NovelToon NovelToon

Ketika Anak Pembantu Menjadi Istri Anak Konglomerat

Berita Mengejutkan

Di sebuah pedesaan yang diberi nama Desa Kembang Sari,di sanalah tempat Tiara tinggal,dia dan kedua kakaknya juga sang ibu.

Namun ibunya harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan,sudah enam tahun lamanya beliau tidak pulang,hanya mengirimi mereka uang tiap bulannya.

Bu Alya telah menjadi tulang punggung keluarganya semenjak suaminya meninggal,dan hari ini beliau pulang tanpa pemberitahuan sama sekali,pulang dengan membawa kabar yang sangat mengejutkan anak-anaknya.

"Apa?" ketiga putrinya kaget setengah mati,mendengar kabar dari ibu mereka.

"Kalian nggak perlu kaget begitu,ini kesempatan buat kita." Ucap bu Alya,beliau tampak sangat bersemangat saat mengatakannya.

"Kesempatan baik apanya bu? Ibukan tahu sendiri bagaimana sifat orang kaya itu," ucap Linda anak pertamanya,dia tidak setuju dengan apa yang dikatakan ibunya tadi. Linda sendiri baru saja menikah sebulan yang lalu,suaminya juga berasal dari keluarga yang cukup terpandang,namun mereka sangat baik.

"Tidak semua orang kaya itu sama seperti apa yang kamu pikirkan Lin,tuh buktinya suami kamu orangnya baik,tidak sombong." Ucap ibunya.

"Itu hanya kebetulan saja bu," jawab Linda,dia masih pada pendiriannya.

"Kamu gimana Ra? Setuju nggak sama keputusan ibu? Yang nikmati hasilnya nantikan kamu juga,di sana nanti kamu bisa menjadi nyonya besar dari keluarga Arya." Ucap si ibu mencoba membuat si anak setuju dengan rencananya.

"Sebenarnya yang mau ibu jodohin itu siapa sih?" Tiara menatap curiga ke arah ibunya.

"Kamu lah siapa lagi coba?" jawab Elsa cepat.

"Aku.?" Tiara menunjuk dirinya sendiri dengan tidak percaya. "Ibu mau numbalin aku?" tanya gadis itu lagi.

"Bukan numbalin Tiara,lebih tepatnya ibu mau kamu memiliki kehidupan yang lebih baik daripada sekarang,ibu tidak mau anak-anak ibu jadi seperti ibu."

"Aku nggak mau!" Tiara berkata tegas,sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu nggak mau bantuin ibu?"

"Bantuin ibu? Tiara tahu ini cuma alasan ibu doang kan,ibu sengaja melakukan semua ini biar aku bisa cepat-cepat keluar dari rumah ini,karena ibu dari dulu memang tidak pernah suka sama aku,ibu itu lebih sayang sama kak Linda dan kak Elsa!" ucap Tiara,meluapkan semua emosinya,nafasnya memburu menahan emosinya yang meledak-ledak itu,mereka semua terkejut melihat sikap Tiara yang tidak seperti biasanya,karena selama ini dia selalu bersikap lembut,tidak pernah marah-marah tapi kali ini dia benar-benar memberontak.

"Tiara,kamu tenang dulu nak! Ibu bisa jelasin semua ini,kamu jangan salah paham du..."

"Jangan salah paham ibu bilang?" Tiara memotong pembicaraan ibunya.

"Tia! Kamu tidak boleh seperti itu sama ibu" tegur Linda.

"Kak Linda nggak usah ikut campur! Kakak mending diam saja,kakak juga sama seperti ibu,dari dulu sampai sekarang kalian sama aja selalu memuji kak Elsa,membandingkan aku dengan kak Elsa,dia yang lebih pintar,bisa ini,itu semuanya... Dia yang selalu kalian bangga-banggakan sedangkan aku...?" Tiara diam,melihat tiga orang di depannya secara bergantian.

Elsa menundukkan kepalanya dalam-dalam,adiknya yang dikenal lembut bahkan berani bicara sekeras itu sekarang. Tapi apa yang dikatakannya memang benar adanya,jadi mereka hanya bisa terdiam tanpa berkata apa-apa.

Tiara tidak melanjutkan lagi ucapannya,gadis itu mengambil langkah lebar-lebar dan pergi menuju kamarnya,hatinya plong sekarang karena dia sudah mengeluarkan semua uneg-unegnya selama ini.

