NovelToon NovelToon

MAJIKANKU SUAMIKU

Jadi pembantu di rumah sendiri

...🍀HAPPY READING🍀...

"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘮𝘶, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘶𝘳𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘶. 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘶, 𝘥𝘦𝘵𝘢𝘬 𝘫𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘦𝘵𝘢𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘶. 𝘗𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘪𝘶𝘮𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘥𝘪𝘳𝘢𝘯𝘮𝘶. 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘫𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶, 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘵𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘮𝘶, 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘮𝘶. 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘪𝘴𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢𝘮𝘶. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬, 𝘈𝘭𝘪𝘴𝘩𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶, 𝘪𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘳𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘶."

Air mata menetes dari mataku, "Astaga, film ini sangat romantis, kuharap aku bisa berada diposisinya, aku juga mencintaimu Desmond." Aku berkata sambil menyeka air mataku tapi tatapan ku masih terpaku pada layar televisi saat mereka akan berciuman.

Ibu ku datang menyela ku dengan menuangkan air dingin ke tubuh ku dan aku langsung melompat dari kursi.

"Gadis bodoh, beraninya kamu duduk diruang tamuku dengan tubuh menjijikkan mu itu. Bukannya bekerja malah asyik menonton film, apa kau bosan hidup ha?" Ibu berteriak padaku.

"Maafkan aku ibu, aku merasa bosan setelah melakukan semua pekerjaan rumah, jadi, aku menonton TV." Aku memohon padanya.

"Tutup mulut sampah mu itu. Oh! Aku tidak tahu kalau dirumah ini memiliki mesin yang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan sangat cepat. Mungkin aku perlu menggandakan pekerjaanmu supaya kamu tidak lagi merasa bosan."

Aku tahu kalau aku tidak akan pernah bisa melawan perkataan nya, "Tidak ibu, maaf, aku menarik kembali kata-kataku, aku tidak pernah bermaksud seperti itu, aku sangat baik-baik saja dengan pekerjaan rumah yang aku lakukan sebelumnya." Hal berikutnya, aku hanya bisa pasrah menerima tamparan keras dari ibu ku.

"Beraninya kamu membantahku? Apa kamu sudah mencuci pakaian adikmu? Apa kamu sudah menyiapkan makanan yang harus kita makan? Aku pastikan kamu tidak akan bisa mencicipi makanan sepanjang hari ini."

Ibu terus memukuli ku, layaknya aku seonggok sampah baginya.

"Aku akan memberi tahu ayahmu kalau kamu sekarang sudah pandai menonton video porno, kamu belajar cara berciuman supaya kamu bisa pergi ke sekolah dan terhindar dari pekerjaan rumah, benar kan."

"Bukan seperti itu ibu, tolong, aku minta maaf." Dia memukuli ku lagi dengan meninggalkan bekas luka yang serius di kulit ku dan menyeret ku kekamar mandi untuk mencuci pakaian saudara perempuan ku yang belum kembali dari sekolah.

Aku tidak tahu mengapa orang tuaku sangat membenci diriku terutama ibuku, dia memperlakukan aku seperti budak, sedangkan saudara perempuanku Aghata mendapatkan segalanya tapi dia begitu pemalas. Dia tidak melakukan apa-apa di rumah, hanya aku yang melakukan semua pekerjaan rumah dan bahkan mencuci ****** ********.

Aku anak kandung nya tetapi mereka memperlakukan aku seperti anak pungut di rumah ini, bahkan Aghata menghinaku dan jika aku memukulnya, maka aku harus siap menghadapi kemarahan ibu.

"Ibu mengancam ku untuk menghentikan ku dari kuliah karena dia merasa itu semua hanya membuang-buang uang saja dan sekarang dia memiliki kesempatan yang sempurna untuk melakukannya, hidupku sudah hancur hiks hiks hiks." Aku menangis saat aku sedang mencuci pakaian milik Aghata.

