NovelToon NovelToon

WOULD YOU BE MY BED FRIEND?

Bab 1

Sebelum membaca novel ini disaranjan baca novel MATREALISTIC GIRL dulu ya. Karena awal pertemuan Lea dan Julian ada di sana.

Author hanya menuliskan secara singkat hubungan keduanya sejak mereka tinggal bersama di apartemen Lea di pembukaan novel ini.

*

*

Azalea Bloom -- seorang wanita mandiri dan lumayan gila kerja. Hidup sendirian di sebuah apartemen setelah teman sekamarnya -- Apple Vaughn -- menikah.

Tak berselang lama, Azalea tinggal bersama seorang pria bernama Julian Kingsford sembari pria itu mencari tempat tinggal yang pas selama di Rusia.

Julian Kingsford adalah kerabat dari suami Apple yang bernama Knox Romanov. Julian datang ke Rusia karena harus mengurus bisnis keluarganya dan dari sanalah ia bertemu dengan Azalea alias Lea.

Meskipun begitu, Julian tak serta merta selalu tinggal di apartemen Lea karena terkadang pria itu tidur di sebuah kamar khusus di perusahaannya atau di hotel yang berseberangan dengan perusahaan miliknya.

Hubungan Julian dan Lea seperti teman pada umumnya. Meskipun satu apartemen, mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

Dalam satu minggu terakhir, Julian hanya menginap selama 2 hari saja di apartemen karena pekerjaannya mengharuskan dia pergi ke luar kota.

Julian yang supel dan Lea yang easy going membuat hubungan keduanya tak memiliki rasa canggung meskipun mereka baru saling mengenal.

Ya, tak ada yang istimewa dari hubungan mereka dan ini adalah murni hubungan teman saja.

Julian baru saja putus cinta akibat ditinggal menikah dengan wanita yang disukainya. Hubungan yang awalnya lancar, akhirnya kandas karena wanita itu lebih memilih pria yang dijodohkan oleh orang tuanya daripasa Julian.

Itu lah mengapa Julian menerima tawaran ayahnya ketika sang ayah menyuruhnya ke Rusia dalam waktu yang tak sebentar yaitu sekitar satu tahun.

Ya, untuk sementara Julian akan tinggal di Rusia selama satu tahu sampai perusahaan benar-benar stabil.

*

"Morning," sapa Julian ketika melihat Lea sudah menyiapkan makan paginya.

"Morning," sahut Lea tersenyum dan meletakkan makanannya di meja setelah mengangkatnya dari microwave.

"Aku tak tahu kau pulang semalam," ucap Lea dan mulai menyantap makan paginya, begitu juga dengan Julian.

"Hmm, aku tak menginap di sana. Jadi aku pulang setelah meeting berakhir," jawab Julian yang semalam baru datang dari luar kota.

Julian melihat kantung mata Lea yang memang sering menghiasi wajah cantik wanita itu.

"Kau lembur lagi?" tanya Julian yang sudah tahu bahwa Lea sangat gila kerja.

"Hmm," sahut Lea.

"Jaga kesehatanmu, Lea. Setidaknya itu untuk dirimu sendiri," ucap Julian.

Lea hanya mengangguk dan mengunyah makanannya.

Setelah makanan mereka selesai, Lea kembali ke kamarnya karena hari ini hari libur. Julian pun tak ke mana-mana dan hanya ingin beristirahat panjang di apartemen setelah seminggu ini menjalani kesibukan yang cukup menguras waktu dan tenaganya.

Julian melihat pintu kamar Lea yang terbuka. Ya, selama dirinya tinggal di sana, Julian cukup tahu kebiasaan Lea. Lea tak pernah mengunci kamarnya dan selalu membiarkannya terbuka.

Pernah di suatu saat, Julian menutup kamar Lea karena ia pikir Lea lupa menutupnya. Tapi tak berapa lama kemudian, Lea membukanya kembali dengan sangat lebar hingga siapa pun akan bisa melihat ke arah dalam kamarnya jika melewati kamar Lea.

Dan yang paling mengherankan, Lea bahkan tak menutup kamar mandinya. Wanita itu hanya menarik pembatas kain yang terbuat dari bahan plastik agar kamar mandinya tertutup.

Julian tak pernah bertanya karena itu adalah urusan pribadi Lea dan mungkin itu adalah kebiasaan Lea yang tak bisa diubah begitu saja.

*

Lea tampak keluar dari kamar dan melihat Julian di ruang tengah.

"Kau tak keluar? Aku pikir kau ke rumah temanmu seperti biasanya," kata Lea yang kemudian duduk di sebelah Julian.

"Tidak, hari ini aku akan seharian di apartemen," jawab Julian.

Lea tampak tersenyum dan melihat acara televisi yang dilihat oleh Julian.

Tak ada pembicaraan lagi di antara mereka karena mereka tampak asyik menonton film. Hingga pada akhirnya, Lea tertidur di sebelah Julian dan tampak sangat nyenyak.

