Seorang wanita yang tengah berjemur di bawah sinar matahari perlahan membuka mata. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang berlomba-lomba masuk ke rentina mata indahnya. Saat matanya terbuka sempurna ia langsung menghalau cahaya yang membias ke wajahnya dengan tangan.
Kening wanita itu mengernyit menatap sekitar kolam tempat ia berada sekarang. Sangat asing tetapi sangat indah di pandang mata. Kini, mata wanita itu beralih menatap penampilannya yang hanya mengenakan bikini yang mencetak jelas lekuk tubuhnya. Saat ini posisinya tengah duduk di sebuah kursi panjang.
"Aku di mana? Bukannya aku tertabrak bus?"
Seingatnya badannya terpental cukup jauh karna hantaman mini bus yang melaju sangat kencang ke arahnya dan sekarang bangun-bangun ia sudah berada di kolam renang yang sangat luas dan indah. Di kolam ini terdapat air terjun buatan dan di sisi kolam ada taman bunga.
Masing di selimuti rasa penasaran dan kebingungan, suara seseorang yang cukup keras membuat perhatiannya mengarah ke sumber suara. Terlihat seorang wanita muda yang mengenakan pakaian pelayan berjalan ke arahnya.
"Nona Ayara, tuan muda Alvaro sudah datang," ucap pelayan wanita tersebut dengan napas tersengal-sengal. Namun, reaksi wanita yang dipanggil Ayara itu hanya mengernyitkan keningnya dengan raut wajah penuh kebingungan.
"Alvaro siapa?"
Pertanyaan Ayara membuat pelayan wanita yang bernama Selly itu terkejut bukan main. Tidak mungkin nona mudanya lupa dengan suaminya sendiri yang sangat ia puja-puja dan tidak mungkin juga nona muda tengah bercanda padanya. Mengingat nona muda terkenal angkuh dan pemarah.
"Suami, Nona. Apa Nona Ayara sakit?" tanya Selly takut-takut.
Sementara Diana yang dipanggil Ayara mundur beberapa langkah. Ia benar-benar bingung dengan situasinya sekarang. Ia yang tertabrak bus tiba-tiba sudah terbangun di tempat asing yang ia sendiri tidak tahu di mana dan sekarang ia dipanggil Ayara? Tapi tunggu, ia tidak asing dengan nama Ayara, seolah sangat familiar.
"Kamu memanggil aku apa tadi?" tanya Diana.
"No-nona Ayara," jawab Selly dengan raut wajah keheranan dengan pertanyaan yang nona mudanya lontarkan.
"Lalu, nama panjangku siapa?" Lagi, pertanyaan yang Diana lontarkan membuat rasa heran pelayan itu semakin besar namun tak urung tetap menjawab pertanyaan sang nona muda.
"Nama panjang anda Ayara Andriana."
Deg
Jantung Diana berhenti seperkian detik. Bukankah itu nama tokoh antagonis wanita yang ia baca di sebuah novel online yang berjudul With you? kenapa ia ada di sini dan kenapa ia menjadi Ayara? Ini tidak mungkin, tidak mungkin ia masuk ke dunia novel.
"Nona Ayara kenapa?" Selly tampak panik ketika mendapati wajah pucat dan tegang majikannya tersebut. Apalagi Diana hampir limbung ke samping jika Selly tidak menahan tubuhnya.
Shock, itulah yang Diana rasakan. Ia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa masuk ke dalam sebuah novel yang ia sendiri tahu bagaimana ending cerita ini.
"Sepertinya Nona tidak enak badan, kalau begitu ayo kita masuk ke dalam, Nona."
Selly menyampirkan jubah hitam menutupi tubuh Diana yang saat ini hanya mengenakan bikini yang cukup terbuka. Ia menuntun majikannya yang terlihat seperti orang linglung. Diana masih diam seperti orang bisu, namun otaknya terus berpikir keras dengan apa yang ia alami sekarang. Apakah transmigrasi itu benar-benar nyata? Tapi kenapa jiwanya malah masuk ke dalam novel bukan ke masa lampau atau masa depan seperti yang ia baca di sebuah buku.