*

*

*

Aku telah menyelesaikan semua pekerjaan ku dan sekarang aku sangat kelaparan, aku butuh makanan, aku hanya berharap ibu akan memaafkan ku.

Ayah, ibu, dan Aghata sedang makan di meja makan. Aku yang melihat makanan yang berderet di meja membuat air liur ku menetes.

"Bu, aku sudah selesai dengan semua yang ibu minta untuk kulakukan." Aku tidak mendapat tanggapan dari mereka.

"Bu aku...", Aghata dengan cepat membungkamku, "Ana kurasa kamu kurang paham aturan di rumah ini. Apa kamu tidak melihat kami sedang makan? Ya, kami tahu kamu sudah menyelesaikan pekerjaan mu, kami tidak tuli."

"Maaf, aku hanya ingin meminta izin sebelum mengambil makanan dari dapur", kataku.

"Aduh,,, dasar kamu cewek tolol! Kamu mau aku tersedak makananku hanya karena kamu lapar? Maaf mengecewakan mu, makanannya sudah habis tapi, jangan sedih, masih ada beberapa makanan kaleng yang kusimpan di dapur untukmu." Ucap ibuku.

Suasana hati ku sedikit cerah mendengar kalimat ibu barusan.

Ayah bahkan tidak melihatku, tapi tak apa, aku sudah terbiasa. Aku bergegas ke dapur dengan begitu bahagia.

Aku melihat nilon tempat dia menyimpan makanan kaleng dan segera aku mengeluarkannya, aku perhatikan semuanya, ternyata itu adalah makanan yang sudah kadaluwarsa.

Air mata panas mengalir di pipiku.

Aku pun kembali ke mereka dan berkata, "Bu, ayah ini tidak adil, aku melakukan hampir semua hal dirumah ini, aku mencoba menjadi yang terbaik untuk menjadi putri kalian, tetapi malah Aghata yang selalu mendapatkan semuanya, aku tidak pergi kuliah hari ini karena aku tidak memiliki pakaian yang masuk akal untuk dipakai, tetapi kalian malah berbelanja pakaian baru untuk Aghata, aku bilang aku kelaparan, tapi dengan teganya kalian memberikan aku makanan yang sudah kadaluwarsa sementara kalian makan makanan sehat disini. Apa aku pantas mendapat perlakuan seperti ini dikeluarga ku sendiri?." Aku berteriak keras.

PLAKK

Tangan besar nan kasar Ayah ku mendarat di pipi ku. Tamparan panas yang membuat darah keluar dari hidungku, "Kamu anak yang tidak tahu berterima kasih. Jangan pernah berbicara seperti itu didepan ku atau ibumu lagi, dan ingat, Aghata akan selalu menjadi anak terbaik ku dan kamu hanyalah pilihan kedua dirumah ini." Perkataan ayah sangat menyakitkan hatiku, aku menangis memegangi wajahku yang memerah.

Aghata menuangkan sisa makanannya padaku dan berkata, "Kamu bisa makan dari kain perca yang kamu sebut pakaian ini, sekarang aku tahu betapa cemburunya kamu." Katanya sambil mendorong kepalaku sebelum menuju kamarnya.

Ibu berteriak padaku untuk membersihkan tempat makan.

Aku yang terduduk di lantai menangis dengan serius, aku tidak punya pilihan selain menerima apa yang telah diberikan kehidupan kepada ku.

*

*

*

Setelah membereskan meja makan, aku mencuci piring kotor yang mereka gunakan untuk makan.

Aku microwave makanan kadaluwarsa itu karena aku tidak punya pilihan selain memakannya, aku hanya makan sekali itu pun kemarin dan sekarang aku benar-benar kelaparan.

Aku menyesal pernah dilahirkan di keluarga ini.

*

*

*

Aku keluar menemui teman ku Amy yang juga menderita sama seperti ku tetapi dia sedikit beruntung karena dia tidak dianiaya sama sekali.

