NovelToon NovelToon

Bukan Wanita Pengganti

Bab 01- Pengantin Pengganti

BUGH!

Seorang pria bernama Asdam Marquez (30) dengan keras membanting seorang wanita bernama Chana Zea-Alonzo (28).

Wanita yang masih lengkap menggunakan pakaian pengantin itu pun meringis ngilu sebab benturan pada sikutnya cukup keras menatap lantai.

"AHK! Asdam, kamu menyakiti ku!?" ujar Chana dengan kesal menatap Asdam yang terlihat berdiri sambil mengeraskan otot-otot pada tangannya.

Asdam pun melonggarkan dasinya dan kemudian berjongkok di depan Chana dan langsung meremas kuat rahang Chana membuat Chana langsung ternganga menahan sakit yang teramat.

"Katakan padaku mengapa kamu yang melakukan janji suci itu dengan ku!? Di mana kamu menyembunyikan Misha dari ku! CEPAT KATAKAN!" sentak Asdam menggeram kepada Chana yang terlihat sulit bernafas dan sangat kesakitan.

"As-asdam, kamu menyakiti ku?" sahut Chana memohon dengan matanya agar Asdam mau melepaskan cengkramannya.

Asdam benar-benar hanya bisa menahan emosinya dan melepaskan Chana dengan kasar membuat Chana kembali terhempas.

"Asdam, asal kamu tau ya, aku di sini untuk menyematkan nama baik keluarga mu. Andai mereka tidak memohon, aku pun tidak sudi menikah dengan mu!" ujar Chana dengan lantang membuat jantung Asdam berderu kencang. Asdam tidak percaya dengan apa yang Chana katakan, kata-kata itu cukup untuk alasan Asdam melenyapkan Chana, karena perkataan Chana sangatlah lancang.

"Kamu tau apa yang kamu ucapkan!?" tanya Asdam sekali dengan tangan menggumpal perasaan menahan diri.

"Misha pergi dan ia tidak ingin menikah denganmu, Misha berselingkuh darimu!" ujar Chana menjelaskan membuat Asdam pun melotot.

"LANCANG! DASAR WANITA JAL*NG!" hardik Asdam yang langsung menarik rambut Chana sampai Chana pun berdiri..

"Aaaaahk!" Chana pun hanya bisa meringis kesakitan sambil memberontak.

Tiba-tiba saja Chana pun langsung terdiam di saat Asdam menjulurkan pistol di kepalanya.

Asdam pun mendekatkan bibirnya di telinga Chana.

"Walaupun kamu adalah adik dari Misha, aku tidak akan mengampuni siapapun yang berkata kasar terhadapnya, apa kamu paham!" bisik Asdam dengan tegas membuat Chana hanya bisa terdiam dan menahan sakit.

Tok

Tok

Tok

Suara di balik pintu membuat Asdam mengendorkan otot-otot pada tubuhnya.

Asdam pun melepaskan Chana begitu saja dan meninggalkannya.

Di balik pintu terdapat pria dengan kaca mata dan setelah rambut gaya belah tengah. Cukup tampan dan itu adalah ciri khas dari seorang Rein, sekertaris Asdam.

"Tuan, beberapa tamu dari luar negeri ingin berpamitan dengan anda sebelum mereka pulang," ujar sekertaris Rein.

Asdam pun mencoba menghela nafas dan membenahi pakaiannya agar terlihat rapi kembali. Tanpa menghiraukan keadaan Chana saat ini, Asdam berlalu begitu saja dan di ikuti oleh sekertaris Rein.

Chana pun terlihat berantakan dengan gaun mewah yang masih melekat pada tubuhnya. Rasanya sangat sakit berkorban untuk kepentingan keluarga.

"Hiks...hiks... Misha, mengapa kamu harus koma di saat-saat seperti ini? mengapa kamu tidak pernah mengatakan kepada kami jika kamu sakit!? mengapa Misha, mengapa!?"