Langkah Diana langsung terhenti ketika mata abu-abunya menyorot ke arah seorang pria yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam mansion. Badannya langsung mematung menatap pria yang memiliki rupa yang sangat tampan, alis tebal, bibir bawah tebal dan mata tajam bak burung elang. Rahang tegas dan dada kokoh yang tercetak jelas dari balik tuxedo hitam yang ia kenakan membuat pria itu semakin sempurna di mata Diana.
"Di-dia siapa?" tanya Diana tanpa mengalihkan tatapannya dari pria itu, seolah tersihir dengan ketampanannya.
"Dia Tuan Muda Alvaro?" jawab Selly yang menatap aneh pada nona muda.
Lagi, keanehan Selly semakin bertambah pada nona Ayara yang seolah lupa dengan suaminya sendiri dan hanya diam saat melihat kedatangan suaminya. Biasanya nona muda akan bergelayut manja di lengan Alvaro dan menciptakan drama agar suaminya meliriknya. Tapi sekarang tidak.
Lain lagi dengan Diana yang menempati raga Ayara tampak geleng-geleng kepala serta terpukau dengan pemeran utama pria di hadapannya sekarang, ketampanannya di luar nalar. Pantas saja Ayara seperti orang gila dan rela bertingkah seperti wanita murahan hanya untuk mendapatkan cinta suaminya, walaupun endingnya Ayara berakhir tragis. Mengingat ending cerita ini membuat ia meringis.
Alvaro, pria itu berlalu melewati istrinya tanpa menyapa ataupun melirik dan itu sudah hal biasa. Sekitar beberapa langkah melewati Ayara tidak lama seorang pria yang mengenakan pakaian formal menyusul Alvaro dari belakang. Tanpa diberitahu pun Diana sudah tahu siapa pria yang mengikuti pemeran utama pria itu. Ya, asisten Hendrik. Karna sang penulis juga sangat detail mendeskripsikan ciri-ciri fisik setiap tokoh.
_______
Hai semuanya! Cerita ini hanya hiburan semata jadi mungkin tidak sesuai realita.
Jangan lupa like dan komennya ya!
"Apa kamu merasa aneh dengan Ayara?" celetuk Hendrik, membuat pergerakkan tangan Alvaro yang tengah membalikkan lembaran kertas terhenti.
"Maksudmu?" balas Alvaro tak minat. Ya, ia memang tidak pernah berminat membahas tentang istrinya tersebut. Lebih tepatnya istri yang tak pernah ia inginkan.
Hendrik yang duduk bersandar di sofa kini menegakkan tubuhnya."Aku tahu kamu mungkin tidak akan suka jika aku membahas tentang Ayara, tapi hari ini wanita itu itu terlihat seperti orang yang berbeda. Bukankah dia akan lengket dan bergelayut padamu seperti lintah?"
Alvaro mendesah mendengar itu. Ia menatap Hendrik yang menunggu jawabannya."Jangan terus membahas wanita itu!" sentaknya. Menatap tajam.
Hendrik langsung menutup mulutnya rapat. Saking bencinya Alvaro tak suka ia membahas tentang Ayara.
"Aakh!!"
Diana berteriak histeris menatap tubuh yang ia tempat sekarang. Wanita itu sampai jatuh terjungkal ke belakang. Bukan, bukan karna kecantikan wajah pemilik tubuh ini yang membuat ia shock tapi make up tebal yang menor membuat ia persis seperti tante-tante girang.
"Nona Ayara anda kenapa?!" Selly berteriak dari luar pintu kamar karna saat ini pintu dalam keadaan terkunci dari dalam.
Diana tak menghiraukan teriakan pelayan itu, ia lebih fokus menatap penampilannya saat ini di depan cermin.
"Pantas saja Alvaro tidak menyukaimu Ayara bila wajahmu saja seperti ini," ucap Diana menatap dirinya.
Ia mengambil tissu yang terletak di atas meja rias dan menghapus make up yang menempel di wajah tokoh antagonis tersebut. Entah setebal apa bedak yang Ayara kenakan sampai sulit untuk ia hilangkan. Diana berdecak kesal menatap penampilannya saat ini yang benar-benar berantakan di tambah bikini yang melekat di tubuhnya, sangat tidak nyaman. Ia tidak biasa memakai baju terbuka seperti ini.
