamar majikannya itu. Karena saat dia ke sana kebetulan pintu kamar majikannya itu tengah terbuka. Jadi dia tidak harus mengetuk pintunya terlebih dahulu.
"Ya," Sahut Bella singkat.
Setelah itu keduanya pun langsung keluar dari kamarnya demi mengisi perut mereka yang memang sudah kelaparan.
Sesampainya di meja makan.
Mereka berdua pun langsung mengambil dan menyantap makan malamnya secara bersama-sama. Sementara itu, Ana juga masih berada di dapur demi merapikan perkakas dapur bekas dia memasak tadinya.
"Mas," Ujar Bella pelan.
"Hemm," Sahut Aris singkat seraya terus memakan makan malamnya.
"Bella, besok bakal berangkat ke Singapura lagi mas, soalnya di sana ada pemotretan," Ujar Bella hati-hati.
Aris sempat menghentikan aktivitas makannya saat mendengar ucapan Istrinya itu.
"Bel, mas kan udah bilang sama kamu, sebaiknya kamu berhenti aja jadi model, mas kan masih mampu ngasih kamu makan!" Ujar Aris jengkel. Wajahnya sudah mengeluarkan semburat kecewa. Dia begitu kecewa kepada istrinya itu, padahal Bella baru saja sehari berada di rumah, tapi karena alasan pekerjaan, istrinya itu bermaksud akan meninggalkannya kembali.
Rindunya yang dulu-dulunya saja belum tuntas, tapi sekarang lihatlah! Istrinya itu sudah berencana akan meninggalkannya kembali demi pekerjaannya.
Dulu-dulunya Bella masih sempat menginap 3 hari bahkan sampai 1 minggu untuk menemaninya di rumah. Namun entah kenapa kali ini istrinya itu hanya menginap selama satu malam dan sudah memutuskan akan segera bepergian kembali.
"Tapi mas, sebelum kita nikah kan mas udah janji sama Bella, kalau mas gak akan keberatan dengan profesinya Bella sebagai model, jujur aja mas Bella gak bisa ninggalin pekerjaan Bella, karena ini adalah Impiannya Bella dari kecil agar menjadi seorang model papan atas seperti sekarang ini mas," Ujar Bela hati-hati seraya menggenggam tangan suaminya itu agar mau mengerti kondisinya.
Namun sungguh di luar dugaan Bella, Aris langsung memutuskan untuk meninggalkan meja makan walaupun perutnya masih terasa kelaparan, selera makannya tiba-tiba menghilang saat mendengar penuturan istrinya itu.
Jujur Aris akui, dulunya dia memang sudah salah jatuh cinta kepada istrinya itu, karena alasan istrinya tidak bisa menemani kesehariannya maupun menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.
Tapi apa boleh buat, penyesalan selalu berada di ujung, Aris sudah terlanjur menikahi Istrinya itu, bahkan sudah selama 3 tahun ini mereka berstatus sebagai suami istri.
"Mas, mau kemana?" tanya Bella saat melihat suaminya itu sudah beranjak dari dapur.
"Aku udah ngantuk Bel, mau tidur," Jawab Aris malas. Lalu meninggalkan istrinya sendirian di ruang makan. Sementara itu, Bella hanya terdiam membisu di kursinya saat mendengar ucapan suaminya itu.
Setelah itu dia pun langsung memutuskan untuk segera ke kembali kamarnya, selera makannya tiba-tiba juga menghilang saat melihat wajah suaminya yang tampak muram karena percakapan mereka tersebut.
Setelah majikannya sudah keluar dari dapur.
Ana pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali untuk membereskan meja makan, bekas makan malam majikannya itu dan
sesegera mungkin langsung mencucinya.
Sehabis dia menyelesaikan semua pekerjaannya, dia pun langsung keluar dari dapur untuk melanjutkan tidurnya kembali.
Setibanya di ruang tamu.
Tanpa sengaja matanya sempat menangkap sosok majikan prianya yang tengah berbaring di sofa ruang tamu rumahnya itu, seluruh tubuhnya juga sudah tertutupi oleh selimut. Pastilah majikannya itu sudah memutuskan untuk tidur di sana karena pertengkaran mereka di meja makan tadinya, begitu pikir Ana. Lalu melanjutkan langkahnya kembali.
Sementara itu, Bela yang saat itu tengah berada di dalam kamarnya pun sedang merasa frustasi. Saat mendapati suaminya itu lebih memilih untuk tidur di ruang tamu, jika di bandingkan harus tidur satu ranjang dengannya.
Bella memang mencintai suaminya, namun di lain sisi dia juga sangat mencintai profesinya sebagai model, karena itu adalah Impiannya sejak dahulu.
Bella pun langsung berpikir keras, untuk mencari cara agar dirinya bisa berbaikan kembali dengan suaminya itu, dia benar-benar tidak tahan jika di diamkan oleh suaminya seperti ini.
Tak seberapa lama berpikir, terlintaslah sebuah ide yang di yakininya bisa memperbaiki hubungan mereka kembali seperti sedia kala. Setelah dia selesai menaruhkan semua pakaiannya untuk bepergian besoknya di atas Ranjang tidurnya.
Bella pun kembali membuka lemarinya, guna untuk mencari sebuah Lingeri seksi yang akan menampilkan bentuk tubuhnya kepada suaminya itu.
Dua puluh menit kemudian.
Ana yang tadinya sudah mulai tertidur karena kelelahan itu, tiba-tiba telinganya langsung merasa terganggu kembali saat mendengar suara desahan kedua majikannya yang berasal dari ruang tamu yang tak jauh dari kamarnya itu.