Chana meremas kuat dadanya yang serasa sangat sakit.

Keluarga Chana telah melakukan perjodohan 5 tahun yang lalu, yang mana Misha dan Asdam resmi di jodohkan setelah mereka melakukan tes kesehatan dan lainnya.

Misha dan Asdam dinyatakan sama-sama sehat pada kala itu dan tidak memiliki penyakit yang berbahaya.

Namun tanpa di duga, sehari sebelum hari pernikahan, tiba-tiba Misha pingsan dan koma membuat semua keluarga panik.

Di tambah kabar diagnosa dari dokter jika Misha dinyatakan memiliki kanker serviks stadium lanjut.

Pihak keluarga Asdam pun sangat marah dan merasa di bohongi oleh pihak wanita. Padahal, pihak wanita pun juga sama sekali tidak tahu jika Misha memiliki penyakit yang cukup parah selama ini.

Karena hari H akan di laksanakan besok, jadi mau tidak mau mereka harus cari pengganti Misha. Keluarga Asdam pun tidak mau Misha menjadi menantu mereka lagi sebab orang yang berpenyakitan tidak bisa melahirkan keturunan untuk keluarga Marquez.

Setelah di rembuk bersama, keputusan jatuh pada Chana yang akan menggantikan posisi Misha. Chana sendiri awalnya menolak karena ia memiliki kekasih.

Namun, keluarga terpaksa memaksa Chana sebab jika sampai Chana tidak mau, maka keluarganya akan di kenakan denda dan sangsi yang cukup besar. Karena pernikahan ini menurut dua belah pihak keluarga adalah pernikahan bisnis. Perasaan anak-anak tidak penting menurut mereka.

Chana pun tidak ada pilihan lain selain setujui permintaan keluarganya. Setelah Chana tes kesehatan, akhirnya Chana di nyatakan sehat dan layak untuk menjadi menantu di keluarga Marquez.

Namun, karena mereka tahu jika Asdam dan Misha sangat saling mencintai, akhirnya dua belah pihak keluarga setuju untuk menutupi penyakit Misha. Sebab, jika sampai Asdam tahu jika Misha sakit, maka ia akan setia menunggu Misha dan menolak untuk menikah.

Kini, Chana pun hanya bisa menangis dalam diam sambil bersandar pada dipan sampai akhirnya suara ponsel berdering membuyarkan jiwanya.

"Hallo, Mah?" sapa Chana.

"Sayang, apakah semua berjalan dengan lancar? Mamah sangat cemas jika Asdam tidak dapat menerima kamu dengan baik," ujar Tante Tirana (55), ibu dari Chana dan Misha.

"Mah, apakah Misha sudah siuman?" tanya Chana dengan tatapan penuh harapan. Ia berharap jika Misha sadar dan ia baik-baik saja. Sungguh Misha tidak sanggup hidup seperti ini bersama dengan Asdam.

"Belum sayang, kakakmu masih koma. Sudahlah, andai kakakmu siuman juga dia sudah tidak bisa lagi menjadi menantu di keluarga Marquez. Hanya kamu yang layak untuk keluarga Marquez, mamah harap kamu dapat mengerti," ujar Tante Tirana mencoba untuk membujuk putrinya.

Mendengar hal itu hati Chana pun semakin sakit dan tidak karuan. Chana pun memutuskan untuk mematikan panggilan dari mamahnya.

Di aula rumah yang masih full dekor pernikahan, terlihat Asdam menghampiri beberapa orang penting yang sedang bergurau dengan kedua orang tuanya dan juga kakeknya.

"Oh sayang, kemarilah. Tuan ZingZio ingin berpamitan dengan mu." Terlihat wanita yang anggun itu menghampiri Asdam, ia adalah Nyonya Beckham (56) ibu dari Asdam.

Asdam tersenyum dan menjabat tangan beberapa tamunya.

"Ah, terima kasih banyak karena jadwal kalian yang padat, kalian masih menyempatkan diri untuk hadir di acara pernikahan saya," ujar Asdam mencoba menutupi masalahnya sendiri.

