NovelToon NovelToon

Alya

Insiden 1

"Coret di sini wow masak di situ." Ucap gadis cantik yang tidak terima saat sang para teman lelakinya mencoret baju bagian depannya.

"Ya sengaja Lya biar Lo ingat kita terus." Ucap Anwar salah satu dari mereka semua. Setelah memberikan tanda tangan atau sepenggal ucapan di baju sekolah Lya.

"Dasar ****** kalau di depan gini ketahuan bapak ku, lah." Ucapnya sambil cemberut menahan kesal.

"Gak bakal lah bapak Lo pasti paham anak muda, lagian hari ini hari terakhir kita jadi remaja. Setelah hari ini kita akan jadi dewasa memasuki dunia kerja atau dunia perkuliahan yang lebih membosankan lagi," ucap Arief.

"Haha gw mau kerja aja, kalian ingat bengkel mobil tempat gw kemarin sudah menerima lamaran kerja gw cuii," ucap Yoga bangga.

"Gw mau ke Jakarta cari kerja di sana , di ajak pak Dhe yang jadi satpam di pabrik otomotif ,"ucap Jaka.

"Lya di panggil suruh menghadap ke kepala sekolah sekarang!" Ucap Anton yang datang berlari menghampirinya.

"Ok bro, thanks." Ucap Lya langsung berlari ke ruang guru.

Tok tok" Permisi pak. Bapak memanggil saya?"

"Sini ada yang mau bapak sampaikan," ucap bapak kepala sekolah.

"Ini ada ada undangan PTN siapa tau Alya berminat mengingat Alya memiliki nilai yang memuaskan." Ucap bapak kepala sekolah sambil menyodorkan formulir.

"Terima kasih pak. Saya akan ijin sama bapak saya dulu, "ucapku.

"Saya harap kamu bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi."

"Terima kasih pak, "ucapku dengan senyum. Aku segera pulang ,ingin ku sampaikan kepada bapak bahwa putrinya sudah bisa kuliah di PTN. Melalui Jalur Undangan adalah seleksi masuk perguruan tinggi yang diperuntukkan bagi siswa-siswi terbaik di jenjang SMA/SMK/MA tanpa mengikuti ujian tertulis. Seleksi melalui jalur undangan dikenal dengan istilah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi atau SNMPTN .

"Kok ramai sih, ada apa ya?" Kataku saat sampai di depan rumah.

"Ada apa ya pak?" Tanyaku pada polisi yang sedang ngobrol dengan tetangga samping rumah.

"Apa benar adik saudari Alya, ?"tanya nya.

"Iya bener saya sendiri ada apa yang ya pak,?" tanyaku.

"Bapak anda mengalami kecelakaan saat ini sedang di rawat dirumh sakit. Bisa ikut saya kesana." Ucap bapak polisi yang namanya tertulis Pardiman di bajunya.

"Ayo ibu temani ndok," ucap Bu Warti. Bu Warti tetangga yang sudah seperti keluarga buatku.

"Istighfar banyak berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan bapak." Ucap Bu Warti sambil menggegam tanganku selama di perjalanan.

"Ayo kita sudah sampai di rumah Sakit," ucap beliau.

Plakk "Bagaimana kronologisnya bisa-bisanya kamu bisa salah tembak hah. Jika sampai media tau kasus ini bisa masuk pengadilan bukan hanya karirmu yang hancur tetapi nama baik keluarga kita juga." Ucap seorang lelaki paruh baya kepada seorang lelaki muda.

"Jangan pak saya ingin mendengar apa yang sebenarnya terjadi,"ucapku.

"Jika media tahu, maka dipastikan kamu akan dijerat sesuai hukum yang berlaku dan papa tidak akan bisa membantu. Bayangin karir mu yang baru berumur jagung ini akan hancur , karena kamu harus di berhentikan secara tidak hormat. Apabila terbukti melanggar kode etik,"ucap lelaki yang lebih tua.

"Ingat apapun yang di minta korban saat sadar kita harus turuti asalkan karirmu dapat di selamatkan." Ucapnya lagi dan polisi muda itu hanya diam.

"Maaf pak bisa kita bicara dulu sebelum kesana?"