"Sepertinya dia memang tidak mau Lin,ibu tidak bisa membujuknya lagi." Ucap bu Alya dengan nada sedih.

\*\*\*\*

Tiara tidur dengan posisi telentang di atas kasurnya,perasaan bersalah tiba-tiba merayap dalam hatinya. "Aku tidak seharusnya bicara seperti itu sama kakak dan juga ibu," gumam Tiara,ingin sekali dia berteriak sekeras-kerasnya,dalam posisi yang sudah terjepit seperti ini Tiara juga tidak boleh egois,ibunya sudah menyetujui semuanya dan perjodohan ini akan tetap dilakukan,kalau dia menolak berarti kak Elsa yang harus menerimanya,sedangkan kakaknya itu tidak mau,dia ingin melanjutkan kembali kuliahnya.

Ibu juga sudah tua sudah tidak pantas lagi bekerja,apalagi pekerjaannya sebagai Art tentu saja itu menguras cukup banyak tenaganya,semenjak ayah tiada mereka juga hidup dari hasil kerja keras ibu,ibu sudah lama menjadi tulang punggung keluarga,sudah saatnya ibu berhenti dan menikmati hari tuanya di rumah. Memikirkan hal ini membuat Tiara semakin sedih,tanpa terasa air matanya juga jatuh membasahi kedua pipinya.

"Terima saja aku juga tidak akan rugi,ibu bisa menikmati hari tuanya,dan kakak juga bisa kembali melanjutkan kuliahnya," bisik hatinya.

Seminggu telah berlalu semenjak ibunya kembali pulang ke rumah dan sudah tidak bekerja lagi di rumah keluarga ibu Amara,Tiara juga jarang keluar dari kamarnya,dia bahkan jarang makan,apalagi duduk berkumpul dengan ibu dan kedua kakaknya.

"Ibu rasa Tia benar-benar marah sama ibu,Lin." Ucap bu Alya pada putri sulungnya.

"Dia tidak marah bu,hanya sedang menenangkan diri saja," jawab Elsa.

"Ya,apa yang dikatakan Elsa benar bu,Tiara hanya sedang ingin sendiri untuk menenangkan pikirannya," tambah Linda membenarkan ucapan adiknya.

"Ah,ibu tidak yakin dengan omongan kalian,kalau Tiara memang tidak mau menerima lamaran dari keluarga Arya,berarti ibu harus kembali bekerja di sana kalau tidak maka kita tidak akan punya penghasilan lain," lirih wanita itu,tidak ada semangat dimatanya.

"Ibu tidak perlu bekerja lagi,minggu ini aku akan pindah ke kota dan tinggal di sana,karena mas Juna sudah membeli rumah di sana,dan dia juga sudah berjanji akan mengirimkan uang bulanan untuk ibu,aku juga membuka butik di sana,ibu jangan takut dengan kekurangan biaya hidup,kita tidak akan kelaparan." Tutur Linda,berusaha membuat semangat bu Alya kembali bangkit.

"Tapi bagaimana dengan kuliahnya Elsa,tidak mungkin kan semuanya ibu harapkan sama kamu,mau dibawa kemana muka ibu sama keluarga suamimu Lin?" keluh bu Alya.

Tiara yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka langsung berseru dari dalam kamarnya.

"Ibu tidak perlu susah-susah memikirkan hal itu,aku dengan senang hati akan menerima perjodohan ini!" Tiara setengah berteriak.

Mereka yang saat itu duduk di ruang tengah dapat mendengar teriakannya,Elsa sendiri tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya dengan kata-kata,hatinya berbunga-bunga dan dengan semangat dia langsung menerobos masuk ke dalam kamarnya Tiara,dia memeluk adiknya begitu erat,hingga membuat Tiara kesulitan bernafas.

"Terimakasih Tia,terimakasih banget,karena kamu sudah mau menerima permintaan ibu untuk menikah dengan Arya." Ucap Elsa senang.

"Iya,tapi lepaskan dulu pelukan eratmu ini! Aku hampir kehilangan oksigen,kakak membuatku hampir mati," ucapnya kesal,dalam hati dia juga masih belum bisa menerima semua sikap mereka selama ini,yang menurutnya selalu memandang remeh dirinya,tapi jujur saja dia juga merasa senang saat melihat kebahagian yang terpancar diwajah kakaknya.

"Aku janji,aku akan belajar dengan lebih giat lagi,dan aku akan mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik lagi,aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini." Elsa sangat bersemangat.