Orang tuanya telah pergi, dia tinggal bersama neneknya di sebuah rumah tua yang tidak pernah terpikirkan oleh siapa pun untuk ditinggali.

"Ana, apa yang terjadi padamu, wajahmu sangat merah dan kamu berdarah juga."

"Aku baik-baik saja Amy, aku kesini untuk menjengukmu, bagaimana kabar nenek?"

"Nenek sudah tidur. Maafkan aku temanku, kamu tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu dari orang tuamu." Ucap Amy.

"Aku baik-baik saja, aku ragu apakah aku bisa melanjutkan kuliah lagi atau tidak."

"Apa yang terjadi? Mengapa kamu berubah pikiran?" dia bertanya.

"Orang tua ku akan mendiskusikannya hari ini denganku, aku pikir mereka tidak ingin menyekolahkan ku lagi. Mereka ingin aku bekerja supaya bisa membantu perekonomian keluarga dan membiayai kebutuhan Aghata."

"Apa-apaan ini? Aku akan memukul adikmu suatu hari nanti, aku berjanji padamu."

*

*

*

TBC🐼

*

*

*

Agar Author semangat dalam menulis, author tetep boleh donk minta like, komen dan rate bintang 5 nya, kalau bisa sih votenya juga ya! (Itu kalau kalian mau) 😅😘

Mengalah demi adik

...☘️HAPPY READING🍀...

Coba tebak, seperti apa kamar tidur ku. Yap, kamar yang ku tempati ini adalah sebuah gudang dirumah ini, sangat kecil tapi aku harus pandai-pandai mengaturnya karena aku tidak punya pilihan untuk menolak.

Aku Anastasia Steele adalah orang satu-satunya yang tidak menggunakan tempat tidur di rumah ini, aku tidur di lantai.

Pakaian terbaik yang ku punya adalah pakaian saat hari kelulusan masa SMA dan sisanya adalah pakaian compang-camping.

Aku suka membaca cerita romantis dan selalu berharap bisa menjadi Cinderella karena aku merasa kisah hidupku hampir sama dengan ceritanya.

Aku mulai membaca buku yang berjudul "𝗗𝗔𝗠𝗜𝗔𝗡 𝗔𝗗𝗠𝗜𝗧 𝗬𝗢𝗨 𝗟𝗢𝗩𝗘 𝗠𝗘" Aku sangat menyukai buku ini dan aku juga sudah jatuh cinta dengan karakternya.

Tiba-tiba ibu berteriak memanggil namaku.

ANA ANA ANA

Aku pun bergegas keluar karena aku tidak ingin dipukuli saat ini.

"𝘐𝘣𝘶, 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘬𝘶?." Tanyaku.

" 𝘈𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶. 𝘋𝘶𝘥𝘶𝘬𝘭𝘢𝘩! " Aku pun melakukan apa yang dia perintahkan.

"𝘈𝘬𝘶 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪𝘮𝘶 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘚𝘔𝘈. 𝘔𝘢𝘬𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘮𝘶, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘺𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘪𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨. 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪, 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘨𝘩𝘢𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩." Ucap ayahku.

"𝘈𝘺𝘢𝘩, 𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩." Aku memohon sambil berlutut.

"𝘉𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘶𝘳 𝘬𝘶. 𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘈𝘨𝘩𝘢𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘮𝘶 𝘪𝘯𝘪, 𝘩𝘢? 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘦𝘨𝘰𝘪𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪. 𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶."

Hatiku sakit mendengar pernyataan dari ayahku.

"𝘒𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘫𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘮𝘶, 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘫𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘺𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘪𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘨𝘩𝘢𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢." Tambah ayahku.

Aku bingung kenapa aku yang harus membiayai semua kebutuhan Aghata? Tapi aku tidak punya pilihan lagi selain menyetujui nya, tubuhku sudah tak memiliki kekuatan lagi untuk menghadapi pukulan mereka.