"Ada apa nak?"

"Sebenarnya apa yang terjadi ?"

"Ipda Hendra sedang mengejar DPO yang berusaha kabur dengan menggunakan motor polisi, tetapi peluru yang seharusnya melumpuhkan DPO malah mengenai korban. Hanya itu yang saya ketahui ,"ucap pak Pardi.

"Ayo ndok kita kesana saja biar tahu yang sebenarnya, "ucap Bu Warti.

"Dan ini putri korban," ucap pak Pardi.

"Mari kita masuk dan lihat kondisi ayah anda,"ucap wanita berjas dokter membimbingku masuk.

Kulihat bapak tidur di ranjang pasien dengan banyak alat yang menempel, yang tidak ku ketahui apa manfaat dan fungsinya.

"Perkenalkan ini Ipda Hendra dan ini Haidar kakaknya,ini istri saya dr. Camelia yang langsung menangani bapak adek,adek siapa namanya?" Tanya leleki seumuran bapak yang tadi menampar polisi muda. Yang ternyata bernama Hendra.

"Alya, "ucapku. Aku melihat bapak yang tak bergerak ,hanya bunyi mesin tit tit tit.

"Saya Hilman, mewakili anak saya untuk meminta maaf, " ucapnya. Tanpa memperdulikannya aku berjalan mendekati bapak dan memegang tangannya.

"Ayah bangun yah, ayah janji mau menemani ku sampai aku sukses mendapatkan gelar sarjana. Sampai aku bekerja dan membahagiakan ayah." Ucapku sambil terus mencium tangan ayah yang hitam dan kasar ,karena pekerjaannya yang sangat berat.

"Ayah aku jadi mahasiswa undangan di PTN di kota, ayah harus bangun dan menemaniku pindah ke kota." Ucapku sambil membuka tas dan mengambil amplop berlogo sebuah universitas negeri.

"Lihat yah putrimu hebat yah! Bangun yah jangan tinggalkan aku sendirian yah." Ucap Lya sambil sesenggukan membuat yang melihatnya pasti ikut menangis.

"Lya ,kamu disini ndok?" Tanya bapak lirih,membuat semua yang di situ mendekatinya.

"Iya ini Lya pak."

"Lya tahu tidak takdir mubram?"

"Takdir mubram adalah takdir yang tidak dapat diubah atau sudah pasti akan terjadi. Contohnya kematian seseorang, jodoh seseorang, bencana,"ucap Lya.

"Jadi Jangan pernah menyalahkan keadaan atau siapapun atas apa yang terjadi sama bapak. Yang terjadi sama bapak adalah contoh takdir mubram."

"Tida bapak! Aku janji tidak akan menyalahkan siapapun asal bapak bisa bertahan, demi Lya bapak!"

"Lya, kenapa bapak kasih namamu Alya?Alya dari Bahasa Arab bermakna orang yang kuat, berani, dan unik ,jadi meski tidak ada bapak. Bapak harap kamu tetap menjadi wanita yang kuat." Ucap bapak sambil membelai pipiku.

"Saya tidak tahu anda? Dan saya tidak menyalahkan anda. Tapi saya titip putri saya! Tolong rawat dan jaga dia, seperti anda menjaga keluarga anda." Tiiiiiiiiiiiiiiiii.

"Bapaaak," ucap Lya sebelum ahkirnya pingsan.

" Bapak bapak bapak, bagaimana bapak? Tanyaku pada Bu Warti yang menemaniku di ruang ini.

"Allhamdullilah detak jantung bapakmu yang sempat hilang kini berdetak lagi. Meskipun sekarang keadaannya masih krisis banyak-banyak berdoa ya,"ucap Bu Warti.

"Bu aku mau lihat ayah."

"Ayo hati-hati ibu bantu, "ucap Bu Warti.

"Bisa jelaskan kepada kami bagaimana kronologinya," ucap suara dari dalam.

"Ndok!" Ucap Bu Warti Saat melihatku berhenti di depan kamar bapak karena mendengar suara dari dalam.

"Lapor ndan, waktu saya mengejar tersangka saya berniat menembak kaki buronan. Tetepi peluru yang saya tembakkan mengenai tanah, dan memantul mengenai korban yang sedang lewat mengendarai motornya ndan," suara Hendra.