"Baguslah kalau kakak memang memiliki niat seperti itu,setidaknya kak Elsa bisa membuat ibu menjadi lebih bangga," setelah menyelesaikan ucapannya Tiara langsung menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya,hal itu jelas saja membuat Elsa kebingungan.

"Kamu nggak ikhlas ya melakukan semua ini?"

"Ikhlas," jawab Tiara singkat. "Keluar sana aku mau tidur!" suruhnya kemudian.

"Ya sudah aku keluar dulu,oh ya besok ibu Amara akan datang ke sini bersama putranya untuk melamar kamu!" ungkap Elsa,gadis itu langsung pergi setelah mengatakan kabar mengejutkan itu,dan Tiara sudah pasti tidak bisa tidur dengan nyenyak malam ini.

"\*\*\*"

Nikah Mendadak

KEDIAMAN KELUARGA ARYA

"Mama tidak pernah membahas masalah ini sebelumnya,sekarang mama malah bilang sudah punya calon!" cowok itu gusar,Arya tidak suka dengan sikap mamanya yang selalu ikut campur dalam urusan pribadinya.

"Iya dan yang pasti kamu tidak boleh menolaknya!" tegas bu Amara

"Aku tidak habis pikir dengan sikap mama ini,kenapa sangat ingin aku menikah cepat-cepat."

"Menikah cepat-cepat kamu bilang? Kamu nggak sadar apa,umur kamu itu sudah 28 tahun lebih Arya,memangnya kamu mau menikah di usia berapa?"

"Aku...

"Sudah! Hari ini mama tidak ingin mendengar alasan-alasan konyol kamu lagi,pakai jas ini dan setelah siap segera turun ke bawah! Mama tunggu di sana!" wanita itu segera keluar dari kamar putranya,dan Arya hanya bisa pasrah melakukan semua yang diperintahkan oleh mamanya.

\*\*\*\*\*

Perjalanan menuju rumah bu Alya ternyata cukup banyak menghabiskan waktu mereka,bahkan mereka menghabiskan waktu hampir dua jam lebih baru sampai ke tempat tujuannya. Dan sekarang mereka sudah sampai di sana,mereka duduk berhadap-hadapan.

Tiara terlihat gugup,sedangkan kedua kakaknya hanya memperlihatkan sikap santai mereka,wajar saja karena semua ini tidak ada hubungannya dengan mereka.

"Jadi kedatangan saya kesini adalah untuk melamar nak Tiara untuk anak saya,Arya. Tapi,Tiaranya yang mana ya?" tanya wanita itu bingung karena sekarang ada tiga anak perempuan duduk di depannya.

"Ini anak saya yang bernama Tiara,bu!" tunjuk bu Alya menyentuh tangan Tiara yang duduk di sampingnya.

Bu Amara memandang wajah Tiara dengan seksama dan kemudian mulai membanding-bandingkan wajahnya dengan Elsa.

"Cantik,tapi kamu masih terlihat sangat muda,apa kamu masih sekolah?" tanya wanita itu,matanya masih lekat memandang wajah Tiara.

"Saya baru saja lulus SMA tante." Tiara menjawab lembut.

Arya masih diam,dia sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan mereka,sejak tadi matanya terus memandang keluar,tidak sekalipun melihat Tiara,ibunya ataupun kedua kakaknya,bahkan saat bersalaman tadi dia hanya melihat ke bawah saja.

Elsa sendiri sebenarnya sangat kagum dengan ketampanan Arya,tapi setampan dan sekeren apapun cowok itu,dia tetap bukan tipenya Elsa.

Linda diam-diam tersenyum melihat tingkah Elsa yang terus curi-curi pandang ke arah Arya,calon adik iparnya itu. "Jangan-jangan dia mulai suka lagi sama Arya," batin Linda curiga.

Bu Amara kemudian menyuruh Tiara untuk mengajak Arya keluar,dengan alasan biar mereka bisa kenal lebih dekat,padahal ada sesuatu yang sangat penting yang harus dibicarakan tanpa boleh didengar oleh mereka berdua.

"Kalau mama ingin bicara,bicara saja jangan memberi alasan-alasan yang tidak masuk akal,pakek nyuruh aku keluar dengan dia lagi biar bisa kenal lebih akrab," ucap Arya dia masih duduk dengan santai di sana.