Aku terpaksa mengorbankan masa depan ku demi orang yang tidak akan pernah menghargai apa yang ku lakukan.

"𝘔𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘈𝘭𝘵𝘦𝘮𝘰𝘴𝘦. " Kata ibu

"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘣𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶, 𝘦𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬."

PLAKK

Lagi-lagi aku mendapat tamparan keras dari ayah.

"𝘋𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘰𝘱𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘮𝘶, 𝘈𝘯𝘢? 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘪𝘣𝘶𝘮𝘶. 𝘒𝘢𝘮𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘧𝘪𝘯𝘢𝘭. 𝘒𝘦𝘮𝘢𝘴𝘪 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬, 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪𝘢𝘯 𝘤𝘰𝘮𝘱𝘢𝘯𝘨-𝘤𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘶 𝘤𝘰𝘤𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢. 𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬." Ucap ayah tegas sebelum pergi dengan ibu.

Aku menyesal lahir dengan orang tua seperti mereka.

*

*

*

Aghata sudah kembali dari sekolah, ini tahun pertamanya di perguruan tinggi, aku perhatikan dia turun dari mobil yang membawanya pulang dan aku melihat ada banyak barang yang dia beli.

Aku memasuki kamarnya berniat memberi tahunya kalau aku mulai bekerja besok dirumah Altemose.

"𝘏𝘦𝘪, 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪?",tanyanya kasar.

"𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶." Kataku padanya.

"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶? 𝘚𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩! 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯? 𝘒𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯."

"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶." Kataku sambil tersenyum.

"𝘞𝘰𝘸, 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘤𝘰𝘤𝘰𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘶." Dia mengeluarkan es krim dan mulai memakannya, aku sangat menyukai es krim.

"𝘠𝘢" Jawab ku singkat. Es krim itu menarik ku untuk lebih dekat dengannya, tetapi dia langsung berteriak kepadaku.

"𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯?"

"𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘦𝘴 𝘬𝘳𝘪𝘮 𝘮𝘶." Jawab ku.

"𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢."

Dia mengeluarkan satu es krim lagi dari paper bag di dekat nya. Aku sangat senang ternyata dia mau berbagi dengan ku. Namun, hal yang tak ku duga terjadi. Es krim itu bukan mendarat di lidahku tapi di kepala ku. Dia mengusir ku keluar dari kamarnya dengan kasar.

"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘫𝘪𝘭𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘦𝘴 𝘬𝘳𝘪𝘮 𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 (Aghata menunjuk kepala ku) 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩 𝘱𝘳𝘪𝘷𝘢𝘴𝘪 𝘬𝘶."

Aku sangat terluka dengan apa yang dia lakukan tetapi aku tidak pernah bisa marah dengan saudara perempuanku.

Aku langsung pergi ke gudang ku dan mengeluarkan pakaian yang akan ku pakai besok untuk melanjutkan pekerjaan sebagai seorang pembantu.

*

*

*

Aku masih terbaring di lantai dingin menikamati waktu tidurku sampai ketika ibuku datang menuangkan seember air ke wajahku.

"𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘶𝘯𝘢, 𝘫𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳. 𝘉𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘢𝘥𝘢𝘱, 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯." Dia berteriak padaku.

Aku tahu ini masih terlalu pagi untuk bekerja tapi aku tidak mengerti mengapa ibu harus membangunkanku dengan cara seperti ini.

"𝘉𝘶, 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘦𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘈𝘭𝘵𝘦𝘮𝘰𝘴𝘦 𝘴𝘦𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘪𝘯𝘪." Aku mencoba untuk pulih dari keterkejutanku saat air dingin itu menyapa wajahku.

"𝘉𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘢𝘮𝘢𝘵, 𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪, 𝘩𝘢?"

"𝘉𝘶, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘨𝘩𝘢𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘥𝘪𝘭𝘶𝘢𝘳." Aku mencoba berunding dengan ibu.