"Bagaimana kondisi korban ?"

"Sejauh ini masih belum stabil barusan juga sadar, tapi pingsan kembali. Lihat dia sadar," ucap dokter Camelia yang langsung mendekat dan memeriksa bapak,aku dan Bu Warti masih mengintip dari pintu.

"Bapak sudah sadar apa yang dirasakan,?"tanya dr.Camelia .

"Saya Hilman apa yang bapak inginkan ?"

"Sebagai seorang ayah dari anak perempuan ,keinginan saya adalah menikahkan anak saya secara langsung tanpa wali. Tetapi sepertinya tidak akan kesampaian sampai ajal menjemput saya. Jadi saya hanya minta jaga putri saya, seperti kalian menjaga keluarga kalian,"ucap ayah.

"Dia pingsan lagi,"kata dr.Camelia lirih.

"Bagaimana kalian dengarkan keinginannya!" Ucap lelaki yang lebih tua yang sepertinya komandan Hendra.

"Tapi saya belum bisa menikah harus nunggu setahun lagi,"ucap Hendra.

"Aku tidak mau menikah ,"kataku sambil berjalan masuk.

"Tapi itu keinginan bapak anda kasihan kondisinya sudah seperti ini,"ucap pak Hilman.

"Aku bilang tidak ! Ya tidak umur ku baru genap 18 tahun bulan lalu! Ucpku sambil berlari keluar.

Demi Bapak

Sudah 3 hari kondisi bapak masih sama belum ada perubahan yang berarti. Sadar sebentar lalu pingsan lagi,selama itu juga keluarga IPDA Hendra selalu silih berganti datang menjenguk dan memantau kondisi bapak.

"Gimana sekolahmu,?" tanya Bu Warti. "Tinggal menunggu pengambilan ijazah bu,"ucapku.

"Ikhlaskan bapakmu ndok! kasihan kalau hidupnya tergantung dengan alat bantu terus,"ucap Bu Warti. Aku hanya diam sambil melihat ayah, yang seperti orang tidur.

"Ndok! Dalam hidup bapak cuma kebahagiaanmu yang bapak selalu pikirkan ,"ucap bapak. "Dalam hidup Lya bapak adalah segalanya, Lya ingin membahagiakan bapak, ingin memenuhi semua keinginan bapak."

"Sebenarnya bapak ingin menikahkan mu secara langsung, bapak ingin menjadi wali nikahmu, "ucap bapak.

"Kenapa sih bapak ngomong kayak gitu ,?"tanyaku tak suka.

"Bapak itu anak tunggal orang tua sudah gak ada , jadi siapa yang akan menikahkan mu selain bapak," ucap bapak.

"Apa sih pak,aku gak suka bapak ngomong kaya gitu. Bapak akan selalu sehat dan akan mendampingi aku sampai aku wisuda jadi sarjana. Bapak juga yang akan menikahkan aku dengan tangan bapak sendiri buka wali nikah."

Bapak hanya diam tetapi tangannya tidak berhenti membelai kepalaku yang tiduran di pahanya.

"Tidurlah bapak akan selalu menjagamu." Ucap bapak sambil terus mengusap-usap kepalaku dan menyenandungkan sholawat nabi.

"Lya ,Lya bangun nak sholat subuh," ucap pak Hilman membangunkan aku.

"Bapak disini, kapan datang ?"

"Semalam,ayo sholat subuh bareng bapak! Kita sholat di sini, berjamaah!"

Kami berdua sholat berjamaah bersama dan dilanjutkan dengan berdzikir yang di pimpin pak Hilman tentunya.

"Apa nak Lya mau menikah dengan putra bapak ? Biar bapak nak Lya bisa tenang dalam melangkah, "ucap pak Hilman.

"Bapak juga punya anak perempuan, bagi kami orang tua terutama ayah atau bapak,ada rasa bangga saat berhasil menyelesaikan tanggung jawabnya menjaga putrinya. Bisa mengantarkan anak perempuan sampai ke jenjang pernikahan ,adalah suatu hal terbesar dalam hidup seorang ayah. Karena sesudah ini kamu akan masuk ke tahap kehidupan yang sebenarnya," ucap Hilman.