Bu Alya kemudian menyuruh Tiara duluan yang keluar,Tiara memang anak penurut dia bahkan langsung keluar tanpa disuruh dua kali,melihat Arya yang masih tidak bergeming dari tempat duduknya bu Amara langsung menggertak putranya itu. "Kamu mau keluar sendiri atau perlu mama seret keluar?" ancam mamanya,Arya yang melihat keseriusan di wajah mamanya,membuat dia langsung keluar mengikuti Tiara.

\*\*\*

Arya dan tiara sekarang berada di luar rumah,mereka duduk di atas bangku panjang yang ada dibawah pohon mangga di depan rumah. Suasana di antara mereka tampak canggung,dua orang yang tidak saling kenal tapi dipaksa untuk langsung menikah,sekarang untuk mulai percakapan saja tidak tahu harus memulai dari mana.

"Aku bisa saja menikah dengan kamu,tapi jangan harap aku bisa mencintai kamu," ucap Arya memulai percakapan,dia bahkan tidak melihat Tiara sama sekali meski mereka duduk bersebelahan.

"Aku tidak mengharapkannya,tapi kenapa kita harus menikah?" tanya Tiara penasaran karena dia tidak tahu alasannya,ibunya hanya bilang kalau Arya harus segera menikah karena umurnya sudah 28 tahun lebih,dan dia harus menikah dengan perempuan yang tinggal di desa,menurut Tiara itu adalah alasan yang sangat konyol.

"Tanyakan saja pada mama,karena dia yang merencanakan semua ini," jawab Arya ketus,cowok itu kemudian tidak bicara apa-apa lagi,obrolan singkat mereka bahkan diakhiri dengan jawaban yang sangat mengecewakan.

Waktu terus berlalu,hampir satu jam tidak ada yang mengeluarkan suara,hening hanya suara daun kering jatuh ditiup angin yang terdengar,Tiara tidak suka dengan keadaan seperti ini,jadi dia memilih masuk ke dalam,untuk melihat apakah ibu dan mamanya Arya sudah selesai berbicara.

\*\*\*^^\*\*\*

Begitu masuk ke dalam...

"Tante hanya ingin kamu menjadi menantu yang baik,dan juga istri yang penurut untuk Arya,kalau tante mau tante masih bisa mencari gadis yang lebih cantik dari kamu dan pastinya juga berasal dari keluarga kaya,tapi karena tante tahu setiap yang mendekati Arya hanya mengincar hartanya saja jadi tante lebih pilih kamu,dan tante harap kamu tidak akan mengecewakan tante," ucap wanita itu penuh harap.

Melihat cara bu Amara bicara,Linda mulai merubah pandangan buruknya terhadap wanita itu,dia sekarang menyadari kalau sebenarnya wanita yang duduk di depannya itu baik,hanya kelihatannya saja seperti orang sombog,dan wajahnya juga terlihat galak.

"Maaf tante,tapi Tiara juga tidak sebaik yang tante pikirkan," ucap gadis itu merendah.

"Tapi setidaknya kamu itu lebih baik daripada Liora,mantan pacarnya Arya." Ucap wanita itu

membandingkan.

"Tiara,kamu akan segera pergi dari rumah ini nak,dan tinggal dengan ibu Amara dan hari ini mungkin adalah hari terakhir kamu di rumah," kini ibunya yang bicara.

"Maksud ibu apa?" Tiara semakin bingung,tidak mengerti dengan ucapan ibunya.

"Hari ini juga kamu akan menikah dengan Arya." Ucap Elsa memberitahu hal mengejutkan itu kepada adiknya.

"menikah? Aku nggak salah dengar ini,ma?" Arya yang baru saja masuk sangat kaget mendengar ucapan Elsa.

"Iya menikah," jawab mamanya membenarkan.

"Mama tahu kan,kalau aku paling tidak suka dengan hal-hal yang mendadak seperti ini," cowok itu tidak setuju dengan keputusan mamanya.

"Nggak ada kata nggak suka,kali ini kamu harus menerima semua keputusan mama,mama nggak akan mau menerima penolakan atau bantahan apapun,keputusan mama sudah bulat,nggak bisa di ganggu gugat!" ucap bu Amara tegas,sudah seperti ini,Arya tidak bisa melawan lagi bahkan sikap mamanya lebih keras dari pada dirinya,dia benar-benar marah saat itu,tapi harus bisa menahannya bagaimanapun dia hanya punya mama sekarang,tempatnya untuk berbagi keluh kesah.

Tiara juga bingung,saat ini dia tidak tahu harus berbuat apa,hanya bisa mengikuti permainan mereka.