"Ini bukan apa-apa Tuan Asdam, justru kami akan rugi jika tidak hadir di acara pernikahan mu ini. 2 pengusaha besar sudah berkolaborasi menjadi satu, jelas kami juga tidak dapat kehilangan kesempatan ini," ujar Tuan ZingZio dengan terang-terangan.

Namun semua orang di sana hanya tertawa dan tidak tersinggung. Hanya Asdam yang merasa sangat bodoh akan dirinya sendiri yang sudah menjadi tumbal keserakahan keluarganya sendiri. Namun Asdam sendiri tidak dapat berkutik banyak.

(Jika kalian suka cerita ini, Like dan komen ya, biar otor semangat up up dan uuuuup!:)

Bab 02 Masih Belum Percaya

Kini nampak Asdam dan keluarga besarnya duduk bersama di sebuah ruang keluarga. Nampak Asdam memasang wajah musam dan marah yang terpendam.

Nyonya Beckham tersenyum dan memegang tangan Asdam dengan lembut.

"Sayang, mamah harap kamu dapat menerima pernikahan ini. Misha tiba-tiba saja kabur dengan selingkuhnya, dan kami tidak mungkin membatalkan pernikahan ini," jelas Nyonya Beckham tersenyum.

"Mah, mengapa kalian tidak mendiskusikan ini terlebih dahulu denganku? aku berhak tau apa yang sebenarnya terjadi sebelum pernikahan ini di mulai!" Asdam mulai tidak sabaran dan terlihat kesal.

"Asdam, ini sangat mendadak, papah harap kamu dapat mengerti kami," ujar Tuan Paulo, ayah dari Asdam.

"Aku akan menyelidiki. Aku tidak percaya jika Misha melakukan ini ke padaku! Dia sangat mencintai ku, setiap saat dia selalu membicarakan pernikahan ini, jadi tidak mungkin dia tiba-tiba hilang dan berselingkuh!" elak Asdam.

Semua orang yang ada di ruangan itu yang terdiri dari, Kakek, Ayah, ibu dan sekertaris Rein pun terlihat panik ketika Asdam berniat akan menyelidiki hal ini.

"Asdam." Sang kakek berbicara, "Kakek harap kamu tidak perlu lagi memikirkan soal wanita itu. Kamu sudah sepakat untuk menukar perjodohan ini dengan Chana. Chana juga adalah putri dari keluarga Alonzo, ini tidak masalah bagi kami," jelas kakek.

Asdam benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Bagaimana keluarganya hanya melulu membicarakan soal perjodohan dan juga soal untung dan rugi. Di sini tidak ada memperdulikan perasaannya.

"Tapi kakek, aku sendiri sangat mencintai Misha. Pada saat kami di jodohkan 5 tahun yang lalu, tidak mudah untuk aku jatuh cinta kepada Misha. Lalu, ketika aku sudah mulai mencintai Misha dan siap menikah dengannya, tiba-tiba kalian dengan mudahnya menukar perjodohan ini!?" Asdam mengusap wajahnya dengan kasar.

"Asdam, mau bagaimana lagi, Misha sendiri yang berselingkuh dan meninggalkan mu, bukan kami yang menginginkan hal perjodohan ini di tukar. Sudahlah, Chana juga adalah gadis yang baik dan juga yang pasti dia sehat. Sehat fisik dan juga pikirannya, dia wanita yang cerdas, kamu harus belajar menerimanya dan kamu harus memperlakukannya selayaknya istri mu dengan baik!" jelas Tuan Paulo dengan tegas.

Usai berkata tegas, semua orang pun meninggal Asdam seorang diri. Nyonya Beckham pun hanya bisa mengelus pundak Asdam dengan lembut sebelum akhirnya ia mengikuti suami.