"Maaf pak saya mau ke sekolah hari ini pengambilan ijazah." Ucapku sambil bersiap-siap untuk pergi.

"Pergilah dengan tenang bapak mu aku yang akan jaga. Ini buat beli bensin pasti motormu juga butuh bensin!" Ucapnya sambil menyodorkan uang warna merah padaku.

"Terimalah! Anggap aku ini seperti bapak kandungmu," ucapnya. Dengan menahan malu aku ahkirnya mengambil uang tersebut.

"Permisi pak, Assalamualaikum."

"Walaikumsalam, hati-hati nak,!"ucap pak Hilman.

"Gimana kondisi bapakmu apa sudah lebih baik,?" tanya Arif. Tidak banyak yang tau tentang bapak yang terkena tembakan nyasar. Mereka tahunya bapak terkena kecelakaan lalulintas,dari sana bisa aku simpulkan kalau keluarga mereka selain mempunyai harta juga punya relasi yang kuat.

" Masih sama belum ada perubahan terkadang sadar tapi beberapa menit kemudian tak sadarkan lagi."

"Kami tidak bisa bantu apa-apa selain doa. Kami berharap bapakmu segera diberi kesembuhan dan kesehatan, lekas sadar bisa berkumpul dengan kita semua lagi." Ucap Arief,si paling bijak diantara kami sesuai namanya yang langsung kami Amin kan.

"Ini ada sedikit bantuan dari kami, mungkin jumlahnya tidak seberapa tapi tolong diterima," ucap Anton. Yang paling tua sambil menyodorkan amplop.

"Apa sih teman-teman kenapa jadi merepotkan kalian." Ucapku merasa tidak enak.

"Kamu wajib menerimanya itu hasil keringat kami berlima,"ucap Anwar.

"Terima kasih atas semuanya bantuan dan doa nya.

"Ayah pingin aku menikah dan pihak keluarga sana bersedia mengabulkan keinginan bapak," ucapku lirih.

"Kalau kamu ingin membuktikan rasa baktimu dan memberikan kebahagiaan disisa akhir umur bapak. Maka lakukan dengan senang hati dan penuh tanggung jawab, "ucap Arief.

" Tapi tidak dengan menikah dengan orang asing. Kamu bisa menikah dengan salah satu di antara kami," ucap Anton.

"Kita semua baru lulus ijazah aja baru diambil hari ini. Jika Lya menikah dengan kita mau kita kasih makan apa Lya ,"ucap Anwar.

"Pakai otak kalian semua, "ucap Jaka.

"Apapun yang Lo ambil pikiran dengan benar dan kami akan selalu ada buat kamu,"ucap Yoga.

"Gw cabut dulu,ya harus ke rumah sakit, assalamualaikum ,"ucapku.

"Walaikumsalam."

"Keadaan pak Gatot cukup stabil mengapa papa masih memaksa kami menikah dengan putrinya," ucap Hendra.

"Lagian Lya juga tidak mau menikah aku dengar dia baru lulus sekolah, umurnya saja baru genap 18 tahun," ucap Haidar.

"Bapak Gatot itu masih bertahan gara-gara alat bantu yang melekat di semua badannya. Serta ada yang mengganjal di hatinya yaitu tentang siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga putrinya,"ucap pak Hilman.

"Tapi aku baru bisa menikah tahun depan Pa,"ucap Hendra.

"Kenapa kalian semua melihat kearah ku," ucap Haidar.

"Rencana pernikahanmu kan terancam batal ,karena Cindy menerima job menjadi model di Paris Fashion Week," ucap dr. Camelia.

"Terus maksud mama aku suruh menikah dengan bocah tomboy itu."

"Kalau kamu batalkan pernikahan yang sudah direncanakan keluarga kita akan malu, dan kerugian dari pembatalan juga tidak sedikit," ucap dr.Camelia. Lya yang dari tadi mendengar obrolan mereka memutuskan untuk pergi ke taman rumah sakit. Mencari ketenangan hati meski sayup-sayup masih bisa mendengarkan obrolan mereka.