"Terserah mama!" ucap Arya sudah tidak ingin berdebat,dia pasrah saja membiarkan mamanya berbuat sesukanya,cowok itu mulai berpikir. "Hanya menikah apa susahnya?"

\*\*\*

Usai akad nikah siang itu yang dibuat secara sederhana di rumah Tiara. Bu Alya langsung memasukkan semua baju anaknya ke dalam koper,sedangkan Tiara yang masih mengenakan kebayanya terduduk lesu disisi ranjangnya,pikirannya melayang entah kemana.

"Kamu tidak senang dengan pernikahan ini Tiara?" tanya bu Amara,saat dirinya masuk ke kamar Tiara dan melihat wajah Tiara yang murung.

"Bukan begitu ma,Tiara hanya tidak terbiasa jauh dari rumah,dan Tiara masih ingin tinggal di sini." Jawabnya jujur.

"Kalau begitu kamu tinggal saja di sini,tidak perlu ikut dengan kami," ucap Arya terlihat penuh semangat saat mengatakannya. Bu Amara melihat ke arah putranya dengan tatapan menusuk.

"Dia sudah menjadi istri kamu,sudah sepantasnya dia mengikuti kemanapun suaminya pergi."

"Iya Tia,kamu kan juga masih bisa menghubungi kami kapanpun kamu mau," hibur Linda,membelai lembut punggung adiknya.

"Jangan sedih lagi,senyum dong!" suruh Elsa menyemangati.

"Ibu sudah memasukkan semua baju kamu dalam koper,semua sudah ibu siapkan." Bu Alya juga terlihat sedih saat mengatakannya,Tiara tahu kalau ibunya juga tidak ingin dia pergi,apalagi mereka sudah tidak bertemu selama enam tahun dan sekarang baru bisa berkumpul lagi,tapi sayangnya Tiara hanya bisa menghabiskan waktu seminggu bersama ibunya,Tiara dengan berat hati harus pergi meninggalkan ibunya dan mengikuti sang suami,dia sudah sah menjadi istri Arya,di usianya yang baru menginjak 18 tahun.

Berbagi Kamar

Tiara menginjakkan kakinya di rumah besar nan mewah keluarga Arya,dia terlihat ragu-ragu terus mengikuti langkah suaminya itu. Kedatangan mereka disambut oleh kakak-kakaknya dan juga para pelayan di rumah itu.

"Tiara kenalkan,ini Ardian kakak pertamanya Arya,dan ini Melisa istrinya!" tunjuk bu Amara memperkenalkan mereka satu-persatu. Tiara segera mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan mereka.

"Tiara!" ucap gadis itu,seraya menyunggingkan senyumnya,namun Ardian hanya memandangnya dengan tatapan dingin dan Melisa menatap Tiara dengan tatapan merendahkan. Namun,meski pandangan mereka berbeda-beda hati mereka tetap mengatakan satu hal yang sama. "Dia sangat cantik," itu lah yang ada dalam hati mereka sekarang.

"Dan ini Olivia,kakak kedua dan suaminya Andika," lanjut bu Amara. Tiara kembali mengulurkan tangannya,namun sayangnya sikap yang ditunjukkan Olivia terlalu sombong dia bahkan tidak mau berjabat tangan dengan Tiara,hingga Tiara menarik kembali uluran tangannya,gadis itu merasa sangat malu. Andika yang melihat sikap istrinya merasa tidak enak,jadi dia buru-buru berkata "Maaf ya Tiara,kakak iparmu yang satu ini memang sedikit aneh dia tidak bisa bersikap baik di depan orang baru tapi hatinya baik kok," ucap Andika,mendengar omong kosong suaminya hati Olivia merasa dongkol jadi dia segera pergi dari sana,di ikuti oleh Andika dari belakang. Dan setelah itu satu persatu orang mulai pergi dari sana,mereka merasa hanya buang-buang waktu saja,apalagi Tiara juga bukan orang yang penting dia hanya anak seorang pembantu.

Ibu Amara juga langsung masuk ke kamarnya tanpa memperdulikan Tiara lagi. Tiara tidak tahu harus kemana jadi dia mengikuti Arya,dan salah satu dari 8 orang pembantu di rumah itu ikut membantu Tiara membawa kopernya menuju lantai dua.

"Makasih ya mbak!" ucap Tiara lembut.