Ana benar-benar tak habis pikir dengan kedua majikannya itu, tadinya Ana menyaksikan sendiri kalau mereka tengah tak berbaikan.
Ana benar-benar jengkel, dan sempat menyumpah nyerapahi keduanya, karena merasa geram dengan ulah liar mereka.
Sampai-sampai dia harus memutuskan untuk menelungkupkan bantalnya di atas kepala, agar telinganya tidak mendengar suara desahan mereka kembali. Namun lagi-lagi Ana hanya bisa merutuki keduanya saat telinganya masih bisa mendengar dengan jelas suara desahan keduanya itu.
Pagi-pagi buta sekitar jam 05:00 Wib.
Ana sudah beranjak dari tempat tidurnya, sebab dia tak bisa tidur semalaman karena ulah kedua Majikannya itu.
"Tuhan lihatlah ulah mereka!
mereka bisa tidur dengan begitu nyenyaknya, sementara aku tak bisa tidur semalaman gara-gara mereka,"
Batin Ana menggerutu. Saat melihat keduanya masih tertidur pulas, saling berpelukan di ruang tamu rumahnya itu.
Setibanya di dapur.
"Hah aku lupa, kalau semua sayuran sudah habis," Gumam Ana saat melihat isi kulkas yang hanya meninggalkan beberapa butir telur.
Setelah itu dia pun bermaksud hanya akan memasakan nasi goreng untuk sarapan pagi majikannya itu.
"Selesai, tinggal menatanya di meja makan," Gumamnya, lalu menata nasi goreng telor ceploknya tersebut.
"Hoaammmm, Ah sebaiknya aku harus menyelesaikan semua tugasku,
mataku benar-benar sudah merasa kantuk sekarang."
Setelah itu Ana pun langsung meraih sapu, untuk membersihkan rumah majikannya itu, lagi pulakan ini hari libur, jadi dia bisa sepuasnya tidur.
"Shittt, apa-apa an ini? heiii kalian sadarlah! di rumah bukan hanya ada kalian berdua,
di sini masih ada orang lain, kalian menodai mata anak polos sepertiku."
Ana kembali merutuki keduanya saat melihat keduanya sudah melakukan morning kiss di shofa ruang tamu tersebut.
"Ana!"
Bela langsung terkejut, saat menyadari di sana sudah tak hanya ada mereka berdua. Wajahnya sudah merona merah, karena malu kepergok oleh pembantunya itu.
"Iya buk," Sahut Ana pelan seraya memaksakan bibirnya untuk mencoba tersenyum ke arah majikannya itu.
Pedahal, di dalam hatinya dia habis-habisan menggerutu karena merasa jengkel dengan ulah keduanya itu, yang tak mengenal tempat dan juga waktu, selalu saja berbuat hal Mesum sesuka hati mereka di manapun mereka mau. Seakan-akan di dunia ini hanya ada mereka berdua saja, sementara yang lainnya hanya mengontrak.
"Setelah kau selesai menyapu, kau langsung ke kamar Ibuk ya! masukan semua pakaian ibuk yang ada di atas ranjang ke dalam koper, karena pagi-pagi sekali saya harus sudah berangkat ke Bandara," Ujar Bela memberitahu.
"Iya buk," Sahut Ana sopan.
Setelah mengatakan itu, Bela pun langsung bergegas masuk menuju kamarnya dengan hanya menutupi tubuh seksinya itu dengan selimut yang Ana lihat di gunakan oleh suaminya itu tadi malam.
Tak lama setelah itu, Aris pun juga terlihat sudah beranjak dari duduknya untuk menyusul istrinya itu hanya dengan memasang expresi tanpa dosa. Seakan-akan tak terjadi apa-apa antara dia dan istrinya tadi.
Ana benar-benar tak habis pikir dengan pria itu, ingin rasanya dia melemparkan Sapu yang ada di tangannya kepada pria itu, karena kesal dengan ulahnya yang bermuka tembok dan tak tahu malu itu.
Namun dia hanya bisa menahan kejengkelannya, saat ingat akan statusnya yang hanya menumpang di rumah itu.
Karena rumah mereka adalah satu-satunya tempat untuk dia berlindung dari teriknya panas Matahari dan juga guyuran hujan.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia pun langsung bergegas ke kamar majikannya.
Tok..tok...
"Masuk!" Perintah Bella.
Ana pun langsung masuk ke dalam kamar majikannya setelah di persilahkan oleh perempuan itu, lalu melakukan tugasnya.
"Kamu masak sarapan apa Na tadi?"
"Nasi goreng buk, soalnya semua sayuran di dalam Kulkas udah pada habis, jadi Ana terpaksa hanya memasak Nasi goreng untuk sarapan ibu pagi ini," Ujar Ana memberitahu.
"Oh ya sudah gak apa-apa kok, kalau begitu nanti kamu ikut kita aja sekalian, setelah pulang dari Bandara nanti kamu bisa langsung mampir buat nyari keperluan dapur,"
Ujar Bella menyarankan.
"Iya buk."
Setelah mengatakan itu Bella pun langsung keluar dari kamarnya.
Tak lama setelah itu, Aris sudah menyelesaikan mandinya, dengan penampilan yang hanya membalut tubuhnya dengan Handuk Kecil berwarna putih yang hanya menutupi bagian-bagian tubuhnya yang tertentu.
"Ana sadarlah! ada apa denganmu, jangan sampai terpesona oleh penampilannya!" Gumam Ana seraya menepuk-nepuk pipinya karena terpesona dengan penampilan sexi majikannya itu.
Sementara Aris hanya menatap ke arahnya dengan expresi datarnya sebentar, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya untuk mengenakan pakaiannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!