"Apa dia mau,?" tanya Haidar

"Kita tidak tahu kalau tidak mencoba, tetapi aku rasa dia tidak akan menolak jika demi orang tuanya."

" Saya perhatikan dari tadi adik melamun terus? tidak baik melamun Lo." Ucap perempuan paruh baya yang baru saja duduk di sampingku.

" Boleh saya bertanya? Apa anda masih mempunyai orang tua,?" tanyaku.

"Kedua orang tua saya sudah meninggal."

" Adakah anda punya penyesalan tentang orang tua anda?"

"Tidak, saat orang tua masih hidup beliau pingin saya menikah. Dan saya bisa mengabulkannya. Jadi saya bisa bersyukur tidak ada penyesalan setelah mereka pergi ,karena semua keinginannya sudah saya lakukan."

"Terima kasih, saya permisi."

'Bapak Gatot itu masih bertahan gara-gara alat bantu yang melekat di semua badannya, serta ada yang mengganjal di hatinya. Yaitu tentang siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga putrinya' ucapan pak Hilman masih terngiang di telingaku.

"Bocah bisa bicara sebentar ?" ucap Haidar menghentikan langkah Lya.

"Apa?"

" Ayo Kita bicara saja di kantin rumah sakit. Biar Lo sekalian bisa makan siang," ucapnya.

"Bagaimana kalau kita menikah? Seharusnya Hendra yang menikah denganmu ,karena Hendra penyebab Bapak lu masuk rumah sakit. Karena dia masih terikat dinas dan baru bisa menikah tahun depan. Jadi terpaksa gw nikahi lo. Jadi mari kita buat kesepakatan," jelas Haidar.

"Kesepakatan apa kak?" Ucapku tenang, biasa bergaul dan berteman dengan lelaki, membuatku merasa biasa saja ngobrol dengannya.

"Umurku sudah 26 tahun kalau kita nikah gw mau Lo penuhi kebutuhan biologis gw juga. Jadi meski belum ada rasa cinta kita tetap melakukan hubungan suami istri . Yang ke dua mulai bulan depan aku di pindah ke cabang Bandung dan gw mau Lo juga ikut pindah kesana kalau kita nikah."

"Terus apa yang ku dapatkan,?"tanyaku.

"Kamu bisa lanjut kuliah dan aku yang biayai. Semua kebutuhanmu aku penuhi dan kamu penuhi semua kebutuhanku."

"Baik aku setuju! Kakak urus saja semua seperti yang kakak mau. Berati 8 tahun beda usia kita,"ucapku.

"Kenapa? Apa aku masih terlihat muda, tidak setua kenyataan,"ucapnya percaya diri.

"Justru aku mengira umur kakak sekitar 30 tahunan."

"Apa! Jadi Lo mengagap wajah gw lebih tua dari umur gw!"

"Aku mau balik ke kamar bapak!" Ucapku pergi menjauh dari pada terkena amukannya.

Apakah ini juga petunjuk bawa aku harus menerimanya, kataku sambil menatap amplop coklat berlogo perguruan tinggi negeri di Bandung.

Selamat tinggal bapak

"Bapak senang bisa menikahkan mu secara langsung." Ucap bapak sambil membelai kepalaku.

"Ayo dimulai pak pak penghulu sudah datang,"ucap pak Hilman.

Pernikahan disaksikan keluarga inti pak Hilman dan komandan Hendra yang ternyata adalah kakak dr.Camelia. Sedangkan dari pihak ku ada Bu Warti dan suaminya. Bapak menjabat tangan Haidar dengan mata memandang ke arahku.

"Saya nikahkan engkau Haidar Aji Notonegoro bin Hilman Notonegoro dengan putri saya Alya Putri Wardoyo binti Ismail Wardoyo dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas murni sebesar 10 gram dibayar tunai." Ucap bapak dengan satu kali tarikan nafas.

"Saya terima nikahnya Alya Putri Wardoyo binti Ismail Wardoyo dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas murni sebesar 10 gram dibayar tunai." Ucap Haidar dengan sekali tarikan nafas.