Dia memukuliku habis-habisan sambil berkata,"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘱𝘦𝘮𝘢𝘭𝘢𝘴, 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘶𝘳 𝘬𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪, 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘫𝘢𝘮 4 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘦 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘈𝘭𝘵𝘦𝘮𝘰𝘴𝘦 𝘫𝘢𝘮 7:30. 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘪𝘯𝘵𝘢𝘩𝘬𝘶, 𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘶." Dia pun pergi meninggalkan gudang ku.

Aku menggerutu tapi tetap tidak punya pilihan. Aku memulai pagiku dengan mencuci piring kotor dan beberapa pakaian, menyapu dan mengepel, dan juga aku harus menyiapkan sarapan untuk Aghata.

Aku menyelesaikan semuanya pada jam 7 pagi, jadi aku langsung mandi memakai pakaian yang bisa dipakai meskipun terlihat seperti kain lap.

Aku melihat ayah membayar sopir taksi untuk mengantar Aghata ke sekolah.

"𝘚𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘩, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘪𝘢𝘱 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢." aku terkekeh.

"𝘖𝘬𝘦 𝘣𝘺𝘦."

Hanya kata itu yang keluar dari mulut ayah, sebelum dia mulai melangkahkan kakinya, dengan cepat aku menghentikan nya, " 𝘈𝘺𝘢𝘩, 𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘰𝘯𝘨𝘬𝘰𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯𝘢?"

"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘴𝘢, 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘯𝘺𝘢." Dia memberiku secarik kertas dengan alamat tujuan disana.

"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪. "

"𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘩, 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪!"

"𝘔𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢? 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬𝘪, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬𝘪 𝘮𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯𝘢, 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵, 𝘕𝘺𝘰𝘯𝘺𝘢 𝘈𝘭𝘵𝘦𝘮𝘰𝘴𝘦 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘱𝘭𝘪𝘯."

"𝘑𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘥𝘢𝘯𝘮𝘶. 𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘣𝘦ntuk 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴? 𝘊𝘰𝘣𝘢 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘈𝘨𝘩𝘢𝘵𝘢, 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘰𝘥𝘦𝘭. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘶, 𝘥𝘦𝘬𝘪𝘭, 𝘫𝘦𝘭𝘦𝘬, 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘭𝘢𝘨𝘪." Tambahnya lalu melangkah pergi.

Aku tidak cukup tidur, aku bekerja sangat pagi tanpa sarapan dan sekarang aku harus melakukan perjalanan jauh ke tempat kerja. Hidup ini begitu melelahkan.

Aku takut Nyonya Altemose akan memarahiku kalau aku sampai terlambat, tapi aku tidak punya pilihan selain jalan kaki ke sana. Oh Tuhan, kuatkan lah diri ini.

*

*

*

TBC 🐼

*

*

*

Agar Author semangat dalam menulis, author tetep boleh donk minta like, komen dan rate bintang 5 nya, kalau bisa sih votenya juga ya! (Itu kalau kalian mau) 😅

Pekerjaan baru

...☘️HAPPY READING☘️...

Setelah mencapai gerbang kediaman Altemose, aku langsung duduk di tanah untuk menenangkan diriku, jantung ku berdegub kencang, dan aku bernapas dengan sangat cepat disertai dengan keringat deras.

Aku sama sekali tidak pernah melakukan perjalanan sejauh ini dalam hidupku.

Aku tahu aku terlambat, tapi aku hanya bisa pasrah, yang harus aku persiapkan adalah keberanian.

Gerbang dibuka oleh pria berseragam security, sebagai tanda hormat, ku tundukkan sedikit kepala ku untuk menyapa nya.

Pria berseragam putih itu, mengarahkan aku kebagian dimana semua pelayan baru berkumpul untuk menyapa Nyonya Altemose. "𝘚𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘨𝘢𝘴 𝘯𝘰𝘯𝘢 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘣𝘪𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮𝘯𝘺𝘢."

"𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘬."

Aku mempercepat langkahku dan bergabung dengan pelayan lain dalam satu antrian. Ku tarik lagi napas ku dalam-dalam untuk menghilangkan debaran kuat di dada ku.

Tiba-tiba ada salah satu pelayan berkata padaku, " 𝘕𝘢𝘴𝘪𝘣 𝘮𝘶 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘥𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘬𝘪𝘵𝘢."

Yang dikatakan nya memang benar, saat ku dengar suara sepatu heels menuju ke arah kami, segera aku berbaris rapi sambil membenarkan pakaian ku.

Aku sangat berterima kasih kepada tuhan karena sudah banyak membantu ku hari ini.

Aku kagum saat Nyonya Altemose datang dengan seorang gadis seusia ku disamping nya atau mungkin bisa saja gadis itu senior ku disini.

Asal kalian tahu, dari caranya berjalan sudah memperlihatkan betapa berwibawa nya seorang Nyonya Altemose, dia juga memperkenalkan gadis yang berada tak jauh darinya yang ternyata merupakan kepala pelayan disini.

Aku hampir tidak bisa bernapas, aku sangat deg-degan berhadapan dengan orang kaya.

Nyonya Altemose memberitahu kami tentang apa saja yang harus kami kerjakan.

Aku beruntung sekali karena dapat tugas dibagian dalam rumah seperti bersih-bersih dan juga memasak.

Aku juga sangat senang ternyata bekerja dikediaman Altemose tidak seburuk yang aku pikirkan. Disini semua nya menggunakan mesin, seperti mencuci pakaian yang menggunakan mesin cuci.

Sempat terbit ide konyol di otak ku. Bisa-bisanya aku ingin membawa semua pakaian ku yang dirumah untuk dicuci disini. Bagaimana kalau ketahuan? Aku tidak mau dipecat dari pekerjaan ini, karena sudah pasti aku akan diusir dari rumah oleh ayah.

Setelah menjelaskan tugas kami, Nyonya Altemose pun pergi bersama suaminya yang tak kalah tampan.

Sekarang yang tinggal hanya kepala pelayan muda yang mengintruksikan kami agar mengikuti nya.

Dia menjelaskan tentang jadwal makan, jam pulang kerja dan hal apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh kami lakukan.

Setelah sesi perkenalan selesai, tiba waktunya kami bekerja dengan tugas masing-masing.

Aku mulai membersihkan ruang tamu yang terlihat sangat indah. Dekorasi yang sangat menarik dan semua furnitur tertata rapi, aku akui keluarga Altemose memiliki selera yang bagus.

Ku lihat kekanan dan kekiri untuk memastikan kalau benar-benar tidak ada orang yang melihat ku. Ku duduk kan bokong ku ke sofa empuk nan nyaman itu, sambil memajam kan mata menikmati sensasi yang belum pernah ku rasakan sebelum nya.

Sampai tiba-tiba...

"𝘌𝘩𝘦𝘦𝘦𝘮"

Mata ku yang mula terpejam segera terbuka dan langsung menoleh ke sumber suara. Betapa kagetnya aku, ternyata brenda si kepala pelayan yang tengah memergoki ku.

Aku segera bergegas berdiri sambil menahan malu. Aku lupa kalau disini aku seorang pelayan yang berlagak menjadi nyonya. Brenda menatap ku dan berkata, "𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴 𝘮𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪. 𝘒𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘥𝘢𝘱𝘶𝘳, 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘈𝘭𝘵𝘦𝘮𝘰𝘴𝘦 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘫𝘢𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘵𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮 𝘵𝘢𝘥𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘰𝘵𝘰𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘫𝘪𝘮𝘶."

Saat Brenda berbalik aku pun dibelakang sedang meniru gayanya, alhasil saat dia kembali berbalik melihat ku, aku hanya cengengesan memperlihatkan gigi kuning ku.