"Panggil saja Lia," ucap wanita muda itu,dia segera membalikkan badannya dan berlalu pergi. Tiara kembali menarik kopernya sendiri,dan begitu tiba di depan sebuah kamar,Arya menghentikan langkahnya tiba-tiba dan tanpa sengaja Tiara menabrak punggung suaminya itu.

"Aduh...!" ucap Tiara sambil mengelus jidatnya.

"Kamu ngapain ngikutin aku terus?" tanya Arya tanpa membalikkan badannya.

"Aku ingin ke kamar."

"Ini kamarku,kamu cari kamar yang lain saja! di rumah ini masih banyak kamar kosong," ucap Arya ketus.

"Aku tidak terbiasa tidur sendiri."Jawab Tiara jujur,ya dia memang tidak pernah tidur sendiri,di rumah biasanya dia tidur dengan kak Linda kakak pertamanya,hanya Elsa yang tidur sendiri. Melihat lawan bicaranya yang tidak merespon,Tiara kembali berkata.

"Aku bisa tidur di lantai,kita tidak perlu berbagi tempat tidur."

"Baguslah kalau begitu," ucapnya datar,dia kemudian membuka pintu kamarnya,dan Tiara menatap penuh kagum kamar suaminya itu,yang begitu luas dan terlihat begitu mewah,di dalam juga ada tv dan sofa kecil di sudut ruangan yang sengaja diletakkan untuk bersantai,terlalu banyak kalau diceritakan,kalian bisa membayangkan sendirilah bagaimana kamar tidur di rumah orang kaya,hehe...

"Biasa aja ngelihatnya,jangan terlalu nampak kampungannya!" cibir cowok itu

"Kamarmu bagus dan lengkap semuanya ada,kenapa nggak sekalian aja pindahin dapurnya ke sini?" tanya Tiara,pertanyaan begoknya itu sukses membuat Arya kesal. "Benar-benar nyebelin ini orang," batinnya kesal.

Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Tiara. Tiara juga tidak ambil hati dengan setiap omongannya Arya,karena ibu bilang dia harus bisa bersikap baik kepada Arya,harus bisa mengambil hatinya,karena hanya dia yang bisa membantu Tiara jika terjadi sesuatu nantinya.

Sebenarnya dia juga masih kurang mengerti dengan keadaan saat ini,mungkinkah ibu mengetahui sesuatu dan merahasiakan dari dia.?

Tiara meletakkan kopernya disamping tempat tidur king size milik Arya,sekarang Tiara tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Arya juga tidak mempedulikannya sama sekali,cowok itu malah merebahkan tubuhnya ke atas kasur dan akhirnya tertidur.

\*\*\*\*\*

Beberapa Jam Kemudian...

"Tok... tok.. tok...!" bunyi ketukan pintu dari luar dan setelah itu terdengar suara seorang wanita.   

  "Den,den Arya makan malamnya sudah siap,ditunggu sama nyonya di bawah!" ucap wanita itu,Tiara yang masih merapikan bajunya segera berdiri dan melangkahkan kakinya membuka pintu,dan ternyata itu adalah mbak Lia,salah satu pelayan yang tadi membantunya membawa koper.

"Non Tia,makan malamnya sudah siap,ditunggu sama nyonya di bawah."

"Saya bangunin mas Aryanya dulu ya,mbak." Ucap Tiara lembut. Lia mengangguk dan kemudian segera pergi dari sana.

"Mas... mas Arya!" panggil Tiara lembut,tapi cowok itu tidak bangun dia masih tertidur dengan pulasnya.

"Mas,dipanggil sama mama!" kali ini Tiara meninggikan volume suaranya,dia bahkan bersuara tepat ditelinga Arya yang membuat cowok itu kaget hingga tanpa sengaja tangannya melayang ke arah Tiara tepat mengenai pelipisnya.

"Akh..." Tiara meringis menahan sakit,sambil memegangi pelipisnya yang tidak sengaja terkena tonjokan gratis dari cowok itu.

"Sakit kan? Makanya jangan usil! Aku itu pantang dikagetin saat lagi nyenyak-nyenyaknya tidur," ucapnya dingin,sambil beranjak bangun dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi,setelah itu dia langsung keluar dari kamar untuk makan malam malam tanpa mengajak Tiara. Tiara buru-buru mengejarnya dari belakang.

Begitu sampai di bawah Tiara jadi gugup,karena melihat satu keluarga telah berkumpul di satu meja makan yang sama,Arya langsung mengambil posisi duduk tepat di samping kakak tertuanya,tidak ada lagi kursi yang kosong untuk Tiara,semua sudah penuh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!