Hanya sekertaris Rein sigap berdiri di belakang Asdam yang terlihat sangat terpukul. Meskipun Asdam adalah pewaris tunggal keluarga Marquez, nyatanya nasib kehidupan Asdam sendiri masih berada di tangan orang tuanya.

"Rein!?" panggil Asdam.

Sekertaris Rein pun berjalan mendekati Asdam.

"Iya Tuan muda?"

"Selidiki wanita itu. Aku masih tidak percaya jika Misha berselingkuh dari ku dan kabur di saat acara pernikahan kami," ujar Asdam memerintah.

"Biak, Tuan!"

Sekertaris Rein pun membungkuk hormat sebelum akhirnya dia pun meninggal ruangan itu.

Asdam menatap tajam lurus dengan tatapan panah yang siap membidik. Tangannya meremas satu sama lain membuat otot-otot pada tangannya mengeras.

Di sisi lain di dalam kamar, Chana terlihat ingin keluar dari kamar namun ternyata pintu di kunci dari luar. Chana sendiri belum tahu kode pintu kamar Asdam.

"Sial!" umpat Chana kesal. "Bagaimana ini, aku ingin mandi tetapi koperku masih di dalam mobil," gumam Chana.

Yah, seharian melakukan acara pernikahan membuat Chana merasa lengket dan ingin mandi. Terutama Chana ingin membersihkan sentuhan kasar Asdam yang sudah membuat beberapa luka pada tubuhnya.

"Pria itu benar-benar keterlaluan! apakah aku harus mengadu pada papah jika Asdam sudah berani main tangan kepada ku?" gumam Chana berfikir. "Hmmm, tapi....?" Chana pun terdiam mengingat apa yang sudah papahnya ucapakan padanya.

"Ingat, setelah kamu menikah, kamu adalah istri dari Asdam, papah tidak akan ikut campur tentang urusan rumah tanggamu. Tapi jika menyangkut soal perusahaan, papah akan berusaha untuk membantumu," ujar tuan BeaAlonzo.

Mengingat orangnya yang tidak lagi mempedulikan perasaannya membuat Chana merasa sedih. Akan percuma saja jika ia mengadu, bukannya mendapatkan pembelaan, orangnya pasti hanya akan ikut menyudutkan dirinya.

"Ya Tuhan, bagaimana bisa kau memberikan cobaan sebesar ini ke padaku! Iiiiiiiiiiiiiiih!" Chana pun hanya bisa mengomel sendirian.

Namun karena tubuh Chana benar-benar butuh mandi, akhirnya Chana pun berfikir jika ia akan meminjam baju Asdam. Chana pun memasuki ruang salin Asdam yang cukup besar.

"Hmmm, apakah ini tidak apa-apa? Yah, jelas tidak apa-apa, bukankah dia sekarang adalah suamiku? miliknya adalah milikku juga," gumam Chana meyakinkan dirinya sendiri.

Setelah memilah-milah pakaian yang cocoknya untuknya, akhirnya pilihannya jatuh pada piyama hitam polos.

"Ah ini saja, sepertinya pas denganku," gumam Chana dengan tersenyum sendu. Sungguh Chana masih belum bisa menerima kenyataan ini, namun ia mencoba untuk ikhlas.

Chana pun mandi membersihkan tubuhnya. Usai mandi dan memakai pakaian Asdam, Chana pun keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit di kepalanya. Bersamaan dengan itu, Asdam pun masuk ke dalam kamar.

Asdam terpaku melihat penampakan yang ada di depannya. Chana pun ikut terkejut ketika melihat Asdam masuk kamar. Chana pikir Asdam akan tidur di luar malam ini, namun tidak di duga tiba-tiba dia muncul begitu saja.

"A-apa yang kamu lakukan?" tanya Asdam.

"Eee... aku baru saja mandi," jawab Chana tersenyum kikuk.

"Apa yang kamu lakukan dengan bajuku!?" tanya Asdam dengan nada tidak terima jika barang miliknya di sentuh oleh wanita ini telah menjadi istrinya.