Menu kali ini yaitu Chicken Black Pepper and Paprika. Tak lupa juga ku buatkan tumisan dan menyediakan nasi yang lezat.

Lidah ku sangat gatal ingin mencicipi nya, namun belum sempat aku beraksi ternyata sudah ada si pengintai yang matanya tertuju padaku.

*

*

*

Saat jam sudah menunjukkan jam lima sore, aku bergegas membersihkan dapur, dan barang-barang yang telah ku gunakan saat memasak.

Setelah itu aku pergi menemui Brenda si kepala pelayan, untuk meminta izin pulang karena pekerjaan ku sudah selesai.

Tapi ternyata tak semudah yang aku bayangkan. Brenda itu mencaci maki ku layak nya seorang bos.

Tapi aku tidak peduli, toh aku sering mendapatkan hinaan seperti itu, jadi, aku memilih pulang dan tanpa sadar aku sudah berada di jalan arah pulang.

Aku berjalan sampai kerumah, keringat bercucuran ditubuh ku. Aku baru ingat kalau aku belum makan sama sekali dari tadi pagi. Yang ku butuhkan sekarang adalah air. Kebetulan aku melihat Aghata membawa sebotol air.

Aku memohon padanya agar diberikan sedikit air, sungguh aku merasa dehidrasi, aku sudah tak mampu berdiri lagi, belum lagi memikirkan pekerjaan yang membuat ku tambah stress.

Tapi dengan teganya Aghata menghabiskan air itu dengan meminumnya didepan ku, dan berkata, "𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘪𝘯𝘶𝘮, 𝘮𝘪𝘯𝘶𝘮 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘳𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘢. 𝘋𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘩𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘳𝘢𝘯, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘪𝘢𝘱. 𝘊𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘯𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘱𝘢𝘳."

Aku hampir meneteskan air mata untuk apa yang baru saja terjadi.

Aku harus pergi ke dapur dan minum air dari keran di wastafel, mencuci piring, dan menyiapkan makan malam.

Ketika makanan sudah siap, aku bergegas pergi mandi dan mengenakan pakaian rumah yang nyaman untuk tidur, aku juga tetap menyapa orang tua ku saat menuju dapur dan mengambil piring untuk menyiapkan makanan ku.

Tetapi, saat aku membuka panci, yang tersisa hanya lah sedikit makanan mungkin hanya ada sesendok makan. Makanan yang ku buat bahkan aku belum mencicipi nya ternyata sudah habis.

Aghata masuk, dan menjatuhkan piringnya lalu berkata, " 𝘔𝘢𝘬𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘻𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘤𝘪𝘱𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘫𝘶𝘳𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬. 𝘛𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘶𝘤𝘪 𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘬."

Aku hanya bisa menangis didalam gudang, aku hanya makan makanan sisa dan itupun tidak cukup untuk diriku.

Aku bangun jam 3:45 setiap hari untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan berjalan ke tempat kerja dan aku selalu tiba di tempat kerja pagi-pagi sekali.

*

*

*

Kami semua dipanggil berkumpul karena ada informasi penting yang akan disampaikan oleh Brenda si kepala pelayan.

"𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘈𝘭𝘵𝘦𝘮𝘰𝘴𝘦 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘯𝘦𝘨𝘦𝘳𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪. 𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘪𝘵𝘶, 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘻𝘢𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘬𝘦𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵, 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘭𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢. 𝘋𝘪𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘰𝘴 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯."

Kami semua mengangguk setuju.

Aku merasa mengantuk tetapi aku malah disuruh untuk membersihkan kamar tuan muda.

Saat tengah membersihkan nya, aku sudah tidak bisa lagi menahan kantukku sehingga aku jatuh tertidur di lantai kamarnya dan melupakan perkataan dari Brenda.

TBC🐼

*

*

*

LIKE AND COMMENT NYA ZAYEENK😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!