"Sah." Begitu ucapan sah diucapkan oleh para saksi, langsung di sambung dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh penghulu. Aku melihat ayah meneteskan air matanya dan tersenyum.

"Aku sudah menikah sekarang ayah harus sembuh, ayah harus berjuang." Ucapku tapi ayah tidak menjawab hanya tersenyum.

"Yah , ayah bangun yah!" Teriakku histeris karena ayah tidak merespon ku. Aku pegang pipinya untuk menghapus air matanya.

"Sabar kamu hebat , sekarang ada aku yang menjagamu." Ucap Haidar, sambil memelukku agar aku tidak histeris dan menggoyangkan badan bapak.

Haidar selalu menemaniku dari pemakaman dan selama 3 hari berturut-turut, bahkan dia selalu mengingatkan aku buat makan membersihkan badan selayaknya kakak pada adiknya.

"Kakak besok mulai masuk kerja, " ucap Haidar.

"Kakak bisa kembali kerumah orang tua kakak. Aku mintak ijin untuk tinggal di sini selama 40 hari," ucapku. Setelah beberapa hari sejak bapak di makamkan. Aku tidak bicara sama sekali dengannya dan keluarganya, aku hanya mengaguk dan menggelengkan kepalaku. Ingin sekali aku menyalahkan adiknya atas apa yang menimpa bapak,tapi apa untungnya buatku bahkan bapak juga melarang untuk menyalahkan siapapun atas apapun yang menimpanya. Apa dengan menyalahkan orang lain bapak bisa hidup lagi.

"Tidak aku akan tinggal disini menemani mu. Aku cuma bilang supaya kamu bisa mulai mengurus dirimu sendiri." Ucap Haidar sambil membuka dompetnya dan menyodorkan kartu ATM padaku.

"Aku tidak suka kartu aku lebih suka uang kas," ucapku menolak.

"Dasar kampungan." Ucap Haidar sambil memasukkan kartu atm-nya kedalam dompet dan mengambil uang dari dompetnya.

"Di dompet ku hanya ada uang cas segini,kamu bisa minta jika uang mu habis ,"ucapnya.

"Hmmm,"jawabku.

Setelah Haidar pergi aku membersihkan seisi rumah dan mencuci semua baju kotor bekas Bapak , aku juga memilih baju bapak yang masih layak pakai untuk aku sumbangkan dan aku sisakan untukku mengenang bapak.

" Ibu senang melihatmu sudah mulai beraktivitas tidak seperti kemarin-kemarin yang hanya diam saja. Makan harus di disuapin segala,ibu tahu kamu pasti bersedih dengan apa yang terjadi dengan bapakmu mengingat kalian selama ini selalu berdua sejak ibu kamu pergi." Ucap Bu Warti menghampiriku.

"Iya Bu aku beberapa hari ini terlalu larut dalam kesedihan, padahal aku tahu pasti bapak tidak akan suka jika melihatnya,"ucapku.

"Ibu paham dengan apa yang kamu rasakan. Tapi jangan terlalu berlarut ingatlah Allah memberimu kehidupan yang indah, maka jangan sia-siakan hidupmu itu untuk meratapi kesedihan atas sesuatu yang pasti akan berlalu."

"Tetepi sekarang aku sebatang kara bu," ucapku sambil menghapus air mataku.

"Ada ibu,ada keluarga ibu ,mulai sekarang ibu dan semua keluarga ibu adalah keluargamu.Ingatlah di balik kehilangan yang kamu rasakan, ingat ada Allah yang akan memberikan keindahan." Ucap Bu Warti sambil menghapus air mataku.

"Ketika kamu merasa sendiri di dunia ini dan tidak ada seorang pun yang mengerti kesedihanmu. Ingatlah di mana pun kamu berada, Allah maha tahu." Ucapan yang pernah bapak ucapkan selama hidup kembali terngiang ditelinga ku.

Mulai hari ini aku bertekad untuk bangkit dan tidak akan meratapi apapun,aku sudah mengikhlaskan bapak.

Aku mulai kembali ke sekolah untuk mengurus segala keperluan untuk melanjutkan studi ku. Mulai mengecek kondisi bengkel peninggalan bapak yang mulia aku pasrahkan kepada suami Bu Warti.