"Ee anu, koperku masih di dalam mobil, dan kamu mengunci ku di dalam sini, jadi aku tidak bisa keluar," jawab Chana menjelaskan.

"Tidak! cepat lepaskan baju ku!" Asdam berjalan ke arah Chana. Chana pun mencoba untuk menghindar karena ia tidak mungkin melepaskan baju itu saat ini juga.

"Tidak, tidak, tidak!" Chana pun berlari menghindari Asdam yang kini mulai mengejarnya.

"Dasar wanita lic*k! aku tidak akan pernah sudi barang-barang ku kau sentuh!" ujar Asdam tidak terima dan terus berusaha untuk mendapatkan Chana.

"Asdam, aku ini istri mu sekarang, barangmu adalah barangku juga!" elak Chana sambil mencoba menghindari Asdam.

Mereka terus berlarian dan Chana mencoba untuk terus menghindar dari Asdam yang terlihat sangat kesal kepadanya.

Sampai pada akhirnya...

SREEEEEEK!

Dari samping tangan Asdam berhasil menggapai baju yang di kenakan Chana. Karena arah yang berlawanan, membuat baju itu robek dan memperlihatkan dada bagian atas milik Chana.

Dua orang itu pun saling tertegun sesaat melihat apa yang terjadi pada baju itu.

"Aaaaaaaaa!" Chana pun berteriak dan mencoba untuk menutupi dadanya yang menggunakan bra, sebab di kamar ini tidak bra yang bisa ia gunakan.

Asdam pun ikut panik dan langsung memutarkan tubuhnya membelakangi Chana.

"Sial! apa itu tadi!?" umpat Asdam dalam hati merutuki kejadian itu.

Chana pun memburu kesal dengan sikap Asdam yang sudah kurang ajar kepadanya.

"DASAR PRIA MES UM!" umpat Chana dengan lantang membuat Asdam pun tidak terima.

Asdam mendelik dan memutar tubuhnya menatap Chana yang sedang melototi sambil kedua tangannya masih menutupi dadanya.

Asdam pun tersenyum kepada Chana.

"Mes um katamu? Hem, bukankah aku ini sekarang suamimu? bukankah aku ini sekarang sudah bisa menyentuh mu? sudah bisa meraba tubuhmu? sudah bisa merasakan kenikmatan surga bersamamu?" seringai Asdam membuat Chana bergetar dan dadanya berdegup dengan kencang.

Melihat reaksi Chana, Asdam pun semakin yakin dengan apa yang dia lakukan. Asdam pun semakin mendekati Chana dan mulai melemparkan tatapan nakal kepadanya.

"A-as-asdam, apa yang mau lakukan? aku peringatkan kamu agar tidak macam-macam dengan ku ya!" ujar Chana melangkah mundur menghindari Asdam yang terus maju kearahnya.

Namun Asdam pun semakin berani dan tidak menghiraukan Chana yang terlihat seperti maling yang siap di terkam oleh serigala.

(Bagaimana kelanjutannya? terus ikuti cerita ini dan jangan lupa like dan komen ya... agar otor semakin semangat up:)

Bab 03 Sangat Acuh

"DASAR PRIA MES UM!" umpat Chana dengan lantang membuat Asdam pun tidak terima.

Asdam mendelik dan memutar tubuhnya menatap Chana yang sedang melototi sambil kedua tangannya masih menutupi dadanya.

Asdam pun tersenyum kepada Chana.

"Mes um katamu? Hem, bukankah aku ini sekarang suamimu? bukankah aku ini sekarang sudah bisa menyentuh mu? sudah bisa meraba tubuhmu? sudah bisa merasakan kenikmatan surga bersamamu?" seringai Asdam membuat Chana bergetar dan dadanya berdegup dengan kencang.

Melihat reaksi Chana, Asdam pun semakin yakin dengan apa yang dia lakukan. Asdam pun semakin mendekati Chana dan mulai melemparkan tatapan nakal kepadanya.