Setelah beberapa menit berkutat membersihkan wajahnya, Diana menghempaskan tubuhnya ke kasur yang terasa sangat empuk. Matanya menatap langit-langit kamar. Diana baru sadar kamar Ayara sangat luas dan mewah. Seingat cerita yang ia baca Ayara tetap mendapatkan fasilitas dari Alvaro bukan hanya uang belanja tapi juga fasilitas mobil mewah. Tapi sayang, wanita itu tidak bisa mendapatkan cinta Alvaro.
"Nona Ayara. Apa anda baik-baik saja?" Selly masuk ke dalam kamar setelah meminta pelayan lain membuka paksa dengan linggis.
Diana berdecak seraya bangkit dari kasur. Ia menatap Selly yang berdiri di sisi kasur."Kenapa kamu selalu mengikutiku!"
Pelayan wanita itu tersenyum."Apa anda lupa Nona? Saya pelayan pribadi anda."
Kening Diana mengkerut. Seingatnya dalam cerita novel yang ia baca Ayara tidak memiliki pelayan pribadi. Atau mungkin Selly hanya tokoh pelengkap saja tapi jarang di munculkan dalam novel?
"Apa anda butuh sesuatu Nona?" Selly kembali melontarkan pertanyaannya kala melihat keterdiaman nona mudanya.
"Tidak, kamu bisa keluar. Aku ingin sendiri."
Selly mengangguk patuh. Ia keluar dari kamar sesuai perintah Diana. Setelah sepeninggal pelayan pribadi itu Diana bangkit dari kasur, ia membuka lemari pakaian dan wala--Diana di sambut pemandangan pakaian Ayara yang kebanyakan dress mini yang ketat di lemari. Lagi, Diana berdecak. Apa tokoh antagonis selalu seperti ini? Mengenakan pakaian yang kurang bahan. Walaupun dress yang ada di dalam lemari ini sangat indah tapi tetap saja Diana tidak suka pakaian yang terbuka.
Wanita itu mulai mengobrak-abrik pakaian Ayara dalam lemari mencari pakaian yang tidak terlalu terbuka.
"Apa yang terjadi tadi?" tanya Hendrik pada pelayan Selly yang baru saja menuruni anak tangga. Ia sempat mendengar suara teriakan Ayara dari lantai atas.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi, Tuan Hendrik. Tapi yang jelas setelah berjemur di kolam renang tingkah nona muda sudah tampak aneh," jawab Selly apa adanya.
"Sepertinya wanita itu ingin membuat drama lagi untuk menarik perhatian Alvaro." gumam Hendrik yang sudah hafal dengan sifat buruk Ayara.
______
Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komennya ya!
See you di part selanjutnya:)
Diana menatap penampilannya yang kini mengenakan baju kaos putih serta boxer hitam selutut yang entah milik siapa. Ia merasa puas dengan pakaian yang ia kenakan sekarang. Dan sekarang tugas yang harus ia lakukan adalah mencari informasi tentang Ayara. Pasalnya yang ia tahu penulis hanya menceritakan kisah rumah tangga Ayara yang tak harmonis dengan Alvaro tanpa menceritakan keluarga Ayara, penulis lebih menceritakan tentang kedekatan Alvaro dengan tokoh utama wanita. Bukan tanpa alasan Diana melakukan ini untuk mencari tahu jati diri Ayara, tentu agar semakin mudah terlepas dari Alvaro.
Diana memutuskan keluar dari kamar, perutnya sudah keroncongan dan sangat kelaparan. Wanita itu tampak tak memperdulikan tatapan para pelayan yang menatap heran dan aneh dengan nona mudanya. Mengenakan kaos longgar, celana boxer, dan wajah tanpa make up, sungguh ini bukan nona muda Ayara yang mereka kenal, yang selalu berpenampilan anggun dan tak lepas menggunakan make up. Tapi mereka tak memungkiri bila nona muda lebih cantik tanpa membalut wajahnya dengan make up yang membuat ia terlihat lebih dewasa padahal usianya masih 19 tahunan.