Julian tak menganggu tidur Lea karena ia tahu bahwa wanita itu pasti jarang tidur lama akibat kesibukannya dalam pekerjaannya.

Julian menatap wajah cantik yang terlelap tidur hingga bibirnya sedikit terbuka. Julian menutup bibir itu dengan menggunakan jarinya dan ia melakukannya dengan sangat pelan agar tak mengganggu tidur Lea.

Bab 2

Julian Lea

Lea terbangun ketika bahunya digerakkan oleh seseorang. Lalu wanita itu mengerjapkan matanya dan melihat wajah tampan itu di depan wajahnya.

"Hmm?" ucap Lea.

"Sudah siang. Ayo kita makan siang di luar saja," jawab Julian.

Lea tampak enggan bangun dan menutup matanya kembali lalu memegang tangan Julian.

"Lima belas menit lagi, please," ucap Lea.

"Kau sudah tidur berjam jam, Lea. Jam tidurmu terbalik," jawab Julian.

"Besok aku tak akan bisa tidur lagi jika sudah bekerja," sahut Lea malam dan tidur kembali.

Julian akhirnya duduk kembali di sebelah Lea. Dan Lea masih memegang tangannya. Pria itu mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang.

"Halo, Kak Max. Aku akan mencari sendiri mansionnya," ucap Julian setelah menerima pesan dari Max bahwa kakaknya itu akan mencarikan mansion di Rusia secepatnya.

"Kau yakin? Kau tinggal bersama seorang gadis asing, Julian," sahut Max.

"Dia temanku, Kak. Dan kami sama-sama bekerja, jadi kami jarang bertemu," jawab Julian.

"Tapi dia cantik dan kau cukup playboy, bukan?" sahut Max.

"Come on ... Aku tak se-playboy itu, Kak. Sudahlah, aku akan mencari mansion secepatnya. Sore ini aku akan mulai mencarinya," jawab Julian.

"Oke, dua minggu lagi pulanglah ke New York karena akan ada acara keluarga besar kita," ucap Max.

"Oke, Kak. Bye," jawab Julian dan menutup sambungan teleponnya dengan sang kakak.

*

*

Julian memencet hidung Lea agar wanita itu bangun dari tidurnya. Dan Lea bangun seketika.

PLAK

Lea menepuk tangan Julian dan pria itu hanya tertawa pelan.

"Bangunlah, kita sudah terlambat makan siang," ucap Julian dan menarik tangan Lea agar wanita itu segera beranjak dari sofa.

"Hmm," sahut Lea dan membuka matanya dalam keadaan berdiri. Tangannya masih dipegang oleh Julian.

Lalu Lea melepas tangannya dari Julian dan merentangkannya lebar-lebar.

"Aaaaahhh ... Ini sangat menyegarkan," kata Lea yang baru kali ini bisa tertidur nyenyak dalam waktu yang cukup lama seperti ini.

"Ayo, cepatlah," kata Julian.

Lea tak beranjak dan masih berdiri terpaku di depan Julian.

"Ada apa?" tanya Julian.

Lea masih tak menjawab dan menatap wajah Julian.

"Hei, kau kesurupan?" tanya Julian dan menangkup wajah Lea lalu menggoyangkannya.

"Julian, aku bisa tidur cukup lama dan ini cukup membuatku speechless. Oh my God," ucap Lea.

"Ck, lalu? Kau akan tidur lagi?" sahut Julian.

Lea kemudian memeluk Julian.

"Aku bisa tidur se- lama itu, Julian. Itu suatu keajaiban bagiku," kata Lea dan melepaskan pelukannya.

Julian mengerutkan keningnya.

"Berapa jam aku tidur tadi?" tanya Lea.

"Hampir empat jam," jawab Julian.

Lea tersenyum lebar dan kembali memeluk Julian lalu tertawa senang.

"Hei, kau membuatku takut. Apakah kau bermimpi yang tidak-tidak tadi?" tanya Julian.

"Thank you," ucap Lea dan memeluk Julian.

"Aku masih tak mengerti, Lea," kata Julian.

"Insomniaku lumayan parah dan baru kali ini aku bisa tidur lama. Dan itu karena dirimu," sahut Lea.

Lalu Lea melepaskan pelukannya dan menatap lekat mata Julian.

"Julian, would you be my bed friend?" tanya Lea dengan polosnya.

"What??? Kau gila? Kau ingin kita bercinta, begitu?" sahut Julian.

"Otakmu kotor sekali," jawab Lea dan menggoyangkan kepala Julian.

"Aku hanya butuh dirimu untuk menemaniku tidur saja," lanjut Lea.

Julian masih mencerna perkataan Lea dan terdiam sebentar.

"Tidak, tak bisa. Aku pria normal dan kau cukup seksi di mataku. Jadi bagaimana jika terjadi sesuatu yang ... mmmm ... terjadi sesuatu yang setiap pria inginkan?" sahut Julian jujur.