"A-as-asdam, apa yang mau lakukan? aku peringatkan kamu agar tidak macam-macam dengan ku ya!" ujar Chana melangkah mundur menghindari Asdam yang terus maju kearahnya.

Namun Asdam pun semakin berani dan tidak menghiraukan Chana yang terlihat seperti maling yang siap di terkam oleh serigala.

Chana terlihat panik ketika Asdam sampai tepat di hadapannya. Ketika tubuh Asdam semakin mendekatinya, Chana pun memejamkan matanya dan memalingkan wajahnya.

Jantung Chana serasa ingin copot kala itu. Dia berjanji akan langsung menerjang Asdam andai kata Asdam melakukan perbuatan tidak senonoh kepadanya.

Namun setelah menunggu, Chana merasakan jika Asdam sepertinya tidak berniat menyentuhnya. Chana pun perlahan membuka matanya dan perlahan bayang-bayang Asdam mulai nampak di matanya.

Jarak antara mereka hanya sebatas satu hembusan nafas, membuat Chana dapat merasakan hembusan nafas Asdam yang beraroma khas cake stroberi.

"Jangan pernah berharap aku akan menyentuh tubuhmu yang menjijikan ini!" bisik Asdam membuat Chana pun merasa kesal seketika.

Ketika akan mengatakan sesuatu untuk pembelaan, tiba-tiba saja Asdam mundur dan menjauh darinya. Ternyata Asdam hanya ingin mengambil kunci mobil yang berada di atas meja di belakang Chana.

Chana pun terkejut mengetahui jika Asdam sengaja mengerjai dirinya. Chana pun hanya bisa mengelus dadanya dengan sabar.

"Pria itu benar-benar sangat keterlaluan!" umpat Chana usai Asdam keluar dari kamar.

Chana pun diam-diam memeriksa pintu kamar untuk memastikan apakah di kunci atau tidak. Karena ia ingin mengambil kopernya yang masih berada di dalam mobilnya.

Ketika di pastikan situasi sudah aman, Chana pun memberikan diri keluar dari kamar. Sebelum itu Chana pun mencari handuk untuk menutupi bajunya yang sobek akibat di tarik oleh Asdam. "Pria itu benar-benar tidak bisa di ajak bicara baik-baik!" omel Chana sembari membenahi dirinya sebelum keluar kamar.

Jam menunjukan pukul 2 dini hari. Terlihat beberapa tukang dekor sedang membereskan bekas-bekas acara pernikahan. Tuan rumah menginginkan rumah itu bersih sedia kala secepat mungkin.

"Nona, apakah ada yang dapat saya bantu?" tanya salah satu pelayan wanita.

"Em, saya ingin mengambil koper saya di masih di dalam mobil," jawab Chana ramah.

"Biar saya bantu, Non. Mobil anda warna apa dan merk apa? biar saya saja yang ambilkan," ujar pelayan itu.

"Oh tidak usah, kamu bisa mengerjakan pekerjaan mu. Biar saya aja yang ambil," tolak Chana.

"Ya sudah jika begitu saya permisi ya, Non?"

Chana pun hanya tersenyum dan mengangguk. Chana melihat beberapa orang dengan lesu mengerjakan pekerjaan mereka. sangat jelas jika mereka kelelahan dan pasti ngantuk karena hari sudah sangat larut malam.

Namun Chana sendiri tidak dapat membantu

apa-apa.

Chana pun melanjutkan perjalanan menuju mobilnya di parkir. Usai mengambil kopernya, Chana pun kembali ke kamarnya dan mengganti baju Asdam yang pinjam.

Sedangkan di sisi lain, Asdam malam ini menghabiskan malamnya di jalanan yang terlihat sepi. Asdam menyelusuri aspal menggunakan mobil sport mewah nya.

Tidak jelas kemana tujuan Asdam saat ini, yang pasti Asdam sendiri sedang ingin jauh dari musibah yang baru saja ia alami.