'Selamat tinggal kota yang banyak memberikan kenangan indah padaku. Aku akan selalu menyimpan kenangan indah di dalam ingatanku'.

"Jaga baik-baik Lya. Jangan sakiti dia sayangi dia seperti kamu menyayangi Hana, "ucap pak Hilman pada Haidar.

"Ya ga bisalah dia istri mas Haidar , sedang aku adiknya ko yah,lagian ayah lebay cuma Bandung ini,"ucap Hana.

"Sekali lagi maafkan putra bapak." Ucap pak Hilman aku hanya tersenyum tipis,berbeda dengan Hana yang berdecak tidak suka dengan kata-kata pak Hilman.

"Makasih mas suatu saat aku akan menebusnya, "ucap Hendra sambil memeluk Haidar.

"Maaf kan aku,"ucap Hendra lirih sambil menundukkan kepalanya. Aku tidak menjawab karena jujur aku belum bisa menerima kenyataan ini. Hanya Hana yang selalu memandang rendah ke arahku, seolah aku beban keluarganya. Hana lebih tua setahun tapi kami sama-sama lulus sekolah tahun ini.

Wow itu yang pertama terucap dari mulutku saat masuk ke dalam apartemen yang akan kami tinggali berdua. Aku yang biasa hidup dilingkungan serba sederhana merasa ini sangat mewah buatku.

"Ini kamar kita berdua dan yang sebelah kamar kosong yang akan ku gunakan sebagai ruang kerja," ucap Haidar.

"Terus ini dapur ko ga ada kompornya?" Tanyaku saat Haidar mengatakan kalau ini adalah dapur tapi, aku tidak melihat kompor.

"Besok akan ada orang yang membantu mu ,untuk mengajarimu menggunakan semua fasilitas yang ada di apartemen ini. Sekarang Lo bersihkan badan aku mau cari makan dibawah." Ucap Haidar sebelum meninggalkan aku.

Karena belum terbiasa dengan AC aku menggunakan baju tidur panjang bergambar hello Kitty untuk menutupi tubuhku yang kedinginan.

"Aku beli sate kambing,sate ayam, gulai kambing aku tidak tahu kamu suka yang mana." Ucapnya sambil menyiapkan makanan di meja makan. Kami makan dengan tenang tanpa obrolan sama sekali persis orang yang baru berkenalan.

"Mulai sekarang segala kebutuhan mu aku yang tanggung,jadi jika perlu apa-apa minta saja padaku. Ini uang jajan dan ini uang dari papa terserah Lo gunakan buat nyari tempat kuliah atau kursus terserah Lo tapi kalau kurang mintak saja padaku!" ucap Haidar sambil menyodorkan 2 amplop coklat tebal padaku.

"Terima kasih. Apa kamu tahu tempat untuk membeli laptop baru, laptop lamaku rusak maklum dulu aku beli juga bekas."

"Kapan kamu membutuhkan nya? Jika kamu mau bersabar besok aku akan mengantarmu. Sekalian kamu beli ponsel baru dan kebutuhan yang lainnya, "ucap Haidar.

"Baiklah besok gak apa-apa." Ucapku sambil berdiri membersihkan meja makan.

Karena tidak ada yang bisa aku kerjakan setelah mencuci piring aku masuk kamar untuk tiduran. Aku menunggu sampai pukul 11malam ,tapi Haidar tidak ada tanda-tandanya akan masuk. Jadi aku putuskan untuk mengganti lampu kamar menjadi lampu tidur.

Aku merasa belum lama aku tidur saat aku merasakan ada yang memelukku dari belakang dan menciumi leherku dengan sangat lembut ,bahkan tangannya bergerak mengusap-usap perutku bagian atas yang lama-kelamaan naik keatas.

"Aku tau kamu sudah terbangun nikmati jangan tegang,kita sudah halal dan ini ibadah." Ucap Haidar di telingaku sambil mencium daun telingaku.

"Jangan tegang rileks aku tidak akan meminta hak ku sekarang. Aku hanya mengenalkan mu dengan dunia orang dewasa." Ucapnya tetapi tangannya tidak bisa diam terus bergerak seperti mulutnya.

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!