Lea berdecak dan menutup mulut Julian dengan cepat agar ucapan pria itu tak menjalar ke mana-mana.

Bab 3

Julian

"Kau percaya bahwa aku tak akan macam-macam padamu, Lea?" tanya Julian yang masih heran dengan permintaan Lea.

"Aku percaya padamu dan aku sudah menyiapkan perlindungan untuk diriku sendiri," jawab Lea.

"Perlindungan? Alat kontrasepsi maksudmu?" tanya Julian.

"Julian, mengapa otakmu selalu sekitar itu saja? Ck," sahut Lea.

"Karena kau membuatku bingung," jawab Julian.

"Ah sudahlah. Ayo kita makan dulu karena ini sudah hampir sore dan kita belum makan siang," ucap Julian dan menarik tangan Lea.

"Aku akan mengambil jaket dan tasku dulu," kata Lea.

Julian melepaskan tangan Lea dan Lea pun masuk ke dalam kamarnya.

Beberapa menit kemudian, Lea keluar dari kamarnya dan seperti biasa ia selalu memakai topinya.

"Apakah kau suka memakai topi?" tanya Julian.

"Hmm, jangan banyak bertanya. Ayo," ucap Lea dan mengapit lengan Julian.

Lalu mereka berdua keluar dari apartemen dan mencari restoran enak di sekitar pusat kota.

Hingga akhirnya mereka makan di sebuah restoran yang tak terlalu ramai karena itu lebih nyaman bagi mereka karena tak telalau berisik.

"Aku akan mencari mansion setelah ini. Kau ikut aku untuk membantuku memilih," ucap Julian.

"Oke," jawab Lea dan kembali mengunyah.

"Kau tak ingin tinggal di mansionku jika nanti aku pindah ke mansion?" tanya Julian.

Lea hanya menggeleng sambil mengunyah.

"Bukankah kau ingin menjadi partner ranjangku?" tanya Julian.

Lea menutup mulut Julian.

"Hei, ini tempat umum. Apa yang mereka pikirkan nanti setelah mendengar ucapan ambigu mu itu?" ucap Lea berbisik.

Julian hanya tertawa saja dan melanjutkan makan siangnya.

Setelah hampir satu jam berada di restoran, Julian dan Lea pun pergi dari sana.

Lea yang cukup hafal daerah perumahan mewah dan mansion di kota itu langsung memandu Julian untuk mencari sebuah mansion yang dijual. Cukup lama mereka mencari dan menyusuri daerah elite hingga akhirnya Julian terpukau dengan sebuah mansion yang cukup megah dan desainnya minimalis.

"Aku suka bangunan ini," ucap Julian.

"Mansion ini tak dijual, Julian," jawab Lea.

"Kita turun dan memberi penawaran pada pemiliknya," sahut Julian dan turun dari mobil mewahnya.

Lalu Lea pun juga turun.

"Mereka akan memberi harga mahal karena mereka tak berniat menjualnya," ucap Lea.

"Percayalah padaku. Mereka akan menjualnya padaku," sahut Julian dan masuk ke area halaman mansion itu.

*

*

1 jam ...

2 jam ...

Tampak Julian dan Lea baru keluar dari pintu utama mansion itu. Julian tampak tersenyum lebar dan membawa sebuah map.

"Bagaimana kau melakukannya? Mereka benar-benar percaya padamu," ucap Lea.

"Karean aku memang tak berbohong," jawab Julian.

"Jadi kau benar-benar akan mengajak mereka bekerja sama dengan perusahaanmu?" tanya Lea.

"Ya, tentu saja," jawab Julian santai dan masuk ke dalam mobilnya.

"Kerja sama membutuhkan banyak pertimbangan, Julian. Kau belum memeriksa perusahaan mereka," ucap Lea.

"Aku akan menanganinya dengan cepat," jawab Julian dan menyalakan mesin mobilnya setelah mereka sudah masuk ke dalam mobil.

"Kita ke club malam ini?" ajak Julian.

"Tidak, aku akan mencoba tidur denganmu. Jangan ke mana pun," jawab Lea serius.

Julian menghentikan mobilnya tiba-tiba.

"Lea, kau serius dengan keinginanmu ini?" tanya Julian.

"Ya, tentu saja. Kau pikir aku main-main?" sahut Lea.

"Oh ya, perlindungan apa yang kau maksud tadi? Kau belum menyelesaikan obrolan kita tadi," ucap Julian.

"Semprotan cabe dan alat kejut listrik portable," jawab Lea.

"What???" sahut Julian speechless.

"Aku lebih suka alat kontrasepsi sebagai perlindungannya," gumam Julian.

Lea memukuli lengan Julian karena selalu berbicara mesum dan tak kenal tempat. Julian memang tak pernah memfilter ucapannya pada seseorang yang sudah cukup dekat dengannya. Dan menurutnya, Lea adalah sosok wanita asyik dan easy going yang membuatnya nyaman jika berada di dekatnya. Tak ada rasa sungkan jika bersamanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!