Di tinggal kekasih ketika acara pernikahan, dan di gantikan oleh adiknya tanpa sepengetahuannya, dan bahkan keluarga tidak perduli bagaimana dengan perasaannya.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Asdam berulang kali memukul stir mobil dengan kuat untuk melampiaskan kekesalannya.

"Shiiiiiiiit! apa sebenarnya yang terjadi hari ini? mengapa bisa seperti ini!? Misha, dimana kau sebenarnya?" Asdam pun meracau dengan pilu.

...****************...

...****************...

Pagi ini Chana dengan rapih menggunakan gaun putih selutut dan lengan tangan sesikut. Rambut ia kuncir satu ke atas dengan rapi dan sepatu hils cream sangat menyatu pada kulitnya yang putih.

Di ruang meja makan sudah ada Kakek, Tuan Paulo, Nyonya Beckham dan juga Alden Marquez (adik laki-laki Asdam).

Alden Marquez masih duduk di bangku SMP kelas 3. Dia sangat pendiam, bahkan bisa di hitung dalam sebulan ia mengucapkan kalimat apa.

"Selamat pagi semuanya?" sapa Chana menyapa semua orang yang sudah menunggunya. Tatapan Chana terlihat gusar sepertinya yang ia cari tidak ikut hadir dalam acara sarapan pagi bersama saat ini.

"Pagi sayang," sahut Nyonya Beckham menyambut Chana. Bahkan Nyonya Beckham berdiri dan menghampiri Chana dan memeluknya.

"Apakah malam ini kau tidur dengan nyenyak?" tanya Nyonya Beckham.

"Iya mah, aku menikmati malam ini seorang diri," jawab Chana sembari menjelaskan jika Asdam tidak tidur bersamanya malam ini.

"Hahahaha....!" Nyonya Beckham pun tertawa kecil di ikuti semua orang tersenyum padanya. Hanya Alden yang diam tidak merespon sama sekali.

"Tidak apa-apa sayang, anak itu memang sudah biasa tidak tidur di rumah. Bahkan setelah ini kamu tidak hanya melihat Asdam tidak di rumah, semua orang di rumah ini selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Hanya Alden yang selalu standby di rumah. Kami harap kamu juga ada kegiatan lainnya untuk mengisi waktu luang mu," jelas Nyonya Beckham sambil mempersilahkan Chana duduk di sebelahnya.

"Iya mah, Chana sendiri memiliki butik yang harus Chana jaga," jawab Chana..

"Oh iya, ibu kamu sempat bilang kalo kamu sudah membuka butik baru ya, sudah berapa lama?" tanya Nyonya Beckham mencoba untuk mengenal menantunya lebih jauh.

"Baru berjalan 5 bulan, mah."

"Papah dengar, kamu sekolah desainer di Prancis?" tanya Tuan Paulo membuka suara.

"Iya, pah. Setelah lulus kuliah S2, aku memutuskan untuk belajar desain di Prancis, karena setelah aku pikir, aku lebih cocok di sini," jawab Chana..

"Kamu pasti sibuk selama ini, pantas saja mamah tidak pernah melihat kamu. Terakhir mamah lihat kamu waktu acara pertunangan Misha dan Asdam. Hem, jika mengingat wanita pembohong itu, rasanya mamah sangat kesal!" umpat Nyonya Beckham yang langsung memasang wajah musam.

Chana pun hanya terdiam, sebab dia sendiri belum tahu pasti sejak kapan Misha berbohong kepada mereka semuanya tentang penyakitnya.

"Sudah -sudah, kita lanjutkan sarapan pagi kita. Chana, Kakek harap kamu segera memberikan cicit untuk kakek. Jangan berlama-lama karena usia kakek tidak lama lagi," ujar kakek.

Chana pun hanya bisa mengangguk dengan perlahan. Chana sendiri tidak tahu bagaimana memberikan keluarga ini keturunan, karena Asdam sendiri seperti singa yang sulit di jinakkan.

(Jangan lupa like dan komen ya;)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!