"Wah, banyak sekali makanannya!" seru Diana hampir meneteskan air liurnya menatap makanan lezat yang tersaji di atas meja. Tanpa menunggu lama Ia langsung mendudukkan dirinya di kursi kayu. Katakan lah ia tak tahu malu, tapi saat ini ia menempati tubuh Ayara dan ia bebas melakukan apa saja.
Selly terperangah menatap penampilan nona mudanya. Lain lagi dengan asisten Hendrik yang hampir tersedak ludahnya sendiri menatap penampilan baru Ayara.
Suapan demi suapan terus masuk ke dalam mulut mungil Diana. Sungguh, di dunia aslinya ia hanya gadis yatim piatu yang serba kekurangan termasuk untuk menyantap makanan lezat di depannya sekarang sangat jarang bahkan tidak pernah. Tangan Diana mengambil semua lauk yang tersedia di atas meja. Tatapan Diana tak sengaja bertemu dengan Alvaro yang menatap tajam ke arahnya. Pria itu langsung mengurungkan niatnya menyantap makanannya setelah ke datangan sang istri.
Diana meneguk ludahnya kasar, tatapan yang Alvaro berikan berhasil menyerap energinya. Ia menatap semua orang yang ada di ruangan megah itu kini merotasikan tatapan penuh ke arahnya.
"Kenapa kalian melihat ku seperti itu?" cicit Diana. Rasa takut perlahan merambat dalam benaknya. Apalagi sekarang ia berada dalam di dunia novel bukan dunia aslinya.
Alvaro bangkit dari tempat duduknya. Ia beranjak dari tempat itu tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Ingin membuat drama seperti apa lagi Nona? Kamu kira Alvaro akan menyukai perubahan mu yang seperti ini?" ucap Hendrik menatap penuh penghinaan pada Diana.
Entah ada masalah apa dengan Hendrik yang sangat membenci Ayara, semenjak Alvaro menikahinya karna terpaksa. Sementara Diana menatap sengit pada pria di hadapannya sekarang. Ia baru sadar Hendrik memiliki mulut yang lemes dari balik wajahnya yang datar seperti jalan tol.
"Ingat dengan jabatanmu. Kamu hanya bawahan suamiku. Bersikaplah yang sopan dengan ku!" sahut Diana dengan tatapan mengejeknya. Hendrik mengeratkan rahangnya mendengar itu.
Diana tersenyum melihat perubahan raut wajah Hendrik.
•
•
Alvaro yang menuruni anak tangga langsung berhenti sejenak. Matanya menatap bungkusan snack berhamburan di lantai. Suara televisi yang sangat berisik membuat indra pendengarannya sangat terganggu. Kaki panjangnya melangkah ke arah seseorang yang duduk membelakanginya.
Diana terus memasukkan makanan dalam mulutnya tanpa mengalihkan pandangan matanya dari film yang tengah ia tonton tanpa menyadari seseorang sudah memberikan tatapan yang siap menembakkan leser. Kapan lagi ia bisa hidup santai dengan bergelimang harta.
"Khm..."
Deheman yang cukup keras membuat Diana menoleh ke samping. Mata gadis itu langsung melebar menatap sosok Alvaro sudah berada di hadapannya. Meskipun begitu, ia berusaha menormalkan raut wajahnya agar terlihat tenang.
"Kenapa melihat ku seperti itu!" ketus Diana yang benar-benar tak nyaman dengan tatapan Alvaro.
Pria itu merendahkan tubuhnya membuat ia semakin dekat dengan Diana yang meneguk ludahnya kasar.
"Siapa kamu sebenarnya?"
Tiga kata yang terlontar dari bibir Alvaro berhasil membuat jantung Diana berdetak tak karuan.
"Apa maksud mu?! Aku Ayara!" Diana berteriak lantang lalu mendorong Alvaro, hingga pria itu mundur beberapa langkah. Senyuman smirk muncul di bibir Alvaro.
Napas Diana memberat. Tidak mungkin Alvaro mengetahui bila ia menempati raga Ayara.
_____
Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komennya ya!.
See you di part selanjutnya:)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!